( Studi Terhadap Tradisi Adat Masyarakat Dayak Bakumpai di Puruk Cahu Seberang )
PROPOSAL
OLEH:
DANAH NORANI
JURUSAN SOSIOLOGI
2021
2
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
proposal skripsi yang berjudul “BATUMBANG APAM ( Studi Terhadap Tradisi Adat
Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana
pada fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dengan konsentrasi Pedesaan. Penyusunan Proposal ini
tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing saya hingga menyelesaikan
proposal ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi susunan kalimat maupun kata bahasanya oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan krtik yang membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan proposal ini. Akhirnya
penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.2 Pembatasan Masalah ......................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ............................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian............................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................... 6
2.2 Landasan Teori .................................................................. 6
2.3 Teori Pendukung ............................................................... 9
2.4 Pengertian Batumbang Apam ............................................ 10
2.5 Kerangka Berpikir ............................................................. 14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .................................................................. 17
3.2 Lokasi Penelitian ............................................................... 19
3.3 Fokus Penelitian ................................................................ 19
3.4 Sumber Data...................................................................... 19
3.5 Teknik Pengumpulan Data................................................. 20
3.6 Teknik Analisis Data ......................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia dan tradisi merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan mahluk
manusia merupakan pendukang tradisi kebudayaan. Sekalipun mahluk manusia akan mati,
tetapi kebudayaan yang dimiliki akan diwariskan untuk keturunannya, demikian seterusnya.
Salah satu tradisi masyarakat di puruk cahu seberang adalah tradisi sebagai wujud syukur
kepada sang pencipta alam semesta, sekaligus memohon keselamatan, kesehatan dan rejeki (
Batumbang Apam ). Tradisi ini selalu diadakan apabila Nadzar tersebut dikabulkan oleh sang
pencipta, tradisi Batumbang Apam ini memiliki cara dan prosesi yang berbeda disetiap
masing-masing desa namun tujuannya tetap sama. Tradisi ini bernilai positif dan
Adapun yang menjadi pokok permasalahan utama dalam tradisi Batumbang Apam
ini adalah dengan adanya tradisi baru yang disebut selamatan oleh masyarakat di Puruk Cahu
Seberang, sehingga berpengaruh pada tradisi Batumbang Apam. Meskipun tradisi Batumbang
Apam sudah mulai memudar di masyarakat Puruk Cahu Seberang dan lebih banyak
peminatnya di tradisi selamatan tidak merubah kepercayaan masyarakat untuk tetap percaya
bahwa kedua tradisi ini sama-sama memiliki nilai dan tujuan yang sama. Hanya saja yang
membedakan adalah dari tahap-tahap doa dan cara penyajian makanan yang berbeda, karena
didalam tradisi Batumbang Apam tahap-tahap doa yang harus dibacakan adalah aya-ayat suci
Al-Qur’an yang terdiri dari surat Yasin ayat 15-17, dan doa selamat, serta penyajian makanan
kue apam, dan kue cucur ). Sedangkan selamatan tahap-tahap doa yang dibaca hanya doa
selamat dan cara penyajian makanan berbentuk nasi putih dan ayam atau bisa juga daging
sapi atau daging kambing, sehingga menimbulkan pemikiran kritis dari masyarakat di Puruk
Cahu Seberang bahwa penyajian dalam bentuk nasi dan daging lebih cendrung banyak
peminat dibandingkan kue, karena penyajian dalam bentuk nasi dan daging lebih
Batumbang Apam. Batumbang Apam adalah salah satu kebudayaan yang dilakukan
yang mengandung unsur-unsur islami. Pada dasarnya kebudayaan ini adalah ungkapan rasa
syukur atas kelahiran seorang anak, denagan harapan setelah melakukan kebudayaan ini sang
anak dapat bisa berjalan dan tumbuh menjadi anak yang sehat, sholeh, dan menjadi anak yang
berguna bagi kelak dikemudian hari. Serta ada pula bentuk rasa syukur atas kesembuhan dari
penyakit yang di derita dengan harapan setelah penyakit yang di alami sembuh dan
seperti biasa..
Peralatan yang dilakukan sebelum Batumbang Apam yakni kue apam, kue cucur (kue
kucur), dan nasi pulut (nasi ketan). Kue apam akan ditusuk pada pelapah kelapa yang telah
diserut daunnya hingga menyisahkan lidi. Pelapah kelapa tersebut juga harus memiliki tinggi
yang akan batumbang. Namun jika batumbang dilakukan di mesjid, pihak keluarga
menyediakan keu apam tanpa ditusuk ke pelapah kelapa, selain kue apam, pihak keluarga
yang akan batumbang juga menyediakan uang receh untuk dibagikan kepada anak-anak
yang hadir saat dilakukan batumbang. Proses pelaksanaan batumbang apam yakni dengan
membacakan surah al-fatihah, shalawat, dan membaca doa selamat untuk sang anak atau
seseorang yang dipimpin oleh pengurus mesjid dan masyarakat yang diberikan kepercayaan
Selanjutnya setelah didoakan, sang anak akan digendong oleh petugas mesjid lalu
menitikan ke arah mimbar khatib. Setelah diarahkan kemimbar khatib sang anak lalu
dikembalikan lagi kepada orangtuanya. Setelah melakukan serangkain doa, selanjutnya uang
receh akan ditaburkan sembari diiringi shalawat untuk dibagikan kepada anak-anak yang
hadir pada saat itu. Selain membagikan uang receh, pihak keluarga juga memberikan kue
apam, kue cucur(kucur), nasi pulut(nasi ketan) kepada hadirin untuk dimakan bersama.
Sejarah merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa
lampau dalam kehidupan manusia. Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau
itu meninggalkan jejak-jejak sejarah agar peristiwa itu dapat diketahui atau disampaikan
kepada generasi berikutnya. Terdapat beberapa hal yang dapat membantu menemukan jejak-
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka dalam penelitian ini perlu
1. Mengapa tradisi Batumbang Apam sudah jarang dilakukan oleh masyarakat dayak
kematan Murung.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media informasi bagi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif, yang bertujuan
memberikan gambaran secara jelas suatu fenomena atau kebudayaan yang berkenaan dengan
masalah yang diteliti. Khususnya tentang kebudayaan Batumbang Apam di Desa Puruk Cahu
Untuk memastikan bahwa peneliti ini asli hasil karya sendiri bukan meniru karya
milik orang lain maka diperlukan kajian pustaka dan hasil penelitian sebelumnya :
Beberapa ahli sosiologi antara lain Herbert Blumer dan George Mead melakukan
individu mampu berpikir, berperasaan memberi pengertian kepada setiap melahirkan reaksi
2. Kemampuan berpikir di bentuk oleh interksi sicial dalm interaksi social, oreang
mempelajari makna dan simbol yang memungkinkan mereka atas suatu keadaan.
4. Manusia mampu mengubah makna dan symbol yang kemungkinan mereka atas
suatu keadaan.
kelompok masyarakat.
Pokok perhatian Interaksionisme Simbolik yaitu dampak makna dan symbol pada
tindakan dan interaksi simbolik. Makna dan symbol memberikan karakteristik khusus pada
tindakan social dan interaksi social. Orang sering menggunakan symbol untuk
5. Symbol memugkinkan para actor melampaui waktu dan ruang bahkan pribadi
mereka sendiri.
Prinsip dasar teori interaksionismesim simbolik tersebut tidak semua di pakai untuk
mengkaji permasalahan pada penelitian akan tetapi ada beberapa poin yang cocok yang
berhubungan dengan makna dan symbol yaitu interaksi antara individu melalui symbol-
symbol akan saling berusaha untuk saling memahami maksud tindakan masing-masing
individu. Dalam hal ini penggunaan Batumbang Apam dalam tradisi kebudayaan Batumbang
Apam sangat mempunyai makna-makna tersendiri, makna tersebut akan menghubungkan dari
1. Dua batang pelepah kelapa yang diukur setinggi orang yang akan melakukan tradisi
ini. Batang pelapah kelapa mempunyai makna sebagai kehidupan yang panjang.
2. Beras kuning, beras yang dicampur dengan kunyit (yang melambangkan mas atau
3. Lilin sambang ( lilin yang terbuat dari kain yang dilumuri lilin kuning ).
4. Lima helai kain dan uang perak yang diletakan dibawah kain. Mempunyai makna
5. Apam Tiga warna, terdiri dari : Kuning (terbuat dari Kunyit), Merah (terbuat dari
gula merah), dan Putih (dari tepung beras). Mempunyai makna keselamatan.
6. Tampung tawar adalah minyak wangi yang dicampurkan dengan air putih atau putih
sistem gagasan dan rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia yang di
budaya lewat asal kata budaya dalam bahasa Inggris yaitu "colere" yang kemudian menjadi
"culture" dan didefinisikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan
mengubah alam.
sesuatu yang mencakup semua yang didapat atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
dipunyai oleh manusia sebagai makhluk sosial, yang isinya adalah perangkat-perangkat,
model-model pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan untuk memahami dan
tindakan manusia. Kebudayaan adalah pedoman bagi kehidupan masyarakat yang diyakini
Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan mahluk
manusia merupakan pendukung kebudayaan. Sekalipun mahluk manusia akan mati, tetapi
Pewarisan kebudayaan makhluk manusia tidak hanya terjadi secara vertikal atau kepada anak
cucu mereka, melainkan dapat pula dilakukan secara horizontal atau manusia yang satu dapat
belajar kebudayaan dari manusia lainnya. Berbagai pengalaman makhluk manusia dalam
dengan orang lain melalui kepandaiannya berbicara dan menulis. (Hari Purwanto, 2008:87-
88).
Apam adalah tradisi kebudayaan yang umum dilakukan di wilayah Indonesia yang memiliki
istilah yang beragam, termasuk di wilayah Kab. Murung Raya Kec. Murung Desa Puruk
kebudayaan yang biasa dilaksanakan oleh masyarakt Suku Dayak Bakumpai khususnya
masyarakat di Kecamatan Murung Desa Puruk Cahu Seberang. Tradisi Batumbang Apam
sudah menjadi kebudayaan masyarakat Dayak Bakumpai yang dimana warisan ini dari turun
temurun daru nenek moyang sanpai kegenerasi yang selalu dilakukan setiap Nadzar yang
terkabulkan. Masyarakat Desa Puruk Cahu Seberang mengadakan tradisi Batumbang Apam
sebagai bentuk rasa syukur dari berbagai macam penyakit yang telah hilang atau di angkat
dari sang Pencipta (Tuhan). Untuk memperlihatkan rasa syukur atas hilangnya penyakit di
tubuh tersebut sebagai alternatif, masyarakat Desa Puruk Cahu Seberang mengadakan Nadzar
Batumbang Apam.
persembahan yang disajikan berbagai jenis kue dan beras, yang dimana dalam proses
pembuatan persembahan jenis kue dan beras tersebut, yang hendak mengadakan Nadzar
harus memberitahukan kepada tetangga disekitaran rumanya untuk ikut serta dalam
pembuatan persembahan seperti kue Apam, kue cucur dan nasi pulut (nasi ketan putih), serta
beras kuning. Yang dimana apabila persembahan tersebut sudah selesai dibuat maka
persembahan tersebut segera diletakan ditengah rumah supaya ketika pelaksaan Batumbang
Apam dimulai semua masyarakat yang hadir dapat melihat dan mengetahui proses Nadzar
dalam Batumbang Apam. Oleh karena itu meskipun Batumbang Apam merupakan
kepentingan pribadi tetapi dalam proses pelaksanaannya dilakuakan dengan gotong royong
dengan masyarakat yang tinggal disekitar orang yang mengadakan Nadzar , tanpa harus ada
memberi makanan persembahan ketika persembahan sudah dibacakan dao dan acara
masyarakat Puruk Cahu Seberang yang masih dilaksanakan dan masih dibudayakan oleh
menetapkan suatu standar, sebagian besar bersifat sosial. Hal ini terjadi akibat proses
sosialisasi yang dialaminya. Dengan demikian penilaian terhadap orang lain atau objek dan
kejadian-kejadian yang bersifat universal, standar yang dipakai mungkin saja berbeda-beda,
karena di milikinya latar belakang yang berbeda, sehingga ekspresi nilai antara orang yang
satu dengan yang lain, tidak selalu sama. Perbedaan itu dapat disebabkan oleh faktor-faktor
individu, budaya, atau waktu. Bock (Lestari, 2011:35). Dengan kata lain mungkin saja terjadi
sesuatu yang dahulu di nilai baik, sekarang dinilai tidak baik, sehingga nilai budaya tersebut
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tradisi adalah bentuk
kegiatan manusia dalam hidup bermasyarakat yang didorong oleh hasrat ingin memperoleh
ketentraman batin atau mencari keselamatan dengan memenuhi tata cara yang ditradisikan
yang diselenggarakan oleh warga masyarakat sejak dahulu sampai sekarang dalam bentuk
dan tata cara yang relatif tetap dinamakan tradisi tradisional. Penyelengaraan tradisi adat ini
bagi masyarakat Desa Puruk Cahu Seberang dianggap sebagai penyampaiaan pesan kepada
Batumbang Apam ini diselenggarakan atas rasa syukur kepada sang pencipta yang telah
memberikan rejeki dan kesehatan. Tidak mengherankan bagi masyarakat Desa Puruk Cahu
Seberang apabila ada hajatan atau keinginan mereka pasti melakukanl Batumbang Apam
tersebut sebagai bentuk syukurnya karena diberikan kesehatan dan menginginkan hajatan
yang akan dilaksanakan berjalan dengan lancar.Pelaksanaan Batumbang Apam dipimpin oleh
seorang Sampang atau pemimpin yang mengetahui doa-doanya dan. Seorang Sampang
tersebut harus bisa menguasai suasana pada saat tradisi kebudayaan sedang berlangsung,
Sejarah merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau
dalam kehidupan manusia. Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau itu
meninggalkan jejak-jejak sejarah agar peristiwa itu dapat diketahui atau disampaikan kepada
generasi berikutnya. Terdapat beberapa hal yang dapat membantu menemukan jejak-jejak
1. Dalam tradisi Tumbang Apam ini diawali dengan salah satu peserta berdiri diatas
kain lima helai dan menghadap kehilir atau mengikuti aliran sungai.
14
2. Kedua pelepah kelapa yang telah dilengkapi dengan apam dan lilin yang telah
3. Acara ini dimulai dengan pembacaan Ayat-ayat suci Al-Qur’an, yang terdiri dari
surat Yasin Ayat 15 dan Ayat 17, setelah selesai pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an.
4. Kemudian arang dari lilin tersebut di tempelkan ke dahi peserta tersebut dan lanjut
5. Setelah acara ini selesai dilaksanakan, diadakanlah acara penutup yaitu makan
seprahan bersama-sama.
Interaksionisme simbolik merupakan makna dan simbol pada tindakan dan interaksi
masyarakat, dan memberiakn karakter khusus pada tindakan social dan interaksi social.
Seperti masyarakat Desa Puruk Cahu Seberang Kec. Murung yang melaksanakan tradisi
kebudayaan Batumbang Apam. Di dalam tradisi kebudayaan ini ada beberapa persyaratan
yang perlu dipersiapkan seperti: ( batang pelapah kelapa, beras kuning, nasi ketan putih, kue
apam.kue cucur, lilin, kain, dan tepung tawar ). Dimana dalam isi persembahan yang menjadi
Sejarah merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau
dalam kehidupan manusia. Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau itu
meninggalkan jejak-jejak sejarah agar peristiwa itu dapat diketahui atau disampaikan kepada
yang dapat membantu menemukan jejak-jejak sejarah yang terjadi pada masa lampau. Maka
tradisi kebudayaan Batumbang Apam berada di balik perbuatan masyarakat atau makna di
seluruh kehidupan dan pemikiran tradisi kebudayaan dan kepercayaan masyarakat. Makna
tradisi kebudayaan Batumbang Apam ialah bentuk dari rasa syukur atas kesembuhan
penyakit yang di angkat oleh sang pencipta. Kebudayaan Batumbang Apam memang sudah
menjadi tradisi masyarakat Desa Puruk Cahu Seberang. Penerangan yang di lakukan dalam
tradisi Batumbang Apam ini, dimana pemimpin pelaksanaan Batumbang Apam mulai
membacakan doa-doa dan shalawat dimana dalam melantunkan shalawat, pemimpin sambil
menapung tawar dan menghamburkan beras kuning kepada orang yang ber Nadzar.
ini ada syarat-syarat yang harus disiapkan oleh masyarakat yang mempunyai Nadzar. Yang
dilakukan dalam tradidsi Batumbang Apam ini dimana ucapan bentuk rasa syukur, atas
kesembuhan dari penyakit yang dialami oarang tersebut. Tradisi Batumbang Apam ini tidak
dapat dihilangkan dari kepercayaan masyarakat yang percaya akan hal ini khusunya di Dsa
INTERAKSIONIS
TRADISI KEBUDAYAAN
BATUMBANG APAM
17
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Menurut Saryono (2010) , penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk
pengaruh social, yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan
kuantitatif.
Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu kondisi atau
fenomena secara mendalam dengan melakukan pengumpulan data dan menganalisa data serta
teori yang sedang diteliti. Menjelaskan juga dapat diartikan sebagai menganalisa data dari
fakta-fakta yang sudah digali sebelumnya dalam bentuk analisa yang mendalam dan rinci
yang berkaitan dengan topik penelitian. Penelitian kualitatif juga bertujuan untuk
memverifikasi suatu teori yang dijabarkan atau sudah ada yang menjadi dasar dari penelitian
akan diuji kebenarannya, dimana nantinya bisa dapat diketahui kebenarannya berdasrkan
hasil penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif ini teori sudah
disusun sejak awal sehinggga sangat memungkinkan juga dalam penelitian ini memunculkan
teori baru.
18
teori baru. Selain itu, penelitian kualitatif juga dapat mengungkapkan masalah-masalah
realitas subyektif seperti masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem nilai, agama atau
masalah kebudayaan. Namun memang tidak semua bisa dipastikan untuk bisa diungkapkan
penelitian turun ke lapangan, analisis data, dan kesimpulan data sampai dangan penulisan
mendalam.
permasalahan yang ingin peneliti angkat. Sehingga peniliti membutuhkan informasi langsung
dari informan. Sesuai dengan namanya, penelitian kualitatif lebih menekankan pada kualitas
dan entitas yang diteliti. Secara umum penelitian kualitatif bertujan untuk memahami makna
yang disimbolkan dalam perilaku masyarakat menurut prsspektif masyarakat itu sendiri dan
metode metode penelitian kualitatif adalah metode untuk mengetahui suatu kebenaran dan
Jenis penelitian yang digunakan ini memberikan gambaran secara sistematis, faktual,
dan akurat. Mengenai tradisi kebudayaan Batumbang Apam di Desa Puruk Cahu Seberang.
Dasar penelitian yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi secara
langsung, yang bertujan untuk mengumpulkan data dan informai dari sejumlah informan
memperoleh data penelitian. Penetapan lokai penelitian merupakan tahap yang sangat penting
akan mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan penelitian secara langsung di Desa Puruk Cahu Seberang Kec. Murung.
sejauh mana tradisi kebudayaan Batumbang Apam dilakukan oleh masyarakat Desa Puruk
Cahu Seberang. Selain itu kenapa peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Desa Puruk
mengumpulkan data. Oleh karena itu peneliti memutuskan Desa Puruk Cahu Seberang Kec.
Fokus penelitian adalah tradisi kebudayaan Batumbang Apam di Desa Puruk Cahu
Sumber data pada penelitian ini didapat dari tempat yang dijadikan objek sumber
1. Data Primer
Menurut Nasution (2003) data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari
bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kat-kata dan tindakan. Kata-kata
dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau
a. Pemimpin Kebudayaan.
b. Masyarakat sekitar.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam
sumber lainya ataupun publikasi lainnya yang terkait dengan penelitian. Penelitian
menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah
sekitar.
Teknik pengumpulan data adalah cara diamana peneliti dapat memperoleh deengan
berbagai cara agar dapat data yang peenliti peroleh lebih akurat dan relevan dengan cara
sebagai berikut:
1. Observasi
tampak pada objek penelitian yang ditinjau secara langsung ke tempat penelitian. Observasi
di lakukan di Desa Puruk Cahu Seberang dengan menanyakan langsung kepada pemimpin
kebudayaan dan masyarakat sekitar tentang fakta tradisi kebudayaan Batumbang Apam
tentang gejala atau hal-hal yang diteliti. Observasi menjadi salah satu metode pengumpulan
data, dengan peninjauan langsung di lokasi, unntuk membuktikan kebenaran sebuah desain
penelitian. Menurut kartini kartono observasi ialah pengujian dengan tujuan tertentu
mengenai sesuatu, khususnya tujuan untuk mengumpulkan fakta, nilai, satu verbalisasi atau
a) Observasi partisipasi
lapangan.
c) Observasi kelompok
Ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu
2. Wawancara
Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara mendalam secara semi terstruktur
dengan narasumber dan informan lainnya. Dalam hal ini diawali dengan mengajukan
diharapkan mendapatkan jawaban dan penjelasan sesuai dengan hal-hal yang berhubungan
Adapun wawancara yang dilakukan dilapangan yang cocok dan sesuai dengan
pedoman wawncara yang telah disiapkan. Pedoman wawancara yang telah disiapkan
yang dibutuhkan.
3. Dokumentasi
Untuk melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi, peneliti
mengambil beberapa gambar , dan mendengarkan arti-arti dan penjelasan yang membahas
Dalam penelitian ini digunakan analisis data yang lebih dikembangkan oleh
Miles dan Huberman dalam Sugyono (2003) mengemukakan analisis model interaktif dengan
3 (tiga) prosedur yaitu reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.
23
1. Data yang diperoleh dilapangan jumblahnya cukup banyak, untuk itu perlu di catat secara
teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan semakin lama peneliti dilapangan, maka
2. Penyajian Data
Penyajian data atau display data dimaksud sebagai sekumpulan informasi tersusun
yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan tindakan. Dengan melihat
penyajian-penyajian, kita dapat memahami yang sedang terjadi dan apa yang harus
dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan bagi peneliti melihat gambaran secara
keseluruhan.
3. Penarikan Data
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh
selama penelitian berlangsung, dan dilakukan secara kontinu sepanjang penelitian penarik
permasalahan yang muncul, yang bisa mendukung teori penyempurnaan teori. Dengan
demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif bisa menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan
bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara
DAFTAR PUSTAKA
Ritzer, George dan Goodman, Douglas. 2008. Teori sosiologi: Dari Teori
Gramedia.
Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Kuantititatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Miles, B Mathew dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber