Elektronika Fisis I
DISUSUN OLEH:
NAMA :SUCI MULIANTI PANGA
NIM :H021 17 1016
KELOMPOK :XII (DUA BELAS)
TANGGAL PERCOBAAN :18 SEPTEMBER 2018
ASISTEN :CAHYA MUKHLISA AZDARANI
AMALIA WIDYANIS
1 1
Umumnya di pasar tersedia ukuran , , 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang
8 4
memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang
persegi empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi
biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung
dibadannya, misalnya 100 ω dan 5 ω. Resistor dalam teori dan prakteknya ditulis
dengan perlambangan huruf R. Dilihat dari ukuran fisik sebuah resistor yang
satu dengan yang lainnya tidak berarti sama besar nilai hambatannya. Nilai
hambatan resistor disebut resistansi [5].
Resistor dibedakan menjadi resistor tetap (fixed resistor) dan resistor
variabel. Pengunaan untuk daya rendah yang paling utama adalah jenis tahanan
tetap yaitu tahanan campuran karbon yang dicetak. Ukuran relatif semua tahanan
tetap dan tidak tetap berubah terhadap rating daya (jumlah watt), penambahan
ukuran untuk meningkatkan rating daya agar dapat mempertahankan arus dan rugi
resapan daya yang lebih besar [5].
Tidak semua nilai resistansi sebuah resistor dicantumkan dengan lambang
bilangan melainkan dengan cincin kode warna. Banyaknya cincin kode warna
pada setiap resistor berjumlah 4 dan ada juga yang berjumlah 5. Resistansi yang
mempunyai 5 cincin terdiri dari cincin 1, 2 dan 3 adalah cincin digit, cincin 4
sebagai pengali serta cincin 5 adalah toleransi. Resistansi yang mempunyai 4
cincin terdiri dari cincin 1 , 2 adalah sebagai digit, cincin 3 adalah cincin pengali
dan cincin 4 sebagai toleransi [6].
II.1.3 Dioda
Dioda adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 1 buah
junction, sering disebut sebagai komponen 2 lapis (lapis N dan P) bias dioda
adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal dioda. Apabila A diberi tegangan
positif dan K diberi tegangan negatif maka bias tersebut dikatakan bias maju
(forward bias). Pada kondisi bias ini akan terjadi aliran arus dengan ketentuan
beda tegangan yang diberikan ke dioda atau VA-VK > Vj dan selalu positif.
Sebaliknya apabila A diberi tegangan negatif dan K diberi tegangan positif, arus
yang mengalir (IR) jauh lebih kecil dari pada kondisi bias maju. Bias ini
dinamakan bias mundur (reverse bias) pada arus maju (IF) diperlakukan baterai
tegangan yang diberikan dengan IF tidak terlalu besar maupun tidak ada
peningkatan IR yang cukup signifikan [5].
II.2 Alat ukur listrik
Alat ukur Multimeter Analog adalah sebuah alat ukur elektronik yang
mempunyai multifungsi yaitu sebagai Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter.
Multimeter Analog ini digunakan umum oleh para teknisi maupun mahasiswa
dalam sebuah laboratorium elektronika untuk mengukur besarnya tegangan listrik
searah, mengukur tegangan Iistrik bolak-balik, mengukur tahanan, memeriksa
komponen-komponen elektronika dan digunakan sebagai alat bantu pada
troubleshooting (mencari kerusakan) rangkaian elektronik. Dengan
memperkenalkan cara kerja dan penggunaan dari Multimeter Analog diharapkan
generasi muda dapat mengenal dan tertarik pada teknologi elektronika dasar
sejak dini [6].
Alat ukur multimeter ini dapat mengukur voltase baik AC maupun DC,
arus dan hambatan dalam sebuah rangkain elektronika. Nama lain dari multimeter
ini adalah avometer atau multitester. Fungsi utama dari multitester ini ialah
mengukur resistansi, kapasitansi, arus listrik, tegangan AC maupun DC, menguji
baik atau tidaknya suatu komponen, mengetahui sambungan rangkaian dan
sebagainya. Hasil dari pengujian tersebut akan ditunjukkan oleh jarum penunjuk
pada multitester [5].
II.2.1 Amperemeter
Amperemeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus
listrik dan dipasang secara seri dalam rangkaian. Amperemeter yang tersedia
dapat dikategorikan menjadi analog dan digital. Semua arus dalam rangkaian
mengalir melalui amperemeter, maka amperemeter harus memiliki tahanan yang
sangat kecil. Amperemeter digital dihubungkan secara seri dengan lampu untuk
mengukur arus yang mengalir dalam rangkaian. Sedangkan amperemeter analog,
pemasangan probe (kutub positif/negatif) perlu diperhatikan untuk menghindari
jarum berayum dalam arah yang salah [7].
II.2.2 Voltmeter
Voltmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk tegangan dan
dipasang secara pararel dengan sumber atau bagian rangkaian yang akan di ukur
tegangannya. Voltmeter digital dihubungkan secara paralel dengan lampu yang
diukur tegangannya. Untuk menghindari aliran arus yang besar memasuki alat
ukur, maka voltmeter harus memiliki tahanan yang sangat besar [7].
II.2.3 Ohmmeter
Ohmmeter digunakan untuk mengukur besarnya tahanan atau resistansi
dari sebuah resistor. Pemasangan alat ukur ohmmeter dilakukan secara pararel
dengan tahanan yang akan diukur resistansinya tanpa terhubung dengan tegangan
sumber. Dalam mengukur resistansi dari tahanan, kedua kaki komponen tidak
boleh dipegang langsung karena dapat mempengaruhi nilai komponen yang
sedang diukur karena komponen dalam kondisi pararel dengan tangan [7].
II.2.4 Multimeter
Multimeter adalah alat ukur elektronik yang memiliki beberapa fungsi
dalam satu unit alat. Umumnya multimeter dasar terdiri atas amperemeter,
voltmeter dan ohmmeter. Sementara itu multimeter analog sering juga disebut
sebagai “volt-ohm-meters” atau DMM [7].
II.2.5 Osiloskop
Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk mengamati gelombang dan
mengetahui berapa besarnya tegangan dan frekuensi dari gelombang tersebut.
Layar dari osiloskop dilengkapi dengan skala baik dengan sumbu horizontal
maupun sumbu vertikal. Besarnya gelombang yang ditampilkan bergantung pada
besarnya tegangan yang masuk dan skala yang digunakan pada osiloskop [7].
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
(a) (b)
Gambar III.2 (a) Multimeter digital dan (b) Multimeter analog
Multimeter berfungsi untuk mengukur tegangan, arus dan hambatan dari
komponen elektronika.
3. Handphone
(a) (b)
Gambar III.11 (a) skema Pengisian kapasitor (b) rangkaian pengisian kapasitor
3. Mengkalibrasi multimeter analog dan multimeter digital.
4. Menghubungkan kabel positif catu daya ke titik a, kabel negatif catu daya
dihubungkan ke ground, kabel positif multimeter digital (mengukur arus) ke
kaki negatif resistor, kabel negatif multimeter digital (mengukur arus) ke kaki
positif kapasitor, kabel positif multimeter analog (mengukur tegangan) ke kaki
positif kapasitor dan kabel ngatif multimeter analog (mengukur tegangan)
ke ground.
5. Menyiapkan stopwatch untuk mengukur waktu yang dibutuhkan pada saat
pengisian kapasitor.
6. Mengatur tegangan catu daya sebesar 8 volt.
7. Menyalakan catu daya bersamaan dengan menyalakan stopwatch.
8. Menghitung besar arus dan tegangan dalam selisih waktu 4 detik.
9. Mencatat arus dan tegangan yang terukur pada multimeter hingga detik ke-16.
III.3.7.2 Pengosongan Kapasitor
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai komponen listrik seperti pada gambar dibawah:
(a) (b)
Gambar III.12 (a)skema pengosongan kapasitor dan (b)rangkaian
pengosongan kapasitor
IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Data
Tabel IV.1 Pengukuran Resistor
No Pengujian Keadaan
Jenis Dioda
. Anoda-Katoda Katoda-Anoda (Baik/Buruk)
Semikondukto
1. Bergerak Tidak Bergerak Baik
r
2. Zener Bergerak Bergerak Baik
3. LED Bergerak Tidak Bergerak Baik
No Kapasitansi I (A)
T(s) Resonansi (KΩ) (mA) Vout (V) Vin
. (μF)
1. 4 0,78 2
2. 8 10 1000 0,53 4 8
3. 12 0,33 6,2
4. 16 0,24 7,1
No Kapasitansi I (A)
T(s) Resonansi (KΩ) Vout (V) Vin
. (μF) (mA)
1. 4 0,64 6
2. 8 0,40 4
10 1000 8
3. 12 0,28 2,8
4. 16 0,18 1,9
IV.2 Pembahasan
Pada percobaan pengukuran terhadap resistor tetap terdapat empat bahan
resistansi yang digunakan dalam praktikum. Dimana resistor pertama berwarna
Orange-Hitam-Orange-Emas dengan resistansi pengukuran secara teori 30x103 Ω
dan secara praktek 28.2 ± 5% Ω, pada resistor coklat-hitam-orange-coklat secara
teori 10x103 dan secara praktek 9,8 ± 1% Ω, pada resistor merah-merah-coklat
secara teori 220 Ω dan secara praktek 216 Ω, sedangkan pada resistor
coklat-hijau-coklat secara teori 150 Ω dan secara praktek 147 Ω. Pada Resistansi
pengukuran secara teori berbeda dengan hasil resistansi pengukuran secara
praktikum dikarenakan keadaaan atau kondisi alat dan bahan yang sudah terlalu
sering digunakan jadi nilai perhitungan pengukuran resistansinya sedikit berbeda
jika dihitung secara teori.
Untuk mengetahui kondisi atau keadaan suatu resistor maka diperlukan
untuk melakukan uji coba terhadap resistor tersebut. Dalam praktikum ini
digunakan dua bahan sebagai bahan percobaan yang akan diuji kondisinya apakah
masih baik atau sudah tidak layak untuk digunakan. Dalam praktikum digunakan
resistor potensiometer dengan nilai bahan 100 KΩ dan resistor trimpot dengan
nilai bahan 10 KΩ. Dalam praktikum kita melakukan pengukuran resistansi pada
kaki-kaki resistor. Pertama pada kaki 1-3 reistor trimpot dan potensiometer tidak
bergerak yang terlihat pada multimeter karena memang pada teori apabila
dipasangkan kaki 1-3 itu tetap tidak akan mengalami perubahan. Kemudian pada
kaki resistor potensiometer dan trimpot dipasangkan kaki 1-2 dan kaki 2-3, pada
pengamatan terjadi pergerakan dan ini menandakan bahwa resistor ini masih
berfungsi dengan baik sehingga masih bisa atau masih layak untuk digunakan.
Pengukuran hambatan pada resistor LDR ini diberikan dua perlakuan
yaitu pertama diberi cahaya dan kedua tidak diberi cahaya. Pada saat perlakuan
diberi cahaya resistansi pada resistor LDR semakin kecil nilai tegangannya dan
pada saat tidak diberi cahaya resistansinya menjadi besar tegangannya. Pada
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa resisitor LDR peka terhadap cahaya.
Dalam percobaan kapasitor terdapat tiga bahan yang digunakan untuk
mengukur kapasitas dan batas kerja suatu kapasitor yaitu elektrolit, keramik dan
mika. Pada kapasitor elektrolit kapasitasnya 1000 μF dan memiliki batas kerja 25
Volt. Pada kapasitor keramik kapasitansinya 10-4 μF dan batas kerjanya tidak
diketahui. Kapasitor mika memiliki kapasitas 0,1 μF dan batas kerjanya 100 Volt.
Pengukuran terhadap dioda dilakukan pada dioda semikonduktor, zener,
dan LED. Pengujian semikonduktor dari anoda ke katoda pada multimeter
jarumnya bergerak dan pada saat pengujian dari katoda ke anoda jarum
multimeter tidak mengalami pergerakan sama sekali tetapi memang pada prospek
kerjanya jika dari katoda ke anoda memang tidak akan mengalami pergerakan
pada jarum multimeter. Seperti pada pengujian dioda semikonduktor terjadi juga
pada zener jika dari anoda ke katoda jarum multimeter mengalami pergerakan
tetapi jika dari katoda ke anoda juga bergerak. Serta pada LED ketika anoda ke
katoda jarum multimeter bergerak tetapi tidak menyala dan saat katoda ke anoda
jarum multimeter tidak bergerak dan tidak menyala. Pada pengujian ini dapat
disimpulkan bahwa kondisi atau keadaan dioda semikonduktor dan zener masih
terbilang kondisinya baik.
Pada pengisian dan pengosongan, saat proses pengisian kapasitor semakin
tinggi tegangan maka arus semakin rendah dan pada pengosongan semakin lama
waktu pengukuran arus dan tegangan semakin turun. Jika dilihat dari tabel
pengisian dan pengosongan kapasitor dapat dilihat bahwa banyaknya tegangan
yang masuk dalam kapasitor sebanding dengan lamanya waktu pengisian begitu
pula sebaliknya pada proses pengosongan dapat dilihat bahwa banyaknya
tegangan yang keluar sebanding dengan lamanya waktu pengosongan.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan alat ukur seperti multimeter yaitu bisa mengukur arus, tegangan dan
hambatan pada listrik. Multimeter terdiri dari multimeter analog yang masih
menggunakan jarum untuk menghitng pengukuran dan multimeter digital yang
lebih gampang untuk diketahui pengukuranya.
2. Osiloskop digunakan untuk menampilkan isyarat masukan dan isyarat keluaran.
3. Komponen listrik terbagi dua yaitu komponen pasif dimana bekerja tanpa
memerlukan sumber arus listrik dari luar seperti resistor, kapasitor dan induktor.
Komponen aktif yang bekerja dengan mendapat sumber arus listrik dari luar
seperti dioda dan transistor.
4. Pembebanan catu daya tergantung pada jenis catu daya. Semakin besar nilai
catu daya, maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan dan sebaliknya
semakin kecil catu daya, maka semakin kecil tegangan yang dihasilkan.
5. Pada pengisian kapasitor dapat kita tarik kesimpulan bahwa semakin lama
waktu pengukuran, arusnya semakin turun dan tegangan keluarannya semakin
besar. Berbeda dengan pengosongan kapasitor, semakin lama waktu
pengukuran arus dan tegangan semakin turun.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk laboratorium
Saran untuk laboratorium agar alat dan bahan praktikum yang akan
digunakan dalam percobaan diperbaharui sehingga pada saat pengambilan data,
data yang diambil dapat lebih akurat.
[2] S. Sapiie dan O. Nishino. Pengukuran dan Alat-Alat Ukur Listrik. PT.
Pradnya Paramita, Jakarta, 2000.