Anda di halaman 1dari 29

NERACA ARUS

Wahdini Ramli, Fatimah H. M. Adam, Rahmatiah


Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar
Abstrak
Telah dilakukan eksperimen Neraca Arus dengan tujuan untuk menyelidiki hubungan
antara gaya magnetik dengan kuat arus listrik, panjang kawat penghantar, dan kuat medan magnet.
Kemudian dari hubungan tersebut diformulasikan persamaan gaya magnetik. Hasil pengamatan
pada kegiatan pertama diperoleh data, semakin besar panjang loop arus maka semakin besar pula
perubahan massa magnet. Pada kegiatan kedua diperoleh data, semakin besar kuat arus listrik,
maka semakin besar perubahan massa magnet. Pada kegiatan ketiga, diperoleh data banyak
magnet digunakan, maka semakin besar pula perubahan massa magnet. Nilai gaya magnetik
diperoleh dengan mengurangi massa akhir magnet assembly dengan massa awalnya. Kemudian
dikalikan dengan percepatan gravitasi 9,8 m/s 2. Dari tiap gaya magnet dicari hubungannya dengan
panjang loop arus, panjang kawat, dan medan magnet menggunakan analisis grafik dengan
persamaan umum yaitu F=BIL diperoleh nilai tan untuk mendapatkan nilai kuat medan magnet
setiap magnet. Pada kegiatan 1 dan 2 diperoleh BT=0,0067 Wbm-2 dan BT=0,00694 Wbm-2.
Sehingga kesimpulan yang diperoleh adalah semakin besar panjang loop arus, maka semakin besar
pula gaya magnetiknya atau F~L. Semakin besar kuat arus listrik, maka semakin besar pula gaya
magnetiknya atau F~I. Dan semakin besar kuat medan magnet, maka semakin besar pula gaya
magnetiknya atau F~B. Sehingga diperoleh persamaan gaya magnetik F=BIL

Kata kunci: gaya magnetik, kuat arus listrik, kuat medan magnet, panjang kawat
penghantar
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan antara gaya magnetik (FM) dengan kuat arus listrik
kawat penghantar (I)?
2. Bagaimana hubungan antara gaya magnetik (FM) dengan panjang kawat
penghantar (L)?
3. Bagaimana hubungan antara gaya magnetik (FM) dengan kuat medan
magnet (B)?
4. Apa persamaan gaya magnetik?
TUJUAN
1. Menyelidiki hubungan antara gaya magnetik (F M) dengan kuat arus listrik
penghantar (l).
2. Menyelidiki hubungan antara gaya magnetik (FM) dengan panjang kawat
penghantar (L).

3. Menyelidiki hubungan antara gaya magnetik (FM) dengan kuat medan


magnet (B).
4. Memforrmulasikan persamaan gaya magnetik.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Gaya lorenzt adalah gaya (dalam bidang fisika) yang ditimbulkan oleh
muatan listrik yang bergerak atau oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan
magnet B. Arah dari gaya lorenzt selalu tegak lurus dengan arah kuat arus listrik
(I), dan induksi magnetik yang ada (B). Arah gaya ini akan mengikuti arah maju
skup yang diputar dari vektor arag gerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet
(B) (Herman, 2015: 57).
Apabila seutas kawat penyalur arus listrik yang ditempatkan dalam daerah
bermedan magnet, maka akan timbul gaya pada kawat tersebut yang sama dengan
penjumlahan

gaya

magnetik

pada

partikel

bermuatan

yang

geraknya

menghasilkan arus (Herman, 2015: 57).


Menurut Tipler (2001: 211), apabila muatan q memiliki kecepatan v dalam
medan magnetik, akan terdapat gaya yang bergantung pada q, besar kecepatan dan
arahnya. Marilah kita anggap bahwa kita mengetahui arah medan magnet B di
suatu titik dalam ruang dari pengukuran dengan kompas. Percobaan-percobaan
dengan berbagai macam muatan yang bergerak dengan kecepatan berbeda pada
titik tersebut meberikan hasil-hasil berikut untuk gaya magnetik:
1. Gaya tersebut sebanding dengan muatan q. Gaya pada muatan negatif
memiliki arah yang berlawanan dengan arah gaya pada muatan positif yang
bergerak dengan kecepatan yang sama.
2. Gaya tersebut sebanding dengan kecepatan v.
3. Gaya tersebut tegak lurus terhadap arah medan magnetik maupun
kecepatannya.
4. Gaya tersebut sebanding dengan sin , dengan merupakan sudutbantara
kecepatan v dengan medan magnet B. Jika v sejajar baik searah maupun
berlawanan arah dengan B, maka gayanya sama dengan nol.
Sebuah muatan yang bergerak atau sebuah arus menciptakan sebuah medan
magnetik dalam ruang di sekitarnya. Medan magnetik itu mengerahkan sebuah

gaya F pada semua muatan inti atau arus yang hadir dalam medan itu. Arah medan
magnetik yang disimbolkan B didefinisikan sebagai arah yang cenderung ditunjuk
oleh kutub utara sebuah jarum kompas. Gaya magnetik F tidak mempunyai arah
yang sama dengan medan magnetik B tetapi selalu tegak lurus terhadap B maupun
v. besarnya F dari gaya itu didapatkan sebanding dengan komponen dari v yang
tegak lurus terhadap medan tersebut, bila komponen tersebut adalah nol (yakni v
dan B paralel atau berlawanan arah), maka gaya itu nol (Young, 2003: 294).
Menurut Tipler (2001: 211), hasil-hasil percobaan ini dapat dirangkum
sebagai berikut. Apabila suatu muatan q bergerak dengan kecepatan v dalam
medan magnetik B, gaya magnetik F pada muatan ialah
F = qv B
Karena F tegak lurus terhadap v maupun B, maka gaya F terseut akan tegak lurus
terhadap bidang yang dibentuk oleh kedua vektor ini. Arah F diberikan oleh
kaidah tangan kanan begitu v diputar ke arah B.
Menurut Herman (2015: 58), dengan demikian gaya total pada potongan
kawat tersebut ialah
F = (qvd B) n AL
Dengan vd merupakan kecepatan hanyut (drift) pembawa muatan. Jumlah muatan
dalam potongan kawat tadi merupakan jumlah n persatuan volume dikali AL. Dan
arus dalam kawat ini adalah
I = n qvd A
Jadi gaya tersebut dapat ditulis
F=ILB
v, q, dan F adalah kuantitas-kuantitas yang diukur. Besarnya gaya pembelok
magnetik F,
Menurut Halliday (1978: 253-254), berdasarkan kaidah perkalian vektor
yaitu:
F = q v B sin
Dimana adalah sudut antara v dan B. Satuan B yang didapatkan dari persamaan
diatas adalah newton/(coulomb) (meter/sekon). Satuan ini diberi nama SI tesla
(disingkat T) atau weber/meter2 (disingkat Wb/m2).

Menurut Halliday (1978: 255-256), dengan mengingat kembali bahwa 1


coloumb/sekon adalah satu ampere, maka kita peroleh 1 tesla = 1 weber/meter2 =
1 newton/(ampere.meter). Sebuah satuan yang lebih awal untuk B, yang masih
lazim digunakan adalah gauss; hubungan di antara satuan-satuan ini adalah):
1 tesla = 1 weber/meter2 = 104 gauss
Alat dan Bahan
1. Alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Catu daya variabel DC


Neraca digital
Ammeter 0 5 A DC
Statif + klem berkonektor
Magnet assembly dengan 6 magnet
Papan loop arus
Kabel penghubung
Mistar
Alat tulis menulis

= 1 buah
= 1 buah
= 1 buah
= 1 buah
= 1 set
= 4 buah
= 3 buah
= 1 buah

2. Bahan
Tidak ada
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1: Gaya magnet (Fm) sebagai fungsi panjang loop arus (l).
1. Variabel manipulasi
2. Variabel respon
3. Variabel kontrol

: panjang loop arus (L) (cm)


: massa akhir magnet assembly (m) (g)
: jumlah magnet (n), kuat arus listrik (I) (A), massa

awal
magnet assembly (m) (g)
Kegiatan 2: Gaya magnet (Fm) sebagai fungsi kuat arus listrik (I).
1. Variabel manipulasi
2. Variabel respon
3. Variabel kontrol

: kuat arus listrik (I) (A)


: massa akhir magnet assembly (m) (g)
: jumlah magnet (n), panjang loop arus (L) (cm),
massa awal magnet assembly (m) (g)

Kegiatan 3: Gaya magnet (Fm) sebagai fungsi kuat medan magnetik (B).
1. Variabel manipulasi
2. Variabel respon
3. Variabel kontrol

: jumlah magnet (n)


: massa awal magnet assembly (m) (g), massa
akhir magnet assembly (m) (g)
: kuat arus listrik (I) (A), panjang loop arus (L) (cm)

Definisi Operasional Variabel


Kegiatan 1: Gaya magnet (Fm) sebagai fungsi panjang loop arus (l).
1. Variabel manipulasi
Panjang loop arus adalah panjang kedua konduktor yang ada di sisi depan dan
belakang loop arus yang diukur dengan menggunakan mistar dari sisi dalam
konduktor kemudian dijumlahkan dengan satuan centimeter (cm) dan simbol
(L).
2. Variabel respon
Massa akhir magnet assembly adalah massa magnet setelah didekatkan loop
arus dan dialiri arus listrik dengan kuat arus listrik 1 A dengan menggunakan
neraca digital yang pengukurannya dilihat langsung pada neraca tersebut
dengan satuan gram (g) dan simbol (m).
3. Variabel kontrol
a. Jumlah magnet adalah banyaknya magnet yang digunakan pada magnet
assembly yang terlebih dahulu ditentukan arah medan magnetnya yang
tidak bersatuan.
b. Kuat arus listrik adalah besarnya arus listrik yang dialirkan pada loop arus
yang diukur dengan menggunakan ammeter dengan satuan Ampere (A)
dan simbol (I).
c. Massa awal magnet assembly adalah massa magnet yang didekatkan loop
arus sebelum dialiri arus listrik dengan satuan gram (g) dan simbol (m).
Kegiatan 2: Gaya magnet (Fm) sebagai fungsi kuat arus listrik (I).
1. Variabel manipulasi
Kuat arus listrik adalah besarnya arus listrik yang dialirkan pada loop arus yang
diukur dengan menggunakan ammeter dengan satuan Ampere (A) dan simbol
(I).
2. Variabel respon
Massa akhir magnet assembly adalah massa magnet setelah didekatkan loop
arus dan dialiri arus listrik dengan kuat arus listrik 1 A dengan menggunakan
neraca digital yang pengukurannya dilihat langsung pada neraca tersebut
dengan satuan gram (g) dan simbol (m).
3. Variabel kontrol
a. Jumlah magnet adalah banyaknya magnet yang digunakan pada magnet
assembly yang terlebih dahulu ditentukan arah medan magnetnya yang
tidak bersatuan.

b. Panjang loop arus adalah panjang kedua konduktor yang ada di sisi depan
dan belakang loop arus yang diukur dengan menggunakan mistar dari sisi
dalam konduktor kemudian dijumlahkan dengan satuan centimeter (cm)
dan simbol (L).
c. Massa awal magnet assembly adalah massa magnet yang didekatkan loop
arus sebelum dialiri arus listrik dengan satuan gram (g) dan simbol (m).
Kegiatan 3: Gaya magnet (Fm) sebagai fungsi kuat medan magnetik (B).
1. Variabel manipulasi
Jumlah magnet adalah banyaknya magnet yang digunakan pada magnet
assembly yang terlebih dahulu ditentukan arah medan magnetnya yang tidak
bersatuan.
2. Variabel respon
a. Massa awal magnet assembly adalah massa magnet yang didekatkan loop
arus sebelum dialiri arus listrik dengan satuan gram (g) dan simbol (m).
b. Massa akhir magnet assembly adalah massa magnet setelah didekatkan
loop arus dan dialiri arus listrik dengan kuat arus listrik 1 A dengan
menggunakan neraca digital yang pengukurannya dilihat langsung pada
neraca tersebut dengan satuan gram (g) dan simbol (m).
3. Variabel kontrol
a. Kuat arus listrik adalah besarnya arus listrik yang dialirkan pada loop arus
yang diukur dengan menggunakan ammeter dengan satuan Ampere (A)
dan simbol (I).
b. Panjang loop arus panjang kedua konduktor yang ada di sisi depan dan
belakang loop arus yang diukur dengan menggunakan mistar dari sisi
dalam konduktor kemudian dijumlahkan dengan satuan centimeter (cm)
dan simbol (L).
Prosedur Kerja
Kegiatan 1: Gaya magnet (Fm) sebagai fungsi panjang loop arus (l).
1. Mempelajari dengan seksama skema eksperimen berikut.
Rs
A
Vs

Loop Arus

Gambar 1. Susunan alat percobaan gelombang stasioner


2. Menyiapkan 6 (enam) buah papan loop arus dan ukur panjangnya masingmasing. Panjang yang dimaksud adalah panjang jalur konduktor pada sisi
bagian bawah papan.
3. Meletakkan magnet assembly lengkap dengan 6 buah magnet kecilnya di atas
piringan neraca dengan posisi seperti gambar berikut.
4. Memasang papan loop arus terpendek pada ujung klem statif dan mengatur
sedemikian rupa dengan sangat perlahan sehingga panjang jalur loop yang
telah diukur sebelumnya berada tepat di antara celah magnet assemblly.
5. Mengukur massa magnet assembly unit tanpa arus listrik, dan mencatat
sebagai m0.
6. Menyalakan catu daya dan mengalirkan arus secara perlahan sehingga
ammeter menunjukkan kuat arus 1 A. Menyeimbangkan neraca dan mencatat
nilai massa baru ini sebagai m1.
7. Mengurangkan nilai m1 dengan m0 untuk menentukan gaya magnetik.
8. Mengulangi langkah kelima dan keenam untuk setiap papan loop arus dengan
nilai arus yang sama.
Kegiatan 2: Gaya magnet (Fm) sebagai fungsi kuat arus listrik (I).
1. Mengulangi langkah ketiga dan keempat pada kegiatan pertama akan tetapi
dengan menggunakan panjang papaan loop arus yang sama panjangh dengan
deretan magnet pada magnet assembly unit.
2. Menyalakan catu daya dan alirkan arus secara perlahan ke loop arus mulai dari
1 A.
3. Mengukur massa baru yang terbaca.
4. Menaikkan aarus dengan rentang 1 A tanpa mengganti papan loop arus hingga
mendapatkan sedikitnya 5 (lima) trial data.
Kegiatan 3: Gaya magnet (Fm) sebagai fungsi kuat medan magnetik (B).

1. Memasang satu buah magnet kecil di dalam magnet asemblly dan mengulangi
langkah ketiga dan keempat seperti pada kegiatan 1 dan dengan menggunakan
papan loop arus yang sama seperti pada kegiatan 2.
2. Menyalakan catu daya dan mengalirkan arus ke loop arus sebesar 5 A.
3. Mencaatat massa baru yang terbaca pada neraca.
4. Dengan papan loop aarus dan kuat arus yang sama, tambahkan satu magnet
lagi ke dalam magnet assembly dan mencatat massa yang terbaca pada neraca.
5. Melanjutkan dengan menambahkan jumlah magnet satu demi satu ke dalam
magnet assembly.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1: Hubungan antara panjang loop arus dengan Gaya Magnetik
Jumlah magnetik (n)

