Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perkembangan akhir-akhir ini akan penguat daya sudah mempunyai berbagai macam tipe
dan bahan penyusunnya. Untuk banyak keperluan dalam bidang rekayasa elektronika,
penggunaan sinyal-sinyal listrik berupa gelombang listrik sudah jauh berkembang
belakangan ini. Pengaplikasiannya dalam suatu sirkuit untuk memilah-milah gelombang
mana yang akan dilewatkan ataupun ditolak memerlukan suatu rangkaian filter.
Rangkaian filter atau tapis terdiri atas dua jenis yaitu filter aktif dan filter pasif. dan filter
aktif merupakan penyempurnaan dari filter pasif untuk penggunaan yang sama.
Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut parai ilmuan untuk
menciptakan maupun mengembangkan suatu hal yang telah ada maupun menciptakan hal
baru namun bermanfaat dan bernilai ekonomis. Disamping itu telah banyaknya suatu
inovasi yang terjadi baik dalam bidang teknologi instrumentasi dalam teristor, tidak
menyurutkan semangat juang para saintis yang pada kali ini saintis dari kalangan
mahasiswa, untuk mampu menciptakan suatu hal yang baru dan bernilai lebih dimata
masyarakat luas.
Dalam elektronika dasar, sangat diperlukan pembahasan mengenai filter aktif. Secara
garis besarnya, filter aktif merupakan sebuah rangkaian yang dirancang agar dapat
melewatkan sinyal dari suatu jalur frekuensi tertentu dan memperlemah sinyal pada
frekuensi di luar jalur tersebut. Yang komponen penyusunnya sendiri terdiri dari op-amp,
resistor, dan kapasitor. Filter-filter tersebut merupakan dasar untuk mendesain
bermacam-macam kegunaan yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
equalizer, crossover, dan lain-lain. Untuk lebih mengenal kegunaan dan aplikasi dari filter
aktif, akhirnya kita melakukan sebuah praktikum di laboratorium elektronika dasar.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh frekuensi terhadap banyak gelombang
2. Untuk mengetahui prinsip kerja dari low pass filter, high pass filter dan band pass
filter
3. Untuk mengetahui aplikasi dari filter aktif
4. Untuk mengetahui fungsi op-amp pada rangkaian filter aktif
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Filter kegunaannya menjadi jelas ketika dua atau lebih mengalir bersama-sama menghasilkan
fungsi transfer filter dengan urutan atau kompleksitas yang meningkat. Output dari setiap
tahap filter OP-Amp aktif akan muncul sebagai sumber voltage ke input dari Tahap
berikutnya, sehingga masalah pemuatan interstage hampir tidak ada. Fungsi transfer
keseluruhan dari filter aktif kaskade dengan demikian akan sama dengan produk sederhana
dari fungsi transfer masing-masing tahap individu. Filter pesanan lebih tinggi dari 2 dengan
mudah disintesis dengan hanya mengalirkan beberapa filter satu tau dua katub secara seri.
Katub-katub dari setiap komponen filter secara tepat sehingga respon ruang yang diinginkan
tercapai. Secara umum, semakin tinggi urutan kaskade filter, semakin dekat fungsi transfernya
dibuat untuk mendekati salah satu respon dinding bata yang ideal. (Horenstein, 1996)
Filter aktif RC adalah rangkaian pemilah frekuensi yang komponen-komponen pasifnya
terdiri dari tahanan (R), kapasitor (C), dan OP-Amp sebagai komponen aktif. Tidak
digunakannya induktansi merupakan suatu keuntungan terutama dalam fabrikasi rangkaian
terpadu. Dalam rangkaian diskritpun, komponen induktansi selalu besar dan tidak linear dan
dapat memancarkan disipasi energi dengan daya yang besar. Dalam Gambar 2.1(a), V1(t)
merupakan sinyal dengan beberapa komponen yang frekuensinya berbeda-beda. Rangkaian
pemilah frekuensi dalam hal ini memilih sinyal dengan frekuensi tertentu saja, demikian
sehingga V2(t) merupakan tegangan dengan salah satu (daerah) frekuensi saja. Pemisahan
frekuensi ini dinyatakan dalam apa yang dinamakan fungsi-alih H(j), yang merupakan
perbandingan tegangan sinyal keluaran dan tegangan sinyal masukan, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.1(b).

