Halaman Sampul
SISTEM BROADCASTING RADIO DAN PEMANCAR FM
PRO2 RRI PURWOKERTO
Disusun Oleh:
H1C013044
FAKULTAS TEKNIK
PURWOKERTO
2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Disusun oleh :
Mengetahui
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
Ketua Jurusan Teknik Elektro Kepala Seksi Teknologi dan Media Baru
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Daftar Gambar BAB II
Gambar 2. 1 Logo RRI .......................................................................................... 14
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi RRI Stasiun Purwokerto................................... 15
Daftar Gambar BAB III
Gambar 3. 1 Sistem Penyiaran RRI Purwoketo .................................................... 21
Gambar 3. 2 Jenis-jenis Microphone .................................................................... 24
Gambar 3. 3 Mixer ................................................................................................ 25
Gambar 3. 4 Out Broadcast Van RRI Purwokerto ................................................ 26
Gambar 3. 5 Pemancar PRO 1, PRO 2 dan PRO 3 RRI Purwokerto .................... 29
Daftar Gambar BAB IV
Gambar 4. 1 Blok Diagram Pemancar FM ........................................................... 35
Gambar 4. 2 Pemancar FM PRO2 R&S-NR8200................................................. 37
Gambar 4. 3 Intregated Infrastucture Technology ................................................ 41
Gambar 4. 4 Blok Diagram Exiter Digital ............................................................ 42
Gambar 4. 5 Antarmuka Parameter Exiter ............................................................ 43
Gambar 4. 6 Daerah operasi band II ..................................................................... 45
Gambar 4. 7 Intregasi Antarmuka Control Unit.................................................... 46
Gambar 4. 8 Antarmuka Control Unit................................................................... 47
Gambar 4. 9 ilustrasi MultiTX dengan 4 transmitter dalam satu rak .................... 48
Gambar 4. 10 GUI untuk multiTX ........................................................................ 49
Gambar 4. 11 Liquid Cooling System ................................................................... 50
Gambar 4. 12 Operasi Liquid Cooling .................................................................. 50
Gambar 4. 13 Antena Sierra .................................................................................. 51
Gambar 4. 14 Antena Omni .................................................................................. 52
Gambar 4. 15 Antena Yagi ................................................................................... 53
Gambar 4. 16 Antena Sektoral .............................................................................. 55
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Spesifikasi Pemancar NR8200 ............................................................. 38
Tabel 4. 2 Keluaran Power Transmitter ................................................................ 56
Tabel 4. 3 Nilai Parameter Mixing Amplifier ....................................................... 56
Tabel 4. 4 Nilai Parameter Distribution Amplifier ............................................... 56
Tabel 4. 5 Nilai Parameter Monitor Amplifier...................................................... 57
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjakan kehadirat Allah SWT dengan
berkah kelimpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan praktek kerja pada Radio Republik Indonesia (RRI) stasiun
Purwokerto pada bagian Seksi Teknologi dan Media Baru. Adapun laporan
praktek kerja lapangan ini disusun guna memenuhi syarat kurikulum pada
program Teknik Elektro jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Jendral Soedirman.
Penulis menyadari bahwa kegiatan praktek kerja dan laporan ini tidak
dapat terselesaikan tanpa bantuan, dorongan serta kebersamaan yang telah
diberikan kepada penulis selama kegiatan praktek kerja dan penyusunan laporan,
untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir Acmad Iqbal, M.Si selaku Rektor Universitas Jendral
Soedirman.
2. Bapak Dr.Eng Suroso selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Jenderal Soedirman.
3. Ibu Hesti Susilawati, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing.
4. Bapak Nazwin Acmad, S.Sos. selaku Kepala Radio Republik Indonesia
stasiun Purwokerto.
5. Bapak Burhanudin Ramdlan, S.T selaku Kepala Seksi Teknologi dan Media
Baru.
6. Bapak Dwi Swasono selaku Kepala Sub Seksi Teknik Studio dan Media.
7. Bapak Edi Wahidin selaku Kepala Sub Seksi Transmisi dan Distribusi..
8. Bapak Palsono selaku Kepala Sub Seksi Sarana dan Prasarana.
9. Rekan kerja di RRI Purwokerto yang telah membantu dan berkerja sama
dalam pelaksanaan praktek kerja dan pembuatan penyusunan laporan ini.
10. Rekan Wisma Akbar dan Wisma Coolbar yang selalu memotivasi dan
membantu terselesaikanya kerja praktek ini.
viii
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan laporan ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca,
khususnya mahasiswa teknik elektro.
BAB I
PENDAHULUAN
Radio merupakan salah satu media komunikasi sebagai unsur dari proses
komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa, radio mempunyai sifat yg khas
yang dapat menjadi kelebihan dan keunggulan dalam menyampaikan pesan
kepada masyarakat. Radio bersifat auditif terbatas pada suara atau bunyi yang
menerpa pada indra. Karnanya tidak menuntut khalayak memiliki kemampuan
membaca, tidak menuntut kemampuan melihat, melainkan hanya kemampuan
untuk mendengarkan. Begitu sederhananya untuk menikmati sajian radio.
dan memiliki unjuk kerja yang memuasakan. Oleh karena itu untuk memberikan
pandangan dan pengetahuan tentang teknologi tersebut perlu adanya pengamatan
langsung dilapangan. Hal tersebut telah dilaksnakan melalui kerja praktek di RRI
Purwokerto
1.3.1 Lokasi
Tempat dan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di RRI
stasiun Purwokerto, Jalan Jenderal Soedirman Nomor 427 Purwokerto, kode pos
53116, telepon/ fax (0281) 635222, 635998, 640227, dengan layanan siaran AM :
756 KHz , RRI Pro 1 (FM: 98.6 MHz), RRI Pro 2 (FM: 99 MHz), RRI Pro 3
(FM: 97.1 MHz), dan RRI Siaran Streaming dengan alamat web http://rri.co.id.
a. Pra PKL
Persiapan administrasi dilakukan untuk menunjang proses yang akan
dilalui meliputi perizinan oleh instansi, pembekalan oleh Panitia Gugus
PKL Fakultas Teknik Universitan Negeri Semarang dan persiapan diri.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kerja praktik mulai dilaksanakan dari tanggal 21 Januari 2013
sampai tanggal 22 Februari 2013 di RRI Purwokerto dengan 5 hari kerja
dari Senin sampai Jumat sedang jam kerja dimual dari pukul 09.00 sampai
dengan 16.00 WIB.
c. Pasca PKL
Pasca kegiatan PKL mahasiswa harus melengkapi data-data yang
diperlukan untuk menyusun laporan yang dapat dipertanggung jawabkan
kepada pihak-pihak yang terkait, diantaranya adalah pihak RRI
Purwokerto dan Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Jendral Soedirman.
4
1. Observasi
Dalam metode ini penulis mengadakan pengamatan dan praktek secara
langsung di lapangan. Hal-hal yang diamati di lapangan mulai dari
lingkungan pekerjaan hingga tahap pelaksanaan pekerjaan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada semua pihak yang telibat di dalamnya,
mulai dari pimpinan perusahaan, pembimbing lapangan serta semua
karyawan perusahaan.
3. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan cara mencari dan membaca berbagai
macam sumber baik dari buku maupun sumber dari internet yang
digunakan sebagai referensi guna memperoleh data yang berhubungan
dengan pembahasan.
1. Bagian Awal
Pada bagian ini berisikan tentang: Halaman Judul, Halaman Pengesahan,
Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Gambar, Daftar Tabel dan
Daftar Lampiran.
2. Bagian Isi
Pada bagian ini berisikan:
a. Bab I: Pendahuluan
Bab I membahas tentang latar belakang pelaksanaan proyek, tujuan
praktik kerja lapangan, batas masalah, tempat dan waktu pelaksanaan
5
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Perang Asia Timur Raya berakhir dengan dibomnya kota Hiroshima oleh
tentara Sekutu, sehingga Jepang menyerah kalah kepada Sekutu pada tanggal 15
Agustus 1945. Situasi tersebut dipergunakan oleh bangsa Indonesia untuk
menyatakan kemerdekaannya, Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945.
Pada tanggal 17 Agustus 1948 bertepatan dengan tiga tahun usia Negara
Republik Indonesia, semua stasiun RRI di wilayah Jawa Tengah disatukan
menjadi RRI Jawa Tengah dan mengambil kedudukan di Magelang, dengan
stasiun relay di Wonosobo dan Purworejo. RRI Jawa Tengah ini dipimpin oleh
Soemarto yang semula adalah pimpinan RRI Purwokerto.
10
1. Visi RRI
Menjadikan Layanan Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
radio berjaringan terluas, pembangun karakter bangsa, berkelas dunia.
2. Misi RRI
a. Memberikan pelayanan informasi terpecaya yang dapat menjadi
acuan dan sasaran kontrol sosial masyarakat dengan
memperhatikan kode etikjurnalistik/kode etik penyiaran.
b. Mengembangkan siaran pendidikan untuk mencerahkan,
mencerdaskan, dan memberdayakan serta mendorong kreatifitas
masyarakat dalam kerangka membangun karaktek bangsa.
c. Menyelenggarakan siaran yang bertujuan menggali, melestarikan
dan mengembangkan budaya bangsa, memberikan hiburan yang
sehat bagi keluarga, membentuk budi pekerti dan jati diri bangsa di
tengah arus globalisasi.
12
a. Bentuk persegi panjang tanpa sudut dan tanpa garis tepi, menggambarkan
kekokohan dan solidaritas. Sudut yang membulat (tidak runcing)
melambangkan fleksibilitas RRI. Tidak adanya garis tepi atau bingkai
menunjukkan indepedensi RRI, serta keterbukaan RRI untuk dapat
bekerjasama dengan berbagai pihak.
b. Tulisan (font type) "RRI". Huruf tulisan yang dirancang khusus
menunjukkan RRI yang kokoh, tegas, dinamis dan selalu bergerak maju.
c. Gambar pancaran radio. Sebuah image yang menggambarkan kuatnya
pancaran siaran radio RRI yang makin meluas. Tiga lapis pancaran yang
terlihat pada logo juga melambangkan Tri Prasetya RRI.
d. Warna Biru, Biru langit dan putih untuk mempertahankan tradisi. Warna
biru dipilih sebagai warna korporat RRI. Warna Biru dan biru langit ini
melambangkan universalitas RRI, sifat mengayomi, teduh dan dapat
dipercaya.
15
a. Tata Usaha
Melaksanakan kegiatan tata usaha Stasiun Penyiaran Tipe C. Sub
Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :
1. Koordinasi penysunan rencana, program dan anggaran stasiun
penyiaran.
2. Pelaksana urusan sumber daya manusia.
3. Pelaksana urusan keuangan.
4. Pelaksana urusan umum.
5 Mixer 2 unit
6 Tascam 2 unit
15 Pemancar 4 unit
16 Auditorium 1 ruang
21
BAB III
SISTEM PENYIARAN RRI PURWOKERTO
Sebagai salah satu stasiun radio daerah milik pemerintah RRI Purwokerto
memiliki tugas memiliki tugas untuk melakukan broadcasting acara-acara yang
bersifat mendidik, menghibur, mengajak dan serta sebagaimana telah dijelaskan di
bab 2. Maka Broadcast dalam konteks tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu
proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara bersamaan baik
melalui satelit, radio, serta berbagai media komunikasi data pada jaringan
telekomunikasi. Selain itu broadcast juga dapat didefinisikan sebagai suatu
layanan server ke client yang menyebarkan data kepada beberapa client sekaligus
dengan cara paralel dan disertai akses yang cukup cepat terhadap sumber
informasi berupa audio.
1. Microphone
Microphone atau dalam dalam bahasa Indonesia disebut dengan
Mikrofon adalah suatu alat atau komponen Elektronika yang dapat
mengubah atau mengkonversikan energi akustik (gelombang suara) ke
energi listrik (Sinyal Audio). Microphone (Mikrofon) merupakan
Transduser yang berfungsi sebagai komponen atau alat pengubah satu
bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Setiap jenis Mikrofon memiliki
cara yang berbeda dalam mengubah (konversi) bentuk energinya, tetapi
mereka semua memiliki persamaan yaitu semua jenis Mikrofon memiliki
suatu bagian utama yang disebut dengan Diafragma (Diaphragm).
Microphone atau Mikrofon merupakan komponen penting dalam
perangkat Elektronik seperti alat bantu pendengaran, perekam suara,
penyiaran Radio maupun alat komunikasi lainnya. Pada dasarnya sinyal
listrik yang dihasilkan Microphone sangatlah rendah, oleh karena itu
diperlukan penguat sinyal yang biasanya disebut dengan Amplifier. Pada
gambar 3.2 dibawah ini merupakan jenis-jenis microphone.
24
(routing) dan mengubah level, serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio.
Sinyal - sinyal yang telah diubah dan diatur kemudian dikuatkan oleh
penguat akhir atau power amplifier. Audio mixer secara luas digunakan
dalam berbagai keperluan, termasuk studio rekaman, sistem panggilan
publik (public address), sistem penguatan bunyi, dunia penyiaran baik
radio maupun radio, dan juga pasca produksi pembuatan film. Suatu
contoh yang penerapan sederhana, dalam suatu pertunjukan musik
misalnya, sangatlah tidak efisien jika operator atau user menggunakan
masing masing amplifier untuk menguatkan setiap bagian baik suara vokal
penyanyi dan alat alat musik yang dimainkan oleh band pengiringnya.
Disini Audio mixer akan menjadi bagian penting sebagai titik
pengumpul dari masing masing mikropon yang terpasang, mengatur
besarnya level suara sehingga keseimbangan level bunyi baik dari vokal
maupun musik akan dapat dicapai sebelum diperkuat oleh amplifier.
Mixer adalah salah satu perangkat paling populer setelah Microphone.
operator atau user lebih mengenalnya dengan sebutan mixer, mungkin
kebanyakan operator atau user menyebutnya demikian karena fungsinya
yang memang mencampur segala suara yang masuk, kemudian men-
seimbangkannya, menjadikannya salura dua kanal (L-R untuk stereo, dan
satu untuk mono), kemudian mengirimkannya ke cross-over aktif baru
diumpan ke power amplifier dan terakhir ke speaker. Pada gambar 3.3
dibawah ini merupakan salah satu mixer yang digunaka RRI Purwokerto
Gambar 3. 3 Mixer
26
Pada gambar 3.4 dibawah ini merupakan foto dari OB Van yang dimiliki
oleh RRI Purwokerto
dilengkapi pula dengan news room sebagai pengendali siaran distudio RRI juga
memiliki OB Van Satelit yaitu mobil yang fungsinya sebagai penghubung satelit.
Master Control Room (MCR) atau disebut juga ruang kendali siaran radio
merupakan ruangan yang berisikan perangkat teknis utama penyiaran dalam
mengontrol segala proses siaran stasiun radio. MCR menjadi pusat dari segala
kegiatan produksi siaran yang ada di stasiun penyiaran radio. MCR sangat penting
karena semua materi siaran baik acara secara langsung (live) maupun rekaman di
studio, atau kejadian yang langsung dari suatu lokasi di luar studio melalui OB
Van atau mobil siaran, harus melalui MCR terlebih dahulu, sebelum akhirnya
dipancarkan ke udara melalui pemancar. Materi siaran berupa iklan, sound effect,
jingle, program-program acara dan sebagainya, semuanya telah disiapkan di MCR
untuk disiarkan.
Pada dasarnya suatu sinyal audio akan dikatakan baik jika memiliki
prosentase modulasi sebesar 100%. Selain prosentase modulasi level audio pun
sangat mempengaruhi kualitas penyiaran atau broadcasting. Di RRI Purwokerto
sendiri level audio yang baik adalah +6 dB. Jadi suatu sinyal audio dapat
dikategorikan sebagai isyarat yang baik dan layak untuk dpancarkan jika memiliki
prosentase modulasi 100% dan level mencapai +6 dB.
Pada dasarnya untuk stasiun radio posisi antena pemancar yang paling
ideal adalah di tempat yang tinggi. Tujuannya agara radiasi gelombang radio yang
dipancarkannya bisa secara bebas menjangkau wilayah yang seluas-luasnya tanpa
terhalang apapun. Untuk itu Line of Sight (LoS) yang baik harus dipenuhi. Untuk
memenuhi syarat ideal ini maka diperlukan menara yang cukup tinggi untuk
menempatkan antena di atasnya. Makin tinggi letak antena pemancar dengan
sendirinya akan mudah dilihat oleh antena penerima.
Di sisi lain, posisi yang ideal untuk peralatan produksi dan studio adalah di
dalam kota. Sebab jumlah personel yang terlibat di dalamnya jauh lebih banyak,
dan koordinasi dengan pihak luar pasti juga lebih mudah. Oleh karena itu posisi
antara pemancar dan studio ini menjadi ada jarak. Jarak tersebut menjadi suatu
permasalahan dalam pengiriman sinyal. Untuk memungkinkan sinyal dari studio
dapat dipancarkan oleh pemancar diperlukan sebuah saluran sebagai penghubung.
Saluran penghubung ini kemudian disebut dengan STL (Studio to Transmitter
Link).
Pemancar radio FM stereo memiliki daya mulai dari 20 - 100 watt untuk
skala radio komunitas, sedangkan untuk radio komersial menyediakan pemancar
dengan daya 250 watt, 1500 watt dan 6000 watt. Terdapat dua buah pemancar
utama yang digunakan RRI stasiun Purwokerto adalah jenis pemancar combain
berbasis R&S NR 8200 dan RVR dengan daya 3000 watt.
adalah bebas dari pengaruh gangguan udara dan bandwidth (lebar pita) lebih besar
dari pada bandwidth (lebar pita) Amplitudo modulation. Frekuensi yang
dialokasikan untuk siaran FM berada di antara 88MHz-108 MHz, dimana pada
wilayah frekuensi ini siaran radio relatif bebas dari gangguan-gangguan dari
atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan. RRI Stasiun Purwokerto
memiliki tiga layanan siaran yang bekerja pada range FM 98.6 MHz (RRI Pro 1);
99 MHz (RRI Pro 2); 97.1 MHz (RRI Pro 3).
3.2.6 Antena
Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi gelombang elektromagnetik kemudian memancarkannya ke ruang bebas
atau sebaliknya yaitu menangkap gelombang elektromagnetik dari ruang bebas
dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Antena juga tergolong sebagai
Transduser karena dapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya.
Seperti pada umumnya di RRI Purwokerto Antena terdiri dari elemen atau
susunan bahan logam yang terhubung dengan saluran Transmisi dari pemancar
maupun penerima yang berkaitan dengan gelombang elektromagnetik. Untuk
membahas lebih lanjut mengenai cara kerjanya, maka dapat mengambil sebuah
contoh pada sebuah Stasiun Pemancar Radio yang ingin memancarkan
programnya, pertama kali stasiun pemancar tersebut harus merekam musik atau
menangkap suara si pembicara melalui Mikropon yang dapat mengubah suara
menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan masuk ke rangkaian pemancar
untuk dimodulasi dan diperkuat sinyal RF-nya.
31
BAB IV
4.1.1 Fitur FM
sinyal apapun tak bakal mempengaruhi keluaran audio, asalkan sinyal dari
pemancar radio tetap dalam jangkauan radio penerima.
2. Gelombang FM memiliki sifat ketahanan kepada noise serta interferensi,
Argumen inilah kenapa gelombang FM dipakai untuk transmisi siaran
bernilai tinggi.
3. Fitur lain yang penting berkaitan dengan transmisi FM, modulasi audio
bisa diterapkan pada bagian pemancar berdaya rendah, serta tak perlu
memakai bentuk penguatan linear untuk menambah tingkat daya sinyal ke
final.
4. Transmisi FM bisa memakai amplifier RF non-linear untuk memperkuat
sinyal FM di pemancar, Ini lebih efisien daripada penguat RF linear Oleh
sebab itu, untuk keluaran daya pancar yang sama, pemancar FM lebih
ekonomis energi dibandingkan dengan pemancar lain.
