Anda di halaman 1dari 19

“Analisis Preferensi Transportasi Umum (Metromini), Studi Kasus

Rute Manggarai-Kampung Melayu”

Disusun oleh :

Ariel Seanhan Haezer (Ketua)


Christin Arvania Nugraha (Anggota 1)
Jonatha Friza (Anggota 2)

SMA SANTO ANTONIUS


JAKARTA TIMUR
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
penelitian tentang Analisis Preferensi Transportasi Umum (Metromini), Studi Kasus
Rute Manggarai-Kampung Melayu dan juga mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya atas bantuan dari sekolah SMA Santo Antonius yang telah memberikan
kesempatan untuk melaksanakan penelitian, Maria Yasintha Muda, S.Pd dan Dhiah
Ika Kristiani, S.Pd selaku pembimbing kelompok, masyarakat selaku parsitipan,
Christin Arvania Nugraha, Jonatha Friza, Vinsensius Reinard selaku teman-teman
yang telah membantu dalam bentuk usaha dan pemikiran

Dan harapan kami semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi proposal agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam proposal ini, oleh karena itu kami sangat menghararapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan proposal ini.

Demikian proposal ini yang dapat kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan kami sendiri. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 15 Maret 2018

Penyusun
Daftar Isi

Halaman Judul...............................................................................................................1
Kata Pengantar...............................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................4
I.A. Latar Belakang........................................................................................................4
I.B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
I.C. Tujuan Penelitian .................................................................................................5
I.D. Manfaat Penelitian ................................................................................................5
I.E. Kerangka Penelitian................................................................................................6
Bab II Tinjauan Pustaka / Landasan Teori.....................................................................7
II.A. Tinjauan Pustaka ...........................................................................................7
II.A.1. Angkutan umum .........................................................................................9
II.A.2. Metro Mini................................................................................................12
II.B. Desain Penelitian............................................................................12
Bab III Metodologi Penelitian.....................................................................................12
III.A. Jenis Penelitian...........................................................................................12
III.B. Variable penelitian.......................................................................................13
III.C. Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................13
III.D. Teknik Sampling.........................................................................................13
III.E. Pertimbangan dalam pemilihan Teknik Sampling.......................................13
III.F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ..................................................14
III.G. Skala Pengukuran.......................................................................................14
III.H. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................14
III.I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian..................................................................15
Daftar Pustaka..............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
I.A. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, transportasi tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat Indonesia . Keberadaan transportasi sangat dibutuhkan dalam
kegiatan pengangkutan baik barang maupun orang. Salah satu alat transportasi yang
masih digunakan sampai saat ini adalah metromini. Lebih dari empat dekade
metromini telah menjadi moda transportasi andalan warga ibukota sejak diresmikan
Gubernur Ali Sadikin tahun 1976. Tak sedikit cerita kecelakaan yang disebabkan
kelalaian pengemudi metromini. Sebagai contoh kasus kecelakaan angkutan umum
metromini yang tertabrak Kereta Rel Listrik (KRL) karena menerobos palang pintu di
pelintasan Angke, Tambora, Jakarta Barat pada hari Minggu 6 Desember 2015 lalu.
Selain itu, isu kelayakan mobil juga kerap menerpa metromini. Dua tahun lalu,
Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menginstruksikan
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansah, untuk mengandangkan
seluruh Metro Mini yang sudah tidak layak jalan.
Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan, saat ini ada 3.168 metromini di
Jakarta. Sebanyak 1.182 unit di antaranya aktif melakukan pengujian berkala
kendaraan bermotor (KIR). Adapun KIR untuk 1.986 kendaraan sudah out of date dan
tidak diperbarui. Meskipun banyaknya kasus seperti disebutkan di atas, metromini
masih diminati oleh masyarakat Jakarta. Salah satu contohnya adalah rute Kampung
Melayu-Manggarai. Sehingga perlu diadakan observasi langsung untuk mengetahui
alasan mengapa masyarakat masih memilih menggunakan metromini. Dengan
mengetahui alasan dan penyebabnya maka dapat dicari solusi untuk mengatasi
maasalah yang ada. Berdasarkan pada uraian di atas, maka kami tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Preferensi Transportasi Umum
(Metromini), Studi Kasus Rute Manggarai-Kampung Melayu”
I.B Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Mengapa masyarakat Kampung Melayu dan Manggarai masih memilih metromini
sebagai sarana transportasi umum?
2. Apakah metromini masih layak digunakan sebagai sarana transportasi di Jakarta ?

I.C Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah
untuk
1. Menganalisis preferensi transportasi umum (metromini) di daerah Kampung
Melayu –Manggarai.
2. Mengetahui kelayakan metromini sebagai sarana transportasi umum di Jakarta.

I.D Manfaat penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya :
1. Bagi masyarakat
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan masyarakat dalam
memilih sarana transportasi umum yang baik
2. Bagi Pemerintah
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi
pengambil kebijaksanaan pemerintah kota Jakarta Timur dalam bidang
perencanaan transportasi khususnya angkutan umum (metromini).
3. Bagi pemilik jasa angkutan
Menjadi masukan terhadap pemilik jasa angkutan umum dalam pengembangan
dan peningkatan layanan angkutan umum (metromini)

4. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang permintaan
terhadap angkutan umum berdasarkan karakteristik pengguna dan karakteristik
perjalanan.
I.E Kerangka Pemikiran

Studi literatur

Perumusan masalah

Penyebaran data kuisioner

Pengumpulan data kuisioner

Data sekunder Data primer


- Jurnal penelitian yang - Kuisioner
relevan - Observasi

Pengolahan data

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

BAB II
TINJAUAN PUSAKA
II.A.Angkutan umum
Angkutan Umum pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan
barang dari satu tempat ke tempat lain (Warpani, 1990). Sedangkan angkutan kota
adalah angkutan dari suatu tempat ketempat lain dalam wilayah kota dengan
menggunakan mobil bus dan atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek
tetap dan teratur (SK Dirjen Perhubungan Darat no. 687, 2001). Angkutan umum juga
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem tranportasi kota dan merupakan
komponen yang peranannya sangat signifikasi karena kondisi sistem angkutan umum
yang kurang bagus akan menyebabkan turunnya efektifitas maupun efesiensi dari
sistem transportasi kota keseluruhan, hal ini akan menyebabkan terganggunya sistem
kota secara keseluruhan, baik ditinjau dari pemenuhan kebutuhan mobilitas
masyarakat maupun ditinjau dari mutu kehidupan (SK Dirjen Perhubungan Darat,
2002).
Ukuran pelayanan angkutan umum yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat,
murah, dan nyaman, serta pelayanan akan berjalan dengan baik apabila tercipta
keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan (Warpani, 1990).
1. Jenis Angkutan Umum
Jenis angkutan umum dapat dibedakan menjadi (Munawar, 2004):
a. Dari segi kualitas angkutan umum meliputi:
1) Bus umum : penumpang tidak dijamin mendapat tempat duduk.
2) Bus patas : semua penumpang mendapatkan tempat duduk.
a. Bus patas ac : semua penumpang mendapatkan tempat duduk yang
nyaman dengan waktu perjalanan yang cepat.
b. Dari segi kapasitas, misalnya:
- Mikrolet: kapasitas sekitar 12 orang.
- Bus sedang: kapasitas 40 orang.
- Bus besar: kapasitas 60 orang.
- Bus tingkat: kapasitas 100 orang.
- Bus gandeng: kapasitas sekitar 150 orang.
2. Pengguna Angkutan Umum
Menurut Gray (1997), pengguna angkutan umum di pengaruhi oleh beberapa
faktor lain:
a. Keselamatan baik di dalam kendaraan maupun ditempat pemberhentian,
termasuk keselamatan dari kecelakaan dan keselamatan penumpang dan
pencurian dan kekerasan fisik serta keselamatan kendaraan dari pengerusakan.
b. Kenyamanan, mencakup kenyamanan fisik penumpang di dalam kendaraan
dan di tempat pemberhentian (kualitas perjalanan pada saat naik, pengawasan
lingkungan yang memadai, keadaan tempat duduk, tempat masuk dan keluar
serta akomodasi paket/barang), kualitas estetika dari sistem (kebersihan dan
hiburan di dalam kendaraan, tempat pemberhentian yang menarik, terminal
dan fasilitas lainnya), perlindungan lingkungan bagi pengguna (kebisingan
dan gas buang), fasilitas terhadap gangguan dan layanan yang baik dari
operator.
c. Perbandingan biaya, berarti kelayakannya berdasarkan jarak minimum dan
kemudahan makanisme transfer dan kemungkinan pengurangan biaya bagi
penumpang dan kelompok-kelompok khusus (pelajar,anak-anak, lansia dan
lain-lain).
d. Efesiensi, termasuk tingginya kecepatan rata-rata dengan waktu
singgah/tinggal minimum dan ketiadaan tundaan lalulintas, cukupnya
pemberhentiannya dengan waktu berjalan minimum (tetapi tidak terlalu
banyak karena dapat meningkatkan waktu perjalanan) jadwal dan tempat
transfer yang terkoordinasi dengan pengguna yang tidak dapat dilayani
minimum, rute langsung serta pelayanan ekspres dan khusus yang terjamin.
Efesiensi juga mencakup kemudahan sistem pemeliharaan dengan fasilitas-
fasilitas pemeliharaan yang menandai, efesiensi sistem manajemen. Pengguna
angkutan umum dapat dibagi menjadi:
a. Kelompok captive users yaitu sekelompok masyarakat yang memenuhi
kebutuhan mobilitasnya tergantung pada angkutan umum (tidak punya
alternatif lain kecuali angkutan umum), kelompok ini tidak memenuhi
salah satu syarat sebagai berikut:
1) Fisik: sedang sakit, penyandang cacat, sudah uzur.
2) Legal formal: tidak punya SIM.
3) Finansial: tidak punya kendraan pribadi.
4) Kelompok pilihan user yaitu sekelompok masyarakat yang dalam
pemenuhan kebutuhan mobilitasnya mempunyai alternatif lain (tidak
tergantung pada angkutan umum.
5) Legal formal: punya SIM.
6) Finansial: punya kendaraan pribadi.
e. Wilayah pelayanan angkutan umum.
Wilayah pelayanan angkutan perkotaan adalah wilayah yang di dalamnya bekerja
satu sistem pelayanan angkutan penumpang umum karena adanya kebutuhan
pergerakan penduduk dalam wilayah perkotaan (SK Dirijen Perhubungan Darat
No.687, 2002). Penentuan wilayah angkutan penumpang umum ini diperlukan
untuk:
1. Merencanakan sistem pelayanan angkutan penumpang umum.
2. Menetapkan kewenangan penyediaan, pengelolaan, dan pengaturan pelayanan
angkutan penumpang umum.
Menurut Warpani (1990), trayek merupakan rute kendaraan umum untuk
pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus mempunyai asal, tujuan,
lintasan dan jadwal tetap. Kumpulan trayek yang menjadi satu kesatuan
pelayanan angkutan orang membentuk jaringan trayek yang ditatapkan dengan
menggunakan faktor-faktor sebagai berikut (SK.Dirjen Perhubungan Darat nomor
687, 2002):
a. Pola tata guna lahan Pelayanan angkutan umum di usahakan mampu
menyediakan aksebilitas yang baik, yaitu lintasan angkutan umum di usahakan
melewati tata guna lahan dengan potensi permintaan yang tinggi dan potensial
tujuan bepergian.
b. Pola pergerakan penumpang angkutan umum Rute angkutan umum yang baik
adalah arahnya mengikuti pola pergerakan penumpang angkutan sehingga tercipta
pergerakan yang lebih efesien.
c. Kepadatan penduduk trayek angkutan umum diusahakan sedekat mungkin
menjangkau wilayah kepadatan penduduk yang tinggi, yang pada umumnya
merupakan wilayah yang mempunyai potensi permintaan yang tinggi.
d. Daerah pelayanan Pelayanan angkutan umum juga menjangkau semua wilayah
perkotaan yang ada, sehingga terjadi pemerataan pelayanan terhadap penyediaan
fasilitas angkutan umum.
e. Karakteristik jaringan Kondisi jaringan jalan akan menentukan pola pelayanan
trayek angkutan umum. Karakteristik jaringan jalan meliputi konfigurasi,
klasifikasi, fungsi, lebar jalan, dan tipe operasi jalur.

II.B.Metromini
Metromini adalah salah satu tipe bus di Jakarta yang dikenal dengan warna khas
merah-oranye dan biru dengan garis putih ditengahnya. Panggilan bus ini juga
menjadi nama perusahaan, PT Metromini, sebagai badan penyedia jasa
angkutan kendaraan umum yang mengoperasikannya, dengan
kekhususan Jakarta, Indonesia. Landasan hukum yang mendasari metromini adalah
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

II.C. Desain Penelitian


Desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan
dan analisis penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian
kuantitatif dengan menekankan untuk meneliti sampel / populasi yang digunakan,
pengumpulan data dengan tujuan untuk menguji hipotesis. Peneliti dalam hal ini
menggunakan angket/kuisioner sebagai prosedur untuk mengumpulkan data dengan
cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responsen untuk diisi. Berdasarkan
data yang sudah diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis sampel dari data yang ada.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang dapat
dilihat dari penekanan pengambilan data menggunakan kuisioner/angket dan dilihat
dari tujuan penelitian untuk menjelaskan pernyataan berbentuk penjabaran dari suatu
fenomena angkutan umum (metromini).

III.B.Variable penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Variabel dependen atau variabel terikat (Y), merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah preferensi masyarakat terhadap jasa pelayanan metromini
rute Kampung Melayu-Manggarai.
2. Adapun variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Tarif (X1)
Nasution (2004) mengungkapkan bahwa tarif transpor yang ditawarkan oleh
berbagai macam moda transpor untuk tujuan yang sama akan mempengaruhi
pemilihan moda transpor. Makin rendah biaya transpor makin banyak permintaan
akan jasa transpor tersebut. Menurut Pindyck (2009), seorang Konsumen akan
melakukan tukar menukar (transaksi) dengan mempertimbangkan besarnya
pengorbanan dengan besarnya manfaat yang akan didapatkan (Opportunity Cost)
Kriteria persepsi tarif diwakili oleh pernyataan sebagai berikut.
1. Apakah tarif metromini Kampung Melayu-Manggarai terjangkau untuk semua
lapisan masyarakat?
2. Apakah tarif metromini Kampung Melayu-Manggarai lebih murah dibandingkan
moda lain.
3. Apakah kepuasan dalam menggunakan metromini Kampung Melayu-Manggarai
lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan. Pengukuran tarif terdiri atas skala
satu sampai skala lima. Tingkatan yang ditetapkan pada skala tarif yakni sangat
setuju, setuju, normal, kurang setuju, dan tidak setuju. Konsumen yang merasa sangat
setuju dengan beberapa kriteria pernyataan yang ada, maka akan mendapatkan poin
lima, sedangkan konsumen yang sangat tidak setuju dengan beberapa kriteria
pernyataan mengenai tarif, maka akan mendapatkan poin satu. Semakin tinggi poin
menandakan bahwa persepsi masyarakat terhadap tarif metromini Kampung Melayu-
Manggarai semakin murah, begitu juga sebaliknya.

b. Keamanan (X2)
Parasuraman, dkk (dalam Haryono 2010) mengungkapkan bahwa keamanan
merupakan bagian dari dimensi kualitas pelayanan assurance atau jaminan, yakni
pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk
menumbuhkan rasa percaya para pelanggan terhadap perusahaan. Variabel keamanan
pengukurannya didapat dari faktor pelayanan terkait persepsi keamanan yang
didapatkan responden, dalam menggunakan jasa pelayanan transportasi metromini
Kampung Melayu-Manggarai. Kriteria persepsi keamanan diwakili oleh pernyataan
sebagai berikut:
1. Supir mengendarai dengan aman.
2. Perilaku operator (kernet dan supir) dalam menaikturunkan penumpang dengan
aman.
3. Dalam bus tidak terdapat tindak kriminal.
4. Atribut keamanan tersedia dengan baik.
Pengukuran keamanan terdiri atas skala satu sampai skala lima. Tingkatan yang
ditetapkan pada skala keamanan yakni sangat setuju, setuju, normal, kurang setuju,
dan tidak setuju. Konsumen yang merasa sangat setuju dengan beberapa kriteria
pernyataan yang ada, maka akan mendapatkan poin lima, sedangkan konsumen yang
sangat tidak setuju dengan beberapa kriteria pernyataan yang ada, maka akan
mendapatkan poin satu. Semakin tinggi poin menandakan bahwa persepsi masyarakat
terhadap keamanan metromini Kampung Melayu-Manggarai semakin aman, begitu
juga sebaliknya.

c. Kenyamanan (X3)
Parasuraman, dkk (dalam Haryono 2010) mengategorikan kenyamanan dalam
dimensi tangibles atau bukti fisik, yakni kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan
sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah
bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Variabel kenyamanan
pengukurannya didapat dari faktor pelayanan terkait persepsi kenyamanan yang
didapatkan responden, dalam menggunakan jasa pelayanan transportasi metromini
Kampung Melayu-Manggarai. Kriteria persepsi kenyamanan diwakili oleh
pernyataan sebagai berikut
1. Metromini Kampung Melayu-Manggarai memiliki fasilitas tempat duduk yang
nyaman.
2. Tersedianya sirkulasi udara yang baik sehingga kondisi di dalam bus tidak
pengap.
3. Kondisi lantai dan dinding bus bersih dan terawat.
4. Kepadatan di dalam bus cukup lenggang atau tidak berdesak-desakan.
Pengukuran kenyamanan terdiri dari skala satu sampai lima. Tingkatan yang
ditetapkan pada skala keamanan yakni sangat setuju, setuju, normal, kurang setuju,
dan tidak setuju. Konsumen yang merasa sangat setuju dengan beberapa kriteria
pernyataan yang ada, akan mendapatkan poin lima, sedangkan konsumen yang sangat
tidak setuju dengan beberapa kriteria pernyataan yang ada, akan mendapatkan poin
satu. Semakin tinggi poin menandakan bahwa persepsi masyarakat terhadap
kenyamanan bus AKDP Semarang-Kendal sangat nyaman, begitu juga sebaliknya.
d. Ketepatan Waktu (X4)
Ketepatan waktu pelayanan, terkait waktu tunggu dan waktu proses, menurut
Garperz (dalam Haryono 2010) merupakan salah satu dimensi yang perlu
diperhatikan dalam perbaikan kualitas jasa. Ketepatan waktu adalah kepastian lama
perjalanan yang dibutuhkan oleh penggunaan jasa transportasi metromini Kampung
Melayu-Manggarai dalam melakukan perjalanan dari tempat awal naik ke tempat
tujuan. Ketepatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah persepsi.
Kriteria persepsi ketepatan waktu diwakili oleh pernyataan sebagai berikut
1. metromini Kampung Melayu-Manggarai melaju dengan cepat dan stabil.
2. metromini Kampung Melayu-Manggarai tidak berhenti dalam jangka waktu yang
lama untuk mencari penumpang.
3. Rata-rata lama perjalanan metromini Kampung Melayu-Manggarai memiliki lama
waktu perjalanan yang hampir sama.
Pengukuran ketepatan waktu terdiri dari skala satu sampai lima. Tingkatan yang
ditetapkan pada skala ketepatan waktu yakni sangat setuju, setuju, normal, kurang
setuju, dan tidak setuju. Konsumen yang merasa sangat setuju dengan beberapa
kriteria pernyataan yang ada, akan mendapatkan poin lima, sedangkan konsumen
yang sangat tidak setuju dengan beberapa kriteria pernyataan yang ada, akan
mendapatkan poin satu. Semakin tinggi poin menandakan bahwa persepsi masyarakat
terhadap ketepatan waktu metromini Kampung Melayu-Manggarai sangat tepat,
begitu juga sebaliknya.

III.C. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi yang digunakan dalam objek penelitian ini adalah masyarakat yang
menggunakan metromini sebagai sarana transportasi khususnya rute Kampung
Melayu – Manggarai. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berprofesi
sebagai pelajar, mahasiswa, orang tua agar dapat mewakili populasi yang ingin diteliti
dan menjawab permasalahan yang ingin diteliti.
III.D. Teknik Sampling
Pada penelitian ini digunanakan metode sampling Stratified random sampling
dengan mengelompokkan poulasi ke dalam beberapa strata yaitu pelajar, mahasiswa,
dan orang tua dan menggunakan proportionate stratified random untuk menentukan
sampel yang diatur secara tidak proposional sehingga jumlah sampel dari setiap strata
tidak sama.

III.E. Pertimbangan dalam pemilihan Teknik Sampling


a. Disesuaikan dengan Tujuan penelitian. Karena unsur populasi berkarakteristik
heterogen dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada
pencapaian tujuan penelitian
b. Tiap strata bisa dianggap sebagai populasi tersendiri sehingga presisi yang
dikehendaki maupun penyajiannya bisa tersendiri.
c. Jumlah biaya yang tersedia untuk penelitian minim
d. Terkadang ada beberapa situasi dimana peneliti sulit mendapatkan kesediaan orang
untuk menjadi partisipan penelitian.

III.F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data


A. Data primer
Menurut Ramhawati (2014), data primer merupakan data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau pada
bersangkutan yang memerlukannya. Data primer diperoleh melalui wawancara
langsung dari responden, yaitu para pengguna jasa transportasi metromini rute
Kampung Melayu-Manggarai, sopir, dan petugas terminal. Untuk data primer yang
akan diolah dalam penelitian ini menggunakan data cross-section yaitu data yang
dikumpulkan dalam periode waktu yang sama dari beberapa orang yang berbeda.

B. Data sekunder
Menurut Sugiyono (2005), data sekunder merupakan sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misal lewat dokumen. Data-data
penunjang dalam penelitian ini yang diperoleh dari jurnal-jurnal, buku-buku referensi
yang terkait, dan artikel media elektronik.

III.G. Skala Pengukuran


Penelitian ini bertujuan mengukur kelayakan dari sebuah metromini maka skala
pengukuran yang digunakan skala interval dengan contoh skala likert untuk mendapat
preferensi responden dari sebuah pernyataan apakah mendapat penilaian negative
atau positif.

III.H.Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data statistik kuantitatif untuk
meringkas data dan memberi gambaran bagaimana sampel penelitian tersebut. Dalam
penelitian ini digunakan rata-rata (mean) untuk mengukur semua data yang telah
diperoleh.

III.I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian


1) Tahap I
a. Survai Pendahuluan
2) Tahap II
b. Pelaksanaan Penelitian
Setelah survai pendahuluan dan persiapan, langkah selanjutnya adalah
melaksanakan penelitian, yang langkahnya adalah sebagai berikut :
 Pengumpulan Data
a. Survei data primer
(1). Kapasitas metromini
(2). Kuisioner
b. Survei data sekunder
3) Tahap III
Analisis data dan pembahasan, setelah pelaksanaan penelitian langkah selanjutnya
adalah melaksanakan analisis data dan pembahasan.
Daftar Pustaka

Azali Ichwansyah, Gunanto Edy Yusuf Agung, SBM Nugroho.(2018). Preferensi


Konsumen Terhadap Transportasi Publik (Studi Kasus Bus Rapid Transit (BRT) Kota
Semarang).
https://www.researchgate.net/publication/322755491_Preferensi_Konsumen_Terhada
p_Transportasi_Publik_Studi_Kasus_Bus_Rapid_Transit_BRT_Kota_Semarang

Dewantoro Danu.(2015). Analisis Preferensi Masyarakat Terhadap Penggunaan Jasa


Pelayanan Bus AKDP Semarang-Kendal.
http://eprints.undip.ac.id/46383/1/13_DEWANTORO.pdf.

Rudi Alsadad. (2015). Kapan Masalah Metro Mini Selesai.


https://megapolitan.kompas.com/read/2015/12/22/13132361/Kapan.Masalah.Metromi
ni.Selesai.
Fathoni Nurhudha.(2011). Analisa Kelayakan Angkutan Umum Jurusan Baturetno-
Yogyakarta dari Sisi Pengguna.
http://eprints.ums.ac.id/21709/17/Makalah_Publikasi.pdf.

Firmansyah Anggi, Khairul Fahmi, SIbarani S.Arie. (t.th).Kajian Angkutan Umum


Penumpang Mini Bus Superben dan Mini Bus travel. 4-
5.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=119975&val=5488.

Helabumi Raditya.(2015). Metromini butut berkeliaran di Jakarta.


https://megapolitan.kompas.com/read/2015/12/14/11282981/Metromini.Butut.Berkeli
aran.di.Jakarta?page=all.

Anda mungkin juga menyukai