V1(f) Rangkaian V2(f) V1 V2


pemilih frekuensi
(filter) V1(t) H(j2f)=V2/V1

(a) (b)
Gambar 2.1 Rangkaian Filter (a) Dominan Waktu, (b) Dominan Frekuensi
Ada empat jenis filter ideal, yangn memiliki tanggapan frekuensi ideal. Tanggapan
frekuensi ideal tersebut adalah dari jenis-jenis filter (a) lewat-bawah (low-pass), (b) lewat-pita
(band-pass), (c) lewat-atas (high-pass) dan (d) penolakan-pita (band-rejection) (eliminasi-
pita). Pada lewat-bawah (low-pass) keluaran filter (yang mungkin merupakan penguatan),
yang dinyatakan oleh H(j2f) muncul untuk frekuensi-frekuensi rendah, dari frekuensi nol
sampai frekuensi batas atas fH. pada filter lewat-pita (band-pass), keluaran filter, yang
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

dinyatakan oleh H(j2f) muncul untuk frekuensi-frekuensi antara frekuensi batas bawah (f1)
dan frekuensi batas atas (f2). Pada filter lewat-atas (high-pass), keluaran filter, yang
dinyatakan oleh H(j2f) muncul untuk frekuensi-frekuensi antara frekuensi batas bawah (fL)
dan frekuensi batas atas tak terhingga. Sedangkan filter penolakan-pita (band-rejection)
(eliminasi-pita), keluaran filter, yang dinyatakan oleh H(j2f) tidak muncul untuk frekuensi-
frekuensi antara frekuensi batas bawah (f1) dan frekuensi batas atas (f2).
Atau secara matematis, untuk (a) lewat-bawah (low-pass), pada frekuensi antara
0<f<fH, H(j2f)>0, dan f>fH, H(j2f)=0. Untuk filter (b) lewat-pita (band-pass), pada
frekuensi antara f1<f<f2, H(j2f)>0, dan f>f2, dan f<f1, H(j2f)=0. Untuk filter (c) lewat-atas
(high-pass), pada frekuensi antara 0<f<fL, H(j2f)=0, dan f>fL , H(j2f)=0. Dan untuk filter (d)
penolakan-pita (band-rejection) (eliminasi-pita), pada frekuensi antara 0<f<f1,
H(j2f)>0,antara f1<f<f2, H(j2f)=0, dan f>f2 H(j2f)>0.
Pada kenyataannya, tanggapan filter tidak seideal. Pada lewat-pita (band-pass), di
mana ada tanggapan, dalam keadaan ideal, tanggapan maximumnya adalah H0. Pada
kenyataannya tanggapan H(j2f) tidak perlu tetap besarnya, tetapi kurang dari harga
maximum tersebut, yaitu sebesar H1. Beda antara H0 - H1 Dinamakan kerutan (ripple) . Batas
pita-lewat adalah batas frekuensi atas fH, di mana H(j2f)= H0 – 3 (dalam dB). Tetapi kadang-
kadang digunakan batas frekuensi putus (cutoff) fC. Karena fC merupakan frekuensi maximum
di mana H(j2f)= H1, maka digunakann juga sebagai lebar pita “kerutan”. Pita-stop
menunjukkan daerah frekuensi, di mana tanggapan frekuensi menurun. Attenuasi adalah
selisih antara H0 dan H2 (dalam dB). Frekuensi pita-stop fS adalah frekuensi minimum di mana
attenuasi diperoleh. Dalam pita-stop mungkin juga dapat pula kerutan. Persamaan umum
matematika untuk menyatakan tanggapan H(j2f) atau H(s) adalah:
A(s)
H(s) = B(s) ………………………………...……………………………………….(2.1)

dimana A(s) dan B(s) merupakan persamaan-persamaan polinomial dengan perubahan


frekuensi s. H(s) dapat dinyatakan dalam bentuk berikut:
𝑎0 +𝑎1 𝑠+𝑎2 𝑠2
H(s)= ……...……………...…………………………………………...(2.2)
𝑏0 +𝑏1 𝑠+𝑠2

Persamaan (2.1) ini dimanakan fungsi biquadratic atau singkat biquad, karena baik pembilang
maupun penyebut merupakan kuadrat s. Keempat fungsi ideal dalam di nyatakan dalam
bentuk (2.2), dengan mengatur koefisien-koefisiennya. Filter Butterworth adalah filter yang
bersamaan fungsi-alihnya dapat dinyatakan oleh pendekatan polinomial-polinomial
Butterworth dengan karakteristik lewat-bawah (low-pass). Persamaan fungsi-alihnya adalah
H(s) = H0/B(s), di mana B(s) adalah polinomial Butterworth seperti berikut:
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

B(s) = 1+(ω⁄ω0 )2n …………..……………………………………………………(2.3)


Bentuk tanggapan frekuensi untuk berbagai harga n dari persamaan polinomial Butterworth
bahwa unutk  = 0, untuk semua harga n, harga normal H(j2f) / H0 turun sebesar 3 dB.
Makin besar harga n, tanggapan frekuensi semakin mendekati tanggapan frekuensi ideal.
Berbeda dengan filter Butterworth, dalam filter Chebyshev dimungkinkan adanya
kerutan pada pita-lewatnya (pass-band). Fungsi-alih filter Chebyshev memililki benetuk
sebagai berikut:
H20
H 2 (jω) = ……...………………………………………………….(2.4)
1+ δ Cn2 (ω⁄ωC)
2

Dimana Cn (/C) adalah polinomial Chebyshev. (Sutanto, 1997)


Dalam filter aktif penguat operasional (OP-Amp) digunkan bersama-sama dengan elemen
sirkuit pasif seperti resistor dan kapasitor. Filter aktif memiliki kjarakter tertentu yang
menbuatnya berbeda dengn filter pasif. Fitur yang menonjol dari filter aktif adalah sebagai
berikut: (i) Aktif filter berukuran kecil, berat, dan kasar. Dalam kebanyakan kasus filter aktif
tidak dapat di eksploitasi dan mereka tidak memerlukan indikator biaya tinggi. (ii) Filter aktif
memberikan isolasi yang sangat baik antara tahap individu karena impedansi input tinggi
mulai dari beberapa kolo ohm hingga beberapa ribu megaohm dan impedansi output adalah
rendah mulai dari kurang dari satu ohm hingga beberapa ratus ohm. (iii) Memungkinkan
bandwidth dengan gain setinggi 100 MHz dimungkinkan. (iv) Desain filter disekitar 1 MHz
hingga 10 Hz dimungkinkan. (v) filter aktif dapat memiliki penguat voltase setinggi 40 dB
dalam frequensi rendah, konfigurasi rendah. (vi) filter aktif Umumnya memiliki Input dan
output ujung tunggal yang tidak mengambang sehubungan dengan catu daya sistem atau yang
umum. properti ini berbeda dari fitur pasif.(vii) amflifier yang digunakan untuk elemen aktif
memiliki kisaran tegangan input dan output yang terbatas (biasanya ±12V untuk sirkuit OP
AMP) dan pemotong output terbatas pada beberapa mA.
Sifat- sifat filter aktif dengan OP AMP: (i) Gain tegangan tak terbatas. (ii) Lebar Pita
Tak Terbatas (iii) Dalam impedansi input tak terhingga. (iv) Impedansi keluaran nol. (v)
Keseimbangan sempurna yaitu, output adalah nol ketika tegangan yang sama ditarapkan pada
dua terminal input, dan (vi) karakteristik tidak berubah dengan Suhu. (Chattopadhyay, 2006)
Filter adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk membuang tegangan output pada
frekuensi tertentu. Untuk merancang rangkaian filter dapat digunakan komponen pasif
(R,L,C) dan komponen aktif (Op-Amp, transistor). Dengan demikian filter dapat
dikelompokkan menjadi filter pasif dan filter aktif.
Filter Aktif yaitu filter yang menggunakan komponen aktif, biasanya transistor atau
penguat operasi (op-amp). Beberapa macam filter yang termasuk ke dalam filter aktif adalah :
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
1. Filter Lolos Bawah (Low Pass Filter)

Gambar 2.2 Filter Lolos Bawah (Low Pass Filter)


Tapis pelewat rendah atau tapis lolos rendah (low-pass filter) (gambar 2.2) digunakan untuk
meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam sinyal berfrekuensi tinggi. Sinyal dapat
berupa sinyal listrik seperti perubahan tegangan maupun data-data digital seperti citra dan
suara. Untuk sinyal listrik, low-pass filter direalisasikan dengan meletakkan kumparan secara
seri dengan sumber sinyal atau dengan meletakkan kapasitor secara paralel dengan sumber
sinyal. Contoh penggunaan filter ini adalah pada aplikasi audio, yaitu pada peredaman
frekuensi tinggi (yang biasa digunakan pada tweeter) sebelum masuk speaker bass
atau subwoofer (frekuensi rendah). Kumparan yang diletakkan secara seri dengan sumber
tegangan akan meredam frekuensi tinggi dan meneruskan frekuensi rendah, sedangkan
sebaliknya kapasitor yang diletakkan seri akan meredam frekuensi rendah dan meneruskan
frekuensi tinggi.
Suatu filter lolos bawah orde satu dapat dibuat dari satu tahanan dan satu kapasitor. Filter
orde satu ini mempunyai pita transisi dengan kemiringan -20 dB/dekade atau –6 dB/oktav.
Penguatan tegangan untuk frekuensi lebih rendah dari frekuensi cut off adalah: Av = – R2 /
R1 sementara besarnya frekuensi cut off didapat dari: fC = 1 / (2.R2C1).
2. Filter Lolos Atas (High Pass Filter)
High pass filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi, tetapi mengurangi
amplitudo frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi cutoff.Nilai-nilai pengurangan
untuk frekuensi berbeda-beda untuk tiap-tiap filter ini. Terkadang filter ini disebut low cut
filter, bass cut filter atau rumble filter yang juga sering digunakan dalam aplikasi audio.
High pass filter adalah lawan dari low pass filter, dan band pass filter adalah kombinasi dari
high pass filter dan low pass filter. Filter ini sangat berguna sebagai filter yang dapat
memblokir component frekuensi rendah yang tidak diinginkan dari sebuah sinyal komplek
saat melewati frekuensi tertinggi. High pass filter yang paling simple terdiri dari kapasitor
yang terhubung secara pararel dengan resistor, dimana reistansi dikali dengan kapasitor
(RXC) adalah time constant (τ). Suatu filter lolos bawah orde satu dapat dibuat dari satu
tahanan dan satu kapasitor. Filter orde satu ini mempunyai pita transisi dengan kemiringan 20
dB/dekade atau 6 dB/oktav. Penguatan tegangan untuk frekuensi lebih tinggi dari frekuensi
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
cut off adalah: Av = – R2 / R1 sementara besarnya frekuensi cut off didapat dari: fC = 1 /
(2.R1C1).
3. Filter Lolos Pita (Band Pass Filter)
Sebuah band-pass filter merupakan perangkat yang melewati frekuensi dalam kisaran
tertentu dan menolak (attenuates) frekuensi di luar kisaran tersebut. Contoh dari analog
elektronik band pass filter adalah sirkuit RLC (resistor-induktor-kapasitor sirkuit). Filter ini
juga dapat dibuat dengan menggabungkan -pass filter rendah dengan –pass filter tinggi . Band
pass filter digunakan terutama di nirkabel pemancar dan penerima. Fungsi utama filter seperti
di pemancar adalah untuk membatasi bandwidth sinyal output minimum yang diperlukan
untuk menyampaikan data pada kecepatan yang diinginkan dan dalam bentuk yang
diinginkan. Pada receiver Sebuah band pass filter memungkinkan sinyal dalam rentang
frekuensi yang dipilih untuk didengarkan, sementara mencegah sinyal pada frekuensi yang
tidak diinginkan.
Penguatan tegangan untuk pita lolos adalah: Av = (-R2 / R1) (-R4 / R3) Besarnya frekuensi
cut off atas didapat dari: fCH = 1 / (2.R1C1) Besarnya frekuensi cut off bawah didapat dari:
fCL = 1 / (2.R4C2).
4. Filter Tolak Rendah (Band Stop Filter)
Dalam pemrosesan sinyal, filter band-stop atau band-penolakan filter adalah filter yang
melewati frekuensi paling tidak berubah, tetapi attenuates mereka dalam rentang tertentu ke
tingkat yang sangat rendah. Ini adalah kebalikan dari filter band-pass. Sebuah filter takik
adalah filter band-stop dengan stopband sempit (tinggi faktor Q). Notch filter digunakan
dalam reproduksi suara hidup (Public Address sistem, juga dikenal sebagai sistem PA) dan
instrumen penguat (terutama amplifier atau preamplifiers untuk instrumen akustik seperti
gitar akustik, mandolin, bass instrumen amplifier, dll) untuk mengurangi atau mencegah
umpan balik, sedangkan yang berpengaruh nyata kecil di seluruh spektrum frekuensi. band
filter membatasi ‘nama lain termasuk’, ‘Filter T-takik’, ‘band-eliminasi filter’, dan ‘menolak
band-filter’. Biasanya, lebar stopband kurang dari 1-2 dekade (yaitu, frekuensi tertinggi
dilemahkan kurang dari 10 sampai 100 kali frekuensi terendah dilemahkan). Dalam pita suara,
filter takik menggunakan frekuensi tinggi dan rendah yang mungkin hanya semitone terpisah.
Filter aktif mempunyai keuntungan dibandingkan filter pasif yaitu : Penguatan dan
frekuensinya mudah diatur, selama op-amp masih memberikan penguatan dan sinyal input
tidak sekaku seperti pada filter pasif. Pada dasarnya filter aktif lebih gampang diatur. Tidak
ada masalah beban, karena tahanan inputtinggi dan tahanan output rendah. Filter aktif tidak
membebani sumber input.
(https://worldofelectronic.wordpress.com/)
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Komponen dan Peralatan


3.1.1 Komponen
1. Resistor (2 buah 4,7kΩ, 27kΩ, 47kΩ)
Fungsi : sebagai hambatan pada rangkaian
2. Kapasitor 2 buah (0,33μF)
Fungsi : untuk melewatkan gelombang sinyal listrik dan menyimpan muatan
listrik.
3. IC Op-Amp LM 741 (1 buah)
Fungsi: sebagai penguat tegangan pada rangkaian
3.1.2 Peralatan
1. Jumper
Fungsi : sebagai penghubung antar komponen.
2. CPE-EO224007
Fungsi : sebagai alat untuk menguji pengoperasian dari LM741
3. Osiloskop
Fungsi : untuk melihat bentuk gelombang
4. Analog Design Unit
Fungsi : sebagai sumber tegangan
3.2 Prosedur Percobaan
1. Disediakan peralatan serta komponen yang akan digunakan sesuai dengan percobaan.
2. Dirangkai komponen pada protobroad seperti pada gambar:

V+

LM 471

V-

3. Dihubungkan pin 6 ke kutub (+) osiloskop dan pin 4 ke kutub (-) osiloskop.
4. Dihubungkan ground pin 3 ke PSA, kaki 4 ke (+12) PSA, dan kaki 7 ke (-12) PSA.
5. Dihubungkan R1 dan sambungan R2 dan C2 ke signal generator
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
6. Dihubungkan osiloskop, signal generator, dan PSA ke sumber tegangan PLN
7. Dihidupkan osiloskop, kemudian dikalibrasikan terlebih dahulu dalamkeadaan normal.
8. Dihidupkan signal generator, dan PSA
9. Diatur frekuensi 100Hz pada Signal Generator dan dilihat gelombang yang
ditampilkan pada Osiloskop.
10. Diukur besar tegangan keluaran (Vout) melalui tampilan Osiloskop
11. Dicatat besar Vout dan dihitung Gain (G) yang diperoleh.
12. Diulangi prosedur nomor 8-10 untuk frekuensi 500 Hz
13. Dicatat data yang diperoleh di kertas data dan kemudian dianalisa
14. Digambar grafik sesuai dengan tampilan dari layar osiloskop

3.3 Skema Rangkaian


C

0.03µF
Vi R R
2
+
6
741

4.7kΩ 4.7kΩ Vo
3
-
0.03µF C RB 27kΩ

RA 47kΩ

CH2
Scope
CH1
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan


Frekuensi V0 Vi/V0 dB Gain
200 Hz 9 Volt 9/10 Volt 0,915

Medan, 22 April 2019


Asisten Praktikan

(Ricky Limbong) (Anggi Natasya Sidauruk)


LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

GRAFIK PERCOBAAN FILTER AKTIF

1. INPUT

M = 1,0 ms
V = 5 volt

2. OUTPUT

M = 2,0 ms
V = 9 volt

Medan, 22 April 2019


Asisten, Praktikan,

(Ricky Limbong) (Anggi Natasya Sidauruk)

4.2 Analisa Data


LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
1. Menentukan dB tegangan dengan rumus:
𝑉
G = -20 log 𝑉 𝑜
𝑖𝑛

Jawab:
Frekuensi 200 Hz
𝑉
G = -20 log 𝑉 𝑜
𝑖𝑛

9
G = -20 log 10

G = -20 log 0,9


G = 0,915 dB
2. Tentukan fc dari rangkaian dengan rumus:
1
fc = 2𝜋√𝑅
1 𝑅2 𝐶1 𝐶2

Jawab:
1
fc = 2𝜋√𝑅
1 𝑅2 𝐶1 𝐶2

1
fc =
2𝜋√(47𝑥102 𝛺)𝑥 (47𝑥102 𝛺)𝑥(33𝑥10−4 𝐹)𝑥(33𝑥10−4 𝐹)
1
fc =
2𝜋√(240.56 )
1
fc = 2𝜋 𝑥 15.51
1
fc = 97.4

fc = 0,0102 Hz
3. Apa yang menyebabkan kerapatan dari gelombang berbanding lurus dengan
frekuensi? Jelaskan!
Jawab:
Hal yang menyebabkan kerapatan atau banyaknya gelombang berbanding lurus
dengan frekuensi yaitu karena semakin tinggi frekuensi maka banyak gelombang yang
ditampilkan pada osiloskop akan semakin rapat/semakin banyak gelombang yang
terbentuk
4. Menentukan banyak gelombang dari masing-masing frekuensi dengan rumus:
𝑛
f= 𝑡

Jawab:
Pada saat f = 200 Hz; t = 2 ms = 0,002 s; (output)
maka:
𝑛
f=
𝑡

n=fxt
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
n = 200 Hz x 0,002 s
n = 0,4
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

4.3 Gambar Percobaan


COUNTER & OSC ANALOG DESIGN UNIT DIGITAL METER

PROGRAMMABLE ( R ) DECADE CAPACITOR INPUT

842 1 8421 8 4 21
EXT

Hz kHz x 0 . 1 x 0 . 01 x 0. 001 x 10000 x 1000 x 100 DC V


x 100 k? x 10 k? x 1 k? INT AC V
10 - 100 0. 1 - 1 1 - 10 10 - 100
OFF
RANGE
µF pF

POWER INPUT
ACTIVE FILTER
+ _
EXT . C

FREQ CONTROL V+
GND 68 KΩ 68 KΩ
+
INPUT
DC & AC POWER
( 10 v ) OUTPUT
4.7 KΩ 4.7 KΩ _
10 v 27 KΩ
V- +
G

0 . 033 µF 0. 033 µF 47 KΩ
+ OVER LOAD
1v
AMPLITUDE

( SINE WAVE ONLY )


0 – 15 V
LOW PASS FILTER
COM
MIN MAX
VCC
POWER VOLTAGE

ON
Jumper
ON AC 15 V AC 15 V
OFF ON OFF ( MAX 0. 1 A )
AC INPUT
100 K? SPDT PUSH ON 1000 ?

OSILOSKOP DIGITAL
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Pengaruh frekuensi terhadap banyak gelombang adalah dimana frekuensi berbanding
lurus dengan banyak gelombang, semakin besar frekuensi maka banyak gelombang
akan semakin banyak dan sebaliknya, apabila frekuensi kecil maka banyak gelombang
juga akan kecil, atau dapat ditulis: f = n/ t.
2. Prinsip kerja dari low pass filter, high pass filter,band pass filterdan band reject
filteradalah sebagai berikut:
a. Low Pass Filter (LPF), yaitu jenis filter yang melewatkan frekuensi rendah serta
meredam atau menaikkan frekuensi tinggi.

b. High Pass Filter (HPF), yaitu jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi dan
meredam atau menahan frekuensi rendah.

c. Band Pass Filter adalah sebuah pita frekuensi yang melewatkan frekuensi di
daerah sekitar saja dan menolak frekuensi d luar daerah.

d. Band Reject Filter (BPF) yaitu filter band elimination menolak pita frekuensi
tertentu dan melewatkan frekuensi di luar pita tersebut.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

3. Aplikasi filter aktif adalah yaitu pada audio amplifier yang bekerja dalam mengatur
sinyal yang dilewatkannya, pada rangkaian pembangkit gelombang (rangkaian
osilator) maupun transmitter, dalam mengatur frekuensi yang akan dihasilkannya, dan
juga pada receiver pemancar dalam menentukan frekkuensi gelombang yang akan
diterimanya.
4. Fungsi Op-amp pada rangkaian filter aktif adalah Pada masing masing filter aktif
menggunakan op-amp sebagai elemen aktifnya dan tahanan, kapasitor sebagai elemen
pasifnya. Op-amp dengan high speed seperti LM301, LM318 danlainnya digunakan
pada rangkaian filter aktif untuk mendapatkan slew rate yang cepat dan penguatan
serta bandwidth bidang kerja lebih baik.

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan selanjutnyamengerti rangkaian percobaan
2. Sebaiknya praktikan selanjutnya memahami menghubungkan rangkaian pada osiloskop
3. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti dalam mengamati gelombang yang
dihasilkan pada osiloskop
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II

DAFTAR PUSTAKA

Chattopadhyay, D. 2006. Fundamentals of Electric Circuit Theory. New Delhi: S.Chand &
Company Ltd.
Page: 319
Horenstein, M. N. 1996.Microelectronic Circuit and Device. New Jersey: Prentice Hall
International,Inc.
Page: 825
Sutanto. 1997.Rangkaian Elektronika Analog danTerpadu. Jakarta: Universitas Indonesia.
Halaman: 154 - 160
https://worldofelectronic.wordpress.com/
Diakses pada tanggal: 28 Maret 2019
Pada Pukul: 20.08 WIB

Medan, 5 April 2019


Asisten Praktikan

(Ricky Limbong ) (Juwita Febriani Hasibuan)

Anda mungkin juga menyukai