Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Komponen merupakan perangkat elektronik fisik yang merupakan bagian
dari rangkaian. Berdasarkan kebutuhan terhadap sumber energinya, komponen
elektronika dapat dibedakan menjadi dua, yaitu komponen pasif dan komponen
aktif. Komponen pasif tidak memerlukan sumber energi eksternal, sedangkan
komponen aktif memerlukan sumber energi eksternal [1]. Komponen pasif
misalnya resistor, kapasitor dan induktor. Komponen aktif misalnya IC (integrated
circuit), transistor, dan dioda. Komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda
antara komponen yang satu dengan komponen lainnya.
Alat merupakan benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu. Alat ukur
listrik ialah benda yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik yang
mengalir, seperti mengukur hambatan listrik, kuat arus listrik, beda potensial listrik,
dan daya listrik. Berdasarkan bentuk keluaran atau hasil pengukurannya, alat ukur
listrik dibedakan menjadi dua, yaitu alat ukur analog dan alat ukur digital. Alat ukur
analog menghasilkan keluaran yang secara berkelanjutan bervariasi seiring dengan
perubahan kuantitas benda yang diukur, sedangkan alat ukur digital menghasilkan
keluaran yang bervariasi dalam bilangan diskrit sehingga memiliki nilai yang
terbatas [1]. Alat ukur analog misalnya multimeter analog, yang di dalamnya telah
mencakup tiga fungsi pengukuran yaitu voltmeter, amperemeter dan ohmmeter.
Alat ukur digital misalnya multimeter digital, yang di dalamnya juga mencakup tiga
fungsi pengukuran, yaitu volmeter, amperemeter dan ohmmeter.
Komponen dan alat ukur listrik yang digunakan pada rangkaian elektronika
umumnya melibatkan listrik arus lemah. Sebelum menggunakan komponen dan alat
ukur listrik tersebut, diperlukan pengenalan terhadap fungsi dan cara kerjanya
masing-masing. Oleh karena itu, praktikum mengenai komponen dan alat ukur
listrik sangat diperlukan, selain untuk menambah pengetahuan, juga untuk memberi
pengalaman baru kepada mahasiswa berkaitan dengan penggunaan komponen
elektronika dan alat ukur listrik secara langsung.
I.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dibatasi oleh pengukuran resistansi, membaca nilai
kapasitansi pada kode bahan kapasitor, melihat prinsip kerja dioda serta melakukan
pengujian rangkaian pengisian dan pengosongan kapasitor, serta mengukur nilai
tegangan catu daya.
I.3 Tujuan Praktikum
1. Mampu menggunakan alat-alat ukur seperti amperemeter, voltmeter, dan
multimeter untuk mengukur besaran-besaran elektronik yang diperlukan.
2. Mampu menggunakan berbagai komponen listrik.
3. Memahami dan mengerti cara mengukur pembebanan catu daya.
4. Mengukur waktu RC pada pengisian dan pengosongan kapasitor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Komponen Elektronika


Komponen elektronika dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan beberapa kriteria. Berdasarkan pada hasil keluaran (output)
sepenuhnya dihasilkan oleh kuantitas yang diukur atau berdasarkan pada hasil
keluaran yang dimodulasi oleh beberapa sumber daya eksternal, komponen
eletronika dibagi menjadi dua [1].
II.1.1 Komponen Pasif
Komponen pasif adalah komponen yang tidak memiliki sumber power
sendiri, tidak ada energi yang dimasukkan ke dalam sistem, merupakan komponen
yang tidak menggunakan energi dari luar, sehingga hasil pengukuran komponen
adalah murni dari perubahan besaran dari sistem [1].
A. Resistor
Beberapa zat, seperti karbon, menghantarkan listrik dengan cukup baik
tetapi tidak terlalu baik. Konduktivitas dapat diubah dengan melilitkan kawat tipis
ke koil. Komponen listrik yang dibuat dengan cara ini disebut resistor. Hambatan
listrik diukur dalam satuan ohm. Semakin tinggi nilainya dalam ohm, semakin besar
resistansinya, dan semakin sulit bagi arus untuk mengalir [2].
Ada dua jenis resistor, yaitu resistor tetap dan resistor variabel. Resistor
tetap memiliki nilai hambatan tetap yang biasanya terbuat dari karbon, kawat,
ataupun paduan logam. Pada resistor tetap biasanya ditentukan oleh kode warna [3].

