Anda di halaman 1dari 28

Laporan Penelitian Desain

BAHAYA KECELAKAAN DI PERLINTASAN


KERETA API

19104 / Penelitian Desain (DKV-S1)

Semester VII (2020 – 2021)

Oleh:
Kelvin Revelino
NIM. 51917062
Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2022
ABSTRAK
BAHAYA KECELAKAAN DI PERLINTASAN
KERETA API

ii
ABSTRACT

DANGER OF ACCIDENT AT TRAIN TRACK

iii
DAFTAR ISI

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan adalah faktor utama dalam melakukan berbagai macam aktifitas,
baik dalam pekerjaan, maupun dalam perjalanan hingga banyak upaya yang
dilakukan pemerintah untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang nantinya akan
merugikan masyarakat baik disebabkan oleh faktor lingkungan maupun dari
manusia itu sendiri.
Dalam sehari manusia melakukan berbagai macam aktifitas mulai dari
bangun tidur hingga kembali tidur, menjaga diri agar selalu waspada terhadap
bahaya lingkungan sekitar sangatlah penting, agar selalu selamat sehingga esok
hari dapat melakukan rutinitas kembali. Banyak media yang digunakan manusia
dalam berkegiatan untuk menunjang aktifitasnya, salah satunya adalah
transportasi umum seperti kereta api. Kereta api dinilai efisien dalam ketepatan
waktu sebagai penunjang kegiatan, dalam hal ini pemerintahpun ikut andil dalam
urusan menjaga keselamatan baik penumpang maupun pengguna jalan lainnya
yang berada di sekitar area perlintasan kereta api. Sayangnya masih banyak
masyarakat yang tidak memperdulikan ketertiban sebagai pengguna jalan maupun
pengguna transportasi tersebut.
Peraturan tentang kereta api sudah di atur dalam UU No.23 Tahun 2007 (GoI,
2007) Tentang Perkeretaapian, didalam undang-undang tersebut sudah sangat
jelas di bahas tentang segala hal tentang perkeretaapian termasuk keselamatan
baik penumpang maupun pengguna jalan lainnya. Tetapi masih banyak orang
yang tidak peduli dengan peraturan tersebut, terbukti dengan masih banyaknya
pelanggaran tata tertib yang terjadi di sekitar pintu perlintasan. Sebenarnya
banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan dalam perkeretaapian
tetapi yang paling sering terjadi adalah kecelakaan di sekitar perlintasan kereta api
yang disebabkan oleh kelalaian pengguna jalan sendiri. Banyak pengguna jalan
yang lebih mementingkan kepentingan pribadi, dengan tetap nekat untuk
menyebrang, padahal menyebrang perlintasan kereta api dengan sembarangan
apalagi menyebrangi perlintasan kereta api yang palang pintunya tertutup sangat
membahayakan keselamatan jiwa, walaupun petugas sudah berjaga-jaga

v
menertibkan kawasan perlintasan, tetapi masih ada saja yang nekat untuk
menyebrang, dengan alasan terburu-buru, bahkan malas untuk menunggu palang
pintu terbuka kembali. Pelanggaran yang terjadi di sekitar perlintasan kereta api
juga dibahas pada UU No. 22 Tahun 2009 (RI, 2009) tentang lalu lintas dan
angkutan jalan, pada pasal 114 yang membahas tentang wajibnya mendahulukan
kereta api.
Banyaknya kasus kecelakaan di sekitar perlintasan kereta api yang
disebabkan oleh kelalaian pengguna jalan, salah satunya adalah (Masnurdiansyah,
2016) kecelakaan di Padasuka, Kota Cimahi, yang merenggut nyawa Siswi SMP
PGRI 1 Cimahi itu menerobos perlintasan tanpa palang pintu otomatis saat
mengendarai sepeda motor, Kamis (21/7/2016). (Ramadhan, 2017) Ada pula
kecelakaan yang terjadi di pintu perlintasan kereta api Jalan Garuda, Andir, Kota
Bandung pada Senin (30/10/2017) pukul 13.30 WIB. Pada saat itu korban langsun
g tewas di tempat dikarenakan kelalaiannya saat berada di perlintasan kereta api.
Kejadian tersebut berawal saat kereta api Serayu jurusan Bandung-Jakarta sudah
melintas dan palang pintu masih tertutup dikarenakan kereta api Argo Parahyanga
npun akan melintas. Pada saat itu pintu perlintasan masih di tutup dari kedua arah,
lalu tiba-tiba korban melintas dari arah Jalan Nurtanio, tetapi korban menghirauka
n palang pintu yang masih tertutup dan sirine yang masih berbunyi, dan tetap me
maksa melintas dengan kendaraan roda duanya, tanpa mengurangi kecepatan, dan
menghiraukan peringatan dari petugas palang pintu, sehingga kecelakaan tersebut
tidak dapat dihindari.
Melihat dari masalah yang ada, penulis mencoba untuk meneliti perilaku peng
endara kendaraan dari yang menerobos palang pintu kereta api. Metode penelitan
yang dingunakan yaitu metode pendekatan kualitatif dan menggunakan teknik obs
ervasi, dokumentasi, wawancara, dan kusioner yang dilakukan di Kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas dapat di indentifikasi
masalah yang ada pada penelitian ini adalah :
1. Kurangnya informasi tentang pencegahan bahaya kecelakaan di perlintasan
kereta api kepada pengguna jalan.

vi
2. Kurangnya kesadaraan pengendara kendaraan saat melintas perlintasan kereta
api.

1.3 Rumusan Masalah


Untuk memperjelas permasalahan diatas yang akan diteliti, maka
permasalahannya sebagai berikut :
1. Bagaimana cara memberikan informasi tentang pencegahan bahaya kecelakaan
di perlintasan kereta api kepada pengguna jalan?
2. Bagaimana meningkatkan kesadaran pengendara kendaraan saat melintas
perlintasan kereta api?

1.4 Batasan Masalah


Menurut hasil permasalahan diatas, maka diperlukan adanya batasan masalah
untuk menghindari permasalahan yang semakin membesar atau fatal. Adapun
masalah yang akan diteliti nantinya adalah “BAHAYA KECELAKAAN DI
PERLINTASAN KERETA API”.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Dari kegunaan atau manfaat dari Penelitian Bahaya Kecelakaan Di Perlintasa
n Kereta Api ini adalah :
1. Masyarakat
Untuk meningkatkan kesadaran pengendara kendaraan saat melintasi perlintas
an kereta api agar mengurangi pengendara kendaraan yang menerobos palang
pintu kereta api dan tertib nya perlintasan kereta api, sehingga berkurangnya a
ngka kecelakaan di perlintasan kereta api dan bertujuan untuk menambah pe
mahaman dasar seseorang akan pentingnya keselamatan untuk dirinya sendri
ketika berada di perlintasan rel kereta api.

2. PT.Kereta Api Indonesia


Untuk lebih bisa mengembangkan dan memperbaiki sistem di perlintasan ker
eta api.dan membantu mengurangi angka mengurangi angka kecelakaan lalu l
intas di perlintasan kereta api

vii
1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, sehingga metode peneliti
an yang digunakan adalah metode kualitatif, dikarenakan dalam penelitian ini has
il yang didapatkan berubah hasil data yang didapat. Menurut David Williams (19
95) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data terhada
p suatu latar alamiah dengan menggunakan metode ilmiah dan dilakukan oleh orr
ang atu peneliti yang tertarik secara alami. Teknik pengambilan datanya dilakuka
n secara random. Untuk melakukan pencarian data peneliti melakukan cara-cara s
ebagai berikut;

1. Wawancara
Menurut Esterberg dalam sugiyono (2015) wawancara adalah pertemuan yan
g dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu ide denga
n cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan
atau makna dalam topik tertentu. Metode ini dipilih oleh peneliti guna mengg
ali informasi serta tentang bagaimana mengenali sejauh mana kesadaran pen
gendara kendaraan saat di perlintasan kereta api untuk mengetahui aspek psik
ografi maupun behaviour dari pengendara kendara yang melintas di perlintas
an kereta api.

Teknik pengumpulan data ini telah di lakukan secara langsung dengan


mengajukan beberapa pertanyaan dengan Bapak Asep Soebandi, yaitu
seorang pengendara motor yang pernah menerobos perlintasan kereta api di
Bandung. Memulai penelitian dengan cara mengamati, menganalisa terlebih
dahulu area perlintasan kereta api, alasan mengapa pernah menerobos
perlintasan kereta api ketika plang akan ditutup, meminta keterangan dan
pendapat mengenai penelitian yang akan penulis kembangkan.

2. Pengamatan/Observasi
Menurut Riyanto (2010) obrservasi merupakan metode pengumpulan data ya
ng menggunakan secara langsung maupun tidak langsung observasi. Observa
si pasrtisipan adalah dimana orang yang melakukan pengamatan berperan ser
ta ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang di observasi. Dalam hal ini
peneliti berusaha melakukan pengamatan secara penuh pada pelaksanaan keg

viii
iatan ini, observasi ini untuk mengamati peristiwa dengan seksama dan secar
a waktu yang sebenernya kejadian – kejadian bisa tangkap dan di olah secara
almiah oleh mata. Dalam penelitian ini observasi dilakukan di kawasan
perlintasan kereta api dan Kawasan Bandung yang di lakukan secara random.

3. Dokumentasi
Sugiyono (2016) mendefinisikan mengenai studi dokumentasi bahwa Dokum
en merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung
penelitian. Tujuan bukti nyata memiliki banyak data – data berupa arsip, dan
sebagai dokumentasi juga peneliti mengabadikan foto – foto tentang keadaan
dan suasana di pintu perlintasan Kereta Api Jalan Garuda, Andir, Kota Band
ung, serta ketika wawancara dengan narasumber yang pernah menerobos
perlintasan kereta api.

4. Kuesioner
Pengumpulan data yang digunakan pada metode kuesioner, yaitu dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan terhadap pengendara deng
an data yang digunakan untuk diteliti. Kuesioner ini di lakukan dengan
mengambil 7 pertanyaan mengenai topik penelitian ysng akan diambil
penulis. Untuk respondennya sendiri, diambil hanya dari masyarakat
Bandung saja.

ix
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Transportasi


Pengertian transportasi secara harafiah adalah pemindahan manusia atau bara
ng dari satu tempat ke tempat lain secara fisik dalam waktu yang tertentu dengan
menggunakan atau digerakkan oleh manusia, hewan atau mesin. Secara umum tra
nsportasi dibagi menjadi tiga yaitu transportsiasi darat, transpotasi laut dan transp
ortasi udara. Menurut beberapa ahli transportasi dapat didefinisikan sebagai berik
ut:
1. Menurut Hadihardaja dkk, dalam buku Sistem Transportasi (1997),
Transportasi adalah pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke t
empat lain. Dalam transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu pergeraka
n (movement) dan secaara fisik terjadi perpindahan tempat atas barang atau p
enumpang dengan atau tanpa alat angkut ke tempat lain.
2. Menurut Kamaludin (1986) dalam Musa dan Setiono (2012), transportasi adal
ah mengangkut atau membawa suatu barang dari suatu
Tempat ke tempat lainnya atau dengan kata lain yaitu merupakan suatu
Gerakan pemindahan barang-barang atau orang dari suatu tempat ke tempat y
ang lain.

2.2 Perilaku Pengendara


Menurtu KBBI perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap r
angsangan atau lingkungan. Perilaku merupakan semua aktivitas yang dilakukan o
leh makhluk hidup. Sehingga manusia, hewan dan tumbuhan memiliki perilaku ter
sendiri yang dilakukan karena termasuk makhluk hidup. Menurut Skinner sebagai
mana dikutip oleh (Notoatmojo, 2010) perilaku merupakan respon atau reaksi sese
orang terhadap rangsangan dari luar (stimulus).
Perilaku manusia merupakan hasil dari pengalaman yang dilakukan oleh man
usia tersebut. Dimana perilaku merupakan hasil dari pengalaman yang dilakukan o
leh manusia yang berasal dari pengealaman yang diwujudkan dalam bentuk sikap,
tanggapan, pengetahuan ataupun tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan
respon ataupun interaksi dari luar maupun dari dalam diri seseorang atas apa yang

x
terjadi. Respon tersebut berupa Tindakan (yaitu respond aktif) dan respon tersebut
berupa pemikiran beserta pendapat (yaitu respon pasif).

2.2.1 Pengertian Lalu Lintas


Lalu lintas adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen. Kom
ponen utama yang pertam atau suatu system head way (waktu antara dua kendaraa
n yang berurutan ketika melaku sebuah titik pada suatu jalan) meliputi semua jeni
s prasarana infrastuktur dan saran dari semua jenis angkutan yang ada, yaitu : jarin
gan jalan, pelengkap jala, fasilitas jalan, angkutan umum dan pribadi, dan jenis ke
ndaraan lain yang menyelanggarakan proses pengankutan, yaitu memindakan oran
g atau bahan dari suatu tempat ketempat yg lain yang dibatasi jaran tertentu (Suma
rsona,1996).
Lalu lintas di dalam Undang – Undang No. 22 Tahun 2009
Didefinisikan gerak kendaraan dan organ di ruang lalu lintas. Ruang lalu kendaraa
n, orang, dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas penumpang. Lalu lintas
memiliki karakteristik dan keunggulan tersendiri maka perlu dikembangkan dan d
imanfaatkan sehingga mampu menjangkau seluruh wilayah dan pelosok daratan d
engan mobilitas tinggi dan mampu memadukan sarana transportasi lain. Menyadar
i peranan trasnportasi lalu lintas ditata dalam sistem trasnportasi nasionla secara te
rpadu dan mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi yang serasa dengan ti
ngkat kebutuhan lalu lintas yang tertib, selamat, aman, nyaman, cepat, teratur, lan
cer, dan biaya yang terjangkau oleh masyarakat2

2.2.2 Komponen Lalu Lintas


Kondisi lalu lintas suatu jalan adalah hasil dari perilaku arus lalu lintas. Peril
aku arus lalu lintas merupakan hasil interaksi dari pengaruh karakteristik arus lalu
lintas yang bergantung pada variasi dan jenis pemakai jalan yang bergerak dengan
bentuk yang berbeda-beda dan dipengaruhi oleh arus lalu lintas, kecepatan kendar
aan dan kerapatan lalu lintas yang terjadi.
Karakteristik lalu lintas diperlukan untuk menjadi acuan dalam perencanaan la
lu lintas yang dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

xi
1. Faktor Manusia Manusia merupakan faktor yang paling tidak stabil pengaruhn
ya terhadap kondisi lalu lintas serta tidak dapat diramalkan secara tepat. Tinjau
an terhadap faktor manusia ini perlu dilakukan guna menghasilkan perencanaa
n operasi lalu lintas. Faktor lainnya dimana manusia sebagai pengemudi kendar
aan dipengaruhi oleh faktor luar berupa keadaan di sekitarnya, seperti cuaca, da
erah pandangan serta penerangan jalan di malam hari. Faktor lain yang 6 memp
engaruhi perilaku manusia adalah sifat perjalanan serta faktor kecakapan, kema
mpuan dan pengalaman pengemudi.
2. Faktor Kendaraan Kendaraan sebagai sarana transportasi jalan dapat dibedakan
atas kendaraan bermotor dan tidak bermotor.
3. Faktor Jalan Fungsi jalan dapat mempengaruhi arus lalu lintas. Faktor ini ditinj
au dari segi dimensi jalan, bentuk fisik jalan, fungsi jalan maupun kondisi jalan.

4. Faktor Kendaraan Kendaraan sebagai sarana transportasi jalan dapat dibedakan


atas kendaraan bermotor dan tidak bermotor.

2.2.3 Kereta Api


Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga
gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainny, yang
bergerak di rel. Kereta api umumnya terdiri dari lokomotif yang dikemudikan oleh
tenaga manusia yang disebut masinis dengan bantuan mesin dan rangkaian kereta
atu gerbong sebagai tempat pengangkutan barang dan atau penumpang.
Rangkaian kereta atau gerbong sebagai tempat pengangkutan barang dan atau
penumpang. Rangakaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relative luas
sehingga mampu memuat penumpang atau barang dalam skala yang besar. Karena
sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha
memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat
baik di dalamm kota, antarkotam maupun antarnegara. Menurut salim (2004)
angkutan kereta api adalah penyediaan jasa-jasa transportasi di atas rel untuk
membawa barang dan penumpang. Kereta api memberikan pelayanan
keselamatan, nyaman dan aman bagi penumpang.

xii
Kereta api ditemukan pada sekitar tahun 1800 dan mengalami
perkembangan sampai tahun 1860 (Salim, 2004). Pada mulanya dikenal kereta
kuda yang menarik lebih dari satu (rangkaian). Kemudian dibuatlah kereta kuda
yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur terntentu yang
terbuat dari besi (rel). Kereta api, Terdapat beberapa jenih kereta. Jenis pertama
adalah jenis kereta menurut tenaga penggerak terdapat beberapa jenis kereta api
menurut tenga penggerakanya antara lain:
1. Kereta Api Uap
Kereta api uap adalah kereta api yang digerakan dengan uap air yang hasilnya
dari ketel uap yang dpanaskan dengan kayu bakar, batu bara ataupun minyak
bakar, oleh karena itu kendaraan ini di katakana sebagai kereta api
2. Kereta Api Diesel

2.3 Perlintasan Kereta Api


Perlintasan adalah perpotongan antara arus lalu lintas dua jenis moda transpor
tasi yang berbeda pada pertemuan jalan sebidang seperti jalan rel kereta api denga
n jalan. Masing-masing prasarana transportasi tersebut memiliki karakter transport
asi yang berbeda dan tingkat pelayanan yang berbeda pula. Pengaturan pada perlin
tasan lebih sulit dibandingkan dengan persimpangan, karena melibatkan arus kend
araan bermotor pada suatu sisi dan kereta api pada sisi lain. Berdasarkan waktu pe
nggunaan perlintasan, kereta api menggunakan perlintasan dengan jadwal tertentu
walaupun sering sekali tidak tepat waktu, sedangkan kendaraan yang melewati per
simpangan tidak terjadwal sehingga arus kendaraan dapat melintasi perlintasan ka
pan saja. Dari segi akselerasi dan sistem pengereman, diperoleh kendaraan bermot
or lebih unggul dibandingkan kereta api dimana kendaraan dalam melakukan akse
lerasi lebih singkat dari kereta api begitu juga dengan waktu dan jarak pengerema
n, kendaraan bermotor memiliki waktu dan jarak pengereman yang lebih pendek d
ari kereta api. Dengan demikian, terbentuklah pola perlintasan kereta api dengan j
alan raya menganut sistem prioritas untuk kereta api dimana arus kendaraan harus
berhenti dahulu ketika kereta api melewati perlintasan.

xiii
BAB 3. ANALISIS PERMASALAHAN

3.1 Metode Penelitian


Dalam penelitian, dibutuhkan cara yang akan digunakan untuk mencapai tuju
an perancangan. Untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, penulis menggunakan
pendekatan metode kualitatif, metode ini merupakan metode yang tepat, efektif da
n efisien untuk penulis bisa mendapatkan jawaban, Metode kualitatif ini didasarka
n pada adanya hubungan pemaknaan antara kesadaran pengendara kendaraan, dan
perlintasan kr Zeta api, dengan tujuan agar penulis mendapatkan makna hubungan
antara antara kesadaran pengendara kendaraan, dan perlintasan kereta api sehingg
a dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan dalam peneli
tian ini.

3.1.1 Metode Pengumpulan Data


Penelitian tentunya sangat memerlukan data yang sangat lengkap dan seba
nyak mungkin untuk melihat hasil dari tujuan peneltian tersebut. hal ini bertujuan
untuk mendapatkan hasil yang sangat akurat, serta diharapkan mendapatkan penye
lesaian masalah yang sesuai. Dalam penelitian ini, yang di gunakan penulis untuk
mendapatkan data yaitu menggunakan data primer dan data sekunder.

a. Data Primer
Data primer merupakan data yang penulis dapatkan secara langsung dengan ob
servasi, wawancara serta kuesioner guna melengkapi data sesuai dengan fakta yan
g sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan. Sumber data ini
merupakan sumber data utama dalam suatu penelitian.
Data primer penulis dapatkan dengan cara wawancara kepada masyarakat baik
mahasiswa maupun pekerja dengan usia kisaran 40 hingga 50 tahun. Pengumpula
n data primer juga penulis dapatkan melalui kuesioner yang di sebarkan secara
acak dengan target yang ada di wilayah Bandung, kuesioner sendiri penulis buat d
alam bentuk google form dengan berisi beberapa pertanyaan.

xiv
b. Data Sekunder
Penulis juga mengumpulkan data secara tidak langsung untuk pendukung hasil
wawancara yang penulis dapatkan dari buku, jurnal, artikel, atau penelitian terdah
ulu yang disebut juga pengumpulan data secara sekunder.

3.1.2 Fokus Penelitian


Fokus penelitian bermanfaat bagi pembatasan mengenai objek penelitian
yang diangkat manfaat lainnya adalah agar peneliti tidak terjebak pada
banyaknnya data yang di peroleh di lapangan. Penentuan fokus penelitian lebih
diarahkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi
perekonomian dan sosial ini dimaksudakan untuk membatasi studi kualitatif
sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana
data yang tidak relevan, menurut Moleong ada tiga tahapan penelitian kualitatif,
yaitu :

1. Tahapan Pra Lapangan


Pada tahap pra lapangan penulis harus mempersiapkan diri agar pengetahuan
pada saat di lapangan menjadi optimal, seperti menyusun rancangan penelitian,
apa yang harus diteliti latar belakang serta merumuskan masalah yang harus
diteliti, dan dimana tempat penelitian. Mengurus surat perizinan agar penulis pada
saat dilapangan diterima dengan baik oleh petugas penjaga Kereta Api atau
masyarakat.
Pada tahapan ini penulis mempersiapkan pertanyaan pertanyaan yang menjadi
fokus, penelitian penulis pada saat melakukan wawancara ke area sekitar
perlintasan kereta api, serta mengatur strategi di hari apa akan melakukan
observasi agar lebih efektif.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan


Pada tahapan ini, penulis memulai mendatangi lapangan dengan etika yang
baik dengan cara menjalin keakraban baik dengan petugas penjaga kereta api dan
pengendara yang ada di sekitaran perlintasan kereta api. Penulis juga harus
memahami lingkungan tempat penelitian agar membatasi diri baik dalam hal
perilaku maupun pembicaraan dalam berinteraksi. Penulis melakukan

xv
pengumpulan data dengan cara wawancara dan merekamnya yang nanti berguna
untuk dianalisis.
3. Tahap Analisis Data
Pada tahapan ini penulis akan menganalisis data yang diperoleh pada saat peke
rjaan lapangan dengan cara menganalisa kuesioner yang telah diisi oleh responden
serta menganalisa data wawancara yang telah didapatkan.

3.1.3 Waktu dan Tempat Penelitian


Pada tahap ini penulis melakukan penelitian di (GANTI NAMA
PERLITASAN KERETA API YG KM OBSERVASI). Salah satu perlintasan
kereta api yang berada di Kota Bandung Jawa Barat, lalu penulis mulai melakukan pe
nelitian terhadap petugas penjaga pintu kereta api, serta pengendara motor yang melin
tas diarea tersebut. Untuk waktunya sendiri, penulis melakukan penelitian langsung di
hari Jumat, 29 Juli 2022 sekitar pukul 16.30, jam dimana bertepatan dengan pulang
kerja maupun sekolah.

Gambar 3.1
Wawancara Petugas Perlintasan Kereta Api
Sumber: Dokumentasi Pribadi

xvi
Gambar 3.2
Wawancara Pengendara Motor
Sumber: Dokumentasi Pribadi

xvii
Gambar 3.3
Situasi dan Kondisi Perlintasan Kereta Api
Sumber: Dokumentasi Pribadi
3.2 Analisis Data
3.2.1 Kuesioner
Penulis melalukan kuisioner ini bertujuan untuk mendukung hasil wawancar
a dan memperkuat data guna penelitian yang di buat. Pada kuesioner ini, sebagai
sample yang diperlukan untuk memperkuat data dilakukan kepada 20 responden d
engan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut bahaya area perlintasaan kereta a
pi dengan terjadinya kecelakaan. Dari pertanyaan pertama mengenai pernahkah
responden menerobos perlintasan kereta api ketika plang akan ditutup, mayoritas r
esponden dengan jumlah persentasi berjumlah 75% dengan responden 15 orang m
enjawab pernah, sedangkan 25% dengan responden 5 orang menjawab tidak
pernah, sehingga dapat ditarik kesimpulanya bahwasanya lebih dari 50% sample
data mendukung permasalahan penelitian ini, karena masih banyak pengendara
yang pernah menerobos plang perlintasan kereta api ketika akan di tutup.
Pada pertanyaan selanjutnya adalah mengenai tata tertib area perlintasan keret
a api, dari hasil yang di dapet adalah 70% dengan jumlah responden 14 orang,
mnjawab tidak mengetahui dan memahami benar tata tertib mengenai bahaya
kecelakaan di perlintasan kereta api, sisanya 30% dengan responden 6 orang
menjawab mengetahui. sehingga dapat dikatakan mereka tahu namun
menganggap remeh akan adanya himbauan tersebut.
Lalu pertanyaan paling terakhir yang terdapat pada kuesioner, yaitu alasan
responden yang menjawab pernah menerobos perlintasan kereta api saat plang
akan di tutup, antara lain yaitu kereta masih jauh 3 responden, tergesa-gesa 5
responden, palang pintu terlalu lama ditutup 2 responden, kebiasaan 2 responden,
palang dalam proses penutupan masih separuh tutup 3 responden .
Berikut hasil dari kuesioner yang sudah dikakukan, yaitu sebagai berikut:

xviii
1. Menurut anda, Bahayakah menerobos perlintasan kereta api saat plang akan
ditutup?

Gambar 3.4
Hasil Bagan Bahaya Menerobos Perlintasan Kereta Api
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dari hasil kuesioner yang didapatkan penulis, bisa dilihat hampir sebagian besar rsponden
menjawab bahwa menerobos perlintasan kereta api saat plang akan di tutup itu, adalah
sesuatu hal yang berbahaya. Dengan penjabaran 90% menjawab “Ya”, sedang yang
menjawab “Tidak” yaitu didapat hasil 10%.

2. Pernahkah anda menerobos perlintasan kereta api, Ketika plang akan di tutup?

Gambar 3.5
Hasil Bagan Responden Menerobos Perlintasan Kereta Api

xix
Sumber: Dokumentasi pribadi
Pengendara kendaraan yang pernah menerobos perlintasan kereta api ketika plang
akan ditutup mendominasi dibandingkan pengendara yang tidak pernah
menerobos. Terdapat 15 pengendara kendaraan menjawab pernah menerobos
perintasan kereta api dari 20 responden yang ada.

3. Apakah anda mengetahui dan memahami bener tata tertib yang ada di area
perlintasan kereta api?

Gambar 3.6
Bagan Mengetahui dan Memahami Tata Tertib
Sumber: Dokumentasi pribadi

Dari hasil kuesioner yang telah penulis sebarkan, pengendara yang tidak
mengetahui dan memahami tata tertib mengenai bahaya kecelakaan di perlintasan
kereta api yaitu 30% atau sekitar 6 pengendara, selebihnya sebanyak 70% mereka
mengetahui adanya tata tertib yang ada, yaitu sekitar 14 orang.

4. Jika jawaban anda pernah menerobos perlintasan kereta api, apa alasan anda
melakukan hal tersebut?

xx
Gambar 3.7
Alasan anda melakukan hal tersebut
Sumber: Dokumentasi pribadi

Penyebab responden menerobos perlintasan kereta api saat pintu akan ditutup, ada
beberapa alasan dan terdapat 5 alasan yaitu, kereta masih jauh, plang pintu terlalu
lama tertutup, kebiasaan, tergesa-gesa, dan plang masing setengah tutup. Dari
antara 5 alasan pilihan yang ada didalam kuesioner, “tergesa-gesa” lah yang
paling banyak menjadi alasan pengendara menerobos perlintasan kereta api, yaitu
sebanyak 33,3% responden atau 5 pengendara dari 15 yang menjawab pernah
menerobos plang perlintasan kereta api.

3.3 Data Sekunder

a. Plang Perlintasan Kereta Api Rawan Kecelakaan di Bandung


Di Bandung sampai saat ini total ada 36 perlintasan kereta api. Sebanyak 17 ti
dak dijaga, 12 status dijaga PT. KAI, 3 perlintasan liar dan dijaga masyarakat, fly
over 3, dan underpass 1.(dishub.jabarprov.go.id)

b. Berita Kecelakaan Akibat Menerobos Plang Perlintasan Kereta Api di


Bandung
PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (PT KAI Daop) Bandung mencatat
dalam kurun waktu Januari hingga awal Oktober 2020, terdapat 25 kecelakaan di j
alur kereta api. Rincian jumlah korban yang meninggal sebanyak 15 orang dan luk

xxi
a berat 10 orang pada kecelakaan di perlintasan sebidang dan sepanjang jalur keret
a api. (www.liputan6.com)

3.4 Analisis 5W + 1H
5W-1H adalah metode yang digunakan untuk mencari tahu permasalahan yan
g terjadi secara detail. Berupa beberapa pertanyaan, yaitu: what, who, where, whe
n, why dan how (apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana).

A. What
Pengendara sepeda motor, mobil, maupun truk seharusnya tidak terus melaju k
etika alarm palang pintu kereta api sudah berbunyi apa lagi menerobos plang pi
ntu kereta api yang akan ditutup ataupun sudah tertutup. Namun pada nyata ny
a masih banyak pengendara sepeda motor, mobil, maupun truk yang masih saja
terus melaju ketika alarm berbunyi dan palang pintu kereta api sudah ditutup da
n mereka tidak sadar bahwa mereka tidak memperdulikan keselamatan diri sen
diri.
B. Where
Di Kota Bandung sering terjadi kecelakaan kereta api seperti contoh kasus 3 w
anita yang mengendarai motor Yamaha Mio bernomor polisi H 2290 GS tewas
seketika setelah terpental sekitar 20 meter akibat tidak memperhatikan alarm ya
ng sudah berbunyi dan menerobos palang pintu kereta api tanda bahwa kereta a
pi akan segera melintas, ketika akan melewati perlintasan kereta api,ada warga
yang melihat mereka dan berteriak memberi tahu bahwa ada kereta api yang ak
an lewat. Akan tetapi dengan adanya kecelakaan yang terjadi tiadak membuat
masyarakat yang lain menjadi mengurungkan niat nya untuk menerobos palang
pintu kereta api.
C. When
Kebanyakan pengendara menerobos plang pintu kereta api pada waktu berangk
at sekolah, pulang sekolah, berangkat kerja, pulang kerja, ketika hujan, dan keti
ka terburu-buru.
D. Who
Dari survey lapangan, kebanyakan yang menerobos plang pintu kereta api adal
ah pengendara sepeda motor. Pada saat berangkat dan pulang sekolah kebanya

xxii
kan pelajar maupun pengendara yang mengantar sekolah, menerobos palang pi
ntu kereta api, dan pada waktu berangkat dan pulang kerja kebanyakan para pe
kerja yang menerobos palang pintu kereta api.
E. Why
Yang menyebabkan pengendara menerobos palang pintu kereta api karena terb
uru-buru dan kehujanan. Pengendara juga tidak menyadari bahwa hal yang
dilakukan itu berbahaya bagi diri mereka sendiri, namun ada juga yang
menyadari bahwa hal tersebut berbahaya tapi mereka tetap menghiraukan
kemungkinan dampak yang akan terjadi.
F. How
Agar berkurangnya masyarakat yang menerobos palang pintu kereta api maka s
alah satu program yang dapat dilakukan oleh dishub kominfo kota Bandung unt
uk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat saat melintasi perlintasan kereta
api agar tidak menerobos palang pintu kereta api yaitu melalui sosialisasi iklan
layanan masyarakat yang tepat dan mengena agar masyarakat dapat merubah p
erilaku yang sebelumnya masih menerobos palang pintu kereta api menjadi tida
k menerobos palang pintu kereta api dan mentaati peraturan yang berlaku.

3.5 Hasil Wawancara


Dalam penelitian yang penulis lakukan ini, dilakukan wawancara kepada 2
peran sekaligus, yaitu dengan penjaga plang pintu kereta api dan juga pengendara
motor yang pernah menerobos perlintasan kereta api saat akan di tutup.
Dari wawancara dengan mas Agus selaku penjaga palang pintu kereta api nga
glik berkata, ”Saya akan bersiap menutup palang pintu jika genta berbunyi dan sa
ya mendapat telpon dari kereta yang akan melintas, lalu saya mengoperasikan mes
in elektrik yang fungsinya untuk menutup palang pintu kereta api ini kurang lebih
3 sampai 5 menit sebelum kereta datang. Padahal waktu yang diperlukan untuk m
endahulukan lewatnya kereta tidak terlalu lama, tapi pengendara bermotor sering s
ekali menerobos pintu palang perlintasan.”
“Yang bertanggung jawab jika ada kecelakaan yaitu petugas penjaga Kereta
Api. Kemudian petugas tersebut di bawa ke kantor polisi untuk dimintai keteranga
n. Jika petugas penjaga Kereta Api tersebut tidak bersalah, dia bisa melanjutkan tu

xxiii
gasnya kembali, asal permasalahan tersebut sudah selesai.”ujarnya ketika penulis
menanyakan atas siapa yang bertanggung jawab jika ada kecelakaan.
“Biasanya yang menerobos pintu palang perlintasan setiap hari adalah pengen
dara bermotor. Saya dan petugas yang lain kadang merasa jengkel karena jika ada
kecelakaan petugas juga ikut bertanggung jawab. Anak-anak sekolah juga sering
menerobos pintu palang perlintasan Kereta Api dengan membuka pintu dan mele
mparkan pintu palang perlintasan tersebut ke atas seperti sedang angkat barbell, e
ntah karena mereka ingin pamer atau bagaimana. Waktu hujan juga banyak yang
menerobos palang pintu ini karena mereka kehujanan.”ungkap mas Agus saat itu.

BAB 4. Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

xxiv
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data dengan teknik observasi, d
okumentasi wawancara, dan memberikan kuesioner yang dilakukan pada warga
Bandung, maka diambil kesimpulan bahwa banyak pengendara sepeda motor,
mobil,maupun truk di kota Bandung dengan pengendara orang dewasa bahkan
pelajar sekalipun yang nekat terus melaju ketika alarm plang pintu kereta api
sudah berbunyi dan menerobos plang pintu kereta api yang akan ditutup ataupun
sudah tertutup pada waktu berangkat dan pulang sekolah serta waktu berangkat
dan pulang kerja. Bahkan ketika hujan dan terburu-buru, mereka tidak sadar
bahwa mereka tidak memperdulikan keselamatan diri sendiri dengan
menghiraukan akibat apa yang terjadi jika mereka nekat menerobos perlintasan
kereta api ketika plang segera di tutup.
Peneliatian desain ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terutama pengendara kendaraan saat melintasi perlintasan kereta api
agar tidak menerobos plang pintu kereta api ketika alarm rambu-rambu berbunyi
atau pintu akan ditutup.

4.2 Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh ditemukan permasalahan yang belum terpec
ahkan sehingga peniliti mengajukan beberapa saran yang dirasa baik memberikan
efek yang baik saran tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

LAMPIRAN

xxv
1. Wawancara dengan Pengendara Motor

a. Identitas Narasumber
Nama : Asep Subandi
Usia : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Jl. Halteu Utara, Dungus Cariang, Kota Bandung, Jawa Bara
t

b. Pertanyaan yang di ajukan:


1. Apakah bapak mengetahui dampak saat menerobos perlintasan kereta api,
ketika plang akan tertutup?
Jawaban : Ya, tapi saya buru-buru dan saya melewati perlintasan kereta api
dengan cepat juga jadi saya rasa masih aman.
2. Mengapa bapak tetap nekat melewati perlintasan kereta api, walaupun sudah
ada bunyi alarm dan plang akan tertutup?
Jawaban : Karena biasanya saya mengejar waktu, kalau menunggu plang
terbuka saya mungkin bisa telat.
3. Menurut Bapak pribadi, tindakan yang dilakukan tersebut, baik atau tidak?
Jawaban : Ya tidak baik juga sih sebenarnya.
4. Ketika menerobos perlintasan kereta api, apakah ada kekhawatiran yang
bapak rasakan?
Jawaban : Tidak ada, karena ketika saya lewat juga belum lama dari alarm
berbunyi, jadi posisi kereta masih jauh
5. Apakah sebelumnya bapak pernah mengetahui tentang himbauan atau tata
tertib tentang bahaya kecelakaan di perlintasan kereta api?
Jawaban : Belum pernah tahu.

2. Wawancara dengan Petugas Penjaga Perlintasan Kereta Api

xxvi
a. Identitas Narasumber
Nama : Asep Subandi
Usia : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petugas Penjaga Perlintasan Kereta Api
Alamat : Jl. Halteu Utara, Dungus Cariang, Kota Bandung, Jawa Bara
t

b. Pertanyaan yang di ajukan:


1. Apa yang bapak lakukan ketika mendapat informasi bahwa kereta akan
datang?
Jawaban : Saya akan bersiap menutup plang pintu jika alarm berbunyi dan
saya mendapat telpon dari kereta yang akan melintas ini lalu
saya mengoperasikan mesin elektrik yang fungsinya untuk
menutup palang pintu kereta api ini
2. Kapan plang pintu biasanya akan di tutup?
Jawaban : 3 sampai 5 menit sebelum kereta akan dating atau lewat.
3. Apakah ada pengendara yang nekat menerobos plang pintu kereta api?
Jawaban : Wah banyak sekali terutama pengendara motor, sampai tidak
bisa dihitung setiap harinya
4. Kapan waktu yang biasanya terjadi ketika banyak pengendara menerobos?
Jawaban : Biasanya waktu berangkat dan pulang sekolah,yang menerobos
ya anak sekolah atau pengendara yang mengantar, kalau waktu
berangkat dan pulang kerja ya yang menerobos ya pekerja itu,
apalagi waktu hujan, sudah kondisi jalanan licin, banyak yang
nerobos,kalau hujan saya atau teman saya yang berjaga gantian
menjaga plang pintu ini untuk menghalangi pengendara motor
yang mau nerobos.
5. Apa yang biasanya bapak lakukan ketika banyak pengendara yang
menerobos?
Jawaban : Sudah pasti saya teriaki, “awas hati-hati, kereta sebentar lagi
mau lewat. Jangan nekat menerobos”

xxvii
DAFTAR PUSTAKA

Artikel situs web/internet:


http://dishub.jabarprov.go.id/news/view/368.html
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4378346/kai-bandung-laporkan-ada-25-kec
elakaan-di-perlintasan-kereta-sepanjang-2020

xxviii

Anda mungkin juga menyukai