Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR KERJA

PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA


(SEMESTER IV)

PROGRAM STUDI
TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
PROGRAM D–IV

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN 2015
LEMBAR KERJA 2.
KARAKTERISTIK KOMPONEN PASIF RESISTOR,
KAPASITOR DAN INDUKTOR

1. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(1). Praktikan wajib membaca peraturan dan petunjuk praktikum dasar elektronika
dengan seksama dan benar.
(2). Praktikan harus menggunakan seragam jas lab secara rapi dan benar.
(3). Praktikan harus menggunakan sepatu beralaskan karet/kulit (material bukan
penghantar listrik).
(4). Praktikan dilarang keras melakukan kegiatan yang dapat dikatagorikan sebagai
tindakan bersendagurau.
(5). Praktikan harus memperhatikan dan mengikuti prosedur operasional dasar
elektronika dan memasang rangkaian percobaan catu daya dalam keaadan mati
(power-off).
(6). Praktikan harus seijin dan sepengetahuan instruktur pada saat melakukan percobaan
dalan keadaan peralatan hidup (power-on).
(7). Menanyakan kepada instruktur perihal yang meragukan atau belum diketahui.

2. TUJUAN PRAKTEK

(1).Dapat mengenal spesifikasi komponen elektronika pasif.


(2).Dapat mengukur satuan besaran komponen pasif.
(3).Dapat menentukan dan menggambarkan karakteristik komponen pasif

3. TEORI DASAR
Komponen pada bidang teknik elektronika dibedakan menjadi dua bagian besar,
yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif adalah komponen yang pada
keadaan kerja tidak diperlukan catu daya untuk mengaktifkan kompnen tersebut untuk
dapat bekerja semestinya. Sedang komponen aktif diperlukan catu daya/bias tegangan
untuk mengaktifkan komponen tersebut untuk dapat bekerja sebagaimana mestinya.

2
Komponen pasif teridiri dari komponen Resistor, Capasitor dan Induktor. Resistor
mempunyai sifat penghabat arus bilamana dipasangkan pada rangkaian listrik. Sedangkan
komponen Capasitor dan Induktor merupakan komponen reaktif yang bersifat menampung
muatan listrik dengan berbagai jenis karakterisitik khusus
Resistor terbuat dari bahan dasar karbon, karbon film atau nikelin. Komponen pasif ini
banyak digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai penghambat arus, penyedia
tegangan tertentu pada terimina-terminalnya. Tegangan pada terminal resistor ini biasanya
dapat digunakan sebagai tegangan refernsi atau bias koponen aktif sebagai pembagi
tegangan (voltage devider).
Rangkaian resistor secara seri akan mengakibatkan nilai kapasitansi total semakin besar. Di
bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara seri.

Gambar 2.1 Resistor dalam rangkaian seri

Pada rangkaian resistor yang dirangkai secara seri berlaku rumus :


Rtotal = R1+R2+R3 ..................................... (2.1)

Dibawah ini contoh resistor yang dirangkai secara paralel.

Gambar 2.2 Resistor dalam rangkaian paralel

Pada rangkaian resistor yang dirangkai secara paralel berlaku rumus :


1/Rtotal = 1/R1+1/R2+1/R3 .......................................(2.2)
Kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik, bahan
dielektrik yang dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua
ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul
pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju

3
ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub
positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat
menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb =
6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor
akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat
muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :
Q=CV .............................................. (2.3)
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farad)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat
metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan
dielektrik. Dengan rumus dapat di tulis sebagai berikut :
C = (8.85 x 10) (k A/t) -12 ............................................ (2.4)
Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan.
Tabel 2.1 Konstanta bahan (k)
Udara vakum k=1
Aluminium oksida k=8
Keramik k = 100 - 1000
Gelas k=8
Polyethylene k=3

Untuk rangkaian elektronik praktis, satuan farad adalah sangat besar sekali. Umumnya
kapasitor yang ada di pasaran memiliki satuan : µF, nF dan pF.
1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
Rangkaian kapasitor secara seri akan mengakibatkan nilai kapasitansi total semakin kecil.
Di bawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara seri.

4
Gambar 2.3 Kapasitor dalam rangkaian seri

Pada rangkaian kapasitor yang dirangkai secara seri berlaku rumus :


..................................... (2.5)

Dibawah ini contoh kapasitor yang dirangkai secara paralel.

Gambar 2.4 Kapasitor dalam rangkaian paralel

Pada rangkaian kapasitor yang dirangkai secara paralel berlaku rumus :


Ctotal = C1+C2+C3 .......................................(2.6)
Induktor adalah elemen dinamik yang berbasis pada variasi medan magnet yang
ditimbulkan oleh arus. lnduktor dibuat dan kawat konduktor yang dililitkan pada suatu intl
yang terbuat dan bahan magnetik atau tanpa inti.

Ada tiga tipe dasar induktor: induktor dengan Inti udara, ¡nduktor dengan inti besi, dan
¡nduktor dengan inti ferrit. Induktor memiliki besaran yang disebut induktansi dengan
lambang L Satuannya adalah Henry. Satu Henry didefinisikan sebagai induktansi yang
dihasilkan oleh beda potensial 1V ketika terjadi perubahan arus sebesar 1A. Perubahan
arus yang melewati induktor bergantung pada besamya tegangan induktor tersebut.

5
Induktansi dari induktor tergantung pada konfigurasi fisik konduktor. Sebuah induktor
dengan banyak lilitan akan memiliki induktansi lebih besar dari induktor dengan sedikit
lilitan, jika kedua induktor tersebut secara fisik serupa. Energi yang tersimpan dalam
medan magnet sebuah induktor diberikan menurut persamaan :

W=0.5 I2L ........................................................(2.7)


W = energi dalam joule
I = arus dalam ampera
L = induktansi dalam Henry
Untuk nilai induktansi pada gulungan kawat dengan inti udara dapat digunakan rumus
sebagai berikut:

L= (d2n2) / (18d+40 l) ...............................................(2.8)

d = diameter induktor dalam inchi


n = jumlah belitan kumparan

l = panjang kumparan dalam inchi

L = induktansi dalam mikro Henry

4. PERALATAN DAN BAHAN


(1).Komponen Resistor (100 ohm, 220 ohm , 560 ohm) 3 buah
(2).Komponen Capasitor (1000 uF, 2200 uF, 3300 uF) 3 buah
(3).Komponen Induktor ( balast neon 40 W) 3 buah
(4).Sumber tegangan yang diatur DC : 0- 12 V/ 0-5 A 1 buah
(5). Multimeter ( V,A, Ohm meter ) 2 buah
(6). Blok terminal hubung 1 buah
(7). Kabel penghubung : 50 cm 10 buah
(8). Stop watch digital dengan ketelitian 0.01 detik 1 buah

6
5. GAMBAR KERJA DAN RANGKAIAN

Gambar 2.5 Rangkaian uji Resistor

Gambar 2.6 Rangkaian uji Capasitor

Gambar 2.7 Rangkaian uji Induktor

6. LANGKAH LANGKAH PENGUJIAN

7
Percobaan 1 : Karakteristik Resistor
(1). Rangkailah komponen seperti pada gambar 2.5
(2). Pastikan posisi tegangan catu daya searah pada batas minimal.
(3). Pastikan alat ukur sesuai dengan fungsi ukurnya ( Vatau A) dan rentang skala
besar batas ukurnya sesuai dengan pengukurannya.
(4). Hidupkan catu daya , naikan tegangan catu daya (E) dari 0 Volt sampai dengan 5 Volt
secara perlahan dengan penambahan langkah 0.2 volt. Ukur arus dan tegangan
rangkaian dan bebannya. Catat hasil pengkuran pada tabel 7.1 untuk setiap harga
kenaikan E tertentu
(5). Kembalikan pengatur tegangan pada posisi semula ( minimum).

Percobaan 2: Karakteristik Kapasitor


(6). Ubah rangkaian seperti pada gambar 2.6
(7). Hidupkan catu daya , atur tegangan catu daya (E) 5 Volt, saklar S posisi 1
(8). Pindahkan saklar S pada posisi 2, dan amati dengan seksama tegangan terukur V2,
maksimum dan catat waktu saat tegangan tersebut dari maksimum menuju nol.
(9).Naikan tegangan catu daya (E), sehingga Vab sesuai dengan tabel 7.2
(10). Ulangi langkah (8) , catat masing-masing hasil pengukuran tersebut.

Percobaan 3: Karakteristik Induktor


(1). Ubah rangkaian seperti pada gambar 2.7
(2). Hidupkan catu daya , atur tegangan catu daya (E) 5 Volt, saklar S posisi 1
(3). Pindahkan saklar S pada posisi 2, dan amati dengan seksama tegangan terukur V2,
maksimum dan catat waktu saat tegangan tersebut dari maksimum menuju nol.
(4).Naikan tegangan catu daya (E), sehingga Vab sesuai dengan tabel 7.2
(5).Ulangi langkah (8) , catat masing-masing hasil pengukuran tersebut.

7. DATA DATA DAN HASIL PENGUJIAN


Tabel 7.1
Resistor : R1= ohm, RL = ohm
No E [volt] V1 [volt] V2[volt] V2 [volt] I [mA] Keterangan
(ukur) (hitungan)
1

8
2
3

Tabel 7.2

E V1 V2 A R C t
No [volt] [volt] [volt] [amp] [ohm] [micro F] [detik]

1 5 5
2 9 9
3 12 12

Tabel 7.3

E V1 V2 A R L C t
No [volt] [volt] [volt] [amp] [ohm] [mH] [micro F] [detik]

1 5 5
2 9 9
dst 12 12

8. TUGAS DAN PERTANYAAN


(1).Dari hasil pengukuran dan penngujian yang telah dilaksanakan, gambarkan grafik
karakteristik V=f(I) pada kertas grafik milimeter.
(2).Dari pengamatan kurva karakteristik tersebut diatas, hitunglah konstanta waktu RC
(3).Berapa nilai kapasitor yang ideal pada beban RL tersebut, untuk mencapai nilai watku
pengosongan kapasitor dalam hitungan waktu 1.5 detik.

Anda mungkin juga menyukai