Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biaya dalam ekonomi manajerial mencerminkan efisensi sistem produksi,
sehingga konsep biaya juga mengacu pada konsep produksi, tetapi apabila pada
konsep produksi kita membicarakan penggunaan input secara fisik dalam
menghasilkan output produksi, maka dalam konsep biaya kita menghitung
penggunaan input itu dalam nilai ekonomi yang disebut biaya. Seusai dengan
konsep produksi jangka pendek, dimana terdapat input tetap (fixed inputs) dan
input variabel (variabel input), pada dasarnya biaya yang di perhitungkan dalam
produksi jangka pendek adalah biaya tetap (fixed cost) dan biaya variable
(variable cost).
Biaya produksi yang merupakan semua pengeluaran produsen untuk
menghasilkan sebuah produk baik jasa maupun barang, memiliki peranan penting
dalam industri pelayanan kesehatan. Biaya produksi perlu dihitung secara efektif
dan efisien agar dapat memberi pelayanan optimal terhadap pasien. Besarnya
biaya produksi sangat dipengaruhi aktivitas pelayanan dari sebuah industri
kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Pengertian dan Fungsi Biaya?
1.2.2 Apa Saja Jenis dan Karakteristik Biaya?
1.2.3 Bagaimana Contoh Aplikasi Biaya di Pelayanan Kesehatan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian, fungsi, jenis serta karakteristik
biaya
1.3.2 Untuk memudahkan pembaca mengetahui contoh aplikasi biaya
di pelayanan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Fungsi Biaya


Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi biaya
dan akuntansi manajemen. Biaya adalah aliran dana atau sumber daya yang
dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan guna memenuhi pengeluaran
perusahaan atau sering disebut bebean perusahaan. Biaya produksi adalah total
nilai dari input dalam kegiatan produksi untuk menghasilkan suatu produk baik
barang atau jasa. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya digunakan untuk
proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan.
Menurut Hansen dan Mowen (2004:40), biaya didefinisikan sebagai kas
atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa
yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi
organisasi.
Sedangkan menurut Supriyono (2000:185), biaya adalah pengorbanan
ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Pengertian biaya
menurut Harnanto dan Zulkifli (2003:14) adalah sesuatu yang berkonotasi sebagai
pengurang yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir yaitu
mendatangkan laba.
Jadi menurut beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya
merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu
manfaat yaitu peningkatan laba dimasa mendatang.
Sebelum melakukan analisis biaya, terlebih dahulu perlu dipahami
pengertian, dan beberapa konsep tentang biaya. Kalau ditinjau dari sudut biaya,
ada beberapa defenisi tentang biaya yang diuraikan sebagai berikut :
1. Biaya dalam ekonomi manajerial mencerminkan efisiensi sistem produksi,
sehingga konsep biaya juga mengacu pada konsep produksi, tetapi apabila
pada konsep produksi kita membicarakan penggunaan input secara fisik
dalam menghasilkan output produksi, maka dalam konsep biaya kita
menghitung penggunaan input itu dalam nilai ekonomi yang disebut
biaya.(Gaspersz, 2003)
2. Biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau
dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan. (Sunarto, 2003)
3. Biaya merupakan pengorbanan sacrifice yang bertujuan untuk
memproduksi atau memperoleh suatu komoditi. Pengorbanan yang tidak
bertujuan disebut pemborosan dan bukan termasuk biaya. (Gani , 1990)
4. Biaya juga sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan untuk
memperoleh suatu output tertentu. Pengorbanan itu dapat berupa uang,
barang, tenaga, waktu maupun kesempatan. Dalam analisis ekonomi nilai
kesempatan (untuk memperoleh sesuatu) yang hilang karena melakukan
sesuatu kegiatan lain juga dihitung sebagai biaya, yang disebut biaya
kesempatan/opportunity cost. (Maidin, 2003)
5. Bagi seorang Akuntan, biaya adalah total uang yang dikeluarkan untuk
memperoleh atau menghasilkan sesuatu (Rahardja & Manurung, 2002)
Sehingga, dalam pengertian tentang biaya tersebut di atas, ternyata
terdapat 4 unsur pokok, yaitu :
 Biaya merupakan harga pokok atau bagiannya untuk memperoleh pendapatan
 Biaya mencerminkan efisiensi sistem produksi
 Biaya merupakan pengorbanan untuk suatu tujuan tertentu
 Pengorbanan dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan
Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi
yang dihasilkan, fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya
menggambarkan titik-titik kemungkinan bsarnya biaya di berbagai tingkat
produksi. Selain Pengertian biaya tetap, biaya variable dan biaya total, dalam
konsep biaya dikenal pula pengertian biaya rata-rata (average cost) dan biaya
marginal (marginal cost).
2.2 Jenis dan Karakteristik Biaya
2.2.1 Jenis-Jenis Biaya
Untuk keperluan analisis, biaya dapat dikelompokkan menurut beberapa
kriteria (Maidin,2003) yaitu :
1. Pembagian biaya berdasarkan pengaruhnya pada skala produksi
a) Biaya tetap (fixed cost = FC), yaitu biaya yang nilainya secara relatif
tidak dipengaruhi oleh besaranya jumlah produksi (output). Biaya ini
harus tetap dikeluarkan walaupun tidak ada pelayanan. Contoh FC
adalah nilai dari gedung yang digunakan, nilai dari peralatan (besar)
kedokteran, ataupun nilai tanah. Nilai gedung dimasukan dalam FC
sebab biaya gedung yang digunakan tidak berubah baik ketika
pelayanannya meningkat maupun menurun. Demikian pula dengan alat
kedokteran. Biaya stetoskop relatif tetap, baik untuk memeriksa dua
pasien maupun sepuluh pasien. Artinya biaya untuk memeriksa dengan
suatu alat pada dua pasien sama dengan biaya untuk memeriksa
sepuluh pasien. Dengan demikian biaya alat adalah tetap dan tidak
berubah meskipun jumlah pasien yang dilayani berubah.
b) Biaya variabel (variabel cost = VC), adalah biaya yang nilainya
dipengaruhi oleh banyaknya output. Contoh yang termasuk dalam VC
adalah biaya obat, biaya makan, biaya alat tulis kantor, biaya
pemeliharaan.
Biaya obat dan makanan dimasukan dalam VC karena jumlah biaya
tersebut secara langsung dipengaruhi oleh banyaknya pelayanan yang
diberikan. Biaya obat dan makanan untuk melayani dua pasien akan
berbeda dengan biaya obat dan makanan untuk melayani sepuluh
pasien. Dengan demikian besarnya biaya obat atau makanan akan
selalu berpengaruh secara langsung oleh banyaknya pasien yang
dilayani
Pada umumnya besar volume produksi sudah direncanakan secara
rutin. Oleh sebab itu VC sering juga disebut dengan biaya rutin. Dalam
praktek sering kali dialami kesulitan untuk membedakan secara tegas
apakah suatu biaya termasuk FC atau VC. Contoh dalam menentukan
gaji pegawai misalnya, apakah gaji pegawai dimasukan dalam FC atau
VC. Gaji pegawai kadang–kadang tidak dipengaruhi oleh besarnya
output terutama pada fasilitas pemerintah. Dalam praktek misalnya,
penambahan (kenaikan gaji) atau pengurangan gaji pegawai terutama
pada fasilitas pemerintah, tidak semudah seperti penurunan dan
penambahan output pelayanan. Berdasarkan teori, biaya pegawai
sebenarnya dipengaruhi oleh besarnya output.
Disebuah poliklinik misalnya jika pasien rawat jalan naik pada jumlah
tertentu perlu ditambah tenaga sehingga besar biaya pegawai akan
berubah seiring dengan bertambahnya jumlah pasien. Oleh sebab itu
ada yang mengelompokan gaji pegawai sebagai semi variable cost
(SVC).
c) Total cost adalah jumlah dari fixed cost ditambah variabel cost yang
dalam persamaan sbb: TC = FC + VC
2. Pembagian biaya berdasarkan lama penggunaannya
a. Biaya Investasi, adalah biaya yang masa kegunaannya dapat
berlangsung untuk waktu yang relatif lama. Biasanya waktu untuk
biaya investasi ditetapkan lebih dari satu tahun. Batas satu tahun
ditetapkan atas dasar kebiasaan merencanakan dan merealisasi