=6

Kuat arus listrik (I)

= {1,0100,001} A

Massa awal magnet assembly (m0)

= {158,080,01} g

Tabel 1. Hubungan panjang loop arus dengan gaya magnetik


No
1
2
3
4

Panjang loop arus (cm)


{1,200,05}
{3,200,05}
{4,200,05}
{8,400,05}

Massa akhir magnet assembly (g)


{158,120,01}
{158,180,01}
{158,210,01}
{158,410,01}

Kegiatan 2: Hubungan antara kuat arus listrik dengan Gaya Magnetik


Jumlah magnetik (n)

=6

Panjang loop arus (L)

= {1,200,05} cm

Massa awal magnet assembly (m0)

= {158,080,01} g

Tabel 2. Hubungan antara kuat arus listrik dengan gaya magnetik


No
1
2
3
4
5
6
7
8

Kuat arus listrik (A)


{1,0000,001}
{1,5000,001}
{2,0000,001}
{2,5000,001}
{3,0000,001}
{3,5000,001}
{4,0000,001}
{4,5000,001}

Massa akhir magnet assembly (g)


{158,140,01}
{158,150,01}
{158,180,01}
{158,210,01}
{158,240,01}
{158,260,01}
{158,280,01}
{158,300,01}

Kegiatan 3: Hubungan antara jumlah magnet dengan Gaya Magnetik


Kuat arus listrik (I)

= {3,0000,001} A

Panjang loop arus (L)

= {1,200,05} cm

Tabel 3. Hubungan antara jumlah magnet dengan Gaya Magnetik


No
1
2
3
4
5

Jumlah

Massa awal magnet

Massa akhir magnet assembly

magnet (n)
1
3
4
5
6

assembly (g)
{97,480,01}
{121,600,01}
{133,810,01}
{146,120,01}
{158,100,01}

(g)
{97,500,01}
{121,630,01}
{133,870,01}
{146,200,01}
{158,200,01}

ANALISIS DATA
Analisis data
Kegiatan 1: Hubungan antara panjang loop arus dengan Gaya Magnetik
1. Untuk data 1 dengan panjang loop arus {1,200,05} cm
a. Gaya magnetik
Fm=(m1-m0)g
Fm=(158,12 g 158,08 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,04 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,00004 kg) 9,8 m/s2
Fm=0,000392 N
b. Ketidakpastian
Fm =m g = ( m - m 0 ) g
d Fm =

| |

d Fm =

g)
|(m
|dm
m

Fm
dm
m

d Fm = |g|dm

d Fm
g
=
dm
Fm
Fm

| |

d Fm
g
=
dm
Fm
m g
Fm
Fm
Fm

| |
m
=|
m |
m
=|
F
m |
m

Fm =

g
0,000392 N
|0,02
0,04 g |

F m = |0,5|0,000392 N =0,000196 N
c. Kesalahan relatif
KR=

Fm
100%
Fm

KR=

0,000196 N
100%=50%=2AB
0,000392 N

d. Derajat kepercayaan
DK=100%-KR
DK=100%-50%=50%
e. Pelaporan fisika
Fm =\{ Fm Fm \}N
Fm =\{ 3,92,0\}10-4 N
2. Untuk data 2 dengan panjang loop arus {3,200,05} cm
a. Gaya magnetik
Fm=(158,18 g 158,08 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,10 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,0001 kg) 9,8 m/s2
Fm=0,00098 N
b. Ketidakpastian

Fm =

g
0,00098 N
|0,02
0,10 g |

F m = |0,2|0,00098 N =0,000196 N
c. Kesalahan relatif
KR=

0,000196 N
100%=20%=2AB
0,00098 N

d. Derajat kepercayaan
DK=100%-20%=80%
e. Pelaporan fisika
Fm =\{ 9,82,0\}10-4 N
3. Untuk data 4 dengan panjang loop arus {4,200,05} cm
a. Gaya magnetik
Fm=(158,21 g 158,08 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,13 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,00013 kg) 9,8 m/s2
Fm=0,001274 N
b. Ketidakpastian
Fm =

g
0,001274 N
|0,02
0,13 g |

F m = |0,15|0,001274 N =0,000191 N

c. Kesalahan relatif
KR=

0,000191 N
100%=15%=2AB
0,001274 N

d. Derajat kepercayaan
DK=100%-15%=85%
e. Pelaporan fisika
Fm =\{ 1,30,2\}10-3 N

4. Untuk data 4 dengan panjang loop arus {8,400,05} cm


a. Gaya magnetik
Fm=(158,41 g 158,08 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,33 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,00033 kg) 9,8 m/s2
Fm=0,003234 N
b. Ketidakpastian
Fm =

g
0,003234 N
|0,02
0,33 g |

F m = |0,06|0,003234 N =0,000194 N
c. Kesalahan relatif
KR=

0,000194 N
100%=6%=2AB
0,003234 N

d. Derajat kepercayaan
DK=100%-6%=94%
e. Pelaporan fisika
Fm =\{ 3,20,2\}10-3 N
Tabel 4. Hubungan antara panjang loop arus dengan Gaya Magnetik
No
1
2
3
4

Panjang loop arus (m)


0,012
0,032
0,042
0,084

Gaya Magnetik (N)


0,000392
0,00098
0,001274
0,003234

Grafik 1. Hubungan panjang loop arus dengan gaya magnetik


Dari grafik di atas diketahui bahwa:
F = BIL
F
= BI
L
F
= tan
L
y y
F
= 2 1
L
x 2x 1

( 0,0022 - 0,0006 ) N 0,0016 N


F
=
=
= 0,04 N/m
L
0,04 m
( 0,06 - 0,02 ) m
Telah terbukti bahwa nilai m = tan yakni 0,04 N/m
tan = BI
B=

tan
0,04 N/m
=
= 0,0 4 Wb m -2
I
1A

BT =

B 0,04
=
= 0,0067 Wb m -2
n
6

Kegiatan 2: Hubungan antara kuat arus listrik dengan Gaya Magnetik


1. Untuk data 1 dengan kuat arus listrik {1,0000,001} A
a. Gaya magnetik
Fm=(158,14 g 158,08 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,06 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,00006 kg) 9,8 m/s2

Fm=0,000588 N
b. Ketidakpastian
Fm =

g
0,000588 N
|0,02
0,06 g |

F m = |0,33|0,000588 N =0,000194 N
c. Kesalahan relatif
KR=

0,000194 N
100%=33%=2AB
0,000588 N

d. Derajat kepercayaan
DK=100%-33%=67%
e. Pelaporan fisika
Fm =\{ 5,92,0\}10-4 N
2. Untuk data 2 dengan kuat arus listrik {1,5000,001} A
a. Gaya magnetik
Fm=(158,15 g 158,08 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,07 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,00007 kg) 9,8 m/s2
Fm=0,000686 N
b. Ketidakpastian
Fm =

g
0,000686 N
|0,02
0,07 g |

F m = |0,286|0,000686 N =0,000196 N

c. Kesalahan relatif
KR=

0,000196 N
100%=29%=2AB
0,000686 N

d. Derajat kepercayaan
DK=100%-29%=71%
e. Pelaporan fisika

Fm =\{ 6,92,0\}10-4 N
3. Untuk data 3 dengan kuat arus listrik {2,0000,001} A
a. Gaya magnetik
Fm=(158,18 g 158,08 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,10 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,0001 kg) 9,8 m/s2
Fm=0,00098 N
b. Ketidakpastian
Fm =

g
0,00098 N
|0,02
0,10 g |

F m = |0,2|0,00098 N =0,000196 N
c. Kesalahan relatif
KR=

0,000196 N
100%=20%=2AB
0,00098 N

d. Derajat kepercayaan
DK=100%-20%=80%
e. Pelaporan fisika
-4

Fm =\{ 9,82,0\}10 N

4. Untuk data 4 dengan kuat arus listrik {2,5000,001} A


a. Gaya magnetik
Fm=(158,21 g 158,08 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,13 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,00013 kg) 9,8 m/s2
Fm=0,001274 N
b. Ketidakpastian
Fm =

g
0,001274 N
|0,02
0,13 g |

F m = |0,15|0,001274 N =0,000191 N
c. Kesalahan relatif
KR=

0,000191 N
100%=15%=2AB
0,001274 N

d. Derajat kepercayaan
DK=100%-15%=15%
e. Pelaporan fisika
Fm =\{ 1,30,2\}10-3 N
5. Untuk data 5 dengan kuat arus listrik {3,0000,001} A
a. Gaya magnetik
Fm=(158,24 g 158,08 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,16 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,00016 kg) 9,8 m/s2
Fm=0,001568 N
b. Ketidakpastian
Fm =

g
0,001568 N
|0,02
0,16 g |

F m = |0,125|0,001568 N =0,000196 N

c. Kesalahan relatif
KR=

0,000196 N
100%=12,5%=2AB
0,001568 N

d. Derajat kepercayaan
DK=100%-12,5%=87,5%
e. Pelaporan fisika
Fm =\{ 1,60,2\}10-3 N
6. Untuk data 6 dengan kuat arus listrik {3,5000,001} A
a. Gaya magnetik
Fm=(158,26 g 158,08 g) 9,8 m/s2

Fm=(0,18 g) 9,8 m/s2


Fm=(0,00018 kg) 9,8 m/s2
Fm=0,001764 N
b. Ketidakpastian
Fm =

g
0,001764 N
|0,02
0,18 g |

F m = |0,11|0,001764 N =0,000194 N
c. Kesalahan relatif
KR=

0,000194 N
100%=11%=2AB
0,001764 N

d. Derajat kepercayaan
DK=100%-11%=89%
e. Pelaporan fisika
-3

Fm =\{ 1,80,2\}10 N
7. Untuk data 7 dengan kuat arus listrik {4,0000,001} A
a. Gaya magnetik
Fm=(158,28 g 158,08 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,20 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,0002 kg) 9,8 m/s2
Fm=0,00196 N
b. Ketidakpastian
Fm =

g
0,00196 N
|0,02
0,20 g |

F m = |0,1|0,00196 N =0,000196 N

c. Kesalahan relatif
KR=

0,000196 N
100%=10%=2AB
0,00196 N

d. Derajat kepercayaan

DK=100%-10%=90%
e. Pelaporan fisika
-3

Fm =\{ 2,00,2\}10 N
8. Untuk data 8 dengan kuat arus listrik {4,5000,001} A
a. Gaya magnetik
Fm=(158,39 g 158,08 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,21 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,00021 kg) 9,8 m/s2
Fm=0,002058 N
b. Ketidakpastian
Fm =

g
0,002058 N
|0,02
0,21 g |

F m = |0,095|0,002058 N =0,000196 N
c. Kesalahan relatif
KR=

0,000196 N
100%=9,5%=2AB
0,002058 N

d. Derajat kepercayaan
DK=100%-9,5%=90,05%
e. Pelaporan fisika
Fm =\{ 2,10,2\}10-3 N
Tabel 5. Hubungan antara kuat arus listrik dengan gaya magnetik
No

Kuat arus listrik (A)

Gaya Magnetik (N)

1,000

0,000588

1,500

0,000686

2,000

0,00098

2,500

0,001274

3,000

0,001568

3,500

0,001764

4,000

0,00196

4,500

0,002058

Grafik 2. Hubungan antara kuat arus listrik dengan gaya magnetik


Dari grafik di atas diketahui bahwa:
m=

y y
F
=
=
x x
I

F= B L I
F
= BL
I
F
= tan
I
y y
F
= 2 1
L
x 2x 1

0,0015 - 0,001)N

F
=
I
tan = B L
B=

tan
0,0005
=
= 0,0417 Wb m -2
L
0,012

BT =

B 0,0417
=
= 0,00694 Wb m -2
n
6

Kegiatan 3: Hubungan antara jumlah magnet dengan Gaya Magnetik


1. Untuk data 1 dengan jumlah magnet 3
a. Gaya magnetik
Fm=(121,63 g 121,60 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,03 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,00003 kg) 9,8 m/s2
Fm=0,000294 N
b. Ketidakpastian
Fm =

g
0,000294 N
|0,02
0,03 g |

F m = |0,67|0,000294 N =0,000197 N

c. Kesalahan relatif
KR=

0,000197 N
100%=67%=2AB
0,000294 N

d. Derajat kepercayaan
DK=100%-67%=33%
e. Pelaporan fisika
Fm =\{ 2,91,9\}10-4 N
2. Untuk data 2 dengan jumlah magnet 4

a. Gaya magnetik
Fm=(133,87 g 133,81 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,06 g) 9,8 m/s2
Fm=0,000588 N
b. Ketidakpastian
Fm =

g
0,000588 N
|0,02
0,06 g |

F m = |0,33|0,000588 N =0,000194 N
c. Kesalahan relatif
KR=

0,000194 N
100%=33%=2AB
0,000588 N

d. Derajat kepercayaan
DK=100%-33%=67%
e. Pelaporan fisika
Fm =\{ 5,81,9\}10-4 N
3. Untuk data 3 dengan jumlah magnet 5
a. Gaya magnetik
Fm=(146,20g 146,12g) 9,8 m/s2
Fm=(0,08 g) 9,8 m/s2
Fm=0,000784 N
b. Ketidakpastian
Fm =

g
0,000784 N
|0,02
0,08 g |

F m = |0,25|0,000784 N =0,000196 N

c. Kesalahan relatif
KR=

0,000196 N
100%=25%=2AB
0,000784 N

d. Derajat kepercayaan

DK=100%-25%=75%
e. Pelaporan fisika
-4

Fm =\{ 7,80,2\}10 N
4. Untuk data 4 dengan jumlah magnet 6
a. Gaya magnetik
Fm=(158,20 g 158,10 g) 9,8 m/s2
Fm=(0,10 g) 9,8 m/s2
Fm=0,00098 N
b. Ketidakpastian
Fm =

g
0,00098 N
|0,02
0,10 g |

F m = |0,2|0,00098 N =0,000196 N
c. Kesalahan relatif
KR=

0,000196 N
100%=20%=2AB
0,00098N

d. Derajat kepercayaan
DK=100%-20%=80%
e. Pelaporan fisika
Fm =\{ 9,80,2\}10-4 N

Tabel 6. Hubungan antara jumlah magnet dengan gaya magnetik


No

Jumlah Magnetik (n)

Gaya Magnetik (N)

1
2
3
4

3
4
5
6

0,000294
0,000588
0,000784
0,000980

Grafik 3. Hubungan antara jumlah medan magnet dengan gaya magnetik


Formulasi Persamaan Gaya Magnetik
Berdasarkan analisis data pada kegiatan 1diperoleh bahwa semakin besar
panjang loop arusnya maka semakin besar pula gaya magnetik. Pada kegiatan 2
diperoleh bahwa semakin besar kuat arus listriknya maka semakin besar gaya
magnetiknya. Maka dari analisis kegiatan 1 dan kegiatan 2 diperoleh :
F L

F I
Berdasarkan dari analisis grafik pada kegiatan 1, dan 2 bahwa gaya magnetik
berbanding lurus dengan medan magnetnya, hal ini dipengaruhi oleh panjang loop
arus dan kuat arusnya. Jika dihubungkan dengan kegiatan ketiga juga didapatkan
hasil yang sama bahwa medan magnet berbanding lurus dengan gaya magnetik
karena pada kegiatan ini digunakan jumlah magnet yang berbeda. Semakin
banyak jumlah medan magnet menunjukkan bahwa semakin besar medan
magnetnya serta menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah magnet yang
digunakan maka semakin besar gaya magnetik, hal ini dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut.
F B

Jika kegiatan 1, 2, dan 3 dihubungkan maka diperoleh persamaan sebagai berikut.


F=B I L

Dengan:
F = Gaya magnetik (N)
B = Besar Medan Magnetik (Wbm-2)
I = Kuat Arus Listrik (A)
L = Panjang Loop Arus (m)

PEMBAHASAN
Kegiatan 1: Hubungan antara panjang loop arus dengan Gaya Magnetik
Pada kegiatan ini hal yang terlebih dahulu dilakukan adalah mengukur
panjang loop arus karena panjang loop arus yang dimanipulasi untuk memperoleh
hubungannya dengan gaya magnetik. Untuk panjang loop arus {1,200,05} cm
diperoleh nilai gaya magnetik hasil pengurangan massa awal dan massa akhir
magnet assembly dikalikan dengan percepatan gravitasi yaitu 9,8 m/s 2. Sehingga
-4

diperoleh gaya magnetik yaitu

Fm =\{ 3,92,0\}10 N . Untuk data 2 panjang

loop

cm

arus

{3,200,05}

diperoleh

gaya

magnetik

yaitu

Fm =\{ 9,82,0\}10-4 N . Untuk data 3 panjang loop arus {4,200,05} cm


diperoleh gaya magnetik yaitu

Fm =\{ 1,30,2\}10-3 N . Untuk data 4 panjang

loop

cm

arus

{8,400,05}

diperoleh

gaya

magnetik

yaitu

-3

Fm =\{ 3,20,2\}10 N .
Nilai gaya magnetik yang diperoleh kemudian dicari hubungannya dengan
panjang loop arus dengan menggunakan grafik hubungan antara gaya magnetik
dengan panjang loop arus. Dari grafik menunjukkan bahwa semakin panjang loop
arus, maka semakin besar pula gaya magnetiknya. Sehingga diperoleh hubungan
F L . Dengan persamaan gaya magnetik

F = BIL

dengan hubungan

F
= BI
L

dan nilai

F
= tan
. Nilai
L

tan=

dibuat dengan menggunakan rumus

tan

y2- y1
x2 - x1

diperoleh dari grafik yang

adalah 0,04 N/m. Kemudian

nilai medan magnet B diperoleh dari penurunan rumus

tan = BI

yaitu

0,04 Wb m -2 . Dari nilai medan magnet yang telah diperoleh digunakan untuk

mencari nilai medan magnet tiap magnet dengan rumus

BT =

B
n

yaitu 0,0067

Wb m-2 .
Kegiatan 2: Hubungan antara kuat arus listrik dengan Gaya Magnetik
Pada kegiatan ini, untuk kuat arus listrik{1,0000,001} A diperoleh nilai
gaya magnetik hasil pengurangan massa awal dan massa akhir magnet assembly
dikalikan dengan percepatan gravitasi yaitu 9,8 m/s 2. Sehingga diperoleh gaya
magnetik yaitu

-4

Fm =\{ 5,92,0\}10 N . Untuk data 2 kuat arus {1,5000,001}


-4

A diperoleh gaya magnetik yaitu

Fm =\{ 9,82,0\}10 N . Untuk data 3 kuat

arus

listrik

{2,0000,001}

diperoleh

gaya

magnetik

yaitu

Fm =\{ 6,92,0\}10-4 N . Untuk data 4 kuat arus listrik {2,5000,001} A


diperoleh gaya magnetik yaitu

Fm =\{ 9,82,0\}10-4 N . Untuk data 5 kuat arus


-3

listrik {3,0000,001} A diperoleh gaya magnetik yaitu Fm =\{ 1,30,2\}10 N .


Untuk data 6 kuat arus listrik {3,5000,001} A diperoleh gaya magnetik yaitu
Fm =\{ 2,00,2\}10-3 N . Untuk data 7 kuat arus listrik {4,0000,001} A

diperoleh gaya magnetik yaitu

Fm =\{ 2,10,2\}10-3 N . Untuk data 8 kuat arus

-3
listrik {4,5000,001} A diperoleh gaya magnetik yaitu Fm =\{ 1,60,2\}10 N .

Nilai gaya magnetik yang diperoleh kemudian dicari hubungannya dengan


kuat arus listrik dengan menggunakan grafik hubungan antara gaya magnetik
dengan kuat arus listrik. Dari grafik menunjukkan bahwa semakin besar kuat arus
listrik, maka semakin besar pula gaya magnetiknya. Sehingga diperoleh hubungan
F I .Dengan persamaan gaya magnetik
F
= BL
I

dan nilai

F
= tan
. Nilai
I

dibuat dengan menggunakan rumus

F = BIL

tan

tan=

dengan hubungan

diperoleh dari grafik yang

y2- y1
x2 - x1

adalah 0,0005 N/A.


tan = BL

Kemudian nilai medan magnet B diperoleh dari penurunan rumus


yaitu

0,0417 Wb m -2 . Dari nilai medan magnet yang telah diperoleh digunakan

untuk mencari nilai medan magnet tiap magnet dengan rumus

BT =

B
n

yaitu

0,00694 Wb m -2 .
Kegiatan 3: Hubungan antara jumlah magnet dengan Gaya Magnetik
Pada kegiatan ini, variabel yang dimanipulasi adalah jumlah magnet.
Untuk data 1 dengan jumlah magnet 3 diperoleh gaya magnetik yaitu
Fm =\{ 2,91,9\}10-4 N . Untuk data 2 dengan jumlah magnet 4 diperoleh gaya
magnetik yaitu

Fm =\{ 5,81,9\}10-4 N . Untuk data 3 dengan jumlah magnet 5

diperoleh gaya magnetik yaitu

Fm =\{ 7,80,2\}10-4 N . Untuk data 4 dengan

-4
jumlah magnet 6 diperoleh gaya magnetik yaitu Fm =\{ 9,80,2\}10 N .

Nilai gaya magnetik yang diperoleh kemudian dicari hubungannya dengan


jumlah magnet dengan menggunakan grafik hubungan antara gaya magnetik
dengan jumlah magnet. Dari grafik menunjukkan bahwa semakin besar jumlah
magnet, maka semakin besar pula gaya magnetiknya. Dengan jumlah magnet
menunjukkan medan magnetnya (B). Sehingga diperoleh hubungan

F B .

Berdasarkan analisis data pada kegiatan 1 diperoleh bahwa semakin besar


panjang loop arusnya maka semakin besar pula gaya magnetik. Dapat dituliskan
F L . Pada kegiatan 2 diperoleh bahwa semakin besar kuat arus listriknya

maka semakin besar gaya magnetiknya. Pada kegiatan 3 diperoleh hubungan


bahwa semakin banyak jumlah medan magnet menunjukkan bahwa semakin besar
medan magnetnya serta menunjukkan bahwa semakin besar jumlah magnet maka
semakin besar gaya magnetik yang dapat dituliskan

F B .

Dari kegiatan 1, 2, dan 3 diperoleh hubungan antara gaya magnetik dengan


panjang loop arus, kuat arus listrik, dan medan magnet yang berbanding lurus.
Sehingga dapat diformulasukan persamaan gaya magnetik adalah F=B L I .
Dengan F adalah gaya magnetik dengan satuan Newton (N), B adalah besar
medan magnetik dengan satuan Weber per meter kuadrat (Wbm -2), L adalah
panjang loop arus dengan satuan meter (m), dan I adalah kuat arus listrik dengan
satuan Ampere (A).
SIMPULAN DAN DISKUSI
A. Simpulan
Simpulan berdasarkan rumusan masalah yang diajukan adalah,
1. Hubungan antara gaya magnetik (FM) dengan kuat arus listrik kawat
penghantar (I) adalah semakin besar kuar arus listrik, maka semakin besar

pula gaya magnetiknya. Sehingga berbanding lurus dan dapat dituliskan


F~I.
2. Hubungan antara gaya magnetik (FM) dengan panjang kawat penghantar
(L) adalah semakin besar panjang kawat penghantar, maka semakin besar
pula gaya magnetiknya. Sehingga berbanding lurus dan dapat dituliskan
F~L.
3. Hubungan antara gaya magnetik (F M) dengan kuat medan magnet (B)
adalah semakin besar jumlah magnet yang berarti semakin besar medan
magnetnya, maka semakin besar pula gaya magnetiknya. Sehingga
berbanding lurus dan dapat dituliskan F~B.
4. Persamaan gaya magnetik yang diperoleh dari praktiku adalah F=BIL.
B. Diskusi
Diskusi yang kami lakukan berupa saran untuk asisten, dosen, dan
laboratorium ,
1. Saran bagi asisten
Kepada asisten kami menyarankan agar lebih memperhatikan keadaan
praktikan. Asisten hendaknya tidak meninggalkan praktikan saat
melakukan praktikum agar segala pengarahan mengenai praktikum dapat
diperoleh dengan jelas oleh praktikan.
2. Saran bagi praktikan
Kepada praktikan hendaknya mencari asisten untuk meminta respon dan
analisis pada awal waktu sebelum pengumpulan laporan agar tidak
kewalahan mengerjakan laporan praktikum. Dalam pengambilan data
juga harus berhati-hati agar tidak merusak alat maupun bahan yang
digunakan dan yang paling penting adalah praktikan harus teliti dalam
pengambilan data agar data yang diperoleh sesuai dengan teori.
3. Saran bagi dosen
Kepada dosen hendaknya membimbing lebih baik kepada para asisten
akan bagaimana cara membimbing praktikannya dalam melakukan suatu
praktikum sesuai dengan aturan-aturan yang ada.
4. Saran bagi laboratorium

Kepada laboratorium maupun petugas yang menyediakan alat dan bahan


dalam praktikum hendaknya mengawasi dan memperhatikan alat-alat
ukur atau kelengkapan yang ada di dalam laboratorium karena masih
banyak dari alat tersebut yang sudah rusak yaitu memiliki kesalahan
bersistem bahkan tak dapat/layak untuk digunakan lagi.

DAFTAR RUJUKAN
Halliday, David dan Resnick, Robert. 1978. Fisika Jilid 2 Edisi ketiga
(terjemahan). Jakarta: Erlangga
Herman dan asisten LFD. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Makassar:
Unit Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri
Makassar.
Young, Hugh D. dan Roger A. Freedman. 2003 Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh Jilid II. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai