SISTEM DIGITAL
Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan nikmat yang
Allah berikan, diantaranya nikmat kesehatan, kekuatan dan hidayah-Nya yang
diberikan kepada saya sehingga Laporan Praktikum Sistem Digital ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam tentunya tak lupa kita tunjukkan kepada junjungan Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah menuntun ummatnya dari zaman jahiliyyah
ke zaman modernisasi seperti saat ini. Berkat beliau jugalah secara tidak langsung
laporan ini dpat terselesaikan. Laporan Praktikum Sistem Digital ini disusun untuk
memenuhi tugas perkuliahan yang diberikan oleh Dosen akademis. Saya
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Mhd. Ikhsan Rifki, M.T. yang telah
memberikan arahan, bimbingan serta motivasi dalam pengerjaan laporan praktikum
ini.
Saya menyadari masih terdapat banyak kekurangan didalam penulisam
laporan praktikum ini. Oleh karena itu saran dan masukan dari berbagai pihak yang
terlibat dalam penyusunan laporan ini, saya harapkan sebagai bahan untuk
pengembangan dan perbaikan demi kesempurnaan Laporan Praktikum Sistem
Digital ini.
i
MODUL 1
PENGENALAN KOMPONEN INSTALASI ELEKTRONIKA
1
2
2) Kapasitor (Capacitor)
Menurut Andre, Marie Ampere, dll. (1965), kapasitor atau disebut juga
dengan kondensator adalah komponen elektrika pasif yang dapat menyimpan energi
atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi kapasitor (kondensator)
diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian tuner, sebagai
perata arus pada rectifier dan juga sebagai filter di dalam rangkaian power supply
(catu daya). Satuan nilai untuk kapasitor (kondensator) adalah Farad (F). Jenis-jenis
kapasitor diantaranya adalah:
a. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada
bahan pembuatannya maka kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari kapasitor
kertas, kapasitor mika, kapasitor polyster dan kapasitor keramik.
b. Kapasitor yang nilainya tetap tetapi memiliki polaritas positif dan negatif,
kapasitor tersebut adalah kapasitor elektrolit atau electrolyte condensator
(ELCO) dan kapasitor tantalum
c. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan
variabel kapasitor.
3) Induktor (Inductor)
Menurut Joseph Henry (1797), induktor atau disebut juga dengan coil
(kumparan) adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi sebagai pengatur
frekuensi, filter dan juga sebagai alat kopel (penyambung). Induktor atau coil
banyak ditemukan pada peralatan atau rangkaian elektronika yang berkaitan dengan
frekuensi seperti tuner untuk pesawat radio. Satuan Induktansi untuk induktor
adalah Henry (H). Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :
a. Induktor yang nilainya tetap
b. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan coil variable
4) Dioda (Diode)
Sir John Ambrose Fleming (1849), diode adalah komponen elektronika aktif
yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus
listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari 2 elektroda yaitu anoda dan katoda.
Berdasarkan fungsi dioda terdiri dari :
1. Dioda biasa atau dioda penyearah yang umumnya terbuat dari silikon dan
berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC)
4
Discharge). Sebagai contoh, IC yang berfungsi sebagai otak pada sebuah komputer
yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta transistor dan jumlah
tersebut belum lagi termasuk komponen-komponen elektronika lainnya.
7) Saklar (Switch)
Saklar adalah komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan
memutuskan aliran listrik. Dalam rangkaian elektronika, Saklar sering digunakan
sebagai on/off dalam peralatan elektronika.
3. Hukum Ohm
Hukum Ohm pertama kali dicetuskan oleh seorang ilmuwan asal Jerman
bernama George Simon Ohm pada tahun 1827. Hukum Ohm dicantumkan oleh
George Simon Ohm melalui karyanya yang berjudul “The Galvanic Circuit
Investigated Mathematically”. George Simon Ohm meninggal pada 6 Juli 1854. Di
bidang pengetahuan mengenai listrik, namanya diabadikan sebagai satuan
hambatan listrik, yaitu Ohm atau dilambangkan dengan omega. Hukum Ohm pada
dasarnya adalah hukum yang menjelaskan mengenai kaitan antara tegangan atau
beda potensial, arus listrik, serta hambatan di dalam rangkaian listrik (Georg Simon
Ohm, 1789).
Arus listrik dapat mengalir melalui penghantar disebabkan karena adanya
perbedaan tegangan atau beda potensial yang ada di antara dua titik di dalam
penghantar. Proses aliran arus listrik ini terjadi pada rangkaian listrik tertutup,
seperti di dalam barang-barang elektronik
Bunyi hukum Ohm yang dipaparkan oleh George Simon Ohm antara
lain: “Besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar akan sebanding
dengan tegangannya, dalam suhu yang tetap.” Dari pernyataan tersebut maka dapat
dikatakan bahwa perbandingan antara tegangan dengan arus listrik disebut dengan
hambatan. Hukum Ohm dapat digunakan untuk mengukur nilai hambatan listrik
atau disebut juga dengan resistor yang dibutuhkan dalam suatu rangkaian listrik.
Sesuai dengan penjelasan Hukum Ohm, suatu penghantar jika memiliki hambatan
satu ohm, maka arus listriknya juga sebesar satu ampere. Hal itu dapat terjadi karena
ada beda potensial di antara ujung penghantar yang memiliki besar satu
volt. Hukum Ohm dapat digunakan untuk mengukur nilai hambatan listrik atau
disebut juga dengan resistor yang dibutuhkan dalam suatu rangkaian
6
listrik. Hambatan listrik ini sendiri merupakan perbandingan antara tegangan listrik
atau beda potensial dengan besarnya arus listrik (James Clerk Maxwell, 1831).
1.6 Kesimpulan
Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang
dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik
dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel,
semikonduktor, dan lain sebgaianya (Michael Faraday, 1867). Bunyi hukum
Ohm yang dipaparkan oleh George Simon Ohm (1789), antara lain “Besarnya arus
listrik yang mengalir pada suatu penghantar akan sebanding dengan tegangannya,
dalam suhu yang tetap.” Dari pernyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa
perbandingan antara tegangan dengan arus listrik disebut dengan hambatan.
8
Asisten Laboratorium
Mengetahui,
Laboran
10
MODUL 2
RANGKAIAN LISTRIK DIGITAL
11
12
rangkaian listrik adalah untuk mengadakan perpindahan energi dari satu tempat ke
tempat yang lain melalui antara himpunan peralatan listrik yang saling terhubung
(Banjamin Franklin, 1706).
Menurut Alessandro Volta (1745), rangkaian digital adalah rangkaian yang
hanya menangani sinyal tinggi dan rendah, dengan kata lain dapat kita katakan
bahwa elektronika digital merupakan dunia dari logika 0 dan logika 1. Peralatan
digital beroperasi dengan sinyal digital dengan penggambaran suatu pembangkit
gelombang persegi.
Bahasa logika ini adalah satu-satunya bahasa yang dapat dimengerti oleh
mesin, hal ini dikarenakan untuk memberikan tingkat efisiensi dan efektifitas dari
sebuah peralatan mesin maka dipergunakan sistem digital. Rangkaian
digital sendiri dapat terbagi menjadi 2 sifat, yaitu rangkaian kombinasional dan
rangkaian sekuensial. Sinyal digital dapat dibangkitkan oleh oleh saklar hidup-mati
yang sederhana, sinyal digital dapat juga dibangkitkan oleh suatu resistor yang
berubah hidup dan mati. Sejak beberpa tahun terakhir ini sinyal elektronika
biasanya dibangkitkan dan diolah oleh rangkaian terpadu ( IC, integrated circuit ).
Suatu multimeter digital (DMM) merupakan suatu contoh peralatan pengukuran
digital. Bila arus, hambatan atau tegangan yang diukur oleh DMM naik, maka akan
pada tayangan / display meloncat ke atas dengan langkah yang kecil. Bila tangkai
gesser pada potensiometer digeser ke atas, maka tegangan dari titik A ke B akan
berangsur-angsur naik.
Kelemahan dari suatu sistem rangkaian digital adalah tingginya daya energi
yang dibutuhkan untuk mengubah kode desimal menjadi kode mesin atau kode
biner. Selain itu rangkaian digital mempunyai komponen-komponen yang
kebanyakan tersusun atas komponen IC (Integrated Circuit) yang di dalamnya
terdapat kumpulan bahkan puluhan ribu gerbang logika. Dengan kata lain, pada
umumnya komponen ini sangat rapuh dan butuh biaya yang cukup mahal untuk
menggantikan komponen IC. Meskipun memiliki kelemahan dalam hal biaya tetapi
rangkaian digital ini sangat efisien atau hanya membutuhkan waktu yang singkat
untuk mengkonversi data desimal kedalam bahasa yang dapat dimengerti oleh
mesin karena hanya menggunakan kapasitas memori yang efisien. Adanya network
interface juga merupakan nilai plus bagi rangkaian digital (Michael Faraday, 1791).
13
2. Hukum Ohm
Hukum Ohm pertama kali dicetuskan oleh seorang ilmuwan asal Jerman
bernama George Simon Ohm pada tahun 1827. Hukum Ohm dicantumkan oleh
George Simon Ohm melalui karyanya yang berjudul “The Galvanic Circuit
Investigated Mathematically”. George Simon Ohm meninggal pada 6 Juli 1854. Di
bidang pengetahuan mengenai listrik, namanya diabadikan sebagai satuan
hambatan listrik, yaitu Ohm atau dilambangkan dengan omega. Hukum Ohm pada
dasarnya adalah hukum yang menjelaskan mengenai kaitan antara tegangan atau
beda potensial, arus listrik, serta hambatan di dalam rangkaian listrik (Georg Simon
Ohm, 1789).
Arus listrik dapat mengalir melalui penghantar disebabkan karena adanya
perbedaan tegangan atau beda potensial yang ada di antara dua titik di dalam
penghantar. Proses aliran arus listrik ini terjadi pada rangkaian listrik tertutup,
seperti di dalam barang-barang elektronik. Bunyi hukum Ohm yang dipaparkan
oleh George Simon Ohm antara lain: “Besarnya arus listrik yang mengalir pada
suatu penghantar akan sebanding dengan tegangannya, dalam suhu yang
tetap.” Dari pernyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa perbandingan antara
tegangan dengan arus listrik disebut dengan hambatan. Hukum Ohm dapat
digunakan untuk mengukur nilai hambatan listrik atau disebut juga dengan resistor
yang dibutuhkan dalam suatu rangkaian listrik. Sesuai dengan penjelasan Hukum
Ohm, suatu penghantar jika memiliki hambatan satu ohm, maka arus listriknya juga
sebesar satu ampere (Georg Simon Ohm, 1789).
3. Rangkaian Hambatan
Menurut James Clerk Maxwell (1831), hambatan listrik atau yang lebih
sering disebut dengan istilah resistor dapat dirangkai satu sama lainnya untuk
keperluan (mendapatkan nilai hambatan) tertentu. Rangkaian hambatan ini dapat
mengatasi kebutuhan kita akan nilai – nilai hambatan resistor yang tidak ada di
pasaran. Untuk diketahui resistor yang dihasilkan pabrik biasanya hanya untuk nilai
– nilai resistansi tertentu saja dengan batas ambang toleransi yang telah ditentukan.
Padahal pada prakteknya kita banyak membutuhkan nilai – nilai resistor yang
berbeda dengan yang dihasilkan pabrik tersebut. Rangkaian hambatan atau resistor
ini dapat kita bagi menjadi tiga macam:
14
a. Rangkaian seri
Dalam konteks elektronika, rangkaian seri adalah susunan komponen listrik
yang dihubungkan secara berurutan dalam satu jalur sirkuit. Rangkaian seri
memiliki arus yang sama mengalir melalui setiap komponen, dan tegangan total di
seluruh rangkaian adalah hasil penjumlahan tegangan individu di masing-masing
komponen. Ini berarti bahwa jika salah satu komponen rusak atau terputus,
rangkaian akan terbuka, dan aliran arus akan terganggu.
Rangkaian seri adalah salah satu konsep dasar dalam ilmu elektronika dan
listrik. Ini digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk rangkaian lampu Natal,
sirkuit penyearah pada catu daya, dan banyak lagi. Dalam rangkaian seri,
komponen-komponen tersebut ditempatkan dalam satu jalur yang sama dan harus
diikuti oleh arus listrik dalam urutan yang ditentukan (Michael Faraday, 1791).
b. Rangkaian paralel
Rangkaian paralel adalah susunan komponen listrik yang dihubungkan
dengan cara yang memungkinkan aliran arus listrik membagi diri di antara
komponen tersebut. Dalam rangkaian paralel, setiap komponen terhubung langsung
ke sumber tegangan, dan masing-masing komponen memiliki jalur sendiri-sendiri
untuk aliran arus.
Keuntungan utama dari rangkaian paralel adalah bahwa jika satu komponen
rusak atau terputus, komponen lainnya tetap berfungsi, karena sirkuitnya tidak
terbuka. Rangkaian paralel sering digunakan dalam banyak aplikasi, termasuk
sirkuit listrik rumah tangga, jaringan listrik, dan sirkuit listrik elektronik. Konsep
rangkaian paralel adalah bagian penting dari dasar ilmu elektronika dan listrik, dan
telah digunakan dalam berbagai aplikasi sepanjang sejarah perkembangan
teknologi listrik (Michael Faraday, 1791).
c. Rangkaian seri paralel
Rangkaian seri-paralel adalah jenis susunan komponen dalam sirkuit
elektronik di mana beberapa komponen terhubung dalam rangkaian seri, dan
sekelompok komponen terhubung dalam rangkaian paralel. Dalam rangkaian seri-
paralel, beberapa komponen dihubungkan dalam satu jalur sirkuit, sementara yang
lain dihubungkan dalam jalur paralel terpisah.
15
2.6 Kesimpulan
Rangkaian listrik merupakan hubungan antara komponen listrik yang dialiri
oleh arus listrik dalam kondisi rangkaian tertutup. Dalam teknik listrik, analisis
rangkaian listrik merupakan kajian utamanya. Komponen utama dari kelistrikan
yang dianalisa pada rangkaian listrik ialah gaya dan pertukaran energi antar-
muatan listrik . Teori rangkaian listrik didasari oleh hukum fisika yang
dikemukakan oleh Charles Coulom (1785), Georg Ohm (1827), Michael
Faraday (1831) dan Gustav Robert Kirchhoff (1857).
Rangkaian digital adalah rangkaian yang hanya menangani sinyal tinggi dan
rendah, dengan kata lain dapat kita katakan bahwa elektronika digital merupakan
dunia dari logika 0 dan logika 1. Peralatan digital beroperasi dengan sinyal digital
dengan penggambaran suatu pembangkit gelombang persegi.
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten Laboratorium
Mengetahui,
Laboran
17
MODUL 3
SISTEM BILANGAN
18
17
berturut-turut. Setelah angka 9, maka angka berikutnya adalah 10, 11, 12 dan
seterusnya. Bilangan desimal disebut juga bilangan berbasis 10. Contoh penulisan
bilangan desimal : 1710. Ingat, desimal berbasis 10, maka angka 10-lah yang
menjadisubscript pada penulisan bilangan desimal.
Sistem numerik desimal (basis sepuluh) memiliki sepuluh nilai yang
mungkin (0,1,2,3,4,5,6,7,8, atau 9) untuk setiap nilai tempat. Untuk menghindari
kebingungan saat menggunakan sistem numerik yang berbeda, basis setiap nomor
dapat dituliskan dengan subskrip.
Setiap simbol dalam sistem bilangan desimal memiliki Absolut Value dan
Position Value. Absolut value adalah Nilai Mutlak dari masing-masing digit
bilangan. Sedangkan Position Value adalah Nilai Penimbang atau bobot dari
masing-masing digit bilangan tergantung dari letak posisinya yaitu bernilai basis di
pangkatkan dengan urutan posisinya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel
dibawah ini.
2. Bilangan Biner
Menurut Max Dehn (1754), Biner adalah sistem nomor yang digunakan oleh
perangkat digital seperti komputer, pemutar cd, dll Biner berbasis 2, tidak seperti
menghitung sistem desimal yang Basis 10 (desimal). Dengan kata lain, Biner hanya
memiliki 2 angka yang berbeda (0 dan 1) untuk menunjukkan nilai, tidak seperti
Desimal yang memiliki 10 angka (0,1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9). Contoh dari bilangan
biner : 10011100. Karena sistem biner adalah bahasa intern komputer elektronik.
Saat menulis bilangan biner perlu menandakan bahwa nomor hexa (basis 16),
misalnya, kita mengambil nilai 7F.
Seperti yang dilihat itu hanya sekelompok nol dan yang, ada 8 angka dan
angka-angka tersebut adalah bilangan biner 8 bit. Bit adalah singkatan dari Binary
Digit, dan angka masing-masing digolongkan sebagai bit.
a. Bit di paling kanan, dalam contoh diatas angka 0, dikenal sebagai Least
Significant Bit (LSB)
b. Bit di paling kiri, angka 1, dikenal sebagai bit paling signifikan (Most significant
bit = MSB)
Didalam system digital ada notasi yang sering digunakan. Notasi yang
digunakan dalam sistem digital yaitu :
18
a. 4 bits = Nibble
b. 8 bits = Byte
c. 16 bits = Word
d. 32 bits = Double word
e. 64 bits = Quad Word (or paragraph)
3. Bilangan Oktal
Menurut George David Birkhoff (1789), oktal adalah sistem nomor yang
digunakan oleh berbasis 8. Dengan kata lain, Oktal memiliki 8 angka yang berbeda
(0 sampai dengan 7) untuk menunjukkan nilai, tidak seperti angka (0,1,2,3,4,5,6,7).
Notasi yang digunakan dalam sistem digital adalah saat menulis bilangan
biner perlu menandakan bahwa nomor oktal (basis 8), misalnya, kita mengambil
nilai 1077, Untuk menyiasati masalah ini adalah secara umum untuk menunjukkan
dasar yang dimiliki nomor, dengan menulis nilai dasar dengan nomor
4. Bilangan Heksadesimal
Menurut George David Birkhoff (1789), heksadesimal atau disingkat heksa
adalah sistem nomor yang digunakan oleh berbasis 16. Dengan kata lain, Oktal
memiliki 16 angka yang berbeda (0 sampai dengan 9, 10 s/d 15) karena notasi sisa
10 s/d 15 tidak bisa dituliskan, maka disingkat menjadi 10=A, 11=B, 12=C, 13=D,
14=E, 15=F. Jadi angka desimal yaitu (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F). Notasi
yang digunakan dalam sistem digital adalah saat menulis bilangan biner perlu
menandakan bahwa nomor heksa (basis 16), misalnya, kita mengambil nilai 7F.
Heksadesimal atau sistem bilangan basis 16 adalah sebuah sistem bilangan
yang menggunakan 16 simbol. Berbeda dengan sistem bilangan desimal, simbol
yang digunakan dari sistem ini adalah angka 0 sampai 9, ditambah dengan 6 simbol
lainnya dengan menggunakan huruf A hingga F. Sistem bilangan ini digunakan
untuk menampilkan nilai alamat memori dalam pemrograman computer.
3.4 Praktikum
1. Ubahlah bilangan-bilangan berikut menjadi basis biner ke berbagai jenis basis
bilangan lainnya
a. 101110111011(2) = 5674(8)
Penyelesaian :
101 | 110 | 111 | 011
=5 6 7 3 (8)
b. 011011101101(2) = 1773(10)
Penyelesaian :
(1. 20 ) + (0. 21 ) + (1. 22 ) + (1. 23 ) + (1. 24 ) + (1. 25 ) + (1. 26 ) + (1. 27 ) +
(0. 28 ) + (1. 29 ) + (1. 210 ) + (0. 211 )
= 1773(10)
c. 10001101(2) = 8𝐷(16)
Penyelesaian :
1000 | 1101
= 8𝐷(16)
d. 11011011(2) = 𝐷𝐵(16)
Penyelesaian :
1101 | 1011
= 𝐷𝐵(16)
c. 236(8) = 9𝐸(16)
Penyelesaian :
= 2 3 6
= 010 011 110
= 0 | 1001 | 1110
= 9𝐸(16)
d. 456(8) = 12𝐸(16)
= 4 5 6
= 100 101 110
= 1 | 0010 | 1110
= 12𝐸(16)
b. 192(10) = 300(8)
192
8 0
24
8 3 0
c. 267(10) = 10𝐵(16)
267
16 11
16
16 1 0
d. . 579(10) = 243(16)
579
16 3
36
16 2 4
21
c. 267(16) = 615(10)
(7. 160 ) + (6. 161 ) + (2. 162 )
= 615
d. 579(16) = 10101111001(2)
(9. 160 ) + (7. 161 ) + (5. 162 )
= 1401
1401
2 1
700
2 0
350
2 0
175
2 87 1
2 43 1
2 21 1
2 10 1
2 0
5
2 2 1
2 0
1
3.6 Kesimpulan
Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran
dari suatu item fisik. Bilangan Desimal adalah bilangan yang menggunakan
bilangan dasar 10, angka mulai 0 sampai 9 berturut-turut. Biner adalah sistem
nomor yang digunakan oleh perangkat digital seperti komputer, pemutar cd, dll
Biner berbasis 2, tidak seperti menghitung sistem desimal yang Basis 10 (desimal).
Oktal adalah sistem nomor yang digunakan oleh berbasis 8. Dengan kata lain, Oktal
memiliki 8 angka yang berbeda (0 sampai dengan 7) untuk menunjukkan nilai, tidak
seperti angka (0,1,2,3,4,5,6,7). Heksadesimal atau disingkat heksa adalah sistem
nomor yang digunakan oleh berbasis 16.
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten Laboratorium
Mengetahui,
Laboran
17