Anda di halaman 1dari 20

Promosi Kesehatan

Transportasi

Kelompok 4:
Dwi utami
Mazmur C. T
Resti Nuraini
Sindi Hastiani
Windah Onerida

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang …………………………..……………………….. 1


1.2 Tujuan …………………………………………………………… 2
1.3 Kondisi Saat Ini ……………………………………………………. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tranportasi ……………………………………………………………. 4


2.2 Manfaat Adanya Transportasi ……………………………………. 4
2.3 Klasifikasi Moda Transportasi ……………………………………. 5

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Hasil Penelitian ……………………………………………………. 6


3.2. Pembahasan ……………………………………………………………. 13

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan ……………………………………………………………. 17


4.2. Saran ……………………………………………………………………. 17

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terminal penumpang adalah prasarana transportasi jalan yang berguna
untuk menaikkan dan menurunkan, memindahkan intra maupun antar moda
transportasi serta mengatur keberangkatan dan kedatangan kendaraan umum
(Keputusan menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995). Menjaga keutuhan dan
kebersihan bangunan terminal, marka dan papan informasi, saluran-saluran air,
alat komunikasi, instalasi listrik, perawatan peralatan dan rambu, alat pemadam
kebakaran harus dipelihara oleh terminal penumpang. Prasarana utama dalam
pelayanan angkutan umum adalah adanya terminal. Peran dari keberadaan
terminal menentukan kinerja pelayanan angkutan umum dalam suatu wilayah
(Menteri Pekerja Umum, 2010). Aktifitas manusia seperti interaksi sosial,
bekerja, belajar atau aktifitas lainnya berhubungan erat dengan tempat umum.
Tempat umum bisa berpotensi sebagai perantara dalam penularan penyakit,
pencemaran lingkungan ataupun gangguan kesehatan lainnya. Jika tempat-
tempat umum tidak terpelihara, maka akan menambah besarnya risiko
penyebaran penyakit serta pencemaran lingkungan sehingga perlu dilakukan
upaya pencegahan dengan menerapkan promosi kesehatan dengan baik,
sehingga dapat dikatakan bahwa promosi kesehatan di terminal sangat penting
bagi kesehatan masyarakat yang ada dalam lingkungan tersebut.
Promosi kesehatan di terminal adalah usaha untuk mencegah, mengontrol,
mengawasi, dan mengendalikansegala hal yang ada di lingkungan terminal
terutama yang dapat menularkan terjadinya suatu penyakit. Promosi kesehatan
terminal meliputi kawasan tanpa rokok dan ketersediaan lingkungan yang sehat.
Terkait dengan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian yang memberikan
gambaran tentang upaya-upaya yang telah dilakukan di terminal sebagai tempat

1
umum untuk menjalankan bahkan meningkatkan kualitas promosi kesehatan
yang ada ditempat umum. Terminal perlu memperhatikan aspek promosi
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Sehingga dengan adanya
observasi ini kami dapat mengetahui proses berlangsungnya promosi kesehatan
di terminal.

1.2 Tujuan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan
penelitian observasional. Jenis penelitian adalah deskriptif. Tujuan
dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk melihat gambaran promosi
kesehatan di tempat umum Terminal Bratang, Surabaya. Penelitian dilakukan di
kawasan Terminal Bratang, Surabaya pada bulan April Mei 2016. Sumber
informan dari penelitian adalah Kepala Pangkalan Terminal Bratang, petugas
Terminal Bratang, dan pengunjung. Cara penentuan subjek penelitian dengan
menggunakan teknik random sampling. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil
pengamatan di lapangan dan wawancara dengan petugas dan pengunjung terkait
promosi kesehatan, sedangkan data sekunder didapatkan dari dokumen milik
kantor Terminal Bratang.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada
kepala pangkalan Terminal Bratang, petugas Terminal Bratang, dan pengunjung
Terminal Bratang. Selain itu dilakukan observasi non partisipatif di lapangan,
peneliti hanya sebagai pengamat dan tidak mengikuti kegiatan secara langsung.
Pengamatan yang dilakukan peneliti yaitu pengamatan terhadap Kawasan Tanpa
Rokok dan ketersediaan lingkungan sehat. Analisis yang dilakukan yaitu
dengan cara membandingkan hasil observasi dan pengamatan. Data yang

2
diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan serta wawancara dikaitkan dengan
Ottawa Charter.

1.3 Kondisi Saat Ini


Ekspetasi masyarakat terhadap pelayanan dan kondisi angkutan umum
sebagai bagian dari pelayanan dasar (public service) tentu sangat maksimal.
Dapat diidentifikasi sekurang-kurangnya harapan masyarakat terhadap angkutan
umum adalah: aman (safety and secure), nyaman (a.l.: bersih, tidak pengap,
tidak berdesakan), tarif terjangkau (tarif yang pantas), tepat waktu (on
schedule), bahkan door to door (sedikit mungkin pergantian moda angkutan).
Perilaku masyarakat terhadap aktivitas perjalanan digambarkan oleh John
Black[4], a traveller will patronise the transport mode (or combination of
modes) and route which takes the shortest travel time or costs the least from
origin to destination. Secara faktual kondisi angkutan umum di Jakarta masih
belum memenuhi harapan masyarakat tersebut.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transportasi
Transportasi dapat di artikan perpindahan barang dan manusia dari tempat asal
ke tempat tujuan. Dalam transportasi terdapat 2 hal berikut, yaitu:
1. Ada kendaraan sebagai sarana transportasi.
2. Ada jalan (prasarana) yang di lalui.

Transportsi dikatakan sebagai kebutuhan turunan (derived demand)Karena


keperluan akan jasa transportasi bertambah dengan meningkat nya kegiatan
ekonomi dan berkurang jika terjadi kelesuan ekonomi. Fungsi transportasi:
transportasi berfungsi sebagai sector penunjang pembangunan dan pemberi jasa
bagi perkembangan ekonomi.

2.2 Manfaat Adanya Transportasi


Selain itu menurut Rustian Kamaludin (1986), manfaat dari adanya transportasi
dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:
1. Nilai guna tempat (Place Utility) Yaitu kenaikan atau tambahan nilai
ekonomi atau nilai guna dari suatu barang atau komoditi yang diciptakan
dan mengangkutnya dari suatu tempat ke tempat lainnya yang mempunyai
nilai kegunaan yang lebih kecil, ke tempat atau daerah dimanabarang
tersebut mempunyainilai kegunaan yang lebih besara yang biasanya diukur
dengan uang (interens of money)
2. Nilai guna waktu (Time Utility) Yaitu kesanggupan dari barang untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan menyediakan barang-barang, tidak
hanya dimana mereka membutuhkan, tetapi dimana mereka perlukan

4
2.3 Klasifikasi Moda Transportasi
Jenis-jenis moda transportasi klasifikasikan menjadi 3, yaitu :
1. Moda Transportasi Darat
kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik oleh hewan (kuda,
sapi,kerbau), atau manusia. Moda transportasi darat dipilih berdasarkan
faktor-faktor seperti jenis dan spesifikasi kendaraan, jarak perjalanan, tujuan
perjalanan, ketersediaan moda, ukuran kota dan kerapatan permukiman,
faktor sosial-ekonomi.
2. Moda Transportasi Udara,
Transportasi udara dapat menjangkau tempat – tempat yang tidak dapat
ditempuh dengan moda darat atau laut, di samping mampu bergerak lebih
cepat dan mempunyai lintasan yang lurus, serta praktis bebas hambatan.
3. Moda Transportasi Laut .
Transportasi air (sungai, danau, laut): kapal,tongkang, perahu, rakit .

5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian
Terminal Bratang adalah terminal tipe C milik Pemerintah Kota Surabaya yang
berada di bawah kendali dan pengawasan Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Terminal
Bratang terletak di Jalan Manyar, Kelurahan Barata Jaya, Kecamatan Gubeng yang
berfungsi sebagai terminal angkutan kota. Terminal Bratang adalah sala satu terminal
di Surabaya yang mengusung konsep Green Terminal yakni terdapat taman atau ruang
terbuka hijau di dalam terminal serta tanaman-tanaman yang juga di tanam di area
dalam terminal. Petugas yang ada di Terminal Bratang ada 11 orang yang dibagi
menjadi petugas kantor dan petugas lapangan.

1. Hasil Observasi pada Kawasan Tanpa Rokok Sesuai dengan PP RI Nomor


109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang mengandung Zat Adiktif
Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan
Hasil observasi dan wawancara kepada Kepala Pangkalan Terminal Bratang
terhadap kawasan tanpa rokok yang ada di Terminal Bratang yaitu sebagai
berikut.
Kawasan Tanpa Rokok (PP RI Nomor 109 Tahun 2012 tentang
Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan)

KOMPONEN YANG KRITERIA


KETERANGAN
DINILAI Ya Tidak

Kantin menjual berbagai macam


Kantin/warung tidak menjual √
rokok.

6
Rokok Bahkan menjual rokok eceran

Tidak ada media untuk Ada banner iklan rokok di depan



mengiklankan rokok warung

- Petugas tidak merokok di dalam


ruangan, namun merokok di
Petugas, pengunjung, serta ruang terbuka
sopir bus dan bemo tidak
√ - Pengunjung merokok di ruang
merokok di ruangan maupun
terbuka
di ruang terbuka
- Beberapa pengemudi bus dan
bemo merokok di ruang terbuka

Smoking area berada di sebelah


Ada smoking area √ RTH dan masih dalam kondisi
yang baik

Smoking area tidak dimanfaatkan


Smoking area dimanfaatkan
dengan baik. Petugas
oleh petugas, pengunjung, dan
√ pengunjung, pengemudi bus dan
pengemudi bus serta
bemo merokok tidak pada tempat
pengemudi Bemo
yang telah disediakan.

7
Smoking area sesuai dengan
Smoking area sesuai dengan
√ ketentuan yaitu berhubungan
ketentuan
langsung dengan udara luar

Ada media terkait larangan Poster larangan merokok hanya



merokok berada di dalam ruang kantor saja

Petugas menegur
pengunjung/orang yang
Petugas belum menegur penjual
melanggar peraturan (menjual,
yang menjual atau
mengiklankan, √
mempromosikan produk rokok di
mempromosikan, dan
kawasan Terminal Bratang
menggunakan rokok) di
kawasan terminal

Di ruang khusus merokok ada


tanda yang menunjukkan ruang
Adanya tanda/petunjuk tersebut khusus untuk merokok.

ruangan untuk merokok Namun belum ada rambu-rambu
yang mengarahkan ke ruang
khusus merokok

8
Petugas sudah menegur namun
Petugas
tidak pernah didengarkan,
menegur/memperingati
sehingga petugas mengalihkan
pengunjung/orang yang √
untuk memperingatkan
merokok tidak pada tempat
membuang putung rokok dan
khusus untuk Merokok
sampah pada tempat sampah

Masyarakat yang berada di Masyarakat tidak berperan serta


kawasan terminal ikut andil √ dalam memperingatkan setiap
dalam orang yang

mengingatkan setiap orang


yang menjual, mengiklankan,
mempromosikan, dan
melanggar peraturan
menggunakan maupun yang
merokok tidak pada tempat
khusus yang telah disediakan

Dari hasil tersebut, sebagian upaya dalam penerapan promosi kesehatan sudah
dilakukan oleh Terminal Bratang, namun masih ada beberapa yang belum
dilaksanakan.

9
2. Hasil Observasi pada Ketersediaan Lingkungan Sehat di Terminal
Bratang sesuai dengan PP RI Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah dan UU
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Observasi yang dilakukan terhadap ketersediaan lingkungan sehat, hasil yang
didapatkan adalah sebagai berikut :
Ketersediaan Lingkungan Sehat

KOMPONEN YANG KRITERIA


KETERANGAN
DINILAI Ya Tidak

Ada pemilahan tepat sampah,


Adanya pemilahan tempat
√ yaitu sampah basah, sampah
Sampah
kering dan sampah B3

Di ruang terbuka terdapat


Ada tempat sampah di ruang
√ tempat sampah dengan jarak 2-3
Terbuka
meter

Ada tempat sampah di kantor


Ada tempat sampah di kantor dan di kantin. Namun di kantin

dan kantin bukan tempat sampah yang
terpilah

Ada tempat sampah d ruang


√ -
Tunggu

Ada tempat sampah di depan


√ -
Musholla

10
Ada tempat sampah di kamar Ada tempat sampah namun

Mandi bukan tempat sampah terpilah

Jumlah sarana pemilahan masih


Jumlah sarana pemilahan
dalam tiga pengelompokan,
sampah sesuai dengan jenis √
yaitu sampah basah, kering dan
pengelompokan sampah
B3

Sarana pemilahan sampah ada


√ -
label dan tanda

Sarana pemilahan berwarna √ -

Adanya alat pengumpul untuk Alat pengumpul untuk sampah



sampah terpilah terpilah adalah berupa gerobak

Jadwal dari pengumpulan dan


pengangkutan sampah adalah
Adanya jadwal pengumpulan setiap hari, yaitu pada pagi dan

dan pengangkutan sampah sore hari. TPA sampah dari
Terminal Bratang adalah TPA
Kebun Bibit

Di Terminal Bratang terdapat


pengolahan sampah daun saja.
Adanya pengolahan sampah √ Kompos dari hasil pengolahan
digunakan untuk pupuk tanaman
di kawasan Terminal Bratang

Petugas membuang sampah √ -

11
pada tempatnya

Pengunjung membuang
√ -
sampah pada tempatnya

Pengemudi bemo dan bus


membuang sampah pada √ -
Tempatnya

Papan informasi terkait


Ada media informasi terkait
membuang sampah pada
membuang sampah pada √
tempatnya berada di pintu
Tempatnya
masuk Terminal Bratang

Air besih di Terminal Bratang


tercukupi. Air bersih berada di
Ketersediaan air bersih √
tendon untuk digunakan di
kamar mandi

Pemeriksaan kualitas air Pemeriksaan rutin kualitas air

secaraperiodik dilakukan pada potable water



saja. Dilakukan oleh PDAM
langsung

Adanya etalase dan tudung saji


Makanan yang dijual bebas
√ menghindarkan makanan dari
dari Serangga
serangga

Makanan yang dijual ditutup


dengan tudung saji atau √
didalam etalase

12
Dari hasil tersebut, Terminal Bratang dalam penerapan promosi kesehatan
sudah melakukannya dengan baik.

3.2. Pembahasan

1. Kawasan Tanpa Rokok (KTR).


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109
Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif
Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan pasal 50 ayat (1) dan ayat (2)
disebutkan bahwa adanyalarangan menjual, mengiklankan, mempromosikan
produk tembakau pada tempat umum. Terminal Bratang masih belum
melarang penjual dalam menjual rokok dan iklan rokok masih terpasang di
kawasan Terminal Bratang. Pada pasal 51 disebutkan penyediaaan tempat
khusus untuk merokok. Terminal Bratang sudah memiliki area khusus untuk
merokok, namun dalam pelaksanaannya Terminal Bratang masih belum
menjalankan dengan baik, karena masih banyak petugas maupun
pengunjung yang masih merokok di kawasan Terminal Bratang.
Kawasan tanpa rokok ini bisa dikaitkan dengan Strategi Promosi
Kesehatan dari Ottawa Charter, yaitumemperkuat gerakan masyarakat
(strengthen community actions). Inti dari proses ini adalah memberdayakan
komunitas dan mengontrol usaha akan nasib mereka (WHO,2016). Di
Terminal Bratang kaitan dengan kawasan tanpa rokok yaitu sudah tersedia
smoking area namun perlu juga partisipasi dan dukungan dari masyarakat di
dalamnya untuk merokok di ruangan yang telah disediakan, karena dengan
adanya peraturan atau peringatan dari petugas bisa memperkuat partisipasi
yang ada di kelompok masyarakat yang ada di Terminal Bratang tersebut.
Kemudian hal seperti itu juga memerlukan akses yang penuh serta informasi
yang terus menerus untuk mendukung terciptanya masyarakatyang sehat.

13
Realita di terminal Bratang untuk peraturannya sudah ada, namun
pelaksanaan tergantung dari individu karena kendali terletak pada masing-
masing individu. Jika setiap individu menyadari akan kesehatannya dan
menyadari hak orang lain untuk sehat maka tiap individu akan berusaha
untuk melakukan tindakan yang sehat seperti tidak merokok ditempat
umum. Tidak merokok di tempat umum dapat mewujudkan lingkungan
yang sehat.
Di Terminal Bratang masih belum berjalan penuh sesuai dengan
konsep Ottawa Charter. Melihat banyakmasyarakat yang ada di kawasan
Terminal Bratang yang masih merokok dan masih belum mematuhi
peraturan yang sudah ada. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan.
Kesehatan yang dimaksud disini adalah kesehatan dilihat secara fisik, sosial,
dan mental. Mempengaruhi kesehatan fisik maksudnya jika orang masih
merokok dan terus menerus maka akan mempengaruhi kesehatan tubuhnya
dan kesehatan orang lain. Kesehatan sosial disini maksudnya dapat
mempengaruhi interaksi sosial yang tercipta di kawasan Terminal Bratang.
Orang yang merokok dan tidak menyadari efek dari merokok maka akan
mengganggu kenyamanan bagi orang yang tidak suka dengan asap rokok.
Sehingga interaksi sosial yang tercipta akan tidak baik. Kestikaeseorang
tidak merasa nyaman dan tidak berani memperingatinya maka rasa kesal
menumpuk dan akan mengganggu kondisi mental (bisa jadi dampak yang
ditimbulkan bertambahnya stres bagi orang lain).
Selain itu, dukungan dari penjual rokok untuk tidak menjual rokok lagi
dan kebijakan dari petugas untuk tidakmemasang iklan rokok juga dapat
memberikan kontribusi yang besar. Jika masyarakat yang ada di kawasan
Terminal Bratang masih terpapar dengan iklan rokok dan penjualan
berbagai macam rokok maka akan sulit bagi seseorang untuk melakukan
perubahan perilaku.

14
2. Ketersediaan Lingkungan Sehat
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 tentang Kesehatan pasal
163 disebutkan bahwa lingkungan yang sehat adalah bebas dari unsur-unsur
yang menimbulkan gangguan kesehatan. Unsur-unsur tersebut meliputi
limbah cair, padat dan gas, sampah, binatang pembawa penyakit, zat kimia,
air dan udara yang tercemar, kebisingan, radiasi serta makanan yang
terkontantaminasi.
Selain itu, pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga pasal 17 dan 18 disebutkan bahwa adanya
pemilahan dan pengangkutan sampah. Hal ini merupakan salah satu Strategi
Promosi Kesehatan yaitu menciptakan lingkungan yang mendukung
(createsupportive environment). Terciptanyalingkungan yang mendukung
seperti adanya pemilahan dan pengangkutan sampah serta ketersediaan
lingkungan yang sehat lainnya dapat mewujudkan lingkungan yang bebas
dari binatang dan serangga pembawa penyakit. Sehingga terhindar dari
risiko buruk bagi kesehatan yang ada di kelompok masyarakat di Terminal
Bratang. Kemudian dapat menciptakan lingkungan yang aman dan bebas
dari penyakit yang ditimbulkan akibat sampah yang tidak diolah dengan
benar, juga memperoleh manfaat positif dari pengolahan sampah daun yang
telah di terapkan di terminal.
Ketersediaan lingkungan yang sehat akan memenuhi kebutuhan
lingkungan yang mendukung kesehatan masyarakat yang ada di Terminal
Bratang. Kondisi lingkungan yang sehat seperti halnya di Terminal Bratang,
tersedianya potablewater yang diperiksa secara periodik,tersedianya air
bersih, pengolahan dan pengangkutan sampah serta makanan yang ditutup
dengan tudung saji atau terbungkus rapi maka akan menghindarkan
pengunjung atau masyarakat dari risikoterjadinya sakit akibat lingkungan
yang tersedia tidak sehat.

15
Lingkungan di Terminal Bratang sudah bersih sehingga menciptakan
rasa kenyamanan bagi pengunjung, sehingga kondisi emosional tidak
terganggu. Sosial masyarakat yang ada di terminal Bratang dengan adanya
lingkungan yang bersih dapat terjalin dengan baik, maksudnya dengan
lingkungan yang bersih masyarakat tidak akan saling memarahi (interaksi
yang buruk) kepada petugas kebersihan di Terminal Bratang karena
lingkungan yang kotor.

16
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari kegiatan penelitian observasi dan wawancara di tempat umum yaitu di
Terminal Bratang Surabaya, kelompok kami dapat menyimpulkan bahwa:
1. Terminal Bratang sudah mengetahui dan menerapkan beberapa aspek
yang ada dalam promosi kesehatan di tempat umum, seperti kaitan antara
isi dari ottawa charter dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
31 Tahun 1995 tentang TerminalTransportasi Jalan, Undang-Undang
Nomor 36 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang
Mengandung Zat Adiktif.
2. Terminal Bratang memiliki upaya yang promotif dan preventif untuk
mencegah adanya hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan individu
yang ada disekitar terminal. Namun masih ada hal-hal yang belum sesuai
dan perlu dilakukan advokasi pada pihak terminal terkait denganmasalah
kawasan tanpa rokok, pengelolaan sampah setelah dipilah dan sikap
masyarakat terhadap lingkungan yang ada di terminal tersebut.

4.2. Saran
Dengan adanya ruangan khusus untuk tempat merokok sebaiknya
dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya dan untuk media yang belum sempat
terpasang supaya bisa di pasang segera di tempat yang dapat di lihat oleh
pengunjung supaya pengunjung tahu bahwa disitu sudah ada larangan untuk
membuang sampah sembarangan atau pun dilarang merokok sembarangan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Salim, Abbas. 1993. Manajenen Transportasi, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.

Kamaludin, Rustian. 1986. Ekonomi Transportasi, Jakarta; Ghalia Indonesia

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 tentang Terminal


Transportasi Jalan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 tentang


Pengamanan Bahan Yang MengandungZat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi
Kesehatan.

https://geografi13.wordpress.com/2015/06/09/makalah-konsepsi-transportasi/

18

Anda mungkin juga menyukai