anggaran untuk jangka waktu satu tahun. Biaya investasi ini biasanya
berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur
fisik dan kapasitas produksi (alat produksi). Contoh yang termasuk
dalam biaya investasi antara lain biaya pembangunan gedung, biaya
pembelian mobil, biaya pembelian peralatan besar dan sebagainya.
b. Biaya penyusutan (depreciation cost), adalah biaya yang timbul akibat
terjadinya pengurangan nilai barang investasi (asset) sebagai akibat
penggunaannya dalam proses produksi. Setiap barang investasi yang
dipakai dalam proses produksi akan mengalami penyusutan nilai, baik
karena makin usang atau karena mengalami kerusakan fisik. Nilai
penyusutan barang investasi, seperti gedung, kendaraan, dan peralatan,
disebut sebagai biaya penyusutan.
Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk menghitung
penyusutan yaitu (1) metode garis lurus (straight line), (2) metode
saldo menurun (declining balance), (3) jumlah angka–angka tahun
(sum of the years digit) (4) metode unit produksi (unit of production).
Salah satu metode yang paling umum digunakan adalah metode
penyusutan garis lurus (straight line method) dimana jumlah historis
yang sama dikurangi setiap tahun. Pada umumnya analisis biaya
dilakukan untuk satu kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun
anggaran, maka untuk itu perlu dicari nilai biaya investasi setahun,
sehingga biaya investasi itu dapat digabung dengan biaya operasional.
Nilai biaya investasi satu tahun ini disebut nilai tahunan biaya investasi
(Annualized Investment Cost = AIC).
Besarnya nilai tahunan dari biaya investasi tersebut dipengaruhi oleh
nilai uang (inflasi) serta waktu pakai dan masa hidup suatu barang
investasi. Untuk menghitung nilai tahunan investasi tersebut dapat
dipergunakan rumus sebagai berikut: AIC = IIC(1 + i)t / L
Keterangan: AIC = Annualized Investment Cost i = Laju Inflasi
IIC = Initial Investment Cost t =Lama Pakai
L = Perkiraan masa hidup (umur ekonomis) barang
investasi yang bersangkutan
c. Biaya operasional (operasional cost), adalah biaya yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan dalam suatu proses produksi dan
memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu yang relatif singkat
(kurang dari satu tahun) contoh yang termasuk dalam biaya
operasional antara lain biaya obat, biaya makan, gaji pegawai, air dan
listrik.
Konsep yang sering dipakai secara bersamaan dengan biaya
operasional yaitu Biaya pemeliharaan (mantainance cost). Biaya
pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan
nilai suatu barang investasi agar dapat terus berfungsi, misalnya biaya
pemeliharaan gedung dan pemeliharaan kendaraan. Antara biaya
operasional dan biaya pemeliharaan dalam praktek sering disatukan
menjadi biaya operasional dan pemeliharaan (operational and
mantainance cost). Biaya operasional dan pemeliharaan, dengan
sifatnya yang habis pakai pada umumnya dikeluarkan secara berulang.
Karena itu biaya pemeliharaan sering disebut sebagai biaya berulang
(recurrent cost)
Contoh biaya operasional : (a) Biaya pegawai (gaji), (b) Biaya obat
dan bahan medis, (c) Biaya listrik dan air, (d) Biaya bahan kantor
(ATK), (e) Biaya telepon, (f) Biaya pemeliharaan barang investasi
Biaya item (c) sampai item (f) dikenal dengan sebutan overhead atau
biaya umum
Contoh : Biaya Pemeliharaan
Biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang agar
terus berfungsi. Misalnya biaya pemeliharaan gedung, biaya
pemeliharaan alat medis dan pemeliharaan kendaraan.
d. Biaya total (total cost = TC), adalah jumlah dari biaya investasi
ditambah biaya operasional, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
Total Cost(TC) = Investment Cost + Operasional Cost
3. Pembagian biaya berdasarkan fungsi atau aktifitas sumber biaya
a. Biaya Langsung (Direct Cost), adalah biaya yang dibedakan pada
sumber biaya yang mempunyai fungsih (aktifitas) langsung terhadap
output. Contoh : gaji perawat, biaya obat-obatan, biaya peralatan medis
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost), adalah biaya yang dibebankan
pada sumber biaya yang mempunyai fungsi penunjang (aktivitas tak
langsung) terhadap output Contoh : gaji bagian administrasi, gaji
direktur, biaya ATK, TU, biaya peralatan non medis
c. Total Cost, merupakan penjumlahan dari direct cost ditambah indirect
cost, yang dirumuskan sebagai berikut:
Total Cost = Direct Cost + Indirect Cost
4. Unit cost, adalah biaya yang dihitung untuk menghasilkan satu satun
produk (misalnya satu jenis pelayanan). Unit cost diperoleh dari TC dibagi
jumlah produk (Quantity =Q) atau dalam persamaan: UC = TC/Q
Dengan demikian, dalam menghitung unit cost harus ditetapkan terlebih
dahulu besaran produk (cakupan pelayanan). Unit cost sering kali
disamakan dengan biaya rata-rata (average cost). Dengan melihat rumus
biaya satuan ( UC = TC/Q ) tersebut, maka jelas tinggi rendahnya unit cost
suatu produk tidak saja dipengaruhi oleh besarnya TC tetapi juga
dipengaruhi oleh besarnya pelayanan. Perhitungan unit cost dengan
menggunakan rumus diatas, banyak dipengaruhi oleh tingkat utilitas.
Makin tinggi utilitas (dengan demikian makin besar jumlah output) akan
semakin kecil unit cost pelayanan. Perhitungan unit cost yang didasarkan
atas pengeluaran nyata terhadap produk atau pelayanan ( UC = TC/Q )
disebut biaya UC Aktual. Disamping UC aktual, juga ada UC normative
yaitu besarnya biaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu jenis
pelayanan kesehatan menurut standar baku atau menurut kapasitas yang
tersedia. Besarnya UC normative ini tidak memperhitungkan apakah
pelayanan kesehatan tersebut dipergunakan oleh pasien atau tidak. Rumus
UC normative adalah: UC = FC/KAP + VC/Q
Keterangan: UC = Unit cost normative
FC = Fixed cost, biaya tetap yang diperlukan untuk
beroperasi.
KAP = Kapasitas produksi pusat biaya tersebut dalam
setahun
VC = Variabel cost termasuk di dalamnya biaya obat / bahan
medis, bahan habis pakai
Q = Jumlah output pusat biaya tersebut dalam setahun
Dalam perhitungan penetapan tarif, untuk menghitung unit cost dapat
terdiri dari beberapa macam yaitu :
1. Unit cost, dengan memperhitungkan total cost terdiri atas penjumlahan
FC, SVC dan VC atau (TC = FC + SVC + VC )
2. Unit cost, dengan memperhitungkan TC terdiri atas penjumlahan dari
SVC dan VC atau ( TC = SVC + VC )
3. Unit cost, dengan memperhitungkan TC terdiri atas penjumlahan dari
VC saja atau ( TC = VC)

Bagi sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah (puskesmas dan rumah


sakit), biaya investasi dan gaji pegawai negeri sipil telah di subsidi, sehingga
idealnya untuk menentukan UC, perhitungan TC tanpa FC dan biaya investasi
serta biaya gaji pegawai negeri.
2.2.2 Karakteristik Biaya
a. Karakteristik Utama
1) Aliran Keluar atau Penurunan Aset. Untuk mengatakan bahwa
biaya timbul, harus terjadi transaksi atau kejadian yang menurunkan
aset atau menimbulkan aliran keluar asset atau sumber ekonomik. Jadi
konsumsi atau pemakaian asset atau manfaat ekonomik asset telah
habis karena melekat pada barang dan jasa yang telah diserahkan
(keluar) dari kesatuan sehingga kesatuan usaha tidak lagi menguasai
lagi manfaat tersebut.
2) Operasi Utama yang Menerus. Agar menjadi biaya konsumsi
tersebut harus berkaitan dengan kegiatan utama atau sentral kesatuan
usaha. Yang dimaksud dengan kegiatan utama adalah kegiatan
penciptaan pendapatan(laba) yang dipresentasikan dalam kegiatan
memproduksi/mengirim barang atau menyerahkan/melaksanakan jasa.
b. Karakteristik Pendukung
1) Kenaikan Kewajiban. Bila barang dan jasa telah dimanfaatkan oleh
perusahaan tetapi perusahaan tidak mengakuinya sebagai asset
sebelumnya atau perusahaan belum mengakui kewajiban atas
penurunan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain, perusahaan
mempuanyai keharusan untuk membayar atau melakukan pengorbanan
sumber ekonomik dimasa datang sehingga kewajiban timbul.
Sebagai contoh, tarif (fee) pengiriman barang oleh perusahaan
ekspedisi yang belum dibayar perusahaan. Jasa pengirim telah
dikonsumsi dan menimbulkan pendapatan sehingga biaya harus timbul
diikuti dengan kenaikan kewajiban.
2) Penurunan Ekuitas. Definisi APB dan IAI secara eksplisit
menyebutkan bahwa penurunan aset akhirnya akan mengubah ekuitas
dan menurunkan ekuitas. Pendefinisian ini sebenarnya menegaskan
bahwa akuntansi menganut konsep kesatuan usaha sehingga ekuitas
secara konseptual adalah utang perusahaan kepada pemilik.
3) Aliran Fisis atau Moneter. FASB memisahkan antara pengertian
biaya dan pengukuran biaya. Bahwa biaya timbul dari penyerahan/
produksi barang atau dari pelaksanaan jasa member isyarat bahwa
FASB memaknai biaya (penurunan asset) sebagai kejadian fisis.
Secara semantic, biaya seharusnya didefenisikan sebagai perubahan
atau penurunan nilai sehingga timbulnya biaya harus merupakan
kejadian moneter. Defenisi kam dilandasi oelh pemikiran bahwa biaya
merupakan kejadian moneter yaitu perubahan nilai asset, kewajiban,
atau ekuitas. Nilai ini diukur dengan kos barang dan jasa yang dapat
dikuasai dan dimanfaatkan kesatuan usaha melalui penyerahan
asetm(pembelian tunai), penimbulan kewajiban (pembelian kredit),
dan peningkatan ekuitas (pembelian dengan saham perusahaan sebagai
penghargaan).

2.3 Contoh Aplikasi Biaya di Pelayanan Kesehatan


Berikut contoh penghitungan biaya produksi pada rawat inap bagian
perawatan anak RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Data primer dari
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar pada tahun 2010 diambil oleh
Rahmayati Syamsul, mahasiswi Akuntansi Universitas Hasanudin Makassar.
Data yang kami gunakan diambil dari sebuah penelitian berjudul
“EVALUASI PERHITUNGAN HARGA POKOK PELAYANAN RAWAT
INAP BAGIAN PERAWATAN ANAK-RSUP Dr. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR” yang memiliki tujuan mengetahui berapa
harga pokok dari pelayanan rawat inap rumah sakit yang selanjutnya
digunakan sebagai dasar dalam penentuan tarif. Hal ini menjadi sangat
penting mengingat penentuan harga pokok rawat inap perlu dihitung kembali
untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas pengelolaan yang berkaitan
dengan pelayanan rumah sakit kepada pasien, khususnya bagi pasien rawat inap.
Dalam studi kasus yang kami sampaikan, tidak ada perubahan detail harga,
hanya penghitungan yang kami sesuaikan dengan materi pada bab sebelumnya.
a. Klasifikasi Biaya

No Unsur Biaya Biaya Klasifikasi biayaKlasifikasi Biaya


Skala Produksi Lama Penggunaan
Fixed Cost Variabel Direct Cost Indirect Investment Operational
Cost Cost Cost Cost
1 Biaya Gaji 210,000,000 210,000,000 210,000,000 210,000,000
Dokter
2 Biaya gaji 180,000,000 180,000,000 180,000,000 180,000,000
Perawat
3 Biaya Bahan 350,000,000 350,000,000 350,000,000 350,000,000
makanan
4 Biaya listrik 170,252,170 170,252,170 170,252,170 170,252,170
dan air
5 Biaya kontrak 150,050,000 150,050,000 150,050,000 150,050,000
cleaning
service
6 Biaya alat 250,000,000 250,000,000 250,000,000 250,000,000
medis habis
pakai
7 Biaya 185,250,000 185,250,000 185,250,000
penyusutan 185,250,000
peralatan
medis
8 Biaya 175,250,000 175,250,000
penyusutan 175,250,000 175,250,000
peralatan non
medis
9 Biaya 150,000,000 150,000,000
penyusutan 150,000,000 150,000,000
gedung
perawatan anak
TOTAL 1,050,550,000 770,252,170 1,160,252,170 1,310,302,170
660,550,000 510,500,000
TOTAL COST 1,820,802,170 1,820,802,170 1,820,802,170
1,820,802,170
b. Cara Penghitungan
1) Jumlah hari pasien rawat inap = 12,990 hari
2) Jumlah Dokter 5 orang
Tenaga dokter anak pada RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo berjumlah
5 orang. Dokter mendapat gaji dan tunjangan yang bersifat tetap dan
dibayarkan setiap bulan oleh rumah sakit. Gaji ditambah dengan
tunjangan -tunjangan rumah sakit yang dibayarkan kepada dokter
sebesar Rp. 3.500.000, - setiap bulan, sehingga total gaji seorang
dokter selama setahun sebesar Rp 42.000.000,- (Rp 3.500.000 x 12
bulan). Jadi total biaya dokter anak setahun yang dikeluarkan oleh
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo sebesar Rp 210.000.000,- (Rp
42.000.000 x 5).
3) Jumlah Perawat = 10 orang
Tenaga perawat pada RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo berjumlah
10 orang. Perawat mendapat gaji dan tunjangan yang bersifat
tetap dan dibayarkan setiap bulan oleh rumah sakit. Gaji ditambah
dengan tunjangan -tunjangan rumah sakit yang dibayarkan kepad a
perawat sebesar Rp. 1.500.000,- setiap bulan, sehingga total gaji
seorang perawat setahun sebesar Rp. 18.000.000,-(Rp 1.500.000 x
12 bulan). Jadi total biaya gaji perawat setahun yang dikeluarkan
oleh RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo sebesar Rp 180.000.000,-
(Rp 18.000.000 x 10).
4) Perhitungan Unit Cost
Unit Cost adalah harga yang harus dibayarkan per pasien per hari
rawat di rawat inap bagian perawatan anak. Pada bagian ini akan
dihitung Unit Cost Actual.
UC = TC/Q
= Rp 1,820,802,170 / 12,990
= Rp 140,169.53
Keterangan: UC = Unit Cost
TC = Total Cost actual
Q = Quantitiy (jumlah hari rawat inap)

5) Perhitungan BEP
Titik impas (break even point) adalah sebuah titik dimana biaya atau
pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat
kerugian atau keuntungan. BEP yang dapat dihitung dari ketersediaan
data yang ada dalam penelitian yaitu jumlah pasien yang dapat dilayani
agar biaya pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang.
Diketahui harga rawat inap per hari di unit perawatan anak
adalah Rp 187,000.00.
AVC = VC/ Jumlah hari pasien rawat inap
= Rp 770,252,170/12990 = Rp 59,295.78
QBEP = TFC/(P-AVC)
= Rp 1,050,550,000/( Rp 187,000.00 -59,295.78)
= 8,226.43 hari rawat
Keterangan:
AVC = Average Variabel Cost TFC = Total Fixed Cost
VC = Variabel Cost P = Price actual
QBEP = BEP unit, dalam hal ini jumlah pasien

6) Perhitungan CRR
TR : Total Revenue = P x Q
= Rp 187,000 x 12,990
= Rp 2,429,130,000

Cost Recovery Rate = (TR/ TC) x 100 %


= (Rp 2,429,130,000/ Rp 1,820,802,170) x 100%
= 133%
c. Analisis Perhitungan
Setelah melakukan klasifikasi biaya produksi, didapat total cost berdasar
tiap skala produksi, lama penggunaan, dan aktifitas produksi adalah sama
sehingga dapat dihitung unit cost actual. Unit cost actual merupakan hasil
pembagian Total cost dengan jumlah hari rawat per tahun (2010), dari perhitungan
tersebut didapat unit cost di ruang rawat inap anak sebesar Rp 140,169.53. Jadi
harga aktual yang harus dibayarkan per pasien per hari rawat di rawat inap bagian
perawatan anak adalah Rp 140,169.53, dan tarif yang ditetapkan rumah sakit
adalah Rp 187,000.00.
Dengan diketahui tarif rawat inap per hari yang sudah ditentukan oleh RS.
X, dapat dihitung BEP unit, dari perhitungan total fix cost dibagi dengan price
dikurangi AVC, didapat hasil bahwa rumah sakit harus melayani 8,226.43 pasien
agar modalnya kembali (mencapai titik impas). CRR adalah nilai dalam persen
yang menunjukkan besarnya kemampuan rumah sakit untuk menutupi
biayanya dengan penerimaan dari pembayaran pasien yang dihitung dari
pembagian antara TR unit bersangkutan dengan TC unit bersangkutan dikali
100%.
Hasil perhitungan didapat CRR sebesar 133% yang berarti mengalami
surplus. Hasil CRR dapat memberi informasi bahwa rumah sakit mampu
menutupi biaya yang dikeluarkan 100% dan laba yang didapat rumah sakit
sebesar 33% per unit (hari rawat inap).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://nurrohman.students.uii.ac.id/2014/04/22/konsep-dan-jenis-biaya/
http://herryakmen.blogspot.co.id/2011/09/konsep-biaya.html
http://irmajhe.blogspot.co.id/2015/06/konsep-biaya.html
http://www.academia.edu/25709758/Konsep_Biaya_Teori_Akuntansi_
http://www.academia.edu/23890855/BIAYA_PRODUKSI_DAN_APLIKASINY
A_DI_INDUSTRI_PELAYANAN_KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai