Anda di halaman 1dari 28

BATUMBANG APAM

( Studi Terhadap Tradisi Adat Masyarakat Dayak Bakumpai di Puruk Cahu Seberang )

PROPOSAL

OLEH:

DANAH NORANI

NIM : GAA 116 080

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN SOSIOLOGI

2021
2
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

proposal skripsi yang berjudul “BATUMBANG APAM ( Studi Terhadap Tradisi Adat

Masyarakat Dayak Bakumpai di Puruk Cahu Seberang )”

Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana

pada fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dengan konsentrasi Pedesaan. Penyusunan Proposal ini

tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing saya hingga menyelesaikan

proposal ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan baik

dari segi susunan kalimat maupun kata bahasanya oleh karena itu penulis mengharapkan saran

dan krtik yang membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan proposal ini. Akhirnya

penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
ii

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.2 Pembatasan Masalah ......................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ............................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian............................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................... 6
2.2 Landasan Teori .................................................................. 6
2.3 Teori Pendukung ............................................................... 9
2.4 Pengertian Batumbang Apam ............................................ 10
2.5 Kerangka Berpikir ............................................................. 14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .................................................................. 17
3.2 Lokasi Penelitian ............................................................... 19
3.3 Fokus Penelitian ................................................................ 19
3.4 Sumber Data...................................................................... 19
3.5 Teknik Pengumpulan Data................................................. 20
3.6 Teknik Analisis Data ......................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia dan tradisi merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan mahluk

manusia merupakan pendukang tradisi kebudayaan. Sekalipun mahluk manusia akan mati,

tetapi kebudayaan yang dimiliki akan diwariskan untuk keturunannya, demikian seterusnya.

Salah satu tradisi masyarakat di puruk cahu seberang adalah tradisi sebagai wujud syukur

kepada sang pencipta alam semesta, sekaligus memohon keselamatan, kesehatan dan rejeki (

Batumbang Apam ). Tradisi ini selalu diadakan apabila Nadzar tersebut dikabulkan oleh sang

pencipta, tradisi Batumbang Apam ini memiliki cara dan prosesi yang berbeda disetiap

masing-masing desa namun tujuannya tetap sama. Tradisi ini bernilai positif dan

mengajarkan norma serta pendidikan islam.

Adapun yang menjadi pokok permasalahan utama dalam tradisi Batumbang Apam

ini adalah dengan adanya tradisi baru yang disebut selamatan oleh masyarakat di Puruk Cahu

Seberang, sehingga berpengaruh pada tradisi Batumbang Apam. Meskipun tradisi Batumbang

Apam sudah mulai memudar di masyarakat Puruk Cahu Seberang dan lebih banyak

peminatnya di tradisi selamatan tidak merubah kepercayaan masyarakat untuk tetap percaya

bahwa kedua tradisi ini sama-sama memiliki nilai dan tujuan yang sama. Hanya saja yang

membedakan adalah dari tahap-tahap doa dan cara penyajian makanan yang berbeda, karena

didalam tradisi Batumbang Apam tahap-tahap doa yang harus dibacakan adalah aya-ayat suci

Al-Qur’an yang terdiri dari surat Yasin ayat 15-17, dan doa selamat, serta penyajian makanan

hanya sebuah ( nasi ketan,


2

kue apam, dan kue cucur ). Sedangkan selamatan tahap-tahap doa yang dibaca hanya doa

selamat dan cara penyajian makanan berbentuk nasi putih dan ayam atau bisa juga daging

sapi atau daging kambing, sehingga menimbulkan pemikiran kritis dari masyarakat di Puruk

Cahu Seberang bahwa penyajian dalam bentuk nasi dan daging lebih cendrung banyak

peminat dibandingkan kue, karena penyajian dalam bentuk nasi dan daging lebih

mengenyangkan bagi masyarakat yang melakukan tradisi maupun orang-orang yang di

undang untuk hadir ke acara tradisi tersebut.

Salah satu kebudayaan yang masih berkembang di masyarakat adat kebudayaan

Batumbang Apam. Batumbang Apam adalah salah satu kebudayaan yang dilakukan

masyarakat Puruk Cahu Seberang. Kebudayaan batumbang apam merupakan kebudayaan

yang mengandung unsur-unsur islami. Pada dasarnya kebudayaan ini adalah ungkapan rasa

syukur atas kelahiran seorang anak, denagan harapan setelah melakukan kebudayaan ini sang

anak dapat bisa berjalan dan tumbuh menjadi anak yang sehat, sholeh, dan menjadi anak yang

berguna bagi kelak dikemudian hari. Serta ada pula bentuk rasa syukur atas kesembuhan dari

penyakit yang di derita dengan harapan setelah penyakit yang di alami sembuh dan

melakukan kebudayaan Batumbang Apam seseorang tersebut dapat melakukan aktivitas

seperti biasa..

Peralatan yang dilakukan sebelum Batumbang Apam yakni kue apam, kue cucur (kue

kucur), dan nasi pulut (nasi ketan). Kue apam akan ditusuk pada pelapah kelapa yang telah

diserut daunnya hingga menyisahkan lidi. Pelapah kelapa tersebut juga harus memiliki tinggi

sesuai tinggi sang anak atau seseorang


3

yang akan batumbang. Namun jika batumbang dilakukan di mesjid, pihak keluarga

menyediakan keu apam tanpa ditusuk ke pelapah kelapa, selain kue apam, pihak keluarga

yang akan batumbang juga menyediakan uang receh untuk dibagikan kepada anak-anak

yang hadir saat dilakukan batumbang. Proses pelaksanaan batumbang apam yakni dengan

membacakan surah al-fatihah, shalawat, dan membaca doa selamat untuk sang anak atau

seseorang yang dipimpin oleh pengurus mesjid dan masyarakat yang diberikan kepercayaan

yang mengetahui doa-doa untuk melakukan kebudayaan tersebut.

Selanjutnya setelah didoakan, sang anak akan digendong oleh petugas mesjid lalu

menitikan ke arah mimbar khatib. Setelah diarahkan kemimbar khatib sang anak lalu

dikembalikan lagi kepada orangtuanya. Setelah melakukan serangkain doa, selanjutnya uang

receh akan ditaburkan sembari diiringi shalawat untuk dibagikan kepada anak-anak yang

hadir pada saat itu. Selain membagikan uang receh, pihak keluarga juga memberikan kue

apam, kue cucur(kucur), nasi pulut(nasi ketan) kepada hadirin untuk dimakan bersama.

Sejarah merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa

lampau dalam kehidupan manusia. Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau

itu meninggalkan jejak-jejak sejarah agar peristiwa itu dapat diketahui atau disampaikan

kepada generasi berikutnya. Terdapat beberapa hal yang dapat membantu menemukan jejak-

jejak sejarah yang terjadi pada masa lampau.


4

1.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka dalam penelitian ini perlu

adanya pembatasan masalah yaitu upacara Nadzar Batumbang Apam di Desa

Puruk Cahu Seberang kecamatan Murung.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu :

1. Mengapa tradisi Batumbang Apam sudah jarang dilakukan oleh masyarakat dayak

bakumpai di Puruk Cahu Seberang ?

2. Bagaimana agar tradisi Batumbang Apam dapat di lestarikan di Puruk Cahu ?


5

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahuai pelaksanaan persiapan upacara kebudayaan Batumbang Apam

di Desa Puruk Cahu Seberang kematan Murung.

2. Untuk mengetahui prosesi upacara kebudayaan Batumbang Apam di Desa Puruk

Cahu Seberang kecamatan Murung.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Memberikan dan memperluas pengetahuan kepada penulis dan juga pembaca

tentang upacara kebudayaan Batumbang Apam di Desa Puruk Cahu Seberang

kematan Murung.

2. Dapat digunakan sebagai referensi kajian Antrifologi Budaya.

1.5.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media informasi bagi

masyarakat yang belum mengetahui upacara kebudayaan Batumbang Apam pada

suka Dayak Bakumpai.


6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

A. Tipe dan Bentuk Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif, yang bertujuan

memberikan gambaran secara jelas suatu fenomena atau kebudayaan yang berkenaan dengan

masalah yang diteliti. Khususnya tentang kebudayaan Batumbang Apam di Desa Puruk Cahu

Seberang kecamatan Murung.

Untuk memastikan bahwa peneliti ini asli hasil karya sendiri bukan meniru karya

milik orang lain maka diperlukan kajian pustaka dan hasil penelitian sebelumnya :

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Interaksionisme Simbolik

Beberapa ahli sosiologi antara lain Herbert Blumer dan George Mead melakukan

pendekatan tentang Iteraksionisme Simbolik, mereka berpandangan bahwa manusia adalah

individu mampu berpikir, berperasaan memberi pengertian kepada setiap melahirkan reaksi

dan interprestasi kepada setiap ransangan terhadap apa yang dihadapi.

Interaksionisme Simbolik dirangkum kedalam prinsip-prinsip berikut (George Ritzer

dan Goodman, 2008:286).


7

1. Tidak seperti binatang manusia dibekali kemampuan untuk berpikir.

2. Kemampuan berpikir di bentuk oleh interksi sicial dalm interaksi social, oreang

mempelajari makna dan simbol yang memungkinkan mereka atas suatu keadaan.

3. Makna dan Simbol kemungkinan orang bertindak dan berinteraksi.

4. Manusia mampu mengubah makna dan symbol yang kemungkinan mereka atas

suatu keadaan.

5. Pola-pola tindakan dan interaksi yang saling berkaitan tersebut membentuk

kelompok masyarakat.

Pokok perhatian Interaksionisme Simbolik yaitu dampak makna dan symbol pada

tindakan dan interaksi simbolik. Makna dan symbol memberikan karakteristik khusus pada

tindakan social dan interaksi social. Orang sering menggunakan symbol untuk

mengomunikasikan gaya hidup tertentu. (George Ritzer dan Douglas, 2008:292 )

1. Pertama symbol-symbol menampakan manusia berurusan dengan dunia meterial

dan social dengan memungkinkan mereka memberi nama atau mengkategorikan

objek yang mereka jumpai.

2. Symbol meningkatkan kemampuan manusia memahami lingkungan.

3. Symbol meningkatkan kemampuan untuk berpikir meskipun sebagian symbol

hanya memungkinkan kemampuan berpikir terbatas.


8

4. Symbol meningkatkan kemampuan manusia untuk memcahkan berbagai masalah.

5. Symbol memugkinkan para actor melampaui waktu dan ruang bahkan pribadi

mereka sendiri.

Prinsip dasar teori interaksionismesim simbolik tersebut tidak semua di pakai untuk

mengkaji permasalahan pada penelitian akan tetapi ada beberapa poin yang cocok yang

berhubungan dengan makna dan symbol yaitu interaksi antara individu melalui symbol-

symbol akan saling berusaha untuk saling memahami maksud tindakan masing-masing

individu. Dalam hal ini penggunaan Batumbang Apam dalam tradisi kebudayaan Batumbang

Apam sangat mempunyai makna-makna tersendiri, makna tersebut akan menghubungkan dari

kehidupan yang nyata.

2.2.2 Makna Interaksi Simbol dalam Batumbang Apam

1. Dua batang pelepah kelapa yang diukur setinggi orang yang akan melakukan tradisi

ini. Batang pelapah kelapa mempunyai makna sebagai kehidupan yang panjang.

2. Beras kuning, beras yang dicampur dengan kunyit (yang melambangkan mas atau

perak). Mempunyai makna sebagai rejeki yang mengalir.

3. Lilin sambang ( lilin yang terbuat dari kain yang dilumuri lilin kuning ).

Mempunyai mkana kehidupan yang terang-menderang.


9

4. Lima helai kain dan uang perak yang diletakan dibawah kain. Mempunyai makna

kehidupan yang bersih.

5. Apam Tiga warna, terdiri dari : Kuning (terbuat dari Kunyit), Merah (terbuat dari

gula merah), dan Putih (dari tepung beras). Mempunyai makna keselamatan.

6. Tampung tawar adalah minyak wangi yang dicampurkan dengan air putih atau putih

telur, mempunyai makna menyejukan kehidupan.

2.3 Teori Pendukung

Antopolog Indonesia Koentjaraningrat memberi pengertian budaya sebagai sebuah

sistem gagasan dan rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia yang di

dalam kehidupannya yang bermasyarakat. Selain itu Koentjaraningrat juga mendefinisikan

budaya lewat asal kata budaya dalam bahasa Inggris yaitu "colere" yang kemudian menjadi

"culture" dan didefinisikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan

mengubah alam.

Soerjono Soekanto merupakan seorang sosiolog. Ia mengartikan budaya sebagai

sesuatu yang mencakup semua yang didapat atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota

masyarakat.

Menurut Suparlan (1986: 107), kebudayaan ialah “keseluruhan pengetahuan yang

dipunyai oleh manusia sebagai makhluk sosial, yang isinya adalah perangkat-perangkat,

model-model pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan untuk memahami dan

menginterpretasikan lingkungan yang dihadapi


10

dan untuk mendorong dan menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukannya.” Di bagian

lain, Suparlan (1994: 111) menambahkan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan

pengetahuan manusia yang dijadikan sebagai pedoman atau penginterpretasi keseluruhan

tindakan manusia. Kebudayaan adalah pedoman bagi kehidupan masyarakat yang diyakini

kebenarannya oleh masyarakat tersebut.

2.4 Pengertian Batumbang Apam

Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan mahluk

manusia merupakan pendukung kebudayaan. Sekalipun mahluk manusia akan mati, tetapi

kebudayaan yang dimiliki akan diwariskan untuk keturunannya, demikian seterusnya.

Pewarisan kebudayaan makhluk manusia tidak hanya terjadi secara vertikal atau kepada anak

cucu mereka, melainkan dapat pula dilakukan secara horizontal atau manusia yang satu dapat

belajar kebudayaan dari manusia lainnya. Berbagai pengalaman makhluk manusia dalam

rangka kebudayaannya akan diteruskan kepada generasi berikutnya atau dapat

dikomunikasikan dengan individu lainnya karena ia mampu mengembangkan gagasan-

gagasannya dalam bentuk lambang-lambang vokal berupa bahasa serta dikomunikasikan

dengan orang lain melalui kepandaiannya berbicara dan menulis. (Hari Purwanto, 2008:87-

88).

Berdasarkan hasil dari pengamatan yang didapatkan keterangan bahwa Batumbang

Apam adalah tradisi kebudayaan yang umum dilakukan di wilayah Indonesia yang memiliki

istilah yang beragam, termasuk di wilayah Kab. Murung Raya Kec. Murung Desa Puruk

Cahu Seberang. Batumbang Apam sebuah tradisi


11

kebudayaan yang biasa dilaksanakan oleh masyarakt Suku Dayak Bakumpai khususnya

masyarakat di Kecamatan Murung Desa Puruk Cahu Seberang. Tradisi Batumbang Apam

sudah menjadi kebudayaan masyarakat Dayak Bakumpai yang dimana warisan ini dari turun

temurun daru nenek moyang sanpai kegenerasi yang selalu dilakukan setiap Nadzar yang

terkabulkan. Masyarakat Desa Puruk Cahu Seberang mengadakan tradisi Batumbang Apam

sebagai bentuk rasa syukur dari berbagai macam penyakit yang telah hilang atau di angkat

dari sang Pencipta (Tuhan). Untuk memperlihatkan rasa syukur atas hilangnya penyakit di

tubuh tersebut sebagai alternatif, masyarakat Desa Puruk Cahu Seberang mengadakan Nadzar

Batumbang Apam.

Sebagai proses pelaksanaan, masyarakat Desa Puruk Cahu Seberang menyediakan

persembahan yang disajikan berbagai jenis kue dan beras, yang dimana dalam proses

pembuatan persembahan jenis kue dan beras tersebut, yang hendak mengadakan Nadzar

harus memberitahukan kepada tetangga disekitaran rumanya untuk ikut serta dalam

pembuatan persembahan seperti kue Apam, kue cucur dan nasi pulut (nasi ketan putih), serta

beras kuning. Yang dimana apabila persembahan tersebut sudah selesai dibuat maka

persembahan tersebut segera diletakan ditengah rumah supaya ketika pelaksaan Batumbang

Apam dimulai semua masyarakat yang hadir dapat melihat dan mengetahui proses Nadzar

dalam Batumbang Apam. Oleh karena itu meskipun Batumbang Apam merupakan

kepentingan pribadi tetapi dalam proses pelaksanaannya dilakuakan dengan gotong royong

dengan masyarakat yang tinggal disekitar orang yang mengadakan Nadzar , tanpa harus ada

upah, melainkan dilakuakan timbal balik dengan cara


12

memberi makanan persembahan ketika persembahan sudah dibacakan dao dan acara

Batumbang Apam sudah selesai.

Batumbang Apam merupakan sal;ah satu tradisi kebudayaan turun-temurun

masyarakat Puruk Cahu Seberang yang masih dilaksanakan dan masih dibudayakan oleh

masyarakatnya. Seseorang atau individu dalam menanggapi lingkungannya biasanya akan

menetapkan suatu standar, sebagian besar bersifat sosial. Hal ini terjadi akibat proses

sosialisasi yang dialaminya. Dengan demikian penilaian terhadap orang lain atau objek dan

kejadian-kejadian yang bersifat universal, standar yang dipakai mungkin saja berbeda-beda,

karena di milikinya latar belakang yang berbeda, sehingga ekspresi nilai antara orang yang

satu dengan yang lain, tidak selalu sama. Perbedaan itu dapat disebabkan oleh faktor-faktor

individu, budaya, atau waktu. Bock (Lestari, 2011:35). Dengan kata lain mungkin saja terjadi

sesuatu yang dahulu di nilai baik, sekarang dinilai tidak baik, sehingga nilai budaya tersebut

ditinggalkan sama sekali, begitu pula sebaliknya.

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tradisi adalah bentuk

kegiatan manusia dalam hidup bermasyarakat yang didorong oleh hasrat ingin memperoleh

ketentraman batin atau mencari keselamatan dengan memenuhi tata cara yang ditradisikan

atau dibiasakan dalam masyarakatnya.

Tradisi-tradisi yang dilakukan dalam waktu-waktu tertentu, disebut sebagai tradisi

yang diselenggarakan oleh warga masyarakat sejak dahulu sampai sekarang dalam bentuk

dan tata cara yang relatif tetap dinamakan tradisi tradisional. Penyelengaraan tradisi adat ini

bagi masyarakat Desa Puruk Cahu Seberang dianggap sebagai penyampaiaan pesan kepada

sang pencipta. Tradisi


13

Batumbang Apam ini diselenggarakan atas rasa syukur kepada sang pencipta yang telah

memberikan rejeki dan kesehatan. Tidak mengherankan bagi masyarakat Desa Puruk Cahu

Seberang apabila ada hajatan atau keinginan mereka pasti melakukanl Batumbang Apam

tersebut sebagai bentuk syukurnya karena diberikan kesehatan dan menginginkan hajatan

yang akan dilaksanakan berjalan dengan lancar.Pelaksanaan Batumbang Apam dipimpin oleh

seorang Sampang atau pemimpin yang mengetahui doa-doanya dan. Seorang Sampang

tersebut harus bisa menguasai suasana pada saat tradisi kebudayaan sedang berlangsung,

sebagai bentuk syukur Kepada Sang Pencipta di dunia ini.

Sejarah merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau

dalam kehidupan manusia. Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau itu

meninggalkan jejak-jejak sejarah agar peristiwa itu dapat diketahui atau disampaikan kepada

generasi berikutnya. Terdapat beberapa hal yang dapat membantu menemukan jejak-jejak

sejarah yang terjadi pada masa lampau.

a. Tahapan Tradisi Kebudayaan Batumbang Apam

Urutan dalam tradisi kebudayaan Batumbang Apam adalah sebagai berikut:

1. Dalam tradisi Tumbang Apam ini diawali dengan salah satu peserta berdiri diatas

kain lima helai dan menghadap kehilir atau mengikuti aliran sungai.
14

2. Kedua pelepah kelapa yang telah dilengkapi dengan apam dan lilin yang telah

dinyalakan, diletakkan atau didirikan didepan peserta Tumbang Apam.

3. Acara ini dimulai dengan pembacaan Ayat-ayat suci Al-Qur’an, yang terdiri dari

surat Yasin Ayat 15 dan Ayat 17, setelah selesai pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an.

Kemudian diadakanlah pembacaan doa selamat oleh semua yang hadir

4. Kemudian arang dari lilin tersebut di tempelkan ke dahi peserta tersebut dan lanjut

ke tepung tawar dan berteh beras kuning.

5. Setelah acara ini selesai dilaksanakan, diadakanlah acara penutup yaitu makan

seprahan bersama-sama.

2.5 Kerangka Berpikir

Interaksionisme simbolik merupakan makna dan simbol pada tindakan dan interaksi

masyarakat, dan memberiakn karakter khusus pada tindakan social dan interaksi social.

Seperti masyarakat Desa Puruk Cahu Seberang Kec. Murung yang melaksanakan tradisi

kebudayaan Batumbang Apam. Di dalam tradisi kebudayaan ini ada beberapa persyaratan

yang perlu dipersiapkan seperti: ( batang pelapah kelapa, beras kuning, nasi ketan putih, kue

apam.kue cucur, lilin, kain, dan tepung tawar ). Dimana dalam isi persembahan yang menjadi

makna bagi masyarakat yang melaksanakan tradisi kebudayaan tersebut.

Sejarah merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau

dalam kehidupan manusia. Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau itu

meninggalkan jejak-jejak sejarah agar peristiwa itu dapat diketahui atau disampaikan kepada

generasi berikutnya. Terdapat beberapa hal


15

yang dapat membantu menemukan jejak-jejak sejarah yang terjadi pada masa lampau. Maka

tradisi kebudayaan Batumbang Apam berada di balik perbuatan masyarakat atau makna di

seluruh kehidupan dan pemikiran tradisi kebudayaan dan kepercayaan masyarakat. Makna

tradisi kebudayaan Batumbang Apam ialah bentuk dari rasa syukur atas kesembuhan

penyakit yang di angkat oleh sang pencipta. Kebudayaan Batumbang Apam memang sudah

menjadi tradisi masyarakat Desa Puruk Cahu Seberang. Penerangan yang di lakukan dalam

tradisi Batumbang Apam ini, dimana pemimpin pelaksanaan Batumbang Apam mulai

membacakan doa-doa dan shalawat dimana dalam melantunkan shalawat, pemimpin sambil

menapung tawar dan menghamburkan beras kuning kepada orang yang ber Nadzar.

Pelaksanaan kebudayaan Batumbang Apam. Didalam pelaksanaan tradisi kebudayaan

ini ada syarat-syarat yang harus disiapkan oleh masyarakat yang mempunyai Nadzar. Yang

dilakukan dalam tradidsi Batumbang Apam ini dimana ucapan bentuk rasa syukur, atas

kesembuhan dari penyakit yang dialami oarang tersebut. Tradisi Batumbang Apam ini tidak

dapat dihilangkan dari kepercayaan masyarakat yang percaya akan hal ini khusunya di Dsa

Puruk Cahu Seberang Kec. Murung.


16

INTERAKSIONIS

SISTEM KEBUDAYAAN DAN


KEPERCAYAAN

TRADISI KEBUDAYAAN
BATUMBANG APAM
17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Menurut Saryono (2010) , penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk

menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari

pengaruh social, yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan

kuantitatif.

Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu kondisi atau

fenomena secara mendalam dengan melakukan pengumpulan data dan menganalisa data serta

teori yang sedang diteliti. Menjelaskan juga dapat diartikan sebagai menganalisa data dari

fakta-fakta yang sudah digali sebelumnya dalam bentuk analisa yang mendalam dan rinci

yang berkaitan dengan topik penelitian. Penelitian kualitatif juga bertujuan untuk

memverifikasi suatu teori yang dijabarkan atau sudah ada yang menjadi dasar dari penelitian

akan diuji kebenarannya, dimana nantinya bisa dapat diketahui kebenarannya berdasrkan

hasil penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif ini teori sudah

disusun sejak awal sehinggga sangat memungkinkan juga dalam penelitian ini memunculkan

teori baru.
18

Kelebihan metode penelitian kulitatif yaitu bisa memungkinkan untuk munculnya

teori baru. Selain itu, penelitian kualitatif juga dapat mengungkapkan masalah-masalah

realitas subyektif seperti masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem nilai, agama atau

masalah kebudayaan. Namun memang tidak semua bisa dipastikan untuk bisa diungkapkan

kebenarannya dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif.

Adapun alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena didalam usulan

penelitian turun ke lapangan, analisis data, dan kesimpulan data sampai dangan penulisan

menggunakan aspek-aspek non perhitungan numeric, kecendrungan, dan interview

mendalam.

Digunakannya penelitian ini dikarekan peneliti ingin menganalisis dan mengkaji

permasalahan yang ingin peneliti angkat. Sehingga peniliti membutuhkan informasi langsung

dari informan. Sesuai dengan namanya, penelitian kualitatif lebih menekankan pada kualitas

dan entitas yang diteliti. Secara umum penelitian kualitatif bertujan untuk memahami makna

yang disimbolkan dalam perilaku masyarakat menurut prsspektif masyarakat itu sendiri dan

metode metode penelitian kualitatif adalah metode untuk mengetahui suatu kebenaran dan

tergolongan dari penelitian ilmiah.

Jenis penelitian yang digunakan ini memberikan gambaran secara sistematis, faktual,

dan akurat. Mengenai tradisi kebudayaan Batumbang Apam di Desa Puruk Cahu Seberang.

Dasar penelitian yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi secara

langsung, yang bertujan untuk mengumpulkan data dan informai dari sejumlah informan

yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai masalah penelitian.


19

3.2 Lokasi Penetian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana melakukan penelitian guna

memperoleh data penelitian. Penetapan lokai penelitian merupakan tahap yang sangat penting

dalam penelitian kualitatif, karena dengan ditetapkannya objek/lokasi penelitian sehingga

akan mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti

melakukan penelitian secara langsung di Desa Puruk Cahu Seberang Kec. Murung.

Alasan peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan peneliti ingin mengetahui

sejauh mana tradisi kebudayaan Batumbang Apam dilakukan oleh masyarakat Desa Puruk

Cahu Seberang. Selain itu kenapa peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Desa Puruk

Cahu Seberang merupakan tempat peneliti akan mempermudah peneliti dalam

mengumpulkan data. Oleh karena itu peneliti memutuskan Desa Puruk Cahu Seberang Kec.

Murung sebagai lokasi penelitian.

3.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah tradisi kebudayaan Batumbang Apam di Desa Puruk Cahu

Seberang Kec. Murung.

3.4 Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini didapat dari tempat yang dijadikan objek sumber

informas. Adapun sumber datanya adal;ah sebagai berikut :

1. Data Primer

Menurut Nasution (2003) data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari

lapangan atau tempat penelitian. Sedangkan menurut Lofland


20

bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kat-kata dan tindakan. Kata-kata

dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau

wawancara secara langsung dari narasumber/informan yaitu :

a. Pemimpin Kebudayaan.

b. Masyarakat sekitar.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam

sumber lainya ataupun publikasi lainnya yang terkait dengan penelitian. Penelitian

menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah

dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pemimpin kebudayaan dan masyarakat

sekitar.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara diamana peneliti dapat memperoleh deengan

berbagai cara agar dapat data yang peenliti peroleh lebih akurat dan relevan dengan cara

sebagai berikut:

1. Observasi

Diartikan sebagai pengamatan danpencatatan secara sistematik terhadap masalah yang

tampak pada objek penelitian yang ditinjau secara langsung ke tempat penelitian. Observasi

di lakukan di Desa Puruk Cahu Seberang dengan menanyakan langsung kepada pemimpin

kebudayaan dan masyarakat sekitar tentang fakta tradisi kebudayaan Batumbang Apam

dengan mengunakan alat dokumentasi seperti camera dan handphone.


21

Sederhananya, observasi adalah proses pengamatan, penncatatan secara sistematis,

tentang gejala atau hal-hal yang diteliti. Observasi menjadi salah satu metode pengumpulan

data, dengan peninjauan langsung di lokasi, unntuk membuktikan kebenaran sebuah desain

penelitian. Menurut kartini kartono observasi ialah pengujian dengan tujuan tertentu

mengenai sesuatu, khususnya tujuan untuk mengumpulkan fakta, nilai, satu verbalisasi atau

pengungkapan dengan kata-kata segala sesuatu yang sudah diamati.Bungin (2007:115-117)

mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu:

1). Observasi partisipasi

2). Observasi tidak terstruktur, dan

3). Observasi kelompok. Berikut penjelasannya :

a) Observasi partisipasi

Adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana

peneliti terlibat dalam keseharian informan.

b) Observasi tidak terstruktur

Ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga

peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di

lapangan.

c) Observasi kelompok

Ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu

yang diangkat menjadi objek penelitian.


22

2. Wawancara

Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara mendalam secara semi terstruktur

dengan narasumber dan informan lainnya. Dalam hal ini diawali dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka secara langsung kepada informan, yang

diharapkan mendapatkan jawaban dan penjelasan sesuai dengan hal-hal yang berhubungan

dengan permasalahan penelitian.

Adapun wawancara yang dilakukan dilapangan yang cocok dan sesuai dengan

penelitian yang diteliti di lapangan yaitu :

a. Wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan secara langsung dengan

pedoman wawncara yang telah disiapkan. Pedoman wawancara yang telah disiapkan

dalam proses wawancara, terstruktur sangat penting untuk memperoleh informasi

yang dibutuhkan.

b. Wawancar tidak terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan tanpa mernggunakan

pedoman wawancara. Peneliti dapat memodifikasikan proses wawancara sesuai

situasi dan kondisi sehingga lebih fleksibel.

3. Dokumentasi

Untuk melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi, peneliti

mengambil beberapa gambar , dan mendengarkan arti-arti dan penjelasan yang membahas

tentang tradisi kebudayaan Batumbang Apam.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan analisis data yang lebih dikembangkan oleh

Miles dan Huberman dalam Sugyono (2003) mengemukakan analisis model interaktif dengan

3 (tiga) prosedur yaitu reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.
23

1. Data yang diperoleh dilapangan jumblahnya cukup banyak, untuk itu perlu di catat secara

teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan semakin lama peneliti dilapangan, maka

jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit.

2. Penyajian Data

Penyajian data atau display data dimaksud sebagai sekumpulan informasi tersusun

yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan tindakan. Dengan melihat

penyajian-penyajian, kita dapat memahami yang sedang terjadi dan apa yang harus

dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan bagi peneliti melihat gambaran secara

keseluruhan.

3. Penarikan Data

Penarikan kesimpulan merupakan salah satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh

selama penelitian berlangsung, dan dilakukan secara kontinu sepanjang penelitian penarik

kesimpulan dimaksudkan untuk menganalisis dan mencari tema, pola hubungan,

permasalahan yang muncul, yang bisa mendukung teori penyempurnaan teori. Dengan

demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif bisa menjawab rumusan masalah yang

dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan

bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara

dan akan berkembang setelah penelitian dilapangan.


24

DAFTAR PUSTAKA

Ritzer, George dan Goodman, Douglas. 2008. Teori sosiologi: Dari Teori

Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Teori Sosial

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Antropologi II. Jakarta: PT Rineka Cipta’

Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan Jakarta: PT

Gramedia.

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Kuantititatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Miles, B Mathew dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber

Tentang Metode-metode Bari. Jakarta ; UIP

Anda mungkin juga menyukai