Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Preferensi Konsumen Terhadap Intensitas Penggunaan

TransJakarta
(Studi Kasus Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta)

Disusun Oleh Kelompok 8:


Bagas Dwi Cahyo (1406617017)
Hanna Dwi Wulandari (1406617025)

Muchtadi Darmawan (1406617082)


Okky Sitawati (1406617081)
Rania Ramadhani Makarim (1406617073)
Serly Dinda Mawarni (1406617059)

SOSIOLOGI A
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
Pengaruh Preferensi Konsumen terhadap Intensitas Penggunaan TransJakarta

(Studi Kasus Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta)

I. Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem hidup dan kehidupan, system
pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan. Kondisi sosial demografis wilayah memiliki
pengaruh terhadap kinerja transportasi di wilayah tersebut. Tingkat kepadatan penduduk akan
memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan transportasi melayani kebutuhan
masyarakat. Berdasarkan proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
2013 jumlah penduduk Indonesia pada 2018 mencapai 265 juta jiwa. Di perkotaan,
kecenderungan yang terjadi adalah meningkatnya jumlah penduduk yang tinggi karena
tingkat kelahiran maupun urbanisasi. Pada tahun 2017 DKI Jakarta memiliki sebanyak 10,37
juta jiwa, diperkirakan urbanisasi berimplikasi pada semakin padatnya penduduk yang secara
langsung maupun tidak langsung mengurangi daya saing dari transportasi wilayah.1 Berbagai
faktor mempengaruhi masyarakat dalam pilihan menggunakan kendaraan umum, diantaranya
adalah waktu ( travel time ), jarak dan biaya perjalanan2; karakteristik pengguna (yaitu latar
belakang, tingkat pendapatan keluarga, kepemilikan kendaraan dan ketersediaan pilihan
kendaraan), karakteristik perjalanan (yaitu tujuan, waktu dan jarak) dan karakteristik fasilitas
transportasi (yaitu durasi dan biaya perjalanan, kualitas layanan dan ketersediaan ruang
parkir) 3; karakteristik pengguna, tujuan perjalanan, fasilitas moda dan karakteristik zona/kota
kapasitas ruang parkir, aksesibilitas, biaya dan waktu perjalanan, kepastian, keamanan dan
kenyamanan, serta alasan lingkungan4

Membahas moda transportasi umum, penggunanya dapat dibedakan menjadi dua yaitu choice
user dan captive user. Choice user yaitu Mereka memilih menggunakan transportasi umum
ketika merasa bahwa pilihan menggunakan transportasi umum lebih baik dibandingkan

1
Susantoro, Bambang & Danang Parikesit, “1 -2-3 Langkah: Langkah Kecil yang Kita Lakukan Menuju
Transportasi yang Berkelanjutan,” Majalah Transportasi Indonesia, Vol. 1, Jakarta, 2004. Hal 14.
2
Wang, Dong dan Yan Liu. 2015. Factors influencing public transport use : A study of university commuters’
travel and mode choice behaviours. State of Australian Cities Conference 2015.
3
Chuen, Onn Chiu, Mohamed Rehan Karim dan Sumiani Yusoff. 2014. Mode choice between private and public
transport in Klang Valley, Malaysia. The Scientific World Journal, Vol. 2014, Article ID 394587.
4
Corpuz, Grace. 2007. Public transport or private vehicle factors that impact on mode choice. 30th
Australasian Transport Research Forum, January 2007.
dengan pilihan lainnya. Sebaliknya captive user bergantung pada transportasi umum karena
faktor usia, disabilitas, pendapatan atau kondisi keluarga dan seringkali kelompok ini tidak
diperhitungkan. Oleh karena itu, pasar untuk peningkatan pilihan penggunaan transportasi
5
umum adalah pada kelompok choice user. Dalam pemilihan transportasi, digunakan
preferensi konsumen. Menurut Kotler preferensi konsumen menunjukkan kesukaan
konsumen dari berbagai pilihan produk jasa yang ada. Preferensi merupakan kesukaan
(kecenderungan hati) kepada sesuatu. Preferensi juga diartikan sebagai pilihan suka atau tidak
suka oleh seseorang terhadap suatu produk, barang atau jasa yang dikonsumsi. 6

Transjakarta merupakan salah satu pilihan transportasi umum. Transjakarta merupakan bus
rapid transport (BRT) dengan keistimewaan memiliki jalur sendiri dengan dibatasi oleh blok
agar kendaraan lain tidak bisa memasuki area jalannya. Pengguna bus tranjakarta koridor I
dapat mrncapai 70.226 per harinya. Persepsi pengguna terhadap pelayanan bus Trans Jakarta
pada saat ini menunjukkan tren yang menurun. Ada beberapa hal yang mempengaruhi
penggunaan Transjakarta seperti ketepatan waktu, jumlah armada yang terbatas, dan
kapasitas penumpang yang merupakan faktor yang menurunkan tingkat kepuasan pengguna
bus Trans Jakarta. 7

Permasalahannya apakah kinerja Transjakarta cukup efektif dalam melayani masyarakat


sehingga masyarakat terutama para pengguna kendaraan pribadi akan berganti moda dari
kendaraan pribadi ke Transjakarta. Dalam penelitian ini, kami menggunakan sumber tinjauan
sejenis yang berjudul Parameter Penentu Penggunaan Transportasi Umum. Kami
memposisikan riset penelitian dalam paradigma preferensi konsumen tentang kepuasan
terhadap Transjakarta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Preferensi
Konsumen.

5
Beimborn, Edward A., Michael J. Greenwald, Xia Jin. 2003. Transit accessibility and connectivity impacts on
transit choice and captivity. Center for Urban Transportation Studies and Department of Urban Planning
University of Wisconsin-Milwaukee.
6
Kotler, Philip, 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas Jilid 1. Indeks, Jakarta. Hal 154
7
Murdiono, J. 2006. Persepsi Konsumen Terhadap Pelayanan Busway Trans Jakarta. Jurnal Ekubank . 3. Hal
26-40.
Tabel I.1. Koridor, rute, jumlah penumpang dan pendapatan PT TransJakarta

(Sumber: PT. TransJakarta, BPS, Tahun 2017)

I.2. Permasalahan

Transportasi berperan penting dalam membantu berjalannya berbagai aktivitas manusia. Oleh
karena itu, tidak akan ada pergerakan atau aktivitas ekonomi maupun nonekonomi tanpa
adanya jasa transportasi. Nasution (2004) menjelaskan permintaan dan pemilihan pemakai
jasa angkutan (users) terhadap jenis jasa transpor sangat ditentukan oleh beberapa faktor,
yakni sifat-sifat dari muatan (physical characteristics), biaya transpor, tarif transpor,
8
pendapatan pemakai jasa angkutan (user), kecepatan angkutan, dan kualitas pelayanan.
Angkutan umum bus TransJakarta merupakan suatu moda jasa transportasi yang paling
populer. Moda angkutan umum ini memiliki keunggulan dibandingkan transportasi lain. Bus
TransJakarta memiliki tarif yang terjangkau bagi masyarakat, jumlah armada yang banyak,
dan keamanan yang baik. Berdasarkan keunggulan tersebut seharusnya menjadikan bus
TransJakarta menjadi pilihan utama masyarakat terutama Mahasisawa. Namun, kekurangan
yang dimiliki jasa bus TransJakarta ini juga cukup banyak. Beberapa bus kondisinya tidak
terawat seperti kursi dan lantai bus yang rusak, muatan penumpang yang berlebih, serta
ketidakpastian lama perjalanan menjadi kekurangan pada moda transportasi ini. hal ini

8
Nasution, M Nur. 2008. Manajemen Transportasi edisi ketiga. Bogor : Ghalia Indonesia.
menyebabkan terjadinya perubahan preferensi masyarakat dalam menggunakan jasa
pelayanan transportasi ini. Tidak sedikit masyarakat yang lebih memilih menggunakan
kendaraan pribadi dibandingkan menggunakan jasa transportasi umum bus TransJakarta.

Berdasarkan uraian di atas terdapat indikasi telah terjadi perubahan preferensi masyarakat
dalam menggunakan jasa pelayanan bus TransJakarta. Berdasarkan uraian tersebut di atas,
pertanyaan penelitian dalam studi ini diformulasikan sebagai berikut: “Bagaimana dan Apa
Faktor Penentu Preferensi Masyarakat (Komuter) dalam Memilih Pelayanan Jasa
Transportasi Bus TransJakarta?” dan “Bagaimana Tingkat Kepuasan Konsumen dalam
Penggunaan Moda Transjakarta?”

I.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji parameter penentu penggunaan
transportasi umum pada mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sehingga diketahui
faktor mana yang paling dominan sehingga dapat dijadikan bahan masukan bagi pemerintah
daerah dalam menyusun kebijakan pada sektor transportasi di wilayahnya.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan serta tujuan penelitian diatas, maka dapat
diambil manfaat penelitian untuk menambah wawasan penulis tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen menggunakan Transjakarta dan hasil penelitian ini dapat
dipergunakan sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang membutuhkan.

II. Kerangka Teori

II.1. Tinjauan Literatur Sejenis

Tinjauan Literatur sejenis. Pada penelitian kali ini peneliti mengambil beberapa jurnal
yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian ini, adapun beberapa jurnal tersebut akan
di jadikan sebagai bagian dari tinjauan literatur pada penelitian ini. Adapun beberapa jurnal
yang peneliti ini berskala nasional maupun internasional, dan semuanya merupakan
penelitian yang membahas prefensi masyarakat terhadap pemilihan mida transportasi untuk
menunjang kehiduppan sehari-hari mereka, seperti bekerja, bersekolah ataupun hanya
sekerdar berlibur. Yang pertama ada jurnal Preferensi Konsumen Terhadap Transportasi
Publik (Studi Kasus Bus Rapid Transit (BRT) Semarang) yang di tulis oleh Ichwinsyah
Azali, Edy Yusuf Agung Gunanto, dan Nugroho SBM (2018), jurnal ini memiliki skala
nasional dan di buat dengan pendekatan kuantitatif adapun fokus penelitian pada jurnal ini
adalah pengaruh variabel harga, kenyamanan, keandaraan, aksesibilitas dan keamanan BRT
terhadap Pemilihan BRT sebagai moda trasportasi umum bagi masyarakat, peneliti menilai
bahwa jurnal ini memiliki keterkaitan yang cukup signifikan terhadap apa yang akan peneliti
lakukan penelitian, hanya saja objek yang membedakan, yaitu pada jurnal menjadikan Bus
Rappid Transit di kota Semarang sebagai objek penelitian, dan peneliti menjadikan moda
transportasi Transjakarta sebagai objek penelitian.

Yang kedua mengenai tinjauan literatur yang berkaitan dengan penelitian sejenis
adalah jurnal Parameter Penentu Penggunaan Transportasi Umum di Perkotaan Pati, Jawa
Timur yang di tulis oleh Bekti Winarno dan Okto Risdianto Manullang, Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif, yaitu variabel-variabel laten (Aksesibilitas , konektivitas, biaya,
kualitas layanan, biaya perjalanan) yang ada diwujudkan dalam variabel manifes
(parameter/indikator) dan selanjutnya dikembangkan menjadi pertanyaan dalam kuesioner
sebagai instrumen pengumpulan data dari persepsi responden baik pertanyaan tertutup
maupun terbuka, Hasil Penelitian ini membuktikan bahwa aksesibilitas, konektivitas dan
kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketidakpuasan pengguna; dan
ketidakpuasan pengguna berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku tidak
menggunakan transportasi umum. Aksesibilitas, konektivitas dan kualitas layanan juga akan
menjadi indikator-indikator yang akan peneliti gunakan dalam membuat pertanyaan,
memahami penelitian sejenis yang menjadikan hal tersebut sebagai persamaan adalah hal
yang penting guna membuat pertanyaan-pertanyaan yang sesuai.

Yang ketiga adalah jurnal Passengers Preference and Satisfaction of Public Transport
in Malaysia yang di tulis oleh rozmi ismail, School of Psychology and Human Development,
faculty of Social science and Humanities, Universiti Kebangsaan Malaysia, Selangor,
Malaysia (2015) : pada jurnal ini, menggunakan metode kuantitatif yang berupa variabel
yang berbentuk pelayanan transportasi umum . adapun kualitas yang menjadi variabel
tersebut meliputi waktu, biaya, perilaku pengemudi, kapasitas, kenyamanan dan fasilitas di
dalam transportasi. Data yang di kumpulkan menggunakan kuisioner yang di berikan kepada
para pengguna transportasi umum di malaysia. Adapun kuisioner tersebut di bagi menjadi 3
yaitu, demografi, jarak perjalanan dan tingkat kepuasan terhadap pelayanan transportasi
umum tersebut

Yang terakhir adalah jurnal Kualitas Layanan pada Sistem Angkutan Cepat Massal
TransJakarta yang di tulis oleh Rachma Fitriati (2010) pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif, Arah dan fokus penelitian ditujukan untuk menguraikan dan
menggambarkan secara obyektif dan logis sifat-sifat dari fenomena atau gejala sosial yang
diteliti - dalam hal ini adalah adalah kualitas pelayanan publik TransJakarta Hasil perhitungan
kualitas layanan menurut presepsi pengguna TransJakarta menunjukkan bahwa tidak seluruh
layanan TransJakarta gagal. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kualitas layanan dengan
tingkat kesesuaian pada semua dimensi - antara kualitas pelayanan publik TransJakarta yang
diharapkan dengan kualitas pelayanan publik TransJakarta yang diterima oleh masyarakat
pengguna layanan sebagai end user, saling menguatkan.

II.2. Kerangka Teori

II.2.1 Preferensi Konsumen

Menurut Philip Kotler, preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai
pilihan produk jasa yang ada.9 Preferensi merupakan kesukaan (kecenderungan hati) kepada
sesuatu.10 Preferensi juga diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang
terhadap suatu produk, barang atau jasa yang dikonsumsi.

Adapun menurut Andi Mappiare definisi preferensi adalah suatu perangkat mental yang
terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau
kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.11

Menurut Assel (1992) preferensi konsumen dapat berarti kesukaan pilihan atau sesuatu hal
yang lebih disukai konsumen.12 Preferensi ini terbentuk dari persepsi konsumen terhadap
produk. Membatasi kata persepsi sebagai perhatian kepada pesan, yang mengarah ke
pemahaman ingatan. Persepsi yang sudah mengedap dan melekat dalam pikiran akan menjadi
preferensi.

9
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Prehalindo, Jakarta, Cet Ke-10, 2000, h. 154.
10
Poerwadaminta,W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, Edisi III, 2006, h. 769.
11
Andi Mappiare, Psikologi Orang Dewasa Bagi Penyesuaian Dan Pendidikan, Surabaya, Usana Offsetprinting,
1994, h .62.
12
Wardhani, Sumarwan, Yuliati, “Pengaruh Persepsi dan Preferensi Konsumen”, Jurnal Manajemen dan
Organisasi Vol VI, No 1, April 2015, hal. 47.
Menurut Mowen (1993) preferensi dapat berbah dan dapat dipelajari sejak kecil, preferensi
terhadap produk, barang atau jasa bersifat plastis, terutama pada orang – orang yang masih
berusia muda dan kemudia akan menjadi permanen bila seseorang telah memiliki gaya hidup
yang lebih kuat.

Howard dan Sheth mengemukakan preferensi pelanggan dalam suatu gambaran proses
pengambilan keputusan membeli. Preferensi pelanggan terdiri atas empat komponen pokok
yakni masukan (stimuli), susunan hipotesis (susunan persepsi melalui proses belajar), hasil
tanggapan atau keputusan membeli dan karakteristik-karakteristik eksogen.13

Persepsi

Pandangan sejak
Preferensi
kecil

Kesukaan terhadap
produk, barang, Menjadi ingatan
dan jasa

Cole (2005) berpendapat bahwa transportasi adalah layanan yang bersifat tidak biasa dalam
14
permintaan dan memiliki karakteristik tersendiri. Pemintaan akan transportasi dikatakan
sebagai derived demand yang artinya permintaan akan terjadi karena ada faktor-faktor yang
mendorongnya, misalnya sebuah perusahaan yang memproduksi barang seperti pakaian atau
makanan melihat transportasi sebagai sarana distribusi produknya dari pabrik atau gudang ke
toko ritel. Apabila permintaan akan barang tersebut meningkat, permintaan akan transportasi
juga akan meningkat. Cole (2005), ada beberapa faktor dalam menentukan permintaan akan
transportasi, antara lain:

1. Karakteristik fisik Dalam kasus komoditas, pemilihan moda tergantung pada


karakteristik fisik barang. Apabila barang yang bernilai tinggi dan jumlah muatan

13
Howard, John A., and Sheth, Jagdish N., Consumer Behavior and Marketing Strategy.(Irwin Mc Graw Hill.,
1998), h. 68.
14
Cole, S. (2005). Applied Transport Economics; Policy, Management & Decision Making. United Kingdom:
Kogan Page Limited.
barang yang sedikit, biasanya menggunakan jalur udara. Barang yang bernilai rendah
dan jumlah muatan barang besar biasanya menggunakan jalur darat dan laut.
2. Harga. Rendahnya harga transportasi membuat semakin banyak orang cenderung
untuk menuntut layanan transportasi yang ditawarkan.
3. Harga relatif yang dikenakan dari moda dan operator yang berbeda Transfer bisnis ini
antara moda atau perusahaan di angkutan penumpang ditentukan untuk sebagian besar
oleh tingkat relatif dari tarif pada layanan kereta api, kapal, bus dan layanan udara,
dan biaya yang dirasakan dari mobil travel (yaitu harga bensin dan biaya parkir).
4. Pendapatan penumpang. Apabila pendapatan yang dimiliki meningkat, jumlah
perjalanan baik untuk bisnis dan liburan (baik dari perjalanan atau jumlah jarak).
5. Kecepatan layanan. Faktor waktu menjadi pertimbangan pemilihan moda transportasi
oleh penumpang. Bagi mereka yang mempunyai waktu sedikit biasanya mencari atau
memilih moda transportasi yang cepat, jadi faktor kecepatan yang menentukan
pemilihan moda transpor dan begitu pun sebaliknya.
6. Kualitas pelayanan
a. Frekuensi. Tingginya frekuensi keberangkatan dan kedatangan dari suatu moda
transportasi, membuat pemakai jasa transportasi mempunyai banyak pilihan.
b. Pelayanan baku. Suatu moda transportasi yang dapat memberikan pelayanan yang
baku dan dilaksanakan secara konsisten sangat disenangi oleh para pemakai jasa
transportasi. Kualitas layanan yang disediakan telah menjadi strategi pemasaran
utama, sebagai contoh ketepatan jadwal keberangkatan dan kedatangan, fasilitas
untuk menunggu, dan lain sebagainya.
c. Kenyamanan. Dalam milenium baru standar hidup mayoritas harus tercermin oleh
operator penumpang jika mereka ingin terus menarik permintaan untuk layanan
mereka.
d. Ketepatan. Alasan yang sering hilangnya langganan tetap oleh kedua operator
angkutan penumpang dan barang terletak pada kegagalan untuk mengirimkan
barang tepat waktu atau untuk mendapatkan penumpang ke tujuan mereka atau ke
layanan yang menghubungkan pada waktu yang dijadwalkan.
e. Keamanan. Ini selalu menjadi perhatian penumpang, otoritas pemerintah dan
sebagian besar operator. Kecelakaan pada suatu moda transportasi akan
mengurangi permintaan moda tersebut, terutama dalam jangka pendek.
II.2.2 Intensitas Penggunaan TransJakarta

Menurut Nurkholif Hazim (2005), bahwa: “Intensitas adalah kebulatan tenaga yang
dikerahkan untuk suatu usaha”. Jadi intensitas secara sederhana dapat dirumuskan sebagai
usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan.
Perkataan intensitas sangat erat kaitannya dengan motivasi, antara keduanya tidak dapat
dipisahkan. Intensitas merupakan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha dengan penuh
semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi. 15

Nuraini (2011) menyatakan intensitas memiliki beberapa indikator yaitu sebagai berikut:

a. Motivasi
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme (baik manusia maupun
hewan) yang mendorongnya untiuk melakukan sesuatu. Disini motivasi berarti
pemasok daya untuk berbuat atau bertingkah laku secara terarah. Motivasi dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah keadaan yang berasal dari dalam diri individu yang dapat
melakukan tindakan, termasuk didalamnyan adalah perasaan menyukai materi dan
kebutuhannya terhadap materi tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal atau
keadaan yang mendorong untuk melakukan tindakan karena adanya rangsangan dari
luar individu, pujian dan hadiah atau peraturan sekolah, suri tauladan orang tua, guru
dan seterusnya, merupakan contoh konkrit motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong
siswa untuk belajar.
b. Durasi kegiatan
Durasi kegiatan yaitu berapa lamanya kemampuan penggunaan untuk melakukan
kegiatan. Dari indikator ini dapat dipahami bahwa motivasi akan terlihat dari
kemampuan seseorang menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan.
c. Frekuensi kegiatan
Frekuensi dapat diartikan dengan kekerapan atau kejarangan kerapnya, frekuensi yang
dimaksud adalah seringnya kegiatan itu dilaksanakan dalam periode waktu tertentu.
Misalnya dengan seringnya siswa melakukan belajar baik disekolah maupun diluar
sekolah.
d. Presentasi

15
Hazim Nurkholif. (2005). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: UT, Pustekom, IPTPI. Hal 191
Presentasi yang dimaksud adalah gairah, keinginan atau harapan yang keras yaitu
maksud, rencana, cita-cita atau sasaran, target dan idolanya yang hendak dicapai
dengan kegiatan yang dilakukan. Ini bsia dilihat dari keinginan yang kuat bagi siswa
untuk belajar.
e. Arah sikap
Sikap sebagai suatu kesiapan pada diri seseorang untuk bertindak secara tertentu
terhadap hal-hal yang bersifat positif ataupun negatif. Dalam bentuknya yang negativ
akan terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, bahkan tidak
menyukai objek tertentu. Sedangkan dalam bentuknya yang positif kecendrungan
tindakan adalah mendekati, menyenangi, dan mengharapkan objek tertentu.
Contohnya, apabila siswa menyenangi materi tertentu maka dengan sedirinya siswa
akan mempekajari dengan baik. Sedangkan apabila tidak menyukai materi tertentu
maka siswa tidak akan mempelajari kesan acuh tak acuh.
f. Minat
Minat timbul apabila individu tertarik pada sesuatu karena sesuai dengan
kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan digeluti memiliki makna bagi
dirinya. Minat ini erat kaitannya dengan kepribadian dan selalu mengandung unsur
afektif, kognitif, dan kemauan. Ini memberikan pengertian bahwa individu tertarik
dan kecendrungan pada suatu objek secara terus menerus, hingga pengalaman
psikisnya lainnya terabaikan.16

Dalam Intensitas penggunaan Transjakarta disini dapat digolongkan menjadi 2 golongan,


yaitu choice user dan captive user. Choice user yaitu Mereka memilih menggunakan
transjakarta ketika merasa bahwa pilihan menggunakan transjakarta lebih baik dibandingkan
dengan pilihan lainnya. Sebaliknya captive user bergantung pada transjakarta dan
TransJakarta telah menjadi moda utama dalam melakukan perjalanan mereka.

II.3. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

16
Nuraini. (2011). Intensitas Belajar Siswa .http://suaraguru.wordpress.com/2011/12/01/. Akses 19 April 2019
kesimpulan 17. Variabel yang digunakan dalam penelitian dapat diklasifikasikan menjadi: (1)
variabel independen (bebas), yaitu variabel yang menjelaskan dan memengaruhi variabel lain,
dan (2) variabel dependen (terikat). Variabel independen berkaitan dengan Preferensi
Konsumen sedangkan variabel dependen berkaitan dengan Intensitas Penggunaan
Transjakarta yang harus memenuhi karakteristik pelayanan jasa yang efektif dan efisien yang
meliputi kelancaran, keselamatan, kapasitas, frekuensi kedatangan armada transjakarta,
regulasi yang tertata baik, pelayanan yang luas, bertanggung jawab, tariff rendah dan
kenyamanan. Aksebilitas, tarif, dan kualitas transjakarta harus berada dalam standar
masyarakat agar layanan semakin baik dan pengguna semakin meningkat. Karena aksebilitas,
konektivitas dan layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengaruh pengguna
trnasportasi umum. Akan tetapi pengaruh biaya perjalanan terhadap pengguna transportasi
umum tidak dapat dijelaskan karena tergantung estimasi jarak.

II.3.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
dan antesenden. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel ini
18
memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah preferensi konsumen (X).

II.3.2 Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel
19
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas . Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah intensitas pengguna transjakarta (Y)

II.4. Operasionalisasi Konsep

Variabel Dimensi Indikator Pertanyaan


Preferensi Konektivitas waktu menunggu, Berapa lama anda
menunggu kedatangan
Konsumen (X) kesesuaian jadwal dan
bus TransJakarta?
waktu perjalanan <5 menit

17
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Hal 39
18
Ibid.
19
Ibid.
Aksesibilitas Kedekatan jarak dan 5-10 menit
>10 menit
ketersediaan jalan ke
pemberhentian/halte Apakah kedatangan bus
TransJakarta sudah
Transjakarta
sesuai dengan jadwal
yang tertera di monitor
tiap halte?
kualitas layanan Perilaku petugas,
Sesuai
kemanan dan Tidak Sesuai
keselamatan serta
Berapa total waktu yang
kenyamanan kendaraan anda tempuh dalam
perjalanan dari titik awal
keberangkatan sampai
ke UNJ?
<30 menit
30-60 menit
>60 menit
Berapa jarak dari rumah
anda ke halte
TransJakarta terdekat?
<3km
3km – 5km
>5km

Apa moda yang anda


gunakan untuk sampai
ke halte TransJakarta?
Jalan kaki
Angkutan Umum
Ojek Online
Kendaraan Pribadi

Jika dilihat dari perilaku


petugas, kenyamanan
dan keselamatan, apakah
sudah puas dengan
pelayanan TransJakarta?
1= Sangat Tidak Puas
2= Tidak Puas
3= Kurang Puas
4= Puas
5= Sangat Puas
Biaya perjalanan Biaya yang dikeluarkan Berapakah total biaya
perjalanan yang anda
dalam keseluruhan
keluarkan untuk sekali
perjalanan dan tarif perjalanan?
0 – 10.000
Transjakarta. Harga
10 – 20. 000
Transjakarta ataupun 20.000 – 30.000
biaya yang dikeluarkan
Apakah tarif
untuk menuju ke halte TransJakarta yang
ditetapkan sudah sesuai
Transjakarta.
dengan pelayanan yang
diberikan?
Sudah sesuai
Belum sesuai

Berapa biaya yang anda


keluarkan untuk sampai
di halte TransJakarta?
0-10.000
10.000-20.000
20.000-30.000
Intensitas Choice user Kendaraan alternatif: Kendaraan apa yang
Penggunaan (Y)  Kendaraan anda gunakan selain
Pribadi TransJakarta untuk
 Transportasi sampai ke kampus?
Online Kendaraan Pribadi
 Angkot Transportasi Online

 Bus Angkutan Umum

 KRL Bus
KRL

Captive user TransJakarta Seberapa sering anda


menggunakan moda
transportasi
TransJakarta?
1= Tidak Pernah
2= Jarang
3= Kadang-Kadang
4= Sering
5= Sangat sering

II.5. Model Analisis dan Hipotesis

Model Analisis

Model analisis yang digunakan yaitu Analisis deskriptif. Analisis Deskriptif digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi 20

Hipotesis

H1 : Pengaruh aksesibilitas terhadap intensitas penggunaan transjakarta.

H2 : Pengaruh tarif terhadap intensitas penggunaan transjakarta.

H3 : pengaruh kualitas layanan terhadap intensitas penggunaan transjakarta.

20
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Hal 147

Anda mungkin juga menyukai