Anda di halaman 1dari 13

TRADISI PENGANTIN GLEPUNG

DI SRAGI KABUPATE PEKALONGA

PROPOSAL
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia
dalam materi Proposal

oleh :

Nama : Ainun Mufidah

Nomor Presensi : 04

Kelas : XI MIPA-2

SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1

1.3 Tujuan ..........................................................................................................2

1.4 Manfaat.........................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS.................3

2.1 Tinjauan Pustaka...........................................................................................3

2.2 Landasan Teoretis.........................................................................................4

2.3 Kerangka Berpikir.........................................................................................5

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN..........................................................6

3.1 Jenis Penelitian..............................................................................................6

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................6

3.3 Fokus Penelitian............................................................................................

3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Pekalongan merupakan daerah yang memiliki berbagai banyak tradisi,
salah satu tradisi yang sampai sekarang masih ada adalah tradisi pengantin
glepung. Tradisi pengantin glepung ini berasal dari Pabrik Gula yang terletak
di Sragi Kabupaten Pekalongan.
Pabrik Gula Sragi sudah berdiri sejak tahun 1928 dan masih beroperasi
hingga sekarang. Dahulu pabrik ini dikelola oleh VOC dan beberapa pengusaha
Tionghoa. Pabrik ini memiliki masa produksi hanya berkisar 3-5 bulan per tahun
saja. Sebelum memulai masa produksi, Pabrik Gula Sragi selalu mengadakan
tradisi pengantin glepung yang sudah dilaksanakan secara turun temurun sejak
zaman nenek moyang. Dengan adanya pesta tersebut dimaksud untuk
persembahan guna kelancaran serta kesuksesan proses produksi Gula.
Prosesi acara tradisi meliputi iring-iringan “pengantin glepung” yang
dilakukan secara karnaval, adapun kegiatan pokok dalam selamatan giling
adalah pemetikan tebu yang akan diiringi kirab budaya yang meliputi, barongan,
genderuwo, musik gamelan, beserta hiburan pendamping hingga temanten
sampai dengan penggilingan tebu temanten. Didalam tradisi tersebut terdapat
benda-benda atau keperluan yang harus disiapkan dan setiap benda atau syarat
yang disiapkan mempunyai makna simbol sendiri-sendiri.
Menurut mitos yang diungkapkan dari sesepuh masyarakat, bahwa
penggilingan pengantin glepung ini merupakan bentuk penggantian dari korban
yang berada di wilayah pabrik gula, sehingga dalam menjalankan produksi
dalam satu tahun bisa berjalan dengan lancar tanpa adanya kecelakaan kerja di
area pabrik gula maupun tidak merugikan masyarakat dan juga kaum petani
tebu. Pengantin glepung berakhir dengan tragis dijepit diantara jeruji-jeruji tajam
yang terbuat dari besi era peninggalan Belanda. Terlihat remukan tulang-tulang
pengantin yang terbuat dari kayu bulung dan mengalirnya darah segar dari
sepasang pengantin tersebut yang terbuat dari cairan gula jawa (gula
merah/kinco). Seluruh tubuh dan tulang rusuk pengantin glepung telah hancur
diantara mesin penggilingan yang sudah diberi sesaji dan pengorbanan dua
kepala ekor kerbau yang terpisah di dua tempat.
Melalui latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
memberi judul “Tradisi Pengantin Glepung di Sragi Kabupaten Pekalongan”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang masalah di atas
sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana pemunculan dan pelaksanaan tradisi Pengantin Glepung di Sragi
Kabupaten Pekalongan?
1.2.2 Bagaimana mitos tradisi Pengantin Glepung di Sragi Kabupaten
Pekalongan?

1.3 TUJUAN
Berikut adalah tujuan dari penelitian ini yang sesuai dengan rumusan
permasalahan.
1.2.3 Mendeskripsikan pemunculan dan pelaksanaan tradisi Pengantin Glepung di
Sragi Kabupaten Pekalongan
1.2.4 Mendeskripsikan mitos tradisi Pengantin Glepung di Sragi Kabupaten
Pekalongan

1.3.1 MANFAAT
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan tradisi yang
terdapat di Kabupaten Pekalongan. Selain itu, dengan adanya penelitian ini dapat
menambah pengetahuan mengenai peranan sebuah tradisi. Peneliti berharap
penelitian ini dapat berdampak besar dan menginspirasi seluruh generasi muda
untuk terus menjaga tradisi yang ada di lingkungan sekitar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 TINJAUAN PUSTAKA


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, terdapat beberapa penelitian yang menjadi tinjauan pustaka pada
penelitian ini. Berikut penelitian milik Brillio.net (2015), Faizah Yuliani (2015),
Reni Mustika (2014), serta Diah Ayu (2016).
Penelitian yang disusun oleh Brillio.net (2015) dengan judul “Abdul Jhalil &
Khotijah, 'pengantin' yang dinikahkan lalu digiling” membahas tentang
perkembangan tradisi Pengantin Glepung di Pabrik Gula Sragi. Dalam tradisi
tersebut kedua mempelai pengantin diberi nama. Pada tahun 2015, mempelai pria
diberi nama Abdul Jhalil dan pengantin wanita diberi nama Khotijah.
Pada penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang disusun
peneliti, yaitu membahas tentang tradisi Pengantin Glepung yang dapat bertahan
sampai sejauh ini. Namun, penelitian ini menekankan pelaksanaan tradisi
Pengantin Glepung pada tahun 2015.
Terdapat pula artikel penelitian milik Faizah Yuliani (2015) berjudul “Fungsi
Pelaksanaan Tradisi Pengantin Glepung di Pabrik Gula Sragi Bagi Masyarakat” .
Penelitian tersebut dipublikasi melalui Jurnal Universitas Negri Semarang tahun
2015. Penelitian tersebut menjelaskan tentang fungsi tradisi bagi masyarakat.
Menurut penelitian Faizah Yulianit tradisi ini memiliki bagi masyarakat yaitu
sebagai sarana hiburan , pendidikan tentang sejarah dan budaya, serta memberi
lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Penelitian Faizah Yuliani memiliki kesamaan dengan penelitian ini, yaitu
pembahasan tentang tradisi Pengantin Glepung di Pabrik Gula Sragi. Akan tetapi,
pada penelitian ini lebih merinci pada fungsi tradisi bagi masyarakat sekitarnya.
Kemudian, terdapat artikel penelitian dari Reni Mustika (2014) berjudul
“Penganten Glepung pesta giling pabrik Sragi” yang dimuat pada Jurnal
renimustia18 pada tahun 2014. Penelitian ini berisi tentang tradisi Pengantin
Glepung di Pabrik Gula Sragi. Di dalam penelitian ini terdapat makna tradisi bagi
masyarakat bahwa tradisi sangat penting adanya dalam kehidupan arena dapat
menjalin kebersamaan dan keutuhan social masyarakat
Pada penelitian Reni Mustika memiliki persamaan dengan penelitian ini,
yaitu pembahasan secara mendalam mengenai tradisi Pengantin Glepung. Namun,
penelitian ini membahas mengenai manfaat tradisi bagi masyaraat sekitarya.
Terdapat Penelitian lain juga yaitu penelitian yang disusun oleh Diah Ayu
(2016) yang berjudul “Besanan Tebu”. Secara garis besar, penelitian tersebut
membahas tentang tradisi Pengantin Glepung di Pabrik Gula Sragi pada tahun
2016
Penelitian milik Diah Ayu membahas mengenai tradisi Pengantin Glepung
yang sama dibahas pada penelitian ini. Namun, titik berat penelitian Diah Ayu
adalah pelaksanaan tradisi ini pada tahun 2016. Pada tahun 2016 Pabrik Gula
Sragi dan Pemalang mengadakan besanan tebu.
Pada empat penelitian yang telah dilakukan oleh masing-masing penyusun
dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai tradisi Pabrik Gula Sragi sudah
pernah dilakukan dan disusun secara sistematis.

LANDASAN TEORETIS
2.2.1 Tradisi Pengantin Glepung

Beberapa ahli telah mengemukakan pendapat mengenai tradisi yang telah


ditulis pada buku. Menurut Coomans, M (1987:73) Tradisi adalah suatu gambaran
perilaku dan tingkah laku manusia yang telah berproses dalam waktu lama dan
dijalankansecara turun temurun dimulai sejak dari nenek moyang.
Tradisi pengantin glepung adalah tradisi yang sudah dijalankan masyarakat
Pekalongan khususnya di Pabrik Gula Sragi setiap tahun. Tradisi ini dilaksanakan
untuk pengharapan atau persembahan guna kelancaran dan kesuksesan proses
produksi gula nantinya.
2.2.2 Mitos Tradisi Pengantin Glepung
Mitos tradisi Pengantin Glepung adalah dahulu yang dijadian pengantin
glepung merupakan manusia asli.

2.2 KERANGKA BERPIKIR


Berikut bagan kerangka berpikir pada penelitian ini.

Tradisi Pengantin Glepung

Mitos Tradisi
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Pada bagan di atas menunjukkan adanya hubungan antara tradisi pengantin
glepung dan mitos tradisi ini. Hal ini yang akan menjadi perhatian penting dalam
mencari data yang konkret mengenai kerangka berpikir tersebut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN


Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena apa adanya. Penelitian deskriptif
tidak memberikan perlakuan, manipulasi, tetapi menggambarkan suatu kondisi
apa adanya. Berdasarkan penelitian maka dapat dikatakan bahwa
penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual (Whitney
1960: 160) dan Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk
menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau
digambarkan melalui pendekatan ( Saryono 2010).

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini dilaksanakan di salah satu pelaksana tradisi Pengantin Glepung
yang terletak di Pabrik Gula Sragi, Kabupaten Pekalongan. Pemilihan Pabri Gula
Sragi sebagai tempat dilaksanakan penelitian ini, karena tempat ini memiliki peran
penting terhadap rangkaian acara tradisi Pengantin Glepung dan terdapat tokoh
masyarakat yang mampu membantu menjadi narasumber penelitian. Penelitian ini
dilaksanakan pada April 2021.

3.3 FOKUS PENELITIAN


Penelitian ini berfokus pada tradisi Pengantin Glepung dan mitosnya.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data penelitian. Tujuan utama penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono,
2011:308). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik dokumen.
3.4.1 Metode Kepustakaan
Metode kepustakaan adalah cara untuk mendapatkan dan mengumpulkan
data sekunder. Data sekunder adalah data yang diambil dari membaca artiel, dan
pendapat ahli yang ada hubungannya dengan masalah yang ada dibahas dalam
penelitian ini. Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan beberapa data melalui
literasi dari berbagai sumber.

3.4.2 Metode Penelitian Lapangan


Metode pengumpulan data lapangan yaitu penelitian yang langsung pada
sumbernya dan berhubungan dengan praktik serta digunakan untuk mencari data
itu sendiri. Cara yang digunakan untuk mendapatkan data di lapangan adalah
sebagai berikut.
3.4.2.1 Observasi
Nasution (dalam Sugiyono, 2011: 310) berpendapat bahwa, observasi
adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
observasi. Menurut Spradley (dalam Sugiyono, 2011: 315) tahapan observasi
dalam penelitian ada tiga, yaitu observasi deskriptif, observasi terfokus, dan
observasi terseleksi. Observasi deskriptif adalah observasi yang dilakukan peneliti
pada saat belum menemukan masalah yang akan diteliti. Sementara observasi
terfokus adalah observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada sebuah
permasalahan. Sedangkan observasi terseleksi yaitu observasi yang telah
diuraikan sehingga menjadi lebih rinci.

Bagan 3.1 Teknik Observasi


3.4.2.2 Wawancara
Wawancara adalah instrumen yang digunakan untuk memperoleh data
yang mendalam. Wawancara ada dua macam, yaitu wawancara mendalam dan
wawancara sambil lalu. Peneliti menggunakan wawancara mendalam untuk
memperoleh data yang luas (Masri Singarimbun, 1989: 192–216; dan
Koentjaraningrat, 1997 : 173).

3.4.2.3 Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai bukti bahwa penelitian benar-benar
dilakukan dan sebagai gambar pendukung dari penelitian kegiatan. Dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk
tulisan, gambar, maupun karya. Dokumen dengan bentuk gambar misalnya foto,
gambar hidup, dan sketsa. Hasil penelitian akan lebih kredibel atau dipercaya
apabila didukung oleh dokumentasi, dalam penelitian ini adalah sejumlah foto.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 LETAK GEOGRAFIS PABRIK GULA SRAGI
Pabrik Gula Sragi terletak pada kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan,
Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Pabrik ini tepatnya berada di Jl. Raya Sragi
No.38, Gembyang, Sragi, Kec. Sragi, Pekalongan, Jawa Tengah 35597
4.2 HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini membahas dua hasil yang telah dirumuskan pada bab 1
yaitu pengertian tradisi dan tata cara tradisi dilaksanakan.
4.2.1 PENGERTIAN TRADISI PENGANTIN GLEPUNG
Pabrik Gula Sragi merupakan salah satu peninggalan negara Belanda yang
hingga sekarang masih beroperasi. Pabrik Gula sendiri memiliki tradisi yang
masih dijalankan oleh pihak pabrik dan masyarakat sekitar.
Tradisi Pabrik Gula Sragi adalah Pengantin Glepung. Tradisi ini mewujudkan
sepasang suami istri dari tepung yang dibentuk menjadi manusia kemudian
dinikahkan layakya manusia asli. Kemudian apabila sudah dinikahkan akan
digiling dialat penggilingan tebu.
Tujuan diadakannya tradisi ini adalah sebagai wujud persembahan guna
kelancaran serta kesuksesan proses produksi gula, serta sebagai sarana hiburan
masyarakat.

Gambar 4.1 alat transportasi pabrik gula


4.2.2 Pelaksanaan Tradisi Pengantin Glepung
Tradisi ini dilaksanakan saat akan melaksanakan giling tebu. Giling tebu
sendiri biasanya pada bulan Mei. Pengantin glepung ini dilaksanakan pada pukul
07.00 pagi hingga 11.00 siang.sebelum digiling, pengantin diarak-arak
mengelilingi kawasan Pabrik Gula Sragi. Tida hanya ada Pengantin Glepung saja,
namu ada caplok-caplok, barongsai yang mengiringi pengantin glepung.
Kemudian setelah berkeliling, Pengantin Glepung dibawa ke alat giling tebu
untuk digiling dan didoakan.

Gambar 4.3 Pengantin Glepung


BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Tradisi pengantin glepung di Pabrik Gula Sragi dilaksanakan ketika akan
melaksanakan giling tebu.Tradisi ini idetik dengan pengantin glepung, yaitu glepung
yang dibuat seperti manusia kemudian dinikahkan dan digiling dimesin penggiling.
Tradisi ini masih dijalankan sampai saat ini, tradisi ini bertujuan agar pelaksanaan
selamatan giling dan proses giling dapat berjalan lancar, selamat, sukses serta mendapat
berkah dari Tuhan yang maha kuasa.

5.2 SARAN
Tradisi pengantin glepung merupakan bentuk kearifan lokal yang memiliki nilai-nilai
sosial dan filosofi yang patut untuk dipertahankan, selain itu juga keberadaan tradisi
pengantin glepung di Pabrik Gula Sragi merupakan tradisi warisan nenek moyang yang
mempunyai nilai-nilai luhur, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat dalam upaya
melestarikan budaya daerah untuk memperkaya kebudayaan nasional, sehingga dengan
adanya tradisi tersebut dilaksanakan mampu meenarik wisatawan asing maupun lokal
untuk menyaksikan.

Anda mungkin juga menyukai