PENDAHULUAN
1
menertibkan kawasan perlintasan, tetapi masih ada saja yang nekat untuk
menyebrang, dengan alasan terburu-buru, bahkan malas untuk menunggu palang
pintu terbuka kembali. Pelanggaran yang terjadi di sekitar perlintasan kereta api
juga dibahas pada UU No. 22 Tahun 2009 (RI, 2009) tentang lalu lintas dan
angkutan jalan, pada pasal 114 yang membahas tentang wajibnya mendahulukan
kereta api.
Banyaknya kasus kecelakaan di sekitar perlintasan kereta api yang
disebabkan oleh kelalaian pengguna jalan, salah satunya adalah (Masnurdiansyah,
2016) kecelakaan di Padasuka, Kota Cimahi, yang merenggut nyawa Siswi SMP
PGRI 1 Cimahi itu menerobos perlintasan tanpa palang pintu otomatis saat
mengendarai sepeda motor, Kamis (21/7/2016). (Ramadhan, 2017) Ada pula
kecelakaan yang terjadi di pintu perlintasan kereta api Jalan Garuda, Andir, Kota
Bandung pada Senin (30/10/2017) pukul 13.30 WIB. Pada saat itu korban
langsung tewas di tempat dikarenakan kelalaiannya saat berada di perlintasan
kereta api. Kejadian tersebut berawal saat kereta api Serayu jurusan Bandung-
Jakarta sudah melintas dan palang pintu masih tertutup dikarenakan kereta api
Argo Parahyanganpun akan melintas. Pada saat itu pintu perlintasan masih di
tutup dari kedua arah, lalu tiba-tiba korban melintas dari arah Jalan Nurtanio,
tetapi korban menghiraukan palang pintu yang masih tertutup dan sirine yang
masih berbunyi, dan tetap memaksa melintas dengan kendaraan roda duanya,
tanpa mengurangi kecepatan, dan menghiraukan peringatan dari petugas palang
pintu, sehingga kecelakaan tersebut tidak dapat dihindari.
Melihat dari masalah yang ada, penulis mencoba untuk meneliti perilaku
pengendara kendaraan dari yang menerobos palang pintu kereta api. Metode
penelitan yang dingunakan yaitu metode pendekatan kualitatif dan menggunakan
teknik observasi, dokumentasi, wawancara, dan kusioner yang dilakukan di Kota
Bandung.
2
2. Kurangnya kepedulian pengendara antara pengendara lain.
1.3 Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan diatas yang akan diteliti, maka
permasalahannya sebagai berikut :
1. Bagaimanakah cara untuk mengajak para pengguna jalan untuk tertib pada
saat berada di sekitar perlintasan kereta api?
3
pengumpulan data terhadap suatu latar alamiah dengan menggunakan metode
ilmiah dan dilakukan oleh orrang atu peneliti yang tertarik secara alami. Teknik
pengambilan datanya dilakukan secara random. Untuk melakukan pencarian data
peneliti melakukan cara-cara sebagai berikut;
1. Wawancara
Menurut Esterberg dalam sugiyono (2015) wawancara adalah pertemuan
yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu ide
dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah
kesimpulan atau makna dalam topik tertentu. Metode ini dipilih oleh peneliti
guna menggali informasi tentang bagaimana mengenai sejauh mana
kesadaran pengendara kendaraan saat di perlintasan kereta api untuk
mengetahui aspek psikografi maupun behaviour dari pengendara kendara
yang melintas di perlintasan kereta api.
2. Observasi Partsipan
Menurut Riyanto (2010) brservasi merupakan metode pengumpulan data
yang menggunakan secara langsung maupun tidak langsung observasi.
Observasi pasrtisipan adalah dimana orang yang melakukan pengamatan
berperan serta ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang di observasi.
Dalam hal ini peneliti berusaha melakukan pengamatan secara penuh pada
pelaksanaan kegiatan ini, observasi ini untuk mengamati peristiwa dengan
seksama dan secara waktu yang sebenernya kejadian – kejadian bisa tangkap
dan di olah secara almiah oleh mata.
3. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat agenda dan sebagainya. Selain itu metode dokumentasi ini pun
menggunakan buku pendukung yang beerkaitan dengan bagaimana caranya
orangtua dalam mendidik atau membimbing sang anak. Tujuan bukti nyata
memiliki banyak data – data berupa arsip, dan sebagai dokumentasi juga
peneliti mengabadikan foto – foro tentang keadaan dan suasana di pintu
perlintasan Kereta Api Jalan Garuda, Andir, Kota Bandung.
4
4. Kuesioner
Pengumpulan data yang digunakan pada metode kuesioner, yaitu dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan terhadap pengendara
dengan data yang digunakan untuk diteliti.
5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
6
perilaku merupakan respon ataupun interaksi dari luar maupun dari dalam diri
seseorang atas apa yang terjadi. Respon tersebut berupa Tindakan (yaitu respond
aktif) dan respon tersebut berupa pemikiran beserta pendapat (yaitu respon pasif).
7
1. Faktor Manusia Manusia merupakan faktor yang paling tidak stabil
pengaruhnya terhadap kondisi lalu lintas serta tidak dapat diramalkan secara
tepat. Tinjauan terhadap faktor manusia ini perlu dilakukan guna menghasilkan
perencanaan operasi lalu lintas. Faktor lainnya dimana manusia sebagai
pengemudi kendaraan dipengaruhi oleh faktor luar berupa keadaan di
sekitarnya, seperti cuaca, daerah pandangan serta penerangan jalan di malam
hari. Faktor lain yang 6 mempengaruhi perilaku manusia adalah sifat
perjalanan serta faktor kecakapan, kemampuan dan pengalaman pengemudi.
2. Faktor Kendaraan Kendaraan sebagai sarana transportasi jalan dapat dibedakan
atas kendaraan bermotor dan tidak bermotor.
3. Faktor Jalan Fungsi jalan dapat mempengaruhi arus lalu lintas. Faktor ini
ditinjau dari segi dimensi jalan, bentuk fisik jalan, fungsi jalan maupun kondisi
jalan.
4. Faktor Kendaraan Kendaraan sebagai sarana transportasi jalan dapat dibedakan
atas kendaraan bermotor dan tidak bermotor.
8
membawa barang dan penumpang. Kereta api memberikan pelayanan
keselamatan, nyaman dan aman bagi penumpang.
Kereta api ditemukan pada sekitar tahun 1800 dan mengalami
perkembangan sampai tahun 1860 (Salim, 2004). Pada mulanya dikenal kereta
kuda yang menarik lebih dari satu (rangkaian). Kemudian dibuatlah kereta kuda
yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur terntentu yang
terbuat dari besi (rel). Kereta api, Terdapat beberapa jenih kereta. Jenis pertama
adalah jenis kereta menurut tenaga penggerak terdapat beberapa jenis kereta api
menurut tenga penggerakanya antara lain:
1. Kereta Api Uap
Kereta api uap adalah kereta api yang digerakan dengan uap air yang hasilnya dari
ketel uap yang dpanaskan dengan kayu bakar, batu bara ataupun minyak bakar,
oleh karena itu kendaraan ini di katakana sebagai kereta api
2. Kereta Api Diesel
9
BAB 3. ANALISIS
3.1 Kuesioner
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan
tanggung jawab kepada target audience melalui angket pertanyaan-pertanyaan.
Pada kuesioner ini dilakukan kepada 20 partisipan dengan pertanyaan-pertanyaan
menyangkut usia dan domisili serta hal lain yang menyangkut apakah
membahayakan area perlintasaan kereta api dengan terjadinya kecelakaan. Dari
pertanyaan pertama mengenai usia responden , mayoritas responden dengan
jumlah persentasi berjumlah lebih dari 60% menjawab berusia 25 keatas, sehingga
dapat ditarik kesimpulanya bahwasanya tingkat kesadaran masyrakat akan bahaya
perlintasan kereta api masih terbilang rendah.
Pada pertnyaan selanjutnya adalah mengenai tata tertib area perlintasan kereta
api, dari hasil yang di dapet adalah 75% adalah responden tidak mengetahui tata
tertib serta menganggab remeh hal tersebut.
10
Observasi Partisipan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati tingkah laku target audience, dan kondisi geografis tempat target
audience. Sehingga dengan ini strategi branding yang akan dilakukan mampu
menjawab keinginan target audience.
Dalam penelitian ini, yang menjadi unit observasi peneliti adalah pada analisa
situasi serta pengguna jalan yang berada di sekitar perlintasan kereta api, baik
pengendara motor, mobil maupun pejalan kaki yang tentunya merupakan target
dari penelitian ini. Pada konteks penelitian ini peneliti menggunakan analisis data
kualitatif yang bersifat induktif yaitu suatu analisis berdasarkan data-data yang
diperoleh, lalu diolah dan dikembangkan menjadi suatu hipotesis. Oleh karena itu
peneliti mengumpulkan data-data seperti studi kepustakaan, catatan hasil
observasi dan wawancara yang akan menjadi bahan dalam penelitiannya
3.4 Perancangan
3.4.1 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengetahui fakta lingkungan dimana survei
dilaksanakan agar mendapatkan data yang valid sehingga dapat dijadikan acuan
untuk melakukan place branding. Pada intinya metode dokumentasi ini digunakan
untuk menelusuri data historis. Dokumentasi yang dilakukan adalah
mengumpulkan bahan visual, Observasi partisipan yang dilakukan secara
langsung dengan terjun ke objek yang yang akan diteliti makan kami pun
mendokumentasi agar data lebih akurat dan terpercaya.
3.4.2 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara langsung tatap muka maupun melalui telepon
kepada para responden yang sekirannya menjadi target audience. Kegiatan ini
dilakukan dengan tujuan agar peneliti memperoleh pemahaman mengenai bahaya
kecelakaan di perlintasan kereta api, sebagaimana hal tersebut dimaknai oleh
pelaku. Informan kunci dalam kajian ini antara lain pengendara motor, mobil,
pejalan kaki.
11
BAB 4. Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data dengan teknik observasi ,
dokumentasi wawancara, dan memberikan kuesioner yang dilakukan kepada
warga cimahi dan luar cimahi , maka diambul kesimpulan sebagai berikut :
4.2 Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh ditemukan permasalahan yang belum
terpecahkan sehingga peniliti mengajukan beberapa saran yang dirasa baik
memberikan efek yang baik saran tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
12
LAMPIRAN
Interview Guide
Profil Informan :
Pertanyaan :
1. Mengapa bapak tetap melewati perlintasan kereta api, walaupun palang sudah
tertutup?
2. Apakah bapak memikirkan dampak saat tetap melewati perlitasaan kereta api
ketika palang sudah tertutup?
3. Menurut Bapak, tindakan yang dilakukan tersebut, itu baik atau tidak
4. Ketika Bapak melakukan hal tersebut, apakah sebenarnya ada kekhawatiran ?
13