4.1.2 Konsep FM
4.2 PEMANCAR FM
Berkat perangkat pemancar inilah suara penyiar dan alunan musik dapat
didengar oleh pendengar . Untuk lebih jelasnya tentang bagian-bagian dan prinsip
kerja pemancar FM secara umum dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini
35
a. Exciter FM, bagian yang terdiri dari osilator PLL dan Stereo generator ini
berfungsi untuk membangkitkan frekuensi FM yang akan dipancarkan
serta menyampurkan dengan frekuensi audio stereo. Daya keluaran pada
bagian ini 20 watt.
b. IPA (Intermediate Power Amplifier), bagian ini berfungsi untuk
menguatkan daya keluaran dari exciter yang masih sangat kecil. Bagian ini
memiliki daya keluaran maksimum 100 watt. Untuk radio komunitas
cukup menggunakan exciter saja atau exciter dan IPA.
c. Booster (Penguat Akhir), bagian ini merupakan penguat daya tinggi paling
akhir dalam sistem transmisi. Penguat daya inilah yang menentukan daya
jangkau dari pemancar FM. Keluaran dari booster ini akan diteruskan
melalui kabel koaksial (Heliax) penghubung (feeder) ke antena.
d. Antena, bagian ini berfungsi untuk memancarkan sinyal dan daya dari
pemancar (Exciter-IPA-Booster) ke seluruh wilayah di sekitar lokasi
pemancar radio FM. Semakin banyak elemen antena, maka semakin jauh
pula daya jangkau dari pemancar FM.
e. Feeder (Kabel Penghubung), merupakan kabel transmisi khusus frekuensi
tinggi yang menghubungkan antara pemancar dan antena. Kualitas dan
redaman kabel sangat berpengaruh terhadap kinerja dan efisiensi dari
36
Pemancar radio FM stereo memiliki daya mulai dari 20 - 100 watt untuk
skala radio komunitas, sedangkan untuk radio komersial menyediakan pemancar
dengan daya 250 watt, 1500 watt dan 6000 watt.
Pada gambar 4.2 dibawah ini merupakan unit pemancar kanal PRO2 RRI
Purwokerto.
4.3.1 Spesifikasi
Untuk dapat beroperasi dan memiliki kinerja yang baik tentunya Pemancar
FM PRO2 yaitu R&S NR8200 dilengkapi dengan spesifikasi yang sesuai dengan
kebutuhan broadcasting Radio. Untuk lebih jelasnyapada tabel.1 dibawah ini
merpakan spesifikasi dari Pemancar VHF FM NR8200
Tabel 4. 1 Spesifikasi Pemancar NR8200
Konfigurasi Frekuensi
Frequency range 87.5 MHz to 108 MHz
RF keluaran
Nominal impedance 50 Ω
Audio masukan
Connector XLR on transmitter top
multiplex
L and R mode AES/EBU mode
mode
Masukan 600 Ω or >2 kΩ,
110 Ω, balanced
impedance balanced/unbalanced
39
AF
+5 dBu to
masukan –6 dBu to +12 dBu 200 mV (pp) to 10 V (pp)
+7 dBu
level dev
BITBUS Optional
Keluaran BNC
General data
380 V or 400 V or 415 V, 3 phases + neutral
AC supply voltage
wire1)
AC supply frequency 50 Hz or 60 Hz1)
sinyal. Hal ini dapat memungkinkan hubungan dua sampai tiga sinyal
diumpankan secara bersamaan.
Pada gambar 4.4 dibawah ini merupakan blok diagram dari exciter
Pada gambar 4.5. dibawah ini merupakan antarmuka untuk parameter dari
excite.r
Disini fungsi dari pemrosesan sinyal digital diterapkan secara penuh, yang
ditangani oleh fiel- programmable-gate-array (FPGA), hal ini memastikan bahwa
sinyal akan memiliki kualitas yang tinggi, bebas dari sumber error acak seperti
fluktuasi suhu atau variasi kualitas komponen. Karena penggunaan dari teknologi
digital, seluruh modul tidak lagi memerlukan sinkornisasi. Sinyal audio hasil
digitasi yang diarahkan melalui lowpass, dan bandpass yang akan menghilangkan
noise. Internal coder stereo akan memproses sinyal audio yang telah difilter untuk
menghasilkan sinyal MPX. Untuk sinyal stereo, dapat dilakukan pengaturan
tingkat nada pilot. Sinyal MPX digital digunakan untuk modulasi frekuensi presisi
tinggi pada direct digital synthesizer (DDS).
Sistem yang dirancang untuk modulasi analog dan digital dalam band II
(87.5 - 108 MHz) sehingga dapat memproses berbagai data digital yang dibawa
oleh sinyal carrier. Ini termasuk fitur tambahan untuk menunjang penggunaan
RDS pada operasi FM,data audio analog dan digital yang dibawa dalam sinyal
hybrid seperti pada HD Radio, serta sinyal murni digital. Terdapat tiga elemen
penting untuk operasi modulasi data digital yaitu ;
1. Exciter dengan coder yang cocok
2. Power amplifier
3. Audio interface yang sesuai.
4.3.2.5 MultiTX
Oleh karena itu disini konsep Multi-TX membuka dimensi baru dalam
fleksibilitas dan skalabilitas dengan biaya terjangkau, ditambah lagi sistem ini
telah memenuhi persyaratan ketersediaan yang tinggi pada sistem pemancar.
4.3.2.7 Antena
Antena adalah salah satu elemen penting yang harus ada pada sebuah
teleskop radio. Fungsinya adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
elektromagnetik, lalu meradiasikannya. Dan sebaliknya, antena juga dapat
berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik dan mengubahnya menjadi
sinyal listrik. Sehingga sinyal radio yang dipancarkan oleh stasiun radio dapat
ditangkap oleh radio.
1. Antena Sierra
Pada komunikasi untuk pemancar FM diperlukan antena yang
mempunyai pola radiasi omni directional (melingkar atau elips). Salah
satu antena yang dapat digunakan dalam situasi ini adalah Antena
Sierra . Implementasi dan desain Antena Sierra dapat dijadikan
alternatif antena yang digunakan dalam pemancar FM stereo. Gambar
4.13 dibawah ini menunjukan kontruksi dari antena sierra.
Keluaran Reverse
Kanal Frekuensi
Power Power
PRO 1 93,1 MHz 0.44 kW 4W
PRO 2 98,6 MHz 4415 W 42 W
PRO 3 99 MHz 9 kW 0.44 W
Pada tabel.3, tabel.4 dan tabel.5 berikut ini adalah data pengamatan untuk
sinyal audio
Tabel 4. 3 Nilai Parameter Mixing Amplifier
Mixing ampilfier
Parameter Value
Nominal Level -9 dB -- +9 dB
Masukan
Max Level +22 dB
Impedence 5 ohm
Nominal Level +6 dB
Max Level +22 dB
Impedence 30 ohm
Keluaran
Frequency Range 40 - 20.000 Hz
Distorsi Keluaran Lv +6dB 0.30%
Distorsi Keluaran Lv +22dB 1%
Distributing Amplifier
Parameter Value
Masukan
Nominal Level +6 dB
57
Monitor Amplifier
Parameter Value
Nominal Level +6 dB
Masukan
Max Level +13 dB
Impedence 10 ohm
Nominal Level +6,+9,+12 dB
Max Level +13 dB
Impedence 30 ohm
Keluaran Frequency Range 40 - 20.000 Hz
Distorsi Keluaran Lv +6dB 0.30%
Distorsi Keluaran Lv +13dB 1%
Max Power 5W
58
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktik yang telah dilakukan, dengan metode pengambilan
data dan pengolahan hasil analisis data yang penulis peroleh dari RRI
Purwokerto, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara garis besar pemancar terdiri dari dari dua bagian pokok, yaitu
pemancar dan antena. Serta bagian penting pemancar yaitu exciter atau
modulator, intermediate power amplifier (IPA) atau driver, high power
amplifier (HPA) atau power dan Bandpass filter atau filter.
2. Exciter terdiri dari osilator PLL dan Stereo generator ini berfungsi
untuk membangkitkan frekuensi FM yang akan dipancarkan serta
menyampurkan dengan frekuensi audio stereo.
3. IPA (Intermediate Power Amplifier) berfungsi untuk menguatkan daya
keluaran dari exciter yang masih sangat kecil. Bagian ini memiliki
daya keluaran maksimum 100 watt. Untuk radio komunitas cukup
menggunakan exciter saja atau exciter dan IPA.
4. Antena merupakan perangkat yang berfungsi untuk memancarkan
sinyal dan daya dari pemancar (Exciter-IPA-Booster) ke seluruh
wilayah di sekitar lokasi pemancar radio FM.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA