Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ahmad Fauzan Rizaldy (A1C415002)

Dwi Cahyo (A1C415008)


Muhammad Ruum (A1C415020)
Rini Muzijah (A1C415032)
Hj. Zikra Astriani (A1C415048)
Kelas : B
Dosen : Monry Fraick Nicky Gillian Ratumbuysang, M.Pd
Mata Kuliah : Kewirausahaan (AKDK 7701)

BERKUNJUNG KE PABRIK TAHU


Sabtu 11 November 2017, hari itu kami berkumpul di depan Gedung Serbaguna
(GSG) Universitas Lambung Mangkurat pukul 08.30 WITA. Kami ingin melakukan
kunjungan ke sebuah pabrik yaitu pabrik tahu di Jl. Sultan Adam, Sungai Jingah Kecamatan
Banjarmasin Utara. Kami pergi kesana masing - masing menggunakan sepeda motor. Kami
berangkat ke pabrik tahu sekitar pukul 10.30 WITA. Perjalanan kami dari Unlam ke pabrik
tahu kurang lebih 15 menit. Sesampainya di pabrik tahu, masing masing kelompok yang
terdiri atas 5 orang masuk ke dalam pabrik untuk mewawancarai pemilik pabrik secara
bergantian. Untuk menunggu giliran masuk, ada mahasiswa yang berbincang bincang
dengan dosen pengampu, ada yang menggosip, ada yang berjalan jalan melihat sekeliling
pabrik, dan ada juga yang duduk santai di bawah pohon. Setelah menunggu sekitar setengah
jam tiba waktunya giliran kelompok kami untuk masuk ke dalam pabrik.

Pemilik pabrik bernama bapak Rohani, beliau asli orang Jawa ( lupa menanyakan asal
Jawa mana). Awal terpikir kenapa memulai membuat tahu karena mempunyai keahlian di
situ dan ingin membuka lapangan kerja. Pertama kali beliau membuat tahu dengan modal
kedelai 1 2 karung seharga 350.000/karung yang pengambilan kedelainya dari pasar lima.
dengan mempunyai 5 orang pegawai. 2 orang tukang masak, 1 orang tukang goreng, 1 orang
cetak dan 1 orang pemasaran. Proses pembuatan tahu di mulai dengan merendam kedelai
sampai 4 5 jam lalu di giling di mesin. Kemudian di masukkan ke dalan sebuah tempat di
dalam nya ada air yang di bawah nya di kasih api (di goreng dengan uap). Lalu di cetak dan
kemudian di goreng.
Tahu yang di jual pun ada berbagai macam yangmana harganya pun berbeda pula.
Ada tahu yang biasa di jual paman paman pentol, di sana di jual seharga Rp. 200/tahu, ada
tahu untuk gorengan harganya Rp. 300/tahu dan ada juga tahu padat biasanya untuk penjual
gado gado dengan harga Rp. 400/tahu. Untuk keuntungan tidak bisa di sebutkan karena
perolehan keuntungannya tidak menentu. Untuk kerugian sangat minim karena pabrik tahu
tersebut langsung menjual ke konsumen. Konsumen yang membeli langsung mengambil
sendiri ke pabrik atau pegawai yang mengantarkan ke tempat pembeli dan tidak menjual
langsung ke pasar. Kendala dalam usaha ini terdapat pada bahan bakar, untuk memasak air
beliau menggunakan sekam dan kayu bekas bangunan, karena kayu bakar cukup mahal
harganya, sehingga untuk menghemat biaya produksi maka digunakan sekam dan kayu bekas
bangunan. Adapun kendala lain seperti pemasarannya, dikarenakan pabrik tahu yang masih
kecil sehingga pemasarannya pun juga masih dalam skala kecil belum merambah ke pasar-
pasar.

Selesai wawancara kami tidak langsung pulang. Kami melakukan foto foto dengan
pemilik pabrik. Setelah selesai mengunjungi pabrik tahu kami kembali berkumpul di Gedung
Serbaguna (GSG) Universitas Lambung Mangkurat. Disana kami berbagi cerita bagaimana
dan apa saja yang di tanyakan kepada pemilik pabrik tahu sambil makan tahu yang kami beli
di pabrik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai