Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan Kegiatan ini tepat pada waktunya yang berjudul PENGENALAN AGRIBISNIS Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas yang diharapkan dapat melengkapi pembekalan pemberian teori, latihan dalam praktikum, sehingga dapat memberi kesempatan melihat kegiatan nyata di lapangan secara langsung dan mengenal secara nyata serta memberikan tambahan informasi perkembangan ilmu pengetahuan Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Yogyakarta, 28 September 2012

Penyusun

LAPORAN KEGIATAN 1 Hari/tanggal : Nama Obyek : Sabtu/22 september 2012 Manna Bakery

A. Sejarah singkat/Latar Belakang/Tujuan a) Sejarah Perusahaan Pendiri PT Mirota Indah Indonesia yaitu Bapak Hendro Sutikno.Beliau merupakan orang keturunan Cina yang berasal dari Kota Blora Jawa Tengah. Usaha ini diawali beliau 50 tahun yang lalu dengan berjualankeliling es lilin dan roti menggunakan sepeda. Kemudian usaha tersebutditeruskan oleh putra -putri Beliau.Perusahaan ini diresmikan menjadi PT (Perseroan Terbatas) sejaktahun 1985 sampai saat ini. Pertam usaha tersebut dengan mendirikanhome industri dari Jalan Malioboro dan sampai di Jalan Menur, Sambilegi,Maguwoharjo,Depok, Sleman. Salah satu produk PT Mirota Indah Indonesia adalah Produk MannaBakery. Produk yang dihasilkan berupa roti manis, brownis, roti tawar, kuetar dan lain -lain. Nama Mirota terinspirasi dari kata yaitu: Mi: yang berarti minuman Ro : yang berarti roti Ta : yang berarti bisa tawar atau tar. Nama Manna tersebut mempunyai arti yaitu roti yang tidak habisdibagi-bagi. Nama tersebut berasal dari ajaran agama Nasrani karenaBeliau Bapak Hendro Sutikno adalah beragama Nasrani.

b) Pengelolaan Usaha a.Penerimaan Karyawan Penerimaan karyawan di PT Mirota Indah Indonesia tergantungdengan kebutuhan perusahaan. Penerimaan karyawan dilakukan dengan dipublikasikan di koran yaitu Koran KedaulatanRakyat.Tahap penerimaan karyawan dilakukan dengan: 1.Tes tertulis 2.Tes wawancara 3.Tes kesehatan. Untuk sementara ini PT Mirota Indah Indonesia mempunyai pekerja100 orang karyawan yang mencakup seluruh dari staf kantor dan pengolahan.

c) KEUNGGULAN MANNA BAKERY 1. Roti sehat karna tidak memakai pengawet tambahan. 2.Produknya sudah bersertifikasi Halal MUI 3.Memakai bahan baku yang unggul, baik dan berkualitas tinggi dansetiap roti memakai susu. 4.Harga terjangkau menyesuaikan daya beli masyarakat Yogyakarta.

B. Struktur Organisasi Direktur Bp. Siswanto Hendro Sutikno

Manajer Umum Ibu Kristina

Manajer Produksi Bp. Priyadi

Manajer Pemasaran Bp. Adi Kurniawan

Manajer Administrasi Ibu Sita

C. Kegiatan Utama

a) PROSES PRODUKSI 1.Persiapan Bahan Persiapan bahan dilakukan dengan menimbang bahan baku sesuairesep. Bahan baku yang digunakan yaitu bahan baku berkualitas tinggi.Bahan baku yang digunakan tiap hari rata-rata 300 kg. Tetapi jika adapesanan untuk produksi mencapai 450 kg bahan baku per hari.

2.Proses ProduksiBahan yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan dalam mes inpengaduk, dalam mixer sampai diperoleh adonan kalis (elastis, halus dan lembut). Kemudian diangkat dan didiamkan kurang lebih 5 menit supayaadonan dingin. Setelah dingin kemudian dibentuk make up awal atau pembentukan bentuk adonan sesuai yang dikejendaki dan diisisesuai roti yang dibuat.Setelah itu masuk dalam ruang pengembang dengan suhu kuranglebih 40C sekitar 45 menit supaya adonan mengembang sempurna.Selanjutnya dikeluarkan dari mesin pengembang. Setelah adonan dikeluarkan kemudian dimake up akhir di bagianatas. Setelah selesai masuk dalam ruang pembakaran atau oven kira -kira25 menit atau tergantung adonan yang dibuat. Setelah matangdidinginkan secara manual sampai dingin. 3.Pengemasan Roti yang sudah dingin langsung dapat dikemas denganmenggunakan pl astik yang berlebel Manna Bakery dan bersertifikasiHalal. 4.Pengawasan Mutu Dalam pengawasan mutu yang sangat penting PT. Mirota IndahIndonesi mempunyai Quality Control yang bertugas mengontrol kualitasproduk yang akan dipasarkan. Jangan sampai produk yang dipasarkanmempunyai kualitas jelek sehingga merugikan konsumen danperusahaan. Dan RnD yaitu Reset and Development yang bertugasmeneliti dan mengembangkan. b) PEMASARAN Pemasaran produk difokuskan di Yogyakarta dan sekitarnya.Sebelah utara sampai Magelang dan sebelah timur sampai Klaten.Produk dipasarkan di mirota group swalayan dan toko-toko diYogyakarta. Perusahaan mempunyai 6 mobil box yang akan mengirim kemirota group swalayan.

LAPORAN KEGIATAN 2 Hari/tanggal : Nama Obyek : Sabtu/22 september 2012 Desa Sentral kerajinan serat alam dan Handycraft Gamplong,Sidorahayu,Moyudan,Sleman.

D. Sejarah singkat/Latar Belakang/Tujuan

Desa Wisata Gamplong adalah desa wisata kerajinan tenun yang berada di Padukuhan Gamplong Desa Sumber Rahayu Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Desa wisata yang terletak di sebelah barat Kota Yogyakarta ini cukup menarik untuk disinggahi wisatawan terlebih karena masih adanya industri kerajinan tenun tradisional dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Dengan ATBM, masyarakat perajin Gamplong mampu menghasilkan kain tenun sebagai bahan stagen (kain panjang untuk melilit bagian perut wanita). Selain kerajinan tenun, perajin juga mampu memproduksi kerajinan anyaman untuk suvenir.Tak hanya terkenal dengan ATBM-nya, Desa Wisata yang teletak di Jl. Raya Wates Yogya Km 14 ini juga terkenal dengan kreativitas warganya yang mampu memanfaatkan eceng gondok, lidi kelapa, mendong, dan akar wangi yang hingga menjadi sejumlah produk istimewa yang mempunyai jual bahkan ekspor. Produk yang dapa mereka hasilkan berupa tas, dompet, aksesori wanita, gorden, tikar, dll. Hasil produksi mereka tak hanya dipasarkan di Yogyakarta saja, tapi juga banyak dipesan oleh pembeli dan pengusaha lain dari Bali dan Jakarta. Sejumlah wisatawan dan pengusaha dari negeri tetangga Australia juga telah menjadi pelanggan tetap perajin di Gamplong.

Menurut Pembina Kelompok Perajin "Tegar" (Teguh Ekonomis Gigih Amanah dan Rajin) Gamplong I, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, dalam sebulan masing-masing dapat menghasilkan omset sekitar 75-100 juta. Rata-rata, tiap-tiap perajin mempekerjakan sekitar 50 pekerja yang berasal dari Gamplong dan dari daerah lain. Di Desa Wisata Gamplong terdapat tak kurang dari 24 perajin yang menggeluti usaha kecil yang umumnya bergerak dalam bidang tenun. Usaha dan kemampuan mereka umumnya didapatkan secara turun temurun dari leluhur mereka. E. Struktur Organisasi Karena di Desa Wisata Gamplong ini adalah home industry yang memiliki system kekeluargaan,maka pendiri,pemilik,pengelola,pemasaran,dikelola secara kekeluargaan,dan di kelola oleh satu orang. F. Kegiatan Utama Proses membuat kerajinan tangan dari serat alam menjadi kerajinan tangan meliputi beberapa proses. Tanaman Pohon gebang pertama kali dibelah, direndam, danselanjutnya dijemur. Setelah serat cukup kering kemudian dirangkai menjadi tali berukuran kecil. Dengan tali-tali berukuran kecil tersebut siap dianyam menjadi kerajinan seperti tas, topi, keranjang dan lain-lain. Proses selanjutnya adalah pewarnaan, pelapisan tas bagian dalam, dan proses finishing seperti pemberin furnish dan memberikan berbagai macam aksesoris. Berbagai macam kerajinan yang sudah melewati proses-proses tersebut telah menjadi kerajinan tangan serat alam yang siap untuk dipasarkan.

LAPORAN KEGIATAN 3 Hari/tanggal : Nama Obyek : Sabtu/22 september 2012 UPT BPP Perikanan Sempu,Pakem,Sleman

A. Sejarah singkat/Latar Belakang/Tujuan UPT Pengembangan Budidaya dan Pemasaran Perikanan Kabupaten Sleman berdiri pada tahun 2004, dengan kantor pusat di Sempu, Pakembinangun, Pakem. Embrio UPT Perikanan adalah Balai Benih Ikan (BBI) milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman Yakni BBI Sempu, BBI Rewulu, BBI Tanjungtirta, BBI Moyudan dan yang terbaru adalah BBI Ngemplak. Hal yang melatarbelakangi didirikannya UPT Perikanan adalah Usaha pembenihan ikan di Kabupaten Sleman beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Ini sejalan dengan harapan kita bahwa Kabupaten Sleman sebagai sentra usaha pembenihan ikan di wilayah Propinsi D.I Yogyakarta. Produksi benih ikan di atas dihasilkan terutama oleh Usaha Pembenihan Rakyat (UPR) dan ditopang oleh Balai Benih Ikan milik Pemerintah (BBI). Produksi yang dihasilkan baru memenuhi secara kuantitas, namun dalam hal kualitas masih kurang. Atas dasar hal tersebut, untuk mengantisipasi kekurangan benih ikan, khususnya dalam hal kualitas yang baik maka Pemerintah daerah Kabupaten Sleman melalui Bidang Perikanan Dinas Pertanian dan Kehutanan berkepentingan memfasilitasi harapan tersebut. Salah satu kebijakan yang dilakukan adalah secara bertahap merubah tugas pokok dan fungsi Balai Benih Ikan (BBI) untuk tidak saja menghasilkan benih tetapi yang terutama adalah menghasilkan calon induk bermutu yang siap dimanfaatkan oleh UPR, dengan membentuk UPT Perikanan. Sesuai arah kebijakan Pemda Kabupaten Sleman sekaligus dalam kerangka mendukung peningkatan produksi dan produktifitas Usaha Pembenihan Rakyat (UPR) serta peningkatan operasional BBI, UPT Pengembangan Budidaya dan Pemasaran Perikanan difungsikan untuk : 1. Pusat bimbingan dan pelatihan teknologi perikanan 2. Menghasilkan induk / calon induk unggul dalam rangka menunjang usaha pembenihan rakyat dan pengendalian mutu benih 3. Menghasilkan benih unggul untuk mencukupi kekurangan benih yang dihasilkan UPR dan untuk penebaran perairan umum. 4. Melaksanakan adaptasi teknik teknik pembenihan yang lebih baik dan sekaligus menyampaikan kepada para petani ikan

5. Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat di bidang pengembangan produksi perikanan.

A. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok UPT Perikanan sesuai SK Bupati Nomor : 63/Per.Bup/2009 tentang UPT adalah menyelenggarakan tugas teknis operasional serta pelayanan kepada masyarakat di bidang perikanan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Sedangkan fungsinya adalah : 1. Menghasilkan induk-induk ikan unggul dalam rangka menunjang usaha pembenihan rakyat dan pengendalian mutu benih. 2. Menghasilkan benih ikan unggul untuk mengisi kekurangan benih yang dihasilkan oleh UPR. 3. Melaksanakan adaptasi teknik-teknik pembenihan yang lebih baik dan sekaligus menyampaikannya kepada para petani pembenih. 4. Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat di bidang pengembangan produksi perikanan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

B. Struktur Organisasi
Kepala UPT

Kepala Staf Usaha

Kepala Teknis

Staf Teknis

C. Kegiatan Utama

1. Persiapan Membuat Kolam Pemijahan. Kolam pemijahan bias dibuat dengan cara membuat kolam terpal yang lebih praktis dan ekonomis dan mudah dalam pelaksanaannya. Untuk kolam pemijahan bias dibuat dengan ukuran 4m x 2m dengan ketinggian dinding kolam 1 meter.

2. Pembuatan Kekaban Kekaban dibuat menggunakan ijuk yang telah dibersihkan dari lidi-lidi besarnya dengan maksud agar lele tidak terluka pada saat melakukan pemijahan, ijuk tersebut dipotong kurang lebih 30-40 cm kemudian dipaku bersama dua bilah bambu yang sudah diserut halus. Panjang kekaban dibuat 1,5cm dan untuk kolam ukuran 4m x 2m dibutuhkan 14-18 kekaban. 3. Persiapan Kolam Penetasan Kolam penetasan dibuat 4m x 3m dengan ketinggian dinding 50cm, kola mini juga dibuat menggunakan terpal agar lebih mudah. Untuk satu kali pemijahan dibutuhkan 5 buah kolam penetasan, ini disebabkan telur yang dihasilkan sangat banyak jadi harus dibagi ke beberapa kolam penetasan. 4. Persiapan Indukan Dalam melaksanakan pemijahan harus disiapkan indukan yang siap untuk pemijahan baik jantan ataupun betina. Cirri indukan yang siap untuk betina adalah alat kelamin sudah berwarna merah jambu ataupun kalau itu tidak begitu kelihatan tinggal dipegang perutnya lembek berarti sudah siap. Untuk yang jantan juga sama bila alat kelaminya berwarna merah muda dan menonjol atau bisa juga dilihat dari siripnya bagian atas yang berdiri.

5. Persiapan Pemijahan Setelah disiapkan kolam pemijahan kita bisa memulai proses pemijahan antara lain: a) Pengaturan kekaban didalam kolam pemijahan. Kekaban yang telah disiapkan diatur didalam kolam pemijahan lele sangkuriang secara teratur dan rapat sehingga semua telur bisa

menempel dengan bagus di kakaban tersebut dan supaya indukan lele tidak stres. Kakaban yang sudah diatur di dasar kolam selanjutnya ditahan bambu dengan maksud agar kakaban setelah diisi air tidak naik keatas.

b) Mengisi kolam pemijahan dengan air bersih Setelah kakaban selesai diatur dikolam pemijahan selanjutnya dilakukan pengisian kolam dengan air bersih stinggi 25 sampai dengan 30 cm. c) Pemindahan Indukan Kolam yang sudah terisi air berarti telah siap untuk diisi indukan, indukan yang sudah kita siapkan baik jantan atau betina segera dipindahkan ke dalam kolam pemijahan dengan menggunakan seser secara pelan-pelan agar lele tidak stres. Pemindahan indukan sebaiknya dilakukan pada sore hari sekitar jam 16.00 d) Proses Perkawinan Selama indukan didalam kolam pemijahan jangan sekali-sekali membuat kegaduhan disekitar kolam karena menyebabkan lele tidak akan bertelur dengan baik. Lele baru akan bertelur kurang lebih setelah subuh sampai pagi hari apabila kondisi lingkungan tenang. e) Pemindahan Telur Biasanya pagi hari jam 6-7 pagi telur bisa dilihat dengan mata kita ditandai dengan adanya butiran warna hujan gelap diatas kekaban dan akan terlihat banyak sekali karena satu indukan bisa bertelur sampai 30.000 butir, selanjutnya pada sore harinya bisa dipindahkan masing-masing kakaban yang berisi telur kemasing-masing kolam penetasan. Setelah semuanya berada pada kolam masing-masing tinggal menunggu benih tersebut menetas pada keesokan harinya, biasanya pagi sudah kelihatan ada larva yang berenang disekitar kakaban apalagi dibawah kakaban akan kelihatan ribuan larva yang sedang berkumpul.

LAPORAN KEGIATAN 4 Hari/tanggal : Nama Obyek : Sabtu/22 september 2012 Kebun Bunga Krisan

G. Sejarah singkat/Latar Belakang/Tujuan Bunga krisan (Chrysanthemum indicum L.) adalah tanaman hias perdu atau semi perdu yang disebut Bunga Bulan November atau juga Bunga Musim Gugur, berasal dari Jepang dan Cina Utara yang termasuk dalam famili Compositae. Tanaman ini punya nama lain loh, bunga Seruni atau juga Golden Flower--bunga Emas. Bunga ini juga berwarna-warni, dan masing-masing warna punya nama ilmiah, crysan kuning berasal dariCina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), Chrysanthenum morifolium (ungu dan pink) dan Chrysanthenum daisy (bentuk mahkotanya bulat, ponpon). Dan kalau mau tahu lagi, awal pembudidayaan bunga ini di Jepang abad ke-4 , danevent tahun 797 bunga krisan ini jadi simbol kekaisaran Jepang dan sebutannya Queen of The East. Bunga krisan ini masih punya hubungan saudaraan dengan bunga aster dan juga bunga Daisy, makanya dari bentuk-bentuk mahkota masih terlihat hampir mirip. Kalau di Perancis, bunga ini biasa untuk pemakaman, tapi kalau di Indonesia atau Amerika, biasanya perlambang bunga keceriaan, misalnya buat pernikahan.. Pada zaman penjajahan Belanda, krisan sudah dikenal oleh para petani di Indonesia yang ditemukan tumbuh baik di daerah dataran tinggi. Bunga krisan termasuk bunga yang digemari oleh masyarakat di perkotaan yang dijadikan sebagai hiasan ruangan serta untuk dijadikan sebagai karangan bunga, terutama dalam pesta perkawinan dan peresmian gedunggedung. H. Struktur Organisasi Karena di perkebunan bungan krisan ini adalah milik perseorangan ,maka pendiri,pemilik,pengelola,pemasaran,dikelola secara kekeluargaan,dan di kelola oleh satu orang I. Kegiatan Utama Pembibitan 1. Persyaratan Bibit : Bibit diambil dari induk sehat, berkualitas prima, daya tumbuh tanaman kuat, bebas dari hama dan penyakit dan komersial di pasar. 2. Penyiapan Bibit : Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan anakan, setek pucuk dan kultur jaringan.

3. Bibit asal anakan 4. Bibit asal stek pucuk : Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut, langsung semaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4 derajat C, dengan kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4 minggu. Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu, kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek. 1. Penyiapan bibit dengan kultur jaringan : Tentukan mata tunas atau eksplan dan ambil dengan pisau silet, stelisasi mata tunas dengan sublimat 0,04 % (HgCL) selama 10 menit, kemudian bilas dengan air suling steril. Lakukan penanaman dalam medium MS berbentuk padat. Hasil penelitian lanjutan perbanyakan tanaman krisan secara kultur jaringan: 1. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 1,5 mg kinetin/liter, paling baik untuk pertumbuhan tunas dan akar eksplan. Pertunasan terjadi pada umur 29 hari, sedangkan perakaran 26 hari. 2. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5 BAP/liter, kalus bertunas waktu 26 hari, tetapi medium tidak merangsang pemunculan akar. 3. Medium MS padat ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg kinetin/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-2,0 BAP/liter pada eksplan varietas Sandra untuk membentuk akar pada umur 21-31 hari. Penyiapan bibit pada skala komersial dilakukan dengan dua tahap yaitu: 1. Stok tanaman induk : Fungsinya untuk memproduksi bagian vegetatif sebanyak mungkin sebagai bahan tanaman Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah stok tanaman induk disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang telah direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10 stek per bulan, dan selama 4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari mulai 23.30 03.00 lampu pencahayaan dapat dipilih Growlux SL 18 Philip. 2. Perbanyakan vegetatif tanaman induk. 1. Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 minggu setelah bibit ditanam, dengan cara memangkas atau membuang pucuk yang sedang tumbuh sepanjang 0,5-1 cm. 2. Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang 15-20 cm atau disebut cabang primer. 3. Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm. 5. Teknik Penyemaian Bibit 1. Penyemaian di bak : Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar 80 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan

kebutuhan dan sebaiknya bak berkaki tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang berlebihan. Medium semai berupa pasir steril hingga cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan jarak 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1-2 cm, sebelum ditanamkan diberi Rotoon (ZPT). Setelah tanam pasang sungkup plastik yang transparan di seluruh permukaan. 2. Penyemaian kultur jaringan : Bibit mini dalam botol dipindahkan ke pesemaian beisi medium berpasir steril dan bersungkup plastik tembus cahaya. 6. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Pemeliharaan untuk stek pucuk yaitu penyiraman dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit. Buka sungkup pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa hari sebelum pindah ke lapangan. Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan di ruangan aseptik, setelah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan secara bertahap ke lapangan terbuka. 7. Pemindahan Bibit : Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke kebun pada umur 1014 hari setelah semai dan bibit dari kultur jaringan bibit siap pindah yang sudah berdaun 5-7 helai dan setinggi 7,5-10 cm. Pengolahan Media Tanam 1. Pembentukan Bedengan : Olah tanah dengan menggunakan cangkul sedalam 30 cm hingga gembur, keringanginkan selama 15 hari. Gemburkan yang kedua kalinya sambil dibersihkan dari gulma dan bentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 20- 30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antara bedengan 30-40 cm. 2. Pengapuran : Tanah yang mempunyai pH > 5,5, perlu diberi pengapuran berupa kapur pertanian misalnya dengan dolomit, kalsit, zeagro. Dosis tergantung pH tanah. Kebutuhan dolomit pada pH 5 = 5,02 ton/ha, pH 5,2 = 4,08 ton/ha, pH 5,3 = 3,60 ton/ha, pH 5,4 = 3,12 ton/ha. Pengapuran dilakukan dengan cara disebar.merata pada permukaan bedengan. Teknik Penanaman 1. Teknik Penanaman Bunga Potong 1. Penentuan Pola Tanam. : Tanaman bunga krisan merupakan tanaman yangdapat dibudidayakan secara monokultur. 2. Pembuatan Lubang Tanam : Jarak lubang tanam 10 cm x 10 cm, 20 cm x 20 cm. Lubang tanam dengan cara ditugal. Penanaman biasanya disesuaikan dengan waktu panen yaitu pada hari-hari besar. Waktu tanam yang baik antara pagi atau sore hari. 3. Pupuk Dasar : Furadan 3G sebanyak 6-10 butir perlubang. Campuran pupuk ZA 75 gram ditambah TSP 75 gram ditambah KCl 25gram (3:3:1)/m2 luas tanam, diberikan merata pada tanah sambil diaduk. 4. Cara Penanaman : Ambil bibit satu per satu dari wadah penampungan bibit, urug dengan tanah tipis agar perakaran bibit krisan tidak terkena langsung dengan furadan 3G. Tanamkan bibit krisan satu per satu pada lubang yang telah disiapkan sedalam 1-2 cm, sambil memadatkan tanah pelan-pelan dekat pangkal batang bibit. Setelah penanaman siram dengan air dan pasang naungan sementara dari sungkup plastik transparan.

2. Teknik Penanaman untuk Memperpendek Batang : Penanaman dilakukan sama dengan untuk bunga potong biasa, tetapi dengan menambah cahaya agar tangkai menjadi pendek. 1. Pengaturan dan Penambahan Cahaya : Dilakukan sampai batas tertentu dengan ketinggian tanaman yang dinginkan. Misalnya, bila diinginkan bunga krisan bertangkai 70 cm, maka penambahan cahaya sejak ketinggian 50-60 cm. Lampu dimatikan. Periode berikutnya beralih ke generatif. Tangkai bunga memanjang mencapai 80 cm. Bila dipanen tangkainya 70 cm, maka tangkai bunga yang tersisa adalah 10 cm pada tanaman. Total lama penyinaran sejak bibit ditanam sampai periode generatif antara 12-15 minggu tergantung varietas krisan. Cara pengaturan dan penambahan cahaya yaitu dengan pola byarpet, yaitu pencahayaan malam selama 5 menit lalu dimatikan selama 1 menit dilakukan secara berulang-ulang hingga mencapai 30 menit. Cara lain pengaturan dan penambahan cahaya adalah dengan memasang lampu TL pada tengah malam mulai pukul 22.30-01.00. 2. Pemupukan : Waktu pemupukan dimulai umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang kontinue dan periodik seminggu sekali, dan akhirnya sebulan sekali. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan pada fase vegetatif yaitu Urea 200 gram ditambah ZA 200 gram ditambah KNO3 100 gram per m 2 luas lahan. Pada fase Generatif digunakan pupuk Urea 10 gram ditambah TSP 10 gram ditambah KNO3 25 gram per m 2 luas lahan, cara pemberiannya dengan disebar dalam larikan atau lubang ditugal samping kiri dan samping kanan. 3. Pembuangan Titik Tumbuh : Waktu pembuangan titik tumbuh adalah pada umur 10-14 hari setelah tanam, dengan cara memotes ujung tanam sepanjang 5 cm. 4. Penjarangan Bunga : Jika ingin mendapatkan bunga yang besar, dalam 1 tangkai bunga hanya dibiarkan satu bakal bunga yang tumbuh. 3. Teknik Penanaman untuk Bunga Pot : Sebanyak 5-7 Bibit yang telah berakar ditanam di dalam pot yang berisi media sabut kelapa (hancur) atau campuran tanah dan sekam padi (1:1). Untuk memperpendek batang, pot-pot ini ditumbuhkan selama 2 minggu dengan penyinaran 16 jam/hari. Untuk merangsang pembungaan, pot-pot kemudian diberi pencahayaan pendek dengan cara menutupnya di dalam kubung dari jam 16.0022.00. Selama pertumbuhan tanaman diberi pupuk cir multihara lengkap. Pembungaan ini dapat pula dipacu dengan menambahkan hormon tumbuh giberelin sebanyak 500 ppm pada saat penyinaran pendek. Untuk mendapatkan bunga yang besar dan jumlahnya sedikit, bakal bunga dari setiap batang perlu diperjarang dengan hanya menyisakan satu kuncup bunga. Dengan cara ini akan didapatkan krisan pot dengan 5-7 bunga yang mekar bersamaan. Pemeliharaan Tanaman 1. Penjarangan dan Penyulaman : Waktu penyulaman seawal mungkin yaitu 10-15 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti bibit yang mati atau layu permanen dengan bibit yang baru. 2. Penyiangan : Waktu penyiangan dan penggemburan tanah umumnya 2 minggu setelah tanam. Penyiangan dengan cangkul atau kored dengan hati-hati membersihkan rumput-rumput liar.

3. Pengairan dan Penyiraman : Pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari, pengairan dilakukan kontinu 1-2 kali sehari, tergantung cuaca atau medium tumbuh. Pengairan dilakukan dengan cara mengabutkan air atau sistem irigasi tetes hingga tanah basah. PANEN 1. Ciri dan Umur Panen Penentuan stadium panen adalah ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Tipe spray 75-80% dari seluruh tanaman. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam. 2. Cara Panen. Panen sebaiknya dilakukan pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga krisan berturgor optimum. Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya dan dicabut seluruh tanaman. Tata cara panen bunga krisan: tentukan tanaman siap panen, potong tangkai bunga dengan gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan menyisakan tunggul batang setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah.

LAPORAN KEGIATAN 5 Hari/tanggal : Nama Obyek : Minggu/23 september 2012 Sanggar Tani Media Agro Merapi

A. Sejarah singkat/Latar Belakang/Tujuan

Sanggar Tani Media Agro Merapi (ST. MAM) di dirikan pada tanggal 15 januari 2000. Secara umum berdirinya Sanggar Tani Media Agro Merapi didasarkan pada sebuah kenyataan bahwa masih banyak potensi Agro di lereng gunung Merapi Jogjakarta yang belum tertangani secara optimal dan memadai yang mengarah kepada kegiatan yang berorientasi kearah agribisnis dan agro industri. Diantara potensi Agrobisnis di lereng gunung Merapi tersebut diantaranya berupa Kopi, Melinjo, Apokat, Sayur-sayuran dan lain-lain. Adapun secara khusus berdirinya Sanggar Tani Media Agro Merapi sebagai respon terhadap perkembangan pembudidayaan jamur dan petaninya yang pada saat itu mengalami kelesuan dalam budi daya jamur, terutama di wilayah kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta, hal ini di sebabkan karena pada tahun 1999 tejadi penurunan kualitas bibit jamur (khususnya jamur kuping ) yang berakibat menurunnya hasil produksi petani. Di samping itu terjadi juga kemacetan di bidang pemasaran jamur kuping kering (terutama pasar eksport), sehingga pedagang leluasa mempermainkan harga yang mengakibatkan harga jamur jatuh, petani mengalami kerugian dan trauma untuk menanam kembali . Berawal dari hal tersebut, maka atas inisiatif dan keinginan yang kuat dari Muhammad Sumedi Purbo alias Sumedi, S.Fil., salah seorang petani jamur senior didusun Grogol, desa Umbulharjo, kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta yang juga sebagai Pemuda Pelopor Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta pada tahun 2000 maka berdirilah Sanggar Tani Media Agro Merapi sebagai tempat Percontohan, Pelatihan dan magang khususnya dalam cara berbudi daya jamur bagi petani yang berorientasi ke arah Agri bisnis dan Agro industri yang sederhana dan tepat guna. TUJUAN 1. Memberikan pembelajaran kepada pelaku usaha agribisnis khususnya petani jamur di pedesaan tentang cara beragribisnis jamur secara baik, benar dan sederhana tetapi tepat guna.

2. Memberikan wacana baru tentang cara bertani di pedesaan kearah yang lebih maju baik secara pola pikir maupun teknologi yang di kembangkan. 3. Membangun dan menjembatani kerjasama antara petani jamur dengan berbagai pihak untuk mendukung usahanya baik pemerintah, swasta, perbankan maupun lembaga peneliti. 4. Mendorong munculnya petani yang handal yang ber orientasi kearah Agribisnis dan Agro industri untuk kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
B. Struktur Organisasi

Usaha perorangan. Struktur: Manager,Unit Pengembangan, Unit Pemasaran.


C. Kegiatan Utama

UNIT KEGIATAN JASA


a) Program Percontohan

Kegiatan atau program percontohan ini diadakan ST. Media Agro Merapi dalam rangka memberikan gambaran cara beragribisnis jamur dari hulu hingga hilir secara sederhana bagi para petani atau calon pelaku agribisnis jamur dalam mendorong rencana usahanya mulai dari proses kultur jaringan hingga pengolahan jamur siap konsumsi. b) Penelitian dan Pengembangan Benih Jamur Kegiatan ini diadakan ST. Media Agro merapi secara berkelanjutan dalam rangka mendapatkan hasil kajian yang terbaik untuk dapat dikembangkan pada masa mendatang oleh petani atau pelaku usaha dalam bidang agribisnis jamur. Dalam kegiatan ini ST. Media Agro merapi telah sering mengadakan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Jogjakarta,salah satunya dengan Fak.Pertanian UGM dan LIPI Jogja. c) Pelatihan dan Magang Kegiatan ini juga diadakan ST. Media Agro Merapi dalam rangka memberikan pembelajaran, pelatihan dan magang dalam bidang agribisnis jamur edibel sehingga petani atau calon pelaku agribisnis jamur dapat mengembangkan kegiatan usahanya sesuai dengan cara beragribisnis jamur yang baik dan benar. Dalam kegiatan ini ST. Media Agro merapi senantiasa menyelenggarakan "Pelatihan dan Magang Dalam Bidang Agribisnis Jamur setiap saat untuk peserta Privat dan 1 (satu) bulan sekali untuk peserta Kolektif serta telah sering mengadakan kerjasama dengan beberapa lembaga Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta dan lembaga training center salah satunya dengan Pratama Karya Jaya PKJ secara rutin di Inna Garuda Hotel. UNIT KEGIATAN USAHA / PRODUKSI a) Produksi Benih jamur Kulturjaringan Kegiatan usaha ini meliputi produksi benih F-1 (benih awal), F-2 (benih induk) dan F-3 (benih tebar) melalui kulturjaringan spora dan tubuh buah jamur. b) Produksi benih F-4 (benih siap tanam)

Kegiatan usaha ini dilakukan ST. Media Agro Merapi dalam rangka selain memenuhi kebutuhan untuk budidaya sendiri juga untuk melayani pesanan petani jamur yang belum dapat memproduksi benih sendiri. c) Pemasaran Jamur Kegiatan ini dilakukan ST. Media Agro merapi dalam rangka memberikan jaminan kepastian pasar terhadap petani jamur sehingga petani dapat focus produksi dan tidak ada kekhawatiran terhadap jamur pasca panen sebab ST. Media Agro Merapi membeli kembali hasil panen jamur petani, khususnya mitra tani ST.MAM Jogja KEGIATAN LITBANG PRODUK OLAHAN JAMUR a) Mitra Tani Dalam kegiatan penelitian dan pengembangan produk jamur, khusunya jamur Ling Zhie (Ganoderma lucidum) STMedia Agro Merapi (ST.MAM) telah menjalin kerjasama dengan Unit Pelaksana Teknis - Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesai (UPT BPPTK LIPI) Yogyakarata sebagai bentuk kegiatan implementasi IPTEK yang salah satunya bertujuan untuk pengembangan industri, Inkubasi Usaha Kecil dan Menengah dan pengembangan produksi skala terbatas khususnya yang berbasis pemanfaatan sumber daya lokal suatu kawasan. Salah satu bahan lokal yang telah diimplementasikan oleh ST.MAM dan UPT BPPTK - LIPI Yogyakarta adalah jamur Ling Zhie. b) Kunjungan Pertamina Implementasi teknologi sekaligus dalam rangka peningkatan nilai ekonomi untuk produk ini dilakukan melalui pengolahan jamur Ling Zhie menjadi berbagai produk komersial berupa Teh Ling Zhie, Kapsul Ling Zhie, Tepung dan Ekstrak Ling Zhie serta Syrup Ling Zhie. Kerjasama ini telah dilakukan sejak tahun 2004 dengan memanfaatkan peralatan yang dimiliki UPT BPPTK LIPI Yogyakarta, baik dalam kegiatan proses produksi maupun analisis laboratorium sebagai kontrol mutu. Pada tahap ini dilakukan adaptasi teknologi atau pengembangan proses produksi berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari hasil percobaan dilaboratorium. c) Pengkajian terhadap produk juga selalu dilakukan, baik terhadap proses produksi pengolahan berbahan baku jamur Ling Zhie maupun spesifikasi produk yang dihasilkan agar lebih sesuai dengan tuntutan pasar dan standar mutu sesuai prosedur cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB) yang diharuskan oleh Badan Pengawasan Produk Obat dan Makanan (BPPOM) Replubik Indonesia.

UPT BPPTK LIPI Yogyakarta menjamin bahwa produk produk yang dihasilkann adalah bermutu tinggi, higienis, halal dan mampu bersaing dengan pasar luar negeri dari sisi kualitas produk. RENCANA PENGEMBANGAN a) Mejadikan ST. Media Agro Merapi sebagai referensi bagi berbagai pihak untuk bersama sama mengembangkan dan meningkatkan kualitas berbagai jenis jamur dan strain jamur edibel melalui penelitian dan pengkajian yang seksama sehingga dapat bersaing dengan benih jamur dari Negara lain. b) Produk Olahan ST. Media Agro Merapi sebagai sentra wisata dalam bidang agribisnis jamur Indonesia dan turut serta mempertahankan kabupaten Sleman khususnya dan Daerah Istimewa Jogjakarta pada umumnya sebagai sentra industri jamur edibel, terutama jamur kuping, jamur Ling zhie jamur Tiram dan jamur Shiitake yang selama ini telah melekat pada image masyarakat jamur di Indonesia. Terwujudnya Laboratorium kultur jamur ST. Media Agro Merapi yang lebih standar dan baik serta terwujudnya sarana maupun prasarana pendukung lainnya untuk lebih memperlancar kegiatan operasional dan belajar mengajar yang lebih representatif dan kondusif. Seperti ruang pertemuan, ruang pelatihan, ruang ibadah dan lain sebagainya. ST. Media Agro Merapi Berusaha untuk lebih meningkatkan kerjasama dengan berbagai lembaga atau instansi yang berminat, terutama yang terkait dalam rangka pemberdayaan masyarakat, khususnya petani jamur dan petani dilereng gunung merapi pada umumnya.

LAPORAN KEGIATAN 6

Hari/tanggal : Nama Obyek :

Minggu/23 september 2012

Menanam Jagung, Mengolah dan Membajak Sawah

1.proses menanam jagung Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara: 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya, tanaman akan semakin tinggi dan memerlukan tempat yang lebih luas. Jagung berumur dalam/panjang dengan waktu panen 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya dibuat 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur sedang (panen 80-100 hari), jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). Sedangkan jagung berumur pendek (panen < 80 hari), jarak tanamnya 20x50 cm (1 tanaman/lubang). Kedalaman lubang tanam yaitu antara 3- 5 cm. CARA PENANAMAN Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat juga digunakan jarak tanam 75 x 50 cm, setiap lubang ditanam dua tanaman. Tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi dahulu, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun. Pembuatan lubang tanaman dan penanaman biasanya memerlukan 4 orang (2 orang membuat lubang, 1 orang memasukkan benih, 1 orang lagi memasukkan pupuk dasar dan menutup lubang). Jumlah benih yang dimasukkan per lubang tergantung yang dikehendaki, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji per lubang, bila dikehendaki 1 tanaman per lubang, maka benih yang dimasukkan 2 butir benih per lubang. Di lahan sawah irigasi, jagung biasanya ditanam pada musim kemarau. Di sawah tadah hujan, ditanam pada akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.

2.Proses membajak sawah Disana proses membajak sawah masih dengan menggunakan cara tradisional yaitu dengan menggunakan sapi sebagai alat membajak sawah. Prosesnya petani berjalan dibelakang sapi untuk mengarahkan sapi,lalu sapi dicambuk agar berjalan kearah yg benar. 2.menanam padi

Penyiapan Bibit Padi (Persemaian) Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai. Persemaian dilakukan dengan menyebar benih padi secara merata pada bedengan dengan kandungan air jenuh tetapi tidak menggenang. Dalam tiga atau empat hari benih telah berkecambah. Tanaman muda yang berumur tiga minggu siap dicabut dan dipindah ke lahan sawah. Bibit yang telah dicabut, akan di kelompokkan kemudian di ikat dan dibawa ke sawah. 2. Penyiapan Lahan (Sawah) Jika musim hujan telah tiba, maka para petani segera membuka lahan untuk musim tanam. Pada saat ini dilakukan pengolahan tanah yang bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap seperti pembersihan, Pencangkulan, Pembajakan, Penggaruan, Pembersihan. 3. Penanaman Padi Pada proses ini, bibit padi yang telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis padinya ) akan segera di tanam. Mula-mula bibit atur sedemikian rupa (biasanya dijejer dalam beberapa baris dan dijejer beraturan). Hal ini bertujuan untuk memudahkan petani ketika menanam. Penanaman padi di sawah umumnya ditanam dengan jarak teratur. Yang paling popular di Pulau Jawa adalah berjarak 20 cm. Tanaman muda ditancapkan ke dalam tanah yang digenangi air sedalam 10 sampai 15 cm hingga akarnya terbenam di bawah permukaan tanah. 4. Pemeliharaan Setelah ditanam, maka padi selanjutkan akan tumbuh dalam beberapa minggu. Pada saat ini, padi harus mendapatkan pengairan yang cukup, harus dipupuk, dan dibersihkan dari rumputrumput liar. Pemberatasan hama dan tikus juga harus dilakukan, agar tanaman padi tidak rusak. 5. Panen Padi Padi biasanya bisa dipanen setelah 4-5 bulan. Pada saat itu padi telah berisi dan menguning.

Di pedesaan, biasanya petani masih menggunakan arit/celurit untuk memotong padi. Setelah dipanen, padi kemudian dipisahkan dari batangnya dengan cara digepyok atau di gilas

LAPORAN KEGIATAN PENGENALAN AGRIBISNIS TAHUN 2012

Disusun Oleh : SYUKUR ABDURROZAQ 135120002

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2012

Anda mungkin juga menyukai