Anda di halaman 1dari 14

Medan Magnet, Induksi, dan Gaya Lorentz (LM4)

Desy Novitasari., M. Hifni Fansi., Abidatul Khairiyah., Rivca Anissa., Ramona Ariani., Nurul Atqiya.

Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lambung Mangkurat

Abstrak

Percobaan medan magnet, Induksi, dan Gaya Lorentz bertujuan untuk mempelajari gaya oleh
medan magnet pada penghantar lurus yang dilalui arus DC dan mempelajari gaya antara dua
penghantar sejajar yang dilalui arus. Metode yang digunakan mengamati induksi magnet dan
gaya Lorentz menggunakan kaedah tangan kanan. Pada kegiatan I menetapkan arah medan
magnet kedepan percobaan arus ke kiri kawat (gaya = ke atas), dan arus ke kanan kawat (gaya
= ke bawah). Kegiatan II, percobaan arus searah maka (gaya = tarik menarik) dan percobaan
arus berlawanan arah (gaya = tolak menolak). Berdasarkan hasil tersebut percobaan sudah
sesuai dengan gaya Lorentz teoritis kaedah tangan kanan.

Kata Kunci : medan magnet, induksi, gaya Lorentz, arus DC, tarik menarik, tolak
menolak.

I. PENDAHULUAN

Magnet adalah suatu obyek yang mempunyai medan magnet. Pada saat ini, suatu magnet
adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam wujud
tetap atau wujud tidak tetap. magnet yang ada saat ini hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Meskipun magnet itu
dipotong-potong menadi potongan kecil, potongan-potongan tersebut tetap memiliki dua kutub
yang sama seperti pada magnet yang sebelum dipotong-potong tadi. Magnet dapat menarik
benda lain berupa bahan logam. Namun, tidak semua logam yang mempunyai daya tarik yang
sama terhadap magnet. Besi dan baja merupakan contoh materi yang mempunyai daya tarik yang
tinggi oleh magnet. Gaya oleh magnet pada penghantar lurus yang dilalui arus listrik DC dan
gaya antara dua penghantar sejajar yang dilalui arus dapat dilakukan dengan menggunakan
metode mengalirkan arus dari setiap titik ujung kawat pada penghantar lurus dan sejajar, dengan
mengamati arah gaya (arak simpangan kawat) sehingga diproleh beberapa arah medan magnet.
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu “bagaimana
gaya oleh medan magnet pada penghantar lurus yang dilalui arus listrik DC ? dan bagaimana
gaya antara dua penghantar sejajar yang dilalui arus ?
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mempelajari gaya oleh medan magnet pada
penghantar lurus yang dilalui arus listrik DC, dan untuk mempelajari gaya antara dua
penghantar sejajar yang dilalui arus.
II. KAJIAN TEORI

Gaya magnetik yang bekerja pada konduktor berarus. Arus adalah kumpulan partikel
bermuatan yang bergerak. Oleh sebab itu, gaya resultan yang dihasilkan oleh medan kawat
adalah penjumlahan vektor dan masing-masing gaya yang dihasilkan oleh medan kawat adalah
penjumlahan vektor dari masing-masing gaya yang dihasilkan arus. Gaya yang dihasilkan pada
partikel bermuatan yang membentuk arus gaya yang dihasilkan pada partikel yang diteruskan ke
kawat ketika partikel bertumbukan dengan atom yang membentuk kawat.[1]
Pada umumnya, medan magnetik muncul di sekitar magnet. Bendabenda yang memiliki sifat
kemagnetan akan terpengaruh oleh medan magnetik itu. Sesuatu yang mengejutkan, bila di
sekitar benda yang bukan termasuk magnetik terdapat medan magnetik. Peristiwa keanehan itu
pertama kali ditemukan oleh Oersted.
Hans Christian Oersted pada tahun 1820 menemukan bahwa arus listrik dalam sebuah kawat
penghantar dapat menghasilkan efek magnetik. Efek magnetik yang ditimbulkan oleh arus
tersebut dapat membelokkan arah jarum kompas.
Arah medan magnetik induksi dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan
seperti gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Kaedah tangan kanan

Kaidah tangan kanan menyatakan bahwa, jika kita menggenggam penghantar sehingga ibu jari
kita menunjukkan arah arus maka arah genggaman jari yang lain menunjukkan arah medan
magnetik induksi disekitar penghantar. Sedangkan arah medan magnetik di suatu titik searah
dengan garis singgung lingkaran di titik tersebut, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.[2]

Gambar 2. Arah medan magnetik induksi disuatu titik disekitar arus listrik

Muatan yang bergerak dalam medan magnet akan mendapat gaya yang disebut gaya Lorenz,
gaya ini memiliki beberapa sifat, yaitu :[3]
a) Gaya magnet bekerja bila muatan g bergerak terhadap medan magnet. Muatan yang diam
tidak merasakan gaya magnet.
b) Bila mempunyai arah sama dengan gaya sama dengan nol.
c) Bila I . Besar gaya adalah F = q ( ×
1. Kawat Berarus dalam Medan Magnet
Pada setiap kawat berarus yang diletakkan dalam daerah bermedan magnet maka kawat tersebut
akan merasakan gaya magnet. Gaya magnet atau gaya Lorentz merupakan besaran vektor.
Arahnya dapat menggunakan kaedah tangan kanan seperti pada Gambar 3. Ibu jari sebagai arah
I, empat jari lain sebagai arah B dan arah gaya Lorentz sesuai dengan arah telapak.

Gambar 3. Gaya Lorentz dengan kaedah tangan kanan

Besarnya gaya Lorentz sebanding dengan kuat arus I, induksi magnet B dan panjang kawat l.
Jika B membentuk sudut θ terhadap I akan memenuhi persamaan berikut.

....................................... (1)

dengan : F = gaya Lorentz (N)


B = induksi magnet (wb/m2)
I = kuat arus listrik (A)
l = panjang kawat (m)
θ = sudut antara B dengan I

2. Kawat sejajar berarus


Di sekitar kawat berarus timbul induksi magnet. Apa yang akan terjadi jika kawat berarus lain
didekatkan kawat pertama? Keadaan ini berarti ada dua kawat sejajar. Kawat kedua berada
dalam induksi magnet kawat pertama, sehingga akan terjadi gaya Lorentz. Begitu juga pada
kawat kedua akan menimbulkan gaya Lorentz pada kawat pertama. Gaya itu sama besar dan
memenuhi persamaan berikut.

........................ (2)

Bagaimanakah arahnya ? Kawat sejajar yang diberi arus searah akan tarik menarik dan diberi
arus berlawanan akan tolak menolak. Perhatikan Gambar 4. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Tentukan dengan menggunakan kaedah tangan kanan. [4]
Gambar 4. Kawat sejajar berarus

Gaya ini tidak ada nol kalau kawat itu sejajar dengan medan. Gaya maksimum jika garis
medan tegak lurus dengan kawat. Seperti halnya muatan yang bergerak, disimpan gaya adalah
tegak lurus bidang yang melalui kawat dan garis batang.[5]

Jika suatu kawat penghantar lurus berarus listrik berada pada medan magnet homogen (gambar
5).

Gambar 5. Penghantar lurus berarus listrik

Ternyata kawat kawat penghantar tersebut menyimpang. Hal ini berarti penghantar itu mendapat
gaya. Arah gaya-gaya itu dapat ditentukan dengan tangan kanan. Jika arus yang melalui
penghantar tersebut I, induksi magnet B dan panjang penghantar L, gaya yang dialami adalah
sebesar :

...............(3)

Penghantar I dan II ( gambar 6) sejajar berjarak a, masing-masing dialiri arus listrik I1 dan I2. P
dan Q adalah titik tembus penghantar pada bidang U yang tegak lurus. Induksi magnet di P
adalah B. Oleh karena itu, II terdapat arus I2,, maka pada setiap satuan panjang bekerja gaya
Lorenz.

...................(4)
Gambar 6. Kawat sejajar

Dalam hal ini gaya F bekerja timbal balik antara I dan II. Apabila I1 = I2 sama dengan I,
maka gaya F menjadi :[6]

.....................(5)

Besarnya aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada
hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. Makin tinggi hambatan maka makin
kecil arus untuk suatu tegangan V. Kemudian mendefinisikan hambatan sehingga arus
berbanding terbalik dengan hambatan diatas, kita dapatkan:

..............................(6)

Dimana R =hambatan kawat,V adalah beda potensial yang melintasi alat tersebut,dan I adalah
arus yang mengalir pada alat tersebut,dan I adalah arus yang mengalir padanya.Hubungan sering
dikenal sebagai hukum ohm dan dituliskan.[7]
..............................(7)

Apabila kita mengetahui hambatan jenis dari sutu zat seperti temabga, kita dapat menghitung
hambatan dari kawat panjang yang dibuat dari zat tersebut. Anggap A adalah luas penampang
melintang dari kawat, L adalah panjangnya, dan beda potensial V berada diantara ujung-
ujungnya (gambar 2). Apabila garis arus seragam disepanjang kawat, medan listrik dan rapat
arus akan konstan untuk semua titik didalam kawat dan dari persamaan berikut ini.

