Anda di halaman 1dari 15

UJIAN TENGAH SEMESTER

OBSERVASI LAPANGAN DAN WAWANCARA


MATA KULIAH FOLKLORE DAN PENCERITAAN

Oleh:
Wenang Mukti Satrio Wibowo
211481033

PROGRAM STUDI FILM DAN TELEVISI


JURUSAN SENI MEDIA REKAM
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
2021
Hasil Transkrip Wawancara Informan Folklor
Cembengan di PG Tasikmadu Karanganyar

A. Identitas Informan
1. Nama : Mulyadi
2. Usia : 74 tahun
3. Pendidikan : SLTA
4. Pekerjaan : Penanam Tebu PG Tasikmadu
5. Alamat : Tasikmadu
6. Jenis Kelamin : Laki-laki

B. Daftar Pertanyaan dan Hasil Transkrip Wawancara tentang Identifikasi Folklor


1. Apa itu cembengan?
2. Mengapa dinamakan cembengan?
3. Sebagai ritual penyambutan gilingan apa yang membedakan cembengan di Kabupaten
Karanganyar ini dengan tempat lain?
4. Apa yang melatar belakangi di adakannya ritual cembengan?
5. Apa makna filosofis atau spiritual ritual ini bagi masyarakat sekitar?
6. Ritual ini memproyeksikan atau mencerminkan pandangan hidup apa di masyarakat?
7. Selain sebagi sarana ritual penyambutan adakah fungsi lain dari ritual ini?
8. Makna apa yang terkandung dari ritual?
9. Apa hubungan PG Tasikmadu dengan waduk delingan?
10. Atas prakarsa siapa ritual ini diadakannya?
11. Kapan ritual ini pertama kali diadakan?
12. Siapa saja yang ikut terlibat dalam ritual ini?
13. Diperuntukkan siapa ritual ini?
14. Siapa yang menjaga kelestarian ritual ini?
15. Siapa yang boleh ikut dalam ritual ini?
16. Berapa lama ritual ini diadakan?
17. Dimana ritual ini diadakan?
18. Bagaimana proses ritual ini?
19. Bagaimana keberadaan ritual ini mempengaruhi nilai atau tatanan masyarakat sekitar?
20. Mengingat perkembangan zaman, bagaimana mempertahankan ritual ini dari dulu
hingga sekarang?
21. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap ritual ini?

C. Bukti Foto Informan dan Bukti Observasi Lapangan

Gambar 1Bukti wawancara

Gambar 2 Foto informan


Budaya Cembengan di PG Tasikmadu Karanganyar 
211481033- WENANG MUKTI SATRIO WIBOWO

Gambar 3 PG. tasikmadu

    Cembengan merupakan ritual menyambut musim giling tebu ditandai dengan methik tebu
yang diadakan pada bulan ke empat tepatnya hari jumat pon. Ritual ini dinamakan cembengan
Karena tebu yang dipethik diajdikan mantenan,ritual inidilakukan oleh pabrik gula guna meminta
keselamatan pada saat proses penggilingan tebu. Yang membedakan ritual penyambutan musim
giling di Karanganyar dengan ditempat lain adalah karena pabrik gula Tasikmadu Karanganyar
merupakan buatan belanda dan sudah menjadi ikonik sejak jaman penjajahan. Ritual diadakan
selama beberapa hari, dimana hari pertama pada siang hari dilakukan ritual cembengan yang
diawali dengan reog, lalu dilanjutkan arakan sesajen dan tujuh buah kepala kerbau dari
timbangan satu menuju kedalam pabrik, tujuh buah kepala kerbau mempunyai melambangkan
tujuh buah penggiling tebu dimana masing masing kepala kerbau nantinya akan diletakkan di
penggiling tebu dengan maksud agar diberi kelancaran pada saat proses penggilingan. Kepala
kerbau disini diambil dari kerbau Desa Suruh,metesih karanganyar hal ini karena dulu di Desa
Suruh terdapat warga bernama Mbah Demang dimana ia selalu “menangan” bahkan pada saat
penjajahan tentara belanda tunduk terhadap perintah Mbah Demang, dan sampai saat ini
kebiasaan itu masih tetap dilakukan. Lalu setelah arakan sesajen dan kepala kerbau kemudian
pada malam harinya acara dilanjutkan pertunjukan ketoprak,dan pada pagi hari diadakan
pertunjukan wayang dimana pertunjukan ini diadakan dari pagi sampai malam
Gambar 4 Timbangan 1 PG Tasikmadu

Ritual ini dipimpin oleh ADM(kepala pabrik) dimana ADM yang memutuskan untuk
diadakannya acara ini dan ADM jugalah yang mengatur tentang susunan acara ritual ini. Acara
ini diikuti oleh para kelompok tebu petani,sinder,ADM (kepala pabrik),CA(bawahan ADM),CT
(orang pemegang kuasa keluar dan masuk tebu). Ritual ini diadakan di Pabrik Gula Tasikmadu
tepatnya di timbangan satu. Acara cembengan ini dihadiri oleh masyarakat dari beberapa
daerah .Dalam proses produksi, pabrik gula tasikmadu memanfaatkan pengairan dari waduk
delingan.

Menurut Pak Mulyadi ritual cembengan ini tiap tahun makin sedikit susuna ritualnya,
dimana yang dahulu mengadakan pagelaran wayang semalam suntuk,sekarang hanya dua sampai
tiga jam saja, dan masih banyak pengurangan ritual yang lain. Faktanya dengan pengurangan
tatanan ritual ini menjadikan pabrik gula tasikmadu mengalami banyak insiden seperti contoh
tidak menaruh telur ayam jawa di wessel rel kereta maka kereta akan terguling, tidak
membunyikan pluit kereta sebelum melewati makam maka kereta akan hilang kendali, juga
terdapat banyak insedendi pabrik seperti pabrik terbakar hingga menewaskan satu orang

Karena banyak pengurangan unsur ritual menjadikan pabrik gula sekaligus agrowisata sondokoro
ini menjadi terbengkalai seperti tidak ada yang mengurus. Menurut Pak Mulyadi alasan ADM
mengurangi beberapa unsur ritual dikarenakan masalah biaya yang tinggi,Pak Mulyadi juga
mengatakan masyarakat sekitar masih berantusias meramaikan ritual cembengan

Gambar 5 Pintu masuk agrowisata Sondokoro

Menurut observasi lapangan pewawancara mengklasifikasikan cembengan ini kedalam


ritual. Karena ritual ini menurut informan dipercayai oleh masyarakat karanganyar dan sudah
turun temurun. Sebagai bukti terdapat beberapa insiden ketika tidak menjalankan ritual ini
sepenuhnya, serta informan sendiri mengakui bahwa akan terjadi petaka apabila ada oknum
pabrik yang “bermain” uang. Meskipun masih banyak mitos yang belum terbukti kebenarannya,
baiknya ketika kita menjalani ritual kita harus menjalaninya sepenuhnya tanpa ada unsur yang
dikurangi.

Hasil Transkip Wawancara 


Identitas Narasumber
Nama : Pak Mulyadi sebagai penanam tebu di PG Tasikmadu,Kabupaten Karanganyar
Umur  : 74 tahun 

Lokasi wawancara : di dekat timbangan tebu,PG Tasikmadu, Kab Karanganyar

Topik : Budaya cembengan PG Tasikmadu Karanganyar

Bahasa  : Jawa & Indonesia 

Narasumber merupakan seorang penanam tebu di PG Tasikmadu yang masih aktif


hingga sekarang,beliau berusia 74 tahun. Dan beliau bekerja di pabrik tebu mulai tahun 1900an

Wenang : dados nopo niku cembengan


(Jadi apa itu cembengan?)

Pak Mulyadi : methik tebu lan didake temanten


(Mengambil tebu dan dijadikan seperti manten)

Wenang : dados ritual methik tebu niku nggeh?


(Jadi ritual mengambil tebu gitu ya?)

Pak Mulyadi : nggih sami kaliyan methik pari nek niki methik tebu
(Ya sama kaya methik padi kalo ini mengambil tebu)

Wenang : menawi niku dados napa kok diarani cembengan?


(Selain itu, mengapa kok ini dinamakan cembengan?)

Pak Mulyadi : amargi methik tebu, tebu digawe mantenan lan digawe cembengan niku
(Jadi ambil tebu lalu diberi perayaan dan jadilah cembeng)

Wenang : berarti methik tebu niku kalih ngoten?


(Berarti ngambil tebu nya Cuma dua gitu?)

