Anda di halaman 1dari 13

Makalah Muatan Lokal

“Pemanfaatan Alam Kacang Kedelai”


Dosen Pengampu : Dr. Nurmalinda, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :

RAHMI HARDIANTI ARDHANA

216910235

1B PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah sederhana tentang Pemanfaatan Alam yaitu Kacang Kedelai
Yang dapat menjadi usaha pabrik tahu.

Makalah ini telah penulis susun dengan semaksimal mungkin dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah sederhana ini.

Terlepas dari semua itu, penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa


masih ada kekurangan baik dari segi susuna kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaikin makalah sederhana ini dan untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang
Pemanfaatan Alam Kacang Kedelai ini dapat memberi inspirasi kepada penulis untuk
berwirausaha.

Kandis, 30 November 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………….1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………..3

A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..3
C. Tujuan ……………………………………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………4

A. Observasi Kacang Kedelai menjadi Tahu………………………………………4-6


B. Hasil Wawancara salah Satu Pemilik
Pabrik Tahu………………………………………………………………………………….6-8
C. Dokumentasi………………………………………………………………………………..9-10

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………..11

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………….11
B. Kritik dan Saran…………………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………..12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kacang kedelai adalah salah satu tanaman jenis polong polongan yang menjadi
bahan dasar berbagai macam makanan dari Asia Timur seperti, susu, kecap, tahu,
dan tempe. Berdasarkan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500
tahun yang lalu di Asia Timur.

Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia.
Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis
baru dibudidayakan masyarakat diluar Asia setelah 1910.

Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati uatama, meskipun


Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena
kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli
tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang dan Cina.

Kedelai merupakan tumbuhan serbaguna. Karena akarnya memiliki bintil


pengikat nitrogen bebas, kedelai merupakan tanaman dengan kadar protein tinggi
sehingga tanamannya digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan ternak.

Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dari lemak
serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin.
Olahan biji dapat dibuat menjadi tahu, tempe, susu kedelai dan sebagainya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana observasi kacang kedelai diolah menjadi tahu?
2. Apa bukti telah melakukan observasi kacang kedelai menjadi
Tahu terhadap pemilik usaha?

C. TUJUAN
1. Mengetahui bagaimana proses pembuatan tahu
2. Mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam menjalankan
Usaha pabrik tahu

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Observasi Kacang Kedelai Menjadi Tahu

Tahu merupakan jenis makanan yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Rasa
yang enak menjadikan tahu sebagai produk yang digemari semua lapisan
masyarakat.

Menurut Purwadi, dkk (2007), proses pembuatan tahu merupakan proses


yang continue. Secara garis besar, proses pembuatan tahu yang lazim dilakukan
disajikan. Proses pembuatan dimulai dengan pemilihan bahan bahu kedelai,
perendaman, penggilingan, pemasakan, penyaringan, penjedelan
(penggumpalan), percetakan, dan penguningan.

1. Perendaman
Perendaman biji akan memperlunak struktur sel sehingga akan
mengurangi energy yang diperlukan selama penggilingan. Struktur sel
yang lunak juga akan mempermudah ekstrasi sari dari ampasnya.
Waktu perendaman tergantung suhu air perendam, umur dan varietas
kedelai. Penyerapan air lebih cepat jika menggunakan air panas, tetapi
jika air yang digunakan terlalu panas(55 derajat) dapat menyebabkan
kedelai setengah matang sehingga susu kedelai yang dihasilkan
menurun. Proses perendaman biasanya dilakukan manual oleh
pengusaha menggunakan ember plastic baik secara curah maupun
bungkus karung kemudian diberi air secukupnya. Perendaman
dilakukan berkisar antara 4-5 jam untuk kedelai lokal.

2. Penggilingan
Biji kedelai tersebut kemudian digiling menjadi bubur kedelai.
Penggilingan ini bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel kedelai
sehingga akan mempermudah ekstrasi protein kedalam susu kedelai.
Selama penggilingan dilakukan penambahan air dengan debit 1,8 liter
permenit (Purwadi,2000). Hal ini sesuai dengan pengamatan di
industry tahu.

3. Pemasakan
Bubur kedelai yang diperoleh sebagai hasil penggilingan
selanjutnya dimasukkan kedalam bak masak dengan penambahan air
lagi sehingga bubur kedelai menjadi encer. Bubur kedelai ini kemudian
dimasak.
4
Dari pengamatan, setiap 10 kg kedelai kering akan menghasilkan bubur
masak sekitar 100-120 liter. Hal ini sesuai dengan keterangan yang
diberikan seorang pengrajin tahu yang menyatakan bahwa untuk
mendapatkan bubur kedelai siap masak dari 10 kg kedelai kering harus
ditambahkan 8 ember air. Proses pemasakan bubur kedelai
mempengaruhi kualitas tahu yang dihasilkan. Proses pemanasan secara
langsung pada wajan tersebut menyebabkan timbulnya kerak pada
dinding dasar wajan. Kerak timbul Karena suhu wajan yang tinggi
sehingga endapan bubur kedelai mengerak. Kerak tersebut
menimbulkan bau sangit yang akan menyebar ke seluruh bubur kedelai.
Bau tersebut akan terbawa hingga akhir proses, yaitu percetakan. Tahu
yang dihasilkan dari proses tersebut berwarna gelap dan berbau sangit.

4. Penyaringan
Bubur kedelai yang telah dimasak kemudian disaring untuk
mendapatkan sari kedelai (susu kedelai). Penyaringan yang umum
dilakukan dengan meletakkan bubur kedelai diatas kain belacu (mori
kasar) ataupun kain sifon yang sengaja dipasang diatas bak penampung.
Kemudian dilakukan pengepresan dengan memberikan papan penjepit
dan diberi beban sekuat kuatnya agar semua air yang berada pada
bubur kedelai terperas semua. Penyaringan dilaukukan beberapa kali
dengan penambahan sejumlah air untuk mendapatkan sari kedelai yang
maksimal. Hasil utama penyaringan ini adalah sari kedelai, sedangkan
sampingannya berupa ampas yang banyak digunakan sebgai pakan
ternak. Air sari bubur kedelai akan menetes dengan sendirinya ke bak
penampung yang sekaligus sebagai bak proses penggumpalan.

5. Pengasaman
Proses pengasaman atau lebih dikenal dengan penggumpalan
belum menggunakan alat mesin. Penggumpalan atau pegasaman adalah
proses selanjutnya setelah proses penyaringan bubur kedelai masak.
Untuk menggumpalkan sari kedelai, pengusaha menggunakan bahan
asam yang dinamakan “bibit”. Semua pengusaha menggunakan “bibit:
sebagai bahan pengasaman. “Bibit” adalah bahan asam sisa proses
penggumpalan sehari sebelumnya. Sisa “bibit” saat penggumpalan yang
tidak dapat menggumpalkan sari bubbur kedelai ditampung dalam
wadah ember yang selanjutnya didinginkan selama semalam untuk
digunakan sebagai bahan pengasaman pada hari berikutnya.

6. Pembungkusan dan Pencetakan


Bubur kedelai yang telah digumpalkan selanjutnya dicetak
menjadi tahu. Pencetakan menggunakan teknik cetak bungkus.
5
Teknik cetak bungkus dilakukan dengan bantuan alat press yang ada
cetakannya dengan ukuran cetakan yang berbeda-beda sesuai dengan
jenis dan ukuran tahu yang akan dibuat. Tahu yang akan dicetak
sebelumnya dibungkus dengan kain belacu yang dipotong segiempat
kecil-kecil.
Setelah proses pembungkusan dan pencetakan adalah
melepaskan kain belacu yang dipakai sebagai bungkus pada waktu
proses pencetakan. Tahu yang sudah jadi selanjutnya dapat dipasarkan,
tahu yang sudah diberi pewarna dan digarami. Untuk pemberian warna,
pengusaha tahu menggunakan kunyit sebagai bahan bakunya.

B. Hasil Wawancara Salah Satu Pemilik Tahu

Narasumber : Bapak Suseno


Pewawancara : Rahmi Hardianti Ardhana

Topic Wawancara : Mengenal dan Memahami tentang Industri Pembuatan


Tahu

Waktu dan Tempat :


Hari/Tanggal : Minggu, 28 November 2021
Pukul : 14:30 WIB-selesai
Tempat : Rumah Bapak Suseno (Kec. Kandis, Kab. Siak)

P : Assalamalaikum, selamat siang pak. Mohon maaf sebelumnya


pak kedatangan saya terasa mangganggu waktu bapak. Perkenalkan saya Rahmi
Hardianti Ardhana mahasiswi Universitas Islam Riau ingin mewawancarai bapak
untuk memenuhi tugas dari Dosen Pengampu. Apakah bapak bersedia untuk
diwawancara?
N : wa’alaikumsalam, iya nak Rahmi bapak bersedia dan tidak
merasa keberatan, silahkan saja.
P : Baik terimakasih pak. Kalau boleh saya tau siapa nama Bapak?
N : Nama saya Suseno
P : Sejak kapan bapak memulai usaha pembuatan tahu ini?
N : Kalau tidak salah dari tahun 2005
P : Kalau boleh saya tau apa latar belakang bapak bisa menekuni
usaha ini?
N : Karena saya merasa usaha pembuatan tahu ini dapat memenuhi
kebutuhan hidup saya dan keluarga sehari-hari
P : Baik pak. Lalu, apa saja bahan bahan untuk pembuatan tahu ini
pak?

6
N : Untuk bahan-bahannya tidak susah hanya memerlukan kacang
kedalai dan cuka saja.
P : Kalau alat-alat pembuatan tahunya memerlukan apa saja pak?
N : Alat-alatnya itu mesin giling atau mesin selep, kain belacu,
pisau, penggaris kayu dan alas dari bamboo.
P : Lalu, fungsi dari masing-masing alat tersebut apa pak?
N : Mesin giling itu untuk menggiling kedelai yang sudah direbus,
sedangkan kainnya untuk menyaring hasil gilingan kedelai, kemudian pisau dan
penggaris kayu untuk memotong tahu setelah dicetak, dan alas bamboo untuk
alas saat memotong tahu.
P : Lalu bagaimana cara pembuatan tahu yang benar pak?
N : Pertama kita pilih kedelai yang benar benar bagus dan kering
lalu kita rendam. Rebus kedelai tersebut lalu giling, setelah itu diperas dan
dicampur air mendidih. Biarkan selama 10 menit dan disaring kemudian bisa
langsung dicetak.
P : Setelah proses pencetakan, apakah ada tahap selanjutnya pak?
N : Iya nak, setelah itu tahu tadi dipotong sesuai ukuran yang
ditentukan dan setelah itu ditaruh di air supaya tidak rusak atau hancur.
P : Setelah kedelai diperas itu yang diambil ampas ataus airnya
pak?
N : Yang diambil hanya airnya saja.
P : lalu ampasnya untuk apa pak?
N : Kalau ampasnya itu bisa dijual ke peternak untuk pakan ternak.
P : Selain dijual, apakah ampasnya itu bisa diolah lagi pak?
N : Iya bisa nak, biasanya diolah menjadi oncom.
P : Kalau kacang kedelainya sendiri darimana bapak
memperolehnya?
N : Saya beli dari pasar
P : Berapa lama waktu yang dimakan untuk pembuatan tahu dari
awal sampai selesai pak?
N : Perendaman kedelai bisa sampai 4 jam, kalau setelah
perendaman selesai itu kira-kira 1 jam.
P : Apa saja kendala yang bapak alami dalam menjalankan usaha
pembuatan tahu ini pak?
N : Kendalanya itu sekarang semakin banyak nya pesaing di daerah
saya ini.
P : lalu, kenapa bapak masih memilih usaha ini pak?
N : Karena saya masih punya pelanggan yang lumayan dan saya
percaya rezeki sudah ada yang mengatur.
P : baik pak. Lalu dimana bapak memasarkan tahu tahu ini?
N : Saya menjual di warung-warung dan rumah warga sekitar.

7
P : Kalau boleh saya tau berapa kentungan yang bapak dapat dari
usaha tahu ini?

N : Tidak pasti nak, tergantung pembeli dan banyaknya tahu yang


dibuat.
P : Baik pak. Saya kira pertanyaan saya sudah cukup dan jawaban
yang bapak berikan sangat membantu tugas kuliah saya. Untuk itu terimakasih
atas waktunya dan terimakasih pak sudah bersedia di wawancara.
Assalamualaikum , selamat siang pak.
N : Iya nak sama-sama walaikumsalam.

8
C. DOKUMENTASI

9
10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Industri tahu ini merupakan salah satu industri tahu dikawasan Kandis,
Siak. Ia telah mendirikan pabrik tahu dikawasan tersebut mulai tahun 2005.
Usaha industry tahunya pun dibilang telah sukses.
Menurutnya cara yang benar dalam mengolah tahu ialah: pertama kita
harus memilih kedelai yang kering, lalu kedelai tersebut kita rendam dengan
air selama 4 jam. Setelah 4 jam, kita digiling kedelai tersebut lalu rebus,
setelah itu kedelai rebus pun harus diperas lalu dicampur air mendidih dan
dibiarkan selama 10 menit dinginkan hingga 30 menit lalu saring dan cetak
pada cetakan tahu dibiarkan hingga sedikit mengeras lalu dipotong potong
sesuai selera.
Dalam industry tahu ada beberapa kendala yang dialami oleh para
produsen tahu, salah satu yang menjadi kendalanya adalah para pesaing.
Amapas tahu dijadikan sebagai pakan ternak tapi pembelinya sedikit, diolah
menjadi oncom. Pengolahannya pun sulit. Pemasarannya pun dapat menjadi
masalah sedikit. Pemasaran tahu industri ini sangat bergantung musim.
Peminat atau pembeli tahunya banyak yang datang langsung ke pabrik untuk
membeli tahu secara langsung.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis sudah berusaha memaparkan
dan menjelaskan materi dengan semaksimal mungkin, tapi tisak menutup
kemungkinan adanya kekeliruan dalam penyusunannya baik itu dari segi
hasil observasi maupun hasil wawancara. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan pembaca untuk dapat memakluminya dan harapan penulis
semoga makalah ini dapat memeberi manfaat dalam proses pembelajaran
Muatan Lokal dalam kategori Pemanfaatan Alam Kacang Kedelai.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kedelai

https://alsintan.tp.ugm.ac.id/2019/09/12/proses-pembuatan-
tahu/amp/

Purwadi, T, dkk. 1996. Peningkatan Efesiensi Keetel Uap Dalam Proses


Pembuatan Tahu.

12

Anda mungkin juga menyukai