(a) (b)
Gambar II.1 (a) Contoh resistor dan (b) Simbol resistor [3].
Gambar II.2 Warna gelang resistor [3].
B. Kapasitor
Kapasitor merupakan salah satu contoh dari komponen pasif yang dapat
digunakan untuk menyimpan muatan listrik. Kemampuan kapasitor menyimpan
muatan listrik diungkapkan oleh besaran yang namanya kapasitansi [4]. Salah satu
cara untuk mengetahui besarnya nilai kapasitansi dari suatu kapasitor ialah dengan
melihat langsung pada badan kapasitornya. Akan tetapi, nilai kapasitansi yang
tercantum pada badan kapasitor bukanlah nilai kapasitansi yang sebenarnya, tetapi
merupakan range nilai kapasitansi dengan toleransi tertentu. Karena berubahnya
nilai kapasitansi ini dapat mempengaruhi kinerja dari rangkaian, maka disarankan
sangatlah penting untuk dapat mengetahui nilai kapasitansi sebenarnya dari sebuah
kapasitor dengan tidak hanya melihat label kemasannya saja, tetapi dengan
pengukuran secara langsung [5].
C. Induktor
Induktor merupakan komponen elektronika pasif yang menyimpan energi
elektromagnetik ketika arus listrik melewatinya. Setiap induktor memiliki nilai
induktansi L dalam satuan Henry (H),
𝑁𝜙𝐵
𝐿= (2.1)
𝑖
dimana N adalah jumlah loop, 𝜙𝐵 adalah fluks magnetik yang melalui satu loop,
dan i adalah arus yang melewati lilitan [6].
II.1.2 Komponen Aktif
Komponen aktif adalah komponen yang memiliki sumber power sendiri.
Sumber power ini biasanya berupa energi listrik yang menggunakan sumber daya
dari luar (external power source) untuk menghasilkan suatu besaran yang diukur
dari sebuah komponen [1].
A. Dioda
Dioda terbuat dari sepotong kecil bahan semikonduktor, biasanya silikon,
dimana setengah bagiannya sebagai daerah p dan setengah bagiannya lagi sebagai
daerah n dengan persimpangan pn dan terdapat daerah penipisan diantaranya.
Daerah p disebut anoda dan terhubung ke terminal konduktif pertama. Bagian n
disebut katoda dan terhubung ke terminal konduktif kedua. Struktur dasar dioda dan
simbol skematiknya ditunjukkan pada gambar di bawah [7].

Gambar II.3 (a) Struktur dasar dan (b) Simbol [7].


Beberapa tipe umum dioda diilustrasikan pada gambar di bawah. Anoda
(A) dan katoda (K) ditunjukkan pada dioda dalam beberapa cara, tergantung pada
jenisnya. Katoda biasanya ditandai oleh band, tab, atau fitur lainnya. Pada dioda
yang memiliki kabel di mana satu kabel terhubung ke casing, casing berfungsi
sebagai katoda [7].

Gambar II.4 Beberapa tipe dioda dengan identifikasi terminal [7].


II.2 Alat Ukur Listrik
II.2.1 Multimeter
Multimeter juga dikenal dengan volt/ohm meter atau VOM, adalah alat ukur
elektronik yang menggabungkan sejumlah fungsi pengukuran dalam satu alat.
Multimeter yang khas dapat mencakup fitur-fitur seperti kemampuan untuk
mengukur tegangan, arus, dan hambatan [8].
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Waktu dan Tempat Percobaan


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 26 September 2018, pukul
07.30-10.00 WITA di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Departemen
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
III.2 Alat dan Bahan
III.2.1 Alat beserta Fungsinya
1. Kabel Jumper

Gambar III.1 Kabel Jumper.


Berfungsi sebagai alat yang menghubungkan antar komponen elektronika
pada papan rangkaian.
2. Kabel Probe

Gambar III.2 Kabel Probe.


Berfungsi sebagai kabel penghubung antara multimeter, catu daya dengan
komponen elektronika.
3. Papan Rangkaian

Gambar III.3 Papan rangkaian.