Pak mulyadi : Nggih mboten,methik I pun sak truk njur dingge cembengan
(Tidak,methik tebunya itu 1 truk dan dibuat ritual cembeng)

Wenang : maksudte mboten wonten filosofi menawi cembengan niku kalih batang mawon
(Maksudnya tidak ada filosofi apabila memethik tebu dua saja)

Pak Mulyadi : nggih methik tebu nggih cembengan banjur digawe matenan

(Yaa ngambil tebu yaa cembengan lalu tebu dihias seperti manten)

Wenang : ohh nggih, menawi cembengan mboten wonten asal muasal saking kata nopo niku

(Oo baik,untuk cembengan tidak ada kata asal muasal dari mana gitu)
Pak Mulyadi : oo mboten wonten

(Oo tidak ada)

Wenang : Trus ikang bentenaken cembengan wonten ing kabupaten Karanganyar kaliyan sekitar
nopo nggih?

(Lalu yang membedakan cembengan daerah karanganyar dan sekitar apa ya?)

Pak Mulyadi : sama saja cembengan itu

Wenang : Cuma karanganyar lebih terkenal gitu?

Pak Mulyadi : Nggih amargi niki pabrik londo

(Yaa karena pabrik ini milik luar negeri)

Wenang : oo mergi niki pabrik londo, berarti pabrik wonten ing mriku mboten?

(Oo karena ini pabrik milik luar negeri,berarti pabrik yang ada di sekitar situ tidak punya
luar?)

Pak Mulyadi : Sragen Londo,jogja mboten nembe mawon digawe

(Sragen juga luar negeri,jogja itu tidak soalnya baru saja dibikin)

Wenang : berarti mriki niku ikonik nggih?

(Berarti sini yang menjadi ikon utama?)

Pak Mulyadi : nggih, persero kan londo kabeh

(Ya,persero kan punya luar semua)

Wenang : oo nggih nggih

(Oo yaa yaa)

Wenang : wau ingkang dados latar belakang ritual cembengan

(Yang menjadi latar belakang ritual cembengan?)

Pak Mulyadi : yen cembengan supaya selamet kabeh,sing mboten melu nggih mboten selamet
eneten kalangan,sepur gelundung,rolly gelundung,wong kobong

(Yaa cembengan supaya selamat semua,yang tidak ikut ya tidak selamat dan ada halangan
seperti kereta yang terguling,gerbong rolly yang terguling dan orang yag terjebak dalam
kebakaran gedung)
Wenang ; kedadean niki menawi ritual mboten dilaksanaken sedaya nggih?

(Kejadian ini karena ritual tidak dilaksanakan semua ya?)

Pak Mulyadi : nggih,nek ndisik selamet sajen sajen she komplit sak niki dikurangi

(Yaa, dulu masih selamat karena sesajen komplit tidak sama sperti sekarang yang terus
dikurangi)

Wenang : Ritual cembengan niki saben bulan nopo?

(Ritual ini dilaksanakan setiap bulan apa?)

Pak Mulyadi : April,jumat pon

Wenang : berarti ritual niki duweni makna ben slamet niku nggih?

(Berarti ritual ini mempunyai makna biar selamat gitu ya?)

Pak Mulyadi : Nggih gen selamet

(Iya biar selamet)

Wenang : niku wonten sepur saged gelundung saking bejen ceritane pripun nggih?

(Itu ada kereta guling dari bejen bagaimana ceritanya)

Pak Mulyadi : niku lor bejen wonten punthuk/makam niku sepur nek lewat mriku kudu
nyelit/klakson nek mboten ngoten glundung kabeh sak lorry-lorryne tebu,kudu nyelit

(Disitu diutara bejen terdapat kuburan dimana kereta kalo lewat harus membunyikan klakson
apabila tidak nanti kereta dan gerbong tebunya akan terguling)

Wenang : oo berarti niku saged gelundung mergo mboten nyelit?

(Oo berarti itu bisa jatuh gara-gara tidak membunyikan klakson?)

Pak Mulyadi : Nggih mboten nyelit,lor bejen pas

(Iya karena tidak membunyikan klakson/ peluit Utara bejen pas)

Wenang : ritual niki diadake pirang dinten, sak dinten,kalih dinten nopo seminggu?

(Ritual ini diadakan berapa hari,apakah satu hari, dua hari, apa 1 minggu?)

