Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

INSTRUMENTASI FISIKA

ALAT UKUR DIGITAL

OLEH :

S. ABDULLAH AHMAD

(08072621620002)

DOSEN PENGASUH :

Dr. Menik Ariani, M.Si

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PRODI MIPA FISIKA

TAHUN 2016/2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Pengertian Alat Ukur Digital

Alat ukur listrik adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran - besaran listrik
yang mengalir seperti hambatan listrik (R) , Kuat Arus listrik (I) , Beda Potensial listrik (V) ,
Daya listrik (P) , dan lainnya. Terdapat dua jenis alat ukur yang digunakan yaitu alat ukur
analog dan alat ukur digital.
Mengukur pada hakekatnya membandingkan suatu besaran yangbelum diketahui
besarannya dengan besaran lain yang diketahui besarnya. Untuk keperluan tersebut
diperlukan alat ukur.Pekerjaan pengukuran, memerlukan alat ukur yang baik. Alat ukuryang
baik setidak-tidaknya mengandung informasi besaran-besaran yang diukur yang sesuai
dengan kondisi senyatanya. Akan tetapi didalam proses pengukuran terdapat kekeliruan-
kekeliruan. Ada 2 kelompok kekeliruan, yaitu kekeliruan sistematik (berkaitan denganalat
ukur, metode pengukuran, dan faktor manusia) dan kekeliruan acak (berkaitan dengan faktor
non teknis/sistematik).Pada prinsipnya memilih alat ukur listrik adalah upaya untuk
mendapatkan alat ukur yang sesuai dengan besaran-besaran listrik yang hendak diketahui
nilai besarannya. Hal ini berkaitan dengan upaya untuk menentukan nilai kuantitas besaran
listrik yang hendak diketahui. Adapun yang akan dibahas kali ini mengenai alat ukur Digital.
Alat ukur digital adalah alat ukur yang menunjukan besaran yang diukur dalam
bentuk angka. Dengan alat ukur digital kesalahan pembacaan dihilangkan oleh penunjukan
langsung dengan angka dari besaran yang diukur, dan titik desimal ditunjukan pula secara
langsung untuk memudahkan pengukuran.
Disamping ini ada keuntungan-keuntungan lain seperti penggunaan signal-signal
digital untuk pencetakan(printing out) atau perekaman langsung pada pita berlubang atau pita
magnetis atau selanjutnya untuk berhubungan langsung. Komputer-komputer alat-alat digital
untuk menambah efisiensi pengolahan data.
Didalam alat ukur digital, dikenal suatu bagian komponen yang digunakan untuk
merubah sistem analog ke digital yang dsebut dengan AD konvekter. Alat ukur digital saat
sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, mudah dioperaikan, dan praktis.

BAB 2
PEMBAHASAN

2. Macam-macam Alat Ukur Digital


A. TERMOMETER DIGITAL

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan
adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu
dengan valid.
Termometer digital memiliki beberapa jenis menurut cara pemakaiannya, ada yang
diletakakan pada telinga dan ada pula yang di letakkan pada mulut untuk memperoleh hasil
pengukurannya tetapi memiliki prinsip kerja yang sama dengan termometer yang lainnya
yaitu pemuaian.

Pada termometer digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian
memuai dan pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan ditampilkan
dalam bentuk angka yang langsung bisa dibaca. Termometer digital biasanya dilengkapi
dengan bunyi (misalnya bip) yang akan memberitahukan bahwa pengukuran suhu telah
selesai dilakukan.
Termometer air raksa sangat akurat dan murah harganya. Sayangnya, bila jatuh akan
langsung pecah sehingga tidak terlalu dianjurkan penggunaannya pada bayi dan balita.
Termometer digital lebih mahal harganya tetapi relatif lebih aman penggunaannya.

CARA PENGUKURAN TERMOMETER


Cara pengukuran umumnya sama dengan cara pengukuran dengan memakai
termometer konvensional (air raksa), hanya saja Anda tidak perlu melihat jam untuk
mengetahui kapan pengukuran suhu selesai.Walau demikian, biasakan membaca dahulu
petunjuk yang disertakan oleh pabrik pembuat termometer tersebut. Sebab mungkin saja
termometer yang Anda beli memerlukan cara berbeda untuk pemakaiannya.
PRINSIP KERJA TERMOMETER DIGITAL
Sensor yg berupa PTC atau NTC dengan tingkat sensitifitas tinggi akan berubah nilai
tahanannya jika terjadi sebuah prubahan suhu yg mengenainya..Perubahan nilai tahanan ini
linear dengan perubahan arus, sehingga nilai arus ini bisa dikonversi ke dalam bentuk
tampilan display- Sebelum dikonversi, nilai arus ini di komparasi dengan nilai acuan dan nilai
offset di bagian komparator, fungsinya untuk menerjemahkan setiap satuan amper ke dalam
satuan volt yg akan dikonversi ke display.Kalibrasinya biasa menggunakan kalibrator manual
atau otomatis, kalibrator manual suhu yg dikenakan ke sensor adalah suhu pemanas nyata
dimulai dari 0 derajat untuk setting ofsetnya. Kalibrasi otomatis terdiri dari suhu pemanas dan
checker untuk gain dalam rangkaian komparatornya. Material Penyusunnya :
sensor PTC/ NTC
komparator (OP-amp dan sejenisnya)
Analog to Digital konverter
dekoder display (IC 7447 TTL misalnya)
display (7 segmen, LCD, monitor)

B. MULTIMETER DIGITAL
Multimeter sering digunakan dalam pengukuran besaran-besaran listrik. Selain itu alat
ini juga atau biasa disebut AVO (Ampere, Volt, dan Ohm) meter yang artinya suatu alat ukur
yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (I) dengan satuan ampere, mengukur
tegangan listrik (V) dengan satuan volt, dan untuk mengukur besarnya tahanan listrik dengan
satuan ohm.
Multimeter digital memiliki resistansi konstan 1M (often 10 M) untuk seluruh
jangkah ukur tegangan DC ini lebih dari cukup untuk seluruh rangkaian.
Pengukuran arus dan tegangan dengan multimeter
1. Pilih jangkah ukur dengan lebih besar dari dengan pembacaan yang masih dapat
dilakukan.
2. Sambungkan meter, yakinlah sambungan pada sisi yang benar.

Multimeter sangat mudah rusak oleh perlakuan sembrono mohon diperhatikan hal ini:
Selalu melepas meter sebelum memindah jangkah ukur
Selalu periksa letak jangkah sebelum dihubungkan kerangkaian
Jangan membiarkan pengukuran arus paling besar resiko kerusakannya berada pada
resistansi rendah.

Pengukuran resistansi dengan Digital Multimeter


1. Letakkan jangkah ukur lebih besar dari yang ada. Perhatikan penampil menunjukan off
dari skala (biasanya kososng atau 1 pada sisi kiri).
2. Lebih besar dari yang ada Sentuhkan ujung pengukur meter bersama dan periksa apakah
terbaca nol, jika tidak nol, putar saklar set zero jika tidak coba lagi.
3. Letakkan ujung penduga ke komponen.
Jauhi sentuhan lebih dari satu sambungan pada waktu yang sama atau anda akan
dapatkan kenaikan pembacaan.

C. VOLTMETER DIGITAL
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. ditambah
alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali
lipat. Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus.
Pada voltmeter digital menunjukan tegangan dapat pula untuk mengukur tahanan
meter-meter voltohm atau dapat untuk dua-duanya tegangan DC dan DC. Metode-metode
yang dipakai secara garis besar dapat dilkaukan dengan metode perbandingan. Metode
perbandingan Voltmeter berdasarkan metode ini mempunyai suatu tegangan standar berkode
yang dibandingkan oleh suatu amplifier pembanding. Adapaun tegangan standar dapat
berubah secara otomatis sampai menyamai tegangan yang diukur kemudian tegangan standar
yang berkode ini ditunjukan secara bilangan. Metode ini memiliki beberapa sifat sedemikian
rupa sehingga perbandingan langsung antara tegangan yang diukur dan tegangan standar
menjamin ketelitian dan ketepatan pengukuran.

D. AMPEREMETER DIGITAL
Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik. Amperemeter biasanya
dipasang secara seri (berderet) dengan elemen listrik. Dalam praktikum sumber listrik arus
searah, amperemeter biasanya digunakan untuk mengukur besarnya arus yang mengalir pada
kawat penghantar.
Pada amperemeter digital sistem yang dimiliki, hampir sama dengan sistem yang ada
pada volt meter digital. Yang membedakan hanya pada besar dan cara pengukurannya. Selain
itu, isyarat yang masuk tetap diubah dari analog ke digital. Adapun metode yang dipakai pada
alat ini yaitu metode perbandingan. Metode perbandingan, amperemeter berdasarkan metode
ini mempunyai suatu kuat arus standar berkode yang berubah-ubah, dengan mana arus yang
diukur dibandingkan oleh suatu amplifier pembanding.

E. NERACA DIGITAL
Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi dalam
tinjauan fisika kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi gravitasi, sedangkan
berat dipengaruhi oleh gravitasi. Fungsi dari neraca elektrik maupun bukan elektrik secara
umum adalah sebagai alat pengukur massa. Kegunaan neraca ini tergantung dari skala dari
neraca tersebut misal neraca/timbangan elektrik yang ada di pasar swalayan dengan yang di
laboratorium tentu sensitivitas dan skala neracanya jauh berbeda.
a. Proses Pengukuran
Secara umum proses meninbang dengan neraca elektronik/digital adalah:
1. Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
2. Pastikan timbangan menunjukkan angka nol( jika tidak perlu di koreksi).
3. Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda.
4. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan tersebut.
5. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30 menit, karena
hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.
b. NST Neraca Digital dan Ketelitiannya
Nilai satuan terkecil dari Neraca Digital yaitu 0,01 g. Bearti Neraca Digital mampu
menimbang massa minimal 0,01 g.

F. OSILOSKOP DIGITAL
Osiloskop digital tidak bagus dalam hal resolusi, hal ini disebabkan proses pembagian
digitalisasi sebuah sinyal kedalam pengukuran diskrit (dipecah-pecah), kebanyakan DSO
kehilangan kemampuan resolusi yang diperoleh dalam osiloskop analog. Namun demikian,
osiloskop digital yang lebih maju telah berhasil menggabungkan teknik pencuplikan yang
pintar dan cermat dengan moda akuisisi untuk menaikkan resolusi vertikal maupun
horisontalnya. Dengan menaikkan laju cuplikan, sebuah osiloskop digital dapat menaikkan
resolusi horisontalnya secara memadai. Osiloskop digital dapat menangkap gejala gelombang
seperti halnya pada osiloskop analog, karena dapat mencuplik sampai 400.000 gelombang per
detik. Dalam hal penyimpanan bentuk gelombang yang diukur, jelas di sini DSO memiliki
keunggulan karena ia memiliki memori.
Gambar Osiloskop Digital
Lingkaran 1 menyatakan bahwa sumber signal :
Switch pada posisi CH1 artinya sumber signal berasal dari Channel 1.
Switch pada posisi CH2 artinya sumber signal berasal dari Channel 2.
Switch pada posisi LINE artinya sumber signal berasal dari Line.
Switch pada posisi EXT artinya sumber signal berasal dari sumber external di luar
osiloskop.

Lingkaran 2 menyatakan bahwa input Channel 1.


Osiloskop tersebut mempunyai 2 Channel input, yaitu Channel 1dan Channel 2.

Lingkaran 3 menyatakan bahwa Channel yang ditampilkan pada layar yaitu :


Switch pada posisi CH1 artinya layar akan menampilkan grafik di Channel 1 dari
Channel 1.
Switch pada posisi CH2 artinya layar akan menampilkan grafik dari Channel 2.
Switch pada posisi dual artinya layar akan menampilkan grafik dari Channel 1dan
Channel 2 secara bersamaan.
Switch pada posisi ADD artinya layar akan menampilkan grafik dari Channel 1 di
superposisi dengan Channel 2.

Lingkaran 4 menyatakan bahwa jenis signal input.


Switch pada posisi AC artinya signal input berupa signal AC.
Switch pada posisi GND artinya signal input berupa signal ground.
Switch pada posisi DC artinya signal input berupa signal DC.
Keluaran head unit dan amplifier adalah signal AC maka untuk menampilkan
signalnya di osiloskop, switch harus diletakkan pada posisi AC.
Lingkaran 5 menyatakan bahwa Volts/Div (besarnya Volts perkotak pada layar
osiloskop).
Tombol Volts/Div diputar ke kanan artinya semakin besar Volts perkotak sehingga
tampilan signal semakin kecil.
Tombol Volts/Div diputar ke kiri artinya semakin kecil Volts perkotak sehingga
tampilan signal semakin besar.
Perhatikan ada tombol kecil di tengah tombol besar yang berfungsi sama tetapi
dengan skala yang lebih kecil (fine-tuning).
Tombol Volts/Div harus diatur sedemikian rupa sehingga seluruh bagian dari signal
tampak pada layar.

Lingkaran 6 menyatakan bahwa Vertikal Position (posisi secara vertikal).


Apabila tombol Vertikal Position diputar ke kanan maka tampilan signal bergerak ke atas.
Apabila tombol Vertical Position diputar kekiri maka tampilan signal bergerak ke bawah.
Tombol Vertikal Position harus diatur sedemikian rupa sehingga posisi signal berada
tepat di tengah layar.

Lingkaran 7 menyatakan bahwa Horizontal Position (posisi secara horizontal).


Apabila tombol Horizontal Position diputar ke kanan maka tampilan signal bergerak ke
kanan.
Apabila tombol Horizontal Position diputar ke kiri maka tampilan signal bergerak ke kiri.

Lingkaran 8 menyatakan bahwa Time/Div (waktu per kotak pada layar osiloskop).
Time/Div merupakan kebalikan dari frekuensi.
Satuan Time/Div adalah second atau milisecond (ms).
Satuan frekuensi adalah Hz atau 1/second.
Tombol Time/Div diatur sesuai dengan frekuensi signal input.

Cara Mengoperasikan Osiloskop


Untuk mengoperasikan osiloskop perlu memperhatikan langkah-langkah berikut :
Untuk keamanan, memperhatikan tegangan AC apakah sudah cocok dengan tegangan AC
pada jala-jala.
Mengetahui bahwa objek yang akan diukur tidak melebihi kapasitas ukur, misalkan
untuk lebih aman menggeser posisi switch dari Volt/div pada posisi tertinggi yaitu 20
Volt/div dan untuk sweep Time/div cukup pada posisi mS.
Menentukan Kalibrasi pada Osiloskop
o v Switch Volt/div ditetapkan pada posisi 1 V/div.
o v Switch sweep time/div ditetapkan pada posisi 1 mS/div.
o v Menarik CAP dari probe dengan ujung jari sampai connector positif terlihat dan
menempelkannya pada terminal CAL1V pp, maka pada layar akan keluar
gambar isyaratnya.

BAB 3
PENUTUP

3. KESIMPULAN
Kelebihan Perangkat Digital Dibanding Dengan Analog
1. Alat-alat ukur digital menunjukan kebesaran yang diukur dalam bentuk angka,
sedangkan alat ukur analog menacu pada sistem kerja mekanik.
2. Sistem digital secara umum lebih mudah dirangcang
3. Penyimpanan informasi lebih mudah
4. Ketepatan dan ketelitian lebih besar
5. Untai digital lebih kebal terhadap derau (noise)
6. Lebih banyak untai digital dapat dkemas dalam keping IC

DAFTAR PUSTAKA

http://henii-241.blogspot.co.id/2011/07/alat-ukur-digital.html
http://www.ilmusahid.com/2015/10/alat-alat-ukur-listrik-dan-fungsinya.html
elektrokezam.blogspot.co.id/2010/05/pengertian-alat-ukur.html
http://softonezero.blogspot.co.id/2014/01/alat-ukur-listrik-analog-dan-digital.html
http://softonezero.blogspot.co.id/2014/01/alat-ukur-listrik-analog-dan-digital.html
http://elektrokezam.blogspot.co.id/2010/05/pengertian-alat-ukur.html
http://feryyelyanto.blogspot.co.id/2015/05/perbedaan-osiloskop-analog-dengan.html
http://chemistry35.blogspot.co.id/2011/07/neraca-digital-merupakan-alat-yang.html
http://alatukur.web.id/perbedaan-antara-multimeter-digital-dan-multimeter-analog/
http://www.lazada.co.id/beli-termometer/
http://www.bhinneka.com/category/alat_ukur_suhu_tubuh___thermometer.aspx

Anda mungkin juga menyukai