Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI

JUDUL :

“ PENGUKURAN DASAR DENGAN MULTIMETER DIGITAL”

TANGGAL PRAKTIKUM : 25 Maret 2021


ASISTEN : AININ ZAHRATUN NISA
NAMA : NURAINI SUKAHAR
NIM : 1912040001
JURUSAN/PRODI : FISIKA/PENDIDIKAN FISIKA

LABORATORIUM FISIKA UNIT ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI


JURUSAN FISIKA FMIPA UNM
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat
penting dan sebagai sumber daya ekonomis yang paling utama yang
dibutuhkan dalam berbagai kegiatan. Terutama pada era kemajuan teknologi

saat ini, hampir setiap peralatan yang kita gunakan membutuhkan energi listrik.
Contoh peralatan yang digunakan sehari-hari yang tidak dapat digunakan
kecuali dengan pemanfaatan energi listrik adalah lampu sebagai alat
penerangan, Air Conditioner dan kipas angin sebagai pendingin ruangan,
setrika sebagai alat perapih pakaian, dan lain sebagainya.
Selain dapat menggunakan energi listrik, kita juga semestinya mengerti
cara mengukur listrik tersebut. Tentu saja untuk mengukur sebuah besaran, kita
memerlukan alat ukur, dan salah satu yang bisa digunakan untuk menguji dan
mengukur jumlah listrik yang berbeda seperti Arus dalam Ampere, Tegangan
dalam Volt, Tahanan dalam Ohm (Ω) dan lain-lain ini adalah sebuah alat yang
dikenal dengan nama multimeter. Multimeter sering disebut juga sebagai
avometer yang diambil dari singkatan tiga satuan pengukuran ini yaitu Ampere
(A), Volt (V) dan Ohm (O). Ada juga yang menyebutkannya sebagai
multitester yaitu Tester atau alat Tes yang dapat mengukur beberapa jenis
pengukuran listrik.
Pada umumnya, Multimeter dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis
utama yaitu Multimeter Analog (AMM) dan Multimeter Digital (DMM) . Jenis
multimeter yang menggunakan skala jarum untuk mengukur kuantitas listrik
seperti tegangan, arus, dan resistansi (hambatan) ini kita kenal sebagai
multimeter analog. Pada dasarnya, setiap kali kuantitas listrik diukur dengan
multimeter analog akan menampilkan hasilnya dalam bentuk analog yaitu
dengan menggunakan pointer jarum untuk menunjukkan nilai skalanya.

Pembacaan pada skala mencerminkan kuantitas yang akan diukur . Sedangkan


Digital Multimeter (DMM) adalah kombinasi kompleks dari Analog to Digital
Converter (ADC), Tampilan Digital (LCD), Komparator, Encoder dan
pengontrol logika dan lain-lain, dan hasil pembacaan dari kuantitas besaran
yang akan diukur ditunjukkan langsung pada layar digital dari DMM dalam
bentuk nilai numerik sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan
pembacaan hasil pengukuran.
DMM memiliki beberapa keunggulan dibandingkan AMM karena
memiliki beberapa fitur khusus untuk mengukur jumlah listrik tambahan. Ini
digunakan untuk menghitung arus listrik, tegangan, resistansi, kapasitansi,
induktansi, impedansi dan lain-lain. Selain itu Digital Multimeter juga

memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan Analog Multimeter.


Beberapa digital multimeter juga sudah memiliki fitur kalibrasi otomatis
sehingga lebih memudahkan penggunaannya.
Oleh karenanya, pada praktikum ini kita perlu mempelajari cara
penggunaan digital multimeter ini dan juga mengetahui prinsip kerja dari alat
ini agar dalam penggunaannya tidak terdapat kekeliruan.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah :
1. Memahami prinsip dasar pengukuran tegangan, kuat arus dan resistansi
dengan multimeter digital
2. Memahami cara menentukan resistansi sebuah resistor beserta toleransinya
berdasarkan nilai tertera, pembacaan langsung multimeter digital dan
pengukuran dengan hukum Ohm
C. Manfaat Praktikum
Secara teoritis, manfaat yang diperoleh adalah mahasiswa dapat memahami
prinsip dasar pengukuran tegangan, kuat arus, dan resistansi dengan multimeter
digital. Mahasiswa juga dapat menetukan resistansi sebuah resistor beserta
toleransinya berdasarkan nilai tertera, pebacaan langsung multimeter digital
dan pengukuran dengan hukum Ohm.
Sedangkan secara praktikum, mahasiswa dapat memahami cara penggunaan
multimeter digital (DMM) dengan baik
BAB II
LANDASAN TEORI

Menurut Adhiem, dkk (2018:36), Alat ukur listrik digunakan untuk


mengukur besaran listrik dalam suatu rangkaian yang umumnya menggunakan alat
ukur multimeter. Multimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran
listrik, seperti kuat arus listrik (𝐼), beda potensial listrik (𝑉), dan hambatan listrik
(𝑅). Multimeter sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu multimeter analog
menggunakan pointer bergerak untuk pembacaannya dan multimeter digital
memiliki tampilan numerik untuk pembacaannya.
Multimeter analog dibuat sekitar abad ke-20. Besaran paling umum yang
dapat diukur menggunakan alat ini yakni tegangan AC dan DC, arus AC dan DC,
dan resistansi resistor. Setelah pembuatan voltmeter digital pada 1955, alat ukur
digital mulai dikembangkan, dan akhirnya pada akhir 1960an terciptalah sebuah
alat ukur yang dikenal sampai hari ini dengan nama Multimeter Digital
(DMM)(Singh, 2009:141).
Digital Multimeter (DMM) adalah alat ukur yang paling banyak digunakan.
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan dan arus baik searah (DC)
maupun bolak-balik (AC), juga dapat digunakan untuk mengukur resistansi sebuah
resistor. Alat ini lebih canggih dalam memfasilitasi pengukuran komponen seperti

diode dan transistor. Rentang dari alat inipun dapat dipilih secara manual, bahkan
untuk jenis DMM yang lebih mahal, rentangnya dapat terpilih secara
otomatis(Deshpande, 2007:33).
Spesifikasi digital multimeter harus memberi tahu informasi mengenai
faktor puncak maksimum yang dapat ditangani multimeter tersebut dengan tetap
mempertahankan akurasi pengukurannya. Digital multimeter yang baik dapat

menangani faktor puncak yang lebih tinggi . Pada umumnya, digital multimeter

dapat mentolerir faktor puncak di dekat bagian atas skalanya . Oleh karena itu, jika
pengguna mengukur bentuk gelombang dengan faktor puncak tinggi (lebih dari
tiga), rentang digital multimeter harus disesuaikan sehingga tegangan yang diukur
lebih dekat ke pusat rentang pengukuran(Kularatna, 2008:126).
Sama seperti alat ukur lainnya, digital multimeter juga memiliki tingkat
akurat sendiri. Sesuai dengan definisi dari akurasi, yakni sejauh mana nilai terukur

mewakili nilai benar atau diterima dari suatu kuantitas . Keakuratan DMM

bergantung sepenuhnya pada sirkuit internalnya. Untuk DMM pada umumnya

memiliki rentang akurasi dari 0,01% ke 0,05%. Sedangkan untuk DMM yang lebih
presisi, seringnya digunakan di laboratorium, memiliki akurasi yang lebih baik
yakni 0,002% (Deshpande, 2007:33).
Menurut Erwinn (2017:14), Sebuah resistor adalah komponen listrik dua
terminal pasif yang mengimplementasikan hambatan listrik sebagai elemen sirkuit.
Resistor bertindak untuk mengurangi arus, dan pada saat yang bersamaan bertindak
untuk tingkat tegangan yang lebih rendah dalam sirkuit. Menurut Yohandri (2016
:30), beberapa aplikasi resistor dalam rangkaian antara lain pembagi arus, pembagi
tegangan, penurun tegangan, pembatas arus, dan lain sebagainya.

Gambar 1.1. Resistor Sumbu Timah


(Sumber : Yohandri, 2016:39)
Pada dasarnya orang-orang telah mudah menghitung sebuah nilai resistor
walaupun masih menggunakan cara-cara yang konvensional, baik itu dengan cara
membaca warna gelang pada sebuah resistor maupun menggunakan alat ukur
hambatan resistor(Prasti, 2012:1).
Untuk mengetahui nilai resistansi dari suatu resistor, bisa digunakan dengan
cara membaca warna gelang dari resistor atau membaca nilai yang tertera pada
badan resistor. Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering

digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan

resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita
ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit
resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi . Kadang-kadang
terdapat pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus
dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit
resistansi(Muda, 2013:36)

Gambar 1.2. Tabel Nilai Resistor


(Sumber : Prasti, 2012:2)
Sebagai contoh, jika sebuah resistor mempunyai kode warna coklat, hijau,
merah, dan perak, maka nilai dari resistor tersebut adalah 15 x 102 Ω atau 1500 Ω.
Gelang perak menunjukkan nilai toleransi yang besarnya adalah 10%(Yohandri,
2016:39).
Menurut Muallifah (2009:180), Pada rangkaian listrik sederhana berlaku
hukum Ohm yang menyatakan bahwa beda potensial akibat suatu beban berbanding
lurus dengan arus listrik. Konstanta proportionalitas dalam kesebandingan adalah

resistansi beban tersebut. Hukum Ohm dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut:

V = I.R …………………………………………. (1)


Sehingga diperoleh,
𝑉
R = ……………………………….…………. (2)
𝐼
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Identifikasi Variabel
1. Kegiatan 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
Variabel Terukur : Resistansi, R (Ω)
Variabel Terhitung : Nilai Toleransi (Ω)
Nilai Minimum (Ω)
Nilai Maksimum (Ω)
2. Kegiatan2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran
Variabel Terukur : Resistansi, R (Ω)
Variabel Terhitung : Nilai Toleransi (Ω)
Nilai Minimum (Ω)
Nilai Maksimum (Ω)
3. Kegiatan 3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter-Voltmeter
Variabel Terukur : Tegangan, V (volt)
Kuat Arus, I (mA)
Variabel Terhitung : Resistansi, R (Ω)
Nilai Minimum (Ω)
Nilai Maksimum (Ω)
Ketidakpastian Resistansi, ∆R (Ω)
Ketidakpastian Tegangan, ∆V (volt)
Ketidakpastian Kuat Arus, ∆I (mA)
B. Definisi Operasional Variabel
1. Resistansi (R) adalah besarnya hambatan sebuah resistor yang tertera pada
badan resistor berupa gelang warna, atau bisa diukur dengan multimeter
digital yang difungsikan sebagai ohmmeter, atau dengan menggunakan
persamaan hukum Ohm, satuannya adalah Ohm(Ω).
2. Tegangan (V) adalah besarnya perbedaan potensial muatan antara dua titik
di dalam suatu medan listrik, diukur menggunakan multimeter digital yang
difungsikan sebagai voltmeter, satuannya adalah volt (V).
3. Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir pada
kawat/rangkaian tiap detiknya, dapat diukur menggunakan multimeter
digital yang difungsikan sebagai amperemeter, satuannya ampere (A).
4. Nilai toleransi adalah nilai yang dapat memperkirakan besar hambatan
yang ada pada resistor, diperoleh dari hasil perkalian antara resistansi dan
toleransi yang terdapat pada badan resistor, atau hasil pengukuran
menggunakan multimeter digital, dan memiliki satuan ohm (Ω).
5. Nilai minimum adalah batas terendah dari nilai sebuah resistor yang
diperoleh dengan mengurangkan resistansi resistor dengan nilai toleransi
yang diperoleh sebelumnya, dan memiliki satuan ohm (Ω).
6. Nilai maksimum adalah batas tertinggi dari nilai sebuah resistor yang
diperoleh dengan menjumlahkan resistansi resistor dengan nilai toleransi
yang diperoleh sebelumnya, dan memiliki satuan ohm (Ω).
7. Ketidakpastian adalah besarnya nilai keraguan tentang hasil pengukuran
resistansi, tegangan, dan kuat arus.
C. Alat dan Bahan
1. Variabel Power Supply 1 buah
2. Multimeter Digital 2 buah
3. Hambatan 3 buah
4. Kabel Penghubung secukupnya
D. Prosedur kerja
1. 3 (tiga) buah resistor toleransi 5% dengan resistansi masing-masing 1000
Ω, 1500 Ω, dan 3300 Ω disiapkan
2. Masing-masing toleransi dihitung resistansinya (dari 5%), resistansi
minimum dan maksimum lalu dicatat pada tabel 1.
3. Resistansi masing-masing resistor diukur secara langsung dengan DMM
sebagai Ohmmeter. Toleransi, resistansi minimum dan maksimum setiap
pengukuran dihitung berdasarkan ketelitian instrument seperti pada contoh
yang telah diberikan pada bagian pengantar lalu hasilnya dicatat pada tabel
2.