Pak Mulyadi : 2 hari, niki cembengan bengine toprak,lan dilanjutke wayang sedino seko awan
tekan bengi
(2 hari, siang ini cembengan malamnya pertujukan ketopra,dan dilanjutkan pertunjukan wyang
1 hari dari pagi sampai malam)

Wenang : niku ritual diadake wonten pundi?

(Ritual ini diadakan dimana?)

Mulyadi : wonten ing timbangan 1

(Diadakan di timbanngan 1)

Wenang : Ingkan wonten kathah troly niku nggih pak

(Yang ada banyak troly( gerbong tebu) itu ya pak)

Pak Mulyadi : nggih

(Iya)

Wenang : ikang saged melu ten ritual niki sinten mawon?

(Siapa saja yang dapat ikut ritual ini?)

Pak Mulyadi : nggih penggede pabrik

(Ya pengurus/pejabat pabrik)

Wenang : berarti rakyat biasa bonten entuk gabung nggih pak

(Berarti rakyat biasa tidak boleh ikut ya pak?)

Pak Mulyadi : nggih saget melu pas tebu kelompok

(Yaa dapat ikut ketika prosesi tebu kelompok)

Wenang : ingkang terlibat wonten ing ritual niku sinten mawon pak?

(Yand terlibat dalam ritual itu siapa aja pak?)

Pak Mulyadi : nggih menawai sing gowo sesajen kalian ndas kebo niku wong jobo

(Yaa apabila yang membawa macam sesajen ndas kepala kerbau itu orang luar)

Wenang : berarti itu seperti pesta panen gitu ya pak

Pak Mulyadi : iyaa sama

Wenang : niki ndas kebo cacah e 7 wonten nopo

(Ini kok kepala kebo jumlahnya 7 karena apa)


Pak Mulyadi : nggih amargi mesin giling e cacahe 7,satu satu

(Ya karena mesin gilingnya jumlahnya 7,dikasih satu Satu)

Wenang : Hubungan waduk delingan kalihan ritual cembengan

(Hubungan waduk delingan dengan ritual cembengan)

Pak Mulyadi : nek ndisik banyune dingge pengolahan ten pabrik tapi sak niki mboten ngangge
banyu saking delingan malih tapi saking gedangan

(Kalo dulu airnya digunakan sebagai pengolahan tebu pabrik tetap sekarang sudah tidak
menggunakan air dari waduk delingan lagi melainkan dari waduk gedangan)

Wenang : berarti niki dingge pengolahan nggih

(Berarti airnya digunakan untuk pengolahan ya)

Pak Mulyadi : Nggih mas leres

(Iya mas betul)

Wenang : terus saking mriko tekan mriki banyune liwat pundi pak

(Terus dari sana sampai sini airnya lewat mana pak)

Pak Mulyadi : nggih lewat kali-kali ingkang dijogo satpam

( Yaa lewat sungai sungai itu yang dijaga sama satpam)

Wenang : susunan acara ritualipun kados pundi

(Susunan acara cembengan bagaimana)

Pak Mulyadi : esuk reog sek bar reog, jam 1bawa sajen sajen digiring reog meleh mlebu jero
pabrik disajen giling 7 wau

(Pagi diawali dengan pertunjukan reog,lalu pada jam 1 siang dilanjutkan dengan membawa
sesajen dikawal tarian reog menuju dalam pabrik, dan kemudian di letakkan ke 7 penggilingan
tadi)

Wenang : berarti ndas kebo saking jobo?

(Berarti ndaas kebo dari luar ya?)

Pak Mulyadi : Nggih saking jobo,saking desa suruh

(Ya dari luar , tepatnya dari desa suruh)


Wenang : kok saking desa suruh wonten nopo pak?

(Kok diambil dari desa suruh kenapa pak?)

Pak Mulyadi : Nggih kat mbien mulo jaman londo wes ng suruh,amargo ng suruh kui ono
omahe mbah demang

(Yaa memang dari dulu dari jaman penjajahan sudah ngambil kepala kerbau dari suruh,karena
di suruh itu ada rumahe mbah demang)

Wenang : mbah demang niku sinten

(Eyang Demang itu siapa?)

Pak Mulyadi : Mbah Demang niku mbien top-topan/menangan nganti londo wedi lan nurut
kalihan perintah mbah demang

(Mbah demang dulu itu jagoan sampai tentara penjajah takut dan nurut terhadap perintah mbah
demang)

Wenang : lha kok saged niku pripun

(Lha kok bisa itu gimana)

Pak Mulyadi : Nggih saged lha ceritane ngoten o

(Ya bisa lah ceritanya begitu)

Pak Mulyadi : niku missal londo arep ngobong omah,missal omah jenengan trus mbah demang
ngomong ojo nggih ora sido diobong

(Itu semial belanda mau bakar rumah,semisal rumah kamu terus mbah demang ngomong jangan
yaa rumah itu engga jadi di bakar)

Wenang : niku tahun pinten?

(Itu tahun berapa)

Pak Mulyadi : yaa Jaman Belanda

Wenang : niku tahun 1900an nggih?

(Itu tahun 1900an ya?)

Pak Mulyadi : nggih luwih kulo mawon lahir 1948 paspenjajahan londo terus wonten tank gede
lewat ngarep omah kulo mlayu delik buri omah

(Yaa lebih,saya saja lahir 1948 waktu penjajahan belanda terus ada tank lewat depan
rumahsaya takut dan sembunyi dibelakang rumah)
Wenang : Ing jaman sak niki ing tahun 2000an ritual cembengan tasih nopo mboten

(Di jaman sekarang tahun 2000an ritual cembengan masih dilakukan apa engga)

Pak Mulyadi : Ya masih tapi agak dikurangi

Wenang : lha kok saged dikurangi niku mergo nopo nggih?

(Kok dikurangi itu karena apa?)

Pak Mulyadi : yaa perintah sg nyekel pabrik,sakjane wayangan ra wayangan ngomoong ragat e
ra enek, wayangan mung setengah hari jam 8- jam 1 biasane sedino sewengi awan bengi wayang
sak niki mung setengah hari tok

(Yaa perintah yang yang memegang pabrik, sebenernya jadwal wayangan tapi engga
wayangan,katanya tidak ada biaya,wayangan ini hanya diadakan setengah hari dai jam 8
sampai jam 1 biasanya sehari penuh dai siang sampai malam yang biasanya sehari penuh
sekarang dari setengah hari saja)

Wenang : Pandangan Masyarakat tehadap ritual

Pak mulyadi : Masyarakat teseh seneng cembengan, tapi nek saben tahun dikurangi nggih sui-
sui ilang

(Masyarakat masih senang dengan adanya ritual cembeng,tapi kalo setiap tahun dikurangi terus
ya lama-lama menghilang)

Wenang : Sinten ingkan lestarike ritual niki sinten

(Siapa bertugas melestarikan ritual ini)

Pak Mulyadi : jaman mbien wonten Sumoberong sing nglestarike

(Jaman dulu ada Sumobberong yang melestarikan)

Wenang : ritual niki mencerminkan pandangan hidup apa di masyarakat

Pak Mulyadi : Cembengan itu ya sama saja seperti kraton sekaten niku

Wenang : selain penyambutan wonten fingsi lain saking ritual niki?

Pak Mulyadi : mboten wonten

(Tidak ada)

Wenang : Mbo wonten makna filosofis lan spiritual nggih ritual niki ten masyarakat
(Ada atau tidak makna filosofis dan spiritual dari ritual ini menurut masyarakat)

Pak Mulyadi : mboten wonten, nek cembeng malah seneng mbien rong dino sakdurunge
cembengan masyarakat daerah wes teko rene kabeh

(Tidak ada,kalau cembengan masyarakat tambah seneng, dahulu dua hari sebelum cembeng
banyak masyarakat daerah yang sudah datang)

Wenang : Ajeng tanglet asmanipun sinten pak?

(Mau Tanya nama nya siapa ya pak)

Pak Mulyadi : Mulyadi

Wenang : Yuswa?

(Umur?)

Pak Mulyadi : 74

Wenang : ten mriki dados nopo

(Disini jadi apa ?)

Pak Mulyadi : Penanam tebu

Wenang : Nggih sampun pak cekap semanten,lan sampun kejawab sedaya.maturnuwun

( Ya sudah pak ini sudah lengkap,dan sudah kejawab semuanya,terima kasih)

Pak Mulyadi : Mas e jeneng e Sopo

(Mas namanya siapa ?)

Wenang : Kula Wenang Mukti Satrio Wibowo

Pak Mulyadi : Saking pundi

(Darimana)

Wenang : ISI Surakarta

Link google drive :

https://drive.google.com/drive/folders/18QzIPZJ5CD3_cTPGfEBUjIvpWdhJSub9?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai