Anda di halaman 1dari 12

Elektronika Dasar 1

Perbedaan Komponen Aktif dan Pasif

Dosen Pembimbing: Misbah, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 3 Kelas B
Anggota:
Ahmad Fauzan Rizaldy (A1C415002)
Frans Septian Hasiholan Sianipar (A1C415044)
Muhammad Mahdi (A1C415018)
Muhammad Naufal Huda (A1C415019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016
Komponen elektronika adalah elemen terkecil dalam suatu rangkaian elektronika.
Berdasarkan fungsi dan cara kerjanya komponen elektronika dibedakan menjadi komponen aktif
dan komponen pasif.
A. Komponen Aktif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang memerlukan sumber tegangan atau
arus listrik tersendiri dengan aturan tertentu untuk pengoperasiannya yang dapat
menguatkan dan menyearahkan arus.
Contoh komponen aktif di antaranya:
1. Integrated Circuit (IC)
Integrated circuit (IC) adalah komponen elektronika aktif yang terdiri dari gabungan
ratusan, ribuan, bahkan jutaan transistor, dioda, resistor, dan kapasitor yang
diintegrasikan menjadi suatu rangkaian rangkaian elektronik dalam sebuah kemasan
kecil. Bahan utama yang membentuk IC adalah bahan semikonduktor salah satunya
adalah silicon.
Sejarah Singkat Integrated Circuit (IC)
Teknologi IC atau sirkuit terpadu ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1958
oleh Jack Kilby, setengah tahun kemudian Robert Noyce berhasil melakukan
pembuatan IC dengan sistem interkoneksi pada sebuah chip silicon. Sebelum
ditemukannya IC, peralatan elektronik saat itu umumnya memakai tabung vakum
sebagai komponen utama yang kemudian digantikan oleh transistor yang lebih kecil.
Sebuah rangkaian elektronik yang rumit dan kompleks, memerlukan komponen
transistor dalam jumlah yang banyak sehingga ukuran perangkat elektronika yang
dihasilkannya pun berukuran besar. Teknologi IC memungkinkan untuk membuat
peralatan elektronik yang lebih kecil, lebih ringan, dan lebih murah. Konsumsi daya
listrik IC juga lebih rendah dibandingkan transistor.
Gambar 1. Integrated Circuit (IC)
Berdasarkan aplikasi dan fungsinya, IC dapat dibedakan sebagai berikut.
a. IC Linear
IC linear disebut juga IC analog yang pada umumnya memiliki fungsi
Penguat Daya (Power Amplifier)
Penguat Sinya (Signal Amplifier)
Penguat Operasional (Operational Amplifier)
Penguat Sinya Mikro (Microwave Amplifier)
Penerima Frekuensi Radio (Radio Amplifier)
b. IC Digital
IC digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan input dan
outputnya hanya memiliki dua level yaitu tinggi dan rendah yang dalam kode
biner dilambangkan 1 dan 0 dengan fungsi umum sebagai berikut.
Gerbang Logika (Logic Gate)
Timer
Counter
Calculator
Memory
Macam-macam IC dan Bentuknya
a. IC Berbentuk Transistor
IC monolitik, yaitu IC yang berdiri sendiri artinya dalam satu IC monolitik
ini hanya menjalankan/mengatur satu blok rangkaian saja dan tidak
tergabung dengan IC yang lain.

Gambar 2. IC Monolitik
IC hybrid, yaitu gabungan dari beberapa IC atau IC yang terkumpul.

Gambar 3. IC Hybrid
b. IC Single Line
IC yang bentuknya menyerupai sisir karena kaki-kakinya hanya ada di satu sisi
saja.

Gambar 4. IC Single Inline


c. IC SMD
IC yang memiliki kaki-kaki di keempat sisinya.
Gambar 5. IC SMD
d. IC Dual Line
IC yang memiliki kaki-kaki pada kedua sisinya.

Gambar 6. IC Dual Line

Tujuan dan Fungsi IC


IC dibuat dengan tujuan agar lebih praktis, lebih murah, lebih efisien dan efektif
dalam merakit suatu rangkaian. Fungsi IC secara umum yaitu:
Mengatur tegangan input dan output.
Sebagai jantung pada suatu rangkaian, dll.
2. Transistor
Transistor ditemukan pertama kali oleh William Shockley, John Barden, dan W.H.
Brattain pada tahun 1984. Menurut Wikipedia Indonesia (2013) Transistor adalah
alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal, atau sebagai fungsi
lainnya. Transistor memiliki tiga terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu
terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui dua terminal lainnya.

Gambar 7. Transistor
Jenis-jenis Transistor
a. Transistor Bipolar
Transistor ini memiliki tiga kaki yang berbeda-beda. Kaki yang pertama disebut
Basis (B), kaki kedua disebut Emitor (E), dan kaki ketiga disebut Kolektor (K).
Transistor bipolar terdiri atas dua jenis bila ditinjau dari jenis susunan lapisan
yang ada di dalam transistor.

Gambar 8. Kaki Transistor


Transistor PNP
Transistor ini terdiri atas dua lapis bahan semikonduktor jenis P dan satu
lapis bahan semi konduktor jenis N. Transistor jenis ini bekerja saat Basis
lebih rendah daripada Emitor.
Transistor NPN
Transistor ini terdiri atas dua lapis bahan semi konduktor jenis N dan satu
lapis bahan semi konduktor jenis P. Transistor jenis ini bekerja saat Basis
lebih tinggi daripada Emitor.

Gambar 9. Transistor PNP dan NPN


b. Transistor Efek Medan
Transistor jenis ini bekerja dengan prinsip mengalirkan aliran elektron dari
tegangan. Sama dengan transistor bipolar, transistor efek medan memiliki tiga
kaki yang diberi nama Drain (D), Source (S), dan Gate (G). Sistem kerja transistor
ini adalah dengan cara mengendalikan arus aliran elektron dari terminal Source ke
Drain melalui saluran dengan menggunakan tegangan yang diberikan oleh
terminal Gate. Transistor FET memiliki dua jenis mode, yaitu Enhancement Mode
dan Depletion Mode.
Fungsi Transistor
Amplifier = Penguat
Mixer = Mencampur Frekuensi
Rectifier = Penyearah
Switcher = Penghubung
Oscilater = Pembangkit Getaran
B. Komponen Pasif
Komponen pasif adalah komponen elektronika yang tidak memerlukan sumber tegangan
atau arus listrik tersendiri untuk pengoperasiannya dan tidak dapat menguatkan dan
menyearahkan arus.
1. Resistor
Pada dasarnya resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai
resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus
listrik dalam suatu rangkaian elektronik.
Jenis-jenis Resistor
a. Fixed Resistor
Fixed resistor adalah jenis resistor yang memiliki nilai resistansi tetap. Nilai
resistansi atau hambatan resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna atau
pun kode angka.

Gambar 10. Fixed Resistor


Yang tergolong dalam kategori fixed resistor berdasarkan komposisi bahan
pembuatnya di antaranya sebagai berikut.
Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)
Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)
Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)
b. Variable Resistor
Variable resistor adalah jenis resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan
diatur sesuai dengan keinginan.
Gambar 11. Variable Resistor
Yang termasuk resistor jenis ini sebagai berikut.
Potensiometer
Rheostat
Preset Resistor (Trimpot)
c. Thermistor (Thermal Resistor)
Thermistor adalah jenis resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh
suhu (Temperature). Thermistor merupakan singkatan dari Thermal Resistor.

Gambar 12. Thermistor


d. LDR (Light Dependant Resistor)
LDR atau light dependant resistor adalah jenis resistor yang nilai resistansinya
dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang diterimanya.

Gambar 13. LDR

Fungsi Resistor
Sebagai pembatas arus listrik
Sebagai pengatur arus listrik
Sebagai pembagi tegangan listrik
Sebagai penurun tegangan listrik
2. Induktor
Induktor terbuat dari lilitan kawat konduktor. Disebut induktor karena komponen ini
menghasilkan induksi elektromagnetik ketika dialiri arus listrik. Induktor juga dapat
menyimpan energi magnet. Hal ini terjadi karena sifat kemagnetan dari induktor
ketika dialiri arus listrik. Kemampuan menyimpan energi magnet inilah yang disebut
dengan nilai induktansi sebuah induktor.
Jenis Induktor
a. Induktor inti udara
b. Induktor inti ferit/besi
c. Toroid
d. Trafo
e. Induktor variable
Fungsi Induktor
Induktor bersifat menahan arus AC dan melewatkan arus DC. Adapun fungsi induktor
secara umum sebagai berikut.
a. Filter atau penyaring frekuensi.
b. Resonator pada rangkaian pembangkit frekuensi (osilator).
c. Penggerak pada motor listrik.
d. Transducer pada aplikasi audio amplifier.
e. Electromagnet pada relay.
f. Sebagai transformator energi.
Simbol Induktor
Simbol induktor digambarkan dengan bentuk garis lilitan yang mirip dengan lilitan
kawat.

Gambar 14. Simbol Induktor


Bentuk Fisik Induktor
Bentuk fisik induktor yang paling sederhana adalah berupa kawat lilitan dengan inti
udara.
Gambar 15. Bentuk Fisik Induktor
Nilai induktansi dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:
a. Jumlah lilitan
b. Panjang lilitan
c. Kerapatan lilitan
d. Diameter inti lilitan
e. Panjang inti lilitan
f. Permeabilitas bahan inti

Kesimpulan
Komponen elektronika merupakan elemen terkecil dalam suatu rangkaian elektronika.
Berdasarkan fungsi dan cara kerjanya komponen elektronika dibedakan menjadi dua,
yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Komponen aktif merupakan komponen yang
memerlukan arus listrik atau sumber tegangan tersendiri untuk pengoperasiannya.
Sedangkan komponen pasif merupakan komponen yang tidak memerlukan arus listrik
atau sumber tegangan tersendiri dalam pengoperasiannya. Banyak fungsi komponen
elektronika di antaranya menguatkan dan menyearahkan arus listrik. Komponen
elektronika menjadikan industri perangkat elektronik dapat membuat produk-produk
berukuran kecil bahkan dapat dibawa kemana-mana (portable) dengan biaya produksi
yang dapat ditekan sekecil mungkin sehingga dapat terjangkau.

Anda mungkin juga menyukai