Gambar 1.1 Rangkaian Pengukuran


(Sumber: Modul, 2021)
4. Rangkaian dibuat seperti pada gambar 1.1 untuk masing-masing resistor.
Tegangan sumber ditetapkan sebesar 10 volt lalu tegangan dan kuat arus
rangkaian diukur dengan menggunakan DMM. Hasil pengukuran tegangan
dan kuat arus beserta toleransinya masing-masing dicatat. Berdasarkan
nilai tegangan dan kuat arus beserta toleransinya, resistansi resistor
dihitung menggunakan (R = V / I) beserta toleransi, nilai minimum dan
maksimumnya. Semua hasil pengukuran dan perhitungan dihitung pada
tabel 3.
E. Teknik Analisis Data
1. Penentuan resistansi secara langsung dengan membaca gelang warna pada
badan resistor. Kemudian ditentukan nilai toleransi, nilai minimum, dan
nilai maksimum dengan menggunakan rumus:
Nilai Toleransi = Resistansi tertera x Toleransi
Nilai Minimum = Resistansi tertera – Nilai toleransi
Nilai Maksimum = Resistansi tertera + Nilai toleransi
2. Penentuan resistansi secara pengukuran menggunakan multimeter digital
yang difungsikan sebagai ohmmeter. Resistansi terukur, nilai toleransi,
nilai minimum, dan nilai maksimum dihitung berdasarkan ketelitian
ohmmeter DMM (SANWA CD771) = ± (1,2% + 5 digit).
3. Penentuan resistansi dengan metode ammeter – voltmeter. ∆V, ∆I, R = V/I,
∆R, nilai minimum, dan nilai maksimum dihitung berdasarkan ketelitian
voltmeter DMM (SANWA CD771) = ±(0,9% + 2 digit) dan ketelitian
ammeter DMM (SANWA CD771) = ±(1,4% +3 digit).
4. Untuk nilai toleransi pada kegiatan 2 dan 3, serta nilai ∆V dan ∆I diperoleh
melalui 3 langkah, yakni dengan mengalikan pembacaan yang ditunjukkan
oleh DMM dengan persen ketelitiannya, lalu hasil perkalian dibulatkan
hingga jumlah digit signifikan yang sama dengan hasil pembacaan
sebelumnya, lalu hasil dari langkah 2 diambil dan dijumlahkan dengan
nilai digit paling kecil kolom pembacaan.
5. Nilai ∆R diperoleh dengan menggunakan metode rambat ralat sehingga:
Δ𝑉 Δ𝐼
ΔR =|𝑉 + |𝑅
𝐼
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
R₁ = |1000 ± 5 %|Ω
R₂ = |1500 ± 5 %|Ω
R₃ = |3300 ± 5 %|Ω
Tabel 1.1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
Resistansi Nilai Toleransi Nilai Min (Ω) Nilai Maks (Ω)
Tertera (Ω) (Ω)
1000 50 950 1050
1500 75 1425 1575
3300 165 3135 3465

Tabel 1.2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran


Ketelitian Ohmmeter DMM (SANWA CD771) = ± (1,2% + 5 digit)
Resistansi Resistansi Nilai Nilai Min Nilai Maks
Tertera (Ω) Terukur (Ω) Toleransi (Ω) (Ω) (Ω)
1000 983 11,801 971,199 994,801
1500 1483 17,801 1465,199 1500,801
3300 3291 39,497 3251,503 3330,497

Tabel 1.3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter-Voltmeter


Ketelitian Voltmeter DMM (SANWA CD771) = ± (0,9% + 2 digit)
Ketelitian Ammeter DMM (SANWA CD771) = ± (1,4% + 3 digit)
𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 10 V
Tegangan ΔV Arus ΔI Resistansi (Ω)
(V) (V) (mA) (mA) R=V/I ΔR Min Maks
10,04 0,11 10,17 0,17 987 29,61 957,39 1016,61
10,07 0,11 6,75 0,12 1492 44,76 1447,24 1536,76
10,07 0,11 3,02 0,07 3334 100,02 3233,98 3434,02
B. Analisis Data
Kegiatan 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
1. Resistansi Tertera = 1000 Ω
2. Toleransi = 5 %
3. Nilai Toleransi = Resistansi Tertera x Toleransi
= 1000 Ω x 5%
= 50 Ω
2. Nilai Minimum = Resistansi Tertera – Nilai Toleransi
= 1000 Ω – 50 Ω
= 950 Ω
3. Nilai Maksimum = Resistansi Tertera + Nilai Toleransi
= 1000 Ω + 50 Ω
= 1050 Ω
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh :
Tabel 1.4. Hasil Perhitungan Resistansi Secara Langsung
Resistansi Tertera Nilai Toleransi Nilai Min Nilai Maks
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω)
1000 50 950 1050
1500 75 1425 1575
3300 165 3135 3465

Kegiatan 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran


Ketelitian Ohmmeter DMM (SANWA CD771) = ± (1,2 % + 5 digit)
1. Resistansi Tertera = 1000 Ω
2. Resistansi Terukur = 983 Ω
3. Nilai Toleransi = (Resistansi Terukur x Ketelitian) + (Nilai terkecil x Digit
ketelitian)
= (983 Ω x 1,2 %) + (0,001 x 5)
= 11,796 + 0,005
= 11,801 Ω
4. Nilai Minimum = Resistansi Terukur – Nilai Toleransi
= 983 Ω - 11,801 Ω
= 971,199 Ω
5. Nilai Maksimum = Resistansi Terukur + Nilai Toleransi
= 983 Ω + 11,801 Ω
= 994,801 Ω
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh :
Tabel 1.5. Hasil Perhitungan Resistansi Secara Pengukuran
Resistansi Resistansi Nilai Nilai Min Nilai Maks
Tertera (Ω) Terukur (Ω) Toleransi (Ω) (Ω) (Ω)
1000 983 11,801 971,199 994,801
1500 1483 17,801 1465,199 1500,801
3300 3291 39,497 3251,503 3330,497

Kegiatan 3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter-Voltmeter


Ketelitian Voltmeter DMM (SANWA CD771) = ± (0,9% + 2 digit)
Ketelitian Ammeter DMM (SANWA CD771) = ± (1,4% + 3 digit)
1. Tegangan = 10,04 V
2. Ketidakpastian V (ΔV) = (Tegangan x Ketelitian Voltmeter) + (Nilai
terkecil x Digit ketelitian)
= (10,04 x 0,9 %) + (0,01 x 2)
= 0,09 + 0,02
= 0,11 V
3. Arus = 10,17 mA
4. Ketidakpastian I (ΔI) = (Arus x Ketelitian Ammeter) + (Nilai
terkecil x Digit ketelitian)
= (10,17 x 1,4 %) + (0,01 x 3)
= 0,14 + 0,03
= 0,17 mA
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
5. Resistansi = 𝐴𝑟𝑢𝑠
10,04 𝑉
= 10,17 𝑚𝐴

= 987 Ω
6. Ketidakpastian R (ΔR)
Rambat ralat
𝑉
R = 𝐼 = VI-1
𝜕𝑅 𝜕𝑅
dR = |𝜕𝑉| 𝑑𝑉 + | 𝜕𝐼 | 𝑑𝐼
𝜕𝑉𝐼−1 𝜕𝑉𝐼−1
dR = | | 𝑑𝑉 + | | 𝑑𝐼
𝜕𝑉 𝜕𝐼

dR = |𝐼 −1 |𝑑𝑉 + |𝑉𝐼 −2 |𝑑𝐼


𝑑𝑅 𝐼−1 𝑉𝐼−2
=| | 𝑑𝑉 + | | 𝑑𝐼
𝑅 𝑅 𝑅
𝑑𝑅 𝐼−1 𝑉𝐼−2
= |𝑉𝐼−1 | 𝑑𝑉 + |𝑉𝐼−1 | 𝑑𝐼
𝑅
𝑑𝑅 𝑑𝑉 𝑑𝐼
=| |+ | |
𝑅 𝑉 𝐼
∆𝑅 ∆𝑉 ∆𝐼
=| |+ | |
𝑅 𝑉 𝐼
∆𝑉 ∆𝐼
∆𝑅 = [| 𝑉 | + | 𝐼 |] 𝑅
0,11 0,17
∆𝑅 = [|10,04| + |10,17|] 987 𝛺

∆𝑅 = [|0,01| + |0,02|] 987 𝛺


∆𝑅 = [0,03] 987 𝛺
∆𝑅 = 29,61 𝛺
7. Nilai Minimum = Resistansi – ΔR
= 987 Ω – 29,61 Ω
= 957,39 Ω
8. Nilai Maksimum = Resistansi + ΔR
= 987 Ω + 29,61 Ω
= 1016,61 Ω
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh :
Tabel 1.6. Hasil Perhitungan Resistansi Metode Ammeter-Voltmeter
Tegangan ΔV Arus ΔI Resistansi (Ω)
(V) (V) (mA) (mA) R=V/I ΔR Min Maks
10,04 0,11 10,17 0,17 987 29,61 957,39 1016,61
10,07 0,11 6,75 0,12 1492 44,76 1447,24 1536,76
10,07 0,11 3,02 0,07 3334 100,02 3233,98 3434,02
C. Pembahasan
Ada tiga cara untuk menentukan resistansi sebuah resistor yang juga
dibagi pada tiga jenis kegiatan pada praktikum ini. Pada kegiatan pertama
dilakukan cara pertama yakni penentuan secara langsung dilakukan dengan
mengidentifikasi spesifikasi pada badan resistor, lebih khusus pada praktikum
ini dilakukan dengan melihat gelang warna pada badan resistor. Pada
praktikum ini digunakan tiga buah resistor dengan resistansi berturut-turut
1000 Ω, 1500 Ω, 3300 Ω dengan toleransi 5% pada setiap resistor.
Untuk resistor pertama dengan resistansi 1000 Ω diperoleh nilai toleransi
sebesar 50 Ω dengan nilai minimum sebesar 950 Ω dan nilai maksimum sebesar
1050 Ω. Artinya resistor ini dapat mengukur hambatan pada kisaran 950 Ω
sampai dengan 1050 Ω. Untuk resistor kedua dengan resistansi 1500 Ω
diperoleh nilai toleransi sebesar 75 Ω dengan nilai minimum sebesar 1425 Ω
dan nilai maksimum sebesar 1575 Ω. Artinya resistor ini dapat mengukur
hambatan pada kisaran 1425 Ω sampai dengan 1575 Ω. Untuk resistor ketiga
dengan resistansi 3300 Ω diperoleh nilai toleransi sebesar 165 Ω dengan nilai
minimum sebesar 3135 Ω dan nilai maksimum sebesar 3465 Ω. Artinya resistor
ini dapat mengukur hambatan pada kisaran 3135 Ω sampai dengan 3465 Ω.
Pada kegiatan kedua, penentuan resistansi dilakukan dengan pengukuran
menggunakan ohmmeter DMM (SANWA CD771) dengan ketelitian ± (1,2%
+ 5 digit). Untuk resistor pertama dengan resistansi 1000 Ω, diperoleh nilai
resistansi pada pengukuran yakni 983 Ω, dengan nilai toleransi sebesar 11,801
Ω, nilai minimum sebesar 971,199 Ω dan nilai maksimum sebesar 994,801 Ω.
Artinya resistor ini dapat mengukur hambatan pada kisaran 971,199 Ω sampai
dengan 994,801 Ω. Untuk resistor kedua dengan resistansi 1500 Ω, diperoleh
nilai resistansi pada pengukuran yakni 1483 Ω, dengan nilai toleransi sebesar
17,801 Ω, nilai minimum sebesar 1465,199 Ω dan nilai maksimum sebesar
1500,801 Ω. Artinya resistor ini dapat mengukur hambatan pada kisaran
1465,199 Ω sampai dengan 1500,801 Ω. Untuk resistor ketiga dengan
resistansi 3300 Ω, diperoleh nilai resistansi pada pengukuran yakni 3291 Ω,
dengan nilai toleransi sebesar 39,497 Ω, nilai minimum sebesar 3251,503 Ω
dan nilai maksimum sebesar 3330,497 Ω. Artinya resistor ini dapat mengukur
hambatan pada kisaran 3251,503 Ω sampai dengan 3330,497 Ω .
Pada kegiatan ketiga, penentuan resistansi resistor dilakukan dengan
menggunakan hukum ohm. Pada kegiatan ini membutuhkan dua buah
multimeter digital yang difungsikan sebagai ammeter dan voltmeter dengan
tegangan sumber yang berasal dari power supply sebesar 10 volt. Untuk
resistor pertama dengan resistansi 1000 Ω, diperoleh tegangan sebesar 10,04 V
dengan ketidakpastian dari tegangan sebesar 0,11 V. Juga diperoleh kuat arus
sebesar 10,17 mA dengan ketidakpastian kuat arus sebesar 0,17 mA. Dari
keempat data tersebut diperolehlah resistansi dari resistor pertama sebesar 987
Ω serta ketidakpastian dari resistor sebesar 29,61 Ω. Nilai minimum yang
diperoleh sebesar 957,39 Ω dan nilai maksimum sebesar 1016,61 Ω. Artinya
resistor ini dapat mengukur hambatan pada kisaran 957,39 Ω sampai dengan
1016,61 Ω. Untuk resistor kedua dengan resistansi 1500 Ω, diperoleh tegangan
sebesar 10,07 V dengan ketidakpastian dari tegangan sebesar 0,11 V. Juga
diperoleh kuat arus sebesar 6,75 mA dengan ketidakpastian kuat arus sebesar
0,12 mA. Dari keempat data tersebut diperolehlah resistansi dari resistor kedua
sebesar 1492 Ω serta ketidakpastian dari resistor sebesar 44,76 Ω. Nilai
minimum yang diperoleh sebesar 1447,24 Ω dan nilai maksimum sebesar
1536,76 Ω. Artinya resistor ini dapat mengukur hambatan pada kisaran
1447,24 Ω sampai dengan 1536,76 Ω. Untuk resistor ketiga dengan resistansi
3300 Ω, diperoleh tegangan sebesar 10,07 V dengan ketidakpastian dari
tegangan sebesar 0,11 V. Juga diperoleh kuat arus sebesar 3,02 mA dengan
ketidakpastian kuat arus sebesar 0,07 mA. Dari keempat data tersebut
diperolehlah resistansi dari resistor ketiga sebesar 3334 Ω serta ketidakpastian
dari resistor sebesar 100,02 Ω. Nilai minimum yang diperoleh sebesar 3233,98
Ω dan nilai maksimum sebesar 3434,02 Ω. Artinya resistor ini dapat mengukur
hambatan pada kisaran 3233,98 Ω sampai dengan 3434,02 Ω.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh dua kesimpulan,
yakni,
1. Prinsip dasar pengukuran tegangan, kuat arus, dan resistansi dengan
menggunakan multimeter digital adalah sebuah resistor dirangkai secara
seri dengan amperemeter dan power supply untuk memperoleh nilai kuat
arus, kemudian kedua kutub resistor diparalelkan dengan voltmeter untuk
memperoleh nilai tegangan. Sedangkan nilai resistansi diperoleh dengan
𝑉
menggunakan persamaan Hukum Ohm yakni R = 𝐼 .

2. Penentuan resistansi resistor beserta nilai toleransinya berdasarkan nilai


tertera dapat dilakukan dengan melakukan pembacaan gelang warna pada
badan resistor. Sedangkan penentuan resistansi resistor beserta nilai
toleransinya secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan
multimeter digital yang difungsikan sebagai ohmmeter. Dan penentuan
resistansi resistor beserta nilai toleransinya juga dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan hukum ohm, dan dua buah multimeter digital
yang difungsikan sebagai voltmeter dan ammeter.
B. Saran
1. Bagi praktikan, diharapkan untuk lebih teliti pada saat pengambilan data di
laboratorium agar memperoleh data yang lebih akurat.
2. Bagi asisten, diharapkan untuk senantiasa membimbing setiap praktikan
dan senantiasa memperhatikan proses pengambilan data oleh praktikan
agar tidak terjadi kesalahan
3. Bagi laboran, diharapkan memeriksa dan memastikan bahwa setiap alat dan
bahan yang akan digunakan pada praktikum masih berfungsi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Adhiem, A., Rahmawati, E., Kholiq, A. 2018. Rancang Bangun Amperemeter


Digital Berbasis Metode Induksi Elektromagnetik. Jurnal Inovasi Fisika
Indonesia. Volume 07 Nomor 02. Universitas Negeri Surabaya.

Deshpande, N. 2007. Electronic Devices & Circuits : Principles and Applications.


New Delhi : Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited

Erwinn, Robert. 2017. Elektronik Kelautan : Engine Control Module. Jakarta :


Penerbit Multi Media Gramedia

Kularatna, Nihal. 2008. Digital and Analogue Instrumentation Testing and


Measurement. London : The Institution of Engineering and Technology

Muallifah, Faqih. 2009. Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur Resistivitas Tanah.
Jurnal Neutrino. Volume 1, Nomor 2

Muda, Imam. 2013. Elektronika Dasar. Malang : Penerbit Gunung Samudera

Prasti, D., Djusmin, V. 2012. Aplikasi Menghitung Nilai Hambatan Resistor (Studi
Kasus Pada Mata Kuliah Elektronika). Jurnal Ilmiah d’ComPutarE.
Volume 2. Universitas Cokroaminoto Palopo

Singh, S. 2009. Industrial Instumentation and Control Third Edition. New Delhi :
Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited

Yohandri., dan Asrizal. 2016. Elektronika Dasar 1 : Komponen, Rangkaian, dan


Aplikasi Edisi Pertama. Jakarta : Penerbit Kencana
DOKUMENTASI

Gambar 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter-Voltmeter


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai