Anda di halaman 1dari 30

TUMPENG PESISIRAN IBU SRI DWI MURNIYATI

Disusun oleh Kelompok 3 / X.1


Yang beranggotakan ;

1. ADELLIA RAHMA PUTRI


2. AHMAD ISMAIL MARZUKI
3. BAGAS NUR ROHMAD
4. LISA OLIVVIA
5. MUHAMMAD NUR HIDAYATULLAH
6. NELLY ZAHROTUN NAIMAH
7. PUTRI ANIWATI
8. QOONI'AH
9. SUYYIN NADHIROH

SMA N 1 PAMOTAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROV. JAWA TENGAH

0
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami Penyusun
dapat membuat Laporan Penelitian Sosial Tumpeng Pesisiran ini.
Penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan
penyusunan laporan ini untuk hasil kegiatan belajar di SMA Negeri 1
Pamotan.
Pada laporan ini kami mendeskripsikan tentang kegiatan Learning Tour
Tumpeng Pesisiran yang dilakukan oleh kelompok 3 tepatnya di Desa
Dasun Kec. Lasem Kab. Rembang pada hari Rabu Kliwon 15 Maret 2023.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat.
Saran dan kritik yang sifatnya membangun begitu diharapkan oleh
Penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan laporan berikutnya. Dalam
kesempatan ini, tujuan dari laporan ini yaitu untuk memenuhi tugas pada
mata pelajaran Sosiologi. Sebelum itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Indarti P.N, S.Pd dan Bpk. Suhadi, M.Pd, selaku Guru Sosiologi
yang telah memberikan tugas dan membimbing kami dalam hal ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
membantu dalam kemajuan serta perkembangan SMAPA. Kami ucapkan
terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu, semoga
Allah SWT membalas semua kebaikan kalian. Amin.

Pamotan, 3 April 2023

1
ABSTRAK

Tumpeng merupakan kuliner khas masyarakat desa Dasun. Kuliner yang


lekat dengan kandungan gizi, masih menjadi identitas sosial masyarakat
desa Dasun khususnya dalam hal kegiatan doa bersama ketika ada
hajatan keluarga dan masyarakat. Hal menarik yang kami suguhkan dalam
laporan ini adalam perihal kekhasan tumpeng desa dasun beserta proses
masaknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
desktiptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan
pengamatan. Pada hasil penelitian ini didapatkan jenis tumpeng pesisiran
yang terdapat pada Desa Dasun, Kecamatan Lasem. Berdasarkan hasil
penelitian yang kami lakukan, kami simpulkan sebagai berikut. Pertama,
tumpeng masyarakat desa Dasun adalah jenis tumpeng masyarakat pesisir
yang bahan lauk-pauknya berasal dari laut, tampak, dan sekitar pantai.
Kegiatan memasak tumpeng pesisiran ini masih menggunakan resep
leluhur mereka. Adapun proses memasaknya dilakukan di pawon masing-
masing warga. Semoga hasil penelitian ini menjadi khasanah sumber
belajar di mata pelajaran Sosiologi SMA Negeri 1 Pamotan, serta dapat
mendorong kelestarian kuliner khas masyarakat nusantara.
Kata kunci: Tumpeng pesisiran, masyarakat desa dasun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II. Kajian Pustaka
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pedoman Pengamatan
3.2 Pedoman Wawancara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Perjalanan
4.2 Lokasi Penelitian
4.3 Memasak Tumpeng PesisiranPEMBAHASAN
BAB V. PEMBAHASAN
5.1 Alat dan bahan
5.2. Cara membuat tumpeng:
5.3 Model rekayasa pemajuan desa dengan tumpeng pesisiran
BAB VI. PENUTUP
6.1 Simpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN PENDUKUNG

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap masyarakat mempunyai kebiasaan atau adat-istiadat yang khas


yang senantiasa dilakukan, dikerjakan, dan dipelihara secara turun-
temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya tanpa mengalami
perubahan yang berarti. Adat-istiadat tersebut dipelihara oleh masyarakat
pemiliknya karena dianggap memiliki nilai atau makna yang luhur atau
paling tidak memiliki nilai fungsional bagi masyarakat tersebut.

Salah satu adat-istiadat atau kebiasaan tersebut adalah tradisi pembuatan


nasi tumpeng bagi masyarakat Jawa. Tumpeng merupakan bentuk atau
tepatnya adalah cara penyajian makanan khas masyarakat Jawa yang
berupa nasi dan lauk-pauknya yang ditata atau dibentuk kerucut seperti
gunung.

Biasanya tumpeng dibuat atau disajikan dalam rangka memperingati hari


besar tertentu, sebagai pelengkap upacara keagamaan tertentu, atau
sebagai tanda rasa syukur dan juga sekaligus untuk memohon
keselamatan dan berkah dari Tuhan. Makanan yang berupa tumpeng
dibuat atau peserta upacara untuk dimakan bersama-sama setelah selesai
acara pembacaan doa.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tentang tumpeng, masalah dalam


pembelajaran kali ini tentang para siswa memahami dan mempraktikkan
materi penelitian sosial melalui tumpeng pesisiran.
Dengan demikian maka rumusan masalah dalam pembelajaran ini adalah
bagaimana membuat tumpeng pesisiran. Rumusan pertanyaan ini
kemudian diturunkan menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut;
1. Apa dan dari mana bahan-bahan yang dibutuhkan dalam membuat
tumpeng pesisiran?
2. Bagaimana proses membuat tumpeng pesisiran?
3. Bagaimana model rekayasa pemajuan desa dengan tumpeng
pesisiran?

4
1.3 TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui apa dan dari mana bahan-bahan yang dibutuhkan


dalam membuat tumpeng pesisiran.
a. Untuk mengetahui bagaimana proses membuat tumpeng
pesisiran.
b. Untuk mengetahui model rekayasa pemajuan desa dengan
tumpeng pesisiran.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Dengan adanya penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai


berikut :
1. Bagi akademik, penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan dan
rujukan bagi Antarpologi/Sosiologi khususnya tentang tradisi
tumpengan bagi masyarakat di Desa Dasun Kabupaten Rembang.
2. Bagi penulis bermanfaat sebagai wawasan untuk melakukan
penelitian yang lebih baik kedepannya.
3. Bagi masyarakat penelitian ini dapat bermanfaat sebagai penambah
informasi mengenai kebudayaan masyarakat Dasun terutama
mengenai nasi tumpeng pesisiran yaitu makanan khas masyarakat
Dasun dan juga supaya dapat melestarikan kebudayaan Dasun
tersebut.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Lestari (2016) dalam tulisannya yang berjudul Nasi Tumpeng, A Way To
Convey The Message Through Meaningful Signs. International Review of
Humanities Studies, memaparkan dengan apik tentang bagaimana
mengenal tumpeng dari cerita tutur. Ada banyak pendapat tentang kata
tumpeng. Ada yang berpendapat bahwa tumpeng berasal dari kata
tumpeng berasal dari tumumpang ing… dan sakkupeng ing…. Kata
tumumpang ing… mengacu pada nasi berbentuk kerucut yang berada di
atas sedangkan sakkupeng ing… mengacu pada lauk pauk yang ada di
sekitar nasi berbentuk kerucut (Lestari, 2016:41).
Dalam hal bentuk, Rodhi (2007) menginformasikan bahwa setiap tumpeng
terdiri dari tumpeng kerucut dan tumpeng parabolik. Namun menurut
Alfajria & Sudjudi (2015) bentuk tumpeng tidak selalu demikian, dimana
tumpeng selalu muncul dalam beragam bentuk dan kelengkapan.
Keragaman bentuk tumpeng inilah, menurut Sugiman (2019) telah
menjadi ekspresi nilai estetika masyarakat Jawa dalam menghias
makanan.
Makna tumpeng kerapkali dihubung-hubungkan dengan ruang kebatinan
masyarakat Jawa. Makna klasik yang melangit itu kemudian tidak mudah
dijangkau oleh generasi muda. Beberapa studi tumpeng yang
berhubungan dengan makna klasik dapat dilihat pada studi Sutiyono
(1998) dan Rondhi (2007). Menurut Sutiyono (1998:2) tumpeng dan
gunungan dalam kebudayaan masyarakat Jawa menjadi simbol dari
berbagai fenomena, antara lain keselamatan, kedamaian, dan
keseimbangan alam. Begitu halnya dengan Rodhi (2007) Ia memaknai
tumpeng dalam sudut pandang alam kebatinan seks orang Jawa.
Menurut Rodhi, makna tumpeng kerucut adalah simbolisasi dari kelamin
laki-laki (kerucut) dan tumpeng parabolik merupakan simbolisasi dari
perut atau rahim seorang perempuan. Hal senada juga disampaikan
Suparman (2019:75) dimana tumpeng masih digunakan untuk
dipersembahkan kepada pasangan pengantin saat ritual suci keagamaan.
Bahkan dalam studi terbaru yang dilakukan Fitriana (2021) tumpeng juga
masih direpresentasikan dengan ritual peneguhan mereka pada roh yang
telah menjaga desa. Sulastri & Apriyani (2021) tumpeng masih digunakan
struktur sosial sebagai alat pengesahan pranata pranata dan lembaga
kebudayaan, sebagai alat pendidikan (pedagogical device), dan sebagai

6
alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu
dipatuhi anggota.
Penelitian-penelitian tentang tumpeng ternyata tidak sebatas pada kajian
makna saja. Beberapa peneliti telah mengkaji hubungan tumpeng dengan
kajian ilmu pengetahuan yang lain. Penelitian tumpeng yang berhubungan
dengan kajian ilmu pengetahuan dapat dilihat dari penelitian tumpeng
juga dihubungkan dengan potensi dan pengenalan tempat tinggal. Studi
tersebut dapat dilihat pada Lestari (2016) dimana ia telah memaparkan
bahwa pesan yang bisa ditangkap dari sebuah tumpeng adalah tentang
lokasi tempat tinggal mereka. Melalui tumpeng, mereka mencoba
mengungkapkan bahwa ada dua dunia, darat dan laut yang dapat
memenuhi kebutuhan pangan manusia.
Masyarakat menyadari bahwa lokasi yang sangat strategis dan
bermanfaat. Masyarakat perlu menjaga lingkungan hidup sekaligus
menjaga Kesehatan. Masyarakat melihat bahwa mereka bisa tidak hidup
sendiri sehingga harus menjaga kesadaran sosial terhadap masyarakat
dan lingkungan, sebagai klimaks untuk menyampaikan

7
BAB III
METODE PENELITIAN

Pedoman Pengamatan
● Mengamati alat yang digunakan masyarakat dalam melakukan
aktivitas keseharian.
● Mengamati produk unggulan apa yang dimiliki masyarakat.

Pedoman Wawancara
● Menanyakan asal usul masyarakat yang dikunjungi
● Menanyakan asal-usul atau sejarah masyarakat yang kamu
kunjungi.
● Menanyakan aktivitas keseharian masyarakat yang kamu kunjungi.
● Menanyakan alat-alat yang digunakan masyarakat dalam aktivitas
kesehariannya.
● Menanyakan apa saja produk unggulan masyarakat yang kamu
kunjungi.
● Menanyakan asal usul tradisi tumpengan ada di masyarakat.
● Menanyakan rempah apa saja yang digunakan membuat tumpeng
pesisiran.
● Menanyakan dari mana resep rempah didapatkan.
● Menanyakan bagaimana bentuk dan karakteristik rempah yang
digunakan membuat tumpeng
● Menanyakan dari mana mendapatkan rempah yang digunakan
membuat tumpeng pesisiran.
● Menanyakan mengapa menggunakan rempah tersebut, dan apa
fungsinya dalam makanan.
● Menanyakan rempah yang digunakan membuat tumpeng pesisiran
● Menanyakan bahan daging hewan yang hidup di darat.
● Menanyakan bahan daging yang hidup di air.
● Menanyakan sayuran yang digunakan.
● Menanyakan jenis tumpeng yang dibuat (tumpeng kuning/
tumpeng putih).
● Menanyakan cara membuat tumpeng nasi kuning.
● Menanyakan cara membuat tumpeng nasi putih.
● lauk pauk yang digunakan.
● Menanyakan bahan-bahan yang digunakan memasak lauk-pauk.

8
● Menanyakan cara memasak lauk pauknya.
● Menanyakan cara menata tumpeng.
● Menanyakan tempat sajian tumpeng yang digunakan.
● Menanyakan pada acara apa warga membuat tumpeng.
● Menanyakan bagaimana prosesi tumpengan berlangsung.
● Menanyakan apa yang dirasakan warga pada saat membuat
tumpeng.
● Menanyakan apa yang dirasakan warga setelah tumpengan.
● Menanyakan apa yang dirasakan warga ketika tidak melakukan
tumpengan.
● Menanyakan apakah tradisi tumpeng masih ada sampai sekarang.
● Menanyakan apakah terjadi perubahan perubahan menggunakan
tumpeng pada saat acara.

9
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Awal mulanya asal usul munculnya program leaning tour penelitian sosial,
pada tanggal 25 Desember 2022 yang tepat di mana tahun lalu, yang di
mana Bu Indarti memberitahu kepada kami (murid murid), tentang
semester 2, mapel sosiologi ada materi tentang penelitian sosial. rencana
Bu In di sini dan Pak Suhadi akan mengadakan penelitian sosial, yang
dikemas dengan jalan-jalan yang yang diberi nama, dengan leaning Tour.
yang di mana isi dari leaning tour tersebut adalah pokok kajian yang akan
dipelajari bertemakan kuliner dengan tempatnya di Desa dasun,
Kabupaten Rembang. Awal mula Bu in dan Pak Suhadi akan mengadakan
leaning Tour, Pada sore jam 15.00 untuk berangkat ke Dasun, menuju
rumah penduduk belanja kebutuhan acara, untuk memasak, malam
menginap di rumah penduduk sembari berbincang-bincang Bagaimana
proses nanti membuat tumpeng, membagi tugas siapa yang memasak,
membuat artikel, memfoto dan memvideo semua proses dari mulai awal
sampai akhir. Pagi menjelang siang presentasi tumpeng yang sudah
dibuat setelah itu makan bersama dan pulang bersama-sama.
Tapi hal semula yang sudah direncanakan tidak sesuai ekspektasi. Bu In
dan Pak Suhadi merembuk kembali rencana agar leaning tour ini bisa
pelajaran lancar, Bu In dan Pak Suhadi memberitahukan lagi kepada
murid-murid tentang info untuk leaning tour ke Daun. Bahwa murid-murid
tidak jadi menginap di rumah para penduduk-penduduk desa di Desa
dasun, dan jadwal berangkatnya adalah pagi hari ke desa dasun, dan
langsung ke rumah penduduk, yang di mana Di rumah penduduk itu
sudah disiapkan barang-barang, dan bahan-bahan, apa saja yang akan
diproses, untuk pembuatan tumpeng, setelah selesai membuat tumpeng
tepatnya pada jam 14.00 kami sudah disarankan untuk selesai membuat
tumpeng pesisiran, untuk dibawa ke aula, untuk dimakan bersama-sama.
Setelah semuanya selesai semua orang beres-beres dan pulang bersama-
sama.
Sebelum kita melakukan learning tour penelitian sosial semua siswa selalu
berkumpul di ruang musik dan juga di Aula dengan ditemani Pak Suhadi
dan Bu Indarti guna mendapat pendampingan dan penjelasan agar pada
saat di dasun tidak terjadi masalah. Pada hari Rabu,15 Maret 2023 semua
kelas 10 melakukan program learning tour penelitian sosial di desa dasun,
kecamatan Lasem, kabupaten Rembang. Sebelum kita ke desa dasun
semua siswa berkumpul di lapangan sekolah. Sambil menunggu bus
datang, semua siswa diberitahu persiapan sebelum ke desa dasun. Bapak
Suhadi memberikan penjelasan kepada semua siswa saat berada di di
rumah pendamping.

10
Semua siswa harus sopan santun kepada para pendamping di dasun dan
bekerjasama membantu untuk membuat tumpeng pesisiran. Dan setelah
itu semua siswa berdoa bersama dengan dipimpin oleh Bapak Khamid.
Kita mendapatkan arahan untuk menaiki Bus, yang mana disana ada 4
Bus ban dobel dan 8 Bus kecil. Seminggu sebelum hari Rabu kami sudah
diberi tahu untuk membuat ID card dengan foto di studio SMA NEGERI 1
PAMOTAN dengan 2 sesi. Sesi pertama adalah foto bersama dengan
anggota kelompok dan sesi ke-2 foto satu-satu anggota kelompok.

Malam hari sebelum berangkat ke Dasun, kelompok kami mendapatkan


Whatsapp dari ibu pendamping kami untuk membawa daun pisang dan
tikar, agar membantu dalam kegiatan pembuatan wadah tumpeng dan
berkumpul di aula.
1. Buk, asal usul masyarakat dasun niku pripun buk? Bu Mur menjawab
bahwa masyarakat disini mayoritasnya adalah penduduk asli tetapi
beliau sendiri tidak asli dari Desa Dasun dan Bu Dewi menjawab " Maaf
mbak saya kurang tahu mengenai hal itu "
2. Buk, rempah ingkang diagem niku nopo mawon, kantuk e rempah niku
sangking pundi buk kok milih rempah niku sebabe nopo lan fungsine
kangge tumpeng pripun? Bu Mur menjawab bahwa bahan yang
dibutuhkan adalah bahan utama seperti Cabai, bawang merah, bawang
putih, garam, kemiri, mrica, ketumbar, dll. Bu Dewi sendiri
mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan ini dari pasar. Bahan-
bahan ini sudah melekat saat kita mau membuat tumpeng fungsinya
untuk menambah cita rasa tumpeng yang khas dan enak.

11
3. Sayuran ingkang dibutuhake niku nopo mawon? Bu Mur menjawab
bahwa sayurannya sesuai dengan selera, yang Bu Mur gunakan saat
itu antara lain wortel, daun singkong,daun selada daun bawang,
tomat, dll.
4. Tumpeng niku macame wonten kalih nggeh buk,tumpeng sekul kuning
kalih tumpeng sekul putih. Nah cara damele niku wonten bedane nopo
mboten buk? Bu Mur pun menjawab lagi bahwa tumpeng nasi kuning
dan tumpeng nasi putih berbeda. Dari nasinya, kalau tumpeng nasi
putih menggunakan beras biasa tetapi kalau tumpeng nasi kuning
menggunakan beras ketan dan santen. Cara memasaknya juga
berbeda, tumpeng nasi kuning terdapat campuran kunyit sebagai
pewarna kuningnya sedangkan pada tumpeng nasi putih tidak ada
campuran kunyit.
5. Lauk pauk ingkang dibutuhake damel tumpeng niku nopo mawon
buk,bahan bahan kangge masak lauk pauk niku ngagem nopo mawon
kaleh cara masak lauk pauk niku pripun? Lagi dan lagi Bu Mur
menjawab pertanyaan dari kami dengan baik dan penuh senyuman
bahwa lauk pauk yang digunakan sesuai selera masing-masing.
Kebetulan tumpeng yang kami buat adalah tumpeng pesisiran, maka
lauk pauk yang digunakan Bu Muryaitu ikan. Ikan nus dan Ikan
Bandeng sangat enak sekali. Disini ikan bandeng dibuat acar bandeng
dan ikan nus nya di buat asam manis cumi. Bahan-bahan yang
dibutuhkan kurang lebihnya ada kunyit, cabai, bawang merah dan
bawang putih, sedikit garam dan gula, dll. Sedangkan cumi asam
manis nya kurang lebih ada bawang bombai, blue band, cabe setan,
dll.
6. Tumpeng natane pripun buk, didamel pas acara nopo mawon. Umpami
pas acara mboten ndamel tumpeng pripun buk? Bu Mur menjawab
bahwa tumpeng dibuat dengan nasi di taruh di tengah dan dikelilingi
oleh lauk pauk yang sudah dibuat. Tumpeng dibuat saat ada acara-
acara diantaranya acara ulang tahun, saat bangun rumah, sedekah
bumi, syukuran, dll.
7. Cara damel tumpeng kawet biyen ngantos sakniki niku berubah nopo
mboten? Kalih niku bu masyarakat mriki wonten sing nentang mboten
ndamel tumpeng? Kata Bu Mur bahwa cara memasak tumpeng tidak
pernah berubah dari dulu hingga sekarang cuman mungkin sekarang
terdapat variasi yang dulu tidak ada contohnya tumpeng nasi putih
dengan pucuk tumpeng nasi kuning. Dan pada warga Dasun tidak ada
yang menentang membuat tumpeng.

Alhamdulillah kita semua bersama pendamping, kami bersalaman dan


diajak menuju rumah beliau. Penyambutan yang menghangatkan dan
disambut dengan ramah yang penuh senyuman membuat kami merasa

12
nyaman. Di rumah Bu Mur kami disuguhi dengan jajan yang beraneka
ragam.

Setelah itu kami bergegas untuk melaksanakan tugas kami membantu bu


Mur membuat tumpeng. Mulai dari bahan-bahan yang digunakan kita
kelupas, mencuci ikan bandeng dan ikan nus (cumi-cumi), dan pembuatan
hiasan untuk menghias tumpeng yang akan dibuat. Setelah semua lauk
pauk dan bahan yang dibutuhkan sudah siap, kita segera membuat
tumpeng dan menghiasnya. Hiasan untuk menghiasi tumpeng ini dibuat
oleh kelompok kami sendiri yang laki-laki. Jadi kelompok kami memiliki
kerja sama yang bagus dalam kegiatan learning tour ini. Kemudian
tumpeng yang sudah jadi tadi dibawa ke aula Dasun. Disini tumpeng yang
kami buat dinilai dan terdapat 5 juara dari 32 peserta. Dan
Alhamdulillah,kelompok kami mendapat juara 3.
Pembuatan laporan penelitian sosial kegiatan learning tour tumpeng
pesisiran ini didampingi penuh oleh Bapak Suhadi. Setiap kelompok
diwakili 2 anak untuk kumpul di Ruang Pameran SMA NEGERI 1 PAMOTAN
untuk mendapatkan penjelasan perkelas dari Bapak Suhadi dengan sangat
jelas dan mudah. Banyak hal yang sudah ada dan kita tinggal nyalin dan
tinggal menambahkan yang belum ada. Hal yang sudah ada dan tinggal
disalin itu antara lain daftar pustaka, Latar belakang, rumusan masalah,
dll. Pendampingan ini sangat membantu dalam kemudahan kami
membuat laporan. Setelah laporan selesai, laporan kami semua di revisi
lagi setelah itu kami menindak lanjuti laporan yang sudah di revisi. Oh ya,
pencetakan laporan ini atau nge print laporan ini di print kan oleh pihak
sekolah. Hal ini sangat membantu untuk memudahkan kami.

13
4.1. Perjalanan

Kami dari kelompok 3 ingin menceritakan sedikit pengalaman yang kami


dapatkan dari kegiatan learning tour di Desa Dasun Kec.Lasem
Kab.Rembang pada hari Rabu 15 Maret 2023. Kelompok 3 ini didampingi
oleh Bapak Puguh salah satu guru penjas orkes di SMA Negeri 1
PAMOTAN dan pendamping dari warga yaitu Bu Sri Dwi Murniyati. Di
kegiatan tersebut kita diajak untuk mengamati, menghasilkan, dan
menanyakan hal-hal yang bersangkutan dengan tumpeng pesisiran.

Mari kita mengenal anggota dari kelompok 3

14
Dan pendamping kami, Bu Sri Dwi Murniyati

Kita semua merasakan senang yang sangat luar biasa karena tidak
menyangka dapat mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dan
mengesankan yang tidak bisa diutarakan melalui kata-kata.

15
Sebelum kami berangkat ke Dasun, kami dikumpulkan terlebih dahulu di
lapangan SMA NEGERI 1 PAMOTAN untuk mengecek kelengkapan masing-
masing kelompok dan tidak lupa terlaksananya doa bersama agar kita
selamat sampai ke tujuan.

Dengan perjalanan yang menyenangkan maka pasti tidak terasa kita


sudah sampai di Lasem.

16
4.2 Lokasi Penelitian

Gambar di atas adalah saat kita sudah sampai di Lapangan Desa Dasun

4.3 Memasak Tumpeng Pesisiran

17
Berikut merupakan gambar dokumentasi saat pembuatan tumpeng

Berikut merupakan gambar membuat hiasan tumpeng dan wawancara


bersama Bu Mur.

Bahan-bahan;

18
Setelah itu kami bergegas untuk melaksanakan tugas kami membantu Bu
Mur membuat tumpeng. Mulai dari bahan-bahan yang digunakan kita
kelupas, mencuci ikan bandeng dan ikan nus (cumi-cumi), dan pembuatan
hiasan untuk menghias tumpeng yang akan dibuat. Bahan-bahan yang
digunakan untuk memasak lauk pauk berbeda Mulai dari bumbu acar
bandeng, bumbu mie, bumbu daun pepaya dan teri, bumbu cumi, bumbu
kering tempe, dan bumbu urap.

Kelompok kami bekerjasama dengan baik dalam proses pembuatan


tumpeng pesisiran ini.

19
Setelah semua lauk pauk dan bahan yang dibutuhkan sudah siap, kita
segera membuat tumpeng dan menghiasnya. Kami mencetak nasi
tumpeng menggunakan alat yang berbentuk kerucut yang di dalamnya
dilapisi oleh daun pisang. Hiasan untuk menghiasi tumpeng ini dibuat oleh
kelompok kami sendiri . Jadi kelompok kami memiliki kerja sama yang
bagus dalam kegiatan learning tour ini.

Alhamdulillah tumpeng kelompok kami, kelompok 3 sudah jadi.


Setelah itu tumpeng yang sudah jadi dibawa ke Gedung serbaguna Dasun.

20
Sesampainya kami di Gedung Serbaguna Dasun, kami menata tikar yang
kelompok kami bawa untuk dijadikan alas duduk untuk makan bersama
nantinya. Suasana di Gedung Serbaguna Dasun sangat ramai sekali dan
terlihat semua kelompok begitu lelah namun tetap semangat. Disini
terdapat banyak sekali orang-orang penting dari Desa Dasun seperti
Kepala Desa, TNI, Mbah Modin, dll. Acaranya sangat menyenangkan.
Kegiatan seperti ini dapat menambah rasa kekeluargaannya. Dan dapat
melatih jiwa kesabaran kita dan melatih untuk kerjasama.

Kemudian tumpeng yang sudah jadi tadi dibawa ke gedung serbaguna


Dasun. Disini tumpeng yang kami buat dinilai dan terdapat 5 juara dari 32
peserta. Dan Alhamdulillah kelompok kami mendapatkan juara 3.

Sekian dokumentasi yang dapat kami sampaikan karena banyak peristiwa


yang hanya dapat dirasakan tidak dapat diutarakan dengan kata-kata.

21
Terimakasih kepada Bu Mur yang telah sabar menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang kami lontarkan dan dengan jawaban ibuk yang disertai
dengan senyuman membuat kami mudah menyerap apa yang ibu
sampaikan. Terimakasih juga kepada SMA NEGERI 1 PAMOTAN terkhusus
kepada guru sosiologi Bu Indarti dan Pak Suhadi. Terimakasih juga
kepada Pak Puguh yang telah mendampingi kelompok kami dengan penuh
kesabaran dan guyonan yang membuat kami tidak tegang.

22
BAB V. PEMBAHASAN
5.1 Alat dan Bahan
Bahan nasi tumpeng putih:
1. Beras.
2. Santan instan.
3. Garam.
4. Air.
Bahan lauk pauk:
1. Ikan Bandeng.
2. Ikan cumi untuk cumi asam manis
3. Tempe untuk lauk kering.
4. Urap daun singkong dan ikan Pari
5. Mie untuk lauk mie kuning.
Bahan pelengkap:
1. Daun pisang untuk alas.
2. Wortel dan cabe untuk hiasan.
3. Serta timun secukupnya.
4. Tomat secukupnya untuk hiasan.

5.2. Cara membuat tumpeng


1. Pertama - tama cuci terlebih dahulu berasnya...
2. Masak beras bersama air dalam dandang hingga matang & pulen
terlebih dahulu. Sambil menunggu siapkan nampah yang dilapisi
lipatan daun pisang.
3. Cetak nasi putih pulen pada cetakan tumpeng. Versi aku : Beri nasi
putih pulen yang dicetak bulat menggunakan wadah makan sebagai
dasar. Lalu tumpuk atasnya dengan nasi putih yang dicetak
menggunakan kerucut seng . (Note : lapisi daun pisang pada
cetakan kerucut dan pada alas tampah yang digunakan untuk
tempat Tumpeng ).
4. Tata lauk pauk, yakni ikan, telur dan tempe di sisi kiri dan kanan
nasi tumpeng. Lapisi dengan beberapa lembar daun selada sebelum
menuang lauk pauk. Note : ini hanya versi saya saja ya menatanya.
Silahkan menata & berkreasi sesuai selera.
5. Isi bagian yang masih kosong dengan sayuran dan bumbu urap
secara terpisah. Tata sesuai selera dan kreasi supaya cantik,
menarik & menggugah selera.

23
6. Sajikan dan nikmati tumpeng bersama orang-orang terkasih.
Tumpeng sebagai salah satu wujud syukurku terhadap segala hal
yang telah Allah beri hingga saat ini.

5.3 Model rekayasa pemajuan desa dengan tumpeng pesisiran


Tumpeng pesisiran ini sudah melekat pada Dasun dikarenakan letak
Dasun yang memiliki laut yang memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan bahan bahan tumpeng pesisiran. Masyarakat Dasun sangat
melestarikan tumpeng ini dilihat dari kegiatannya yang melibatkan
tumpeng didalamnya. Dengan tumpeng ini masyarakat tahu oh ini
tumpeng pesisiran Dasun, nah dari itu Desa Dasun bisa terkenal dan bisa
menjadikannya sebagai penghasilan desa yang menguntungkan. Dilihat
bahwa warga Dasun ini dapat bekerjasama yang baik membuat
kegiatannya bisa terlaksanakan dengan lancar.

24
BAB VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari hasil Penelitian mengenai tumpeng
pesisiran dan juga pengamatan di desa Dasun yang bertempat di Desa
Dasun,Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang,Jawa Tengah yang
dilaksanakan pada Rabu,15 Maret 2023 antara lain: Pertama, tumpeng
masyarakat desa Dasun adalah jenis tumpeng masyarakat pesisir yang
bahan lauk-pauknya berasal dari laut, tampak, dan sekitar pantai.
Kegiatan memasak tumpeng pesisiran ini masih menggunakan resep
leluhur mereka. Adapun proses memasaknya dilakukan di pawon masing-
masing warga.
6.2 Saran
Demikianlah laporan penelitian ini kami buat. Semoga laporan ini dapat
diterima dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Tidak lupa kami ucapkan
syukur kepada Tuhan YME karena atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Dan tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada semua anggota kelompok 3 yang telah ikut
membantu dalam pembuatan proposal ini.
Segala saran dan kritik yang membangun sangatlah kami harapkan dari
semua pihak, karena kami menyadari bahwa laporan kami masih jauh
dari kata sempurna. Saran dan kritik tersebut semoga saja dapat menjadi
acuan atau pelajaran bagi kami semua untuk dapat menjadi lebih baik lagi
dihari esok. Atas segala waktu dan perhatiannya kami mengucapkan
terima kasih.

25
DAFTAR PUSTAKA

Alfajria, N., & Sudjudi, I. (2015). Ensiklopedia tumpeng. Visual


Communication Design, 4(1), 180630.
Alfath, E. D., & Permana, Y. S. (2016). Festival 1000 Tumpeng:
Komodifikasi tradisi, pariwisata, dan ‘territoriality’di Gunung Kelud
The Festival of 1000 Tumpeng: Commodification of tradition,
tourism, and ‘territoriality’in Kelud Mountain. Masyarakat,
Kebudayaan, dan Politik, 29(4), 169-180.
Amangkunegara III. (1986), Serat Centhini (Suluk Tambangraras) Jilid II,
Yayasan Centhini, Yogyakarta.
Cahyono, A. E. (2017). Evaluasi Pelaksanaan Authentic Assessment
Berdasarkan Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Ekonomi di
SMA Islam Al-Hidayah Jember. EQUILIBRIUM: Jurnal Ilmiah
Ekonomi dan Pembelajarannya, 5(1), 1-13.
Ferdiana, S., & Nasir, M. (2017). Penerapan Media Tumpeng Gizi
Seimbang Terhadap Pengetahuan Gizi Siswa Kelas 5-6 di SDN
11/262 Semolowaru. Infokes, 7(02), 17-21.
Fitriana (2021). Tumpeng Sewu Culinary Festival in Rituals of Bersih Desa
Kemiren as Tourism Object 2015-2019. Jurnal Historica Vol 5 No
1.
Hermansah, Angga. (2021). Pemajuan Kebudayaan Desa Dasun.
Yogyakarta: Lintas Nalar
Himmah, F., Monalisa, L. A., Pambudi, D. S., & Trapsilasiwi, D. (2019).
Ethnomathematics Of Tumpeng And Banyuwangi Tumpeng Sewu
Rituals As Students’ Worksheets. Pancaran Pendidikan, 8(1).
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (2012), “Nasi Tumpeng
Dipilih Menjadi Andalan Ikon Kuliner Tradisional Indonesia”,
tersedia di: www.travel.detik.com/travel-news/d-2124932/nasi-
tumpeng-jadi-pendorong-wisata-kuliner-indonesia (diakses 03
Maret 2023).
Krisnadi, A. R. (2020). Tumpeng Dalam Kehidupan Era Globalisasi
Tumpeng In The Era Of Globalization. Jurnal Hospitality dan
Pariwisata, 1(2).

26
Kurnia, A. R., Susilo, M. T., & Mardiana, M. (2018). Developing Balanced
Nutrition Snakes and Ladders as Educational Media for Balanced
Nutrition Tumpeng on Elementary School Student. Jurnal Dunia
Gizi, 1(2), 65-70.
Lestari, N. S. (2016). Nasi Tumpeng, A Way To Convey The Message
Through Meaningful Signs. International Review of Humanities
Studies, 1(1).
Mustikarani, W., & Ruhimat, M. (2018). Kelemahan dan Keunggulan
Implementasi Authentic Assessment dalam Pembelajaran
Geografi. Jurnal Geografi Gea, 18(2), 147-153.
Putra, I. N. T. A., Kartini, K. S., & Dewi, L. G. K. (2020). Pelatihan
Pembuatan Tumpeng Upakara sebagai Upaya Peningkatan Omset
UKM Adi Upakara. WIDYABHAKTI Jurnal Ilmiah Populer, 2(3), 93-
98.
Radix AP Jati, I. (2014). Local wisdom behind Tumpeng as an Icon of
Indonesian Traditional Cuisine. Nutrition & Food Science, 44(4),
324-334.
Rondhi, M. (2007). Tumpeng: Sebuah Kajian dalam Perspektif Psikologi
Antropologi. dalam Jurnal Imajinasi, 3 (1).
Rusdiana, E. Y. (2019). TUMPENG ROBYONG SEBAGAI SUMBER IDE
PENCIPTAAN MOTIF BATIK UNTUK BUSANA PESTA WANITA.
Ornamen, 16(1).
Setyonugroho, Exsan Ali. (2020). DASUN Jejak Langkah Dan Visi
Kemajuannya. Yogyakarta: CV Lintas Nalar
Siregar, O. M. (2018). Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Kelompok
Keluarga Miskin Untuk Menambah Penghasilan Melalui Pelatihan
Pembuatan Tumpeng Mini Di Kelurahan Pulo Brayan Bengkel
Medan. Abdimas Talenta: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,
3(2), 378-382.
Soekirman (2011), “Mengambil sejarah gizi Indonesia untuk melompat
menuju generasi masa depan yang lebih baik: pengembangan
pedoman gizi Indonesia”, Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition,
Vol. 20 No.3, hlm.447-451.
Soemardjan, S. (1985), “Pengaruh Budaya Terhadap Pangan Dan Gizi:
Kasus Indonesia”, dalam Biswas, N. dan Pinstrup-Andersen, P.

27
(Ed), Nutrition and Development, Oxford University Press, Oxford,
hlm.163-181.
Sugiman. (2019). Nilai Estetika Tumpeng Jawa. Widya Aksara : Jurnal
Agama Hindu, 22(1).
https://doi.org/10.54714/widyaaksara.v22i1.21
Sulastri, Y., & Apriyani, T. (2021). Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon
Desa Mangunweni Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen: Kajian
Folklor. MIMESIS, 2(2), 138-146.
Suparman, I. N. (2019). BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA TRADISI NGEJOT
TUMPENG. Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan
Kebudayaan Hindu, 10(2), 75-85.
Sutiyono, S. (1998). Tumpeng Dan Gunungan: Makna Simboliknya Ipa1,
lkm Kehidupan Masyarakat Jawa. Jurnal Cakrawala Pendidikan,
2(2).
Thamrin, H., Santoso, S., & Prayitno, A. (2017). Pengaruh Media Puzzle
Tumpeng Gizi Seimbang Terhadap Pengetahuan Gizi dan Pola
Makan Anak Taman Kanak–Kanak. Jurnal Gizi Dan Kesehatan,
1(1), 12-23.
Utami, B. (2009). Pengaruh strategi peta konsep dan diagram vee
terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan larutan
penyangga yang diukur dengan authentic assessment (Doctoral
dissertation, Universitas Negeri Malang).
Wardah, F. (2018). Pengembangan instrumen authentic assessment
berupa penilaian proyek untuk mengukur kompetensi
keterampilan siswa (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel
Surabaya).
Wijaya, S. (2019). Indonesian food culture mapping: a starter contribution
to promote Indonesian culinary tourism. Journal of Ethnic Foods,
6(1), 1-10.
Winasis, S. (2010). Penerapan metode student teams achievement
divisions (stad) disertai authentic assessment untuk meningkatkan
partisipasi dan penguasaan konsep dalam pembelajaran biologi
siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Nguter.
Wiyarsi, A. (2009). Penilaian proyek sebagai implementasi authentic
assessment untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan kerja

28
ilmiah mahasiswa. Jurnal Pendidikan Kimia FMIPA UNY.
Yogyakarta: UNY.

29

Anda mungkin juga menyukai