Anda di halaman 1dari 8

APLIKASI SENSOR PALANG PINTU OTOMATIS

PADA PERLINTASAN SEBIDANG


(SMART CROSSING RAILWAY)

SALMA AINI ZAHRA


SMK NEGERI 1 CIBINONG

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR


DINAS PERHUBUNGAN
2019
A. MAKSUD PENYUSUNAN

Penulis membuat karya tulis ini untuk mengikuti lomba Pelajar Pelopor
Keselamatan Jalan Angkatan II tahun 2019 yang diadakan oleh Dinas
Perhubungan Pemerintah Kabupaten Bogor.

B. TUJUAN PENYUSUNAN

 Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitian


dalam bentuk tulisan ilmiah.
 Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki penulis dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah.
 Melatih keterampilan dasar penulis untuk melakukan penelitian.
C. MANFAAT PENYUSUNAN

 Melatih untuk mengembangkan keterampilan menulis yang efektif.


 Melatih untuk menggabungkan informasi dari berbagai sumber.
 Mengenalkan dengan kegiatan ilmiah.
 Memperluas ilmu pengetahuan atau wawasan.
 Sebagai pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.
LATAR BELAKANG MASALAH
1. Perlintasan sebidang adalah perpotongan sebidang antara jalur kereta api dengan
jalan. Isu yang menonjol pada perlintasan sebidang adalah tingginya angka
kecelakaan lalu-lintas antara kendaraan dengan kereta api, terutama pada
perlintasan yang tidak dijaga.
2. Masalah perlintasan sebidang, seperti pertemuan jalan raya dan jalur kereta, selalu
kontroversial. Di satu sisi, masyarakat membutuhkan akses jalan yang lebih
singkat. Tapi, di sisi lain, perlintasan itu juga menjadi sumber petaka. Selain
menjadi titik kemacetan, perlintasan sebidang merupakan simpul terjadinya
kecelakaan.
3. Tujuan penjagaan di perlintasan sebidang pada hakikatnya bukan ditujukan untuk
menyelamatkan pengguna jalan, melainkan untuk keselamatan perjalanan kereta
api. Artinya, ada atau tidak palang pintu, pengguna jalan raya tetap harus waspada
ketika melewati perlintasan itu.
4. Kasus kecelakaan di perlintasan sebidang di Indonesia masih terbilang tinggi
dengan jumlah korban yang tidak sedikit. Semakin tingginya frekuensi perjalanan
kereta api, perlintasan sebidang semakin menjadi sumber masalah.
PROSES RENCANA TINDAKAN PERUBAHAN ATAU
PENYELESAIAN MASALAH
1. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 mengenai "Perpotongan dan
Persinggungan Jalur Kereta Api dengan Bangunan Lain". Pasal 91 ayat 1
menyatakan bahwa "Perpotongan antara jalur kereta api dan jalan dibuat tidak
sebidang". Inilah alasan mengapa penutupan atau pengurangan perlintasan
sebidang menjadi sangat mendesak dilakukan dan harus menjadi salah satu
program nasional untuk mengurangi kecelakaan transportasi.
2. Namun, penghapusan perlintasan itu tidak mudah karena sejumlah hambatan di
lapangan. Faktor lain adalah kesadaran masyarakat karena masih banyaknya
jalan umum tak resmi yang memotong langsung jalur kereta api. Perlintasan liar
itu terus bertambah setiap tahun
3. Pemasangan rambu lalu lintas informasi adanya perlintasan kereta api.
4. Sosialisasi keselamatan berkendara ketika melintasi perlintasan sebidang.
5. Pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT) dalam sistem persinyalan
terpadu palang pintu otomatis pada perlintasan sebidang.
HASIL INOVASI YANG AKAN DIIMPLEMENTASIKAN
Aplikasi sensor palang pintu otomatis pada perlintasan sebidang
(Smart Crossing Railway) :
1. Penerapan teknologi IoT pada sistem kendali kereta api
Internet of Things (IoT) adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya
kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya
interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat
komputer.
2. Pemasangan sensor penerima sinyal pada palang pintu
Sensor ini akan menerima sinyal kereta api yang akan melintas dalam jarak
lebih dari 500m dan mengirim perintah kepada palang pintu, alarm pengingat,
dan rambu digital.
3. Palang pintu otomatis di lintasan sebidang
Ketika menerima informasi sinyal dari sensor lintasan kereta api, palang pintu
akan menutup secara otomatis.
4. Alarm pengingat
Ketika menerima informasi sinyal dari sensor lintasan kereta api, alarm
pengingat akan berbunyi.
5. Rambu digital di area lintasan sebidang
Begitu juga dengan rambu digital, ketika menerima informasi sinyal dari
sensor lintasan kereta api, maka akan muncul peringatan dengan tulisan yang
jelas untuk para pengendara bahwa akan ada kereta api yang melintas.
KESIMPULAN & SARAN
1. Sudah saatnya indutri perkeretaapian di Indonesia menerapkan teknologi IoT.
2. Penerapan teknologi ini harus didukung dengan kebijakan pihak berwenang.
3. Diperlukan sinergi dengan beberapa pihak yang bersosialisasi untuk
menginformasikan masyarakat sekitar akan diimplementasikannya inovasi ini.
4. Dibutuhkan kesadaran masyarakat akan manfaat dan tujuan dari diciptakannya
penerapan teknologi untuk inovasi baru yang akan diimplementasikan.
5. Seiring bertambahnya pertumbuhan penduduk dan pemukiman, harus ada aturan
yang tegas mengenai peluang munculnya perlintasan sebidang yang baru.

Anda mungkin juga menyukai