Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. 1
BAB II
2.1 Alat dan Bahan.................................................................................. 2
2.2 Langkah Kerja.....................................................................................2
2.3 Hasil Praktek dan Pembahasan...........................................................3
BAB III
3.1 Tapai Ketan Putih............................................................................. 4
BAB IV
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 5
3.2 Saran ................................................................................................ 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan
makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari
makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi dapat dibagi menjadi 2
macam yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi
modern. Pada bioteknologi konvensional produk makanan yang bisa
dibuat misalnya berupa, tape, tempe, kecap, dan lain sebagainya.Dalam
praktikum ini kami mencoba membuat produk tape ketan putih , serta
menganalisis apa yang terjadi di setiap tahap pembuatan tape ketan dan
menyimpulkannya. Alasan kami membuat tape ketan untuk praktikum
bioteknologi konvensional, karena bahan dasarnya yang terdiri dari ketan
putih (bisa dengan singkong) dan ragi mudah dicari serta proses
pembuatannya juga tidak memakan waktu yang lama. Selain itu, tape juga
dapat dikonsumsi secara langsung.
iii
BAB II
METODE PENELITIAN
Catatan:
1. Banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah beras
ketan.Bila terlalu banyak akan mempercepat proses fermentasi dan
menyebabkan rasa tape menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat
menyebabkan tape yang terbentuk tidak manis dan terasa keras.
iv
2. Takaran ragi yang tepat biasanya diperoleh berdasarkan
pengalaman dan kualitas jenis ragi yang digunakan.
2.3. Hasil Praktek dan Pembahasan
Setelah melakukan penelitian selama 2 hari tentang pembuatan
tape ketan, kami dapat membahas bagaimana tape ketan dibuat,
memaparkan faktor-faktor yang terlibat dalam pembuatan ataupun dalam
proses fermentasi tape.
Pemaparan dari hasil fermentasi tape ketan :
1. Tekstur
Tekstur tape ketan putih dan ketan hitam dinilai melalui cara
menekan butiran tape dengan menggunakan jari dan dikunyah. Hasil
yang diperoleh dari tape mengalami perubahan tekstur. Tape ketan
putih memiliki tekstur lembek, ini disebabkan proses pengukusan
ketan hitam cukup matang, sehingga teksturnya lembek. Ketan putih
yang telah matang dihidrolisis oleh mikroorganisme dengan enzim
karbohidrase dalam ragi melalui proses fermentasi.
2. Kadar air
Air tape atau brem (dalam bahasa Bali) yang dihasilkan pada
waktu fermentasi sangat sedikit, hasil ini didasarkan atas perbandingan
volume bahan tape dan air tape yang dihasilkan.
3. Aroma
Ditinjau dari aroma, tape ketan putih dan sedikit beraroma daun
pisang. Daun pisang digunakan sebagai alas di bagian dalam bawah,
samping. Fermentasi menghasilkan kenaikan suhu yang menyebabkan
lisinya sel-sel daun pisang dan mengeluarkan senyawa beraroma khas.
Banyaknya senyawa aromatic yang terakumulasi menyebabkan
perubahan aroma. Aroma tape yang seharusnya tercium tertutupi oleh
aroma daun pisang. Selain itu kedua tape juga mengeluarkan aroma
yang normal yaitu tercium aroma manis.
4. Rasa
Rasa manis pada tape ketan ini karena terjadi perubahan dari
karbohidrat yaitu berupa pati dihidrolisis oleh mikroorganisme dalam
v
ragi dipecah menjadi glukosa. Glukosa menimbulkan rasa manis pada
tape ketan. Semakin banyak glukosa yang dihasilkan maka semakin
tinggi rasa manis yang ditimbulkan. Pembentukkan glukosa
merupakan tahapan suatu rangkaian proses yang panjang. Dalam
pemanfaatan proses fermentasi ini agar mendapatkan rasa tape yang
manis harus dikonsumsi pada waktu yang tepat yaitu sekitar 2-3 hari
setelah pemeraman.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tapai Ketan Putih
vi
digunakan untuk membuat tapai. Agar pembuatan tape berhasil dengan
baik alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan harus bersih, terutama dari
lemak atau minyak. Alat-alat yang berminyak jika dipakai untuk mengolah
bahan tapai bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang digunakan
juga harus bersih : menggunakan air hujan bisa mengakibatkan tapai tidak
berhasil dibuat.
Dalam fermentasi tape ketan terlibat beberapa mikro organisme
yang disebut dengan mikrobia perombak pati menjadi gula yang
menjadikan tape pada awal fermentasi terasa manis.yang menyebabkan
tape ketan berubah menjadi alkohol karena adanya bakteri actobakter aceti
(mengubah alcohol menjadi asam asetat).
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan penelitian, ternyata dapat disimpulkan bahwa
fermentasi yang terjadi pada tape ketan terjadi selama 3-4 hari. Selain itu
juga, dalam proses pembuatan tape ini ada hal-hal yang harus diperhatikan
supaya proses fermentasi tersebut berlangsung secara sempurna. Selama
proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itulah, proses
fermentasi pada ketan yang tertutup rapat lebih cepat dibandingkan dengan
ketan yang terbuka. Lamanya proses fermentasi juga mempengaruhi kadar
alkohol yang dihasilkan. Fermentasi yang terjadi yaitu perubahan pati
menjadi gula, dan oleh ragi gula dirubah menjadi alcohol, sehingga ketan
menjadi lunak, berair, manis, dan berbau alcohol.
3.2 SARAN
Oleh karena itu kita sebagai generasi muda berupaya untuk mencinta
makanan khas dari indonesia supaya dapat membantu mengembangkan
usaha rakyat dari pedagang kecil. Dan dapat menurunkan resepnya kepada
anak cucu.
vii
viii