Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

KARAKTERISTIK TRANSISTOR

Nama : Katherina Sari Dewi


NIM : 022200020

Rekan Kerja :
1. Kuntum Khairunnisa

Dosen Pengampu : Djiwo Harsono, M.Eng

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


SEMESTER GANJIL 2022/20023

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA


BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai mahasiswa dari elektonika instrumentasi, praktikum terkait elektronika
menjadi salah satu pilar penting dari keseluruhan perkuliahan. Karena dari praktikum
elektronika ini nantinya kita tidak hanya mempelajari teorinya saja, tetapi juga mempelajari
tentang praktiknya. Salah satu praktikum penting di dalam elektronika, yaitu karakteristik
transistor.
Transistor merupakan salah satu dari komponen elektronika terdapat banyak
jenis dengan karakteristik dan spesifikasi yang berbeda-beda, sehingga penerapannya
disesuaikan dengan kebutuhan desain (Handoko, 2015 : 1).
Transistor merupakan komponen semi konduktor dalam elektronika, yang
memiliki fungsi sebagai penguat (amplifier), sebagai penyambung dan pemutus
(switching), dan sebagai stabilisasi tegangan (stabilisator), serta modulasi.
Pada percobaan kali ini kita hanya menggunakan dua tipe transistor, yaitu tipe
BC 108 dan tipe BD 135. Pada percobaan menggunakan transistor tipe BC 108 kita
mengambil data masukan transistor (VBE). Selanjutnya pada transistor tipe BD 135
kita mengamati kontrol arus transistor dengan mengambil data (Ic) dan menghitung 𝛽
(current transfer ratio) selain mengamati keluaran kontrol arus transistor kita juga
menggunakan transistor tipe BD 135 ini untuk mengamati data keluaran transistor.

1.2 Tujuan
a. Dapat mengetahui karakteristik transistor.
b. Dapat mengetahui karakteristik kontrol FET.
c. Dapat mengetahui karakteristik keluaran FET.
d. Mampu mendemonstrasikan tegangan peak - point dari UJT.
e. Dapat menggunakan UJT sebagai generator sawtooth.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Karakteristik Transistor


Transistor merupakan komponen elektronika, dan karena jenisnya yang banyak dengan
karakteristik dan spesifikasi yang berbeda, penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan
desain (Handoko, 2015:1). Transistor memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai penyearah,
penguat tegangan dan daya, stabilisasi tegangan, mixer, osilator dan switch (pemutus dan
penyambung sirkuit).
Transistor merupakan komponen aktif dan termasuk komponen semi konduktor dalam
elektronika. Transistor memiliki tiga kaki, yaitu basis (B), kolektor (C), dan emitor (E).
Berdasarkan polaritasnya transistor dibagi menjadi dua tipe, yaitu transistor PNP dan
transistor NPN. Transistor PNP dan NPN dapat dibedakan dengan arah panah pada kaki
emitor. Panah menunjuk di dalam transistor PNP dan panah menunjuk di luar transistor NPN.

Gambar 2.1 Tipe Transistor NPN dan PNP

Transistor memiliki dua jenis menurut bahannya, yaitu :


1. Transistor Germanium. Transistor yang terbuat dari bahan germanium.
2. Transistor Silicon. Transistor yang terbuat dari silikon.

Gambar 2.2 Jenis Transistor Berdasarkan Bahannya


Transistor memiliki beberapa jenis berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai berikut :
1. Small signal transistors
Transistor ini berguna untuk mempermudah dalam menghasilkan sinyal yang kecil,
akan tetapi transistor ini sangat dibutuhkan dalam proses efisiensi.
2. Small switching transistor
Transistor ini berguna untuk meningkatkan kecepatan dari aliran listrik.
3. Power transistor
Sesuai dengan namanya power transistor, jadi transistor ini berguna dalam
meningkatkan sinyal (menghasilkan sinyal menjadi lebih kuat).
4. High frequency transistor
Transistor ini berguna untuk mempermudah dalam menyesuaikan frekuensi dan
berguna dalam mengalirkan listrik sehingga sesuai dengan tempatnya.
5. Phototransistors
Transistor ini berbeda dengan jenis yang lainnya karena transistor ini khusus dimiliki
ketika benda berada pada kondisi cahaya yang redup, selain itu jumlah kakinya juga
berbeda dengan yang lain karena jumlah kakinya hanya dua buah.

Gambar 2.3 Jenis-Jenis Transistor menurut Fungsinya

Transistor yang beroperasi pada arus input disebut transistor persimpangan bipolar BJT
(Bipolar Junction Transistor), dan transistor yang beroperasi pada tegangan input disebut
transistor efek medan FET (Field Effect Transistor). Berikut merupakan perbedaan cara kerja
dari transistor BJT dan transistor FET :
1. Transistor BJT
BJT (Bipolar Junction Transistor) merupakan komponen aktif semi konduktor yang
bekerja menggunakan dua polaritas pembawa muatan untuk mengalirkan arus di jalur
produksi. Di dalam transistor persimpangan bipolar (BJT) ada juga lapisan pembatas,
yang disebut depletion zone, di mana arus pada akhirnya akan mengalir melalui
penghalang dan dibagi oleh depletion zone ini.
2. Transistor FET
FET (Field Effect Transistor) merupakan komponen aktif semi konduktor yang
bekerja pada pengontrolan arus dengan pengaruh medan listrik. Efek transistor (FET)
sedikit berbeda dari transistor bipolar. Efek transistor (FET), di sisi lain, hanya
menggunakan satu jenis polaritas atau pembawa muatan arus. Ini sangat berbeda dari
transistor bipolar, yang memiliki dua polaritas pembawa muatan. Transistor efek
(FET) tidak membagi arus input menjadi dua arus seperti transistor bipolar. Hal ini
karena posisi depletion zone resistensi efektif tidak di tengah tetapi di kedua sisi.

Gambar 2.4 Transistor BJT dan FET

Transistor UJT (Unijunction Transistor)


Transistor UJT (Unijunction Transistor) memiliki tiga terminal dan hanya satu koneksi.
Transistor ini umumnya digunakan sebagai saklar elektronik dan generator sinyal pulsa.
Seperti namanya, transistor unijunction atau UJT juga diklasifikasikan sebagai anggota
keluarga transistor, tetapi tidak seperti transistor junction bipolar umum, transistor
unijunction atau UJT ini tidak memiliki elektroda terminal/kolektor. Transistor ini memiliki
tiga terminal terdiri dari satu terminal emitor (E) dan dua terminal basis (B1 dan B2). Oleh
karena itu transistor UJT ini sering disebut dioda double-base.

Gambar 2.5 Transistor UJT (Unijunction Transistor)


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Berikut merupakan alat dan bahan yang dipakai pada praktikum :
1. Transistor (tipe BC 108 dan tipe BD 135)
2. Amperemeter
3. Voltmeter
4. Resistor (500𝛺, 2000𝛺, 100𝛺, dan 6800𝛺)
5. Power supply
6. Kabel jumper
7. Kabel buaya
8. Project board
Transistor memiliki banyak fungsi seperti penguat, pemutus, penyambung, stabilitas
tegangan, dan modulasi sinyal. Ampermeter berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik yang
ada pada rangkaian. Voltmeter berfungsi untuk mengukur tegangan listrik dalam suatu
rangkaian. Resistor berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu
rangkaian. Power supply sesuai dengan namanya sehingga ia berfungsi untuk menyuplai
tegangan. Kabel jumper yang digunakan untuk menghubungkan pada project board dan juga
bisa digunakan untuk menghubungkan jalur rangkaian. Kabel buaya berfungsi untuk
menghubungkan power supply dengan rangkaian atau voltmeter dan amperemeter dengan
rangkaian. Terakhir ada project board adalah alat bantu untuk membuat sebuah rangkaian
dengan menghubungkan komponen menjadi suatu rangkaian tertentu tanpa proses
penyolderan.

3.2 Langkah Kerja

Percobaan 1. Karakteristik masukan transistor

Gambar 3.1 Rangkaian Karakteristik Masukan Transistor


Prosedur :
1. Bangun rangkaian seperti gambar di atas.
2. Pilih arus basis IB sesuai dengan harga yang diberikan dalam tabel 4.1 dan ukur tegangan
basis emitor VBE. Catat hasilnya.
3. Gambar grafik arus basis IB sebagai fungsi tegangan basis emitor VBE sedangkan
tegangan kolektor emitor VCE tetap 0 Volt.
4. Semikonduktor lain yang mana mempunyai kurva karakteristik sama dengan karakteristik
masukan transistor.

Percobaan 2. Karakteristik kontrol arus transistor

Gambar 3.2 Rangkaian Karakteristik Kontrol Arus Transistor

Prosedur :
1. Bangun rangkaian seperti gambar rangkaian di atas.
2. Pilih arus basis IB sesuai dengan harga yang diberikan dalam tabel 4.2 dan ukur arus
kolektor IC. Hitung penguatan arus 𝛽 dan catat hasilnya.
3. Gambar grafik arus kolektor IC sebagai fungsi arus basis IB sedangkan tegangan kolektor
emitor tetap pada 12 Volt.
4. Tentukan 𝛽 (current transfer ratio) oleh slope pada karakteristik kontrol arus.
Percobaan 3. Karakteristik keluaran transistor

Gambar 3.3 Rangkaian Karakteristik Keluaran Transistor

Prosedur :
1. Bangun rangkaian seperti gambar di atas
2. Atur arus basis Ib 0,3 mA dengan memutar R2. Pilih tegangan kolektor-emitor Vce sesuai
dengan harga yang diberikan dalam tabel dan ukur arus kolektor Ic. Ulangi pengukuran
dengan arus basis Ib = 0,6 mA, 0,9 mA, 1,2 mA. Catat hasilnya Perhatian : Arus basis Ib
harus selalu dalam keadaan tetap.
3. Gambar grafik arus kolektor Ic sebagai fungsi tegangan kolektor-emitor Vce pada arus
basis tetap Ib = 0 mA, Ib = 0,3 mA, Ib = 0,6 mA, Ib = 0,9 mA dan Ib = 1,2 mA
4. Buatlah garis beban dc pada grafik tersebut.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data


Percobaan 1. Karakteristik masukan transistor
Tabel 4.1 Karakteristik Masukan Transistor

IB (mA) 0,1 0,2 0,5 1 2 5 10 15 20

VBE (V) 0,575 0,6 0,65 0,7 0,725 0,75 0,8 0,85 1

Percobaan 2. Karakteristik kontrol arus transistor


Tabel 4.2 Karakteristik Kontrol Arus Transistor
VCE = 12 Volt
IB
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,5 2 3 4
(mA)
IC
0 70 150 180 180 180 180 180 180 180
(mA)

0 350 375 300 225 180 120 90 60 45

Percobaan 3. Karakteristik keluaran transistor


Tabel 4.3 Karakteristik Keluaran Transistor
Ib = Ice
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 1 2 3
tetap (Volt)
Ic
Ib = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(mA)
Ib = Ic
0 45 57,5 70 72,5 72,5 75 77,5 82,5
0,3 (mA)

4.2 Pembahasan
Transistor merupakan komponen elektronika, dan karena jenisnya yang banyak dengan
karakteristik dan spesifikasi yang berbeda, penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan
desain (Handoko, 2015:1). Transistor memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai penyearah,
penguat tegangan dan daya, stabilisasi tegangan, mixer, osilator dan switch (pemutus dan
penyambung sirkuit).
Transistor memiliki tiga jenis :
1. Transistor FET
FET (Field Effect Transistor) merupakan komponen aktif semi konduktor yang bekerja pada
pengontrolan arus dengan pengaruh medan listrik. Efek transistor (FET) sedikit berbeda dari
transistor bipolar. Efek transistor (FET), di sisi lain, hanya menggunakan satu jenis polaritas
atau pembawa muatan arus. Ini sangat berbeda dari transistor bipolar, yang memiliki dua
polaritas pembawa muatan. Transistor efek (FET) tidak membagi arus input menjadi dua arus
seperti transistor bipolar. Hal ini karena posisi depletion zone resistensi efektif tidak di tengah
tetapi di kedua sisi.
2. Transistor BJT
BJT (Bipolar Junction Transistor) merupakan komponen aktif semi konduktor yang bekerja
menggunakan dua polaritas pembawa muatan untuk mengalirkan arus di jalur produksi. Di
dalam transistor persimpangan bipolar (BJT) ada juga lapisan pembatas, yang disebut
depletion zone, di mana arus pada akhirnya akan mengalir melalui penghalang dan dibagi
oleh depletion zone ini.
3. Transistor UJT
Transistor UJT (Unijunction Transistor) memiliki tiga terminal dan hanya satu koneksi.
Transistor ini umumnya digunakan sebagai saklar elektronik dan generator sinyal pulsa.
Seperti namanya, transistor unijunction atau UJT juga diklasifikasikan sebagai anggota
keluarga transistor, tetapi tidak seperti transistor junction bipolar umum, transistor
unijunction atau UJT ini tidak memiliki elektroda terminal/kolektor. Transistor ini memiliki
tiga terminal terdiri dari satu terminal emitor (E) dan dua terminal basis (B1 dan B2). Oleh
karena itu transistor UJT ini sering disebut dioda double-base.
Setelah mendapatkan data yang diperlukan, maka kita dapat membuat grafik dari hasil data
yang telah kita dapatkan tadi. Memasukan data ke dalam bentuk grafik agar memudahkan
kita dalam membaca data. Berikut merupakan grafik dari masing-masing data :

MASUKAN TRANSISTOR
25

20

15

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Ib (mA) Vbe (V)

Grafik 4.1 Masukan Transistor


Dari grafik percobaan dapat diketahui bahwa jika arus yang masuk ketika sudah melewati
transistor maka menjadi stabil, hal ini diperkuat dengan teori yang menjelaskan bahwa fungsi
dari transistor sebagai penstabil tegangan.

Kontrol Arus Transistor


400
350
300
250
200
150
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Ib (mA) Ic (mA) IC/IB Vce (Volt)

Grafik 4.2 Kontrol Arus Transistor


Dari grafik percobaan dapat diketahui bahwa jika tegangan Vce dibuat tetap yaitu 12 volt
maka Ic akan naik secara drastis pada arus Ib 0,4 dan akan stabil atau berada pada titik jenuh
pada Ib 0,6. Titik jenuh ini jika di lanjutkan mengukur menggunakan arus Ib memungkinkan
transistor yang digunakan akan rusak. Pada Ic/Ib ada kenaikan grafik yang cukup drastis pada
awal percobaan lalu setelah mencapai puncak grafik perlahan menurun.

Keluaran Transistor
100

80 82.5
75 77.5
70 72.5 72.5
67.5
60
45
40

20

0 0 0.1
0 0.2
0 0.3
0 0.4
0 0.5
0 1
0 2
0 3
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Ib = tetap Vce (Volt) Ib = 0 Ic (mA) Ib= 0,3mA Ic (mA)

Grafik 4.2 Keluaran Transistor


Dari grafik percobaan dapat diketahui bahwa jika arus Ib tetap maka yang mempengaruhi
grafik di atas yaitu besar tegangannya.
BAB V
KESIMPULAN

1. Transistor merupakan komponen elektronika, dan karena jenisnya yang banyak


dengan karakteristik dan spesifikasi yang berbeda, penggunaannya disesuaikan
dengan kebutuhan desain (Handoko, 2015:1).
2. Transistor memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai penyearah, penguat tegangan dan
daya, stabilisasi tegangan, mixer, osilator dan switch (pemutus dan penyambung
sirkuit).
3. Berdasarkan polaritasnya transistor dibagi menjadi dua tipe, yaitu transistor PNP dan
transistor NPN.
4. Transistor memiliki dua jenis menurut bahannya, yaitu transistor germanium dan
transistor silikon.
5. Transistor memiliki beberapa jenis berdasarkan fungsinya, yaitu small signal
transistors, small switching transistor, power transistor, high frequency transistor, dan
phototransistors.
6. Tiga jenis transistor, yaitu transistor FET, transistor BJT, dan transistor UJT.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, R. D., & Herman, H. R. (2019). Characteristic Test Of Transistor Based Multisim
Software. PROtek: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, 6(2), 63-67.

Nurhasanah, N., Harijanto, A., & Maryani, M. (2018). ALAT PERAGA KARAKTERISTIK TRANSISTOR
MENGGUNAKAN PAPAN ARDUINO DAN LAPTOP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
ELEKTRONIKA DASAR. FKIP e-PROCEEDING, 3(1), 158-161.
Indrapraja, A. R., & Murdani, A. (2013). RANCANG BANGUN SIMULASI KARAKTERISTIK
TRANSISTOR MENGGUNAKAN PROTEUS VSM. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 02 Juni 2013, 32.

Darmana, T., & Koerniawan, T. (2017). Perancangan Rangkaian Penguat Daya dengan
Transistor. Jurnal Sutet Vol, 7(2).

Aini, A. N., & Purba, R. Y. BJT DC Analisis (E10).

Sumirat, I., & Tugonggo, R. (2014). Aplikasi Sel Surya Sebagai Energi Alternatif Untuk Mobile
Charger. Jurnal Teknik Elektro dan Sains, 1(2), 18.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai