Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................1

DAFTAR GAMBAR....................................................................................3

DAFTAR TABEL........................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................5

I.1 Latar Belakang...............................................................................5

I.2 Rumusan Masalah..........................................................................6

I.3 Tujuan Praktikum...........................................................................6

I.4 Manfaat Praktikum.........................................................................6

I.5 Sistematika Penulisan.....................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................8

II.1 Pengertian Pegas.............................................................................8

II.2 Alat dan Bahan praktikum.............................................................9

II.2.1 Alat Praktikum.........................................................................9

II.2.2 Bahan praktikum....................................................................11

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM..................................................12

III.1 Flowchart praktikum...............................................................12

III.2 Penjelasan Flowchart................................................................13

III.2.1 Latar Belakang......................................................................13

III.2.2 Tujuan praktikum..................................................................13

III.2.3 Persiapan Alat dan Bahan.....................................................13

III.2.4 Pengukuran............................................................................13

III.2.5 Perhitungan data....................................................................13

III.2.6 Pembahasan...........................................................................13
III.2.7 Kesimpulan dan Saran..........................................................14

BAB IV HASIL..........................................................................................15

IV.1 Hasil Pengamatan.....................................................................15

IV.1.1 Rangkaian Pegas Tunggal.....................................................15

IV.1.2 Rangkaian Pegas Seri............................................................15

IV.1.3 Rangkaian Pegas Paralel.......................................................15

IV.2 Perhitungan Data......................................................................16

IV.2.1 Perhitungan Data Pegas Tunggal..........................................16

IV.2.2 Perhitungan Data Pegas Seri.................................................17

IV.2.3 Perhitungan Data Pegas Paralel............................................19

IV.3 Grafik Hubungan Antara T dengan Massa Pegas.....................21

BAB V PEMBAHASAN...........................................................................22

BAB VI PENUTUP...................................................................................24

VI.1 Kesimpulan...............................................................................24

VI.2 Saran.........................................................................................24
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Mistar.....................................................................................10
Gambar II. 2 Pegas....................................................................................10
Gambar II. 3 Tiang Statif............................................................................11
Gambar II. 4 Bandul...................................................................................11

Gambar IV. 1 Massa beban 50 g................................................................21


Gambar IV. 2Massa Beban 100 g...............................................................21
DAFTAR TABEL
Tabel IV. 1Hasil Pengamatan Pegas Tunggal............................................15
Tabel IV. 2 Hasil Pengamatan Pegas Seri..................................................15
Tabel IV. 3 Hasil Pengamatan Pegas paralel..............................................15
Tabel IV. 4 Hasil Perhitungan Pegas Tunggal...........................................17
Tabel IV. 5 Hasil Perhitungan Pegas seri...................................................19
Tabel IV. 6 Hasil Perhitungan Pegas Paralel..............................................20
BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang, ruumusan masalah,
tujuann praktikum dan sistematika penulisan.
I.1 Latar Belakang
Jika suatu sistem berosilasi di sekitar posisi setimbangnya maka pada sistem
tersebut bekerja gaya balik atau gaya pemulih (restoring force) yang besarnya
sebanding dengan jarak sistem dari posisi setimbangnya. Gaya tersebut akan
cenderung mengembalikan system pada posisi setimbangnya. Getaran merupakan
gerakan osilasi dari suatu sistem yang dapat berupa gerakan beraturan dan berulang
secara kontinyu atau dapat juga berupa gerakan tidak beraturan atau acak (Ruli, dkk,
2018).
Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama
disebut gerak periodik. Gerak periodik yang terjadi secara Simulasi Gerak teratur
disebut gerak harmonis. Contoh bentuk sederhana dari gerak periodik adalah benda
yang berosilasi pada ujung pegas, karena itu disebut gerak harmonis sederhana (Budi,
2015). Fenomena gerak osilasi juga dapat ditemukan pada banyak bidang fisika,
diantaranya gerak elektron di dalam atom, perilaku arus dan tegangan di dalam
rangkaian listrik dan orbit planet. Gerak harmonik sederhana dibagi menjadi dua jenis
yaitu gerak harmonik sederhana linier dan angular. Sementara pegas merupakan
gerak harmonik sederhana linier (Suwarno, 2015) .
Suatu contoh dari osilator harmonik sederhana adalah gerak suatu benda
bermassa yang diikat pada suatu pegas. Pegas memiliki sifat elastik jika ditarik dan
kemudian dilepaskan maka pegas akan kembali pada posisi semula. Sifat elastik ini
tidak hanya terjadi pada pegas saja, akan tetapi pada hampir tiap benda, dalam batas-
batas tertentu. Jika sebatang kawat diregangkan dengan suatu gaya, maka kawat akan
bertambah panjang. Jika gaya yang dipergunakan untuk menarik kawat tidak terlalu
besar maka pertambahan panjang kawat adalah sebanding dengan gaya yang bekerja,
seperti dikemukakan pertama kali oleh Robert Hooke (1678). Hukum Hooke
menyatakan : ”Jika sebuah benda diubah bentuknya, maka benda itu akan melawan
perubahan bentuk (deformasi) dengan gaya yang sebanding dengan besar deformasi,
asalkan deformasi ini tidak terlalu besar”.
Maka gerak osilasi merupakan gerak periodik suatu benda atau sistem
mekanik melalui suatu titik kesetimbangan. Sistem mekanik dapat bergerak
secara periodik yang diakibatkan oleh bekerjanya gaya pemulih pada sistem
tersebut (Serway2014). Dengan gaya pemulih yang bekerja adalah sebanding
terhadap kedudukan relatif massa sistem terhadap titikkesetimbangan dan selalu
berarah menuju titik kesetimbangan tersebut. Gerak ini disebut sebagai gerak
osilasi harmonis sederhana. Secara umum sistem mekanik dapat digambarkan oleh
sistem pegas-massa sperti gambar.
Sehingga dapat disimpulkan pula bahwa gerak suatu benda atau sistem
mekanik melalui suatu titik kesetimbangandan gerak benda berulang sendiri
dalam interval waktu yang sama disebut dengan gerak osilasi(Saraswati,
2016;Kinchin, 2016). Sistem mekanik dapat bergerak secara periodik yang
diakibatkan oleh bekerjanya gaya pemulih pada sistem tersebut (Tirtasari et al.,
2016). Gaya pemulih yang bekerja adalah sebanding terhadap kedudukan
relatif massa sistem terhadap titik kesetimbangan dan selalu berarah menuju titik
kesetimbangan tersebut. Gerak ini disebut sebagai gerak osilasi harmonis
sederhana (Susilo, 2012).

I.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah :
1. Bagaimana cara menghitung besar gaya pada sistem pegas ?
2. Bagamana hubungan antara T dengan massa beban ?

I.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan di lakukannya praktikum ini adalah :
1. Menentukan besar gaya sistem pegas.
2. Menentukan dan menganalisis hubungan T dengan massa beban.

I.4 Manfaat Praktikum


Manfaat dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Praktikan dapat mengetahui besar gaya pada sistem pegas.
2. Praktikan dapat mengetahui hubungan antara T dengan massa beban.

I.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam praktikum ini, disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang berbagai hal yang
melatarbelakangi dari praktikum ini, rumusan masalah, tujuan, dan
sistematika penulisan laporan praktikum.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menguraikan tentang pengertian pegas, serta alat dan bahan praktikum.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang flowchart praktikum, penjelasan flowchart,
latar belakang, serta tujuan.
BAB IV HASIL
Bab ini menguraikan hasil yang diperoleh dari praktikum yang telah
dilakukan.
BAB V PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang pembahasan dari data yang di dapat.
BAB VI PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum dan
saran yang diberikan selama proses praktikum ini berlangsun
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA

Pada baba ini dijelaskan tentang pengertian pegas serta alat dan bahan
yang digunakan pada saat ppraktikum.
II.1 Pengertian Pegas
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh karena itu, suatu pegas
yang di beri gaya renggang akan kembali pada keadaan setimbangnya, mula-mula
apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Gaya fomulih pada pegas banyak
di manfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan sehari-hari misalnya di dalam
shouck breaker dan springbed. Sebuah pegas berfungsi meredam getaran saat roda
kendaraan melewati jalan yang tidak rata. Pegas-pegas yang tersusun di dalam
springbed akan memberikan kenyamanan pada saat tidur (Mikarajuddin, 2008).
Jika sebuah benda diberikan gaya maka Hokum Hooke hanya
berlaku sepanjang daerah elastis sampai pada titik yang menunjukan batas hokum
hooke. Jika benda diberikan gaya hingga melewati batas hukum hooke dan
mencapai batas elastis, maka panjang benda akan kembali seperti semula. Jika
benda diberikan gaya yang sangat besar hingga melewati batas elastisitas, maka
benda tersebut akan memasuki daerah plastis dan ketika gaya dihilangkan,
panjang benda tidak akan kembali seperti semula, benda tersebut akan berubah
bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang benda mencapai titik patah, maka
benda tersebut akan patah.
F = K.ΔL............(1)
Berdasarkan persamaan Hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (L)
suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F), materi penyusun,
dan dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k). benda yang di bentuk oleh
materi yang benda yang di bentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki
pertambahan panjang yang berbeda walawpun diberikan gaya yang sama,
misalnya tulang dan besi (Budi, 2013).
Rumus dalam menentukan gaya pegas, ketetapan pegas, dan nilai T pegas
adalah sebagai berikut :
1. F = m.g
Ket ;
F = gaya ( N)
m = massa benda (kg)
g = gaya grafitasi ( N/m)
2. K = 𝐹
𝑋

Ket :
K = konstanta pegas
(N/m) F = gaya (N)
X = Simpangan pegas (m)
𝑚
3. T = 2π√
𝑘

Ket :
T = periode (s)
m= massa benda (kg)
k = konstanta pegas (N/m)

II.2 Alat dan Bahan praktikum


II.2.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan yaitu :
1. Mistar
Mistar adalah alat untuk nilai orde 10 cm. skala terkecil dari mistar
adalah 1 mm, dengan ketelitian setengah dari skala terkecilnya yaitu
0.5 mm atau 0,5 cm (Priyambodo,2009). Gambar mistar dapat dilihat
pada gambar II.1 berikut :
Gambar II. 1 Mistar
2. Pegas
Pegas adalah sebuah elemen fleksibel yang digunakan untuk
menghasilkan gaya / torsi dan pada saat yang sama menyimpan energi
(Moot,2009). Gambar pegas dapat dilihat pada gambar II.2 berikut :

Gambar II. 2 Pegas

3. Tiang Statif
Statif adalah alat yang digunakan untuk membantu alat bantu untuk
peragaan eksperimen. Gambar Tiang Statif dapat dilihat pada gambar
II.3 berikut :
Gambar II. 3 Tiang Statif
II.2.2 Bahan praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah :
1. Bandul
Bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali atau pegas dan
dapat berayun secara bebas dan periodik. Dalam bidang fisika,
prinsip ini pertama kali ditemukan pada tahun 1602 oleh galileo
galilei, bahwa priode (lama gerak osilasi satu ayunan, T) dipengaruhi
oleh panjang tali atau pegas dan percepatan grafitasi. Gambar bandul
dapat dilihat pada gambar II.4 berikut :

Gambar II. 4 Bandul


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

Pada baba ini disajika flowchart praktikum dan penjelasan dari flowchart.
III.1 Flowchart praktikum
Flowchart praktikum dapat dilihat pada gambar III.1 berikut :
Mulai

Tujua
Pengukuran
Meyiapkan alat dan bahan
Analisis

Kesimpulan

Alat : Selesai Bahan :


Mistar 1. Bandul
Pegas
Tiang
statif

Gambar III.1 flowchart praktikum


III.2 Penjelasan Flowchart
Adapun penjelasan flowchart di atas yaitu :
III.2.1 Latar Belakang
Beberapa benda yang melakukan gerak secara berulang-ulang dalam
dimensi ruang yang di sebut dengan osilasi. Osilasi adalah suatu gerak bolak balik
disekitar kesetimbangan. Kesetimbangan disini maksudnya adalah keadaan
dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja
pada benda tersebut. Gerak osilasi dapat terjadi pada osilator non-linier. Osilator
non-linier merupakan osilator yang memiliki suatu sistem yang bersifat tidak
tetap, mudah berubah, sulit di control, dan sulit untuk di prediksi.sistem tersebut
memiliki tingkat sesitivitas yang sangat tinggi.
III.2.2 Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum osilasi pegas adalah dapat menentukan besar
gaya pegas serta dapat memahami hubungan antara periode dan massa beban
III.2.3 Persiapan Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan adalah :
1. Tiang statif
2. Mistar
3. Pegas
Bahan yang digunakan adalah :
1. beban
III.2.4 Pengukuran
Pengukuran dilakukan terhadap panjang pegas pada rangkaian
tunggal,seri dan paralel sebelum dan sesudah diberi beban.
III.2.5 Perhitungan data
Perhitungan dilakukan pada masing- masing rangkaian dengan mencari
besar gaya, konstanta dan periode pegas setelah diberi beban.
III.2.6 Pembahasan
Pembahasan praktikum osilasi pegas yaitu melakukan analisis data dari
hasil pengukuran dan perhitungan dari data yang di dapat.
III.2.7 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari praktikum osilasi pegas adalah jika sebuah pegas
diberikan beban maka akan mengalami pertambahan panjang dan jika dilepas
maka akan kembali ke bentuk semula serta hubungan antara periode dengan
massa berbanding lurus, karena semakin besar massa beban maka semakin tinggi
periode yang dihasilkan. Saran dari praktikum osilasi pegas adalah untuk
kedepannya praktikan lebih teliti dalamm melakukan pengukuran.
BAB IV
HASIL

Pada bab ini disajikan data-data yang telah diperoleh dari hasil
pengamatan dan perhitungan data yang diperoleh .
IV.1 Hasil Pengamatan
Tabel IV. 1 Hasil Pengamatan Pegas Tunggal, seri, dan paralel.
No. Konstanta Massa Beban X awal X akhir F(N) ∆ X (m) K(N/m)
Pegas
1. Tunggal 50 13cm 14,3 cm 0,5 0,0013 385

100 13cm 21 cm 1 0,007 143

150 13cm 28 cm 1,5 0,028 52,5

4. Seri 50 X1 =13cm X1 =13,1cm 0,5 X1= 0,001


X2 =13cm X2 =13,5cm X2=0,005
83

100 X1 =13cm X1 =14,5cm 1 X1= 0,015


X2 =13cm X2 =14cm X2= 0,002
285

150 X1 =13cm X1 =16cm 1,5 X1= 0,003


X2 =13cm X2 =14,8cm X2= 0,018 312.5

7. Paralel 50 X1 =13cm X1 =16cm 0,5 X1= 0,003


X2 =13cm X2 =13,7cm X2=0,0007
111.6

100 X1 =13cm X1 =23,5cm 1 X1= 0,015


X2 =13cm X2 =14,8cm X2= 0,0018
75

150 X1 =13cm X1=30,5cm 1,5 X1= 0,0175


X2 =13cm X2=16,5cm X2= 0,0035
33.4

IV.2 Perhitungan Data


IV.2.1 Perhitungan Data Pegas Tunggal
Berikut adalah proses perhitungan data pegas tunggal
1. Massa 50 g (0,05 kg)
F = m.g
=0,05 . 10
= 0,5 N
F
K=
X
0,5
=
0,0013
= 385 N/m

2. Massa 100 g ( 0.1 kg)


F= m.g
= 0,1 . 10
=1N
F
K=
X
1
=
0,007
= 143 N/m

3. Massa 150 g ( 0.15 kg)


F = m.g
= 0,1 . 10
= 1,5 N
F
K=
X
1,5
=
0,028
= 52,5 N/m

IV.2.2 Perhitungan Data Pegas Seri


Berikut adalah proses perhitungan data pegas seri
1. Massa 50 gram (0,05 kg)
F=m.g
= 0,05 . 10
=0,5 N
𝐹
K1 =
𝑋1

0,5
= 0,001
= 500 N/m
𝐹
K2 =
𝑋2

0,5
= 0,005
= 100 N/m
1 1 1
= +
1 1 1 ∆ K K1 K 2
= +
∆ K 500 100
1
= 1+5
∆k
500
500 = 6 ∆𝑘
500
∆ K= =83,334 N /m
6

2. Massa 100 gram (0,1 kg)


F=m.g
= 0,1 . 10
=1 N
𝐹
K1 =
𝑋1

1
= 0,0015
= 666,67 N/m
𝐹
K2 =
𝑋2

1
= 0,002
= 500 N/m
1 1 1
= +
∆ K K1 K 2
1 1 1
= +
∆ K 666,67 500
1
= 4,5 + 6
∆k
3000
3000 = 10,5 ∆𝑘
3000
∆ K= =285,174 N /m
10,5

3. Massa 150 gram (0,15 kg)


F=m.g
= 0,15 . 10
=1,5 N
𝐹
K1 =
𝑋1

1,5
= 0,003
= 500 N/m
𝐹
K2 =
𝑋2

1,5
= 0,0018
= 833,34 N/m
1 1 1
= +
∆ K K1 K 2
1 1 1
= +
∆ K 500 833,34
1
= 6 + 3,6
∆k
3000
3000 = 9,6 ∆𝑘
3000
∆ K= =312,5 N /m
9,6

IV.2.3 Perhitungan Data Pegas Paralel


Berikut adalah proses perhitungan data pegas paralel
1. Massa 50 gram (0,05 kg)
F=m.g
= 0,05 . 10
=0,5 N
𝐹
K1 =
𝑋1

0,5
= 0,02
= 2,5 N/m
𝐹
K2 =
𝑋2

0,75
= 0,01
= 75 N/m

∆𝑘 = 𝑘1 + 𝑘2
=25 + 75
= 100 N/m
2. Massa 100 gram (0,01 kg)
F=m.g
= 0,1 . 10
=1 N
𝐹
K1 =
𝑋1
1
= 0,02
= 50 N/m

𝐹
K2 =
𝑋2

1
= 0,04
= 25 N/m
∆𝑘 = 𝑘1 + 𝑘2
=25 + 50
= 75 N/m
3. Massa 100 gram (0,01 kg)
F=m.g
= 0,1 . 10
=1 N
𝐹
K1 =
𝑋1

1
= 0,06
= 16,7 N/m
𝐹
K2 =
𝑋2

1
= 0,06
= 16,7 N/m
∆𝑘 = 𝑘1 + 𝑘2
=16,7 + 16,7
= 33,4N/m

IV.3 Grafik Hubungan Antara T dengan Massa Pegas


Adapun grafik hubungan antara periode ∆ K pegas dengan massa beban
dapat dilihat dari grafik berikut :
Hubungan ∆𝐾 dan Massa
450
400
350
300
Koefisien Muai

Tunggal
250
Seri
200 Paralel
150
100
50
0
50 100 150
Massa

Gambar IV. 1 Hubungan ∆ K dengan massa beban


BAB V
PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini akan dijabarkan analisis dari hasil perhitungan
yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya.
Praktikum osilasi pegas bertujuan untuk mengetahui besar gaya sistem
pegas, mengetahui hubungan antara periode dengan massa beban, dapat
menentukan hasil dari pengamatan yang dilakukan serta dapat menjelaskan
analisis dari hasil pengamatan.
Adapun alat dan bahannya yaitu tiang statif, mistar, pegas dan bandul.
Prosedur praktikum yang harus dilakukan ialah pertama menggantungkan pegas
pada tiang satatif, kemudian ukur dan catat panjang pegas menggunakan
penggaris sebelum diberi beban , gantungkan bandul yang ber massa 50 g pada
pegas kemudian ukur dan catat pertambahan panjang pegas, lakukan hal yang
sama pada bandul yang bermassa 100 g. Selanjutnya gantungkan dua buah pegas
secara seri pada tiang statif,ukur dan catat panjang pegas sebelum diberi beban,
gantungkan pegas bermassa 50 g pada pegas kemudian ukur dan catat hasil
pertambahan panjang pegas, lakukan hal yang sama pada bandul yang ber massa
100 g. Langkah terakhir adalah menggantungkan dua buah pegas secara parallel
pada pegas kemudian ukur panjang kedua buah pegas menggunakan penggaris
sebelum di beri beban, gunakan pengait untuk menyatukan kedua buah pegas
kemudian gantungkan bandul yang bermassa 50 g, ukur dan catat hasil
pertambahan panjang pegas. Lakukan hal yang sama pada bandul yang bermassa
100 g.
Hasil pengamatan pada rangkaian pegas tunggal sebelum diberi beban 50
g adalah 15 cm setelah diberi beban maka panjang pegas bertambah menjadi 20,5
cm. Sedangkan pada beban 100 g panjang pegas bertambah menjadi 29,5 cm dari
panjang awal.
Hasil pengamatan pada rangkaian seri sebelum diberi beban 50 g panjang
awal pegas pertama sebelum diberi beban 18,5 cm setelah di beri beban panjang
pegas bertambah menjadi 26,5 cm , sedangkan pegas kedua panjang awal 15 cm,
setelah di beri beban panjang bertambah menjadi 20 cm. Pada beban 100 g
panjang pegas pertama sebelum di beri beban 18,5 cm, setelah di beri beban
menjadi 34,5 cm, sedangkan panjang pegas kedua panjang awal 15 cm, setelah di
beri beban panjang bertambah menjadi 29,5 cm.
Hasil pengamatan pada rangkaian paralel sebelum di beri beban 50 g
panjang awal pegas pertama 13 cm setelah di beri beban panjang bertambah
menjadi 14,3 cm,sedangkan pada pegas kedua panjang awal 13 setelah di beri
beban panjang bertambah menjadi 21 cm. Pada beban 100 g panjang pegas
pertama sebelum di beri beban 13 cm setelah di beri beban panjang bertambah
menjadi 28 cm.
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa bandul yang bermassa 50 g
memiliki periode yang lebih rendah dibandingkan dengan bandul yang bermassa
100 g. Maka dapat disimpulkan bahwa, semakin besar massa beban maka akan
semakin tinggi periode yang dihasilkan, sebaliknya semakin kecil massa beban
maka semakin rendah periode yang dihasilkan.
Dari grafik hubungan antara ∆ K dan massa benda dapat disimpulkan
bahwa yang menghasilkan ∆ K paling tinggi adalah rangkaian seri karena
berdasarkan hasil pengukuran rangkaian seri memiliki panjang pegas yang lebih
besar dibandingkan dengan rangkaian tunggal dan paralel. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pegas yang memiliki nilai elastisitas paling tinggi adalah rangkaian seri.
Sedangkan pegas yang memiliki nilai elastisitas rendah adalah rangkaian parallel.
BAB VI
PENUTU
P

Pada bab ini dijelaskan kesimpulan dari praktikum yang telah dilaksanakan
dan saran yang dapat digunakan pada praktikum selanjutnya.
VI.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum osilasi pegas adalah:
1. Jika suatu pegas diberikan beban maka akan mengalami pertambahan
panjang dan jika dilepas maka akan kembali ke bentuk semula. Jika
semakin besar beban yang di gantungkan pada pegas maka waktu
yang diperlukan untuk berosilasi pun semakin besar. Nilai dari
konstanta pegas dapat dihitung menggunakan perkalian antara massa
dengan percepatan grafitasi dibagi dengan simpangannya. Didapatkan
nilai gaya pegas tunggal, pegas seri, dan pegas paralel yaitu 0,5 N.
2. Hubungan antara periode dengan massa berbanding lurus, karena
semakin besar massa beban maka semakin tinggi periode yang
dihasilkan, sebaliknya semakin kecil massa beban maka semakin
rendah periode yang dihasilkan.

VI.2 Saran
Adapun saran dari praktikum osilasi pegas adalah pada praktikum
selanjutnya disarankan agar persiapan awal, baik oleh asisten dan praktikan
dilakukan dengan tepat waktu agar waktu pengerjaan tidak mengganggu proses
dan hasil praktikum. Dan untuk praktikum selanjutnya alat yang digunakan dapat
lebih dilengkapi.
DAFTAR PUSTAKA

Mikrajuddin.2008. Fisika Mekanika Klasik. Jakarta : Esis


Giancolli, Douglas C. (1997). Fisika Jilid I, Edisi Keempat. Terjemahan
Cuk Imawan dkk. Jakarta: Erlangga.
Halliday, David.1997. Fisika Dasar . Jakarta : Erlangga
Young, Hug D.2004. Fisika Universitas Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai