Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PENELITIAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN


TRANSPORTASI PUBLIK DI BALI PADA TRANS METRO
DEWATA

OLEH :
KOMANG AYU SASTRA
DEWI
2019 012 0012

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS NGURAH RAI
DENPASAR
TAHUN 2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena atas Wara NugrahaNya, penulis dapat menyelesaikan
proposal yang berjudul “ Implementasi Kebijakan Program Pengembangan
Transportasi Publik Di Bali Pada Trans Metro Dewata” ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya sesuai dengan rencana penelitian. Penulisan proposal ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas dan kewajiban penulis dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program
Studi Administrasi Publik di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas
Ngurah Rai Denpasar. Pada kesempatan ini pula penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan membimbing
penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, khususnya kepada
yang terhormat :
1. Ibu Dr. Ni Putu Tirka Widanti, MM., M.Hum selaku Rektor Universitas
Ngurah Rai Denpasar, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas di
dalam mengikuti perkuliahan.
2. Bapak Dr. Drs. I Wayan Astawa, SH, MAP selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Humaniora Universitas Ngurah Rai Denpasar.
3. Ibu Ni Luh Putu Suastini, SE, M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu
Sosial
dan Humaniora Universitas Ngurah Rai Denpasar.
4. Ibu Sri Sulandari, S.Sos, MAP selaku Ketua Program Studi Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Ngurah Rai
Denpasar.
5. Bapak/Ibu Dosen Pengajar pada Program Studi Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Ngurah Rai Denpasar yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta mata kuliah sebagai bahan penulisan
proposal ini.
6. Seluruh Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan materiil dan
spritual dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.
7. Teman-teman Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan
Humaniora Universitas Ngurah Rai Denpasar yang selama ini telah
memberikan dukungan dan berjuang bersama-sama dalam menempuh
pendidikan.
8. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebut
satu persatu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, banyak
kekurangan baik dalam bentuk materi maupun sistematika penulisannya.
Namun,besar harapan untuk mendapatkan koreksi dan masukan yang
konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan proposal ini, semoga hasil
penelitian dalam bentuk proposal ini dapat dijadikan literatur bagi peneliti
berikutnya serta bermanfaat bagipengguna Trans Metro Dewata

Denpasar , September 2022

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………

BAB I PEDAHULUAN………………………………………………………...
1.1 Latar Belakang………………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………...

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………....

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN


MODEL PENELITIAN………………………………………………………..

2.1 Penelitian Terdahulu………………………………………………..

2.2 Konsep……………………………………………………………….

2.3 Landasan Teori……………………………………………………...

2.4 Model Penelitian………………………………………………….....

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………….…..

3.1 Pendekatan Penelitian……………………………………….……..

3.2 Lokasi Penelitian………………………………………….………..

3.3 Jenis dan Sumber Data…………………………………...………..

3.4 Instrumen Penelitian……………………………………..………..

3.5 Tehnik Penentuan Informan…………………………..………….

3.6 Teknik Pengumpulan Data………………………….…………….

3.7 Teknik Analisis Data………………………………………………

3.8 Teknik Penyajian Hasil Data…………………….……………….


DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

LAMPIRAN…………………………………………….…………………...
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Administrasi publik di negara Indonesia berorientasi pada pelayanan publik,
yang artinya tujuan utama dari penyelenggaraan administrasi publik adalah pelayanan
kepada publik atau masyarakat. Pelayanan publik merupakan salah satu dari banyak
tugas negara untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dalam bentuk
berupa jasa maupun fasilitas, guna mengukur tingkat kemajuan suatu negara, dalam hal
ini kualitas pelayanan publik juga menjadi salah satu indikator dalam penilaiannya
Salah satu pelayanan publik bergerak dibidang jasa yang disediakan oleh pemerintah
adalah pelayanan transportasi. Transportasi merupakan salah satu dari berbagai macam
kebutuhan dasar manusia dan hal ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan bermasyarakat terutama bagi masyarakat perkotaan, karena dalam aktivitas
sehari-hari saat berpergian dituntut adanya akses untuk menjangkau setiap tempat
dengan efektifitas waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu, pemerintah
mengadakan adanya transportasi umum untuk mempermudah aktivitas masyarakat akan
transportasi.
Pada umumnya masyarakat sangat membutuhkan transportasi publik disamping
transportasi atau kendaraan pribadi sebagai penunjang kebutuhan sehari-hari. Kemajuan
dalam sektor transportasi publik sendiri dapat dilihat dari kualitas pelayanan yang
diberikan oleh Lembaga instansi selaku penyedia pelayanan jasa transportasi. Salah satu
transportasi yang disediakan pemerintah sebagai sarana penunjang aktivitas masyarakat
yaitu angkutan massal berbasis jalan. Angkutan massal berbasis jalan merupakan suatu
sistem angkutan umum yang menggunakan bus dengan lajur khusus dan terproteksi
sehingga memungkinkan meningkatkan kapasitas angkut yang bersifat massal yang
dapat dioperasikan di wilayah perkotaan.
Salah satunya dengan meluncurkan Bus Sarbagita pada tahun 2011 . Seiring
masih berjalannya transportasi umum Bus Sarbagita sampai saat ini, Departemen
Perhubungan Republik Indonesia juga meluncurkan transportasi umum yang bernama
Teman Bus sejak 2020 lalu yang merupakan program pengembangan angkutan umum
di kawasan perkotaan berbasis jalan yang menggunakan teknologi telematika. Saat ini
Teman Bus tersebar di 6 kota besar yaitu Yogyakarta, Medan, Solo, Palembang,
Makassar serta Denpasar.
Layanan Teman Bus pertama kali dioperasikan di Kota Palembang sebagai kota
percontohan pertama pada 2 Juni 2020 yang bekerjasama dengan Trans Musi.
Pengoperasian layanan ini terdiri atas 3 koridor yang diluncurkan bersamaan pada hari
yang sama. Layanan ini diluncurkan pula di Kota Surakarta untuk koridor 3 dan koridor
4 pada 4 Juli 2020. Pengoperasian ini dikerjasamakan dengan Trans Batik Solo. Pada
saat peresmian, hanya koridor 3 dan koridor 4 yang baru mulai dioperasikan karena
proses pengerjaan armada koridor 1 dan koridor 2 yang belum selesai. Koridor 2 resmi
beroperasi mulai tanggal 20 Desember 2020, sedangkan koridor 1 resmi beroperasi
mulai tanggal 24 Desember 2020.
Layanan ini turut beroperasi di Kota Denpasar untuk koridor 2 pada 8 September
2020 dengan nama layanan Trans Metro Dewata. Baru koridor 2 yang dapat beroperasi
pada saat itu dari keseluruhan 4 koridor. Koridor 1, 3 dan 4 Trans Metro Dewata mulai
beroperasi pada bulan Desember, yaitu koridor 1 pada tanggal 1 Desember 2020,
koridor 3 pada tanggal 8 Desember 2020, dan koridor 4 pada tanggal 27 Desember
2020. Daerah keempat yang mengoperasikan layanan ini adalah Kota Yogyakarta dan
Kabupaten Sleman yang mulai dioperasikan pada tanggal 2 Oktober 2020. Di kedua
daerah ini dioperasikan tiga koridor, yaitu koridor 1, koridor 2 dan koridor 3 yang mulai
dioperasikan pada hari yang sama
Kota Medan merupakan kota kelima dengan layanan Teman Bus. Jaringan
Teman Bus yang beroperasi disebut dengan Trans Metro Deli dan diresmikan pada
tanggal 8 November 2020. Dari keseluruhan rencana lima koridor, baru koridor 2,
koridor 4 dan koridor 5 yang dapat beroperasi. Sementara itu, dua koridor lainnya dalam
proses pembangunan. Kementerian Perhubungan memberikan solusi guna mengurangi
kemacetan di Indonesia khususnya di kota Denpasar dan meningkatkan pelayanan
publik di bidang Transportasi publik. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
membuat sistem Buy The Service (BTS). BTS merupakan suatu sistem pembelian
layanan oleh pemerintah kepada pihak operator angkutan umum, dengan harapan
kualitas pelayanan angkutan umum khususnya angkutan perkotaan dapat ditingkatkan.
Program Buy The Service (BTS) diimplementasikan dalam bentuk layanan transportasi
publik yang disebut dengan Transportasi Ekonomis Mudah Andal dan Nyaman (Teman
Bus). Teman Bus (singkatan dari Transportasi Ekonomis Mudah Aman dan Nyaman)
adalah sistem transportasi angkutan cepat bus (bus rapid transit) di Indonesia yang
beroperasi di berbagai kota sebagai layanan berkonsep buy the service (pembelian
layanan).
Bus ini masuk dalam kategori canggih, sebab pengoperasiannya berbasis IT.
Fasilitas yang terletak pada bus ini dilengkapi dengan sensor sebanyak 5 buah kamera
pengaman. Ketika pintu bus terbuka, maka secara otomatis sensor akan berbunyi.
Begitu pintu bus ditutup, sensor tersebut akan terhenti. Perihal itu juga, Teman Bus
berkapasitas 40 orang penumpang termasuk berdiri. Namun saat ini, Teman Bus hanya
menampung 20 orang Penumpang diharuskan mengenakan masker dan social
distancing. Pihak Teman Bus juga melindungi kapasitas penumpang 50 persen serta
disediakannya hand sanitizer di dalam Bus. Teman Bus ini juga sangat mencermati sisi
keamanan penumpang. Sofa penumpang dilengkapi dengan sabuk pengaman dan sopir
juga dilengkapi dengan kamera pengawas khusus. Teman Bus yang memiliki rute di 5
koridor ini juga dilengkapi dengan pendingin ruangan. sehingga memberikan rasa
nyaman serta aman untuk penumpang. Kecepatan bus ini juga diatur 40 kilometer/ jam.
Tidak hanya itu, bus ini dilengkapi layanan daring berbentuk aplikasi mobile yang dapat
diunduh di AppStore ataupun PlayStore. Melalui aplikasi tersebut, penumpang bisa
mengenali struktur data, seperti rute perjalanan, informasi terminal, serta agenda
keberangkatan secara langsung.
Kehadiran TEMAN BUS di Bali menjadi layanan yang ketiga dalam program
Buy The Service (BTS) oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Operator
yang menjalankan operasional layanan TEMAN BUS adalah PT. Trans Metro Dewata.
Angkutan Bus Rapid Transit (BRT) ini menjadi penunjang mobilisasi masyarakat Bali
khususnya area Denpasar dan sekitarnya yang terkoneksi dengan Bandara Internasional
Ngurah Rai, serta terminal-terminal lain dan mencakup hingga ke wilayah luar Kota
Denpasar seperti Tabanan, Ubud, Gianyar, Sukawati, Banjar Tegal Jaya dan Sanur.