Berfungsi sebagai tempat merakit komponen elektronika.
4. Multimeter

(a) (b)
Gambar III.4 (a) Multimeter digital dan (b) Multimeter analog.
Berfungsi sebagai alat yang mengukur resistansi(Ω), tegangan (V), dan
kuat arus (A), serta menguji kondisi komponen elektronika.
5. Catu Daya

Gambar III.5 Catu daya.


Berfungsi sebagai sumber tegangan dan arus.
6. Tang

Gambar III.6 Tang.


Berfungsi sebagai alat yang meluruskan atau memperbaiki kondisi kaki
komponen elektronika.
7. Obeng

Gambar III.7 Obeng.


Berfungsi sebagai alat yang memutar trimpot.
8. Stopwatch

Gambar III.8 Stopwatch.


Berfungsi untuk menghitung waktu yang dibutuhkan pada pengisian dan
pengosongan kapasitor.
III.2.2 Bahan beserta Fungsinya
1. Resistor Tetap

Gambar III.9 Resistor tetap.


Berfungsi sebagai bahan yang diukur resistansinya.
2. Kapasitor

(a) (b) (c)


Gambar III.10 (a) Kapasitor mika, (b) kapasitor elco dan (c) kapasitor keramik.
Berfungsi sebagai bahan yang dihitung nilai kapasitansinya.
3. Induktor

Gambar III.11 Induktor.


Berfungsi sebagai bahan yang dihitung nilai induktansinya.
4. Resistor Variabel

(a) (b) (c)


Gambar III.12 (a) Potensiometer, (b) Light Depending Resistor dan (c) trimpot.
Berfungsi sebagai bahan yang diatur resistansinya dan memberikan nilai
hambatan yang dapat diubah pada rangkaian yang dibuat.
5. Dioda

(a) (b) (c)


Gambar III.13 (a) Dioda penyearah, (b) dioda zenner dan (c) Light Emitting
Diode.
Berfungsi sebagai bahan yang diamati karakteristik dan kondisinya.
III.3 Prosedur Percobaan
III.3.1 Pengukuran resistansi resistor tetap.
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengatur saklar multimeter ke ohm(Ω).
3. Menghubungkan probe positif dan negatif ke kaki resistor.
4. Membaca dan mencatat hasil pengamatan.
5. Mengulangi langkah 1 sampai 5 untuk resistor yang akan diuji lainnya.
III.3.2 Pengamatan karakteristik resistor variabel.
1. Menyiapkan resistor variabel (potensiometer dan trimpot)
2. Membaca dan mencatat nilai badan potensiometer.
3. Menghubungkan probe multimeter ke kaki 1 dan 3 potensiometer.
4. Memutar pengatur resistansi pada resistor, apabila multimeter tidak
menunjukkan adanya perubahan nilai resistansi, maka sifatnya adalah konstan.
5. Mengulangi langkah 2 pada kaki 1 dan 2 serta kaki 2 dan 3.
6. Memutar pengatur resistansi pada resistor, apabila multimeter menunjukkan
adanya perubahan nilai resistansi, maka sifatnya adalah variabel.
7. Mencatat hasil pengamatan.
8. Mengulangi langkah 1 sampai 7 untuk trimpot.
III.3.3 Pengamatan karakteristik resistor LDR.
1. Menyiapkan 1 buah resistor LDR.
2. Menghubungkan kaki positif resistor LDR pada probe positif multimeter dan
kaki negatif resistor LDR pada probe negatif multimeter.
3. Memberi cahaya pada permukaan LDR.
4. Mengamati perubahan nilai resistansi yang ditunjukkan multimeter saat LDR
diberi cahaya.
5. Menutup permukaan LDR untuk mencegah cahaya mengenai permukaan LDR.
6. Mengamati perubahan nilai resistansi yang ditunjukkan multimeter saat LDR
tidak diberi cahaya.
7. Mencatat hasil pengamatan.
III.3.4 Penentuan induktansi induktor.
1. Menyiapkan induktor.
2. Memerhatikan kode dan bahan induktor.
3. Membaca nilai ukuran lilitan induktor berdasarkan kode badan.
4. Mencatat nilai ukuran lilitan induktor dalam satuan mA.
III.3.5 Penentuan kapasitansi kapasitor.
1. Menyiapkan 3 jenis kapasitor yaitu kapasitor mika, kapasitor elco, dan
kapasitor keramik.
2. Memerhatikan kode dan bahan kapasitor mika.
3. Menghitung nilai kapasitansi kapasitor secara teori berdasarkan kode badan.
4. Mencatat nilai kapasitansi kapasitor dalam satuan μF.
5. Mencatat batas kerja kapasitor.
6. Mengulangi langkah 1 sampai 4 untuk kapasitor elco dan kapasitor keramik.
III.3.6 Pengamatan karakteristik dioda.
1. Menyiapkan 3 jenis dioda yaitu dioda penyearah, dioda zenner, dan dioda LED.
2. Menghubungkan kaki negatif dioda pada probe positif multimeter dan kaki
positif dioda pada probe negatif multimeter.
3. Melihat perubahan nilai yang tejadi pada multimeter pada aliran anoda-katoda.
Apabila tidak terjadi perubahan nilai maka dioda dalam kondisi baik.
4. Menghubungkan kaki positif dioda pada probe positif multimeter dan kaki
negatif dioda pada probe negatif multimeter.
5. Melihat perubahan nilai yang tejadi pada multimeter pada aliran katoda-anoda.
Apabila terjadi perubahan nilai maka dioda dalam kondisi baik.
6. Mencatat hasil pengamatan.
7. Mengulangi langkah 1 sampai 5 untuk dioda zener.
8. Menghubungkan kaki negatif LED pada probe positif multimeter dan kaki
positif LED pada probe negatif multimeter.
9. Apabila lampu menyala maka LED dalam kondisi baik.
10. Mencatat hasil pengamatan
III.3.7 Pengukuran tegangan pada catu daya.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menghubungkan catu daya dengan sumber listrik.
3. Mengatur keluaran tegangan pada catu daya sebagai tegangan DC.
4. Mengatur nilai catu daya sebesar 3 volt.
5. Menghubungkan kabel positif catu daya dengan kabel positif multimeter, dan
kabel negatif catu daya dengan kabel negatif multimeter.
6. Menyalakan catu daya.
7. Mengamati keluaran tegangan catu daya pada multimeter.
8. Mencatat nilai tegangan yang dihasilkan.
9. Mengulangi langkah 3-8 untuk nilai catu daya 5 volt, 7 volt, dan 8 volt.
10. Mengulangi langkah 3-9 untuk keluaran tegangan pada catu daya sebagai
tegangan AC.
III.3.8 Pengisian kapasitor.
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengkalibrasi multimeter analog yang akan digunakan.
3. Merangkai komponen elektronika seperti gambar di bawah ini:

(a) (b)
Gambar III.14 (a) Skema rangkaian pengisian kapasitor, dan (b) Rangkaian
pengisian kapasitor.
4. Menghubungkan kabel positif multimeter yang berfungsi sebagai pengukur
tegangan pada kaki positif kapasitor dan kabel hitam pada kaki negatif
kapasitor.
5. Menghubungkan kaki positif multimeter yang berfungsi sebagai pengukur arus
pada kaki kedua resistor dan kabel hitam multimeter pada kaki positif kapasitor.
6. Menghubungkan kabel hitam catu daya pada ground dan kabel merah catu daya
pada titik a.
7. Menyalakan catu daya lalu menghubungkan titik a pada titik b pada rangkaian
sambil mencatat nilai keluaran pada kedua multimeter setiap 5, 10, 15, 20, dan
25 detik.
8. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel data.
III.3.9 Pengosongan kapasitor.
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai komponen elektronika seperti gambar di bawah ini:

(a) (b)
Gambar III.15 (a) Skema rangkaian pengosongan kapasitor, dan (b) Rangkaian
pengosongan kapasitor.
3. Menghubungkan kabel positif multimeter yang berfungsi sebagai pengukur
tegangan pada kaki positif kapasitor dan kabel hitam pada kaki negatif
kapasitor.
4. Menghubungkan kaki positif multimeter yang berfungsi sebagai pengukur arus
pada kaki kedua resistor dan kabel hitam multimeter pada ground.
5. Menghubungkan kabel hitam catu daya pada ground dan kabel merah catu daya
pada titik a.
6. Menyalakan catu daya lalu menghubungkan titik a dan titik b pada rangkaian,
setelah nilai tegangan pada multimeter mencapai nilai maksimum putuskan titik
a dari titik b kemudian menghubungkan titik b ke titik c sambil mencatat nilai
keluaran pada kedua multimeter setiap 5, 10, 15, 20, dan 25 detik.
7. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel data.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Data
IV.1.1.1 Pengukuran resistansi
Warna Resistor Resistansi Pengukuran
No Praktek Ket.
A B C D E Teori (ꭥ )
(ꭥ )
1. Coklat Hitam Merah Emas - 1K ± 5% 1K Baik
2. Merah Hitam Merah Emas - 2K ± 5% 2K Baik
3. Coklat Hitam Hitam Merah Coklat 10K ± 1% 10K Baik
4. Coklat Hijau Hitam Merah Coklat 15K ± 1% 14,9K Baik
5. Coklat Hitam Kuning Emas - 100K ± 5% 100,7K Baik
IV.1.1.2 Resistor (Potensiometer dan Trimpot)
Nilai Resistor Kaki (ꭥ )
Nama
No Badan Ket.
Resistor 1-3 1-2 2-3
(ꭥ )
1. Potensiometer 100K Tidak berubah Berubah Berubah Baik
2. Trimpot 100K Tidak berubah Berubah Berubah Baik
IV.1.1.3 Hambatan pada resistor LDR

Perlakuan Resistansi Ket.


Disinari Cahaya R kecil Baik
Tidak Disinari Cahaya R besar Baik
IV.1.1.4 Induktor

No Ukuran Lilitan
1. 200 mA
IV.1.1.5 Jenis-jenis kapasitor
No Jenis Kapasitor Kapasitas (µF) Batas Kerja (V)
1. Elektrolit/Elco 3,3 × 10−4 25
2. Mika 0,47 ± 5% -
3. Keramik 3 × 10−5 -
IV.1.1.6 Dioda
Pengujian
No Jenis Dioda Ket.
A-K K-A
1. Semikonduktor  - Baik
2. LED  - Baik
3. Zener   Baik

IV.1.1.7 Tegangan (CT-AC/DC-03)


No Nilai Catu Daya DC (Volt) AC (Volt)
1. 3 3,1 2,8
2. 5 5,9 4,9
3. 7 8,3 6,6
4. 8 9,8 7,7
IV.1.1.8 Pengisian Kapasitor
Resistansi Kapasitansi Kuat Arus
No T (sekon) Vin (V) Vout (V)
(ꭥ ) (µF) (mA)
1 5 3,5 2
2 10 2,5 3
3 15 12K 1000 2 5 4
4 20 1,5 4,2
5 25 1 4,6
IV.1.1.9 Pengosongan Kapasitor
Resistansi Kapasitansi Kuat Arus
No T (sekon) Vin (V) Vout (V)
(ꭥ ) (µF) (mA)
1 5 3 3,4
2 10 2 2,4
3 15 12K 1000 1,5 5 1,4
4 20 1 0,8
5 25 0,55 0,6
IV.1.2 Grafik
IV.1.2.1 Pengisian Kapasitor

Grafik Arus dan Tegangan terhadap Waktu


5

4
I (mA) dan V(V)

0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (s)

arus tegangan
Grafik IV.1 Perubahan arus terhadap waktu pada pengisian kapasitor.
IV.1.2.2 Pengosongan Kapasitor

Grafik Arus dan Tegangan terhadap Waktu


4
3.5
I (mA) dan V (V)

3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (s)

arus tegangan

Grafik IV.2 Perubahan arus terhadap waktu pada pengosongan kapasitor.


IV.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengalibrasian multimeter, perhitungan nilai
resistansi resistor tetap, peninjauan kondisi resistor variabel (potensiometer dan
trimpot), resistor LDR, dan dioda, pembacaan nilai kapasitansi dan batas kerja
kapasitor. Pada pengalibrasian multimeter (analog) telah dilihat bahwa multimeter
dapat dikalibrasi dan berada dalam kondisi baik, sehingga dapat digunakan untuk
melakukan langkah percobaan selanjutnya.
Perhitungan nilai resistansi resistor tetap dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan membaca kode warna cincin pada resistor dan dengan mengujinya dengan
multimeter. Pada hasil praktikum menunjukkan bahwa adanya perbedaan nilai pada
kedua jenis pengukuran itu. Hal ini bisa saja disebabkan oleh jenis bahan resistor,
kesalahan alat yang digunakan, ataupun kekurangtelitian praktikan. Namun,
perbedaan nilai ini masalah dalam batas wajar, mengingat bahwa resistor tersebut
memiliki toleransi ± 1% dan ± 5%. Peninjauan kondisi resistor variabel
(potensiometer) adalah dengan menghubungkan kaki-kaki pada resistor tersebut
dengan multimeter. Ketika kaki 1 dan kaki 3 dihubungkan dengan multimeter, tidak
menunjukkan adanya perubahan nilai resistansi. Hal ini mengindikasikan resistor
dalam kondisi baik. Berdasarkan teori, hal ini disebabkan pada kaki 1 dan kaki 3
potensiometer memiliki kutub yang sama. Sehingga apabila diberi kerja secara
bersamaan, maka tidak akan ada yang terjadi. Selanjutnya ketika kaki 1 dan kaki 2,
serta kaki 2 dan kaki 3 dihubungkan dengan multimeter secara bergantian,
multimeter menunjukkan adanya perubahan nilai resistansi. Hal ini
mengindikasikan resistor dalam kondisi baik. Berdasarkan teori, hal ini disebabkan
pada kaki 1 dan 2 serta kaki 2 dan 3 potensiometer memiliki kutub yang berbeda.
Sehingga apabila diberi kerja secara bersamaan, maka akan mengakibatkan
perubahan nilai resistansi.
Pengujian resistor LDR cukup dengan memberikan dan tidak memberikan
cahaya pada permukaan resistor ini. Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa
intensitas cahaya yang mengenai permukaan resistor LDR berbanding terbalik
dengan nilai resistansinya. Artinya, semakin besar cahaya yang mengenai
permukaan resistor, maka semakin kecil nilai resistansinya. Semakin sedikit cahaya
yang mengenai permukaan resistor, maka semakin besar nilai resistansinya.
Pengujian dioda dilakukan dengan melihat apakah dioda tersebut benar
hanya dapat mengaliri listrik dalam satu arah. Percobaan ini dilakukan dengan
melihat arus yang mengalir dari anoda ke katoda menggunakan multimeter, setelah
itu membalik arah arus dari katoda ke anoda. Dapat dilihat bahwa benar dioda hanya
dapat mengaliri arus dari satu arah saja, yaitu dari anoda ke katoda. Sedangkan
apabila dialiri arus dari katoda ke anoda, maka dioda akan menghambat aliran arus
tersebut, yang artinya dioda memiliki nilai resistansi yang besar.
Pembacaan nilai kapasitansi dan batas kerja kapasitor dapat dilakukan
dengan membacanya secara langsung pada badan kapasitor. Sama halnya dengan
kapasitor, pembacaan nilai induktansi pada induktor juga dapat dilakukan dengan
membacanya secara langsung pada bahan induktor.
Pembebanan catu daya dilakukan dengan mengatur keluaran tegangan pada
catu daya sebagai tegangan DC dan AC, lalu mengukur tegangan DC dan AC yang
mengalir menggunakan multimeter. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,
nilai tegangan yang terekam untuk keluaran DC jauh di atas nilai tegangan yang
tertera pada catu daya. Adapun nilai tegangan yang terekam untuk keluaran AC
berada di bawah atau hampir pada kisaran nilai tegangan yang tertera pada catu
daya. Adanya perbedaan nilai tegangan tersebut kemungkinan disebabkan oleh
kondisi catu daya yang kurang baik.
Pada pengisian kapasitor, rangkaian listrik dirangkai sesuai dengan skema
rangkaian listrik untuk pengisian kapasitor yang telah disediakan. Pada pengisian
kapasitor ini dilakukan pengukuran tegangan dan kuat arus pada rentang waktu 5,
10, 15, 20, dan 20 detik. Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa pada
saat pengisian kapasitor, jumlah muatan kapasitor bertambah sehingga arus listrik
yang mengalir semakin berkurang. Hal ini disebabkan arus listrik sukar untuk
mengalir ke kapasitor. Berkebalikan dengan arus listrik, tegangan listrik yang ada
pada kapasitor semakin bertambah. Di samping itu penambahan nilai muatan pada
kapasitor mengakibatkan terjadi beda potensial antara kapasitor dengan rangkaian
sekitarnya.

Pada pengosongan kapasitor rangkaian listrik dirangkai sesuai dengan skema


rangkaian listrik untuk pengosongan kapasitor yang telah disediakan. Kapasitor
terlebih dahulu diisi penuh hingga nilai tegangan dan arus yang ditampilkan pada
multimeter tidak berubah . Setelah kapasitor terisi penuh, titik a dan titik b dilepas
kemudian titik b dan titik c yang berperan sebagai saklar dihubungkan. Ketika titik
b dan titik c ini dihubungkan, terjadilah pengosongan kapasitor. Berdasarkan hasil
percobaan dapat diketahui bahwa semakin lama nilai tegangan dan arusnya semakin
berkurang. Hal ini diakibatkan karena jumlah muatan yang berkurang pada
kapasitor, mengakibatkan arus yang mengalir semakin lama semakin melemah
karena semakin sedikit muatan yang dialirkan dan juga nilai tegangannya berkurang
karena semakin lama nilai beda potensial antara kapasitor dengan rangkaian akan
sama.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berikut kesimpulan yang diperoleh dari praktikum yang telah dilakukan,
antara lain:
1. Amperemeter digunakan untuk mengukur kuat arus, voltmeter digunakan untuk
mengukur beda potensial, dan multimeter dapat melakukan fungsi amperemeter
dan voltmeter.
2. Komponen listrik terbagi menjadi dua, yaitu komponen aktif yaitu komponen
yang memerlukan arus agar dapat bekerja, dan komponen pasif yaitu komponen
yang dapat bekerja tanpa adanya arus yang mengalir.
3. Pada pembebanan catu daya, nilai beda potensial output yang terjadi pada arus
DC lebih besar dibandingkan pada arus AC. Adapun kegunaannya untuk
mengetahui nilai tegangan yang akan digunakan.
4. Pada pengisian kapasitor menunjukkan bahwa arus akan semakin menurun
seiring dengan bertambahnya waktu dan tegangannya akan semakin bertambah
seiring dengan bertambahnya waktu. Adapun pada pengosongan kapasitor arus
dan tegangannya menurun seiring bertambahnya waktu.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Secara garis besar, laboratorium elektronika dan instrumentasi sudah baik.
Akan tetapi, sebaiknya laboratorium menyediakan rak atau lemari untuk
menyimpan alat-alat dan komponen elektronikanya agar laboratorium terlihat lebih
rapi lagi. Serta, pendingin ruangannya tolong diperbaiki, agar mahasiswa yang
berada di dalam laboratorium merasa nyaman.
V.2.2 Saran Untuk Asisten
Asisten telah menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Akan tetapi, ada
baiknya bila asisten lebih tegas dalam menghadapi praktikannya dan tetap menjadi
asisten yang ramah.
DAFTAR PUSTAKA

[1]A.S. Moris. Measurement & Instrumentation Principles. Buttherworth


Heinemann, New Delhi, 2001 .
[2]S. Gibilisco. Teach Yourself Electricity and Electronics Third Edition.
McGraw-Hill, United States, 2002.
[3]I. Jaelani, S. R. U. A. Sompie, dan D. J. Mamahit. “Rancang Bangun Rumah
Pintar Otomatis Berbasis Sensor Suhu, Sensor Cahaya, dan Sensor Hujan”.
E-Journal Teknik Elektro dan Komputer, Vol. 5, No. 1: 1-2, 2016.
[4]M. Abdullah. FISIKA DASAR II. ITB, Bandung, 2017.
[5]A. S. Samosir. “Implementasi Alat Ukur Kapasitansi Digital (Digital
Capacitance Meter) Berbasis Mikrokontroler”. ELECTRICIAN-Jurnal
Rekayasa dan Teknologi Elektro, Vol. 10, No. 1: 21, 2016.
[6]H. W. Tan, T. Tran, dan C. K. Chua. “A review of printed passive electronic
components through fully additive manufacturing methods”. VIRTUAL
AND PHYSICAL PROTOTYPING, Vol. 11, No. 4: 271-288, 2016.
[7]T. L. Floyd. Electronic Devices Electron Flow Version Ninth Edition. Prentice
Hall, United States of America, 2012.
[8]K. Nue, K. Lwin, dan H. M. Tun. “Design and Construction of Digital Multi-
Meter Using PIC Microcontroller”. INTERNATIONAL JOURNAL OF
SCIENTIFIC AND TECHNOLOGY RESEARCH, Vol. 4, No. 7: 109, 2015.

Anda mungkin juga menyukai