Anda di halaman 1dari 41

Laporan Praktikum

Elektronika Fisis I

PENGENALAN KOMPONEN DAN ALAT UKUR LISTRIK

DISUSUN OLEH

NAMA : NABIL TAMAM


NIM : H021221003
KELOMPOK : IV (EMPAT)
TANGGAL PRAKTIKUM : 12 SEPTEMBER 2023
ASISTEN : ALRHIDO

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pengukuran memiliki peran sentral yang tak terhindarkan dalam mengikuti
perkuliahan program studi fisika terlebih pada praktikum laboratorium fisika.
Dalam konteks jurusan fisika, salah satu praktikum yang menonjol adalah
praktikum Elektronika Dasar. Dalam praktikum ini, mahasiswa akan belajar
tentang konsep-konsep dasar dalam elektronika, seperti komponen elektronik,
rangkaian sirkuit, dan pengukuran yang akurat. Dengan pemahaman yang baik
tentang pengukuran, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan yang sangat
berharga dalam analisis data dan eksperimen fisika yang lebih kompleks.
Praktikum Elektronika Dasar memberikan fondasi yang kuat untuk pemahaman
lebih lanjut dalam bidang elektronika dan fisika secara keseluruhan. Salah satu
alat ukur yang digunakan dalam melaksanakan praktikum Elektronika Dasar
adalah Multimeter [1].
Penguasaan keterampilan dasar dalam melaksanakan praktikum Elektronika
Dasar merupakan hal yang sangat penting bagi mahasiswa. Salah satu
keterampilan utama yang harus dikuasai adalah kemampuan dalam menggunakan
Multimeter, dimulai dari kalibrasi hingga membaca hasil pengukuran. Tanpa
penguasaan keterampilan ini, mahasiswa dapat menghadapi kesulitan serius dalam
menjalankan praktikum tersebut dan bahkan dalam penggunaan alat ukur listrik
lainnya seperti osiloskop [1].
Oleh karena itu, praktikum ini bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk kenal komponen-komponen elektronika. Pemahaman ini
akan menjadi dasar untuk perkembangan di masa depan, serta persiapan untuk
praktikum yang lebih lanjut. Selain itu, praktikum ini juga bertujuan agar
mahasiswa mampu mengoperasikan alat ukur listrik sesuai dengan fungsinya,
sehingga dapat menghindari potensi kerusakan pada alat akibat penggunaan yang
tidak benar. Dengan demikian, praktikum ini menjadi langkah awal yang penting
untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan alat ukur listrik.
I.2 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup pada percobaan ini yaitu mampu menggunaka
berbagai macam alat ukur listrik, berbagai komponen listrik, dan mengukur waktu
RC pada penggosongan kapasitor.

I.3 Tujuan Praktikum


Setelah selesai melakukan praktikum dan membuat laporannya, maka
mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1. Mampu menggunakan alat-alat ukur seperti amperemeter, voltumeter, dan
multimeter untuk mengukur besaran-besaran elektronik yang diperlukan.
2. Mampu mengunakan osiloskop untuk berbagai pengukuran.
3. Mampu menggunakan berbagai komponen listrik.
4. Memahami dan mengerti cara mengukur pembebanan catu daya.
5. Mengukur waktu RC pada pengisian dan penggosongan kapasitor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Komponen Elektronika


II.1.1Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang memang didesain memiliki dua
kutup yang nantinya dapat digunakan untuk menahan arus listrik apabila di aliri
tegangan listrik antara kedua kutub tersebut. Resistor biasanya banyak digunakan
sebagai bagian dari sirkuit elektronik. Komponen ini juga yang paling sering
digunakan di antara komponen lainnya. Resistor adalah komponen yang terbuat
dari bahan isolator yang didalamnya mengandung nilai tertentu sesuai dengan
nilai hambatan yang diinginkan [2].

Gambar 2.1 Resistor

Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu
dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali
dari ukuran fisik resistor dan tulisan kapsitas daya dalam satuan watt untuk
resistor dengan kemasan fisik besar. Toleransi resistor merupakan perubahan nilai
resistansi dari nilai yang tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan
dan dinyatakan resistor dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah
satu perubahan karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional resistor
tersebut [3].
Adapun beberapa fungsi-fungsi resistor di dalam rangkaian elektronika
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pembatas arus listrik (Current Limitter)
2. Sebagai pengatur arus listrik
3. Sebagai pembagi tegangan listrik
4. Sebagai penurun tegangan listrik
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Resistor kawat
Resistor kawat merupakan resistor yang dibuat dengan bahan kawan yang
dililitkan. Sehingga nilai resistansi resistor ditentukan dari panjangnya kawat yang
dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang
besar [3].

Gambar 2.2 Resistor Kawat


2. Resistor arang
Resistor arang merupakan resistor yang dibuat dengan bahan utama batang
atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang banyak digunakan dan
banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai dengan
kapasitas daya 1/16 watt, 1/8 watt, 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, 2 watt, dan 3 watt
[3].

Gambar 2.3 Resistor Arang


3. Resistor oksida logam
Transistor adalah komponen yang menjadi tulang punggung teknologi
elektronika saat ini. Dalam dunia rangkaian analog, transistor menjadi bagian vital
dalam perangkat seperti pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator), dan
penguat sinyal radio. Dalam perangkat-perangkat ini, transistor berperan sebagai
amplifier yang memungkinkan penguatan sinyal listrik.

Gambar 2.4 Resistor Oksida Logam

II.1.2 Kapasitor
Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator (Condensator)
adalah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam
waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Satuan kapasitor
tersebut diambil dari nama penemunya yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang
berasal dari Inggris [4].

II.1.3 Dioda
Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus
listrik dan tegangan pada satu arah saja. Dioda adalah salah satu komponen aktif
yang dihasilkan oleh persambungan antara bahan semikonduktor tipe –P dan
tipe –N. Kata dioda berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana
mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda. Dioda adalah piranti
elektronik yang hanya dapat melewatkan arus atau tegangan dalam satu arah saja.
Dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus listrik, yaitu piranti elektronik
yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik (AC) menjadi arus atau tegangan
searah (DC) [4].

Gambar 2.5 Dioda


II.1.4 Transistor
Transistor adalah komponen yang menjadi tulang punggung teknologi
elektronika saat ini. Dalam dunia rangkaian analog, transistor menjadi bagian vital
dalam perangkat seperti pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator), dan
penguat sinyal radio. Dalam perangkat-perangkat ini, transistor berperan sebagai
amplifier yang memungkinkan penguatan sinyal listrik, sehingga kita dapat
mendengar suara yang jernih dari pengeras suara atau menerima sinyal radio
dengan kualitas yang baik. Dalam ranah rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Ketika transistor dalam kondisi mati,
sinyalnya tidak mengalir, dan ketika dalam kondisi aktif, sinyalnya mengalir. [5].

Gambar 2.6 Transistor

II.1.5 Intergrated Circuit (IC)


Integrated Circuit (IC), atau yang lebih dikenal sebagai rangkaian terpadu,
merupakan suatu inovasi teknologi yang luar biasa. Rangkaian ini diciptakan
dengan merancang kompleksitas pada sebuah sepotong kecil silikon. Tak
terbayangkan bahwa dalam ruang yang sangat terbatas ini, rangkaian terpadu
dapat menampung sejumlah besar perangkat aktif, seperti transistor dan dioda,
yang jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu hingga lebih dari seratus ribu
perangkat. Bahkan, dalam beberapa aplikasi khusus, seperti penguat level tinggi,
rangkaian terpadu telah berhasil menggantikan sebagian besar rangkaian diskrit
konvensional yang lebih besar dan rumit. yang lebih canggih di masa depan [5].
Gambar 2.7 Integrated Circuit (IC)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Waktu dan Tempat Percobaan


Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi,
Dapartemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, pada
tanggal 12 September 2023.

III.2 Alat dan Bahan


III.2.1 Alat Beserta Fungsinya
1. Catu Daya

Gambar 3.1 Catu Daya


Catu daya berfungsi sebagai sumber arus rangkain.
2. Multimeter Analog

Gambar 3.2 Multimeter Analog


Multimeter analog berfungsi sebagai alat pengukur tegangan dan hambatan
rangkaian.
3. Multimeter Digital

Gambar 3.3 Multimeter Digital


Multimeter digital juga berfungsi sebagai alat pengukur tegangan dan
hambatan rangkaian.
4. Papan Rangkaian

Gambar 3.4 Papan Rangkaian


Papan rangkaian berfungsi sebagai tempat merangkai rangkaian.
5. Kabel Jumper

Gambar 3.5 Kabel Jumper


Kabel jumper berfungsi sebagai alat penghubung antara rangkaian dan
multimeter.
III.2.2 Bahan Beserta Fungsinya
1. Resistor

Gambar 3.6 Resistor


Resistor berfungsi sebagai bahan yang diukur nilai resistor tetapnya.
2. Potensiometer

Gambar 3.7 Potensiometer


Potensiometer berfungsi sebagai bahan yang digunakan untuk mengukur
resistansi kaki-kaki.
3. Trimpot

Gambar 3.8 Trimpot


Trimpot berfungsi sebagai bahan yang diukur resistansi kaki-kakinya.
4. Resistor LDR (Light Dipending Resistor)

Gambar 3.9 Resistor LDR (Light Dipending Resistor)


Resistor LDR (Light Dipending Resistor) berfungsi sebagai bahan yang
diukur hambatan atau nilai resistansinya.
5. Kapasitor Elektrolit

Gambar 3.10 Kapasitor Elektrolit


Kapasitor elektrolit berfungsi sebagai bahan yang diukur kapasitansi dan
batas kerjanya.
6. Kapasitor Mika

Gambar 3.11 Kapasitor Mika


Kapasitor mika berfungsi sebagai bahan yang diukur kapasitansi dan
batas kerjanya.
7. Kapasitor Keramik

Gambar 3.12 Kapasitor Keramik


Kapasitor keramik berfungsi sebagai bahan yang diukur kapasitansi dan
batas kerjanya.
8. Dioda Semikonduktor

Gambar 3.13 Dioda Semikonduktor


Dioda semikonduktor berfungsi sebagai bahan yang diukur anoda dan
katodanya.

9. Dioda LED

Gambar 3.14 Dioda LED


Dioda LED berfungsi sebagai bahan yang diukur anoda dan katodanya.
10. Dioda Zener

Gambar 3.15 Dioda Zener


Dioda Zener berfungsi sebaga bahan yang diukur anoda dan katodanya.

III.3 Prosedur Percobaan


III.3.1 Pengukuran Resistor Tetap
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengkalibrasi multimeter analog dan multimeter digital.
3. Pasang kabel penghubung positif (+) dan negetif (-) pada multimeter analog
dan multimetr digital.
4. Pada multimeter analog, merangkai resistor 200k Ω ± 5% dengan
menghubungkannya ke multimeter analog menggunakan kabel penghubung.
5. Setelah merangkai, perhatikan hasil pengukuran pada multimeter analog pada
resistor 200k Ω ± 5%, kemudian masukkan hasil pengukuran ke tabel data.
6. Pada multimeter digital, lakukan hal yang serupa yaitu merangkai resistor
200k Ω ± 5% dengan menghubungkannya ke multimeter digital
menggunakan kabel penghubung.
7. Setelah merangkai, perhatikan hasil pengukuran pada multimeter digital
pada resistor 200k Ω ± 5%, kemudian masukkan hasil pengukuran ke tabel
data.
8. Begitupula pada resistor 15k Ω ± 5%, resistor 300 Ω ± 5%, resistor
3OOk Ω ± 5%, dan resistor 120k Ω ± 5%, lakukan hal yang sama.

III.3.2 Pengukuran Resistor Variabel


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai resistor potensioner pada papan rangkaian.
3. Memasang kabel jumper pada papan rangkaian sejajar
4. Mengkalibrasi multimeter, kemudian hubungkan kabel positif (+) dan
kabel negatif (-) pada kabel jumper yang sejajar dengan kaki 1-3.
5. Masukkan hasil pengukuran kedalam table data.
6. Menghubungkan kabel positif (+) dan kabel negatif (-) pada kabel
jumper yang sejajar dengan kaki 1-2.
7. Masukkan hasil pengukuran kedalam table data.
8. Menghubungkan kabel positif (+) dan kabel negatif (-) pada kabel
jumper yang sejajar dengan kaki 2-3.
9. Masukkan hasil pengukuran kedalam table data.
10. Lakukan Kembali prosedur 1 hingga 9 pada resistor trimpot.

III.3.3 Pengukuran Hambatan pada Resistor LDR


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai resistor LDR pada papan rangkaian.
3. Mengkalibrasi multimeter, kemudian hubungkan kabel positif (+) dan
kabel negatif (-) pada kedua kaki resistor LDR.
4. Memberikan cahaya pada resistor LDR yang telah dirangkai
menggunakan papan rangkaian dan terhubung ke multimeter.
5. Masukkan hasil pengukuran nilai resistansi pada resistor LDR yang
diberikan cahaya.
6. Kemudian, mengukur nilai resistansi pada resistor LDR yang tidak
diberikan cahaya.
7. Masukkan hasil pengukuran pada tabel data.

III.3.4 Kapasitor
1. Menyiapkan kapasitor elektrolit, mika, dan keramik.
2. Untuk mengetahui kapasitansi dan batas kerja pada setiap kapasitor,
dapat langsung dibaca pada kapasitor itu sendiri.
3. Melihat dan membaca bagian kepala kapasitor elektrolit, tertulis 100 µF
yang merupakan nilai kapasitansi dan 25 V yang merupakan batas kerja.
4. Masukkan nilai kapasitasni dan batas kerja kapasitor elektrolit pada table
data.
5. Melihat dan membaca bagian kepala kapasitor mika, tertulis 100 pF yang
merupakan kapasitansi dan tidak terdapat batas kerja.
6. Masukkan nilai kapasitasni dan batas kerja kapasitor mika pada table data.
7. Melihat dan membaca bagian kepala kapasitor keramik, tertulis 501
yang merupakan kapasitansi.
8. Masukkan nilai kapasitasni dan batas kerja kapasitor keramik pada table data.

III.3.5 Dioda
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengkalibrasi multimeter.
3. Menghubungkan dioda semikonduktor menggunakan kabel penghubung
multimeter.
4. Mengukur anoda-katoda dan katoda-anoda dioda semikonduktor
menggunakan multimter.
5. Masukkan hasil pengukuran pada tabel data.
6. Merangkai dioda LED pada papan rangkaian.
7. Memasang kabel penghubung multimeter pada kedua kaki dioda LED.
8. Mengukur anoda-katoda dan katoda-anoda dioda LED.
9. Masukkan hasil pengukuran pada tabel data.
10. Menghubungkan dioda zener menggunakan kabel penghubung multimeter.
11. Mengukur anoda-katoda dan katoda-anoda dioda zener menggunakan
multimter.
12. Masukkan hasil pengukuran kedalam table data.

III.3.6 Pengukuran Tegangan


AC:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyalakan catu daya, kemudian mengatur nilai catu daya menjadi 3 volt.
3. Mengatur pengukuran catu daya menjadi AC.
4. Mengkalibrasi multimeter analog dan multimeter digital.
5. Menghubungkan masing-masing kabel penghubung antara catu daya dan
multimeter analog.
6. Mengukur tegangan pada catu daya 3 V menggunakan multimeter analog.
7. Masukkan hasil pengukuran pada tabel data.
8. Menghubungkan masing-masing kabel penghubung antara catu daya dan
multimeter digital.
9. Mengukur tegangan pada catu daya 3 V menggunakan multimeter digital.
10. Masukkan hasil pada tabel data.
11. Lakukan hal serupa pada catu daya 5 V dan 6V.
DC:
12. Menyiapkan alat dan bahan.
13. Menyalakan catu daya, kemudian mengatur nilai catu daya menjadi 3 V.
14. Mengatur pengukuran catu daya menjadi DC.
15. Mengkalibrasi multimeter analog dan multimeter digital.
16. Menghubungkan masing-masing kabel penghubung antara catu daya dan
multimeter analog.
17. Mengukur tegangan pada catu daya 3 V menggunakan multimeter analog.
18. Masukkan hasil pengukuran pada tabel data.
19. Menghubungkan masing-masing kabel penghubung antara catu daya dan
multimeter digital.
20. Mengukur tegangan pada catu daya 3 V menggunakan multimeter digital.
21. Masukkan hasil pada tabel data.
22. Lakukan hal serupa pada catu daya 5 V dan 6 V.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Data
IV.1.1.1 Pengukuran Resistor Tetap
Tabel 4.1 Pengukuran resistor tetap

Warna Resistor Hasil Pengukuran

No Praktek (Ω)
Teori
A B C D
(Ω)
Analog Digital

1. Merah Hitam Hijau ± 5% 200kΩ 190kΩ 205kΩ

2. Coklat Hijau Merah ± 5% 15kΩ 14kΩ 14,9Ω

3. Oranye Hitam Coklat ± 5% 300Ω 330Ω 300Ω

4. Oranye Hitam Hijau ± 5% 300kΩ 300kΩ 305Ω

5. Coklat Merah Hijau ± 5% 120kΩ 110kΩ 122kΩ

IV.1.1.2 Pengukuran Resistor Variabel


Tabel 4.2 Pengukuran resistor variabel

Resistansi Kaki-Kaki
Nama Keterang
No. Nilai
Resistor an
1-3 1-2 2-3
Tidak
1. Potensiometer 100 KΩ Bergerak Bergerak Baik
Bergerak

Tidak
2. Trimpot 100 KΩ Bergerak Bergerak Baik
Bergerak

IV.1.1.3 Pengukuran Hambatan pada Resistor LDR


Tabel 4.4 Pengukuran hambatan pada resistor LDR

Perlakuan Nilai Resistensi

Diberi Cahaya 30kΩ

Tidak Diberi Cahaya 150kΩ

IV.1.1.4 Kapasitor
Tabel 4.4 Pengukuran kapasistansi dan batas kerja pada kapasitor

No. Jenis Kapasitor Kapasitansi (Kode Bahan) Batas Kerja (Volt)

1. Elektrolit 100 µF 25 V

2. Mika 100 nF -

3. Keramik 501 -

IV.1.1.5 Dioda
Tabel 4.6 Pengujian jenis-jenis anoda

No. Jenis Dioda Pengujian Keterangan


A-K K-A

1. Semikonduktor Bergerak Tidak Bergerak Baik

2. LED Menyala Tidak Menyela Baik

3. Zener Bergerak Tidak Bergerak Baik

IV.1.1.6 Pengukuran Tegangan

Hasil Pengukuran (Volt)

Nilai Catu Daya


No. AC DC
(Volt)

Analog Digital Analog Digital

1. 3 2,8 V 2,8 V 3V 3,1 V

2. 5 4,9 V 4,7 V 5,8 V 5,8 V

3. 6 6,1 V 5,8 V 7V 7,3 V

IV.1.2 Gambar
IV.1.2.1 Pengukuran Resistor Tetap
IV.1.2.1.1 Pengukuran Resistor Tetap Menggunakan Multimeter Analog

(a) (b) (c) (d) (e)


Gambar 4.1 Pengukuran Resistor Tetap Menggunakan Multimeter Analog (a)
200kΩ, (b) 15kΩ, (c) 300Ω, (d) 300kΩ dan (e) 120kΩ.
IV.1.2.1.2 Pengukuran Resistor Tetap Menggunakan Multimeter Digital

(a) (b) (c)

(d) (e)
Gambar 4.2 Pengukuran Resistor Tetap Menggunakan Multimeter Digital (a)
200kΩ, (b) 15kΩ, (c) 300Ω, (d) 300kΩ dan (e) 120kΩ
IV.1.2.2 Pengukuran Resistor Variabel
IV.1.2.2.1 Trimpot

Gambar 4.3 Resistensi Kaki-Kaki diukur dengan Gerak Jarum Multimeter


Analog. Gambar berturut-turut dari kiri ke kanan:1-3 (tidak bergerak), 1-2
(bergerak), 2-3 (bergerak).
IV.1.2.2.2 Potensiometer

Gambar 4.2 Resistensi Kaki-Kaki diukur dengan Gerak Jarum Multimeter


Analog. Gambar berturut-turut dari kiri ke kanan: 1-3 (tidak bergerak), 1-2
(bergerak), 2-3 (bergerak).
V.1.2.3 Resistor LDR

Gambar: 4.4 Hasil Resistensi LDF Diukur Tanpa Cahaya (16740 Ω) Dengan
Cahaya (5910 Ω)
IV.1.2.4 Kapasitor
IV.1.2.4.1 Kapasitor Elektrolit

Gambar 4.5 Kapasitor Elektrolit dengan Kapasitansi 3,3 µF,


dan Batas Kerja 25 v
IV.1.2.4.2 Kapasitor Mika

Gambar 4.6 Kapasitor Mika dengan Kapasitansi 20 pF


IV.1.2.4.3 Kapasitor Kramik

Gambar 4.7 Kapasitor Kramik dengan 22000 nF


IV.1.2.5 Dioda
IV.1.2.5.1 Dioda Semikonduktor

Gambar 4.8 Pengujian Dioda Semikonduktor Berturut-Turut A-K (Kabel Hitam


Berkaitan dengan Anoda dan Merah dengan Katoda (Bergerak)) dan K-A (Kabel
Hitam Berkaitan dengan Katoda dan Merah dengan Anoda (Tidak Bergerak).
IV.1.2.5.2 Dioda LED

Gambar 4.13 Pengujian Berturut-Turut LED A-K (Kabel Hitam Berkaitan dengan
Anoda dan Merah dengan Katoda (Menyala)) dan K-A (Kabel Hitam Berkaitan
dengan Katoda dan Merah dengan Anoda (Tidak Menyala))
IV.1.2.5.3 Dioda Zener

Gambar 4.14 Pengujian Dioda Zener, (Kabel Hitam Berkaitan dengan Anoda dan
Merah dengan Katoda (Bergerak)) dan K-A (Kabel Hitam Berkaitan dengan
Katoda dan Merah dengan Anoda.
IV.1.2.6 Tegangan Catu Daya
IV.1.2.6.1 Arus AC Analog

Gambar 4.15 Pengukuran Nilai Catu Daya Arus AC Berurut Kiri ke Kanan
Dengan Volt Berbeda 3V, 5V, serta 6V Menggunakan Multimeter Analog
Menjadi: 3 V, 5.3 V dan 1,8 V
IV.1.2.6.2 Arus AC Digital

Gambar 4.16 Pengukuran Nilai Catu Daya Arus AC Berurut Kiri ke Kanan Volt
Berbeda 3V, 5V, serta 6V dengan Multimeter Digital hasil: 4 V, 6.5 V dan 9 V.
IV.1.2.6.3 Arus DC Analog

Gambar 4.17 Pengukuran Nilai Catu Daya Arus DC Berurut Kiri ke Kanan Volt
Berbeda 3V, 5V, serta 6V dengan Multimeter Analog hasil: 2,8V, 6 V dan 10 V.
IV.1.2.6.4 Arus DC Digital

Gambar 4.18 Pengukuran Nilai Catu Daya Arus DC Berurut Kiri ke Kanan Volt
Berbeda 3V, 5V, serta 6V dengan Multimeter Digital hasil: 3.1V, 5.8V dan 9.6V.
IV.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengenalan komponen dan alat ukur
listrik yang akan digunakan. Komponen listrik yang digunakan pada praktikum
ini adalah, IC (Integrited Circuit), dioda yang memiliki berbagai jenis lagi,
diantaranya adalah LED, zener, dan semikonduktor. Kemudian, terdapat pula
kapasitor dengan berbagai warna gelang,kapasitor elektrolit, kapasitor mika,
kapasitor keramik, resistor variabel yang diantaranya trimpot dan potensiometer,
serta resistor LDR (Light Dipending Resistor). Selain itu, alat ukur listrik yang
digunakan yaitu multimeter analog, multimetre digital, catu daya, dan kabel
jumper.
Pengukuran pertama dilakukan pada pengukuran resistor tetap, dilakukan
dengan menggunakan berbagai macam jenis resistor serta warna gelang yang
berbeda-beda. Dengan demikian, setiap warna yang berbeda pada resistor
memiliki nilai yang berbeda-beda karena memiliki ketetapan nilai. Pada
pengukuran ini, menggunakan dua alat berupa multimeter analog dan multimeter
digital dengan fungsi sebagai pembanding nilai pengukuran yang diperoleh dan
untuk mengetahui keakuratan pengukuran.
Pengukuran resistor variabel, dilakukan dengan menggunakan trimpot dan
potensioner yang akan diukur nilai resistansinya, serta menggunakan alat
multimeter analog, multimeter digital, papan rangkaian dan kabel jumper. Untuk
melakukan pengukuran tersebut, terlebih dahulu perlu merangkai alat dan bahan
yang digunakan. Kemudian, dilakukan pengukuran dan memperoleh hasil yang
berbeda antara multimeter analog dan multimeter digital.
Pengukuran hambatan pada resistor LDR, dilakukan dengan bantuan
cahaya, dan juga papan rangkaian, serta multimeter. Pada pengukuran ini,
diperoleh dua hasil yang berbeda yaitu perbedaan nilai resistansi yang disebabkan
oleh adanya bantuan cahaya dan juga tanpa bantuan cahaya. Hal ini dilakukan
dengan fungsi sebagai pembanding dan untuk mengetahui keakuratan dalam
pengukuran.
Kapasitor dengan jenis elektrolit, mika, dan keramik juga digunakan dalam
praktikum ini. Fungsi digunakannya kapasitor adalah untuk diketahui nilai
kapasitansi dan batas kerjanya. Untuk mengetahui nilai kapasitansi dan batas
kerjanya hanya perlu dibaca pada bagian kepala kapasitor.
Dioda jenis semikonduktor, LED, dan zener juga digunakan untuk
mengetahui hasil pengujian dari anoda-katoda dan sebaliknya. Pada pengukuran
dioda, dilakukan dengan bantuan multimeter. Terkhusus dioda LED, diukur
dengan merangkaikan terlebih dahulu menggunakan papan rangkai, lalu
dihungkan menggunakan kabel penghubung multimeter.
Pengukuran tegangan pada catu daya dengan nilai 3 V, 5 V, dan 8 V,
dilakukan dengan menggunakan multimeter analog dan multimeter digital. Hal ini
berfungsi sebagai pembanding hasil pengukuran dan juga untuk mengetahui
keakuratan pengukuran. Berdasarkan hal tersebut pula, hasil yang diperoleh pada
pengukuran tegangan catu daya diperoleh hasil yang berbeda dari pengukuran
menggunakan multimeter analog dan multimeter digital.
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan percobaan terkait
pengenalan komponen dan alat ukur listrik, adalah:
1. Untuk menggunakan alat-alat ukur seperti amperemeter, voltmeter, dan
multimeter dapat digunakan dengan cara melakukan kalibrasi. Hasil
pengukuran dari berbagai alat ukur elektronik dapat berupa hambatan,
tegangan, kuat arus listrik, dan lainnya.
2. Cara penggunaan osiloskop yaitu menghubungkan kabel penghubung dengan
rangkaian untuk menampilkan isyarat masukan dan isyarat keluaran.
3. Komponen listrik terbagi menjadi komponen pasif yang dapat bekerja tanpa
menggunakan arus listrik dan komponen aktif hanya dapat bekerja apabila
terdapat arus listrik.
4. Pembebanan pada catu daya tergantung pula pada jenis catu daya yang
digunakan. Semakin besar nilai catu daya, maka semakin besar pula tegangan
yang dihasilkan, begitupun sebaliknya.
5. Hasil pengukuran waktu RC pada pengisian kapasitor semakin lama waktu
pengukuran, arusnya semakin turun dan tegangan keluarnya semakin besar,
begitupun sebaliknya. Kemudian, pada pengosongan kapasitor menunjukkan
semakin lama waktu pengukuran arus dan tegangan semakin menurun.

V.1 Saran
V.1.1 Saran untuk Laboratorium
Adapun saran saya untuk laboratorium yaitu sebaiknya laboratorium ini
lebih besar dan alat alat nya harus lebih lengkap dan tersusun dengan rapi.
V.1.2 Saran untuk Asisten
Saran saya untuk asisten yaitu tetaplah menjadi kak Alridho yang selalu
baik, sabar, seru dan ramah terhap para praktikannya.
DAFTAR PUSTAKA

[1] N. A. S. Pertiwi, I. A. Putra, dan S. Prihatiningtyas. Analisis Kemampuan


Mahasiswa Pendidikan Fisika Menggunakan Multimeter Sebagai Alat Ukur
Besaran Listrik Dalam Praktikum Elektronika Dasar. EDUSCOPE: Jurnal
Pendidikan, Pembelajaran, dan Teknologi. Vol. 8, No. 1: 64-68, 2022.
[2] G. Santoso. Elektronika Dasar. Akprind Press, Yogyakarta: 2018.
[3] I. Y. Basri, dan Irfan. Komponen Elektronika. Sukabina press, Padang, 2018.
[4] Y. Apriani dan T. Barlian. “Inverter Berbasis Accumulator Sebagai Alternatif
Penghemat Daya Listrik Rumah Tangga”. Jurnal Surya Energy, Vol. 3, No.
1:203-219, 2018.
[5] D. S. Badaruni, dkk. "Perancangan dan Pembuatan Trainer Praktikum".
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Dasar Elektronika di Laboratorium
Elektronika dan Instrumentasi. Vol. 7, No. 2: 175-176, 2018.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai