Anda di halaman 1dari 79

Bagian II

Lapisan Fisik
Posisi lapisan fisik
Layanan (Services)
BAB-BAB

Bab 3 Data dan Sinyal


Bab 4 Transmisi Digital
Bab 5 Transmisi Analog
Bab 6 Penjamaan (Multiplexing)
Bab 7 Media Transmisi
Bab 8 Pensaklaran sirkuit (Circuit Switching)

Bab 9 Jaringan Telefon dan transmisi data


melalui jaringan kabel
Bab 3

Sinyal
Catatan:

Untuk dapat ditransmisikan, data


harus di transformasikan ke dalam
sinyal-sinyal elektromagnetik.
3.1 Analog dan Digital

Data Analog dan Digital

Signal Analog dan Digital

Signal Periodik dan Aperiodik


Catatan:

Sinyal dapat berupa besaran analog


atau digital.
Sinyal analog dapat memiliki nilai
besaran yang takterhingga jumlahnya
dalam suatu rentang waktu (range)
Sinyal digital dapat hanya memiliki
jumlah nilai yang terbatas.
Gambar 3.1 Bentuk sinyal analog dan sinyal
Catatan:

Dalam komunikasi data, banyak


digunakan sinyal analog periodis dan
sinyal digital aperiodis.
3.2 Terminologi Sinyal Analog

Gelombang sinus
Fase (Phase)
Contoh gelombang sinus
Kawasan waktu dan frekuensi (Time
and Frequency Domains)
Sinyal komposit (Composite Signals)
Bandwidth
Gambar3.2 Gelombang Sinus
Gambar 3.3 Amplitudo
Catatan:

Frekuensi dan periode saling


berbanding.
Gambar3.4 Periode dan frekuensi
Tabel 3.1 Satuan (Unit ) periode dan frekuensi
Satuan Nilai Satuan Nilai
(Unit) ekuivalen (Unit) ekuivalen

Seconds (s) 1s hertz (Hz) 1 Hz

Milliseconds (ms) 103 s kilohertz (KHz) 103 Hz

Microseconds (ms) 106 s megahertz (MHz) 106 Hz

Nanoseconds (ns) 109 s gigahertz (GHz) 109 Hz

Picoseconds (ps) 1012 s terahertz (THz) 1012 Hz


Contoh 1
Periode suatu sinyal sinus 100 ms, presentasikan dalam
satuan (s) microseconds, dan frekuensinya dalam (kHz)
kilohertz.
Penyelesaian:
Berdasar Tabel 3.1 diperoleh nilai ekuivalennya 1 ms.
Mensubstitusi satuan diperoleh:
100 ms = 100 10-3 s = 100 10-3 106 ms = 105 ms

Dengan hubungan balik, frekuensi dalam kilohertz


100 ms = 100 10-3 s = 10-1 s
f = 1/10-1 Hz = 10 10-3 KHz = 10-2 KHz
Catatan:
Frekuensi adalah laju perubahan dalam
satuan waktu.
Perubahan dalam waktu yang singkat
berarti frekuensi tinggi.
Perubahan terjadi dalam waktu yang
panjang berarti frekuensinya rendah.
Jika suatu sinyal tidak berubah
sepanjang waktu, maka frekuensinya
nol. Jika sinyal tiba-tiba berubah
(instantaneously), maka frekuensinya
tak berhingga.
Catatan:

Jika suatu sinyal tidak mengalami


perubahan selamanya, maka
frekuensinya nol. Jika berubah
dengan tiba-tiba (instantaneously),
maka frekuensinya tak terhingga
(infinite).
Catatan:

Fase (phase) merupakan posisi bentuk


gelombang sinus terhadap waktu ke 0
relatif.
Gambar 3.5 Relasi antara fase-fase yang berbeda
Contoh 2
Suatu gelombang sinus memiliki ingsut (offset) fase
seper-enam siklusnya, dengan memperhatikan waktu ke
nol-nya. Berapakah fasenya dalam derajad dan radian?

Penyelesaian
Memperhatikan, suatu gelombang sinus akan
lengkap satu siklus dalam 360 derajad.
Maka untuk, 1/6 siklus adalah
(1/6) 360 = 60 degrees = 60 x 2p /360 rad = 1.046 rad
Gambar 3.6 Contoh gelombang sinus
Gambar3.6 Contoh gelombang sinus (lanjutan )
Gambar3.6 Contoh gelomnbang sinus (lanjutan)
Catatan:

Suatu sinyal analog di representasikan


dengan baik dalam kawasan frekuensi
(frequency domain).
Gambar 3.7 Kawasan waktu dan frekuensi (time domain and frequency
domains)

Sinyal yang memiliki frekuensi 0, akan memiliki nilai


amplitudo yang konstan dikawasan waktu, komponen
frekuensi yang dimiliki menempati nilai 0 pada kawasan
frekuensi
Gambar3.7 Kawasan waktu dan frekuensi (Time and frequency domains)
(lanjutan)

Sinyal yang memiliki frekuensi 8 Hz, akan memiliki nilai


amplitudo berubah terhadap waktu dikawasan waktu,
komponen frekuensi yang dimiliki menempati nilai 8 Hz
pada kawasan frekuensi
Gambar3.7 Kawasan waktu dan frekuensi (Time and frequency domains)
(lanjutan)

Sinyal yang memiliki frekuensi 16Hz, akan memiliki nilai


amplitudo berubah terhadap waktu dikawasan waktu,
komponen frekuensi yang dimiliki menempati nilai 16 Hz
pada kawasan frekuensi
Catatan:

Suatu gelombang sinus dengan frekuensi tunggal


(tone), tidak akan berarti dalam komunikasi data.
Oleh karena itu diperlukan suatu perubahan
(fluktuasi) yang mengubah satu atau lebih
karakteristik gelombang tersebut :
Amplitudo, Frekuensi/periode, dan Fase
Catatan:

Apabila terjadi perubahan satu atau lebih


karakteristik sinyal dengan frekuensi-tunggal,
menyebabkan terbentuknya sinyal komposit yang
terdiri atas beberapa/banyak komponen frekuensi
Catatan:
Berdasar analisis Fourier, sinyal komposit dapat
direpresentasikan sebagai suatu kombinasi dari beberapa
gelombang sinus sederhana dengan masing-masing berbeda
frekuensi, fase, maupun amplitudonya.
Sinyal harmonik adalah sinyal yang terbentuknya disebabkan
oleh suatu sinyal komposit (disebabkan oleh ketidak lineran
tanggapan sistem).
Suatu sinyal komposit akan terdiri atas komponen : sinyal
fondamentalnya (yang paling dominan) + sinyal sinyal
harmoniknya
Sinyal harmonik ke 2 : adalah sinyal dengan frekuensi 2x
sinyal fondamentalnya
Sinyal harmonik ke 3 : adalah sinyal dengan frekuensi 3x
sinyal fondamentalnya
Gambar3.8 Gelombang kotak (Square wave)
Gambar3.9 Tiga harmonik (Three harmonics)
Gambar 3.10 Penjumlahan ke tiga sinyal (fondamental + harmonik ke 3 +
harmonik ke 5) (Adding first three harmonics)
Gambar3.11 Spektrum frequency gelombang kotak
Gambar 3.12 Korupsi signyal (distorsi)
Catatan:

Bandwidth merupakan salah satu


karakteristik (property) suatu medium:
Bandwidth merupakan berbedaan
(selisih) antara komponen frekuensi
tertinggi dan terendah dari kemampuan
medium untuk melewatkan sinyal pada
tingkat (aras) yang memenuhi syarat (-
3dB)
Catatan:

Untuk mempermudah menjelaskan


istilah bandwidth dari suatu
karakteristik medium, digunakan
model asumsi bahwa medium memiliki
tanggapan spektrum tunggal saja.
Bandwidth (lanjutan)
Band width dapat diterapkan pada:
Sistem atau sinyal inteligent (informasi)
Sistem : medium, piranti amlifier,
atenuator, dll
Sinyal inteligent : semua sinyal yang
memiliki entitas informasi (voice/tutur,
sound, video, dan aliran data)
Gambar3.13 Bandwidth
Contoh 3
Jika suatu sinyal periodis yang didekomposisi (diuraikan
komponen-komponennya) ternyata memiliki 5 gelombang sinus
yang frekuensinya masing-masing 100, 300, 500, 700, dan 900 Hz,
berapakah bandwidth-nya? Gambarkan spektrumnya, dengan
menganggap semua komponen memiliki amplitudo masimum10 V.

Penyelesaian
B = fh - fl = 900 - 100 = 800 Hz
Spektrum sinyal hanya memiliki lima puncak, pada 100,
300, 500, 700, dan 900 (lihat Gambar 3.14 )
Gambar 3.14 Contoh 3
Contoh 4
Suatu sinyal memiliki bandwidth 20 Hz. Komponen frekuensi
tertingginya 60 Hz. Berapa komponen frekuensi
terendahnya? Gambarkan spektrum sinyal tersebut dengan
menganggap aplitudonya sama untuk semua frekuensi
penyusunnya.

Penyelesaian

B = fh - fl
20 = 60 - fl
fl = 60 - 20 = 40 Hz
Gambar3.15 Contoh 4 (lanjutan)
Contoh 5
Suatu sinyal memiliki spektrum, memiliki frekuensi antara 1000
dan 2000 Hz (bandwidth sinyalnya 1000 Hz). Suatu medium
dapat melewatkan frekuensi dari 3000 sampai 4000 Hz (bandwidth
tanggapannya 1000 Hz). Apakah sinyal tersebut dapat melewati
medium tersebut dengan baik?.

Penyelesaian
Jawabannya adalah tidak. Walaupun sinyal memiliki bandwidth
yang sama (1000 Hz), tetapi jangkauan ( range) tidak overlap
(komponen sinyal tidak berada pada tanggapan frekuensi
medium). Medium tersebut hanya dapat melewatkan semua
komponen frekuensi diantara 3000 dan 4000 Hz; Oleh katena itu
sinyal tersebut di atas seluruhnya lenyap.
Terminologi Bandwidth dapat
diterapkan pada:
Sistem atau sinyal inteligent (informasi)
Sistem :medium, piranti amlifier,
atenuator, dll
Sinyal inteligent : semua sinyal yang
memiliki entitas informasi (voice/tutur,
sound, video, dan aliran data)
3.3 Sinyal Digital

Bit Interval dan Bit Rate


Merupakan sinyal analog komposit l
Through Wide-Bandwidth Medium
Through Band-Limited Medium
Versus Analog Bandwidth
Higher Bit Rate
Gambar 3.16 Sinyal digital
Contoh 6
Suatu sinyal digital memiliki bit rate 2000 bps.
Berapakah durasi tiap-tiap bit (bit interval)

Penyelesaian
Bit interval merupakan kebalikan (berbanding terbalik)
terhadap bit rate.
Bit interval = 1/ 2000 s = 0.000500 s
= 0.000500 x 106 ms = 500 ms
Gambar3.17 Bit rate dan bit interval
Gambar 3.18 Digital versus analog
Catatan:

Suatu sinyal digital adalah sinyal


komposit dengan bandwidth yang tak
berhingga (infinite).
Tabel 3.12 Kebutuhan Bandwidth sinyal digital
Bit Harmonik Harmonik Harmonik Harmonik
Rate 1 1, 3 1, 3, 5 1, 3, 5, 7

1 Kbps 500 Hz 2 KHz 4.5 KHz 8 KHz

10 Kbps 5 KHz 20 KHz 45 KHz 80 KHz

100 Kbps 50 KHz 200 KHz 450 KHz 800 KHz


Catatan:

Laju bit (bit rate) dan bandwidth-nya


adalah saling proporsional.
3.4 Analog versus Digital

Low-pass versus Band-pass

Transmisi Digital

Transmisi Analog
Gambar 3.19 Low-pass dan band-pass
Catatan:

Bandwidth analog suatu medium


dinyatakan dalam hertz (Hz);
Bandwidth digital, dinyatakan dalam
bits per second (bps).
Catatan:

Transmisi Digital memerlukan suatu kanal


low-pass.
Catatan:

Transmisi analog dapat memerlukan


kanal band-pass (band-pass channel).
3.5 Batasan Laju bit
(Data Rate Limit)

Kanal tak berderau (Noiseless


Channel): Nyquist Bit Rate

Kanal berderau (Noisy Channel):


Shannon Capacity
Berdasar kedua batasan
Contoh 7
Mencermati suatu kanal tak berderau (noiseless) memiliki
tanggapan bandwidth 3000 Hz, melewatkan suatu sinyal,
melewatkan sinyal dengan dua aras sinyal (signal level).
Berapakah bit rate maksium yang bisa dicapai ?

Bit Rate = 2 3000 log2 2 = 6000 bps


Contoh 8
Mencermati pada kanal tak berderau (noiseless channel),
untuk mentranmisikan suatu sinyal dengan empat aras
sinyal (tiap-tiap aras, mewakili pengiriman dua bit). Bit
rate maksimum yang dapat dicapai adalah :

Bit Rate = 2 x 3000 x log2 4 = 12,000 bps


Contoh 9
Mencermati suatu kanal yang sangat berderau (extremely
noisy channel) maka, nilai (signal-to-noise ratio)
mendekati nol . Dengan kata lain, sinyal derau sangat
kuat dibanding sinyal informasinya. Kapasitas kanal
dapat dihitung berdasar Teorema Shannon sebagai
berikut:

C = B log2 (1 + SNR) = B log2 (1 + 0)

= B log2 (1) = B 0 = 0
Contoh 10
Dapat dihitung secara teoritis laju bit tertinggi yang dapat
diperoleh suatu saluran telefon biasa (regular). Saluran
telefon biasanya memiliki bandwidth 3000 Hz (300 Hz
sd. 3300 Hz). Signal-to-noise ratio nya biasanya 3162.
Kapasitas kanal dapat dihitung sebagai berikut:

C = B log2 (1 + SNR) = 3000 log2 (1 + 3162)


= 3000 log2 (3163)
C = 3000 11.62 = 34,860 bps
Contoh 11
Suatu kanal memiliki bandwidth 1 MHz. SNR untuk
kanal tersebut adalah 63; berapakah bit rate yang tepat
dan aras (level) sinyal-nya?

Solution

Pertama, berdasar rumusan Shannon diperoleh batas atas-


nya.
C = B log2 (1 + SNR) = 106 log2 (1 + 63) = 106 log2 (64) = 6 Mbps
Kedua, berdasar rumusan Nyquist dapat diperoleh
Jumlah aras (level) sinyal.
4 Mbps = 2 1 MHz log2 L L = 4
3.6 Transmission Impairment

Penyusutan (Attenuation)

Distorsi (Distortion)

Derau (Noise)
Gambar3.20 Tipe-tipe Impairment
Gambar3.21 Attenuation
Contoh 12
Suatu sinyal berjalan melalui suatu medium transmisi
dan dayanya mengalami penurunan (reduced) hingga
setengahnya. Berarti bahwa P2 = 1/2 P1. Maka,
penyusutannya (attenuation/loss of power) dapat dihitung

Penyelesaian
10 log10 (P2/P1) = 10 log10 (0.5P1/P1) = 10 log10 (0.5)
= 10(0.3) = 3 dB
Contoh 13
Suatu sinyal melalui suatu amplifier dan dayanya
bertambah sepuluh kalinya. Berarti bahwa P2 = 10 x P1.
Maka, Perolehan daya (gain of power) dapat dihitung
sebagai

10 log10 (P2/P1) = 10 log10 (10P1/P1)


= 10 log10 (10) = 10 (1) = 10 dB
Contoh 14
Salah satu alasan mengapa para engineers menggunakan
besaran decibel untuk mengukur perubahan kuat sinyal,
bahwa bilangan decibel dapat dijumlahkan (atau
dikurangkan) bila kita mengamati beberapa titik dalam
suatu sistem. Pada Gambar 3.22 suatu sinyal berjalan
sepanjang dari titik 1 ke titik 4. Sinyal mengalami susut
untuk mencapai titik 2. Diantara titik 2 dan 3, sinyal
diperkuat. Antara, titik 3 dan 4, dinyal mengalami
penyusutan kembali. Kita dapat menghitung resultant
(total) decibel dengan menambah atau mengurangkan
nilai pengukuran (dalam decibel) sepanjang sistem
tersebut.
Gambar 3.22 Contoh 14

dB = 3 + 7 3 = +1
Gambar3.23 Distorsi / Perubahan bentuk (Distortion)
Gambar3.24 Derau Noise
3.7 Beberapa terminologi Signyal

Lewatan (Throughput)

Kecepatan Perambatan (Propagation Speed)

Waktu Perambatan (Propagation Time)

Panjang Gelombang (Wavelength)


Gambar3.25 Lewatan (Throughput)
Gambar 3.26 Waktu Perambatan (Propagation time)
Gambar 3.27 Panjang Gelombangh avelength

Anda mungkin juga menyukai