OLEH :
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Lengkap
Praktikum Elektronika Daya ini.
Adapun isi dari laporan lengkap ini berdasarkan hasil praktikum dari mata
kuliah Praktikum Elektronika Daya. Laporan ini merupakan kumpulan dari
laporan mingguan dari masing-masing judul praktikum yang telah penulis
lakukan, yang terdiri dari 9 judul percobaan.
Dalam penyusunan laporan lengkap ini, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing dan mengarahkan saya
selama berjalannya mata kuliah ini, serta rekan-rekan dan semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
ini baik yang disengaja maupun tidak disengaja, dikarenakan keterbatasan ilmu
pengetahuan dan wawasan serta pengalaman. Untuk itu penyusunan mohon maaf
atas segala kekurangan tersebut, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan penyusunan laporan berikutnya.
Akhir kata semoga laporan lengkap ini dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri, institusi pendidikan dan masyarakat luar. Aamiin.
KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................3
B. Teori Dasar.............................................................................................................3
JOB I (RANGKAIAN PROTEKSI)...................................................................................5
JOB II (DIODA SEMIKONDUKTOR DALAM RANGKAIAN DC).............................13
JOB III (KARAKTERISTIK DIODA).............................................................................20
JOB IV (TRANSISTOR).................................................................................................28
JOB V (RANGKAIAN PENYULUT).............................................................................48
JOB VI (SCR)..................................................................................................................69
JOB VII (TRIAC)..........................................................................................................100
JOB VIII (CHOPPER)...................................................................................................123
JOB IX (INVERTER)....................................................................................................136
PENUTUP......................................................................................................................150
A. Kesimpulan........................................................................................................150
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Elektronika Daya merupakan salah satu bidang ilmu yang mempelajari dan
membahas aplikasi elektronika yang berkaitan dengan peralatan listrik berdaya
cukup besar. Konverter DC-AC dapat disebut juga inverter mampu menghasilkan
gelombang sinusoidal yang banyak digunakan dan diaplikasikan dalam industri
biasanya untuk mengontrol mesin AC atau UPS (Uninterruptble Power Supply)
dan aplikasi – aplikasi lainnya. Elektronika daya mulai popular setelah berbagai
pengaturan secara konvensional kurang dapat memenuhi kebutuhan industri.
Pengaturan berbagai aplikasi di industri secara konvensional tidak efektif dan
menimbulkan rugi-rugi cukup besar sehingga diperlukan mekanisme pengaturan
yang lebih baik. Efisiensi inverter sendiri mencapai 90% untuk high frekuensi
sedangkan yang low frekuensi mencapai 80% (mahfudjiono).
B. Teori Dasar
Peralatan dan aplikasi di industri yang menggunakan energy listrik berkapsitas
besar seperti motor listrik, kompresor, pompa, konveyer, kipas angin, pendingin,
pemanas dan lain-lain memerlukan pengaturan. Elektronika daya populer karena
berbagai pengaturan secara konvesional tidak dapat memnuhi kebutuhan industri.
Pengaturan secara konvesional menimbulkan rugi-rugi yang cukup besar dan
tidak efektif sehingga dibutuhkan mekanisme pengaturan yang lebih baik yaitu
dengan menggunakan perangkat elektronika.
Elektronika daya adalah Ilmu yang mempelajari tentang teknologi elektronika
untuk pengendalian dan pengaturan peralatan listrik yang berdaya besar {arus
kuat} dengan cara meng- konversi arus, tegangan dan daya listrik. Elektronika
Daya mencakup dan menghubungkan berbagai bidang ilmu yang mendasari
perkembangn ilmu elektronika daya, ilmu-ilmu tersebut yaitu ilmu elektronika,
ilmu tenaga listrik, Ilmu kontrol dan ilmu computer. Elektronika Daya merupakan
mata kuliah yang bertujuan untuk membekali kemampuan mahasiswa terhadap
kompetensi konversi listrik untuk kepentingan pengendalian peralatan industri
(motor listrik, pemanas, kompresor, pompa, konveyor, kipas, blower dan lain
sebagainya) yang berdaya besar.
Materi yang dibahas meliputi: konsep switching, komponen elektronika daya (Dioda
Power, Transistor BJT, FET, IGBT, SCR, Diac, Triac dan lain sebagainya), rangkaian
pemicu dan komutasi SCR, rangkaian penyearah terkendali (AC ke DC), rangkaian DC
Chopper (DC ke DC), rangkaian AC Regulator (AC ke AC) dan rangkaian Inverter (DC
ke AC). Selain itu materi juga diarahkan pada contoh-contoh aplikasi elektronika daya
dalam dunia kerja dan indsutri.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
LAPORAN PRAKTIKUM
JOB I
(RANGKAIAN PROTEKSI)
OLEH
NAMA: NIR DILLAH UMRAH SUARDI
NIM: 1824040007
KELOMPOK: -
PROG. STUDI: PEND. TEKNIK ELEKTRO S1 (01)
MAKASSAR
2020
Laboratorium Elektronika dan Nama : Nir Dillah
Instrumentasi Umrah Suardi
A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengaruh kapasitor terhadap tegangan yang diberikan
padanya.
2. Menghitung besarnya konstanta waktu rangkaian.
3. Menejelaskan pengaruh inductor terhadap arus yang diberikan
padanya.
4. Menggunakan osiloskop untuk menampilkan karakteristik
rangkaain ser RC dan RL secara langsung.
B. Teori Dasar
Kapasitor dan induktor diklasifikasikan sebagai komponen pasif, yaitu
suatu komponen yang tidak dapat memberikan daya rata-rata selama
interval waktu yang tak hingga. Namun demikian, baik kapasitor maupun
inductor merupakan komponen yang dapat menyimpan energi. Energi
yang tersimpan dalam kapasitor berbentuk medan listrik, sedangkan pada
induktor berbentuk medan magnet.
Besarnya energi yang tersimpan dalam kapasitor dapat dinyatakan
dengan :
(
V L =V 1−e
−t ( RL )) .
Nilai RC atau L/R disebut sebagai konstanta waktu.
Nilai tegangan pengisian kapasitor dalam selang waktu yang sama dengan
konstanta waktu sama dengan 63% tegangan sumber, sedangkan pada
induktor nilai tegangannya akan sama dengan 37% tegangan sumber.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
2. Bahan
D. Langkah Kerja
1. Buat rangkaian seperti pada Gambar berikut. Berikan gelombang
kotak dengan amplitudo 5V. Kemudian, gambar bentuk gelombang
tegangan dan arus terukur pada kapasitor dengan frekuensi
gelombang masukan seperti tertera pada tabel pengamatan (untuk
memudahkan pengamatan, gunakan strep sebagai satuan).
E. Tabel Pengamatan
1. Rangkain RC
150
250
350
2. Rangkaian RL
Frekuensi (Hz) Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus
150
250
350
G. Jawaban
τ = 38,7 detik
τ=RxC
(kapasitor 3)
τ = 1200x
0,0473
τ = 56,7 detik
τ=RxC
(kapasitor 4)
τ = 10 x
0,0473
τ = 0,47 detik
Jadi rata- rata waktu rangkaian pertama adalah
118,07 detik τ = L / R ( induktor 1)
τ=
0,1
/
470
τ=
0,0
002
s
τ=L/R(
induktor 2)
τ = 0,1 /
820
τ = 0,0001 s
τ = L / R ( induktor 3)
τ = 0,1 / 1200
τ = 8,3 s
τ=L/R(
induktor 4)
τ = 0,1 / 10
τ=1s
Jadi rata rata waktu rangkaian kedua adalah 2,3 sekon
2. Setelah melakukan perhitungan secara teoritis maka didapat
perbandingan rangkaian satu memiliki jumlah rata rata waktu lebih
lama daripada rangkaian kedua, dengan nilai 118,07 rangkaian pertama
dan 2,3 untuk rangkaian kedua.
3. Semakin besar arus yang melewati kapasitor, maka semakin besar
tegangan yang dihasilkan. Jika arus yang melewati diperkecil secara
perlahan, maka tegangan juga akan mengecil secara perlahan. Tegangan
yang ada pada induktor mendahului arus listriknya, oleh karena itu
antara tegangan dan arus memiliki beda fase. Kuat arus kapasitor
mendahului tegangan yang ada pada kapasitornya, oleh karena itu
antara tegangan dan arus memiliki beda fase. Komponen yang dapat
memperkecil laju arus adalah kapasitor, dan induktor, sebab tegangan
tersebut mempengaruhi arus yang di timbulkan
4. Pada rangkaian RL semakin besar frekuensi dan beban maka arus dan
impedasinya semakin besar pula, sedangkan rangkaian RL semakin
kecil frekuensi dan beban maka arus dan impedasinya semakin kecil
pula begitu sebaliknya. rangkaian RLC adalah suatu rangkaian
elektronika yang terdiri dari baterai, komponen resistif (resistor),
komponen induktif (induktor), dan komponen kapasitif (kapasitor) yang
disusun dalam satu loop penuh rangkaian. Frekuensi juga dapat
mempengaruhi bentuk gelombang tegangan dan arus.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
LAPORAN PRAKTIKUM
JOB II
(DIODA SEMIKONDUKTOR DALAM RANGKAIAN DC)
OLEH
NAMA: Nir Dillah Umrah Suardi
NIM: 1824040007
KELOMPOK: -
PROG. STUDI: PEND. TEKNIK ELEKTRO S1 (01)
MAKASSAR
2020
Laboratorium Elektonika dan JOB II Nir Dillah Umrah
Instrumentasi Suardi
Dioda
Jurusan Pend. Teknik Elektro 1824040007
Semikonduktor PTE 01
Fakultas Teknik
dalam rangakaian DC
Univesitas Negeri Makassar 22 September 2020
A. TUJUAN PERCOBAAN
B. TEORI SINGKAT
D. LANGKAH KERJA
1. Pada ampere meter kira-kira akan terbaca arus listrik yang mengalir sekitar
10 mA. Arah pengaliran arus listrik pada rangkaian adalah sebagai berikut:
dari power suplay (+10V)resistor 1K , saklar (SW1) pada posisi 1, dioda D1
(dalam bias maju-dari Anoda ke Katoda), ampere meter (30 mA) ke ground.
Hal ini menunjukkan bahwa dioda D1 dalam kondisi konduksi atau
menghantar. Ukur tegangan pada dioda D1 dan resistor 1K. Tegangan jatuh
pada dioda D1 berkisar 0,6–0,7 V dan pada resistor 1K berkisar 9,3–9,4 V.
2. Ubah posisi saklar dari posisi 1 ke posisi 2. Arah pengaliran arus listrik pada
rangkaian adalah sebagai berikut: dari power suplai (+10V), resistor 1K,
saklar (SW1) pada posisi 2, dioda D2 (dalam bias balik-dari Katoda ke
Anoda). Kemudian pada ampere meter (30 mA) tidak terbaca nilai arus listrik
yang mengalir. Hal ini menunjukkan bahwa dioda D2 dalam kondisi tidak
konduksi atau tidak menghantar karena dioda dalam keadaan di bias terbalik.
3. Ukur nilai tegangan jatuh pada D2. Kondisi ini akan memperlihatkan hasil
pengukuran tegangan yang mendekati tegangan power suplai ( 10 V).
E. HASIL PENGUKURAN
1. Ketika Saklar pada posisi satu, tegangan jatuh menghasilkan 0,71 V,
sedangkan arus dan tegangan pada resisitor menghasilkan 9,29 mA.
2. Ketika Saklar pada posisi ke dua, tegangan jatuh menghasilkan +41V,
sedangkan arus listrik sama sekali tidak ada (Amperemeter tidak
mengukur) begitupun tegangan pada resistor.
F. PERTANYAAN
1. Jelaskan hubungan antara jatuh tegangan yang terjadi pada masing
masing hubungan dioda dan arah pengaliran arus listrik DC dalam
penggunaan dioda silikon pada rangkaian elektronik! Lengkapi
argumentasi anda dengan gambar!
2. Tuliskan kesimpulan tentang hasil praktek yang telah anda lakukan!
G. JAWABAN
1. Hubungan antara jatuh tegangan yang terjadi pada dioda pertama (D1)
yaitu bias maju, dioda terukur mencapai 0,71 V, sedangakan pada
amperemeter dan resistor mencapai 9,29 mA
Hubungan antara jatuh tegangan yang terjadi pada dioda kedua ketika
sakelar berada pada posisi kedua yaitu bias mundur sehingga tegangan
pada dioda mencapai +10 V, sedangkan arus dan tegangan resistor tidak
terukur
.
2. Kesimpulan dari hasil praktek tersebut dioda bias maju ketika dioda di
aliri arus listrik dioda tersebut dapat menghantarkan arus listik,
sedangkan ketika katoda diberi arus positif maka dioda tersebut
mengalami bias mundur yang mampu menghambat arus listrik.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
LAPORAN PRAKTIKUM
JOB III (KARAKTERISTIK DIODA)
OLEH
NAMA: Nir Dillah Umrah Suardi
NIM: 1824040007
KELOMPOK: -
PROG. STUDI: PEND. TEKNIK ELEKTRO S1 (01)
MAKASSAR
2020
Laboratorium Elektronika dan
Nir Dilah Umrah Suardi
Instrumentasi
A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengukur karakteristik v-i dioda.
2. Menentukan tegangan hidup (theshold voltage), VT
3. Menghitung resistansi statis RS.
4. Menghitung resistansi dinamis rd.
5. Menggunakan osiloskop untuk menampilkan karakteristik v-i
dioda secara langsung.
B. Teori Singkat
Dalam elektronika, dioda adalah komponen aktif berjalur dua.
Dioda mempunyai dua elektrode aktif dimana isyarat listrik dapat
mengalir, dan kebanyakan dioda digunakan karena karakteristik satu arah
yang dimiliki. Dioda verikap digunakan sebagai kondensator pengendali
tegangan. Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda sering
disebut karakteristik menyearahkan. Fungsi umum dioda adalah untuk
memperolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah dan untuk menahan
arus dari arah sebaliknya. Karena dioda dapat dianggap sebagai versi
elektronik dari katup pada transmisi cairan (Cyril, 1993).
Terdapat dua jenis dioda, yaitu dioda ideal dan real dioda. Ketika
mendiskusikan dioda ideal, maka akan mengganti kesebuahan model ideal
dari dioda. Begitu banyak tersedia karena dioda biasanya dipergunakan
untuk reaktifikasi banyak perusahaan manufaktur menggunakan dioda
pula. Pada tahun 1940 dan 1950 teknik mesin di Bell laboratories
membentuk dioda dari bahan kristal, yang secara umum dibuat dari silikon
dan germanium. Banyak dioda modern dibuat dari bahan materian
semikonduktor silikon. Dioda merupakan sebuah perangkat yang mana
penurunan resistensi karena arus yang melewatinya mengalami kenaikan.
Penggunaan baterai 0,7 Volt untuk membuat tegangan dioda menyala
merupakan perubahan sederhana dengan model on-off. Biarpun sebuah
model akurat dari real dioda juga termasuk resistensi (Michael, 1997).
Terjadinya pasangan elektron lubang merupakan proses yang dapat
balik, energi dilepas bila elektron bergabung kembali dengan lubang.
Untuk silikon dan germanium, rekombinasi biasanya terjadi pada cacat
dalam kristal yang dapat menjebak elektron. Hanya kadang-kadang silikon
tetapi sering pada senyawa galium arsenida, elektron langsung jatuh ke
lubang dan foton energi dibangkitkan. Sambungan galium arsenida yang
memberikan kondisi optimum untuk pembangkitan radiasi dalam daerah
tampak mata disebut dioda pemancar cahaya. Dengan kondisi khusus
cahaya yang dipancarkan menjadi koheren (Ralph,1984).
Semikonduktor adalah sebuah elemen dengan kemampuan
listrikdiantara sebuah konduktor dan isolator. Semikonduktor yang baik
memiliki 4 elektron valensi. Germanium adalah contoh semikonduktor.
Tetapi germanium memiliki kelemahan yaitu arus balik sangat besar
dimana para ilmuan tidak dapat mengatasinya. Pada dasarnya
semikonduktor ada dua yaitu semikonduktor murni dan semikonduktor
penyuntikan memiliki satu cara menambah daya konduksi semikonduktor
dengan menyuntik. Hal ini berarti menambah atom-atom yang tidak murni
kedalam kristal instrinsin untuk merubah gaya konduksi elektriknya. Hal
demikian dapat dilakukan dengan penambahan elektron bebas (Albert,
2003).
Sebuah dioda daya adalah komponen sambungan pn dua terminal
dan sambungan pn dibentuk dari penumuhan pencampuran difusi dan
epiktasial. Teknik kendali modern dalam proses difusi dan epiktasial
mengizinkan karakteristik komponen yang diinginkan menunjukkan
pandangan sebagian dari sebuah sambungan pn dan simbol dioda. Ketika
potensial anoda (+) terhadap katoda, dioda bertindak maju dan dioda
terkonduksi memiliki drop tegangan maju yang relatif kecil, dan besarnya
tergantung pada proses manufakturnya dan temperatur sambungan. Ketika
potensian katoda (+) terhadap anoda, dioda dikatakan sebagai bias mundur
(Rashid, 1992).
C. Alat dan Bahan
1. Catu daya dc, 0 – 15 V : 1 buah
2. Catu daya ac, 0 – 12 V : 1 buah
3. Diode : 1 buah
4. Multimeter : 1 buah
5. Osciloscope 2 kanal : 1 buah
6. Resistor 1k : 1 buah
7. Resistor 10 /10Watt : 1 buah
D. Langkah Kerja
1. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah. Lakukan
pengukuran arus anoda IA dan tegangan anoda-katoda VAK,
kemudian isikan datanya pada tabel kolom bias maju.
0.37 1 25 0.00
Jawaban :
BIAS MAJU
0.8
0.7
0.6
0.5 BIAS MAJU
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0 0.03 2 4 6 8 10
BIAS MUNDUR
1
0.9
0.8
0.7
0.6 BIAS MUNDUR
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
5 10 15 20 25 30 35 40
2. Diketahui :
IF = 10 mA
VR = 30V
K = 1,381 x 10−23 J/K
q = muatan sebuah electron, 1,602 x 10−19 c
suhu ruang = 25+273 = 298k
n =1
ditanyakan :
a. VT……..?
b. Rs..........?
c. rd………?
penyelesaian
a. VT = k.T/q
VT = (1,381 x 10−23 J/K . 298k) / 1,602 x 10−19 c
= 0,02569 J/C
= 26 mV
b. Rs. = VAK/IA
IF/IA = 10 mA ; VAK = 0,71
0,71
RS =
10 mA
= 0.071 Ω
VR/VAK = -30V ; IA = 0
−30
RS =
0
=∞
n . VT
c. rd =
(iD+ Is)
rd = 1 . 26/1
rd = 26mV/1 A
LAPORAN PRAKTIKUM
JOB IV (TRANSISTOR)
OLEH
NAMA: Nir Dillah Umrah Suardi
NIM: 1824040007
KELOMPOK: -
PROG. STUDI: PEND. TEKNIK ELEKTRO S1 (01)
MAKASSAR
2020
Laboratorium Elektronika dan
Nir Dilah Umrah Suardi
Instrumentasi
A. PERCOBAAN PERTAMA
Karakteristik Transistor
B. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memilih titik kerja transistor
2. Mengenal macam – macam rangkaian bias transistor
3. Menentukan kondisi bias transistor saat digunakan sebagai
sakelar ataupun sebagai penguat
4. Melakukan optimasi pengetesan titik kerja transistor.
C. TEORI SINGKAT
Pada transistor bipolar, arus yang mengalir berupa arus lubang
(hole) dan arus electron atau berupa pembawa muatan mayoritas dan
minoritas. Transistor dapat berfungsi sebagai penguat tegangan,
penguat arus, penguat daya atau sebagai saklar. Ada 2 jenis transistor
yaitu PNP dan NPN. Transistor di desain dari pemanfaatan sifat diode,
arus menghantar dari diode dapat dikontrol oleh electron yang
ditambahkan pada pertemuan PN diode. Dengan penambahan elekdiode
pengontrol ini, maka diode semi-konduktor dapat dianggap dua buah
diode yang mempunyai electrode bersama pada pertemuan. Junction
semacam ini disebut transistor bipolar dan dapat digambarkan sebagai
berikut : Dengan memilih electrode pengontrol dari type P atau type N
sebagai electrode persekutuan antara dua diode, maka dihasilkan
transistor jenis PNP dan NPN.
Transistor dapat bekerja apabila diberi tegangan, tujuan pemberian
tegangan pada transistor adalah agar transistor tersebut dapat mencapai
suatu kondisi menghantar atau menyumbat. Baik transistor NPN
maupun PNP tegangan antara emitor dan basis adalah forward bias,
sedangkan antara basis dengan kolektor adalah reverse bias. Dari cara
pemberian tegangan muka didapatkan dua kondisi yaitu menghantar
dan menyumbat seperti pada gambar transistor NPN dibawah ini.
Pemberian tegangan pada transistor Tegangan pada Vcc jauh lebih
besar dari tegangan pada Veb. Diode basis-emitor mendapat forward
bias, akibatnya electron mengalir dari emitor ke basis, aliran electron
ini disebut arus emitor (IE). Elektron electron ini tidak mengalir dari
kolektor ke basis, tetapi sebaliknya sebagian besar electron-elektron
yang berada pada emitor tertarik ke kolektor, karena tegangan Vcc jauh
lebih besar dari pada tegangan Veb dan mengakibatkan aliran electron
dari emitor menuju kolektor melewati basis. Electron-elektron ini tidak
semuanya tertarik ke kolektor tetapi sebagian kecil menjadi arus basis
(IB).
Kaki emitor (e) adalah kaki yang memiliki tanda anak panah. Kaki basis
(b) adalah kaki tengah pada simbol dan sisanya kaki kolektor (c). Transistor
terbuat dari gabungan 3 jenis semikonduktor. Untuk transistor NPN tersusun oleh
semikonduktor tipe P yang diapit oleh 2 buah semikonduktor tipe N, sedangkan
transistor PNP terbuat dari semikonduktor tipe N yang diapit oleh 2 buah
semikonduktor tipe P seperti pada gambar 1. Kedua tipe transistor ini dapat
disamakan dengan gabungan 2 buah dioda seperti pada gambar 2 berikut ini.
Gambar 2 gabungan 2 buah diode dapat digunakan untuk menjelaskan transistor
Transistor mempunyai 3 kaki yaitu kaki emitor, kaki kolektor dan kaki basis,
artinya di dalam transistor juga terdapat 3 buah area yaitu area emitor, area
kolektor dan area basis. Gambar 3 menunjukan 3 area yang terdapat di dalam
transistor.
E. LANGKAH KERJA
100
100k
470
10
Arus basis Ib :
Arus kolektor Ic :
Tegangan Kolektor – emiter Vce :
Tegangan kolektor – basis Vcb :
Tegangan titik AG :
Arus basis Ib :
Arus kolektor Ic :
Tegangan Kolektor – emiter Vce :
Tegangan kolektor – basis Vcb :
Tegangan titik AG :
4. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah. Atur potensiometer
sehingga tegangan kolektor-emitor (VCE) 0.25V. Kemudian isi
besaran berikut
20V
100 33K
12K 10
Arus basis Ib :
Arus kolektor Ic :
Tegangan Kolektor – emiter Vce :
Tegangan kolektor – basis Vcb :
Tegangan titik AG :
F. HASIL PENGUKURAN
1.
G. PERTANYAAN
1. Sebutkan tiga macam rangkaian bias transistor! Tentukan Ic dan
VCEnya
2. Dari data yang diperoleh pada ketiga percobaan, tentukan
kondisi bias dari masing – masing sambungan transistor
3. Tentukan titik kerja transistor pada langkah 5
4. Buatlah kesimpulan percobaan anda!
H. JAWABAN
1. Basis bias resistor, Collector – feedback bias dan bias emmiter.
2. Pada ketiga percobaan tersebut memiliki kondisi bias emmiter.
3. Titik kerjanya yaitu, Vce : 10,4 V dan Ic 87,1mA
Sedangkan Apabila Arus bias basis di turunkan, maka arus kolektor juga
turun, sedangkan Tegangan kolektornya naik
Menentukan penguat arus (nilai beta)
Atur Ib = 31,2 mA
Atur Vc = 6,49 volt
Maka menghasilkan Ic = 7,61 mA
Atur Ib = 39,8 mA
Atur Vc = 5,92 volt
Maka menghasilkan Ic = 9,34 mA
Maka hasil dari nilai beta = Hfe – DC
DC : ΔIc / ΔIb x (Vc)
DC : 2,15/10(6)
DC : 1,29
G. PERTANYAAN
1. Jelaskan proses rangkaian bias DC transistor konfigurasi
coomon emitter!
2. Jelaskan kelebihan dan kekurangan rangkaian bias DC transistor
konfigurasi common emitter !
3. Tuliskan kesimpulan tentang hasil praktek yang telah anda
lakukan!
H. JAWABAN
A. PERCOBAAN KETIGA
Penguat Sinyal DC Satu Tingkat
B. TUJUAN PERCOBAAN
Praktikan setelah melaksanakan praktek, akan dapat:
1. Menyusun rangkaian percobaan yang telah dipraktekkan
2. Menjelaskan proses kerja rangkaian transistor konfigurasi
common emitter sebagai penguat sinyal AC satu tingkat
3. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan rangkaian transistor
konfigurasi common emitter sebagai penguat sinyal AC satu
tingkat.
4. Membuat kesimpulan tentang hasil praktek yang telah
dilakukan.
C. TEORI SINGKAT
Penguat Emitor Bersama (Common Emiter) Penguat Emitor
Bersama adalah penguat yang paling banyak digunakan. Penguat ini
mempunyai penguatan tegangan maupun penguatan arus. Hanya saja
perlu diingat bahwa penguat ini mempunyai impedansi masukan yang
relatif rendah dan impedansi keluaran yang relatif tinggi. Rangkaian
Penguat Emitor Bersama (Common Emiter) Beberapa rumus praktis
pada rangkaian Emitor Bersama: Penguatan tegangan tanpa C3 : AV
=RC/RE Penguatan tegangan dengan C3 : AV =RC/RE Penguatan arus :
Ai = R2/RE Impedansi keluaran : Zo = RC Impedansi masukan tanpa
C3 : Zi = R1//R2//Zib dengan Zib = hfe (rE+re’) Impedansi masukan
dengan C3 : Zi = R1//R2//Zib dengan Zib = hfe. re’ Penguat Kolektor
Bersama (Common Collector) Penguat Kolektor Bersama biasanya
dipakai sebagai transformator impedansi, karena impedansi
masukannya tinggi, sedangkan impedansi keluarannya rendah. Penguat
ini lebih unggul dibanding transformator biasa dalam dua hal, pertama,
tanggapan frekuensinya lebar, dan kedua, ada penguatan daya.
D. ALAT DAN BAHAN
E. LANGKAH KERJA
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar berikut
2. Ukurlah tegangan DC antara titik basis dan ground, VBG. VBG =
_____
volt. Hasil pengukuran yang diperoleh kira-kira 1,6 volt.
Ukur juga tegangan antara emitor dan ground, VEG = _____
volt. Hasil yang diperoleh kira-kira 1 volt. Dengan demikian,
tegangan yang ada pada basis-emitor sekitar 0,6 volt (1,6 –
1,0 volt). Tegangan bias maju yang menyebabkan transistor
bekerja diperoleh dari untaian dua resistor pembagi tegangan,
R1 dan R2. Nilai resistansi R1, R2 dan R3 sangat
menentukan karakteristik penguatan transistor.
Tegangan output Vo
Penguatan tegangan : ; saat sinyal output tidak cacad
Tegangan intput Vi
Penguatan tegangan dapat mencapai nilai di atas 100, dimana
sinyal output tetap tidak cacad. Perubahan yang kecil pada
sinyal input yang diinjeksikan di antara R1 dan R2 akan
menyebabkan perubahan pada nilai arus kolektor demikian
juga tegangan kolektor.
F. HASIL PERCOBAAN
1.
2. Tegangan titik basis dan ground : 1,34 volt
Tegangan titik emitor dan ground : 0,58 volt
3. Ketika dihubungkan dengan osiloskop
LAPORAN PRAKTIKUM
JOB V (RANGKAIAN PENYULUT)
OLEH
NAMA: Nir Dillah Umrah Suardi
NIM: 1824040007
KELOMPOK: -
PROG. STUDI: PEND. TEKNIK ELEKTRO S1 (01)
MAKASSAR
2020
Laboratorium Elektronika dan
Nir Dilah Umrah Suardi
Instrumentasi JOB V
RANGKAIAN
Pendidikan Teknik Elektro 1824040007
PENYULUT
Fakultas Teknik PTE 01
(PENYULUT UJT)
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 07/10/2020
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui prinsip kerja penyulut IC TCA 785 menggunakan
aplikasi
2. Mengetahui prinsip kerja penyulut menggunakan UJT 2N2647
menggunakan aplikasi
3. Mengetahui karakteristik rangkaian penyulut menggunakan UJT
2N2647 menggunakan aplikasi.
B. TEORI SINGKAT
Uni Junction Transistor (UJT) atau dalam bahasa Indonesia sering
disebut dengan Transistor Sambungan Tunggal adalah Komponen
Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor, UJT
memiliki tiga terminal dan hanya memiliki satu sambungan.
Struktur dasar Uni Junction Transistor atau UJT dapat dilihat pada
gambar dibawah ini. Pada dasarnya UJT terdiri dari semikonduktor
jenis Silikon yang bertipe N yang didoping ringan dan sepotong Silikon
bertipe P yang berukuran kecil dengan doping tinggi (berat) di satu
sisinya untuk menghasilkan sambungan tunggal P-N (P-N Junction).
Sambungan Tunggal inilah yang kemudian dijadikan terminologi UJT
yaitu Uni Junction Transistor. Di kedua ujung batang silikon yang
bertipe N, terdapat dua kontak Ohmik yang membentuk terminal B1
(Basis 1) dan (Basis 2). Daerah Semikonduktor yang bertipe P menjadi
Terminal Emitor (E) pada UJT tersebut.
Berikut ini adalah Bentuk dan Struktur dasar serta Simbol Uni
Junction Transistor (Transistor Sambungan Tunggal).
Saat Tegangan diantara Emitor (E) dan Basis 1 (B1) adalah Nol,
UJT tidak menghantarkan arus listrik, Semikonduktor batang yang
bertipe N akan berfungsi sebagai penghambat (memiliki resistansi yang
tinggi). Namun akan ada sedikit arus bocor yang mengalir karena bias
terbalik (reverse bias).
Pada saat tegangan di Emitor (E) dan Basis 1 (B1) dinaikan secara
bertahap, resistansi diantara Emitor dan Basis 1 akan berkurang dan arus
terbalik (reverse current) juga akan berkurang. Ketika Tegangan Emitor
dinaikan hingga ke level bias maju, arus listrik di Emitor akan mengalir.
Hal ini dikarenakan Hole pada Semikonduktor yang di doping berat
bertipe P mulai memasuki daerah semikonduktor tipe N dan bergabung
kembali dengan Elektron yang di Batang Semikonduktor bertipe N (yang
di doping ringan). Dengan demikian Uni Junction Transistor atau UJT ini
kemudian mulai menghantarkan arus listrik dari B2 ke B1.
D. LANGKAH KERJA
10K
100K
B2
E 2N2647
B1
10
473
1N4007
100
10K
10K
100K
SCR
0-15VAC B2
E 2N2647
B1
473
E. HASIL PENGUKURAN
1.
Amplitudo : 220
Volt/Div :5
Time/Div : 5ms
Perkalian Probe : 1×
2.
Amplitudo : 220
Volt/Div : 2, 2, 5, 5
Time/Div : 5ms
Perkalian Probe : 1×
3.
Amplitudo : 220
Volt/Div : 2, 2, 5, 5
Time/Div :5
Perkalian Probe : 1×
F. PERTANYAAN
langkah 2
140
120
100
80 langkah 2
60
40
20
0
E B2 VG Vak
langkah 3
140
120
100
80 langkah 3
60
40
20
0
E B2 VG Vak
3. Pemberian catu daya pada rangkaian penyulut dapat
mempengaruhi bentuk gelombang yang akan dihasilkan.
Kemudian pemberian beban induktif pada kaki katoda SCR juga
memmpengaruhi bentuk gelombang yang dihasilkan.
A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengetahui prinsip kerja penyulut menggunakan IC TCA 780/785.
2. Mengetahui karakteristik rangkaian penyulut menggunakan IC
TCA 780/785.
B. Teori Singkat
Penyulutan atau penyalaan atau trigger adalah peristiwa
mengkonduksikan thyristor. Metode penyulutan ini terdapat beberapa
macam, diantaranya adalah:
1. Memberikan tegangan breakover
Jika tegangan yang diberikan kepada SCR melebihi rating
tegangan breakdown, SCR akan diswitch dari keadaan tidak
konduksi menjadi konduksi karena mengalami avalanche
breakdown.
2. Laju perubahan tegangan
Apabila tegangan yang diberikan pada anoda lebih positif dari
katoda, sambungan J2 pada struktur SCR akan dibias mundur dan
pada sambungan akan terbentuk kapasitansi. Jika suatu tegangan
diaplikasikan dengan tiba-tiba, arus pengisian akan mengalir dan
cenderung mengkonduksikan komponen. Jika muatan yang
terdapat pada kapasitansi sambungan Cj dinyatakan dengan Q dan
tegangan yang diberikan dinyatakan dengan V, maka:
dQ d dV dC j
ic ( Cj .V ) C j V
dt dt dt dt
3. Temperatur
Jika temperatur naik, arus bocor pada sambungan yang dibias
mundur akan naik. Pada temperatur yang tinggi, akan dapat
menyebabkan SCR konduksi.
4. Cahaya
Aksi turn-on karena pengaruh cahaya diperoleh karena radiasi
komponen. Ini dapat digunakan bergantian dengan penyulutan
gate. Penyulutan semacam ini mungkin diaplikasikan dimana
rangkaian memerlukan tanggapan sahaya atau isolasi secara
kelistrikan antara sinyal penyulut dan beban.
5. Penyulutan gate
Ini adalah metode yang paling umum digunakan untuk
mengkonduksikan thyristor. Penyulutan gate memerlukan
penguatan penyulutan yang tinggi yang merupakan perbandingan
arus anoda dan arus gate, sehingga pengaturan hanya akan
menggunakan daya yang rendah. Jika arus gate yang diberikan
pada komponen diperbesar, tegangan breakover SCR akan turun,
sehingga memungkinkan SCR konduksi pada tegangan rendah.
Terdapat tiga kondisi yang harus dipenuhi agar SCR dapat
konduksi, yakni:
1. Thyristor harus dalam kondisi bias maju.
2. Pulsa gate yang diaplikasikan harus lebih positif terhadap
katoda.
3. Impedansi beban sepatutnya jangan terlalu tinggi sehingga
saat SCR dikonduksikan, dapat mencapai arus latchingnya.
Sumber
Suplai daya dc
teg. ac
Trafo
pulsa-1
Sinyal umpan
balik dan Trafo
Pembangkit pulsa-2
Sinyal pulsa
sinkronisasi
Trafo
Penguat pulsa pulsa-n
Pulsa tunggal
Pulsa dc
Pulsa berantai
Peraba
5
nol Memori
Sinkron
14 Q1
16
4 Q1
Rangkaia
n 15 Q2
logika
1 Q2
3 Qu
7 Q
Pemban-
ding
Pemadam
9 8 10 11 6 13
Vref
Vm t
V10
Teg. acuan pin 11
t
V15
t
V14
t
V15
Pin 12 ditanahkan
t
V14 Pin 12 ditanahkan
t
V2 Pin 13 ditanahkan
t
V4 Pin 13 ditanahkan
t
Amplitudo : 220V
Volt/div : 0,5 mV
Probe : 1×
Time/div : 5m
Kaki 14 IC TCA 780/785
Amplitudo : 220V
Volt/div : 0,5 mV
Probe : 1×
Time/div : 5m
Amplitudo : 220V
Volt/div : 0,5 mV
Probe : 1×
Time/div : 5m
Kaki kolektor Q1
Amplitudo : 220V
Volt/div : 0,2 mV
Probe : 1×
Time/div : 5m
Kaki kolektor Q2
Amplitudo : 220V
Volt/div : 0,2 mV
Probe : 1×
Time/div : 5m
E. Tugas
1. Dari hasil percobaan, jelaskan prinsip kerja pergeseran pulsa
penyulut.
2. Dari hasil percobaan, buat karakteristik tegangan input penyulutan
dengan sudut pergeseran penyulutan.
3. Buatlah kesimpulan percobaan anda!
F. Jawaban :
1. Prinsip kerja pergeseran pulsa penyulut pada hasil percobaan diatas
adalah ketika potensiometer RV3 diatur maka dapat mempengaruhi
bentuk gelombang pada titik yang diukur pada rangkain ini.
2. Karakteristik tegangan input penyulutan dengan sudut pergeseran
penyulutan
IC TCA 785
70
60
50
40 IC TCA 785
30
20
10
0
kaki 10 kaki 14 kaki 15 Q1 Q2 Kaki trafo
LAPORAN PRAKTIKUM
JOB VI (SCR)
OLEH
NAMA: Nir Dillah Umrah Suardi
NIM: 1824040007
KELOMPOK: -
PROG. STUDI: PEND. TEKNIK ELEKTRO S1 (01)
MAKASSAR
2020
Laboratorium Elektronika dan
Nir Dilah Umrah Suardi
Instrumentasi
A. PERCOBAAN PERTAMA
Karakteristik SCR
B. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat :
E. LANGKAH KERJA
V1 V2 A1 A2 Kanal X Kanal Y
IG
IG =75µA
=0mA
Teg. VAK
(Volt) IA(µA) VAK (Volt) IA(µA)
(Volt)
5 0.10 5 0.10 5
1
0 0.20 10 0.20 10
1
5 0.30 5 0.30 15
2
0 0.40 20 0.40 20
2
5 0.50 25 0.50 25
3 0.60 30 0.60 30
0
3
5 0,70 35 0,70 35
4
0 0,80 40 0,80 40
KANAL X KANAL Y
V/Div = 10v/cm V/Div = 10v/cm
Probe = x1 Probe = x1
F. Pertanyaan dan Tugas
1. Terangkan cara menentukan terminal SCR menggunakan
multimeter dan cara mengetahui baik tidaknya SCR tersebut!
2. Bandingkan gambar yang diperoleh pada langkah 2 dan 3,
kemudian berikan komentar!
3. Pada langkah 2, tentukan arus latching SCR dan arus holdingnya!
4. Buatlah kesimpulan percobaan anda!
Jawaban :
A. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk memahami karakteristik SCR dan prinsip rangkaian gerbang, dan
kinerja percobaan tentang kontrol fasa
B. TEORI SINGKAT
Penyearah adalah rangkaian yang mengubah daya input Arus
Bolak- balik (AC) menjadi daya output Arus Searah (DC). Catu daya input
dapat berupa catu daya satu fasa atau multi fasa dengan yang paling
sederhana dari semua rangkaian penyearah adalah dari Penyearah
Setengah Gelombang.
Dioda daya dalam rangkaian penyearah setengah gelombang melewati
hanya setengah dari setiap gelombang sinus lengkap dari supply AC untuk
mengubahnya menjadi supply DC. Kemudian jenis rangkaian ini disebut
"penyearah setengah gelombang" karena hanya melewati setengah dari
catu daya AC
Salah satu metode untuk memperbaiki ini adalah dengan
menggunakan setiap setengah siklus dari tegangan input daripada setiap
setengah siklus lainnya. rangkaian yang memungkinkan kita melakukan
ini disebut Penyearah Gelombang Penuh. Seperti rangkaian setengah
gelombang, rangkaian penyearah gelombang penuh menghasilkan
tegangan atau arus keluaran yang murni DC atau memiliki beberapa
komponen DC tertentu. Penyearah gelombang penuh memiliki beberapa
kelebihan mendasar dibandingkan Penyearah Setengah Gelombang yang
akan dibahas selanjutnya.
Tegangan output rata-rata (DC) lebih tinggi daripada setengah
gelombang, output penyearah gelombang penuh memiliki riak yang jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan penyearah setengah gelombang yang
menghasilkan bentuk gelombang output yang lebih halus.Dalam rangkaian
Penyearah Gelombang Penuh dua dioda sekarang digunakan, satu untuk
setiap setengah dari siklus. Trafo belitan ganda dipakai, pada belitan
sekundernya akan dibagi secara merata menjadi dua bagian dengan
koneksi tengah yang disadap, (C).
F. PERTANYAAN
Va
Pmaks
Va Pmaks
Vo p
2. Disederhanakan Va=Vo x [1-(a/2 π ) + (1/4 π ) sin 2a]1/2 menjadi
Va = Vo/ π (1 + cos 90◦) sehingga
Va = 220/3,14 (1+cos 90◦)
= 70,06 volt
Maka Va/Vo = 70,06/3,14
= 0,31 volt
3. Rumus Ia = IT √2
Ia = 10A, maka
IT = Ia/√2
= 10/√2
= 7,07 A
4. Penyearah terkendali 1 fasa gelombang penuh menggunakan SCR
sebagai penyearahnya. Penyearahan ini menghasilkan tegangan dari
arus DC yang tinggi dengan riak yang sedikit. Oleh karena itu sangat
baik digunakan.
A. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengkhususkan SCR dan kontrol fase dengan rangkaian gerbang,
rengkaian penyearah dan kontrol tegangan rata-rata keluaran.
B. TEORI SINGKAT
Penyearah tiga fasa adalah proses mengubah power supply 3-fasa stabil
menjadi power supply DC yang permanen memakai dioda solid state atau
thyristor.Melalui kaki (pin) gate tersebut memungkinkan komponen ini di-
trigger menjadi on, yaitu dengan memberi arus gate. Dengan memberi arus
gate Ig yang semakin besar dapat menurunkan tegangan breakover (Vbo)
sebuah SCR. Dimana tegangan ini adalah tegangan minimum yang
diperlukan SCR untuk menjadi on. Sampai pada suatu besar arus gate
tertentu, ternyata akan sangat mudah membuat SCR menjadi on. Bahkan
dengan tegangan forward yang kecil sekalipun ada satu parameter penting
lain dari SCR, yaitu Vgt. Parameter ini adalah tegangan trigger pada gate
yang menyebabkan SCR on. Jika dilihat dari model thyristor pada gambar
struktur thyristor dengan transistor pada sebelumnya, tegangan ini adalah
tegangan Vbe pada transistor Q2. Vgt sama dengan Vbe yaitu sebesar 0.7
volt. Seperti contoh rangkaian gambar diatas adalah sebuah SCR yang
diketahui memiliki Igt = 10 mA dan Vgt = 0.7 volt. Maka dapat dihitung
tegangan Vin yang diperlukan agar SCR ini on adalah sebesar : Vin = Vr +
Vgt Vin = Igt(R) + Vgt = 4.9 volt.
C. ALAT DAN BAHAN
3 Kapasitor 2 buah
Resistor 1Ω
4 2 buah
Resistor beban 100k Ω
5 2 buah
Amperemeter
6 2 buah
LAPORAN PRAKTIKUM
JOB VII (TRIAC)
OLEH
NAMA: NIR DILLAH UMRAH SUARDI
NIM: 1824040007
KELOMPOK: -
PROG. STUDI: PEND. TEKNIK ELEKTRO S1 (01)
MAKASSAR
2020
Laboratorium Elektronika dan Nama : Nir Dillah Umrah
Instrumentasi Suardi
JOB VII
Pendidikan Teknik Elektro TRIAC NIM : 1824040007
(karakteristik
Fakultas Teknik Klmpk : -
TRIAC)
Universitas Negeri Makassar Tanggal :21/10/2020
A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengetahui prinsip kerja TRIAC
2. Menggambar karakteristik TRIAC pada aplikasi
3. Mengenal parameter-parameter TRIAC
4. Mengenal aplikasi TRIAC
B. Teori Singkat
TRIAC adalah perangkat semikonduktor berterminal tiga yang
berfungsi sebagai pengendali arus listrik. Nama TRIAC ini merupakan
singkatan dari TRIode for Alternating Current (Trioda untuk arus bolak
balik). Sama seperti SCR, TRIAC juga tergolong sebagai Thyristor yang
berfungsi sebagai pengendali atau Switching. Namun, berbeda dengan
SCR yang hanya dapat dilewati arus listrik dari satu arah (unidirectional),
TRIAC memiliki kemampuan yang dapat mengalirkan arus listrik ke
kedua arah (bidirectional) ketika dipicu. Terminal Gate TRIAC hanya
memerlukan arus yang relatif rendah untuk dapat mengendalikan aliran
arus listrik AC yang tinggi dari dua arah terminalnya. TRIAC sering juga
disebut dengan Bidirectional Triode Thyristor.Pada dasarnya, sebuah
TRIAC sama dengan dua buah SCR yang disusun dan disambungkan
secara antiparalel (paralel yang berlawanan arah) dengan Terminal
Gerbang atau Gate-nya dihubungkan bersama menjadi satu. Jika dilihat
dari strukturnya, TRIAC merupakan komponen elektronika yang terdiri
dari 4 lapis semikonduktor dan 3 Terminal, Ketiga Terminal tersebut
diantaranya adalah MT1, MT2 dan Gate. MT adalah singkatan dari Main
Terminal.
Bentuk dan symbol TRIAC
Kita
sekarang tahu bahwa "triac" adalah 4-layer, PNPN di arah positif dan NPNP di
arah negatif, perangkat dua arah dua terminal yang menghalangi arus dalam
keadaan "OFF" yang bertindak seperti sakelar rangkaian terbuka, tetapi tidak
seperti thyristor konvensional, triac dapat mengalirkan arus ke salah satu arah
ketika dipicu oleh pulsa gerbang tunggal. Kemudian triac memiliki empat mode
operasi yang dapat memicu sebagai berikut.
D. Langkah Kerja
1. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah pada aplikasi. Catat
penunjukan V1, V2, A1, dan A2. Amati bentuk bentuk tegangan
anoda-katoda pada osiloskop untuk tiga keadaan arus gate yang
berbeda pada satu salib sumbu
A2
220V 470/5W
V1 X Y
1N60
500K 47Ohm V2
220V A1
10/5W
V1 V2 A1 A2 Kanal X Kanal Y
Jawaban :
A. Tujuan Percobaan
Ketika membutuhkan aliran motor listrik yang uji kontrol keluaran
arus AC dengan mengubah nilai tegangan dan fase pengontrol
B. Alat dan Bahan
1. ED-2040-J (single phase AC control)
2. Osiloskop
3. Load connection cord
4. Power supply connection cord
5. Single phase AC 220V
C. Langkah Kerja
1. Pengukuran terminal sign-in (signal in)
a. Menerapkan kekuatan dan menghubungkan probe osiloskop
seperti gambar dibawah ini. Dan setelah mengukur bentuk
gelombangnya. Rekam ini.
b. Bandingkan dengan bentuk gombang pada gambar 10-61
Va Pmaks
LAPORAN PRAKTIKUM
JOB VIII (CHOPPER)
OLEH
NAMA: NIR DILLAH UMRAH SUARDI
NIM: 1824040007
KELOMPOK: -
PROG. STUDI: PEND. TEKNIK ELEKTRO S1 (01)
MAKASSAR
2020
Laboratorium Elektronika dan
Instrumentasi Nir Dillah Umrah Suardi
JOB VIII
Pendidikan Teknik Elektro CHOPPER 1824040007
(buck step-down
Fakultas Teknik PTE 01/18
converter)
Universitas Negeri Makassar 28/10/2020
A. Tujuan Percobaan
Lakukan percobaan pengendalian bebanDC dengan tegangan keluaran
rendah dengan pasokan tegangan DC. Dan melakukan percobaan
menggunakan IGBT yang menggunakan elemen kontrol secara luas.
B. Alat dan Bahan
1. ED-2040-E (buck (step-down) converter)
2. Osiloskop
3. Load connection cord
4. Power supply connection cord
5. Single phase AC 220V
C. Langkah Kerja
1. Pengukuran terminal Sig-in (signal-In)
a. Menerapkan kekuatan dan menghubungkan probe
osiloskop seperti gambar dibawah dan kemudian ukur
bentuk gelombang dengan menyesuaikan kenop Freq-
variabel
b. Setelah mengatur frekuensi sebagai 500Hz. Rekam bentuk
gelombang dan bandingkan sekarang bentuk gelombang
dengan bentuk gelombang dalam (gambar 5-4)
Time : 1ms/div Volt: 0,2mV/div
A. Tujuan Percobaan
Pengujian tegangan keluaran yang lebih tinggi menggunakan energi
yang dibebankan dalamn L sebagai daya DC
B. Alat dan Bahan
1. ED-2040-F (boost (step-up)converter)
2. Osiloskop
3. Load connection cord
4. Power supply connection cord
5. Single phase AC 220V
C. Langkah Kerja
1. Pengukuran terminal Sig-in (signal-In)
a. Menerapkan kekuatan dan menghubungkan probe
osiloskop seperti gambar dibawah dan kemudian ukur
bentuk gelombang dengan menyesuaikan kenop Freq-
variabel
b. Setelah mengatur frekuensi sebagai 500Hz. Rekam bentuk
gelombang dan bandingkan sekarang bentuk gelombang
dengan bentuk gelombang dalam (gambar 6-4)
Time : 1ms/div Volt : 1mV/div
LAPORAN PRAKTIKUM
JOB IX (INVERTER)
OLEH
NAMA: NIR DILLAH UMRAH SUARDI
NIM: 1824040007
KELOMPOK: -
PROG. STUDI: PEND. TEKNIK ELEKTRO S1 (01)
MAKASSAR
2020
Laboratorium Elektronika dan Nama : Nir Dillah
Instrumentasi Umrah Suardi
JOB IX
Pendidikan Teknik Elektro INVERTER NIM : 1824040007
(inverter tegangan
Fakultas Teknik Klmpk : -
gelombang PWM)
Universitas Negeri Makassar Tanggal :06/11/2020
A. Tujuan Percobaan
Mensuplai sinyal kendali dengan PWM untuk mengubah tegangan DC
menjadi tegangan AC, dan mendapatkan keluaran arus bolak-balik dalam
gelombang sinus dekat.
B. Alat dan Bahan
1. ED-2040-G (PWM WAVE VOLTAGE INVERTER)
2. Osiloskop
3. Load connection cord
4. Power supply connection cord
5. Single phase AC 220V
C. Langkah Kerja
1. Pengukuran terminal Fr (Frekuensi Referensi)
a. Menerapkan kekuatan dan menghubungkan probe
osiloskop seperti gambar dibawah dan kemudian ukur
bentuk gelombang dengan menyesuaikan pilih Freq.
b. Setelah mengatur saklar pilih-frek pada 60 Hz, rekam
bentuk gelombangnya.
2. Pengukuran terminal Fc
a. Hubungkan probe osiloskop seperti gambar yang
ditunjukkan dibawah ini. Kemudian ukur bentuk
gelombang dengan menyesuaikan kenop Fc freg-variable.
b. Setelah mengatur frekuensi pada 1(KHz), catat bentuk
gelombangnya
6. Pengukuran beban R
a. Hubungkan kabel rangkaian dan probe osiloskop seperti
gambar yang ditunjukkan dibawah ini. Kemudian ukur
bentuk gelombangnya dengan menyesuaikan pilih sakelar
(sinyal Ref) dan kenop Fc Freq-Variable
b. Freq atur sinyal ref pada 60Hz dan atur kenop Fc freq-
variabel pada 50% dan mengukur bentuk gelombang.
7. Pengukuran beban R-L
a. Hubungkan kabel rangkaian dan probe osiloskop seperti
gambar yang ditunjukkan dibawah ini. Kemudian
ukur bentuk gelombangnya dengan menyesuaikan
kenop freq select (sinyal Ref) dan kenop fc freq-
variabel atur sinyal Ref pada 60Hz dan setel kenop
Fc freq-variabel pada 50% dan ukur bentuk
gelombang.
b. Bandingkan hasil percobaan langkah 6
Laboratorium Elektronika dan JOB IX Nama : Nir Dillah
Instrumentasi Umrah Suardi
INVERTER
Pendidikan Teknik Elektro NIM : 1824040007
(SQUARE WAVE
Fakultas Teknik VOLTAGE Klmpk : -
A. Tujuan Percobaan
Untuk mengubah tegangan DC ke AC, menyetujui sinyal kontrol
dengan gelombang persegi panjang, dan menguji beban AC.
B. Alat dan Bahan
1. ED-2040-H (SQUARE WAVE VOLTAGE INVERTER)
2. Osiloskop
3. Load connection cord
4. Power supply connection cord
5. Single phase AC 220V
C. Langkah Kerja
1. Pengukuran terminal Sig-in (signal-In)
a. Menerapkan kekuatan dan menghubungkan probe
osiloskop seperti gambar dibawah dan kemudian ukur
bentuk gelombang dengan menyesuaikan kenop Freq-
variabel
b. Setelah mengatur frekuensi sebagai 60Hz. Rekam bentuk
gelombang dan bandingkan sekarang bentuk gelombang
dengan bentuk gelombang dalam (gambar 8-71)
2. Pengukuran V-ref (tegangan)-terminal referensi
a. Hubungkan probe osiloskop seperti gambar yang
ditunjukkan dibawah ini. Kemudian ukur bentuk
gelombang dengan menyesuaikan kenop variable volt.
b. Setelah mengatur kenop pada titik 50%. Catat bentuk
gelombang saat ini dengan bentuk gelombang c di gambar
8-7
3. Pengukuran terminal frekuensi (frek)
a. Hubungkan probe osiloskop seperti gambar yang
ditunjukkan dibawah ini. Kemudian ukur bentuk
gelombang dengan menyesuaikan tombol phase-variable
b. Setelah mengatur kenop pada 50% catat bentuk gelombang
dan bandingkan dengan bentuk gelombang d dalam gambar
8-7