...........................(8)

Kemudian digabungkan dengan persamaan berikut.

...........................(9)

Akan tetapi, V/I adalah hambatan R,yang memungkinkan kita untuk memasukan kembali
peramaan 1.5 sebagai.[8]

...........................(10)
Gambar 8. beda potensial V diapliasikan diantara ujung sebuah kawat sepanjang L dan penampang melintang A, menentukan
arus I.

Arus dan Tegangan AC (Bolak-balik) Arus bolak-balik (Alternate Cuttent/ AC) mempunyai
dua polaritas yang selalu berubah dari negatif ke positif dan sebaliknya diukur dari titik Neutral
(N). Berbeda dengan DC, Arus AC memiliki frekuensi misalnya 50 Hz dan 60 Hz (menghasilkan
gelombang listrik sinus sebanyak 50-60 per detik). Arus AC satu phase terdiri dari Phase,
Neutral, dan Ground, sedangkan arus AC tiga phase terdiri dari Phase R, Phase S, Phase T,
Neutral, dan Ground. Pada perkabelan PLN warna kabel hitam adalah phase, kuning adalah
ground, dan biru adalah neutral.
Arus searah (Direct current/ DC) mempunyai polaritas tetap yaitu positif (+), nol (0), dan
negatif (-). Arus DC tidak memiliki phase dan selalu mengalir dari polaritas yang lebih tinggi ke
polaritas yang lebih rendah. Di dalam sistem perkabelan elektronika warna kabel merah biasanya
menandai polaritas positif (+) dan warna hitam adalah polaritas,negatif(-).[9]
Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang. Mikrometer sekrup adalah alat ukur
panjang yang memiliki tingkat ketelitian tertinggi. Tingkat ketelitian mikrometersekrup
mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm. Dengan ketelitiannya yang sangat tinggi, mikrometersekrup
dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun tipis seperti
kertas, pisau silet, maupun kawat. Mikrometer sekrup terdiri atas rahang utama sebagai skala
utama dan rahang putar sebagai skala nonius. Skala nonius terdiri dari 50 skala. Setiap kali skala
nonius diputar 1 kali, maka skala nonius bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm. Ketelitian
micrometer sekrup adalah setengah dari skala terkecilnya. Satu skala nonius memiliki nilai 0,01
mm. Hal ini dapat diketahui ketika kita memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran
penuh, akan diperoleh nilai 0,5 mm skalautama. Oleh karena itu, nilai satu skala nonius
adalah0,5/50mm = 0,01 mm.
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong.
Ketelitiannya sampai 0,01 mm. Bentuk mikrometer sekrup ditunjukkan pada gambar 1. Alat ukur
ini mempunyai batang pengukur yang terdiri atas skala dalam milimeter, dan juga sekrup
berskala satu putaran sekrup besarnya sama dengan 0.5 mm dan 0.5 mm pada skala utama dibagi
menjadi 100 skala kecil yang terdapat pada sekrup.[10]

Gambar 8. Micrometer Sekrup


III. METODE PERCOBAAN

Percobaan medan magnet, induksi, dan gaya lorenz ini menggunakan peralatan seperti
sebuah kawat tembaga tipis sebagai penghantar, sebuah magnet ladam, papan rangkaian listrik,
micrometer sekrup, power supplay, sebuah kertas HVS, empat buah paku rangkaian listrik, dua
buah kabel penghubung.
Adapun dugaan sementara dari percobaan kali ini yaitu pada kawat lurus panjang jika arus
yang mengalir dari kanan ke kiri maka gaya akan bergerak ke bawah, dan jika arus dari kiri ke
kanan maka gayanya akan bergerak ke atas. Pada kawat sejajar jika dialiri arus listrik searah
maka gaya yang timbul akan saling tarik menarik, dan jika kawat sejajar dialiri arus berlawanan
arah maka gaya yang timbul akan tolak menolak.
Pada percobaan ini telah dibuat menjadi dua kegiatan yakni kegiatan I percobaan pada kawat
lurus berarus dalam medan magnet dan kegiatan II percobaan pada kawat sejajar berarus.
Adapun identifikasi dan definisi operasional variabel pada kegiatan I yaitu variabel yang
dimanipulasi adalah arah arus yaitu mengubah-ubah arah arus dari kanan ke kiri dan dari kiri ke
kanan. Dengan variabel kontrol arah medan magnet, sumber tegangan, jenis kawat dan diameter
kawat, yaitu menetapkan arah medan magnet dari depan ke belakang, sumber tegangan DC
sebesar 3 volt, menetapkan jenis kawat yang digunakan yaitu kawat tembaga tipis dengan
diameter sebesar 0,12×10-3m yang diukur menggunakan mikrometer sekrup. dan variabel yang
direspon adalah arah gaya Lorenz yaitu dengan menentukan arah gaya Lorenz dengan
menggunakan kaedah tangan kanan. Pada kegiatan I variabel yang dimanipulasi adalah arah arus
yaitu dengan mengubah-ubah arah arus yang searah dan berlawanan arah. Variabel yang
dikontrol adalah arah medan magnet, sumber tegangan, jenis kawat, dan diameter kawat, yaitu
menetapkan arah medan magnet, sumber tegangan DC sebesar 3 volt, menggunakan jenis kawat
tembaga tipis dengan diameter sebesar 0,12×10-3m selama percobaan.
Adapun prosedur kerja dari percobaan kali ini yaitu pada kegiatan I percobaan pada kawat
lurus berarus dalam medan magnet. Pertama-tama merangkai peralatan seperti pada gambar 9(a)
dengan mengusahakan agar penghantar AB tepat berada ditengah-tengah antar ujung-ujung
magnet ladam, kemudian menghubungi pembimbing untuk memeriksa rangkaian tersebut.

b
Gambar 9. Rangkaian Percobaan kawat lurus berarus dalam medan magnet
Jika rangkaian sudah benar, selanjutnya menyalakan power supplay pada tegangan DC 3 volt,
mengamati arah gaya (arah simpangan kawat) dengan menetapkan arah medan magnet dari
depan ke belakang. Kemudian pada percobaan selanjutnya membalikkan arah arus seperti pada
gambar 9(b), selanjutnya melakukan langkah yang sama seperti percobaan sebelumnya. Serta
mencatat hasil percobaan pada tabel 1.
Pada kegiatan II percobaan kawat sejajar berarus, pertama-tama merangkai peralatan seperti pada
gambar 10(a). Kemudian menghubungi pembimbing untuk memeriksa rangkaian.

Gambar 10. Rangkaian Percobaan kawat sejajar berarus


Jika rangkaian sudah benar, menyalakan power supplay pada tegangan 3 volt, mengamati
pula pengaruh perubahan jarak antara dua penghantar. Berikutnya merangkai peralatan seperti
pada gambar 10(b), dan melakukan langkah yang sama seperti percobaan sebelumnya. Dan
mencatat hasil percobaan pada tabel 2.
IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan medan magnet, induksi, dan gaya lorentz dengan menggunakan kawat
tembaga tipis dengan diameter kawat sebesar 0,12×10-3m yang diukur menggunakan mikrometer
sekrup dengan ketelitian sebesar 0,01×10-3m. Praktikum kali ini dibagi menjadi dua kegiatan
yaitu kegiatan I percobaan kawat lurus berarus dalam medan magnet dan kegiatan II percobaan
kawat sejajar berarus. Percobaan dilakukan dengan menggunakan kaedah tangan kanan, dan
telah diperoleh hasil percobaan seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Percobaan Kawat Lurus Berarus
ARAH ARAH ARAH GAYA
ARUS MEDAN LORENZ
Kanan ke Depan ke
Ke Atas
Kiri Belakang
Kiri ke Depan ke
Ke Bawah
Kanan Kebelakang
Tabel 2. Percobaan Kawat Sejajar Berarus
ARAH GAYA
ARAH ARUS
LORENZ
Searah Tarik Menarik
Berlawan Tolak Menolak

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan kegiatan I dapat dilihat pada tabel 1.
Percobaan dilakukan dua kali dengan mengubah-ubah arah arus dari kanan ke kiri dan dari kiri
ke kanan, sumber tegangan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah sumber tegangan DC
yang berasal dari power supplay dengan besar tegangan 3 volt.
Induksi magnet adalah kuat medan magnet yang timbul akibat adanya aliran arus listrik. Pada
percobaan kali ini arah kutub magnet ditetapkan dari arah depan ke belakang atau dari utara
magnet ke selatan magnet. Seperti yang sudah diketahui bahwa garis-garis medan magnet selalu
keluar dari arah kutub utara dan masuk kutub selatan. Pada percobaan pertama arus dialirkan dari
arah kanan ke arah kiri kawat penghantar, dan gaya lorentz di amati dengan menggunakan
kaedah tangan kanan seperti pada gambar 11, arah gaya Lorentz yang dihasilkan adalah ke atas.
Dapat dinyatakan bahwa percobaan kali ini sudah sesuai dengan teoritis kaedah tangan kanan.

Gambar 11. Gaya Lorent saat percobaan pertama


Dapat pula dilihat dari gambar 12 berikut ini, arah induksi magnet dari percobaan kawat lurus
dengan mengalirkan arus dari kanan ke kiri kawat penghantar.
Gambar 12. Gaya lorentz arah arus dari kanan ke kiri kawat penghantar

Berdasarkan gambar 12 dapat dilihat hasil pengamatan dengan menggunakan kaedah tangan
kanan, ketika induksi magnet ditetapkan dari arah depan ke belakang dengan arus yang
mengalir dari A ke B seperti pada gambara 11, gaya yang dihasilkan akan bergerak ke atas.
Pada percobaan kedua arus dialirkan dari arah kiri ke arah kanan kawat penghantar, dan gaya
Lorentz juga diamati menggunakan kaedah tangan kanan seperti pada gambar 13, arah gaya
Lorentz ke bawah. Berdasarkan hasil tersebut dapat pula dinyatakan bahwa percobaan sesuai
dengan teoritis kaedah tangan kanan.

Gambar 13. Gaya Lorentz saat percobaan kedua


Dapat kita lihat pula dari gambar 14 dibawah ini bahwa dengan menetapkan arah induksi
magnet dari depan ke belakang dengan mengalirkan arus dari ujung kawat B ke ujung kawat A
atau dari kiri ke kanan, gaya Lorentz yang dihasilkan adalah ke bawah.

Gambar 14. Gaya Lorentz arah arus dari kiri ke kanan kawat penghantar

Pada kegiatan II percobaan kawat sejajar berarus, pada kegiatan ini percobaan juga dilakukan
dua kali percobaan, dengan sumber tegangan DC 3 volt. Agar pergerakkan pada kawat terlihat
dengan jelas, pada percobaan ini kami meletakan kertas HVS berwarna putih di bawah kawat.
Pada percobaan pertama arus dialirkan searah kawat penghantar, dengan menghubungkan setiap
ujung kawat. Pada percobaan ini tidak menggunakan magnet oleh karena itu diperlukan untuk
mengamati arah induksi magnet pada percobaan ini dengan menggunakan kaedah tangan kanan,
seperti pada gambar 14. Ketika dialirkan arus yang searah pada setiap kawat yang saling
terhubung tadi, kawat 1 dan kawat 2 bergerak saling tarik menarik. Dapat dinyatakan arah gaya
sesuai dengan teoritis kaedah tangan kanan.

Gambar 14. Kawat sejajar berarus searah

Dapat pula dilihat dari gambar 15 dibawah ini, kawat 1 dan kawat 2 yang saling tarik menarik
berarti pada kedua kawat tersebut telah terjadi gaya. Hal tersebut terjadi karena gaya pada kawat
1 yang ditimbulkan oleh arus di dalam kawat 2. Arus tersebut menghasilkan induksi magnetik
pada kawat 1 atau dapat dikatakan pula induksi magnetik pada kawat 1 akibat arus pada kawat 2
dan itulah yang merupakan medan magnet sebenarnya yang menyebabkan gaya tersebut.

Gambar 15. Arah Gaya Lorentz kawat sejajar

Pada percobaan kedua, arah arus antara kawat sejajar saling berlawanan arah. Sehingga pada
percobaan ini setiap ujung kawat yang dialiri arus listrik berlawanan, ujung kawat tidak boleh
saling terhubung. Arah induksi magnet pada percobaan ini juga diamati menggunakan kaedah
tangan kanan seperti pada gambar 16. Gaya Lorentz yang diperoleh dari percobaan ini kawat
penghantar saling tolak menolak, berdasarkan hasil tersebut percobaan sudah sesuai dengan
teoritis kaedah tangan kanan.
Gambar 16. Kawat sejajar berkawanan arah

Berdasakan hasil percobaan tersebut pada kawat 1 dan kawat 2 yang saling tolak menolak
dimana gaya yang dihasilkan oleh kawat 1 dan kawat 2 saling menjauh. Dalam hal ini berarti
garis medan magnet pada kawat 1 akibat dari arus kawat 2 dan garis medan magnet pada
kawat 2 akibat arus kawat 1 ini sama-sama saling keluar bidang. Dapat dilihat seperti pada
gambar 17 berikut ini.

Gambar 17. Gaya Lorentz arus kawat berlawanan arah


Berdasarkan hasil percobaan pada kawat lurus berarus dalam medan magnet sudah sesuai
dengan teoritis kaedah tangan kanan bahwa gaya Lorentz saling tegak lurus dengan kuat arus dan
induksi magnet, seperti pada kaedah tangan kanan, secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut.

Dan pada percobaan kawat sejajar berarus juga sudah sesuai dengan teoritis kaedah tangan
kanan bahwa besarnya gaya tarik atau gaya tolak yang dialami kawat tiap satuan panjang akan
semakin kuat apabila jarak antara kawat diperbesar dan hal tersebut berlaku sebaliknya sesuai
dengan persamaan berikut ini.
V. SIMPULAN

Pada percobaan kawat lurus berarus dalam medan magnet, ketika arus dialirkan dari kanan ke
kiri kawat penghantar dengan menetapkan arah medan magnet dari depan ke belakang, gaya
Lorentz yang dihasilkan pada percobaan ini adalah ke atas. Dan ketika arus dialirkan dari kiri ke
kanan kawat penghantar dengan menetapkan pula arah medan magnet dari depan ke belakang,
gaya Lorentz yang dihasilkan pada percobaan ini adalah ke bawah. Hasil tersebut sudah sesuai
dengan teoritis kaedah tangan kanan bahwa gaya Lorentz saling tegak lurus dengan kuat arus dan
induksi magnet, seperti pada kaedah tangan kanan, secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut.

Pada percobaan kawat sejajar berarus, ketika pada dua buah kawat dialirkan arus searah maka
pada kawat 1 akan terjadi induksi magnet karena arus dari kawat 2 dengan arah induksi magnet
masuk kedalam bidang. Maka akan terjadi pula gaya lorentz yang disebabkan oleh kuat arus
pada kawat 2 dan berlaku sebaliknya. Oleh karena itu, pada percobaan ini kawat 1 dan kawat 2
saling tarik menarik. ketika pada dua buah kawat dialirkan arus berlawanan arah maka pada
kawat 1 menghasilkan induksi magnet akibat dari arus pada kawat 2 dan kawat 2 menghasilkan
induksi magnet akibat dari arus pada kawat 1. Arah medan magnet pada pada kawat 1 dan kawat
2 sama-sama keluar meninggalkan bidang. Akibatnya gaya Lorentz pada percobaan ini kaling
tolak menolak.

Berdasarkan hasil percobaan pada kawat sejajar berarus dengan arus searah maupun
berlawanan arah sudah sesuai dengan teoritis kaedah tangan kanan bahwa besarnya gaya tarik
atau gaya tolak yang dialami kawat tiap satuan panjang akan semakin kuat apabila jarak antara
kawat diperbesar dan hal tersebut berlaku sebaliknya sesuai dengan persamaan berikut ini.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Sughono, Chriswan (Raymond A. Serway dan John W. Jewwet. 2004. Fisika untuk Sains
dan Teknik. Jakarta : Selemba Teknik
[2] Siswanto dan Sukaryadi. 2008. Kompetensi Fisika untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta : CV
Teguh Karya
[3] Sutrisno dan Tan Ik Gie. 1979. Fisika Dasar Listrik Magnet dan Termofisika Listrik.
Bandung : ITB
[4] Sri Handayani dan Ari Damari. 2009. Fisika untuk SMA dan MA kelas XII. Jakarta : Pisat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
[5] Bueche, Frederick J. 1999. Fisika Edisi Kedelapan Seri Buku Schwam. Bandung : Erlangga
[6] Tim Dosen Pendidikan Fisika. 2015 : Modul Praktikum Fisika Dasar II. Banjarmasin : FKIP
UNLAM
[7] Giancoli, Dougles. 1998. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga
[8] Halliday, Resnick. Dasar-Dasar Fisika Versi Diperluas Jilid 2. Tangerang : BINARUPA
AKSARA Publisher
[9] http://www.linksukses.com/2011/11/ac-dan-dc.html. diambil pada hari senin, tanggal 18
mei 2015, pukul 16:00 WITA
[10] https://rikadiantoro.wordpress.com/2013/05/27/makalah-mikrometer-sekrup/.
Diambil pada hari selasa, tanggal 19 mei 2015, pukul 17:00 WITA

Anda mungkin juga menyukai