Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

CARA PEMBUATAN TAHU

Disusun oleh :

Naisyah Nuryasmin
Siti Alia Natasya
Fatimah Azzahra
Rivan Gunawan
Iman Ibrahi Jibril

Kelas : XI IPA 4

SMA NEGERI 1 MANDE


2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia merupakan Negara Agraris yang subur beriklim
tropis. Sehingga penduduk Indonesia dapat memanfaatkannya dengan menanam berbagai
macam tanaman. Salah satunya adalah kacang kedelai. Kacang kedelai tersebut banyak
mengandung gizi yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan jasmani. Selain dapat dikonsumsi
kedelai dapat diolah menjadi berbagai macam makanan seperti tahu.

Karena pada kenyataannya proses pembuatan tahu tidaklah terlalu rumit, oleh karena itu
banyak masyarakat yang menjadikan pembuatan tahu sebagai penghasilan keluarga. Oleh
karena itu dibuatnya karya ilmiah ini agar masyarakat atau pembaca dapat mengetahui proses
pembuatan tahu dan bisa dijadikan pedoman baginya untuk memulai usaha.

1.2  Batasan Masalah

Untuk memberikan batasan atau ruang lingkup maka kami mengaskan bahwa karya ilmiah ini
hanya terbatas pada alat dan bahan yang dibutuhkan serta proses pembuatan tahu.

1.3  Rumusan Masalah

Bagaimana cara memilih bahan baku yang baik ?

Bagaimana proses pembuatan tahu ?

1.4  Tujuan Penelitian

Untuk menambah pengetahuan tentang cara pembuatan tahu kedelai serta memperkaya
pengetahuan dan wawasan.

Mengetahui hal apa saja yang diperlukan dalam proses pembuatan tahu

1.5 Manfaat Penelitian


Memperkaya perkembangan pertanian khususnya dalam tahu (kedelai)

Para pembaca diharapkan dapat memahami dan mengetahui proses pembuatan tahu.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1  Asal-usul Tahu


Tahu dibuat dari kacang kedelai yang fermentasikan dan diambil sarinya. Berbeda dengan
tempe yang asli Indonesia, tahu berasal dari China, seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan
bakso. Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian, tauhu (hanyu pinyin: doufu) yang
secara harfiah berarti “kedelai yang difermentasi”. Di Jepang dikenal dengan nama tofu.
Dibawa para perantau China, makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu
juga menyebar ke seluruh dunia.

Tahu pertama kali mucul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun yang lalu.
Penemunya adalah Liu An yang merupakan seorang bangsawan, cucu Kaisar Han Gaozu Liu
Bang yang mendirikan Dinasti Han.Liu An adalah ilmuan, filosof, penguasa, dan ahli politik.
Ia tertarik pada ilmu kimia dan Meditasi Tadiom. Para ahli sejarah berpendapat bahwa
kemungkinan besar Liu An melakukan pengenalan makanan non daging melalui tahu. Dan
kemungkinan besar Liu An mendapatkan tahu dengan nigari atau air laut dan menjadi kental
seperti tahu saat ini.

2.2  Teori-teori Tentang Tahu:


kemungkinan besar proses pengumpalan tahu terjadi secara kebetulan. Bila membuat sup dari
puree kedelai biasanya harus diberi bumbu. Bila sup tersebut diberi garam kemungkinan
besar mengandung nigari (garam alami). Dengan adanya garam bitern (nigari) maka
pengumpalan tahu segera terjadi. Garam yang sengaja ditambahkan ternyata dapat
menggumpalkan tahu. Para tukang masak kemudian mengambil ampas tahu, agar mendapat
tahu yang lebih lembut dengan tekstur yang indah. Tahap berikutnya adalah dengan
pengepresan, membantu makanan lebih tahan segar dalam waktu yang lebih lama.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1  Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara deskriptif yaitu dengan menjelaskan secara jelas mulai
dengan carapenyortiran,perendaman,penggilingan,pendidihan,penyaringan,perebusan,dan
percetakan.

3.2  Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 8 Februari 2015 sampai dengan tanggal 25 Februari
2015. Kegiatan penelitian yang dilaksanakan meliputi persiapan,pengumpulan data,dan
penyusunan laporan. Waktu dan tempat penelitian bersifat fleksibel.

3.3  Sample Penelitian

Pengambilan sample dilakukan untuk membandingkan dua kedelai yang berkualitas baik
dengan yang berkualitas buruk.

3.4  Taktik Pengumpulan Data

Karya ilmiah ini menggunakan metode pengumpulan studi pustaka. Metode ini digunakan
untuk mendapatkan data sekaligus bagaimana cara proses pembuatan tahu. Dan informasi
diperoleh juga dari browsing,pencarian melalui internet kemudian dianalisis.

3.5  Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara melakukan langsung proses pembuatan tahu. Setelah
tahu yang kami buat sendiri selesai, kami melakukan perbandingan antara tahu yang kami
buat dengan tahu yang sudah ada dipasaran.
3.6  Prosedur Penelitian

Alat dan bahan dalam proses pembuatan tahu :

Kedelai

Asam cuka

Kain pengaduk

Cetakan

Wadah

Tungku dan kompor

Alat penghancur

Ember

Tampah

Kain saring

Cara kerja :

Pilih kedelai yang bersih dan besar ukurannya,kemudian cuci sampai bersih.

Rendam kedelai dalam air bersih selama 8 jam,usahakan semua kedelai terendam.

Bersihkan kembali kedelai dengan cara dicuci berkali-kali. Usahakan kedelai ini sebersih
mungkin untuk menghindari kedelai cepat asam.

Hancurkan kedelai dengan cara ditumbuk dan secara perlahan tambahkan air sedikit demi
sedikit sehingga kedelainya berbentuk bubur.
Masak bubur kedelai menggunakan tungku atau kompor. Apabila kedelai sudah masak maka
ditandai dengan gelembung kecil.

Saring bubur kedelai tersebut dengan asam cuka secukupnya,sambil diaduk secara perlahan.
Proses ini akan menghasikan gumpalan tahu.

Endapan tahu,kemudian siap untuk dicetak sesuai keinginan kita.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk membuat tahu kedelai harus melewati beberapa tahap, yaitu pernyotiran, pencucian,
perendaman, penggilingan, pendidihan, penyaringan, penggumpalan, pencetakan, dan
perebusan.

4.1.    Penyortiran dan Pencucian

Setiap harinya, home industry Purwogondo ini menggunakan ± 15 kuintal biji kedelai yang
sudah tua. Sebelum digiling, biji-biji kedelai itu harus dipilih terlebih dahulu. Caranya adalah
dengan meletakkan biji-biji kedelai itu pada tampah kemudian ditampi. Biasanya hal ini
dikerjakan oleh 4 orang. Tujuan dari pemilihan ini untuk mendapatkan kedelai yang bersih,
bebas dari kotoran sehingga menghasilkan produk tahu yang berkualitas.

Biji-biji kedelai yang sudah bersih itu kemidian dimasukkan ke dalam ember berisi air
dimana airnya mengalir, sehingga kotoran yang melekat maupun tercampur diantara biji
dapat hilang.

4.2.     Perendaman

Setelah kedelai itu dicuci kemudian kedelai direndam dalam bak besar selama 6-12 jam.
Tetapi biasanya home industri ini merendam kedelai selama 7 jam. Perendaman kedelai
dimaksudkan agar kedelai menyerap air sehingga lebih lunak dan kulitnya mudah
dikupas.Cara mengupas kulit kedelai ini adalah dengan meremas-remas kedelai dalam air
kemudian dikuliti sehingga biji-biji kedelai kelihatan bersih.

4.3.    Penggilingan
Keping-keping kedelai ditambah air panas dan dimasukkan ke dalam alat penggiling. Untuk 1
bagian kedelai ditambah dengan dan bagian air panas dengan tujuan untuk menonaktifkan
enzim lipoksigenasi dalam kedelai yang menyebabkan bau langu.

Cara penggilingan : keping-keping kedelai direndam air panas selama beberapa menit
kemudian dimasukkan ke dalam penggilingan yang digerakkan generator. Keping-keping
kedelai tergiling menjadi halus dan menjadi bubur putih yang kemudian ditampung dalam
panic besar.

4.4.    Pendidihan

Setelah digiling, bubur kedelai tadi dididihkan. Pendidihan ini bertujuan untuk
menonaktifkan zat antinutrisi kedelai dan meningkatkan nilai cerna.

Cara pendidihan : bubur kedelai dimasukkan ke dalam wajan besar lalu dipanaskan diatas
tungku. Karena bubur kedelai ini masih kental maka perlu ditambahkan air. Selama
pendidihan ini akan mengeluarkan busa, maka agar buasa tidak tumpah perlu diaduk. Lama
pendidihan ini sekitar 15-39 menit.

4.5.     Penyaringan

Setelah dididihkan, bubur kedelai ini selanjutnya disaring untuk mendapatkan sari kedelai.
Caranya bubur kedelai diletakkan diatas kain mori kasar yang ada di dalam panic. Setelah itu,
kain mori ditutupkan pada bubur lalu diletakkan diantara penjepit papan kayu yang berada
pada peremukaan panic. Papan kayu ditekan sekuat-kuatnya agar semua air yang terdapat
dalam bubur terperas semua. Bila perlu, ampas saringan diperas lagi dengan menambah
sedikit air, penyaringan ini dapat dilakukan berulang kali hingga diperoleh sari kedelai yang
optimal. Selain sari kedelai, kita juga mendapatkan hasil lain yaitu ampas tahu yang dapat
dijadikan pakan ternak dan tempe gembus.

Selanjutnya, sari kedelai yang masih hangat dan berwarna kekuning-kuningan itu ditambah
dengan batu tahu atau air cuka sehingga timbul jonjot-jonjot putih. Penggumpalan ini
berlangsung selama 10 menit agar mendapatkan protein yang sempurna.
4.6.     Pencetakan

Proses selanjutnya adalah pencetakan. Pertama-tama dimulai dengan pemisahan air asam atau
cuka yang terdapat diatas endapan dengan cara meletakkan tampah diatas endapan kemudian
menekannya. Maka air akan berada diatas tampah kemudian diselang atau diambil dengan
gayung. Setelah itu barulah gumpalan protein dimasukkan ke dalam cetakan yang bagian
alasnya dihamparkan kain mori. Jika cetakan telah berisi penuh dengan gumpalan protein
kain mori dilipat bagian atasnya dan diatas kain diletakkan pemberat (batu) sekitar 3 menit.
Akhirnya jadilah tahu yang kemudian akan dipotong-potong sesuai permintaan konsumen.
Biasanya berukurang 5 x 5 cm.

4.7.    Perebusan

Sebelum tahu ini dipasarkan, maka tahu harus direbus dahulu dan dibiarkan dalam air
perebusan sampai saat dijual. Tujuan perebusan ini agar tahu tidak menjadi basi. Pada saat
perebusan kita bisa menambahkan perasa kunyit atau garam.
BAB V

PENUTUP

5.1  Kesimpulan

Dari uraian tersebut maka kami mengambil kesimpulan yaitu :

1)      Dengan dijadikannya metode membuat tahu sebagai judul karya ilmiah ini akan
mengembangkan pengetahuan kita tentang cara-cara membuat tahu.

2)      Proses pembuatan tahu mempunyai beberapa tahapan mulai dari penyortiran kedelai
hingga perebusan.

5.2  Saran

Dari uraian tersebut,kami ingin menyampaikan saran antara lain :

1)      Usaha produksi tahu memang dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk
sekitar. Oleh karena itu,usaha produksi tahu ini lebih dikembangkan.

2)      Limbah dari proses pembuatan tahu seharusnya diolah sebagaimana mestinya,karena
limbah tersebut menimbulkan bau busuk dan menggangu kesehatan serta lingkungan
masyarakat sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai