Anda di halaman 1dari 10

PAPER

INSTRUMENTASI DAN SISTEM KONTROL


Perbedaan Antara Alat Ukur Analog Dengan Alat Ukur
Digital

OLEH :
Dion Gerantho S
05021282025048

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika memutuskan untuk membeli sebuah alat ukur. Maka sebelumnya


harus dipertimbangkan terlebih dahulu untuk apa akan digunakan dan perlunya
dikira-kira apakah nanti alat ukur nantinya akan dipakai seberapa sering, dan
untuk keperluan apa. Apakah untuk dipakai bekerja, atau cuma sekedar
pelengkap tool peralatan dirumah. Saat ini fitur dan fasilitas sebuah alat ukur ada
banyak jenis dan aneka kelebihan masing-masing pada suatu merk tertentu.

Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang


membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat ukur
adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh
alat pengukur dapat terkena kesalahan peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu
yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.

Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran


mereka. Ini dimulai dari alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch
sampai ke mikroskop elektron dan pemercepat partikel. Instrumen virtual
digunakan luas dalam pengembangan alat pengukur modern.

Berdasarkan cara penggunaannya alat ukur dibedakan menjadi dua yaitu


alat ukur analog dan alat ukur digital.

1.2 Rumusan Masalah


Apa perbedaan antara alat ukur analog dan alat ukur digital?
1.3 Tujuan
Mengetahui perbedaan antara alat ukur analog dan alat ukur digital.

1 Universitas Sriwijaya
2

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alat Ukur Analog dan Alat Ukur Digital

Alat ukur analog adalah alat ukur yang menjadikan fungsi waktu yang
berkesinambungan sebagai keluaran atau tampilannya. Jenis alat ukur analog
memiliki hubungan antara keluaran dengan masukan secara konstan.
Pengelompokan instrumen pengukurannya ditentukan oleh kuantitas yang diukur
dan prinsip operasinya.
Alat ukur digital adalah alat ukur yang menunjukan besaran yang diukur
dalam bentuk angka. Dengan alat ukur digital kesalahan pembacaan dihilangkan
oleh penunjukan langsung dengan angka dari besaran yang diukur, dan titik
desimal ditunjukan pula secara langsung untuk memudahkan pengukuran.
Disamping ini ada keuntungan-keuntungan lain seperti penggunaan signal-
signal digital untuk pencetakan(printing out) atau perekaman langsung pada pita
berlubang atau pita magnetis atau selanjutnya untuk berhubungan langsung.
Komputer-komputer alat-alat digital untuk menambah efisiensi pengolahan data.
Didalam alat ukur digital, dikenal suatu bagian komponen yang
digunakan untuk merubah sistem analog ke digital yang dsebut dengan AD
konvekter.
Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai
kelebihannya, mudah dioperaikan, dan praktis.

2.2 Perbedaan Alat Ukur Analog dan Alat Ukur Digital


Berdasarkan cara kerjanya alat ukur analog bekerja dengan menjadikan
fungsi waktu yang berkesinambungan sebagai keluaran atau tampilannya. Contoh
penerapannya yaitu pada multimeter analog.
Multimeter analog adalah multimeter yang menggunakan jarum petunjuk
dan skala pengukuran. Prinsip kerja multimeter analog beradasarkan pada
kumparan yang terhubung dan tersambung dengan jarum penunjuk. Letak
kumparan berada di antara kutub magnet. Pengukuran besaran listrik dengan

Universitas Sriwijaya
3

menggunakan multimeter analog memberikan pembacaan yang tidak stabil karena


mengikuti perubahan tegangan listrik yang terjadi setiap saat. Syarat penggunaan
multimeter analog ialah jarum penunjuk angka dalam keadaan nol (0) pada layar
panel. Posisi jarum ini dipersyaratkan pada saat, kedua probe pada multimeter
dihubungkan dan sakelar selektor telah diatur. Jenis pengukuran yang dapat
dilakukan oleh multimeter analog sangat beragam. Multimeter analog dapat
digunakan untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, hambatan listrik dan
kapasitansi. Komponen multimeter analog juga menggunakan komponen aktif
elektronika yang berfungsi sebagai penguat. Jenis multimeter analog yang
menggunakan komponen aktif elektronika disebut multimeter elektronik
analogalog.
Pada multimeter analog dalam mengukur arus, tegangan AC/DC memiliki
skala maksimum yang merupakan batas nilai tertinggi. Untuk mengukur arus,
tegangan AC/DC skala maksimum nilainya dibaca dari kiri ke kanan. Sedangkan
untuk mengukur hambatan (resistensi) cara membaca nilainya dari kanan ke kiri.
Bagian yang merupakan acuan dalam melakukan pengkukuran yang ditunjukkan
jarum petunjuk yaitu cermin atau miror. Dalam melakukan pembacaan sering kali
terjadi kekeliruan salah satunya adalah posisi mata yang tidak tegak lurus pada
multimeter. Dalam hal ini dalam mengamati posisi jarum pada layar monitor
ketika melakukan pengukuran diharapkan tidak ada bayangan pada cermin. Salah
satu bagian yang menentukan valid tidaknya suatu pengukuran pada multimeter
yaitu pengenolan jarum penunjuk (zero correction). Pengukuran arus, dan
tegangan jarum penunjuk harus menunjuk nol dari posisi kiri. Jika pada tegangan
dan arus memiliki bagian pengenolan jarum penunjuk (zero correction) maka pada
bagian pengukuran hambatan juga memiliki bagian yang disebut ohm adjustment.
Pengenolan jarum dalam mengukur hambatan dimulai dari kanan sebelum
melakukan pengukuran. Untuk menentukan jarak batas ukur dari arus, tegangan
dan hambatan bagian pada multimeter ini dinamakan range selector. Blok DC volt
terletak disamping kanan atas, samping kiri adalah blok selektor AC Volt, bawah
kanan tertulis satuan untuk mengukur hambatan, di samping kiri bawah tertulis
CD mA (mili Ampere). Bagian multimeter yang berfungsi sebagai penghubung

Universitas Sriwijaya
4

terminal positif dan negatif dalam melakukan pengukuran disebut probe positif
berwarna merah sedangkan probe negatif berwarna hitam.
Sedangkan alat ukur digital merupakan alat ukur yang memperagakan
suatu pengukuran dalam bentuk angka diskret sebagai pengganti defleksi jarum
penunjuk pada skala kontinu dalam alat ukur analog.
Bagian-bagian alat ukur digital sebagai berikut;
1) Pengkondisi Sinyal, dapat berupa tranduser bila besaran yang mau diukur
adalah besaran non listrik. Termasuk dalam pengkondisi sinyal
• Rangkaian penurun atau penaik tegangan diperlukan untuk
menyesuaikan kondisi sinyal input dengan persyaratan kerja dari
ADC ( Analog to Digital Converter).
• Bila sinyal yang mau diukur adalah arus bolak balik, maka
diperlukan sebuah penyearah pada pengkondisi sinyal.
• Terkadang filter juga diperlukan untuk memisahkan sinyal dengan
frekuensi tertentu dari frekuensi lainnya, misalnya noise.
2) Analog to Digital Converter
• ADC menjadi ciri khas alat ukur digital, yang berfungsi mengubah
level sinyal analog menjadi digital yang diwakili oleh bit-bit.
• ADC akan menentukan resolusi dari alat ukur tergantung dari
berapa bit yang dikeluarkan. Misalkan input ADC adalah 0-10 Volt
dan menghasilkan keluaran 4 bit maka resolusinya adalah 10/24 =
0.625 Volt.
• ADC menyumbangkan kesalahan dari proses diskritisasi.
3) Pengolah Data
• Pengolah data dapat berupa rangkaian digital biasa, sebuah
microcontroller, microproccesor, ataupun sebuah CPU.
• Fungsi kalibrasi sering kali tersedia, menyediakan factor koreksi
yang dapat diubah untuk keperluan kalibrasi.
4) Display
• Sebagai penampil nilai hasil pengukuran
• Dapat berupa seven segment, LCD, atau layar monitor pada
komputer.

Universitas Sriwijaya
5

1.3 Kelebihan dan Kekurangan Alat Ukur Analog dan Digital


Kelebihan dan Kekurangan Alat Ukur Analog
1) Kelebihan alat ukur analog dibandingkan digital adalah;
• Harga yg lebih murah
• Dapat mengukur fluktuasi yg bersifat sementara dan cepat berubah.
Dalam batas-batas tertentu
• Pembacaan sangat cepat ketika probe mulai di tes pada rangkaian.
Sehingga manuver dalam melakukan usaha perbaikan dapat
dengan cepat teratasi.
• Sangat baik untuk pekerjaan tuning rangkaian elektro ke nilai-nilai
tertentu. Sebagai contoh saat menyetel keluaran output tegangan
dan nilai potensiometer. Jika pada tipe digital terlebih yg berharga
murah naik dan turunnya angka terkadang membingungkan belum
lagi harus menghitung koma pada digitnya.
2) Kelebihan alat ukur analog dibandingkan digital adalah
• Akurasi yg terbatas. Berkisar dari plus 1% sampai 5% skala penuh.
• Tidak disediakan fitur autorange, sehingga sebelum melakukan
ritual pengukuran harus memilih selektor yg pas pada perkiraan
arus atau besaran yg akan diukur.
• Human Reading sangat besar sekali potensi salah menetapkan nilai
ukur, terlebih pada teknisi-teknisi atau orang yg baru belajar
menggunakan alat ukur dan belum familiar.
• Pembacaan skala yg rumit. Harus membagi dan mengkali besaran
dengan selektor yg dipilih.
• Rentan terhadap kerusakan terutama di bagian lilitan kumparan dan
jarum terlebih bila terjatuh.
• Ukuran fisik yg biasanya lebih besar dibandingkan alat ukur
digital.
Kelebihan dan Kekurangan Alat Ukur Digital
1) Beberapa kelebihan dari alat ukur digital dibanding analog adalah
• Akurasi bisa mencapai 90 % dari nilai sesungguhnya. Apalagi jika
berasal dari merk-merk yg memang sudah dikenal cukup baik.

Universitas Sriwijaya
6

• Auto range adalah fitur dimana ritual pemiilihan selektor batas


pengukuran dapat ditiadakan.
• Ukuran fisikal yg kecil bahkan dapat diselip ke dalam saku baju.
• Membaca secara langsung tanpa perlu membagi atau pun meng
kali hasil lagi dengan batas ukur.
• Hemat baterai dan mempunyai fitur auto power off.
• Dilengkapi grafik batang seperti pembacaan analog.
2) Terdapat kekurangan pada alat ukur jenis digital ini adalah
• Harganya lebih mahal. Mengingat banyak komponen di dalamnya
• Untuk multimeter yg berharga murah pembacaan skala terkadang
kurang nyaman yaitu angka display yg tidak stabil. Semakin tinggi
Count Display nya semakin stabil dan cepat juga refresh hasil ukur
yg ditampilkan. Untuk saat ini 6000 Count display adalah standar
terkini.
• Masih terdapat jeda waktu saat perpindahan angka display
pembacaan yg naik turun. Belum lagi situasi tangan saat
memegang probe test yg yidak stabil berpotensi salah dalam
mengukur.
• Tidak boleh terlalu lama terpapar sinar matahari yg akan merusak
dan mengeringkan cairan likuid pada display.

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari paper ini yaitu :
1) Alat ukur analog adalah alat ukur yang menjadikan fungsi waktu yang
berkesinambungan sebagai keluaran atau tampilannya.
2) Alat ukur digital adalah alat ukur yang menunjukan besaran yang diukur
dalam bentuk angka.
3) Bagian-bagian alat ukur digital diantaranya pengondisian sinyal, ADC,
pengolahan data dan display
4) Alat ukur analog mempunyai kelebihan harga yang lebih murah dapat
mengukur fluktuasi yg bersifat sementara dan cepat berubah dfalam batas-
batas tertentu.
5) Alat ukur digital mempunyai kelebihan Akurasi bisa mencapai 90 % dari
nilai sesungguhnya. Apalagi jika berasal dari merk-merk yg memang
sudah dikenal cukup baik.

3.2 Saran
Pada pembahasan paper ini masih terdapat kekurangan dari segi Bahasa dan
sumber yang digunakan terbatas jumlahnya sehingga kami menyarankan agar
pada pembuatan paper ini kedepannya menggunakan referensi yang lebih banyak
dan terpercaya.

7 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Kusnadi, M. 2011. Kamus Fisika Lengkap. Surabaya: Bintang Usaha Jaya

Matias. 2017. Penerapan dan Pnggunaan Alat Ukur Multimeter Pada Pengukuran
Komponen Elektronika. AMIK BSI Jakarta

Prawiroredjo, K. 2006. Pemahaman dan Penggunaan Alat Ukur Multimeter


Analog Sebagai Pengenalan Teknik Elektronika. LEMDIMAS, 67 – 71

8 Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai