Anda di halaman 1dari 35

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DI

PERUSAHAAN OIL AND GAS VICO INDONESIA,


TAHUN 2016

Mata Kuliah : Promosi Kesehatan

Dosen : Ir. Syarief Usman, MKKK

Disusun oleh ;

Hestina Ambarwati
Dhyana Laila afifa
Nurastria
Yohanna Ferre

UNIVERSITAS MH THAMRIN

JAKARTA

2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................................. 3
1.3 Kondisi Saat Ini di VICO atau Virginia Indonesia Company. ............................ 3
BAB II ........................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 5
2.1 Pengertian Oil dan Gas (Minyak dan Gas Bumi) ................................................ 5
2.1.1 Oil (Minyak Bumi) ....................................................................................... 5
2.1.2 Gas Bumi ...................................................................................................... 7
2.1.2.1 Senyawa Penyusun Gas Alam ................................................................... 8
2.1.2.2 Pemanfaatan Gas Alam .............................................................................. 9
2.2 Industri Oil and Gas (Minyak dan Gas) ............................................................ 10
2.3 Promosi Kesehatan ............................................................................................ 13
2.4 Sarana Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja .................................................... 14
BAB III ....................................................................................................................... 17
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 17
3.1 VICO INDONESIA .......................................................................................... 17
3.2 Program Promosi Kesehatan ............................................................................. 19
3.2.1 Health info .................................................................................................. 19
3.1.2 Health session ............................................................................................. 20
3.1.3 Cooperate wellness program atau new me ................................................. 20
3.1.4 CDC group meeting .................................................................................... 20
3.1.5 First aid box atau kotak P3K....................................................................... 21
3.1.6 Water sampling dan analysis ...................................................................... 22
3.1.7 Pengendalian hama dan vektor ................................................................... 22
BAB IV ....................................................................................................................... 31
PENUTUP ................................................................................................................... 31
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 31
4.2 Saran .................................................................................................................. 31
BAB V......................................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 32

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 05 Juli 2018

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tempat kerja atau perusahaan besar, cenderung untuk memiliki sumber daya
manusia yang banyak. Memiliki pekerja yang sehat akan berpengaruh positif
terhadap produktivitas perusahaan. Agar pekerja tetap sehat, pekerja harus bekerja
dengan tubuh dan lingkungan yang sehat 94 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli
2017: 93–104 pula. Menurut Blum (1974), status kesehatan seseorang dipengaruhi
oleh 4 faktor. Faktor tersebut adalah lingkungan, perilaku, fasilitas kesehatan, dan
genetik. Kesehatan terkait erat dengan kondisi lingkungan, gaya hidup, dan cara
kerja. Berdasarkan UU No 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, tempat kerja
ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana
tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimana terdapat sumber bahaya. Definisi tempat kerja menurut UU
tersebut dapat diartikan bahwa tempat kerja ialah suatu bagian lokasi yang terdapat
suatu usaha/aktivitas dan memiliki sumber bahaya

Promosi kesehatan merupakan sebuah proses yang memungkinkan setiap


individu untuk meningkatkan kendali atas dirinya sendiri untuk meningkatkan
kesehatan (WHO, Ottawa, 1986). Menurut Notoatmodjo (2005), promosi
kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi
yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirumuskan untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

Menurut Kurnawidjaja (2012), Promosi kesehatan pekerja didefinisikan


sebagai upaya untuk mengubah perilaku yang merugikan kesehatan populasi
pekerja, agar mendapatkan kondisi kesehatan dan kapasitas kerja yang optimal
dengan cara mengombinasikan dukungan pendidikan, organisasi kerja, lingkungan
dan keluarga. Dari beberapa defi nisi promosi kesehatan tersebut, dapat

1
disimpulkan bahwa promosi kesehatan di tempat kerja adalah suatu upaya
melakukan kegiatan manajemen dan pencegahan penyakit. Bentuk promosi
kesehatan di tempat kerja cenderung banyak dilakukan dalam upaya melindungi
keselamatan dan kesehatan pekerja dengan menggunakan peraturan, prosedur, dan
juga pemenuhan sarana-prasarana, namun bentuk promosi kesehatan juga bisa
dilakukan dengan kegiatan bersama atau sebuah program yang dilaksanakan oleh
perusahaan.

Piagam Ottawa menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang


memungkinkan seseorang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka
(WHO, 1986). Tujuan promosi kesehatan yaitu perubahan perilaku. Perubahan
perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor. Metode dan teknik promosi kesehatan,
adalah cara dan alat bantu yang digunakan oleh pelaku promosi kesehatan untuk
menyampaikan pesan kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Metode yang dilakukan
dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan, masyarakat dan sumber daya dari
pihak penyelenggara. Untuk memperoleh hasil yang optimal, perlu adanya
penggunaan dan penyusunan strategi promosi kesehatan yang sesuai dengan
kondisi lingkungan dan tidak menyalahi peraturan yang berlaku. Khansa Nadra,
Situasi Strategi Promosi Kesehatan. Strategi promosi kesehatan merupakan cara
atau langkah yang diperlukan untuk mencapai, memperlancar atau mempercepat
pencapaian tujuan promosi kesehatan. WHO (1986) menyebutkan bahwa Ottawa
Charter memiliki lima sarana aksi yang perlu dijalankan untuk membangun
strategi promosi kesehatan yang baik. Sarana aksi tersebut adalah membangun
kebijakan yang berwawasan kesehatan, menciptakan lingkungan yang
mendukung, memperkuat gerakan masyarakat, mengembangkan keterampilan
individu, dan reorientasi pelayanan kesehatan. Kelima sarana tersebut merupakan
hasil dari konferensi internasional di bidang promosi kesehatan yang dilakukan di
Ottawa pada tahun 1986.

Sarana aksi pertama, yaitu kebijakan berwawasan kesehatan ditujukan kepada


para penentu kebijakan. Tujuan dari sarana ini adalah agar kebijakan yang dibuat

2
akan menguntungkan kesehatan. Sarana aksi kedua yaitu menciptakan lingkungan
yang mendukung, ditujukan kepada penyedia sarana prasarana atau pengelola.
Tujuan dari sarana ini adalah untuk menunjang aktivitas masyarakat, khususnya
dalam berperilaku sehat. Seperti penyediaan sarana olahraga, tersedianya air
bersih, dsb. Sarana aksi ketiga yaitu memperkuat gerakan masyarakat. Sarana ini
adalah sebuah upaya untuk memampukan individu maupun kelompok agar dapat
meningkatkan kondisi kesehatannya secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan
dapat berupa kegiatan bersama seperti kegiatan bersih desa, car free day, dsb.
Sarana aksi keempat adalah mengembangkan keterampilan individu.
Keterampilan ini dapat diawali dengan pemberian edukasi tentang pemeliharaan
kesehatan kepada masyarakat atau pekerja. Kesehatan masyarakat akan lebih
mudah terwujud dengan banyaknya masyarakat yang terampil dalam memelihara
kesehatan. Sarana aksi kelima adalah reorientasi pelayanan kesehatan. Sarana ini
membuat masyarakat berpikir untuk tidak hanya menjadi pengguna pelayanan
kesehatan, namun juga sebagai penyelenggara. Pelayanan kesehatan dalam sarana
ini tidak hanya sebagai kuratif dan rehabilitative, namun juga promotif dan
preventif. Penelitian ini akan membahas mengenai strategi promosi kesehatan
yang ada di health department, VICO Indonesia pada tahun 2016, khususnya yang
dilakukan di Badak, dan akan dikaitkan dengan lima sarana aksi promosi
kesehatan berdasarkan Ottawa Charter.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui strategi promosi kesehatan yang dilakukan oleh
perusahaan oil and gas VICO Indonesia.

1.3 Kondisi Saat Ini di VICO atau Virginia Indonesia Company.


VICO atau Virginia Indonesia Company, LLC adalah salah satu perusahaan
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ditunjuk BP MIGAS untuk melakukan
proses pengeboran minyak dan gas bumi. VICO Indonesia yang sebelumnya
dikenal sebagai HUFFCO, merupakan salah satu perusahaan Contractor
Production Sharing minyak dan gas bumi yang berada di bawah naungan SKK

3
MIGAS. Perusahaan VICO berdiri sejak tahun 1972 dan memiliki markas besar di
Jakarta. VICO telah membuat lebih dari 470 sumur dan menemukan cadangan gas
dengan jumlah total 14 trilyun kaki kubik, serta 457 juta lebih barel minyak.
Stasiun produksi pertama yang dibangun adalah Badak pada tahun 1972, diikuti
dengan Nilam pada tahun 1982, Mutiara pada tahun 1990, dan Semberah pada
tahun 1991.

VICO telah mendapatkan beberapa penghargaan selama berdiri, baik dalam


bidang kesehatan, lingkungan, maupun prestasinya sebagai perusahaan minyak
dan gas bumi. VICO menerapkan pekerjaan dengan melindungi kesehatan dan
keselamatan pada pekerja. VICO melakukan kegiatan pencegahan penyakit,
promosi kesehatan, keselamatan kerja, dan pemeliharaan lingkungan. VICO
memiliki standar/prosedur dalam melakukan sebuah pekerjaan. Sistem
penanganan kesehatan pekerja dan pemberdayaan masyarakat di VICO sangat baik
dan patut dijadikan pedoman ataupun contoh yang baik untuk perusahaan lainnya.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Oil dan Gas (Minyak dan Gas Bumi)
2.1.1 Oil (Minyak Bumi)
Petroleum atau minyak bumi merupakan campuran kompleks dari
hidrokarbon cair, suatu senyawa kimia yang mengandung hidrogen dan
karbon, yang terbentuk secara alamiah di cadangan bawah tanah dalam
batuan sedimen. Berasal dari bahasa latin petra, yang berarti batu, dan
oleum, yang berarti minyak, kata “petroleum” sering diartikan dengan kata
“minyak”. Didefinisikan secara luas, minyak mencakup produk primer
(mentah) dan produk sekunder (terolah/produk kilang).
Minyak mentah merupakan satu jenis minyak terpenting yang diolah
menjadi berbagai produk kilang, akan tetapi beberapa bahan baku minyak
lainnya juga dipakai untuk menghasilkan berbagai produk kilang minyak.
Terdapat berbagai macam produk kilang yang dihasilkan dari minyak
mentah, banyak diantaranya untuk keperluan khusus, misalnya bensin
kendaraan bermotor atau pelumas; yang lainnya dipakai untuk menghasilkan
panas, seperti solar/minyak diesel (gas oil) atau minyak bakar (fuel oil).
Nama-nama produk kilang pada umumnya adalah nama-nama yang dipakai
di Eropa Barat dan Amerika Utara. Nama-nama tersebut biasa dipakai di
perdagangan internasional, akan tetapi tidak selalu sama dengan nama-nama
yang dipakai di pasar lokal. Selain produk minyak tersebut, terdapat juga
minyak “belum jadi” yang akan diproses lebih lanjut di kilang atau tempat
lain.
Pasokan dan pemakaian minyak di negara-negara industri bersifat
kompleks dan mencakup baik pemakaian sebagai energi maupun non-energi.
Sebagai akibatnya, penjabaran pemakaian di bawah ini hanya sebagai
panduan umum dan bukan merupakan suatu aturan kaku. Lampiran 1

5
memberikan penjelasan lengkap dari proses dan aktivitas yang disebutkan
dalam Kuesioner Minyak.
Minyak merupakan komoditas perdagangan terbesar, baik miyak
mentah maupun produk kilang. Sebagai konsekuensinya, sangat penting
untuk mengumpulkan data selengkap, seteliti dan setepat mungkin mengenai
aliran minyak dan produknya. Meskipun pasokan minyak terus meningkat
secara tetap, pangsanya terhadap total pasokan energi global telah menurun,
dari 45% lebih di tahun 1973 menjadi sekitar 35% di tahun-tahun terkahir
ini. Bahan bakar cair dapat diukur dari massanya atau volumenya. Untuk
kedua ukuran tersebut, beberapa satuan dipakai pada industri minyak:
Satuan massa yang paling banyak dipakai untuk mengukur minyak
adalah metrik ton (atau ton). Misalnya, tanker di industri minyak sering
dinyatakan berdasarkan kapasitasnya dalam ton, dimana sebuah ultra large
crude carrier (ULCC) didefinisikan memiliki kemampuan untuk
mengangkut lebih dari 320 ribu ton.
Satuan asli dari kebanyakan bahan bakar cair dan gas adalah volume.
Cairan dapat diukur dengan liter, barel, atau meter kubik. Contoh umum
pemakaian volume sebagai satuan ukuran adalah dalam harga
minyak,dinyatakan dalam dolar perbarel.
Oleh karena cairan dapat diukur berdasarkan massa atau volumenya,
maka penting untuk dapat mengonversi minyak dari satu satuan ke satuan
lainnya. Untuk dapat membuat konversi ini, berat jenis (specific gravity)
atau kerapatan (density) dari cairan perlu diketahui. Oleh karena minyak
mentah mengandung hidrokarbon dari yang teringan sampai terberat,
karakteristiknya, termasuk kerapatan, akan berbeda banyak antara satu
minyak mentah dengan yang lain. Demikian juga kerapatan berbagai produk
minyak sangat berbeda antar satu produk dengan lainnya. Kerapatan dapat
dipakai untuk mengklasifikasikan produk kilang dari yang ringan sampai
yang berat, misalnya LPG dengan kerapatan 520 kg/m 3 dianggap produk

6
ringan sedangkan minyak bakar dengan kerapatan lebih dari 900 kg/m 3
adalah produk berat.
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon,
jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai
lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa
kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai keunikan
molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri
kimia, warna, dan viskositas.
Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti di
laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah
pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas, dan kemudian bisa
dideteksi dengan detektor yang cocok. Pembakaran yang tidak sempurna
dari minyak Bumi atau produk hasil olahannya akan menyebabkan produk
sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur
maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang
tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh
mesin biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat
menimbulkan asbut.

2.1.2 Gas Bumi


Seperti halnya minyak bumi, gas alam juga terbentuk dari berbagai
macam hewan, tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup ribuan hingga
jutaan tahun yang lalu dan tertimbun di dalam lapisan tanah dengan rentan
waktu yang cukup lama. Karena pengaruh waktu, disertai dengan adanya
tekanan dan temperatur yang tinggi di dalam lapisan bumi membuat ikatan
karbon pada timbunan organik tersebut terlepas, sehingga berubah menjadi
gelembung-gelembung gas.

Sering juga ditemui kandungan gas dan minyak bumi terdapat dalam
satu reservoir, atau sering disebut dengan associated gas. Hal tersebut
disebabkan oleh letak kedalaman deposit tertimbun di bawah lapisan tanah,

7
dimana semakin dalam deposit tertimbun, maka semakin tinggi juga tekanan
dan temperatur di sekelilingnya. Umumnya, pada temperatur yang tidak
terlalu tinggi, akan mengandung minyak bumi yang relatif lebih banyak,
begitupun dengan sebaliknya, kandungan gasnya akan lebih banyak jika
temperatur lapisannya lebih tinggi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, faktor penentu apakah deposit tersebut


akan berubah menjadi minyak atau gas alam tergantung dari tekanan dan
temperatur di sekelilingnya. Dari dasar itulah sehingga para ahli pada bidang
teknik perminyakan akan lebih mudah mengetahui kandungan yang terdapat
pada suatu reservoir apakah mengandung minyak atau gas, atau bahkan
keduanya.

2.1.2.1 Senyawa Penyusun Gas Alam

Seperti penjelasan di atas mengenai pembentukan gas alam,


maka dapat diartikan bahwa gas alam digolongkan sebagai
energi/bahan bakar fosil karena berasal dari makhluk hidup dan
terbentuk secara alami. Gas alam merupakan campuran yang
mudah terbakar, serta tersusun dari senyawa kimia hidrokarbon
diaman pada kondisi temperatur dan tekanan atmosfir akan
berbentuk fase gas.

Komposisi atau senyawa utama pada gas bumi yakni metana


(CH4) yang mencapai 80% per volumnya. Metana merupakan
molekul hidrokarbon dengan rantai terpendek dan paling ringan.
Selain metana, terdapat juga kandungan hidrokarbon yang lebih
berat dalam jumlah kecil, seperti propana (C3H8), butana (C4H10),
etana (C2H6), serta sulfur. Gas alam biasanya ditemukan pada lokasi
tempat pengeboran minyak bumi, tambang batu bara serta ladang
gas itu sendiri.

8
2.1.2.2 Pemanfaatan Gas Alam
Pemanfaatan gas bumi pada zaman sekarang bisa dikatakan
cukup banyak, khususnya dalam bentuk bahan bakar. Keunggulan
yang dimiliki gas alam jika diolah menjadi bahan bakar yakni lebih
efisien dan hasil pembakarannya lebih bersih. Pada keadaan murni,
bentuk fisiknya tidak berbau, tidak berbentuk dan tidak berwarna.
Gas alam ketika digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, rumah
tangga atau industri akan menghasilkan pembakaran yang sempurna
karena tidak menimbulkan jelaga (clean burning), sehingga emisi
karbon yang dihasilkan sangat kecil dan tentunya tidak akan
berdampak buruk terhadap lingkungan.

Terdapat berbagi macam sektor yang memanfaatkan gas bumi,


seperti bahan bakar pembangkit listrik, bahan bakar industri dan
tentunya bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Selain sebagai
bahan bakar, gas alam juga digunakan sebagai bahan baku pada
beberapa pabrik kimia, misalnya sebagai bahan baku atau campuran
pembuatan methanol, industri petrokimia, bahan baku pembuatan
pupuk amonia, serta sebagai komuditas expor untuk pendapatan
negara, contohnya dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas).

Walaupun pemanfaatan gas alam cukup bervariasi, namun masih


kalah populer dari minyak bumi. Padahal, jumlah cadangan gas alam
sendiri jauh lebih besar dari minyak mentah. Merunut dari hal
tersebut, kedepannya diharapkan agar penggunaan gas alam terutama
dalam bentuk bahan bakar lebih ditingkatkan lagi, selain karena
jumlah cadangan masih cukup besar, juga karena hasil
pembakarannya lebih ramah lingkungan. Apalagi saat ini jumlah
cadangan minyak bumi terus mengalami penurunan secara
signifikan, sehingga perlu dilakukan pengalihan ke gas alam untuk

9
menghindari kelangkaan bahan bakar hasil olahan minyak bumi di
masa depan.

2.2 Industri Oil and Gas (Minyak dan Gas)


Dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) diatur bahwa bumi dan air dan kekayaan
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sebagai salah satu sumber daya mineral
yang tidak terbarui (unrenewable) minyak dan gas bumi menempati posisi yang
penting dalam pembangunan Negara dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu,
pemerintah sebagai pemegang kuasa pertambangan menentukan kebijakan dan
melakukan pengusahaan terhadap minyak dan gas bumi untuk mencapai tujuan yg
terdapat dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Minyak dan Gas Bumi adalah sektor
usaha yang sifatnya international business. Industri Minyak dan Gas Bumi ialah
bentukbentuk kegiatan yang dilakukan seperti
:

a. Kegiatan Eksplorasi dan Produksi


Disini titik berat kegiatan diarahkan pada usaha pencarian minyak dan gas
bumi dan kemudian memproduksi minyak dan gas bumi yang telah ditemukan
tersebut. Dikaitkan dengan teknis produksi, masa produksi dapat dibagi dalam
tiga tahapan yaitu :
1) Periode produksi awal atau alamiah
Pada produksi awal atau alamiah minyak dan gas bumi diproduksi atau
dikeluarkan dari perut bumi secara alamiah. Tekanan yang ada di dalam
jebakan di dalam jebakan secara alamiah mendorong minyak dan gas bumi
keluar dari perut bumi untuk ditampung pada fasilitas produksi yang ada di
permukaan.
2) Periode produksi sekunder
Pada produksi sekunder untuk mengeluarkan minyak dan/atau gas bumi
dilakukan dengan menyuntikkan kembali gas atau air ke dalam formasi

10
untuk menghasilkan tekanan tertentu atau mengarahkan minyak dan gas
bumi bergerak ke arah tertentu dalm reservoir.
3) Periode produksi tersier
Pada produksi ini minyak dan gas bumi hanya dapat dikeluarkan dari
perut bumi dengan memasukkan bahan kimia tertentu ke dalam formasi
yang tujuannya sama seperti pada produksi sekunder yaitu mendorong
minyak dan/atau gas bumi bumi ke luar. Karena diperlukan teknologi dan
upaya tambahan, tentunya dalam produksi sekunder dan tertier biaya
produksi akan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikeluarkan
pada produksi awal. Pengertan produksi awal, sekunder, dan tertier tidak
dikaitkan dengan batasan waktu, tetapi pada metode atau teknik produksi
yang digunakan. Salah satu isu penting lainnya dalam fase pengembangan
dan produksi ini adalah pembagian hasil produksi.
b. Pengolahan
Kegiatan ini ditujukan untuk mengolah produk hydrocarbon menjadi
berbagai produk olahan sehingga dapat dipakai langsung oleh konsumen atau
diolah kembal menjadi produk lainnya. Kegiatan pengolahan hydrocarbon
dapat menghasilkan berbagai produk antara lain butane, propane, pentana dan
seterusnya. Gas bumi dapat diolah menjadi LNG dan LPG dan berbagai produk
yang dibutuhkan oleh industri petrokimia. Disamping itu masih ada produk
ikutan lainnya berupa aspal dan lilin.
c. Penyimpanan
Setelah minyak dan gas bumi dikeluarkan dari perut bumi atau setelah
mereka selesai diolah menjadi berbagai produk hydrocarbon, dibutuhkan
tempat dan usaha penyimpanan sementara sebelum diserahkan kepada
konsumen. Media penyimpanan masing-masing produk umumnya terpisah satu
sama lain. Universitas Sumatera Utara 13
d. Pengangkutan
Fungsi ini bertujuan untuk menghantarkan hasil produksi ke konsumen.
Pengangkutan hasil produksi dapat dilakukan dengan moda pengangkutan

11
dapat berupa mobil tangki atau kereta api atau dengan jaringan pipa, di samping
itu juga memungkinkan untuk dilakukan dengan angkutan laut, berupa kapal
tanker dan mungkin juga jaringan pipa bawah laut. Dalam beberapa kasus
tertentu dapat juga terjadi pengangkutan dengan angkutan udara, misalnya
untuk menjangkau daerah yang sangat terpencil yang tidak mungkin dilalui
dengan angkutan darat atau laut. Yang jelas pilihan akan jatuh pada modal
angkutan yang paling murah dan efisien serta aman.
e. Pemasaran
Kegiatan yang terakhir adalah memasarkan hasil produsi, mencari
konsumen dan mengikat perjanjian jual beli dengan pembeli dan mengelola
pasar yang ada maupun pasar potensial. Kegiatan pemasaran dewasa ini
memegang peran yang cukup penting mengingat perkembangan pola
perdagangan minyak dan gas bumi yang sudah sedemikian kompetitif. Pasar
sekarang sudah merupakan pasar yang demand driven, bukan yang supply
driven lagi.

Kegiatan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan pemasaran


merupakan bagian dari kegiatan usaha hilir Minyak dan Gas Bumi. Kegiatan usaha
hilir ini menggunakan rezim perizinan yaitu izin kepada badan usaha untuk
melaksanakan kegiatan hilir dengan tujuan memperoleh keuntungan. Tiap-tiap
kegiatan diatas memerlukan teknologi dan pola manajemen sendiri dan relatif
berbeda.

Jika tidak ada aturan yang memaksakan integrasi dan monopoli industri
migas, sering kegiatan-kegiatan tersebut diusahakan secara terpisah dan berdiri
sendiri. Pada suatu saat melewati jangka waktu tertentu produksi pasti akan
terhenti karena minyak dan gas bumi tersedot dan tidak mugkin lagi dikeluakan
dari perut bumi. Pada saat itu ladang minyak dan fasilitas-fasilitas produksi akan
ditinggalkan.

12
2.3 Promosi Kesehatan
Istilah dan pengertian promosi kesehatan merupakan pengembangan dari
istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti: Pendidikan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, KIE (Kominikasi, Informasi, Edukasi). Promosi kesehatan
atau pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak
bukan hanya dalam proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehtan sematan, akan tetapi
didalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku
masyarakat (Fitriani, 2011) Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan
lingkungannya. Memberdayakan adalah upaya untuk membangun daya atau
mengembangkan kemandirian yang dilakukan dengan menimbulkan kesadaran,
kemampuan, serta dengan mengembangkan iklim yang mendukung kemandirian.

Dengan demikian, promosi kesehatan merupakan upaya mempengaruhi


masyarakat agar menghentingkan perilaku beresiko tinggi dan nenghentikan
dengan perilaku yang aman atau paling tidak beresiko rendah. Program promosi
kesehatan tidak dirancang “dibelakang meja”. Supaya efektif, program harus
dirancang berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari masyarakat setempat
(Kholid, 2012). Promosi Kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam proses pemberdayaan masyarakat, yaitu melalui pembelajaran dari, oleh dan
bersama masyarakat sesuai dengan lingkungan social budaya setempat, agar
masyarakat dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan (Fitriani, 2011).
15 Promosi kesehatan adalah “memasarkan” atau “menjual” atau
“memperkenalkan” pesan-pesan kesehatan atau “upaya-upaya” kesehatan,
sehingga masyarakat “menerima”, atau “membeli” (dalam arti menerima perilaku
kesehatan) atau “mengenal” pesan-pesan kesehatan tersebut, yang akhirnya
masyarakat mau berperilaku hidup sehat (Notoatmodjo, 2011).

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan


masyarakat melaluipembelajaran dari, oleh untuk dan bersama masyarakat, agar

13
mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan (Depkes RI, 2010) Menurut Green (1984
dalam Notoatmodjo 2010), promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi
pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan
organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan dan
kondusif bagi kesehtan. Berdasarkan piagam Ottawa (Otawwa Charter: 1986) :
“Health Promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve their health. To reach a state of complete physical, mental, and social well
being, and individual or group must be able to identify and realize aspiration, to
satisfy needs and to change or cope with the environment”.

Dari kutipan ini jelas dinyatakan, bahwa promosi kesehatan adalah suatu
proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka. Dengan kata lain, promosi kesehatan adalah upaya yang
dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Green, 1984).

2.4 Sarana Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja


Pada tanggal 21 November tahun 1986, WHO (World Health Organization)
mengadakan konferensi internasional pertama di bidang promosi kesehatan.
Konferensi yang diadakan di Ottawa, Kanada ini dihadiri oleh para ahli kesehatan
dari seluruh dunia. Hasil dari konferensi ini adalah sebuah dokumen penting yang
disebut Ottawa Charter (Piagam Ottawa). Piagam ini menjadi rujukan untuk
berbagai Negara dalam hal promosi kesehatan. Indonesia juga merupakan salah
satu Negara yang menjadi kan Piagam Ottawa sebagai rujukan dalam bidang
promosi kesehatan. Hasil dari konferensi internasional ini adalah lima sarana aksi
promosi kesehatan. (WHO, Ottawa, 1986).
Sarana aksi promosi kesehatan yang pertama yaitu membangun kebijakan
yang berwawasan kesehatan (build health public policy). Sarana pertama ini
adalah untuk menjadi kan sebuah kebijakan yang akan dikeluarkan, dapat

14
menguntungkan kesehatan publik (WHO, Ottawa, 1986). Sarana ini ditujukan
kepada para penentu kebijakan yang terkait. Kebijakan ini dapat berupa
perundangan, peraturan, surat keputusan, dan sebagainya.
Sarana aksi promosi kesehatan yang kedua adalah menciptakan lingkungan
yang mendukung (create supportive environment). Lingkungan yang mendukung
ini dapat berupa sarana prasarana ataupun fasilitas yang mendukung terjadi nya
perilaku yang sehat bagi pekerja ataupun masyarakat (WHO, Ottawa, 1986).
Sarana ini ditujukan kepada pengelola tempat umum/ kerja tersebut agar dapat
tanggap dalam menyediakan fasilitas yang dibutuhkan.
Sarana aksi promosi kesehatan yang ketiga yaitu memperkuat gerakan
masyarakat (strength community action). Gerakan masyarakat ini bertujuan untuk
memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat ataupun pekerja agar dapat
meningkatkan derajat kesehatannya (WHO, Ottawa, 1986). Sarana ini dilakukan
agar kesadaran, kemauan, dan kemampuan 100 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli
2017: 93–104 masyakarat berkembang, sehingga masyarakat dapat secara proaktif
dan mandiri meningkatkan kesehatan diri dan lingkungannya.
Sarana aksi promosi kesehatan yang keempat yaitu mengembangkan
keterampilan individu (develop personel skill) (WHO, Ottawa, 1986). Memiliki
individu yang terampil mengenai kesehatan, akan berdampak positif terhadap
kesehatan masyarakat apabila diaplikasikan. Karena individu merupakan bagian
dari masyarakat, dan semakin banyak individu yang mengaplikasikan, kesehatan
masyarakat akan semakin meningkat. Mengembangkan keterampilan dapat
dilakukan dengan cara memberikan edukasi tentang cara memelihara kesehatan,
mencegah penyakit, mendeteksi dini, dan materi kesehatan lain yang dapat
diaplikasikan. Tujuan dari sarana ini adalah agar masyarakat dapat memahami dan
melakukan apa yang telah dipelajari.
Sarana aksi promosi kesehatan yang kelima adalah Reorientasi Pelayanan
Kesehatan (Reorient Health Service (WHO, Ottawa, 1986)). Masyarakat
memahami bahwa dalam pelayanan kesehatan ada penyelenggara kesehatan
seperti petugas kesehatan dan pengguna pelayanan kesehatan yaitu masyarakat.

15
Pemahaman seperti ini harus diubah atau reorientasi, bahwa masyarakat bukan
hanya sekedar pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga
penyelenggara pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan harus melibatkan
masyarakat bahkan memberdayakan masyarakat agar bersatu dalam meningkatkan
derajat kesehatan. Begitu juga dengan pemikiran bahwa pelayanan kesehatan
bukan hanya melakukan upaya kuratif dan rehabilitatif melainkan juga melakukan
upaya promotif dan preventif.

16
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 VICO INDONESIA
VICO Indonesia merupakan perusahaan minyak dan gas yang merupakan
perusahaan kerja sama bagi hasil antara Indonesia dengan pihak British dan Italy
yaitu, BP (British petroleum) dan ENI (Ente 96 Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli
2017: 93–104 Nazionale Idrocarburi). Berdasarkan data profi l perusahaan VICO
yang didapatkan dari Human Resource Department, VICO sebagai perusahaan
energi telah melakukan eksplorasi pada tahun 1970-an. VICO Indonesia telah
membuat lebih dari 470 sumur dan telah menemukan cadangan gas dengan jumlah
total 14 trilyun kaki kubik, serta 457 juta lebih barel minyak. VICO Indonesia
memiliki kantor pusat di Jakarta. VICO beroperasi di blok sangasanga Kalimantan
Timur. Lokasi kegiatan perusahaan di Kalimantan Timur berada di Badak,
Semberah, Nilam, dan Mutiara. Sumur Badak yang telah menjadi sumur
pembuangan limbah cair di Indonesia yang pertama yang bertekad untuk
mengurangi dampak produksi minyak dan gas bumi terhadap lingkungan hidup.
Berdasarkan data jumlah karyawan VICO pada bulan Februari tahun 2017, jumlah
pekerja di VICO secara total adalah 694 orang. Pekerja di wilayah Kalimantan
Timur sendiri berjumlah 451 orang. VICO Indonesia secara struktural dikepalai
oleh seorang President Director. Presiden tersebut membawahi sembilan wakil
presiden. Setiap wakil presiden bertanggungjawab dalam pengawasan satu divisi
atau aset. Setiap divisi memiliki beberapa departemen yang diawasi oleh manajer.

Salah satu divisi yang ada di VICO yaitu HSE (Health, Safety, And
Environment) dan OI (Operation Integrity), yang pada tahun 2017 berubah
menjadi HSE dan EA (Engineering Authority). HSE merupakan divisi yang
bertanggungjawab terhadap pencegahan dan penanggulangan penyakit, dan
kecelakaan kerja. Selain itu, HSE juga bertanggungjawab dalam pemeliharaan
lingkungan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan, khususnya pada pekerja
VICO Indonesia.

17
HSE sendiri, terbagi menjadi tiga departemen yaitu Health, Safety, dan
Environment. Setiap departemen memiliki program khusus dalam melakukan
pencegahan dan penanganan terhadap gangguan kesehatan. Health department
melakukan pencegahan terhadap penyakit akibat kerja, penyakit umum, dan
melakukan penanggulangan penyakit dengan terapi fisik, obat, dsb. Safety
department melakukan pencegahan terhadap kecelakaan kerja, sedangkan
environment department melakukan pemeliharaan lingkungan untuk mencegah
adanya gangguan kesehatan.

Health department merupakan salah satu bagian dari divisi HSE. Health
department di Badak, memiliki klinik yang juga difungsikan sebagai kantor untuk
departemen kesehatan di Badak. Klinik VICO di Kalimantan Timur terdapat di
Badak dan Mutiara. Fasilitas pelayanan medis seperti First aid station (FAS)
terdapat di Nilam dan Semberah. Klinik di Badak memiliki fasilitas laboratorium
medis, X-Ray, Treadmill Test, dan MCU. Untuk emergency medical system VICO
Indonesia memiliki fasilitas telefon umum di beberapa lokasi, dan bisa juga
menghubungi lewat telefon genggam dengan nomer yang langsung terhubung ke
klinik. VICO memiliki 4 ambulans dan fasilitas lain seperti BLS (Basic Life
Support), AED (Automated External Defibrillator), dan first aider di beberapa
lokasi. Selain itu VICO memiliki kebijakan golden period, yaitu penanganan
darurat maksimal 1 jam setelah menghubungi, bantuan akan datang dan
mendapatkan penanganan. VICO juga memiliki transportasi udara apabila
dibutuhkan.

Health department dibagi menjadi 4 section. Occupational health dan


industrial hygiene (OH-IH) melakukan tugas untuk pencegahan penyakit akibat
kerja. Kegiatan yang dilakukan adalah review medical check up, job matching,
health hazard identification, health risk assessment, health hazard monitoring and
measurement, dan pelatihan OH-IH. Health benefi t bertugas dalam bidang
administrasi dan manajemen. Kegiatan yang dilakukan adalah reimbursement,
invoice, hospital provider, dan health care budget. Medical service bertugas dalam

18
bidang kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan yang dilakukan adalah Pelayanan
kesehatan primer, CDC (Chronic Disease Case) group meeting, Pelaksanaan
medical check up, manajemen kasus, dan medical assistance. Promotive
preventive section atau promprev, bertanggung jawab dalam melakukan beberapa
kegiatan yang Khansa Nadra, Situasi Strategi Promosi Kesehatan. Meliputi
edukasi, sosialisasi, inspeksi, pelatihan, dan juga kegiatan lain yang berhubungan
dengan kesehatan pekerja.

3.2 Program Promosi Kesehatan


Promprev melakukan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan pekerjanya. Berikut adalah cuplikan in depth interview bersama staff
promprev Badak “Kita di VICO ini ada namanya itu medical check up yang
dilakukan setiap tahun. Nah dari setiap tahun itu kemudian kita memberikan
rangking dengan menggunakan salah satu tools itu adalah…, Framingham
kemudian muncullah faktor risiko. Dari faktor risiko itulah kemudian bagaimana
sih kita bisa melakukan namanya treat kepada orangorang yang punya faktor risiko
tinggi…” (DS, 40 Tahun). Cuplikan tersebut menunjukkan bahwa VICO memiliki
dasar/ sebab dalam kegiatan yang dilakukan. Setidaknya ada sembilan kegiatan
rutin yang dilakukan oleh promprev. Kegiatan tersebut adalah health info, health
session, new me, CDC group meeting, fi rst aid training, fi rst aid box inspection,
water sampling and analisys, dan pengendalian hama.

3.2.1 Health info


Health info adalah sebuah artikel berisi tentang masalah kesehatan dan
pencegahan penyakit yang sedang tren, baik di ruang lingkup VICO,
nasional, maupun internasional. Health info disebarkan via email kepada
seluruh pekerja di VICO Indonesia. Penyebaran dilakukan satu kali setiap
bulan, dengan tema yang berbeda. Tujuan health info adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pekerja tentang pentingnya
masalah kesehatan dan bagaimana cara mencegahnya.

19
3.1.2 Health session
Health session adalah sebuah seminar kesehatan yang dilakukan oleh
VICO, dengan mengundang pembicara ahli dari rumah sakit yang
merupakan partner kerja VICO. Tema health session akan ditentukan dengan
melihat tren kesehatan pekerja di VICO. Health session diadakan 6 kali per
tahun, dengan 3 topik yang berbeda. Tujuan health session adalah agar
pekerja dapat memahami, mengerti dan sadar tentang masalah kesehatan,
terutama untuk pencegahan penyakit, sehingga para pekerja tidak terlalu
bergantung pada obat-obatan atau treatment medis.

3.1.3 Cooperate wellness program atau new me


Cooperate wellness program atau yang lebih dikenal dengan new me,
merupakan program pemantauan kesehatan kepada para pekerja VICO dan
kontraktor yang memiliki risiko obesitas dan memiliki riwayat penyakit
kronis. Program ini bertujuan untuk menurunkan berat badan karyawan dan
mengubah perilaku para pekerja, terutama pekerja yang sudah memiliki
riwayat penyakit kronis, untuk dapat meningkatkan kesehatan dan
kebugarannya. Perilaku yang ingin diubah dalam program ini adalah cara
berolahraga serta penerapan pola hidup sehat. Peserta dianjurkan untuk
melakukan aktivitas fisik sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter
olahraga, dan melaporkan hasil langkah dari pedometer setiap minggunya.
Selain itu, setiap minggu juga diadakan penimbangan berat badan, dan
pengukuran lainnya untuk menentukan kebugaran peserta.

3.1.4 CDC group meeting


CDC group meeting adalah kegiatan promprev yang bekerja sama
dengan medical services untuk melakukan diskusi kesehatan dan berbagi
pengalaman antar karyawan VICO Indonesia yang memiliki kasus penyakit
kronis. Berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa kegiatan CDC
dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan karyawan di VICO. Penyakit
yang termasuk dalam CDC di VICO adalah hiperlipidemia, hipertensi,

20
diabetes mellitus, penyakit arteri cardio, dan asam urat. First aid training
yang dilakukan oleh VICO adalah pelatihan bantuan hidup dan pertolongan
pertama pada kecelakaan tahapan dasar. Pada pelatihan ini juga diajarkan
beberapa pertolongan pertama untuk keracunan, gigitan ular, luka dan patah
tulang, luka bakar, transportasi, dan triage Kegiatan ini diadakan setiap bulan
atau tergantung kepada kecukupan kuota peserta (15–25 peserta). Sasaran
dari pelatihan ini adalah seluruh pekerja VICO Indonesia, khususnya yang
belum pernah training ataupun yang sudah ikut dalam waktu lebih dari 3
tahun terakhir. Berdasarkan partisipasi dan observasi dari peneliti dalam
kegiatan training ini, peserta diharuskan untuk mencoba melakukan
setidaknya resusitasi jantung paru-paru pada akhir training. Peserta juga
melakukan pretest dan post test. Sehingga ada penilaian yang bisa dijadikan
evaluasi pada training yang dilakukan.

3.1.5 First aid box atau kotak P3K


First aid box atau kotak P3K merupakan fasilitas yang memiliki item
untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan. First aid box
inspection meliputi inspeksi dan pemeliharaan terhadap fasilitas kotak P3K
yang disebar di berbagai tempat, khususnya tempat kerja yang jauh dari
jangkauan medis/klinik. Kegiatan ini dilakukan setiap bulan di seluruh area
kerja VICO Indonesia, Kalimantan Timur. Kegiatan lain yang dilakukan
yaitu canteen hygiene. Inspeksi higienitas kantin dilakukan untuk
memastikan pengadaan makanan yang tidak membahayakan konsumen,
menjaga kelangsungan bisnis dan memenuhi ketentuan hukum. Salah satu
aktivitas yang dilakukan adalah pengawasan pengelolaan makanan di tempat
kerja secara berkala sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1096
tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. Pengawasan dilakukan dari
mulai bahan makanan, peralatan dapur, proses pengelolaan, penyajian,
sampai setelah makanan dikonsumsi. Makanan yang disajikan akan
disisihkan sebagian untuk disimpan selama beberapa hari. Hal tersebut

21
dilakukan untuk memeriksa kembali apabila ada penyakit yang terjadi akibat
makanan/ minuman. Selain itu juga akan dilakukan investigasi apabila
terjadi keracunan, diare, dan kasus lainnya. Program pelatihan juga diberikan
kepada Manajer dan supervisor dari operasional katering, serta penjamah
makanan, sehingga mampu mengidentifi kasi potensi risiko serta melakukan
tindakan koreksi yang diperlukan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

3.1.6 Water sampling dan analysis


Water sampling dan analysis adalah kegiatan pengambilan sampel air
dan pemantauan kualitas air yang digunakan di area VICO Indonesia Tujuan
dari pemeriksaan sampel air perpipaan ini adalah untuk memastikan bahwa
kualitas air yang dihasilkan adalah kualitas yang baik sesuai dengan
peraturan Permenkes 492/MENKES/ IV/2010 tentang syarat air minum.
Pemeriksaan sampel air dilakukan setiap bulan dan diperiksa pada
Laboratorium intern VICO Indonesia. Sampling air diambil dari 16 titik
yang tersebar di area Badak, Nilam, Semberah, dan Mutiara. Setiap tiga
bulan dilakukan juga pemeriksaan sampel air dari ke 16 titik yang sama,
namun diperiksa pada Laboratorium Kesehatan Daerah Samarinda untuk
cross check serta dilakukan pemeriksaan mikrobiologi.

3.1.7 Pengendalian hama dan vektor


Kegiatan pengendalian hama dan vektor dengan atau tanpa
menggunakan pestisida, dilakukan sesuai dengan kontrak kerja sama antara
VICO Indonesia dan perusahaan pengendali hama. Tujuan dari kontrol
serangga, hama, dan vektor adalah untuk mencegah kerusakan bahan
makanan dan bangunan serta mencegah penularan penyakit. Kegiatan ini
meliputi penyemprotan, pengasapan, misting, rodent control, larvaciding,
dan umpan. Pengontrolan terhadap hama ini dilakukan 2 kali setiap minggu
di semua area VICO Indonesia.

22
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya promosi dan pencegahan penyakit oleh
Health department yaitu publikasi internet, bulletin board, sosialisasi dan
kampanye, dan juga kegiatan bersama.

1. Publikasi internet
Dilakukan dengan mengirimkan leaflet melalui help desk kepada seluruh
karyawan dan kontraktor dengan email. Publikasi internet ini disampaikan
secara berkala. Batasan minimal dalam pengiriman leafl et adalah sekali
sebulan atau 12 kali dalam setahun, dan tidak memberikan batasan jika
mengirimkan lebih dari 12 publikasi internet dalam setahun.
2. Papan Bulletin Publikasi yang dibuat untuk mendukung publikasi internet.
Hal ini dilakukan karena tidak setiap kontraktor dilengkapi dengan
komputer dan akses email. Pekerja di lapangan atau rig (buruh, pembantu, dll)
bisa mengakses informasi melalui selebaran yang menempel di papan
pengumuman, poster, roll-up banner, dan pop-up display banner. Sebagian
besar informasi di poster, roll-up dan pop-up display banner, berisi tentang
kampanye tertentu atau sosialisasi, seperti hari Cuci Tangan Dengan Sabun
Dunia, virus Zika, obesitas, dan sebagainya.
3. Sosialisasi dan Kampanye
Promosi kesehatan juga dilakukan dengan sosialisasi dan kampanye
dengan sesi kesehatan (health session/health talk). Sesi kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan karyawan, keluarga dan kontraktor tentang
kesehatan, terutama mengenai gaya hidup sehat dan penyakit tidak menular
(penyakit degeneratif). Sesi kesehatan dapat dilakukan dalam bentuk salah
satunya yaitu diskusi kesehatan di setiap departemen. Diskusi ini diadakan
setiap bulan secara bergilir di setiap departemen di VICO Indonesia. Selain itu
ada seminar Kesehatan, yang dilakukan enam kali setahun dengan menetapkan
3 tema yang di lokasi seperti Balikpapan, Mutiara Field, Samarinda dan Badak
Field. Sesi kesehatan juga dapat dilakukan dengan kegiatan Kampanye
kesehatan seperti melakukan kegiatan promosi kesehatan untuk memperingati

23
hari kesehatan. Contoh kegiatan kampanye yang telah dilakukan oleh VICO
adalah melakukan pemeriksaan tekanan darah pada hari Hipertensi Sedunia,
melakukan pemeriksaan kadar gula darah pada hari Diabetes Sedunia, dll.
Kegiatan bersama yang dilakukan oleh Health department dapat berupa event
kesehatan di waktu tertentu seperti jalan sehat, pemeriksaan kesehatan gratis
untuk karyawan dan kegiatan kesehatan lainnya. Health event dilaksanakan
bersama dengan hari kesehatan seperti hari Hipertensi Sedunia, hari Diabetes
Sedunia, dan sebagainya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
kesadaran terhadap kesehatan, sebagai sarana exercise dan kesenangan bersama
kepada para pekerja. Kegiatan ini dilakukan di Badak dan Mutiara.

Kebijakan dan peraturan yang berada di VICO Indonesia selalu berlandaskan


peraturan di Indonesia dan internasional. VICO memiliki prosedur dan juga
peraturan dalam melakukan suatu kegiatan. Kebijakan tertinggi pada organisasi
internal VICO adalah kebijakan presiden. Kalimat utama dari kebijakan tersebut
adalah “We are committed to conduct our activities in a way which protects health
and safety of people and the environment. Our goal is to have No Accident, No
Harm to People and No Damage to The Environment”. Kalimat tersebut bermakna
bahwa VICO Indonesia berkomitmen untuk bekerja dengan cara yang dapat
melindungi kesehatan manusia dan juga lingkungan. Terdapat delapan poin dalam
dokumen kebijakan presiden tentang HSE. Kebijakan yang berwawasan kesehatan
terdapat pada poin pertama, keempat, keenam, dan ketujuh.
Pada poin pertama dijelaskan bahwa bekerja dengan aman adalah kondisi kerja
bagi semua orang yang bekerja dengan VICO.mPada poin ini dapat terlihat bahwa
VICO menjadi kan keselamatan sebagai prioritas untuk pekerja. Pada poin keempat
dijelaskan bahwa kita harus mengukur kinerja HSE terhadap tujuan yang terdefi nisi
untuk menjamin perbaikan yang berkelanjutan. Poin keempat secara tidak langsung
dapat menjaga stabilitas kesehatan pekerja, karena dengan adanya pengukuran
kinerja, akan mempermudah proses evaluasi dan perbaikan terhadap kegiatan yang
dilakukan. Pada poin keenam dijelaskan bahwa setiap orang memiliki kewajiban

24
untuk menghentikan pekerjaan jika merasa kegiatan tersebut tidak aman. Pada poin
ketujuh dijelaskan bahwa kita harus melakukan aktivitas dengan bertanggung jawab
secara sosial dan lingkungan. Kebijakan pada poin enam dan tujuh ini menegaskan
bahwa siapapun bertanggung jawab terhadap keselamatan diri dan sekitarnya
Kebijakan, peraturan, dan prosedur di VICO Indonesia dapat di akses dengan mudah
di komputer pekerja.
Untuk kebijakan presiden ini lebih mudah ditemukan karena terdapat media
offline. Kebijakan presiden dapat ditemukan di berbagai tempat seperti pintu masuk
VICO, klinik, tiap gedung departemen, dan gazebo. Hal ini dilakukan agar seluruh
pekerja maupun pengunjung di VICO Indonesia dapat mengetahui tentang adanya
kebijakan ini. Pengunjung juga akan diberikan informasi mengenai beberapa
peraturan sebelum melakukan aktivitas di VICO agar pekerjaan yang dilakukan
tidak memberikan dampak negatif terhadap pekerja. Pekerja yang mengunjungi area
khusus juga akan diberikan beberapa informasi tambahan yang diperlukan dan
sesuai dengan kondisi lapangan.
Penyediaan sarana prasarana, atau fasilitas yang mendukung terciptanya
perilaku sehat bagi pekerja, pengunjung, bahkan masyarakat sekitar juga telah
dilakukan oleh VICO. Berdasarkan hasil observasi, berikut adalah fasilitas yang
berada di lingkungan internal VICO Indonesia:
1. Water treatment plant atau instalasi pengolahan air
Sebuah sistem yang digunakan untuk mengolah air dari kualitas baku atau
influent yang kurang baik agar mendapatkan air pengolahan yaitu effl uent,
sesuai dengan standar yang ditentukan. Parameter fi sik air dapat diukur dengan
penglihatan, sentuhan, rasa, dan aroma. Parameter fi sik yang diukur adalah
kekeruhan, warna, aroma, rasa, dan suhu. Parameter biologi diukur berdasarkan
mikroorganisme yang berada di dalam air. Jumlah mikroorganisme yang
berlebih di dalam air, akan mengganggu kesehatan bila dikonsumsi. Sehingga
perlu adanya treatment. Begitu pula dengan senyawa kimia. Menurut Said
(2010), beberapa logam dan senyawa beracun yang sering ditemukan pada air
limbah industri adalah Cr, Ni, Fe, Mn, Zn, Cu, Cd, Ag, dan Pb. Mengonsumsi

25
air yang mengandung senyawa kimia berlebihan, akan berdampak buruk bagi
kesehatan. Pengolahan dapat dilakukan dengan sistem fi ltrasi.
2. Kantin atau mess hall di VICO memiliki higienitas yang terjamin, karena
adanya pengawasan secara berkala. Para penjamah makanan juga sudah
teredukasi dan memiliki seragam khusus untuk bekerja. Makanan yang
disediakan di kantin selalu bervariasi dan sesuai dengan waktu makan.
Berdasarkan hasil observasi, sarapan, makan siang, dan makan malam selalu
memiliki menu yang berbeda. Namun menu yang selalu ada pada setiap waktu
makan adalah buah dan roti/kue. Saat sarapan menu yang selalu disajikan
adalah nasi, bubur, sereal, telur, roti dengan selai, sandwich, dan menu lain yang
bergantian seperti pancake, bihun, lontong, mie, dan sebagainya. Menu makan
siang dan makan malam juga beragam, namun yang selalu ada adalah aneka
olahan seafood, daging merah, ayam, salad, sayur, nasi, dan olahan kentang.
Menu makan siang akan berbeda setiap harinya, begitu juga dengan makan
malam. Setelah masuk mess hall, dapat terlihat display bar untuk memerikan
contoh takaran makan yang sehat, selain itu juga disediakan selembar menu
yang lengkap dengan kandungan gizi seperti energi (kalori), kolesterol, protein,
dan kandungan lemak per porsi.
3. Kamar mandi kamar pekerja maupun toilet umum, rutin dibersihkan oleh
petugas. Toilet umum dapat ditemukan di beberapa tempat seperti sport hall,
mess hall, gazebo, gedung departemen, masjid dan juga di lapangan. VICO
memiliki tipe kamar mandi yang berbeda pada beberapa kamar tidur. Namun
ketersediaan air, tissue, sabun, dan kebersihan selalu dipantau oleh petugas.
Beberapa kamar juga menyediakan water purify untuk menggosok gigi dan
kumur.
4. Pemilahan tempat sampah di VICO Indonesia dibagi menjadi empat, yaitu hijau
untuk organik, kuning untuk anorganik, merah untuk metal, dan hitam untuk
limbah B3. Tempat sampah hitam hanya bisa ditemukan di lokasi tertentu
seperti plant, rig, ataupun well. Di area kantor umumnya ditemukan tempat
sampah berwarna hijau, kuning, dan merah. Kamar tidur umumnya memiliki 1

26
tempat sampah saja, dan akan dipisahkan oleh petugas pengangkutan 102 Jurnal
Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 93–104 sampah. VICO memiliki tempat
khusus untuk pengolahan sampah. Sampah yang diolah di VICO adalah sampah
metal. Pemilahan sampah dilakukan untuk memudahkan pendaur-ulangan
sampah. Sampah yang menumpuk akan memiliki dampak buruk terhadap
lingkungan dan jangka panjangnya akan berdampak pula terhadap kesehatan
baik pekerja maupun masyarakat sekitar. Sampah organik apabila dikumpulkan
akan lebih cepat membusuk dan untuk anorganik dapat dimanfaatkan untuk
membuat kerajinan ataupun daur ulang.
5. Kotak P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) difungsikan sebagai
fasilitas dalam tindakan pertolongan pertama. Tujuan dari pengadaan kotak
P3K adalah sebagai langkah mengantisipasi cedera dan kondisi gawat darurat.
Kotak P3K berada di lokasi yang jauh dari klinik dan fi rst aid station. Isi dari
kotak P3K berdasarkan Permenaker no 15 tahun 2008 tentang Standar Isi Kotak
P3K adalah kasa steril, perban (lebar 5cm), perban (lebar 10cm), plester (lebar
1.25cm), plester cepat, kapas, kain segitiga/mittela, gunting, peniti, sarung
tangan sekali pakai, sarung tangan sekali pakai berpasangan, masker, pinset,
lampu senter, gelas cuci mata, kantong plastik bersih, Aquades (10ml larutan
saline), Povidon Lodin (60ml), alkohol 70%, buku panduan P3K di tempat
kerja, dan buku catatan dan daftar isi kotak P3K. VICO Indonesia memiliki
beberapa tambahan di kotak P3K, seperti serum anti bisa Ular. Hal tersebut
dilakukan karena area VICO di Kalimantan Timur banyak ditemukan ular yang
memiliki bisa.
6. Menurut Kementerian Kesehatan dalam buku Pedoman Pengembangan
Kawasan Tanpa Rokok tahun 2011, Kawasan tanpa asap rokok (KTR) adalah
ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau
kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/ atau mempromosikan
produk tembakau. Penetapan KTR tersebut merupakan upaya perlindungan
untuk orang di lingkungan tersebut terhadap risiko ancaman gangguan
kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. Kawasan tanpa asap rokok

27
di VICO berada di tempat yang tertutup, lokasi pengeboran, dan lokasi lain
yang memiliki tanda larangan merokok. Selain itu di kamar tidur dan beberapa
tempat lain juga disediakan smoke detector atau alat pendeteksi asap. Alat ini
digunakan untuk mendeteksi terjadi nya api sedini mungkin. Merokok di
ruangan yang memiliki alat pendeteksi asap ini akan memicu alarm kebakaran
berbunyi, sehingga merokok di dalam ruangan di VICO Indonesia tidak
diperbolehkan. VICO Indonesia,
7. Badak memiliki fasilitas olahraga indoor dan outdoor. Untuk indoor ada sport
hall dan juga squash room. Gedung Sport hall menyediakan fasilitas untuk
fitness, sauna, badminton, tenis meja, tenis, basket, volley, dan aerobic/
freeletics pada hari tertentu. Fasilitas outdoor yaitu basket, bola, tennis, volley,
bersepeda, dan jogging. Tujuan dari adanya fasilitas olahraga ini adalah
kesehatan, kebugaran, meningkatkan produktivitas pekerja, dan menguatkan
kesehatan mental. Olahraga bersama dapat mengembangkan teamwork yang
lebih baik, sehingga akan meminimalisir konfl ik di tempat kerja.
8. Bulletin board adalah salah satu wadah untuk menyebarkan informasi melalui
media cetak seperti brosur/poster. Fungsi dari Bulletin board ini adalah sebagai
sarana komunikasi dan pengembangan kreativitas. Selain itu bulletin board juga
memiliki fungsi untuk memanfaatkan waktu luang dengan membaca. Bulletin
board terletak di setiap departemen, dan juga di gazebo agar dapat di akses oleh
pengunjung umum.

Pekerja di VICO Indonesia khususnya di Kalimantan Timur memiliki rasa


kekeluargaan yang cukup tinggi. Hal ini dapat terlihat ketika peneliti diizinkan
untuk mengikuti aktivitas mereka di luar jam kerja. Para pekerja aktif memberikan
nasihat terkait dengan kesehatan rekannya. Selain itu ada para pekerja yang aktif
membentuk sebuah kelompok formal maupun informal dalam bidang olahraga
tertentu. Kelompok olahraga biasanya terbentuk dari kesamaan hobi dalam bidang
olahraga seperti club tennis, squash, basket, sepak bola, badminton, sepeda, senam,
dsb. Apabila rekannya tidak bergabung dalam club tersebut, pekerja VICO juga ada

28
yang aktif mengajak rekannya untuk ikut melakukan kegiatan olahraga seperti
senam, jalan sehat ataupun melakukan berbagai jenis aktivitas fisik di fitness center.
Selain itu VICO memiliki kegiatan bersama pada hari tertentu. Adanya event juga
memperkuat hubungan antar pekerja, seperti adanya event freeletics, bulan K3,
donor darah, dan kegiatan lainnya. VICO juga mendapatkan penghargaan dari
Walikota Samarinda dan PMI (Palang merah Indonesia) sebagai koordinator donor
darah di Samarinda pada tahun 2015 dan 2016. VICO merupakan pemegang rekor
pendonor terbanyak pertama di Kota Samarinda pada tahun 2015 dan 2016.

Promprev dalam mengembangkan keterampilan pekerja di bidang kesehatan,


melakukan kegiatan seperti Basic First Aid (BFA) training, canteen hygiene, dsb.
Pada BFA yang diajarkan kepada pekerja adalah prinsip dasar pertolongan pertama,
tugas First Aider, sistem sirkulasi jantung dan respirasi, panduan penanganan
korban, dsb. Training ini juga memiliki materi khusus seperti penanganan pada
gigitan ular, keracunan, patah tulang, luka bakar, serta transportasi dan triage. Pada
akhir BFA training, seluruh peserta akan diminta untuk melakukan simulasi dan
diberikan penilaian. OH-IH section di Health department juga mengadakan
pelatihan OH-IH untuk memberikan keterampilan di bidang pencegahan penyakit,
khususnya penyakit akibat kerja. Kedua training tersebut juga melakukan pre-test
dan post-test untuk melihat tingkat pengetahuan peserta dengan adanya training.
Health department (promprev dan OH-IH) mengeluarkan leaflet secara rutin, dan
mengadakan health session untuk menambah keterampilan pekerja di bidang
kesehatan.

Pada promprev, leaflet dan kajian yang diberikan adalah tentang penyakit
secara umum dengan menyesuaikan tren yang ada. Sedangkan OH-IH cenderung
kepada penyakit akibat kerja. Berbeda dengan safety department yang lebih
cenderung kepada kecelakaan kerja. Health department tidak hanya menangani
permasalahan kuratif dan rehabilitatif, namun juga memiliki kegiatan yang bersifat
promotif dan preventif. Kegiatan tersebut dilakukan oleh OH-IH dan promprev.
Kegiatan yang dilakukan khususnya pada promprev yaitu water sampling and

29
analysis, canteen hygiene, induction, pest control, new me, health leaflet, health
session, dan CDC group meeting. Kegiatan tersebut dilakukan secara rutin dan di
evaluasi dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Untuk CDC Group meeting,
pada tahun 2016 menjadi tidak aktif dan diganti dengan adanya program new me,
yang salah satu tujuannya adalah untuk menurunkan penyakit degeneratif. Program
new me pertama kali berjalan di kantor Jakarta pada tahun 2015, dan pada tahun
2016 dijalankan di Badak, lalu pada tahun 2017 program new me diadakan di
Mutiara.

30
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Health department di VICO Indonesia, Kalimantan Timur, memiliki 4 section
dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Section tersebut adalah OH-IH yang
berperan dalam mencegah penyakit akibat kerja, dan health benefi t dalam kegiatan
manajemen dan administrasi, serta medical services yang terdiri dari curehab
(curative and rehabilitative), dan promprev (promotive preventive) untuk
pencegahan penyakit secara umum. Pada promprev kegiatan yang rutin untuk
dilakukan adalah health info, health session, new me, CDC group meeting, fi rst
aid training, fi rst aid box inspection, canteen hygiene, water analysis, dan
pengendalian hama. Media yang digunakan yaitu publikasi internet, sosialisasi dan
kampanye, bulletin board, dan juga dengan kegiatan bersama. Dari kegiatan yang
dilakukan oleh promprev, dapat disimpulkan bahwa strategi promosi kesehatan di
Health department VICO Indonesia, Kalimantan Timur tahun 2016, telah
menjalankan lima sarana aksi dalam Ottawa Charter, yaitu kebijakan berwawasan
kesehatan, lingkungan yang mendukung, memperkuat gerakan masyarakat,
mengembangkan keterampilan individu, reorientasi pelayanan kesehatan.

4.2 Saran
Satategi yang dilakukan oleh perusahaan VICO Indonesia sudah sangat baik
karna telah menjalankan lima sarana aksi dalam Ottawa Charter, diharapkan
perusahaan VICO Indonesia dapat mempertahankan kebijakan yang ada dan
meningkatkan terus kesehatan dan kesejahteraan pekerja.

31
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

http://amboinas.wordpress.com/2009/06/05/makalah-tentang-minyak-bumi/
http://budisma.web.id/pengolahan-minyak-mentah/
https://www.prosesindustri.com/2014/12/gas-alam-dan-penggunaanya.html
Jurnal Promkes, Vol. 5, No. 1 Juli 2017: 93–104

32

Anda mungkin juga menyukai