PRAKTIKUM INSTRUMENTASI
JUDUL :
A. Latar Belakang
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat
penting dan sebagai sumber daya ekonomis yang paling utama yang
dibutuhkan dalam berbagai kegiatan. Terutama pada era kemajuan teknologi
saat ini, hampir setiap peralatan yang kita gunakan membutuhkan energi listrik.
Contoh peralatan yang digunakan sehari-hari yang tidak dapat digunakan
kecuali dengan pemanfaatan energi listrik adalah lampu sebagai alat
penerangan, Air Conditioner dan kipas angin sebagai pendingin ruangan,
setrika sebagai alat perapih pakaian, dan lain sebagainya.
Selain dapat menggunakan energi listrik, kita juga semestinya mengerti
cara mengukur listrik tersebut. Tentu saja untuk mengukur sebuah besaran, kita
memerlukan alat ukur, dan salah satu yang bisa digunakan untuk menguji dan
mengukur jumlah listrik yang berbeda seperti Arus dalam Ampere, Tegangan
dalam Volt, Tahanan dalam Ohm (Ω) dan lain-lain ini adalah sebuah alat yang
dikenal dengan nama multimeter. Multimeter sering disebut juga sebagai
avometer yang diambil dari singkatan tiga satuan pengukuran ini yaitu Ampere
(A), Volt (V) dan Ohm (O). Ada juga yang menyebutkannya sebagai
multitester yaitu Tester atau alat Tes yang dapat mengukur beberapa jenis
pengukuran listrik.
Pada umumnya, Multimeter dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis
utama yaitu Multimeter Analog (AMM) dan Multimeter Digital (DMM) . Jenis
multimeter yang menggunakan skala jarum untuk mengukur kuantitas listrik
seperti tegangan, arus, dan resistansi (hambatan) ini kita kenal sebagai
multimeter analog. Pada dasarnya, setiap kali kuantitas listrik diukur dengan
multimeter analog akan menampilkan hasilnya dalam bentuk analog yaitu
dengan menggunakan pointer jarum untuk menunjukkan nilai skalanya.
diode dan transistor. Rentang dari alat inipun dapat dipilih secara manual, bahkan
untuk jenis DMM yang lebih mahal, rentangnya dapat terpilih secara
otomatis(Deshpande, 2007:33).
Spesifikasi digital multimeter harus memberi tahu informasi mengenai
faktor puncak maksimum yang dapat ditangani multimeter tersebut dengan tetap
mempertahankan akurasi pengukurannya. Digital multimeter yang baik dapat
menangani faktor puncak yang lebih tinggi . Pada umumnya, digital multimeter
dapat mentolerir faktor puncak di dekat bagian atas skalanya . Oleh karena itu, jika
pengguna mengukur bentuk gelombang dengan faktor puncak tinggi (lebih dari
tiga), rentang digital multimeter harus disesuaikan sehingga tegangan yang diukur
lebih dekat ke pusat rentang pengukuran(Kularatna, 2008:126).
Sama seperti alat ukur lainnya, digital multimeter juga memiliki tingkat
akurat sendiri. Sesuai dengan definisi dari akurasi, yakni sejauh mana nilai terukur
mewakili nilai benar atau diterima dari suatu kuantitas . Keakuratan DMM
memiliki rentang akurasi dari 0,01% ke 0,05%. Sedangkan untuk DMM yang lebih
presisi, seringnya digunakan di laboratorium, memiliki akurasi yang lebih baik
yakni 0,002% (Deshpande, 2007:33).
Menurut Erwinn (2017:14), Sebuah resistor adalah komponen listrik dua
terminal pasif yang mengimplementasikan hambatan listrik sebagai elemen sirkuit.
Resistor bertindak untuk mengurangi arus, dan pada saat yang bersamaan bertindak
untuk tingkat tegangan yang lebih rendah dalam sirkuit. Menurut Yohandri (2016
:30), beberapa aplikasi resistor dalam rangkaian antara lain pembagi arus, pembagi
tegangan, penurun tegangan, pembatas arus, dan lain sebagainya.
digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan
resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita
ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit
resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi . Kadang-kadang
terdapat pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus
dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit
resistansi(Muda, 2013:36)
resistansi beban tersebut. Hukum Ohm dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut:
A. Identifikasi Variabel
1. Kegiatan 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
Variabel Terukur : Resistansi, R (Ω)
Variabel Terhitung : Nilai Toleransi (Ω)
Nilai Minimum (Ω)
Nilai Maksimum (Ω)
2. Kegiatan2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran
Variabel Terukur : Resistansi, R (Ω)
Variabel Terhitung : Nilai Toleransi (Ω)
Nilai Minimum (Ω)
Nilai Maksimum (Ω)
3. Kegiatan 3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter-Voltmeter
Variabel Terukur : Tegangan, V (volt)
Kuat Arus, I (mA)
Variabel Terhitung : Resistansi, R (Ω)
Nilai Minimum (Ω)
Nilai Maksimum (Ω)
Ketidakpastian Resistansi, ∆R (Ω)
Ketidakpastian Tegangan, ∆V (volt)
Ketidakpastian Kuat Arus, ∆I (mA)
B. Definisi Operasional Variabel
1. Resistansi (R) adalah besarnya hambatan sebuah resistor yang tertera pada
badan resistor berupa gelang warna, atau bisa diukur dengan multimeter
digital yang difungsikan sebagai ohmmeter, atau dengan menggunakan
persamaan hukum Ohm, satuannya adalah Ohm(Ω).
2. Tegangan (V) adalah besarnya perbedaan potensial muatan antara dua titik
di dalam suatu medan listrik, diukur menggunakan multimeter digital yang
difungsikan sebagai voltmeter, satuannya adalah volt (V).
3. Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir pada
kawat/rangkaian tiap detiknya, dapat diukur menggunakan multimeter
digital yang difungsikan sebagai amperemeter, satuannya ampere (A).
4. Nilai toleransi adalah nilai yang dapat memperkirakan besar hambatan
yang ada pada resistor, diperoleh dari hasil perkalian antara resistansi dan
toleransi yang terdapat pada badan resistor, atau hasil pengukuran
menggunakan multimeter digital, dan memiliki satuan ohm (Ω).
5. Nilai minimum adalah batas terendah dari nilai sebuah resistor yang
diperoleh dengan mengurangkan resistansi resistor dengan nilai toleransi
yang diperoleh sebelumnya, dan memiliki satuan ohm (Ω).
6. Nilai maksimum adalah batas tertinggi dari nilai sebuah resistor yang
diperoleh dengan menjumlahkan resistansi resistor dengan nilai toleransi
yang diperoleh sebelumnya, dan memiliki satuan ohm (Ω).
7. Ketidakpastian adalah besarnya nilai keraguan tentang hasil pengukuran
resistansi, tegangan, dan kuat arus.
C. Alat dan Bahan
1. Variabel Power Supply 1 buah
2. Multimeter Digital 2 buah
3. Hambatan 3 buah
4. Kabel Penghubung secukupnya
D. Prosedur kerja
1. 3 (tiga) buah resistor toleransi 5% dengan resistansi masing-masing 1000
Ω, 1500 Ω, dan 3300 Ω disiapkan
2. Masing-masing toleransi dihitung resistansinya (dari 5%), resistansi
minimum dan maksimum lalu dicatat pada tabel 1.
3. Resistansi masing-masing resistor diukur secara langsung dengan DMM
sebagai Ohmmeter. Toleransi, resistansi minimum dan maksimum setiap
pengukuran dihitung berdasarkan ketelitian instrument seperti pada contoh
yang telah diberikan pada bagian pengantar lalu hasilnya dicatat pada tabel
2.
A. Hasil Pengamatan
R₁ = |1000 ± 5 %|Ω
R₂ = |1500 ± 5 %|Ω
R₃ = |3300 ± 5 %|Ω
Tabel 1.1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
Resistansi Nilai Toleransi Nilai Min (Ω) Nilai Maks (Ω)
Tertera (Ω) (Ω)
1000 50 950 1050
1500 75 1425 1575
3300 165 3135 3465
= 987 Ω
6. Ketidakpastian R (ΔR)
Rambat ralat
𝑉
R = 𝐼 = VI-1
𝜕𝑅 𝜕𝑅
dR = |𝜕𝑉| 𝑑𝑉 + | 𝜕𝐼 | 𝑑𝐼
𝜕𝑉𝐼−1 𝜕𝑉𝐼−1
dR = | | 𝑑𝑉 + | | 𝑑𝐼
𝜕𝑉 𝜕𝐼
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh dua kesimpulan,
yakni,
1. Prinsip dasar pengukuran tegangan, kuat arus, dan resistansi dengan
menggunakan multimeter digital adalah sebuah resistor dirangkai secara
seri dengan amperemeter dan power supply untuk memperoleh nilai kuat
arus, kemudian kedua kutub resistor diparalelkan dengan voltmeter untuk
memperoleh nilai tegangan. Sedangkan nilai resistansi diperoleh dengan
𝑉
menggunakan persamaan Hukum Ohm yakni R = 𝐼 .
Muallifah, Faqih. 2009. Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur Resistivitas Tanah.
Jurnal Neutrino. Volume 1, Nomor 2
Prasti, D., Djusmin, V. 2012. Aplikasi Menghitung Nilai Hambatan Resistor (Studi
Kasus Pada Mata Kuliah Elektronika). Jurnal Ilmiah d’ComPutarE.
Volume 2. Universitas Cokroaminoto Palopo
Singh, S. 2009. Industrial Instumentation and Control Third Edition. New Delhi :
Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited