Oleh:
Kelvin Revelino
NIM. 51917062
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2022
ABSTRAK
BAHAYA KECELAKAAN DI PERLINTASAN
KERETA API
ii
ABSTRACT
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
v
menertibkan kawasan perlintasan, tetapi masih ada saja yang nekat untuk
menyebrang, dengan alasan terburu-buru, bahkan malas untuk menunggu palang
pintu terbuka kembali. Pelanggaran yang terjadi di sekitar perlintasan kereta api
juga dibahas pada UU No. 22 Tahun 2009 (RI, 2009) tentang lalu lintas dan
angkutan jalan, pada pasal 114 yang membahas tentang wajibnya mendahulukan
kereta api.
Banyaknya kasus kecelakaan di sekitar perlintasan kereta api yang
disebabkan oleh kelalaian pengguna jalan, salah satunya adalah (Masnurdiansyah,
2016) kecelakaan di Padasuka, Kota Cimahi, yang merenggut nyawa Siswi SMP
PGRI 1 Cimahi itu menerobos perlintasan tanpa palang pintu otomatis saat
mengendarai sepeda motor, Kamis (21/7/2016). (Ramadhan, 2017) Ada pula
kecelakaan yang terjadi di pintu perlintasan kereta api Jalan Garuda, Andir, Kota
Bandung pada Senin (30/10/2017) pukul 13.30 WIB. Pada saat itu korban langsun
g tewas di tempat dikarenakan kelalaiannya saat berada di perlintasan kereta api.
Kejadian tersebut berawal saat kereta api Serayu jurusan Bandung-Jakarta sudah
melintas dan palang pintu masih tertutup dikarenakan kereta api Argo Parahyanga
npun akan melintas. Pada saat itu pintu perlintasan masih di tutup dari kedua arah,
lalu tiba-tiba korban melintas dari arah Jalan Nurtanio, tetapi korban menghirauka
n palang pintu yang masih tertutup dan sirine yang masih berbunyi, dan tetap me
maksa melintas dengan kendaraan roda duanya, tanpa mengurangi kecepatan, dan
menghiraukan peringatan dari petugas palang pintu, sehingga kecelakaan tersebut
tidak dapat dihindari.
Melihat dari masalah yang ada, penulis mencoba untuk meneliti perilaku peng
endara kendaraan dari yang menerobos palang pintu kereta api. Metode penelitan
yang dingunakan yaitu metode pendekatan kualitatif dan menggunakan teknik obs
ervasi, dokumentasi, wawancara, dan kusioner yang dilakukan di Kota Bandung.
vi
2. Kurangnya kesadaraan pengendara kendaraan saat melintas perlintasan kereta
api.
vii
1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, sehingga metode peneliti
an yang digunakan adalah metode kualitatif, dikarenakan dalam penelitian ini has
il yang didapatkan berubah hasil data yang didapat. Menurut David Williams (19
95) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data terhada
p suatu latar alamiah dengan menggunakan metode ilmiah dan dilakukan oleh orr
ang atu peneliti yang tertarik secara alami. Teknik pengambilan datanya dilakuka
n secara random. Untuk melakukan pencarian data peneliti melakukan cara-cara s
ebagai berikut;
1. Wawancara
Menurut Esterberg dalam sugiyono (2015) wawancara adalah pertemuan yan
g dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu ide denga
n cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan
atau makna dalam topik tertentu. Metode ini dipilih oleh peneliti guna mengg
ali informasi serta tentang bagaimana mengenali sejauh mana kesadaran pen
gendara kendaraan saat di perlintasan kereta api untuk mengetahui aspek psik
ografi maupun behaviour dari pengendara kendara yang melintas di perlintas
an kereta api.
2. Pengamatan/Observasi
Menurut Riyanto (2010) obrservasi merupakan metode pengumpulan data ya
ng menggunakan secara langsung maupun tidak langsung observasi. Observa
si pasrtisipan adalah dimana orang yang melakukan pengamatan berperan ser
ta ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang di observasi. Dalam hal ini
peneliti berusaha melakukan pengamatan secara penuh pada pelaksanaan keg
viii
iatan ini, observasi ini untuk mengamati peristiwa dengan seksama dan secar
a waktu yang sebenernya kejadian – kejadian bisa tangkap dan di olah secara
almiah oleh mata. Dalam penelitian ini observasi dilakukan di kawasan
perlintasan kereta api dan Kawasan Bandung yang di lakukan secara random.
3. Dokumentasi
Sugiyono (2016) mendefinisikan mengenai studi dokumentasi bahwa Dokum
en merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung
penelitian. Tujuan bukti nyata memiliki banyak data – data berupa arsip, dan
sebagai dokumentasi juga peneliti mengabadikan foto – foto tentang keadaan
dan suasana di pintu perlintasan Kereta Api Jalan Garuda, Andir, Kota Band
ung, serta ketika wawancara dengan narasumber yang pernah menerobos
perlintasan kereta api.
4. Kuesioner
Pengumpulan data yang digunakan pada metode kuesioner, yaitu dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan terhadap pengendara deng
an data yang digunakan untuk diteliti. Kuesioner ini di lakukan dengan
mengambil 7 pertanyaan mengenai topik penelitian ysng akan diambil
penulis. Untuk respondennya sendiri, diambil hanya dari masyarakat
Bandung saja.
ix
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
x
terjadi. Respon tersebut berupa Tindakan (yaitu respond aktif) dan respon tersebut
berupa pemikiran beserta pendapat (yaitu respon pasif).
xi
1. Faktor Manusia Manusia merupakan faktor yang paling tidak stabil pengaruhn
ya terhadap kondisi lalu lintas serta tidak dapat diramalkan secara tepat. Tinjau
an terhadap faktor manusia ini perlu dilakukan guna menghasilkan perencanaa
n operasi lalu lintas. Faktor lainnya dimana manusia sebagai pengemudi kendar
aan dipengaruhi oleh faktor luar berupa keadaan di sekitarnya, seperti cuaca, da
erah pandangan serta penerangan jalan di malam hari. Faktor lain yang 6 memp
engaruhi perilaku manusia adalah sifat perjalanan serta faktor kecakapan, kema
mpuan dan pengalaman pengemudi.
2. Faktor Kendaraan Kendaraan sebagai sarana transportasi jalan dapat dibedakan
atas kendaraan bermotor dan tidak bermotor.
3. Faktor Jalan Fungsi jalan dapat mempengaruhi arus lalu lintas. Faktor ini ditinj
au dari segi dimensi jalan, bentuk fisik jalan, fungsi jalan maupun kondisi jalan.
xii
Kereta api ditemukan pada sekitar tahun 1800 dan mengalami
perkembangan sampai tahun 1860 (Salim, 2004). Pada mulanya dikenal kereta
kuda yang menarik lebih dari satu (rangkaian). Kemudian dibuatlah kereta kuda
yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur terntentu yang
terbuat dari besi (rel). Kereta api, Terdapat beberapa jenih kereta. Jenis pertama
adalah jenis kereta menurut tenaga penggerak terdapat beberapa jenis kereta api
menurut tenga penggerakanya antara lain:
1. Kereta Api Uap
Kereta api uap adalah kereta api yang digerakan dengan uap air yang hasilnya
dari ketel uap yang dpanaskan dengan kayu bakar, batu bara ataupun minyak
bakar, oleh karena itu kendaraan ini di katakana sebagai kereta api
2. Kereta Api Diesel
xiii
BAB 3. ANALISIS PERMASALAHAN
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang penulis dapatkan secara langsung dengan ob
servasi, wawancara serta kuesioner guna melengkapi data sesuai dengan fakta yan
g sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan. Sumber data ini
merupakan sumber data utama dalam suatu penelitian.
Data primer penulis dapatkan dengan cara wawancara kepada masyarakat baik
mahasiswa maupun pekerja dengan usia kisaran 40 hingga 50 tahun. Pengumpula
n data primer juga penulis dapatkan melalui kuesioner yang di sebarkan secara
acak dengan target yang ada di wilayah Bandung, kuesioner sendiri penulis buat d
alam bentuk google form dengan berisi beberapa pertanyaan.
xiv
b. Data Sekunder
Penulis juga mengumpulkan data secara tidak langsung untuk pendukung hasil
wawancara yang penulis dapatkan dari buku, jurnal, artikel, atau penelitian terdah
ulu yang disebut juga pengumpulan data secara sekunder.
xv
pengumpulan data dengan cara wawancara dan merekamnya yang nanti berguna
untuk dianalisis.
3. Tahap Analisis Data
Pada tahapan ini penulis akan menganalisis data yang diperoleh pada saat peke
rjaan lapangan dengan cara menganalisa kuesioner yang telah diisi oleh responden
serta menganalisa data wawancara yang telah didapatkan.
Gambar 3.1
Wawancara Petugas Perlintasan Kereta Api
Sumber: Dokumentasi Pribadi
xvi
Gambar 3.2
Wawancara Pengendara Motor
Sumber: Dokumentasi Pribadi
xvii
Gambar 3.3
Situasi dan Kondisi Perlintasan Kereta Api
Sumber: Dokumentasi Pribadi
3.2 Analisis Data
3.2.1 Kuesioner
Penulis melalukan kuisioner ini bertujuan untuk mendukung hasil wawancar
a dan memperkuat data guna penelitian yang di buat. Pada kuesioner ini, sebagai
sample yang diperlukan untuk memperkuat data dilakukan kepada 20 responden d
engan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut bahaya area perlintasaan kereta a
pi dengan terjadinya kecelakaan. Dari pertanyaan pertama mengenai pernahkah
responden menerobos perlintasan kereta api ketika plang akan ditutup, mayoritas r
esponden dengan jumlah persentasi berjumlah 75% dengan responden 15 orang m
enjawab pernah, sedangkan 25% dengan responden 5 orang menjawab tidak
pernah, sehingga dapat ditarik kesimpulanya bahwasanya lebih dari 50% sample
data mendukung permasalahan penelitian ini, karena masih banyak pengendara
yang pernah menerobos plang perlintasan kereta api ketika akan di tutup.
Pada pertanyaan selanjutnya adalah mengenai tata tertib area perlintasan keret
a api, dari hasil yang di dapet adalah 70% dengan jumlah responden 14 orang,
mnjawab tidak mengetahui dan memahami benar tata tertib mengenai bahaya
kecelakaan di perlintasan kereta api, sisanya 30% dengan responden 6 orang
menjawab mengetahui. sehingga dapat dikatakan mereka tahu namun
menganggap remeh akan adanya himbauan tersebut.
Lalu pertanyaan paling terakhir yang terdapat pada kuesioner, yaitu alasan
responden yang menjawab pernah menerobos perlintasan kereta api saat plang
akan di tutup, antara lain yaitu kereta masih jauh 3 responden, tergesa-gesa 5
responden, palang pintu terlalu lama ditutup 2 responden, kebiasaan 2 responden,
palang dalam proses penutupan masih separuh tutup 3 responden .
Berikut hasil dari kuesioner yang sudah dikakukan, yaitu sebagai berikut:
xviii
1. Menurut anda, Bahayakah menerobos perlintasan kereta api saat plang akan
ditutup?
Gambar 3.4
Hasil Bagan Bahaya Menerobos Perlintasan Kereta Api
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Dari hasil kuesioner yang didapatkan penulis, bisa dilihat hampir sebagian besar rsponden
menjawab bahwa menerobos perlintasan kereta api saat plang akan di tutup itu, adalah
sesuatu hal yang berbahaya. Dengan penjabaran 90% menjawab “Ya”, sedang yang
menjawab “Tidak” yaitu didapat hasil 10%.
2. Pernahkah anda menerobos perlintasan kereta api, Ketika plang akan di tutup?
Gambar 3.5
Hasil Bagan Responden Menerobos Perlintasan Kereta Api
xix
Sumber: Dokumentasi pribadi
Pengendara kendaraan yang pernah menerobos perlintasan kereta api ketika plang
akan ditutup mendominasi dibandingkan pengendara yang tidak pernah
menerobos. Terdapat 15 pengendara kendaraan menjawab pernah menerobos
perintasan kereta api dari 20 responden yang ada.
3. Apakah anda mengetahui dan memahami bener tata tertib yang ada di area
perlintasan kereta api?
Gambar 3.6
Bagan Mengetahui dan Memahami Tata Tertib
Sumber: Dokumentasi pribadi
Dari hasil kuesioner yang telah penulis sebarkan, pengendara yang tidak
mengetahui dan memahami tata tertib mengenai bahaya kecelakaan di perlintasan
kereta api yaitu 30% atau sekitar 6 pengendara, selebihnya sebanyak 70% mereka
mengetahui adanya tata tertib yang ada, yaitu sekitar 14 orang.
4. Jika jawaban anda pernah menerobos perlintasan kereta api, apa alasan anda
melakukan hal tersebut?
xx
Gambar 3.7
Alasan anda melakukan hal tersebut
Sumber: Dokumentasi pribadi
Penyebab responden menerobos perlintasan kereta api saat pintu akan ditutup, ada
beberapa alasan dan terdapat 5 alasan yaitu, kereta masih jauh, plang pintu terlalu
lama tertutup, kebiasaan, tergesa-gesa, dan plang masing setengah tutup. Dari
antara 5 alasan pilihan yang ada didalam kuesioner, “tergesa-gesa” lah yang
paling banyak menjadi alasan pengendara menerobos perlintasan kereta api, yaitu
sebanyak 33,3% responden atau 5 pengendara dari 15 yang menjawab pernah
menerobos plang perlintasan kereta api.
xxi
a berat 10 orang pada kecelakaan di perlintasan sebidang dan sepanjang jalur keret
a api. (www.liputan6.com)
3.4 Analisis 5W + 1H
5W-1H adalah metode yang digunakan untuk mencari tahu permasalahan yan
g terjadi secara detail. Berupa beberapa pertanyaan, yaitu: what, who, where, whe
n, why dan how (apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana).
A. What
Pengendara sepeda motor, mobil, maupun truk seharusnya tidak terus melaju k
etika alarm palang pintu kereta api sudah berbunyi apa lagi menerobos plang pi
ntu kereta api yang akan ditutup ataupun sudah tertutup. Namun pada nyata ny
a masih banyak pengendara sepeda motor, mobil, maupun truk yang masih saja
terus melaju ketika alarm berbunyi dan palang pintu kereta api sudah ditutup da
n mereka tidak sadar bahwa mereka tidak memperdulikan keselamatan diri sen
diri.
B. Where
Di Kota Bandung sering terjadi kecelakaan kereta api seperti contoh kasus 3 w
anita yang mengendarai motor Yamaha Mio bernomor polisi H 2290 GS tewas
seketika setelah terpental sekitar 20 meter akibat tidak memperhatikan alarm ya
ng sudah berbunyi dan menerobos palang pintu kereta api tanda bahwa kereta a
pi akan segera melintas, ketika akan melewati perlintasan kereta api,ada warga
yang melihat mereka dan berteriak memberi tahu bahwa ada kereta api yang ak
an lewat. Akan tetapi dengan adanya kecelakaan yang terjadi tiadak membuat
masyarakat yang lain menjadi mengurungkan niat nya untuk menerobos palang
pintu kereta api.
C. When
Kebanyakan pengendara menerobos plang pintu kereta api pada waktu berangk
at sekolah, pulang sekolah, berangkat kerja, pulang kerja, ketika hujan, dan keti
ka terburu-buru.
D. Who
Dari survey lapangan, kebanyakan yang menerobos plang pintu kereta api adal
ah pengendara sepeda motor. Pada saat berangkat dan pulang sekolah kebanya
xxii
kan pelajar maupun pengendara yang mengantar sekolah, menerobos palang pi
ntu kereta api, dan pada waktu berangkat dan pulang kerja kebanyakan para pe
kerja yang menerobos palang pintu kereta api.
E. Why
Yang menyebabkan pengendara menerobos palang pintu kereta api karena terb
uru-buru dan kehujanan. Pengendara juga tidak menyadari bahwa hal yang
dilakukan itu berbahaya bagi diri mereka sendiri, namun ada juga yang
menyadari bahwa hal tersebut berbahaya tapi mereka tetap menghiraukan
kemungkinan dampak yang akan terjadi.
F. How
Agar berkurangnya masyarakat yang menerobos palang pintu kereta api maka s
alah satu program yang dapat dilakukan oleh dishub kominfo kota Bandung unt
uk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat saat melintasi perlintasan kereta
api agar tidak menerobos palang pintu kereta api yaitu melalui sosialisasi iklan
layanan masyarakat yang tepat dan mengena agar masyarakat dapat merubah p
erilaku yang sebelumnya masih menerobos palang pintu kereta api menjadi tida
k menerobos palang pintu kereta api dan mentaati peraturan yang berlaku.
xxiii
gasnya kembali, asal permasalahan tersebut sudah selesai.”ujarnya ketika penulis
menanyakan atas siapa yang bertanggung jawab jika ada kecelakaan.
“Biasanya yang menerobos pintu palang perlintasan setiap hari adalah pengen
dara bermotor. Saya dan petugas yang lain kadang merasa jengkel karena jika ada
kecelakaan petugas juga ikut bertanggung jawab. Anak-anak sekolah juga sering
menerobos pintu palang perlintasan Kereta Api dengan membuka pintu dan mele
mparkan pintu palang perlintasan tersebut ke atas seperti sedang angkat barbell, e
ntah karena mereka ingin pamer atau bagaimana. Waktu hujan juga banyak yang
menerobos palang pintu ini karena mereka kehujanan.”ungkap mas Agus saat itu.
4.1 Kesimpulan
xxiv
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data dengan teknik observasi, d
okumentasi wawancara, dan memberikan kuesioner yang dilakukan pada warga
Bandung, maka diambil kesimpulan bahwa banyak pengendara sepeda motor,
mobil,maupun truk di kota Bandung dengan pengendara orang dewasa bahkan
pelajar sekalipun yang nekat terus melaju ketika alarm plang pintu kereta api
sudah berbunyi dan menerobos plang pintu kereta api yang akan ditutup ataupun
sudah tertutup pada waktu berangkat dan pulang sekolah serta waktu berangkat
dan pulang kerja. Bahkan ketika hujan dan terburu-buru, mereka tidak sadar
bahwa mereka tidak memperdulikan keselamatan diri sendiri dengan
menghiraukan akibat apa yang terjadi jika mereka nekat menerobos perlintasan
kereta api ketika plang segera di tutup.
Peneliatian desain ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terutama pengendara kendaraan saat melintasi perlintasan kereta api
agar tidak menerobos plang pintu kereta api ketika alarm rambu-rambu berbunyi
atau pintu akan ditutup.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh ditemukan permasalahan yang belum terpec
ahkan sehingga peniliti mengajukan beberapa saran yang dirasa baik memberikan
efek yang baik saran tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
LAMPIRAN
xxv
1. Wawancara dengan Pengendara Motor
a. Identitas Narasumber
Nama : Asep Subandi
Usia : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Jl. Halteu Utara, Dungus Cariang, Kota Bandung, Jawa Bara
t
xxvi
a. Identitas Narasumber
Nama : Asep Subandi
Usia : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petugas Penjaga Perlintasan Kereta Api
Alamat : Jl. Halteu Utara, Dungus Cariang, Kota Bandung, Jawa Bara
t
xxvii
DAFTAR PUSTAKA
xxviii