TEMAN BUS Bali sebanyak total 128 unit dengan rute layanan di 5 Koridor,
yaitu:
 Koridor 1; Sentral Parkir Kuta Badung – Terminal Pesiapan Tabanan
 Koridor 2; GOR Ngurah Rai – Bandara Ngurah Rai
 Koridor 3; Terminal Ubung – Pantai Matahari Terbit
 Koridor 4; Terminal Ubung – Sentral Parkir Monkey Forest
 Koridor 5; Sentral Parkir Kuta – Terminal Ubung

Teman Bus memiliki standar minimal dalam hal pelayanan yang diatur
langsung ketentuannya oleh pemerintah. Setidaknya ada enam poin yang
ditetapkan, yakni ;Foto Ilustrasi sopir mengendarai armada Teman Bus di Denpasar.
Gambar 1.1

Gambar 1.2

1. Keamanan, contohnya CCTV, ID Card Driver, dan Tombol Hazard;


2. Keselamatan, contohnya SOP Pengoperasian kendaraan, SOP Keadaan Darurat,
dll;
3. Kenyamanan, contohnya suhu dalam bus, kebersihan, lampu penerangan;
4. Keterjangkauan, contohnya aksesibilitas, tarif;
5. Kesetaraan, contoh ketersediaan kursi prioritas;
6. Keteraturan, contoh waktu tunggu, kecepatan perjalanan dan waktu berhenti di
halte.

Tabel 1.1
Tabel halte dan koridor Trans Metro Dewata

Nomor Koridor Koridor Jumlah Halte Waktu Panjang


Operasional Lintasan
K1B Sentral Parkir 59 04.30-19.53 59,3 KM
Kuta Badung – WITA
Terminal
Persiapan
Tabanan
K2B GOR Ngurah 38 05.00-19.50 32,9 KM
Rai – Bandara WITA
Ngurah Rai
K3B Terminal 24 04.30-20.01 31,5 KM
Ubung – Pantai WITA
Matahari Terbit
K4B Terminal 32 04.30-19.58 58,0 KM
Ubung – Sentral WITA
Parkir Monkey
Forest
K5B Sentral Parkir 64 04.30-20.07 34,0 KM
Kuta – Terminal WITA
Ubung
Sumber : penulis

Tabel 1.2

Jumlah peningkatan penumpang tahun 2020-2021 Trans Metro Dewata

No Tahun Persentase % Jumlah


penumpang/tahun
1 2020 21,68 % 98.007 penumpang
2 2021 24,78 % 136.678 penumpang
Sumber : penulis

Tujuan utama Teman Bus adalah memberikan Transportasi Ekonomis, Mudah,


Andal dan Nyaman bagi masyarakat Indonesia. Untuk itu Teman Bus memiliki standar
minimal yang ditetapkan oleh pemerintah. Teman Bus dilengkapi dengan Internet of
Things Smart Bus, CCTV dan sensor alarm pengemudi yang merupakan salah satu
upaya untuk memberikan rasa aman bagi penumpang. Layanan Teman Bus juga
mengedepankan kenyamanan penumpang dengan selalu menjaga kebersihan area di
dalam bus dan mengikuti protokol kesehatan dengan mewajibkan penumpang memakai
masker, sosial distancing menjaga kapasitas 50 persen dan menyediakan hand sanitizer.
Langkah ini diklaim menjadi upaya dalam memberikan pelayanan angkutan massal
perkotaan yang lebih baik dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dari penjelasan
diatas, maka penulis mengambil judul penelitian“IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PROGRAM PENGEMBANGAN TRANSPORTASI PUBLIK DI BALI PADA
TRANS METRO DEWATA ”

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimanakah Implementasi Kebijakan Program Pengembangan Transportasi
Publik Di Bali Pada Trans Metro Dewata ?
2. Faktor-Faktor Apa Saja Yang Menghambat Implementasi Kebijakan Program
Pengembangan Transportasi Publik Di Bali Pada Trans Metro Dewata ?

1.3. TUJUAN PENELITIAN


Tujuan Penelitian Berdasarkan definisi di atas, yang dimaksudkan tujuan
penelitian adalah mencakup tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut akan disajikan
secara terperinci mengenai tujuan penelitian yaitu :
1. Tujuan Umum
a. Untuk menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis dapatkan
selama perkuliahan dan mengaitkan antara teori yang di dapat dengan kenyataan
yang ada di lapangan dengan mengadakan studi penelitian.
b. Untuk memenuhi kewajiban akademik yaitu sebagai prasyarat untuk
memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik (S.AP) pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Humaniora Universitas Ngurah Rai Denpasar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui implementasi kebijakan program pengembangan transportasi
publik di bali pada trans metro dewata
b. Untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat implementasi kebijakan
program pengembangan transportasi publik di bali pada trans metro dewata

1.4. Manfaat Penelitian


Dalam suatu penelitian, kegunaan suatu penelitian selayaknya bisa
dikenali/diketahui dengan jelas yang pasti masalah yang diperkirakan tidak berguna atau
bermanfaat untuk kepentingan ilmiah maupun kepentingan terapan tidak dapat diajukan
sebagai masalah penelitian. Manfaat penelitian dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua)
yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi referensi dalam
hal melihat kualitas pelayanan pada jasa transportasi khususnya untuk melihat
gambaran bagaimana kualitas pelayanan Transportasi Ekonomis Mudah Andal dan
Nyaman (Teman Bus) di Kota Denpasar dan dapat memberikan sumbangan
pemikiran kepada akademisi Ilmu Administrasi Publik terutama bagi konsentrasi
Manajemen Sektor Publik.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pelaksana, praktek lapangan
dan digunakan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait termasuk
masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai Transportasi Ekonomis Mudah
Andal dan Nyaman (Teman Bus) di Kota Denpasar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL
PENELITIAN

1.1 Penelitian Terdahulu

Untuk membahas lebih lanjut mengenai “Implementasi Kebijakan

Pengembangan Transportasi Publik Pada Trans Metro Dewata”, maka

penulis menggunakan beberapa acuan penelitian sebelumnya yaitu :

1. Penelitian Widhyastuti (2016) dengan judul penelitian “Implementasi

Program Trans Sarbagita Dalam Pengembangan Transportasi Publik

di Bali” dengan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

implementasi Program Trans Sarbagita tahun 2011-2015 dan

hambatan dalam implementasi Sarbagita. Trans Sarbagita sudah

mampu mengembangkan transportasi publik, namun implementasi

belum sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Hambatan yang harus

diatasi adalah ketersediaan jalur khusus, pengembangan sarana bus

Trans Sarbagita.

2. Penelitian Pratiwi, (2020) dengan judul penelitian “Persepsi

Masyarakat Terhadap Transportasi Publik Trans Sarbagita Di

Provinsi Bali” dengan tujuan penelitian mengetahui persepsi

masyarakat terhadap keberadaan transportasi publik Trans Sarbagita.

Persepsi masyarakat terhadap transportasi publik Trans Sarbagita

ditinjau dari dimensi kinerja, pelayanan, keandalan, karakteristik

produk, dan kesesuaian dengan spesifikasi memiliki persepsi yang

baik sedangkan ditinjau dari dimensi hasil memiliki persepsi yang

kurang baik.

Penelitian yang telah dilakukan di atas digunakan sebagai acuan dalam


penelitian ini. Penelitian sekarang mengkaji tentang “Implementasi Kebijakan

Pengembangan Transportasi Publik Pada Trans Metro Dewata”,yang

menggunakan jenis pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun persamaan dan

perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya dijabarkan pada Tabel

2.1 di bawah ini :

Tabel 2.1

Perbandingan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Sebelumnya

NO Peneliti Sebelumnya Persamaan Perbedaan

1. (Widhayastuti, 1. Mengkaji Variable yang Lokasi penelitian


2016)
sama yaitu Implementasi sebelumnya Di

Pengembangan Kebijakan Trans Sarbagita dan

Program lokasi sekarang di

2. Menggunakan pendekatan Trans Metro Dewata.

penelitian yang sama yaitu

menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif

2. (Pratiwi, 2020) 1. Mengkaji daerah yang Persepsi Masyarakat

sama yaitu di Bali. dengan Implementasi

2. Menggunakan pendekatan Pengembangan

penelitian yang sama yaitu Kebijakan.

menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif

1.2 Konsep
2.2.1 Implementasi

Implementasi merupakan salah satu tahapan dari proses kebijakan

public yang bersifat sangat penting karena bagaimanapun baiknya suatu

kebijakan jika tidak dipersiapkan dan direncanakan secara baik dalam

implementasinya maka tujuan kebijakan publik tidak akan terwujud.

Menurut Siswanto Sunarno (2009) Implementasi mudah dipahami

secara abstrak seolah-olah dapat dilaksanakan padahal dalam proses

pelaksanaannya senantiasa menuntut adanya ketersedian sumber daya

sebagai kondisi yang dibutuhkan untuk menjamin kelancaran

implementasi.

Menurut Unddin B.Sore Dan Sobirin (2017) Implementasi berasal

dari bahasa inggris yaitu implement, yang berarti mengimplementasikan.

Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu

yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut

dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa

undang- undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan, dan

kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan

kenegaraan.

Menurut Cristianingsih (2020), Implementasi kebijakan adalah

pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk

undangundang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau

keputusan-keputusan eksekutif atau keputusan badan peradilan, dan

keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, serta

menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan

berbagai cara untuk menstruktur atau mengatur proses implementasinya.

Menurut Ramdhani (2017), Implementasi dapat dimaksudkan

sebagai suatu aktivitas yang berkaitan dengan penyelesaian suatu


pekerjaan dengan penggunaan sarana (alat) untuk memperoleh hasil dari

tujuan yang diinginkan. Implementasi adalah tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh individu atau pejabat-pejabat, kelompok-kelompok

pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan

yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.

Menurut Aisyah et al., (2013) Aktor implementasi kebijakan

tidaklah hanya pemerintah. Ada tiga lembaga yang bisa menjadi

pelaksana, yaitu pemerintah, Kerjasama antara pemerintah

masyarakat/swasta, atau implementasi kebijakan yang diswastakan

privatization atau contracting out. Maka implementasi pelaksanaan dapat

diartikan sebagai suatu proses melaksanakan keputusan pelaksanaan

(biasanya dalam bentuk undang- undang, peraturan pemerintah, keputusan

peradilan, perintah presiden atau dekrit presiden).

2.2.2 Kebijakan Publik

Kebijakan publik sebagai hubungan antara unit pemerintah dengan

lingkungannya (Agustino, 2008). Banyak pihak beranggapan bahwa

definisi tersebut masih terlalu luas untuk dipahami, karena apa yang

dimaksud dengan kebijakan publik dapat mencakup banyak hal. Ada dua

karakteristik dari kebijakan publik, yaitu: 1) kebijakan publik merupakan

sesuatu yang mudah untuk dipahami, karena maknanya adalah hal-hal

yang dikerjakan untuk mencapai tujuan nasional 2) kebijakan publik

merupakan sesuatu yang mudah diukur, karena ukurannya

jelas yakni sejauh mana kemajuan pencapaian cita-cita sudah ditempuh

apapaun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau untuk tidak

dilakukan (Wahab, 2021).

Kebijakan menurut pendapat Carl Friedrich yang dikutip oleh

Wahab adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan
oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu

sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari

peluang-peluang untuk mencapaitujuan atau menwujudkan sasaran yang

diinginkan.

Menurut Islamy (2004), Kebijakan harus dibedakan dengan

kebijaksanaan, policy diterjemahkan dengan kebijakan yang berbeda

artinya dengan wisdom yang artinya kebijaksanaan. Pengertian

kebijaksanaan memerlukan pertimbangan pertimbangan lebih jauh lagi,

sedangkan kebijakan mencakup aturanaturan yang ada didalamnya.

Kebijakan adalah “a purposive course of action followed by an actor or set

of actors in dealing with a problem or matter of concern” (Serangkaian

tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan

oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu

masalah tertentu).

Berdasarkan pendapat berbagai para ahli dapat disimpulkan bahwa

kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang dilakukan atau tidak

dilakukan oleh pemerintah yang berorientasi pada tujuan untuk

memecahkan masalah- masalah publik atau untuk kepentingan

publik.Kebijakan untuk melakukan sesuatu biasanya tertuang dalam

ketentuanketentuan atau peraturan perundang-undangan yang dibuat

pemerintah sehingga memiliki sifat yang mengikat dan memaksa.

2.2.3 Disposisi

Edward dalam Winarno (2005:142) mengungkapkan disposisi

adalah faktor yang sangat berpengaruh dalam implementasi kebijakan

yang efektif. Apabila pelaksana memiliki sikap positif terhadap kebijakan,

maka makin besar kemungkinan bahwa kebijakan tersebut berhasil

terlaksana sesuai dengan ketentuan awal. Begitu pula sebaliknya, jika para
pelakasana mempunyai sikap yang negatif terhadap kebijakan, maka kecil

kemungkinan kebijakan tersebut dapat berhasil. Tingkat disposisi ini

dilihat dari tingkat kejujuran para pelaksana, misalnya dalam pertanggung

jawabannya dalam penyampaian laporan keuangan terhadap pimpinan dan

pihak terkait.

2.2.4 Komunikasi

Dalam perencanaan kebijakan sebelum diwujudkan dalam bentuk

nyata suatu program pemerintah memerlukan adanya komunikasi yang

efektif antara pihak-pihak yang terkait dalam suatu kebijakan. Berkaitan

dengan peraturan yang telah di tetapkan, kebijakan mengenai angkutan

umum massal dirumuskan oleh Kementrian Perhubungan RI bersama

dengan Gubernur Bali, Kepala Dinas Perhubungan Informasi dan

Komunikasi Provinsi Bali. Tahapan perencanaan ini juga dirumuskan

mengenai siapa target sasaran yang nantinya dapat menikmati keberadaan

angkutan umum massal ini.

Pengoperasian angkutan umum ini ditujukan untuk seluruh

kalangan masyarakan dari kelas menengah bawah sampai dengan kelas

atas, baik pelajar maupun kategori umum. Mewujudkan tujuan dari

pemerintah yang berkenaan dengan target sasaran kebijakan ini, sosialisasi

berkelanjutanpun dilakukan oleh pihak pelaksana yaitu Dinas

Perhubungan Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali. Dimana pihak

pelaksana melakukan sosialisasi langsung ke lapangan untuk

memperkenalkan produk baru yang ditawarkan oleh pemerintah berupa

angkutan umum massal.

Sejak awal pengoperasiannya banyak sekali muncul opini-opini di

masyarakat. Untuk itu diperlukan adanya sosialisasi secara langsung ke

masyarakat khususnya daerah atau wilayah. Namun, selama pengoperasian


keberadaan pengguna angkuta umum massal ini belum merata, dimana

pada waktu tertentu penumpang di dalam bus sangat padat hingga over

load dan pada waktu tertentu sangat sepi, bahkan terkadang kosong.

1.3 Landasan Teori

2.3.1 Implementasi

Dalam bukunya Deddy Mulyadi (2015:24), Gordon mengemukanan

implementasi bersifat mengarahkan suatu kebijakan ke wujud yang nyata. Lain

halnya dengan Van Metter dan Van Horn dalam Winarno (2005:102) menyatakan

implementasi kebijakan publik adalah suatu sikap yang dilakukan badan publik

dalam mencapai suatu tujuan yang di tetapkan.

Implementasi Kebijakan Model George C. Edward III (2009:31)

merumuskan bahwa implementasi kebijakan dipengaruhi oleh 4 (empat) variabel:

a. Komunikasi, terdiri dari 2 (dua) aspek, pertama: siapa perumus kebijakan dan

target sasaran kebijakan dan kedua: cara dalam mensosialisasikan program.

b. Sumber daya, menyangkut 2 (dua) aspek, pertama: kemampuan para

pelaksana dan kedua: sumber dana.

c. Disposisi, berkaitan dengan karakteristik para pelaksana yaitu kejujuran dan

tingkat demokratis.

d. Struktur birokrasi, berhubungan dengan keberadaan SOP dan struktur

organisasi.
1.4 Model Penelitian

Berdasarkan landasan teori diatas maka dapat digambarkan mengenai

kinerja pekerja dalam mengembangkan transportasi publik pada trans metro

dewata. Adapun alur model penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model Penelitian

Implementasi Kebijakan Pengembangan Transportasi Publik Pada Trans Metro


Dewata

Harapan: Rumusan Masalah: Teori Implementasi


Model George C.
Implementasi Bagaimana Implementasi
Edward III
Kebijakan Kebijakan Pengembangan
Komunikasi
Pengembangan Transportasi Publik Pada Trans
Sumber Daya
Transportasi Publik Metro Dewata?
Disposisi
Pada Trans Metro Apa yang menjadi faktor
Struktur birokrassi
Dewata dalam pendukung dan penghambat
melaksanakan dalam Implementasi Kebijakan
program dan Pengembangan Transportasi Publik
kegiatannya bisa Pada Trans Metro Dewata?
berjalan dengan
optimal

Implementasi kebijakan pengembangan transportasi publik pada trans metro


dewata berjalan optimal.

Sumber: diolah peneliti.


Keterangan Model Penelitian :

Model penelitian ini menjelaskan mengenai Implementasi Kebijakan

Pengembangan Transportasi Publik Pada Trans Metro Dewata sangatlah penting.

Berdasarkan observasi awal (pengamatan) peneliti merumuskan masalah

penelitian yaitu : 1.) Bagaimana Implementasi Kebijakan Pengembangan

Transportasi Publik Pada Trans Metro Dewata? 2). Apa yang menjadi faktor

pendukung dan penghambat dalam Implementasi Kebijakan Pengembangan

Transportasi Publik Pada Trans Metro Dewata? Masing-masing masalah

penelitian ini akan mengasilkan beberapa temuan penelitian. Temuan penelitian

berdasarkan observasi serta wawancara dengan beberapa informan, akan

dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai pendekatan

yang diharapkan nantinya dapat membawa hasil yang terbaik. Adapun yang

dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara

holistik, dan dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Sebelum melaksanakan penelitian, pada penelitian kualitatif merumuskan

masalah terlebih dahulu yang menjadi fokus penelitian. Akan tetapi, rumusan

masalah yang terdapat dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan atau situasi sosial tertentu.

Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk lebih

memahami gejala yang masih remang-remang, tidak teramati, dinamis dan

kompleks, sehingga setelah diteliti menjadi lebih jelas apa yang ada dalam situasi

sosial tersebut. ”Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang dialami dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci.” Dari pendapat diatas maka penulis melakukan upaya penelitian

terhadap objek yang diteliti yaitu implementasi kebijakan program pengembangan

transportasi publik di bali pada trans metro dewata.


3.2 Lokasi Penelitian

Dalam penulisan penelitian ini penulis melakukan penelitian di Bali.

Adapun alasan pemilihan lokasi ini berdasarkan atas beberapa pertimbangan

antara lain adalah karena adanya masalah ditemukan terkait belum optimalnya

Implementasi kebijakan program pengembangan transportasi publik di bali

pada trans metro dewata dan untuk kemudahan memperoleh data, waktu yang

tersedia dan keringanan biaya dalam melaksanakan penelitian karena peniliti

sendiri bekerja disana.

3.3 Jenis dan Sumber data

Sugiyono (2017: 2) bahwa kriteria data dalam penelitian kualitatif

adalah data yang sifatnya pasti. Data pasti yaitu data yang sebenar- benarnya

terjadi dan bukan daya yang hanya sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang

memberikan maka dibalik yang terlihat maupun terucap.

1. Data Primer

Data primer dapat dikatakan sebagai data yang diperoleh maupun

dikumpulkan langsung oleh peneliti dari lapangan (Lofland dalam

Moleong, 2016: 157). Penelitian dengan data prime yaitu diperoleh

melalui kegiatan wawancara yang sifatnya mendalam dengan cata tatap

muka antara peneliti dan informan Mendapatkan data primer ini, peneliti

harus langsung turun kelapangan untuk mengumpulkan dara baik dalam

bentuk rekaman hasil wawancara hingga foto kegiatan dilapangan. Data

primer dapat berupa data yang didapatkan dari informan penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang diperlukan dalam proses penelitian untuk

kemudian memberikan kelangkapan terkait informasi yang diperoleh dari

data primer (Lofland dalam Moleong, 2016: 157). Data sekunder


merupakan data yang relevan yang berasal dari buku-buku, dan bahan

referensi lainnya.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2006: 149) merupakan

alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Sedangkan menurut

Suharsimi Arikunto dalam edisi sebelumnya adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan

sistematis, sehingga mudah diolah. Instrumen yang digunakan oleh peneliti

dalam hal ini adalah instrumen pokok dan instrumen penunjang. Instrumen

pokok adalah manusia itu sendiri sedangkan instrumen penunjang adalah

pedoman observasi dan pedoman wawancara.

3.5 Teknik Penentuan Informan

Moleng (2004: 132) memberikan pandangan tersendiri bahwa informan

penelitian adalah: “orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar dari penelitian yang dilakukan”. Informan

dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti dengan

mempertimbangkan kelengkapan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian

yaitu merupakan pengambil kebijakan (policy maker) dan pihak yang terkait

(stakeholder).

Selain itu informan pasti untuk penelitian akan ditentukan ketika

diadakannya penelitian, dimana tergantung dengan arahan yang diberikan oleh

pihak terkait. Adapun informan yang dipilih berdasarkan purposive sampling

dan snowball sampling. Maka dari itu, informan tersebut berdasarkan dengan

representasi dairi jenis infoman yang ditentukan, Informan yang dimaksud

disini adalah pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang terkait

dengan Implementasi Kebijakan Program Pengembangan Transportasi Publik


Di Bali Pada Trans Metro Dewata. Informan penelitian yang dipergunakan

diantaranya dari :

1. Salah satu Karyawan Trans Metro Dewata

2. Masyarakat

3.6 Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Observasi

Metode observasi ini digunakan untuk mengetahui secara langsung

aktifitas obyek yang sedang diteliti, selain itu observasi ini digunakan juga untuk

mengambil data yang terkait dengan Implementasi Kebijakan Program

Pengembangan Transportasi Publik Di Bali Pada Trans Metro Dewata

3.6.2 Wawancara

Wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung

pada responden. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2002 : 135). Dalam penelitian ini

wawancara yang digunakan adalah wawancara yang tidak terstruktur.

3.6.3 Studi Dokumentasi


Penggunaan dokumentasi bertujuan untuk mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002 : 2006). Metode

dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh fakta mengenai kebenaran yang

valid. Karena objek yang menjadi sasaran penelitian dapat dipertanggung

jawabkan dengan fakta yang ada.

3.7 Metode Dan Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teksik
analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu metode yang menerapkan atau

menguraikan data yang ada secara rinci dan sistematis sehingga diperoleh

kesimpulan sesuai dengan masalah yang diteliti. Menurut Miles dan Huberman

dalam sugiyono (2017) analisis data meliputi 3 langkah yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada

hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari bila

diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah dtaa reduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data tersebut

untuk mempermudah dalam memahami apa yang terjadi dan merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Dalam penelitian

kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan uraian singkat, bagan,

hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini mile dan

huberman menyatakan hal yang paling sering dilakukan dalam penyajian

data penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan

berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi bila kesimpulan yang dikemukakan

pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat

penlitian kembali mengumpulkan data, maka kesimpulan yang diungkapkan

adalah kesimpulan yang kredibel.


3.8 Teknik Penyajian Hasil Penelitian
Setiap peneliti harus dapat menyajikan data telah diperoleh, baik yang

diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Prinsip dasar penyajian

data adalah komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang disajikan dapat

menarik pihak lain untuk membacanya dan mudah memahami isinya. Penyajian

data yang komunikatif dapat dilakukan dengan: penyajian data dibuat berwarna,

dan bila data yang disajikan cukup banyak maka perlu bervariasi penyajiannya.
DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo. 2014. Dasar-dasa Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta

Anggara, S. (2014). Kebijakan publik. CV Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Carl J. Friedrich dalam Wahab, 2001:3, Man and Hts Goverment,New York:

McGraw,HiII.

Cristianingsih, E. (2020). Implementasi kebijakan administrasi Kependudukan di

kabupaten bandung. Jurnal Ilmiah Magister Administrasi, 12(2).

Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analysis.

Yogyakarta : Gava Media.

Moleong, J Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Pratiwi, N. M. F., Indrayani, L. 2020. Persepsi Masyarakat Terhadap Transportasi

Publik Trans Sarbagita Di Provinsi Bali. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 8(1)

Sugiharto, I. (2019). Hukum Dan Kebijakan Publik. Tanah Air Beta Yogyakarta

Siswanto Sunarno,Hukum Pemerintahan Daerah,(Jakarta: Sinar

Grafika,2009)Hlm.82

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Unddin B.Sore Dan Sobirin, Kebijakan Publik, (Makasar :CV SAH

MEDIA.2017). hlm.121

Widhyastuti, Anak A. M., et al. 2016. Implementasi Program Trans Sarbagita

dalam Pengembangan Transportasi Publik di Bali. Citizen Charter, vol. 1,

no. 1,
Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN TRANSPORTASI

PUBLIK DI BALI PADA TRANS METRO DEWATA

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pekerjaan :

5. Alamat :

B. Draft Wawancara Dengan Karyawan Trans Metro Dewata

1) Mohon bapak/ibu jelaskan apakah usaha pengembangan transportasi

publik ini pada trans metro dewata mengalami kendala ?

2) Mohon bapak/ibu jelaskan bagaimana menyikapi kendala tersebut?

3) Mohon bapak/ibu jelaskan bagaimana metode atau cara dalam

memasarkan program pengembangan ini disaat adanya kebijakan

pengembangan transportasi publik pada trans metro dewata?

4) Mohon bapak/ibu jelaskan bagaimana perbedaan yang rasakaan saat

sebelum dan sesudah adanya kebijakan pengembangan transportasi publik

pada trans metro dewata?


5) Mohon bapak/ibu jelaskan mengenai upaya-upaya apa yang

dilakukan untuk meningkatkan minat masyarakat dalam

pengembangan transportasi publik pada trans metro dewata

C. Draft Wawancara dengan Masyarakat

1) Mohon bapak/ibu jelaskan apakah ada kendala saat

pemberlakuannya kebijakan pengembangan transportasi

publik pada trans metro dewata sebagai alat transportasi?

2) Mohon bapak/ibu jelaskan bagaimana perbedaan yang

dirasakan saat sebelum dan sesudah adanya kebijakan

pengembangan transportasi publik pada trans metro dewata?

3) Mohon bapak/ibu jelaskan mengenai upaya yang bisa

dilakukan agar masyarakat tetap nyaman dalam

menggunakan transportasi publik pada trans metro dewata?


Lampiran 2. Daftar Nama-Nama Informan

DAFTAR NAMA-NAMA INFORMAN

Nama Jabatan
Penyedia Fastboat
Penyedia Fastboat
Penyedia Fastboat
Masyarakat

Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai