Pujorahayu
Guru Pembimbing:
Atik Apriliawati, S.Pd
Disusun oleh:
Adzkia Syaira Tsabita
Ananda Renata
Luthfi Azmi Dzaky
Mada Sagita Purwawibawa
Mutiara Amanda
Tahu adalah makanan padat yang terbuat dari kedelai (Glycine max L.)
dengan proses pengendapan protein pada titik isoelektriknya tanpa atau dengan
penambahan bahan lain yang diizinkan (Ide Widaningrum, 2015). Tahu juga
merupakan salah satu makanan tradisional yang populer di kalangan masyarakat
Indonesia, biasanya dijadikan sebagai lauk pauk dalam memenuhi kebutuhan
tubuh akan protein. Selain dijadikan sebagai lauk pauk pendamping nasi, tahu
juga diolah menjadi berbagai makanan khas daerah tertentu seperti tahu tek dari
Surabaya, tahu campur dari Lamongan, tahu pletok dari tegal, tahu gimbal dari
Semarang, dan masih banyak lagi olahan tahu lainnya.
Kandungan gizi tahu dalam setiap 100 gr berat bahan terdiri dari 68 kkal
energi; 7,8 gr protein; 4,6 gr lemak; 1,6 gr karbohidrat; 124 mg kalsium; 63 mg
fosfor. Tahu merupakan makanan andalan untuk perbaikan gizi karena tahu
mempunyai mutu protein nabati terbaik karena mempunyai komposisi asam
amino paling lengkap dan memiliki daya cerna yang tinggi yaitu sebesar 85%-
98% (Mubaranto, 2016). Selain kandungan zat gizi makro, tahu juga
mengandung zat gizi mikro seperti fosfor, kalium, kalsium, vitamin B kompleks
meliputi thiamin, riboflavin, vitamin B12 dan vitamin E.
1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat mengetahui pengertian dari tahu
1.3.2 Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan tahu
1.3.3 Dapat mengetahui prospek penjualan tahu ke depan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas
Pak Sukendariyah adalah salah satu pemilik UMKM tahu di desa
Pujorahayu. Beliau membuka usaha tahu pada tahun 2008 dengan modal sekitar
RP20.000.000,00. Pada awalnya, pak Sukendariyah belajar membuat tahu karena
terinspirasi dari saudara jauh yang sudah lebih dulu membuka usaha tahu. Lalu
setelah merasa ilmunya sudah cukup dan memiliki modal, beliau mendirikan
sendiri UMKM tahu dan masih berjalan sampai sekarang.
Penggilingan
Biji kedelai tersebut kemudian digiling menjadi bubur kedelai. Selama
penggilingan dilakukan penambahan air dengan debit 1,8 liter/menit.
Pemasakan
Bubur kedelai yang diperoleh sebagai hasil penggilingan selanjutnya
dimasukkan ke dalam bak masak dengan penambahan air lagi sehingga
bubur kedelai menjadi encer.
Penyaringan
Bubur kedelai yang telah dimasak kemudian disaring untuk mendapatkan
sari kedelai (susu kedelai).
Pengasaman
Penggumpalan atau pengasaman adalah proses selanjutnya setelah proses
penyaringan bubur kedelai masak. Untuk menggumpalkan sari kedelai,
para perajin menggunakan bahan asam yang dinamakan bibit.
Pencetakan
Bubur kedelai yang telah digumpalkan selanjutnya dicetak menjadi tahu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tahu adalah makanan padat yang terbuat dari kedelai (Glycine max L.)
dengan proses pengendapan protein pada titik isoelektriknya tanpa atau dengan
penambahan bahan lain yang diizinkan (Ide Widaningrum, 2015). Tahu juga
merupakan salah satu makanan tradisional yang populer di kalangan masyarakat
Indonesia, biasanya dijadikan sebagai lauk pauk dalam memenuhi kebutuhan
tubuh akan protein. Selain dijadikan sebagai lauk pauk pendamping nasi, tahu
juga diolah menjadi berbagai makanan khas daerah tertentu seperti tahu tek dari
Surabaya, tahu campur dari Lamongan, tahu pletok dari tegal, tahu gimbal dari
Semarang, dan masih banyak lagi olahan tahu lainnya.
Sama halnya dengan jenis usaha lainnya, usaha produksi tahu juga
membutuhkan proses yang panjang untuk eksis dan menjadi pilihan pelanggan.
Pada dasarnya semua jenis usaha menggunakan manajemen system, yang secara
tidak sadar dilakukan oleh pemilik, dari manajemen perencanaan hingga
keuangan.
Memiliki UMKM tahu awalnya tidak harus memiliki karyawan, tapi jika
dirasa konsumen tahu kita ramai, kita bisa menggunakan saudara sebagai
karyawan sekaligus bisa berbagi ilmu untuk diterapkannya sendiri. Oleh karena
itu tidak ada salahnya mencoba usaha tahu inim karena jika terus menjalani
dengan tekun maka akan menghasilkan hasil yang memuasakan.
3.2 Saran
Kami menyarankan kepada pemilik UMKM tahu tersebut untuk membuat
tempat khusus untuk menyimpan kayu bakar. Meskipun harus mengeluarkan
modal lagi, tetapi setidaknya dapat mengurangi satu dari banyak kendala dalam
usaha tahunya.
LAMPIRAN