Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN HASIL PENELITIAN SOSIAL

TERHADAP EDUKASI LALU LINTAS KALANGAN PELAJAR

ANGGOTA KELOMPOK :
1. Kevin Rouf Hudaya A. W. (16)
2. Akhmad selamet Azizi (5)
3. Ahmad Zaenal Abidin (3)
4. Yuandi Hermanto (35)
5. Femilia Ayu Lestari (12)
6. Linda Fitri Asih (17)
7. Nur Mahmudah (26)
8. Nazzala Layyinatus S. (24)

SMA NEGERI 1 PAMOTAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Puji syukur kami panjatkan
kepada Tuhan yang maha esa, atas semua kehendaknya, kami berhasil
menyelesaikan laporan penelitian dengan tepat waktu yang berjudul "Laporan
Penelitian Sosial Terhadap Edukasi Lalu Lintas Kalangan Pelajar".

Penyusunan laporan penelitian ini ditulis berdasarkan wawancara langsung dengan


narasumber kami yaitu bapak ADE selaku Kapolsek Pamotan. Isi dari laporan ini yaitu
bertuliskan tentang wawancara kami dengan kepolisian Pamotan tentang edukasi
lalu lintas. Penulis, pemaparan dalam isi penelitian sederhana ini bisa
mempermudah pembaca untuk mengetahui tentang informasi terkait konflik sosial
edukasi lalu lintas yang sedang terjadi.

Kami menyadari bahwa hasil penelitian yang disusun masih jauh dari kata sempurna,
dan memiliki kekurangan dari berbagai aspek. Untuk itu, kami menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan penelitian ini.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Pamotan, 3 mei 2023


DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. rumusan masalah
3. Tujuan masalah
4. manfaat penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
1. Lokasi penelitian
2. waktu penelitian
3. Subjek penelitian
4. Pedoman penelitian
5. Dokumentasi wawancara
BAB IV HASIL PENELITIAN
1. Tata tertib lalu lintas
2. Sanksi bagi pengendara yang tidak menaati peraturan lalu lintas
3. syarat-syarat mengemudi sepeda motor
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Pendidikan tertib lalu lintas merupakan bagian dari pelajaran tata krama atau
pun sopan santun yang perlu diajarkan kepada setiap peserta didik, karena cerminan
budaya suatu bangsa dapat dilihat pada pola tingkah laku dalam berlalu lintas di
jalan raya. Pembelajaran sopan santun berlalu lintas berkaitan dengan etika dalam
berlalu lintas di jalan raya. Ketentuan mengenai pelanggaran lalu lintas telah tertera
dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Undang-undang
yang sudah berlaku bertolak belakang dengan tantangan yang harus dihadapi
berbagai pihak terkait pelanggaran lalu lintas, khususnya pada peserta didik usia
sekolah dasar. Menurut Yuliansyah (2014), perihal tugas dari unit dikyasa
(pendidikan dan rekayasa) bahwa sosialisasi yang dilakukan dengan pihak sekolah
tidak tersampaikan dengan baik yang disebabkan oleh proses sosialisasi pendidikan
lalu lintas yang kurang efektif.
Pihak yang berkewajiban dalam mengenai pemahaman peserta didik dalam
disiplin berlalu lintas, yaitu sekolah. Pihak sekolah mempunyai andil yang cukup
besar dalam menyelesaikan tantangan berupa masalah sosial di lapangan yang
dialami peserta didik.
Hasil observasi awal 8 banyak peserta didik melanggar peraturan rambu-rambu
lalu lintas seperti menyeberang jalan tidak di zebra cross, peserta didik yang usianya
belum mencukupi akan tetapi diperbolehkan mengendarai kendaraan bermotor,
sementara peserta didik belum memiliki surat izin mengemudi (SIM), bahkan KTP
dan lain sebagainya. Hal ini menjadi peringatan bagi beberapa pihak untuk
mengenai permasalahan pendidikan tertib lalu lintas, terutama dari lingkungan
sekolah.
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah sosial terbesar di dunia khususnya di
negara berkembang dalam paduan keselamatan di jalan (Sihabudin, 2011). Bahkan
menurut WHO, kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian
utama di dunia dan diprediksikan akan menjadi peringkat ke-5 di tahun 2030 jika
tidak segera diatasi. Sihabudin kembali mengungkapkan bahwa menurut Asian
Development Bank (ADB), Sebagian besar di negara ini pertumbuhan tingkat
kecelakaan sangat tinggi. Daerah Jawa Tengah pada tahun 2012 korban meninggal
akibat kecelakaan 3.398 orang meninggal, atau satu hari meninggal di jalan Raya
rata-rata sebanyak 9 orang. Usia korban kecelakaan adalah remaja usia 15-20 tahun,
merupakan korban yang paling banyak terlibat kecelakaan. Di daerah Jawa Tengah
pejalan kaki memiliki rasio meninggal dan luka lebih besar 50% dari pengemudi
ataupun penumpang kendaraan.
Data rasio korban kecelakaan menggambarkan masih kurangnya sikap disiplin
berlalu lintas pengguna jalan sehingga menyebabkan kesalahan lalu lintas. Oleh
karena itu, perlu diterapkan pendidikan lalu lintas untuk masyarakat, khususnya para
generasi muda zaman sekarang. Pendidikan lalu lintas memfokuskan pada
penanaman pengetahuan tentang tata cara berlalu lintas dan menanamkan nilai-
nilai etika, budaya tertib serta disiplin berlalu lintas dan membangun perilaku pada
generasi muda, khususnya dalam pendidikan formal (sekolah dasar).

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dirumuskan suatu permasalahan


sebagai berikut:
a. Bagaimana penegakan hukum yang dilakukan oleh polisi lalu lintas terhadap
pengemudi sepeda motor yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas di jalan raya
dalam wilayah hukum polres Pamotan.
b. Apa saja hambatan yang ditemui oleh polisi lalu lintas dalam rangka penegakan
hukum terhadap pengemudi sepeda motor yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas
di jalan raya dalam wilayah hukum polres Pamotan.

3. TUJUAN PENELITIAN

a. Adapun tujuan penelitian antara lain a untuk mengetahui bagaimanakah


penegakan hukum yang dilakukan oleh polisi lalu lintas terhadap pengemudi sepeda
motor yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
b. untuk mengetahui hambatan apa saja yang ditemui oleh polisi lalu lintas dalam
rangka penegakan hukum terhadap pengemudi sepeda motor yang menyebabkan
kecelakaan lalu lintas di jalan raya.

4. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

● Sebagai pembelajaran bagi siswa /pelajar

● Membantu siswa agar tidak terjerumus dalam pelanggaran lalu lintas

● Sebagai contoh pembelajaran siswa mengenai pelanggaran lalu lintas


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut pasal 1 undang-undang nomor 22 tahun 2009 lalu lintas didefinisikan
sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang
diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan atau barang yang berupa
jalan dengan fasilitas pendukungnya.
Transportasi merupakan suatu sarana yang berperan penting untuk kehidupan
manusia khususnya di era modernisasi saat ini, hal ini didasari oleh perkembangan
dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya yang mana transportasi bertujuan untuk
melakukan perpindahan barang atau orang dari tempat satu ke tempat yang lain
pada dasarnya transportasi berasal dari bahasa Inggris transportation yang berarti
angkutan. Menurut sakti adji (2012) rotasi adalah kegiatan mengangkut atau
memindahkan muatan (barang / makhluk hidup) dari satu tempat (tempat asal) ke
tempat lainnya (tempat tujuan).
Menurut Alamsyah (2005), suatu arus lalu lintas adalah suatu interaksi gabungan
antara manusia, kendaraan dan jalan, dalam satu lingkungan tertentu. Yang mana
saling berkesinambungan dan mempengaruhi satu sama lain titik suatu arus lalu
lintas dikatakan baik apabila ketiga faktor tersebut sudah tidak ada kendala ataupun
kendala yang sudah sangat sedikit.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang bersifat berusaha
menggambarkan dan menganalisis objek penelitian mengenai penegakan hukum
oleh polisi lalu lintas terhadap pengemudi sepeda motor yang menyebabkan
kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Teknik wawancara atau interview yang dimaksud
adalah tata cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
informan atau orang yang diwawancarai titik dalam pelaksanaan wawancara
interview menggunakan pedoman wawancara dengan pengemb

Keterangan: Lokasi penelitian kelompok, tepatnya di Polsek Pamotan, Rembang


Jawa Tengah (sumber: Dokumentasi kelompok).
2. Waktu penelitian

Durasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sekitar selama satu
bulanan lebih. dalam waktu tersebut, kami mulai menyusun rencana penelitian,
melakukan proses penelitian, pelaporan penelitian dan hingga publikasi. Tepatnya
dalam proses penelitian memerlukan waktu 1 hari, pelaporan penelitian
memerlukan waktu sekitar 3 minggu dan publikasi pemerintah membutuhkan waktu
sekitar 1 minggu.

3. Subjek penelitian

Dalam wawancara penelitian edukasi lalu lintas bagi pelajar yang dijadikan
informan dan atau subjek dalam penelitian adalah bapak Ade dan didampingi oleh
seniornya yang bernama bapak pardiono. Berikut ini adalah dokumentasi saat kami
melakukan wa

Keterangan: wawancara dengan informan. Suasana wawancara berlangsung. Tanpa

informasi didampingi dengan seniornya, dalam menjawab pertanyaan kelompok


kami (sumber: dokumen kelompok)
4. PEDOMAN WAWANCARA

Sebelum melakukan wawancara, peneliti menyusun panduan wawancara yang


dapat dipergunakan untuk membantu mengarahkan pembicaraan ke topik
penelitian dan rumusan masalah yang perlu digali permasalahannya. Kami susun
pedoman pertanyaan dengan menggunakan urutan pertanyaan mulai dari ; seperti
apa, bagaimana menghancurkan pertanyaan, dan bagaimana mengajukan tindak
lanjut. Dalam penelitian, wawancara sangat berguna untuk mendapatkan cerita di
balik pengalaman informan. Kami (pewawancara) menggali informasi mendalam
tentang topik topik tentang edukasi lalu lintas di kalangan pelajar berikut
merupakan pedoman wawancara penelitian kami.
1. Pendidikan apa yang dulu bapak ambil?
2. Perjuangan bapak menjadi polisi berapa tahun?
3. Bapak masih menjadi anggota polisi di umur berapa?
4. Apa saja sifat tata tertib lalu lintas untuk kalangan pelajar?
5. Bagaimana menumbuhkan kedisiplinan berlalu lintas di kalangan
pelajar?
6. Apakah pelajar boleh menggunakan kendaraan bermotor? Jika tidak, apa saja

sanksinya?
7. Untuk syarat mendapatkan izin mengemudi diantaranya apa saja pak?
8. Pak karena belum cukup umur boleh nggak sih kita tetap membawa kendaraan?
9. Bagaimana jika rumah kita jauh dari sekolahan dan tidak ada angkutan umum
apa pelajaran boleh menggunakan kendaraan bermotor? Bagaimana solusinya?
10. Apa saja sanksi bagi orang yang menggunakan knalpot bising?
5. DOKUMENTASI WAWANCARA

Berikut ini merupakan dokumentasi suasana Polsek pamotan dan hasil wawancara
kelompok kami dengan Kapolsek pamotan yang telah diunggah pada channel
YouTube dengan link https://youtu.be/aEFCLgzIIcY
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Tata tertib lalu lintas

● Wajib membawa kelengkapan surat berkendara bermotor (SIM DAN STNK)

● Wajib memperhatikan dan mematuhi rambu rambu dan Marka jalan yang

ada

● Wajib mengemudi kendaraan pada kecepatan maksimal 40 km/jam

● Wajib memarkirkan kendaraan di tempat parkir yang telah ditentukan

2. Sanksi bagi pengendara yang tidak menaati peraturan lalu lintas


Pengguna jalan baik pengendara roda dua, roda empat atau lebih wajib mematuhi
peraturan lalu lintas. Tapi, masih banyak saja pelanggar lalu lintas di jalanan
Indonesia. Peraturan lalu lintas tertua dalam undang-undang nomor 22 tahun 2009
tentang lalu lintas dan angkutan jalan titip ada banyak peraturan dan sanksi untuk
pelanggar yang wajib diketahui titik beberapa diantaranya adalah sanksi-sanksi bagi
pelanggar lalu lintas ini.

● Bila kedapatan melanggar rambu lalu lintas maka akan mendapatkan denda

pelanggaran terhadap lalu lintas sebesar Rp.500.000 (pasal 287 ayat 2) atau
kekurangan maksimal 2 bulan.

● Membersihkan jalanan.

3. Syarat-syarat mengemudi sepeda motor.


● Ikuti peraturan lalu lintas yang ada di daerah kita.

● Gunakan helm yang berstandar.

● Gunakan kelengkapan kendaraan yang baik.

● Gunakan sabuk pengaman saat berkendara.

● Gunakan zakat atau pengaman untuk diri Anda jika berkendara panjang.

● Selalu bawa kelengkapan data diri dan kendaraan.

● Jaga Dan rawatlah safety kendaraan dengan baik


BAB V
PENUTUPAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan, maka


kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab pelanggaran lalu lintas bagi pengendara
sepeda motor yang tidak menggunakan helm n di wilayah desa Pamotan secara garis
besar adalah: faktor internal yaitu: faktor kendaraan yang kondisi kendaraan yang
dapat menyebabkan kecelakaan seperti: kaca spion, sabuk pengaman, dalam bagi
pengemudi pengendaraan roda dua, pemeriksa mesin kendaraan sebelum
dikendarai seperti rem kondisi roda dan lain-lain. Faktor jalan yaitu keadaan jalan
berlubang, dan tidak rata juga dapat menimbulkan kecelakaan, serta tidak adanya
rambu-rambu lalu lintas sebagai petunjuk jalan. Faktor cuaca yaitu keadaan cuaca
seperti hujan yang menyebabkan jalan licin.
2. Upaya satlantas dalam menanggulangi pelanggaran lalu lintas di desa Pamotan
yaitu:
Upaya preventif seperti:

● Pengaturan lalu lintas yang diartikan sebagai semua aktivitas dari polisi

dalam mengatur lalu lintas di jalan umum termasuk dalam penggunaan jalan
umum untuk keramaian.

● Penjagaan lalu lintas adalah suatu kegiatan pengawasan lalu lintas pada

tempat-tempat tertentu yang diadakan sesuai kebutuhan bersifat


pencegahan perlindungan pelayanan terhadap pengguna jalan dan bila
menemukan pelanggaran lalu lintas maupun kecelakaan lalu lintas segera
mengambil tindakan represif sesuai prosedur yang berlaku.
● Sosialisasi atau kampanye untuk mematuhi peraturan lalu lintas melalui

pemasangan spanduk-tanduk, penyebaran pamflet sosialisasi di media massa


di pusat-pusat keramaian dan juga sosialisasi ke sekolah-sekolahan.

● Menambah jumlah sarana pos polisi di tempat-tempat yang rawan terhadap

pelanggaran marka jalan

● Peningkatan giat rekayasa lalu lintas berupa perbaikan atau penyempurnaan

marka jalan atau rambu-rambu lalu lintas serta sistem pengaturan arus lalu
lintas

● Meningkatkan kegiatan turjawali (pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan

patroliu) terutama di daerah rawan pelanggaran dan kecelakaan.

2. Saran

Dari hasil penelitian dan melihat faktor-faktor yang ada di lapangan maka saran
penulis adalah perlunya kerjasama sama pihak untuk menanggulangi pelanggaran
lalu lintas di wilayah desa Pamotan.

● Dalam menanggulangi pelanggaran lalu lintas orang tua harus memberitahu

anaknya untuk menggunakan helm dan mengendarai sepeda motor untuk


menjaga keselamatan dalam berkendara. Karena peran orang tua sangat
penting dalam mengingatkan anak-anaknya dalam menjaga keselamatan
dalam berkendara.

● Terus melakukan sosialisasi sosialisasi secara aktif sebagai upaya pembangun

dan menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap ketertiban lalu lintas


● Perlu adanya pemahaman dan pelaksanaan etika berlalu lintas. Etika berlalu

lintas bagi masyarakat yaitu pedoman sikap dan aturan yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia lain dalam berlalu lintas.

DAFTAR PUSTAKA

Bolla, M. E., Messah, Y. A., dan Koreh, M. M. B. (2013). “Analisis Daerah


Rawan Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus Ruas Jalan Timor Raya Kota
Kupang)”. Kupang. Jurnal Teknik Sipil, Volume II, No. 2, September 2013,
hal. 147-156.

BPS Kabupaten Sukabumi. (2015). Buku “Kabupaten Sukabumi Dalam


Angka 2015."

Pedoman Konstruksi dan Bangunan. Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan


Lalu Lintas. Pd T-09-2004-B. Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 Tentang


“Prasarana dan Lalu Lintas Jalan”.

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang “Jalan”.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang “Kelas Jalan”

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang “Lalu Lintas dan Angkutan


Jalan”.

Anda mungkin juga menyukai