3. Teori kabut atau teori nabula, dikemukakan oleh Immanuel Kant (1724-
1804) dan Piere simon de laplace (1749-1827) mengatakan bahwa tata
surya berasal dari awan gas raksasa yang mengerut sambil berputar akibat
adanya gaya gravitasi. Saat mengerut gerak rotasinya semakin bertambah
sehingga berupa bola kemudian menjadi piringan yang terus berputar
yang selanjutnya bagian dari piringan ini terlempar kemudian memadat
sehingga menjadi planet2 dan satelitnya.
Teori kabut ini kemudian didukung oleh pengamatan para ahli
menggunakan teropong optik, dimana hasil pengamatan ini :
a. Semua planet mengelilingi matahari dalam arah yang berlawanan
dengan arah jarum jam, begitu juga gerak rotasi matahari.
b. Kecuali Merkurius bidang orbit semua planet hampir berimpit.
c. Eksentrisitas orbit planet2 hampir nol (orbitnya hampir berbentuk
lingkaran) kecuali merkurius
d. Kecuali venus dan uranus semua planet berotasi searah dengan arah
orbitnya.
e. Momentum sudut tata surya terkonsentrasi pada planet2
f. Satelit2 planet sebagian besar berevolusi dalam arah yang sama dengan
arah rotasi planet induknya, dan terletak dibidang equator planet yang
bersangkutan
g. Adanya unsur2 berat seperti nitrogen dan oksigen yang tidak mungkin
terbentuk di matahari, hanya mungkin pada inti bintang yang massanya
sangat besar yang terlempar keluar pada saat tahap akhir evolusi melalui
ledakan supernova
b. Tata surya dan Planet-planetnya
Berdasarkan orbit planet dari bumi, planet terbagi atas dua macam :
1. Planet inferior, adalah planet2 yang orbitnya terletak disebelah dalam
orbit bumi, yaitu merkurius dan venus. Dalam orbitnya mengelilingi
matahari, planet2 inferior tampak berpindah2 kedudukannya jika dilihat
dari bumi. Hal ini disebabkan oleh konfigurasi planet, bumi dan matahari
selalu berubah.
Sudut yang terbentuk oleh posisi planet terhadap matahari dan bumi
disebut sudut elongasi. Pada saat sudut elongasi bernilai nol maka posisi
planet inferior berada antara bumi dan matahari, hal ini disebut sebagai
konjungsi bawah
2. Planet superior adalah planet2 yang orbitnya terletak disebelah luar
orbit bumi, yaitu: mars, yupiter, saturnus, uranus, neptunus dan pluto.
Karena kedudukan uperior terletak diluar orbit bumi, maka Sudut elongasi
nol hanya terjadi sekali saja yaitu pada saat konjungsi
HUKUM TITUS-BODE
Pada tahun 1706 dua orang Jerman Titus dan Bode mencoba membuat
rumus empiris yang dapat digunakan dalam penentuan jarak planet
dengan matahari, yaitu:
D = 0,4 + 0,3 x 2n
dimana D adalah jarak planet dari matahari yang diukur dalam satuan
astronomi (SA). Satuan astronomi merupakan jarak rata2 bumi-matahari
sebesar 150 juta km. Harga n merupakan -∞ untuk merkurius, 0 untuk
venus dan bertambah satu untuk planet2 berikutnya.
Hukum empiris dari Titus Bode ternyata tidak terlalu besar kesalahannya
sampai uranus, namun untuk neptunus dan pluto kesalahannya sangat
besar
Orbit planet2 yang berbentuk elips menyebabkan jarak planet ke matahari
selalu berubah. Jika planet menencapai titik terdekatnya dengan matahari
disebut titik perihelion dan jika mencapai titik terjauhnya dengan matahari
maka disebut titik aphelion.
Orbit bumi mengelilingi matahari terletak pada satu bidang yang dinamakan
bidang ekliptika