=
=
=
n
i
n
i
Si T
mi n
k
1
1
Dimana : k =konsentrasi kendaraan rata-rata dalam periode waktu T
T =waktu pengamatan
Mi =waktu yang dipergunakan kendaraan I di jalan (I=1,2,3,n)
Si =jarak yang ditempuh kendaraan I di jalan (I=1,2,3,n)
N =jumlah kendaraan yang ada di jalan dalam periode T
2.10. 3. Kecepatan
Kecepatan adalah laju perjalanan yang biasanya dinyatakan dalam
kilometer per jam (km/jam) dan umumnya dibagi menjadi tiga jenis (Hobbs, 1995) :
Kecepatan setempat (spot speed)
Kecepatan bergerak (running speed)
Kecepatan perjalanan (journey speed)
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Kecepatan setempat (spot speed) adalah kecepatan kendaraan pada suatu
saat diukur dari suatu tempat ditentukan. Kecepatan bergerak (running speed) adalah
kecepatan kendaraan rata-rata pada saat kendaraan bergerak dan dapat didapat
dengan membagi panjang jalur dibagi dengan lama waktu kendaraaan bergerak
menempuh jalur tersebut. Kecepatan perjalanan (journey speed) adalah kecepatan
efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat, dan merupakan
jarak antara dua tempat dibagi dengan lama waktu bagi kendaraan untuk
menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut, dengan lama waktu ini
mencakup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan oleh hambatan (penundaaan) lalu
lintas. (Hobbs, 1995)
Dengan demikian kecepatan perjalanan dan kecepatan gerak dapat
didefinisikan sebagai berikut: (Warpani, 1985)
Kecepatan perjalanan =
tempuh waktu
perjalanan jauh
Kecepatan gerak
berhenti waktu dikurangi tempuh waktu
perjalanan jauh
=
Kecepatan yang diukur dalam penelitian ini yaitu kecepatan perjalanan
(journey speed).
Waktu perjalanan adalah waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan untuk
melewati seksi jalan yang disurvey termasuk waktu berhenti karena hambatan-
hambatan. Ada dua cara yang berbeda untuk melaksanakan survey waktu perjalanan,
yaitu metoda pengamat bergerak (pengamat berdadi dalam kendaraan yang bergerak
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
di dalam arus lalu lintas), dan pengamat statis (pengamat berada di titik-titik tertentu
di sepanjang potongan jalan yang disurvey.
Kecepatan perjalanan rata-rata umumnya dirumuskan sbagai berikut:
(Morlok, 1985)
=
=
=
n
i
i
1 i
i
n
1
m
S
u
Dimana : u =kecepatan rata-rata (km/jam)
Si =jarak jarak yang ditempuh kendaraan I di jalan (I=1,2,3,,n)
mi =waktu yang dipergunakan kendaraan I di jalan (I=1,2,3,,n)
Akibat adanya waktu menaikkan/menurunkan penumpang dan mengisi
bahan bakar maka kecepatan rata-rata sepanjang trayek yang sama dirumuskan
sebagai berikut : (Morlok, 1985)
=
=
n
1 i
i t
S
v
Dimana : v =kecepatan rata-rata (km/jam)
S =jarak trayek yang ditempuh kendaraan (km)
ti =waktu yang diperlukan kendaraan I di jalan (I=1,2,3,,n)
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Penelitian di AmerikaSerikat memberikan kecepapatan rata-rata dalam kota
dan antar kota dalam kondisi waktu puncak. Moda angkutan yang diteliti adlah
mobil, bus, kereta api yang dapat dibagi 2 yakni cepat dan komuter. Kereta api
komuter adalah kereta api yang melayani perjalanan dalam kota sedangkan kereta api
cepat melayani perjalanan dalam kota dan antar kota. Data untuk mobil tidak dapat
dipakai (na) karena kecepatan rata-rata mobil pribadi tidak diperoleh secara
keseluruhan. Diperoleh secara umum kecepatan angkutan umum dalam kota lebih
lambat dari pada antar kota seperti terlihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Kecepatan Rata-rata Dalam Kota dan Antar Kota
Kecepatan Rata-Rata
(mil/jam)
Mobil Bus
Kereta Api
Cepat Komuter
Dalam kota pada jam
puncak
na 12 20 33
Antar kota pada jam
puncak
na 45 50,8 na
Sumber: Morlok, 1985.
2.10. 4. Headway
Headway didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan jarak atau waktu
ketika bagian depan kendaraan yang berurutan melewati suatu titik pengamatan pada
ruas jalan. Headway rata-rata berdasarkan jarak merupakan pengukuran yang
didasarkan pada konsentrasi kendaraan, dirumuskan sebagai berikut: (Morlok, 1985)
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
h
d
=
k
1
dimana : h
d
=headway jarak rata-rata
k =konsentrasi kendaraan rata-rata di suatu panjang jalan
Perhitungan hedway rata-rata berdasarkan jarak sekarang ini mulai
digantikan oleh headway berdasarkan waktu yang dirumuskan sebagai berikut :
(Morlok, 1985)
h
t
q
1
=
Dimana : h
t
=headway waktu rata-rata
q =volume lalu lintas yang melewati suatu titik pengamatan
Penelitian di Amerika melaporkan headway lalu lintas dalam kota seperti
pada Tabel 2.7. Kereta api cepat mempunyai headway tersingkat sebesar 4,6 menit,
ini menunjukkan pengaturan pergerakan yang sudah amat baik.
Tabel 2.7. Headway mobil, bus, kereta api cepat dan kereta api komuter
Headway Mobil Bus
Kereta Api
Cepat Komuter
Dalam kota pada jam puncak
(menit)
Na 20,7 4,6 18,3
Sumber:Morlok, 1985.
Menurut Chalimi yang mengutip pendapat World bank, bahwa indikator
kualitas pelayanan yang berkaitan dengan waktu tunggu penumpang (passanger
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
waiting time) rata-rata sebesar 5- 10 menit, dan waktu penumpang maksimum
sebesar 10 20 menit.
2. 10. 5. Tingkat Operasi
Tingkat operasi adalah persentase jumlah bus kota yang rata-rata beroperasi
dengan jumlah bus kota yang memiliki trayek (jumlah bus kota yang ada). Tingkat
operasi angkutan umum dipengaruhi oleh permintaan (demand) dan kelaikan jalan
dari kendaraan. Disamping itu, umur kendaraan sangat berpengaruh terhadap
kelaikan dan efisiensi operasional kandaraan, semakin tua kendaraan, efisiensi
semakin menurun.
2. 10. 6. Faktor Muatan Penumpang
Faktor muatan penumpang didefinisikan sebagai perbandingan antara
banyaknya penumpang per-jarak dengan kapasitas tempat duduk angkutan umum
yang tersedia, dirumuskan sebagai berikut : (Morlok, 1985)
f
S
M
=
Dimana: f =faktor muatan penumpang
M =penumpang per-km yang ditempuh
S =kapasitas tempat duduk yang tersedia
Kapasitas tempat duduk yang tersedia, faktor muatan penumpang dan
panjang perjalanan untuk bus, kapal udara dan kereta api antar kota di Amerika
Serikat dapat dilihat dari tabel 2.8. Diperoleh untuk perjalanan penumpang jarak jauh
angkutan udara merupakan prioritas sedangkan untuk jarak dekat dan sedang kereta
api masih menjadi pilihan yang diutamakan selain angkutan jalan raya.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Tabel 2.8. Karakteristik kapal udara, bus dan kereta api trayek antar kota
tahun 1973
Karakteristik Udara Bus Kereta Api
Kapasitas Penumpang rata-rata
(tempat duduk)
126,7 42 93 per-gerbong
Faktor muatan penumpang 0,521 0,471 0,46
Panjang perjalanan penumpang rata-
rata (mil)
801 116 233
Sumber : Morlok, 1985.
Kapasitas tempat duduk dan tempat berdiri yang tersedia, faktor muatan
penumpang dan panjang perjalanan berdasarkan jarak dan waktu untuk mobil, bus,
kereta api cepat dan komuter trayek dalam kota di Amerika Serikat dapat dilihat pada
tabel 2.9.
Tabel 2.9. Karakteristik mobil, bus, kereta api cepat dan komuter trayek dalam
kota
Karakteristik Mobil Bus
Kereta Api
Cepat Komuter
Kapasitas penumpang rata-rata (tempat duduk)
(berdiri : perkiraan)
Na
Na
47,6
75
50,7
150
104,6
na
Faktor muatan penumpang 1,28 16,28 34,17 57,45
Panjang perjalanan penumpang rata-rata dalam
jarak (mil)
Dalam waktu (menit)
5,8
12,6
3,7
18,6
6,6
20,3
21,6
39,8
Sumber : Morlok, 1985
Kapasitas kendaraan adalah daya muat penumpang pada setiap kendaraan
angkutan umum baik yang duduk maupun yang berdiri dapat dilihat pada Tabel 2.10.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Tabel 2.10. Kapasitas Penumpang
Jenis angkutan
Kapasitas Penumpang
Kapasitas Penumpang
(orang/hari/kendaraan)
Duduk
(orang)
Berdiri
(orang)
Total
(orang)
MPU 8 - 8 250-300
Bus kecil 19 - 19 300-400
Bus sedang 20 10 30 500-600
Bus besar
lt.tunggal
49 30 79 1000-1200
Bus besar
lt.ganda
85 35 120 1500-1800
Sumber : Dasar-dasar teknik transportasi, Munawar, Ahmad, 2005
Jumlah armada yang tepat sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikan, yang
dapat dilakukan adalah mendekati besarnya angka kebutuhan. Ketidakpastian itu
disebabkan oleh pola pergerakan penduduk yang tidak merata sepanjang waktu
misalnya pada jam-jam sibuk dan jam-jam biasa besar jumlah permintaan
penumpang sangat berbeda. Besarnya kebutuhan angkutan umumdipengaruhi oleh:
1. Jumlah penumpang pada jam puncak
2. Kapasitas kendaraan
3. Standar beban tiap kendaraan
4. Waktu 1 trip kendaraan
Dasar perhitungan faktor muatan atau load factor adalah merupakan
perbandingan banyaknya antara kapasitas terjual dan kapasitas tersedia untuk satu
perjalanan yang biasanya dinyatakan dalam %. Menurut Pasal 28 ayat (2) Peraturan
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Pemerintah Nomor: 41 Tahun 1993 mengatur penambahan kendaraan untuk trayek
yang sudah terbuka dengan menggunakan pendekatan faktor muatan diatas 70%,
kecuali untuk trayek perintis.
2. 10. 7. Utilitas
Utilitas didefinisikan sebagai rata-rata jarak tempuh kendaraan perharinya.
Angkutan umum yang merupakan salah satu fasilitas sosial yang dibutuhkan
masyarakat setiap harinya diharapkan beroperasi sepanjang hari sesuai dengan
tingkat kebutuhan masyarakat. Angkutan umum yang mempunyai rute tertentu hanya
beroperasi pada tersebut dengan cara bolak-balik biasanya menghubungkan antara 2
terminal. J arak tempuh yang dilalui nagkutan umum pada satu harinya diberikan
suatu standar sehingga dapat dilakukan baik. Menurut Chalimi, world Bank
memberikan standarisasi sebesar 230-260 km/kend/hari sedangkan DLLAJ 200
km/kend/hari.
2. 11. Standard Pelayanan Angkutan Umum
Standard yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
2.11 di bawah ini yang dikutip dari Proccedings of Eastern Asia Society for
Transportation Studies,Vol.5 A Review Of Bus Performance In Bandar Lampung
dan dari buku Manajemen Transportasi karangan H.M Nasution,2003.:
.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Tabel 2.11. Standard Pelayanan Angkutan Umum
No Parameter Standard
1 Waktu antara (Headway) 1-12 menit*
2 Waktu menunggu
Rata-rata
Maksimum
5-10 menit*
10-20 menit*
3 Faktor muatan (load factor) 70%*
4 Jarak perjalanan 230-260 km/kend/hari*
5 Kapasitas operasi (Availability) 80-90%*
6 Waktu perjalanan
Rata-rata
Maksimum
1-1,5 jam**
2-3 jam**
7 Kecepatan Perjalanan
Daerah padat
Daerah lajur khusus (Busway)
Daerah kurang padat
10-12 km/jam**
15-18 km/jam**
25 km/jam**
* World Bank ** Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Sumber: Proceeding of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, Vol. 5, page 406 dan
Manajemen Transportasi (H.M. Nasution, 2003)
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
BAB III
DISKRIPSI WILAYAH DAN PENGAMBILAN DATA
3 1. Umum
Proses pengumpulan data bagi suatu studi perencanaan transportasi pada
dasarnya bukan merupakan prosedur yang sembarangan, tetapi merupakan
sekumpulan langkah-langkah yang beruntun dan terkait satu dengan yang lainnya
dengan hasil akhir untuk mendapatkan data yang diinginkan. Hal ini perlu disadari
agar pengumpulan data dapat dilakukan secara efisien dan efektif sehingga data
dapat digunakan secara optimal.
Dalam bab ini, akan dikemukakan data-data yang diperlukan sesuai dengan
persoalan yang dibahas. Dalam hal ini tidak semua data yang dikumpulkan dapat
langsung digunakan untuk pemecahan masalah.
Semua data parameter dari aspek operasional angkutan umum untuk
penelitian ini didapat dari hasil survey di lapangan, dimana dari data yang diperoleh
dari lapangan akan diketahui jumlah penumpang pada jam sibuk, waktu perjalanan
angkutan, waktu henti kendaraan di terminal, dan waktu antara. Dari data
pengamatan di lapangan (data primer) akan diketahui hubungan antara parameter di
atas termasuk pengaruhnya terhadap angkutan yang digunakan.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
3.2. Prosedur Kerja Penelitian
Adapun prosedur kerja yang digunakan dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tinjauan Pustaka
Pembatasan Masalah
Survey Pendahuluan
Pengumpulan Data
Pengumpulan Data Primer:
8. Jumlah penumpang naik/turun ;
9. Waktu perjalanan kendaraan;
10. Waktu henti kendaraan di terminal;
11. Waktu antara ( headway );
12. Kecepatan perjalanan dan aksesibilitas.
Pengumpulan Data Sekunder:
4. Trayek Angkutan;
5. Rute Angkutan;
6. Jumlah Armada;
Rekapitulasi Data
Analisa Data
Kesimpulan dan Saran
Maksud dan Tujuan
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitan
3.3. Tahapan Analisis
Tahapan analisis yang akan dilakukan, yaitu:
Analisis Untuk Evaluasi Kinerja Pelayanan Angkutan Perkotaan
1) Pembagian indikator kinerja pelayanan angkutan yang akan dievaluasi;
2) Pengumpulan data-data primer dan sekunder;
3) Identifikasi dan klasifikasi data-data yang dikumpulkan dari hasil survey di
lapangan;
4) Pangkajian data untuk memperoleh parameter kinerja pelayanan angkutan
pada setiap trayek yang diteliti;
5) Analisis tiap parameter yang didapat;
6) Kesimpulan.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Skema evaluasi kinerja pelayanan angkutan dapat dilihat seperti gambar di
bawah ini:
Gambar 3.2 Diagram Alir Sistem Evaluasi
Indikator Kinerja Pelayanan yang akan Dievaluasi
Indikator Kualitas Kinerja Pelayanan:
5) Waktu Antara (Headway);
6) Waktu Henti Kendaraan di Terminal;
7) Kecepatan Perjalanan,Aksesibilitas;
8) Waktu Perjalanan.
5) Kerapatan
Indikator Efisiensi Kinerja Pelayanan:
4) Faktor Muatan (Load factor);
5) Utilitas
6) Faktor Operasional
Pengumpulan Data
Identifikasi dan Klasifikasi Data
Pengkajian Data
Analisis Tiap Parameter
Perbandingan Tiap Parameter dengan Standard yang Digunakan
Kesimpulan Hasil Evaluasi Tiap Indikator
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
3. 4. Survei pendahuluan
Survei pendahuluan adalah survey pada skala kecil yang dilakukan dan
merupakan bahan pertimbangan sebelum survey sesungguhnya dilaksanakan.
Sehingga dalam pelaksanaan survey dapat dilakukan secara terkoordinasi dan
terencana dengan baik serta data yang dijajaki diperoleh lengkap dan akurat.
Maksud dan tujuan survey pendahuluan dilakukan untuk mengetahui
tempat pemberhentian angkutan umum yang sering menaikkan dan menurunkan
penumpang.
Untuk mengetahui keadaan di lapangan sebelum melakukan survey
sesungguhnya, dilakukan survey awal terlebih dahulu di Stasiun MRT Tarutung dan
di stasiun MRT di Medan. Hal ini penting dalam menentukan tempat para surveyor
mengambil data primer dan data sekunder, sehingga data yang di ambil dapat
mewakili.
3. 5. Pengumpulan Data
Sebagaimana dengan tujuan akhir ini yaitu untuk mendapatkan tingkat
efektivitas dan efesiensi angkutan umum, maka pemilihan lokasi untuk penelitian
data ini adalah trayek Medan Tarutung dengan mengambil titik tinjauan antara
lain :
1. Stasiun Medan Raya Tour Medan ( untuk pengamatan di Kota Medan )
Untuk kedatangan dan keberangkatan penumpang dari maupun menuju Tarutung
maka surveyor mengamati di Stasiun MRT di jalan Sisinga Mangaraja Medan.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
2. Stasiun Medan Raya Tour Tarutung ( untuk pengamatan di kota Tarutung )
Untuk pengamatan di Tarutung, dilakukan di Stasiun MRT jalan D.I. Panjaitan
Tarutung, baik yang berangkat ke Medan maupun untuk kedatangan dari Medan.
3. 6. Data yang dibutuhkan
Data-data yang dibutuhkan dalam penlitian ini meliputi data primer dan
data sekunder, yang diuraikan sebagai berikut :
1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dengan cara pengamatan langsung di lapangan,
seperti jumlah penumpang, jarak tempuh, waktu keberangkatan. Juga
wawancara kepada penumpang untuk mengetahui jarak tempat tinggal ke
terminal, ketersediaan moda ke terminal, waktu tempuh ke terminal, dan
waktu menunggu. Wawancara kepada supir mengenai jarak tempuh satu
harian.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh tidak dari survey langsung ke lapangan melainkan
dari beberapa sumber seperti instansi yang terkait maupun dari studi literatur,
seperti peta jaringan jalan dan jumlah bus yang beroperasi.
3. 7. Pelaksanaan Pengamatan
Sebelum pengambilan data melalui survey ke lapangan terlebih dahulu
dilakukan survey pendahuluan ke lokasi untuk mengetahui kondisi lapangan, tempat
melakukan pengamatan dan kendala yang akan dihadapi.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Pengamatan langsung dan wawancara di lapangan dilakukan mulai dari jam
08.00 WIB hingga jam 17.00 WIB. Adapun data yang diperoleh dipergunakan untuk
perhitungan waktu tempuh angkutan umum, jarak tempuh angkutan umum, jumlah
angkutan umum yang beroperasi, waktu menunggu angkutan umum, jumlah
penumpang, dan hasil wawancara.
3. 8. Waktu Pengamatan
Pada penelitian ini pengamatan langsung dilakukan selama 3 hari
dalam satu minggu dengan pengamatan dimaulai dari jam 08.00 Wib hingga jam
17.00 Wib yakni hari Senin dan Rabu serta hari Sabtu mewakili hari libur.
3. 9. Penentuan Sampel
Pada pengambilan data dengan melakukan wawancara tidak semua
penumpang dan supir diwawancarai melainkan dengan menggunakan sampel dari
populasi yang ada. Besarnya sampel dapat ditentukan dengan menggunakan
asumsi populasi ( N ) mempunyai data yang mengikuti distribusi normal dimana
akan memiliki deviasi antara suatu data dengan lainnya sehingga menimbulkan
Standard Deviasi ( SD ) dan Standard Error ( SE ) tertentu. Dengan
menggunakan level of confidence 95 % dan level of significant 5 %, dimana pada
survei pendahuluan akan diperoleh nilai standard deviasi dan standard error.
Untuk mendapatkan banyaknya sampel yang diperlukan pada survei sebenarnya
digunakan rumus :
1. Untuk populasi tak hingga : n =SD
2
........................................... 3.1
SE
2
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
2. Untuk populasi terhingga : n = n
n = N x Z
2
x x P P x x ( (1 1- - P P) ) / N x G
2
+ Z
2
x P x (1- P)
dimana :
n = Jumlah sampel
N =Ukuran populasi
Z = Tingkat keandalan; jika tingkat keandalan =95 % maka Z =1,96, jika tingkat
keandalan =90 % maka Z =1,645.
P = Proporsi Populasi, besarnya 0,5
G = Galat pendugaan (sampling error)
Dari rumus di atas dengan mengasumsikan nilai P=0,5 maka akan
menghasilkan nilai ragam populasi P(1-P) terbesar dan dengan demikian akan
menghasilkan kemungkinan ukuran contoh terbesar pula. Berdasarkan penetapan
P=0,5 maka berbagai keraguan tidak diperlukan lagi karena akan menghasilkan
ukuran sampel (n) terbesar.
3.10. Parameter Efektifitas dan Efisien
........................................ 3.2
1+n/N
Penentuan jumlah sampel juga dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Suatu angkutan umum dapat dikatakan efektif melalui penilaian atas beberapa
parameter. Parameter yang biasa digunakan dalam penilaian efektivitas meliputi
yang menyangkut keberadaan stasiun dan jalur trayek tempat tinggal penduduk
seperti jarak, waktu tempuh, kondisi jaringan jalan, yang sering disebut dengan
parameter aksesibilitas penumpang ke stasiun, yang menyangkut pengaturan jadwal
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
angkutan umum yaitu parameter kerapatan dan frekuensi headway angkutan umum,
yang menyankut waktu perjalanan yaitu parameter kecepatan perjalanan rata rata
waktu tempuh rata rata. Pada penelitian ini penilaian atas efektif difokuskan kepada
kelima parameter ini sehingga diperoleh seberapa efektifkah angkutan umum bus
Medan Raya Tour (MRT) yang melayani trayek kota Medan Tarutung.
Efesien dinilai dari parameter yang menyangkut tingkat operasional angkutan
umum yaitu parameter waktu tunggu rata rata penumpang angkutan umum yang
tergantung pada jadwal keberangkatan angkutan umum, yang menyangkut tingkat
pengisian penumpang yaitu faktor muat penumpang dan yang menyangkut faktor
utilitas angkutan umum dengan menggunakan parameter jarak tempuh rata rata
angkutan umum dalam satu harian. Dari ketiga parameter ini akan ditinjau seberapa
efisienkah angkutan umum bus MRT yang melayani trayek kota Medan Tarutung.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
BAB IV
PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA
4. 1. Kawasan Jalan Medan Tarutung
Jalan Medan Tarutung merupakan bagian dari jalur transportasi darat
Trans-Sumatera. Oleh karenanya berstatus jalan nasional dengan fungsi jalan
arteri primer luar kota. Dalam skala Sumatera Utara jalan Medan Tarutung
merupakan jalan utama penghubung kota Medan Tarutung merupakan terusan
jalan Tarutung. Jalan Medan Tarutung ini merupakan jaringan jalan 2 arah dan
memiliki 2 lajur dengan lebar jalan 7 meter dan panjang jalannya 277 km
dengan kondisi jaringan jalan yang baik.
4. 1. 1. Jalan Trayek Angkutan Umum
Pada sistem transportasi dapat dilihat bahwa kondisi keseimbangan dapat
terjadi pada beberapa tingkat. Yang paling sederhana adalah keseimbangan pada
sistem jaringan jalan. Setiap pelaku berjalan mencari rute terbaik masing-masing
yang meminimumkan biaya perjalanan (misalnya waktu). Hasilnya mereka
mencoba mencari beberapa rute alternatif yang akhirnya berakhir pada suatu pola
rute yang stabil setelah beberapa kali mencoba-coba. Berdasarkan hasil
pengamatan langsung di lapangan diperoleh jalur gerak (rute) angkutan umum
Medan Tarutung sebagai berikut :
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
1. Rute angkutan umum bus trayek kota Medan ke Tarutung. Lintasan yang dilalui
angkutan umum trayek kota Medan ke Tarutung meliputi : Stasiun Medan
Tanjung Morawa Lubuk Pakam Perbaungan Sei Rampah Tebing Tinggi
Pematangsiantar Prapat Porsea Balige Siborong-borong Tarutung.
2. Rute angkutan umum bus trayek kota Tarutung ke Medan. Lintasan yang dilalui
angkutan umum trayek kota Tarutung ke Kota Medan meliputi : Stasiun
Tarutung Siborong-borong Balige Porsea Prapat Pematangsiantar
Tebing Tinggi Sei Rampah Perbaungan Lubuk Pakam Tanjung Morawa
Medan.
4. 1. 2. Penyediaan Jasa Angkutan Umum
Pengadaan angkutan penumpang angkutan umum trayek kota Medan
Tarutung diselenggarakan oleh perangkutan penumpang KPUM MEDAN RAYA
TOUR yang merupakan bus kecil dengan jumlah tempat duduk untuk
penumpang sebanyak 14 tempat duduk. Adapun jumlah armada pengangkutan
umum MEDAN RAYA TOUR jurusan Medan Tarutung sebanyak 135
unit.
4. 1. 3. Masalah Angkutan Umum
Berdasarkan hasil wawancara dengan penumpang dan supir terdapat
keluhan keluhan yang disampaikan mengenai permasalahan angkutan umum
yakni :
I. Keluhan dari penumpang
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
1. Kenyamanan di dalam bus masih kurang
2. Kondisi sebahagian angkutan umum sudah jelek
3. Pengemudi yang sering ugal ugalan di jalan
4. Tarif angkutan yang selalu meningkat.
II. Keluhan dari para supir
1. Persaingan antar bus yang satu dengan yang lalin semakin besar sehingga
susah mendapat penumpang.
2. Harga bahan bakar minyak ( BBM ) tidak pernah turun.
4. 2. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan pada setiap jam 08.00 WIB hingga jam
17.00 WIB pada tanggal 4 Agustus 2008, 6 Agustus 2008 serta 9 Agustus 2008
yang berturut-turut hari Senin, Rabu dan Sabtu. Surveyor ditempatkan di satsiun
MRT Medan dan stasiun MRT Tarutung. Untuk mendapatkan besaran parameter
yang akan ditinjau pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan penentuan
besarnya sampel yang akan diambil melalui survei lapangan maupun interview.
Untuk pengambilan data melalui wawancara dilakukan di stasiun bus MRT
sebelum keberangkatan. Tidak semua penumpang akan diwawancarai, akan tetapi
diambil sampel secara random, yang artinya tiap tiap subjek dalam populasi diberi
kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel.
Penentuan jumlah sampel untuk kendaraan penumpang angkutan umum,
penumpang dan supir menggunakan teori convinience sampling yaitu pengambilan
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
sampel berdasarkan asumsi peneliti (dalam hal ini penulis). Sehingga jumlah sampel
yang akan digunakan adalah 20 sampel.
4. 3. Aksesibilitas
Untuk menentukan tingkat aksesibilitas ke stasiun ada beberapa faktor
sebagai parameter yaitu jarak tempat tinggal ke stasiun, waktu tempuh ke stasiun,
angkutan yang tersedia dan kondisi jaringan jalan.
4. 3. 1. Jarak Tempat Tinggal ke Stasiun Bus MRT
Dari data yang diperoleh dari hasil wawancara penumpang pada lampiran 3,
dapat kita variasi jarak tempat tinggal penumpang ke stasiun. Pada data ini,
parameter jarak kita kelompokkan kedalam 5 kelas dengan interval 1 km. Kemudian
persentase masing masing kelas dapat kita hitung dengan membagikan frekuensi
penumpang pada masing masing kelas dengan frekuensi total. Penelitian mengenai
jarak tempat tinggal ke stasiun ini terdiri atas dua penelitian, yaitu penelitian jarak
tempat tinggal ke satasiun Medan Raya Tour (MRT) di Medan ( J l. S. M. Raja) dan
jarak tempat tinggal ke Stasiun MRT di Tarutung (J l. D. I. Panjaitan), secara lengkap
dapat kita lihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1. Jarak Tempat Tinggal ke Stasiun Bus MRT Tarutung
No Jarak ke Stasiun
Frekuensi Penumpang
(orang)
Persentase (%)
1
2
3
4
5
0 - 0,9 km
1 - 1,9 km
2 2,9 km
3 4 km
>4 km
2
3
3
3
9
10
15
15
15
45
Jumlah 20 100
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.1. di atas dapat dilihat bahwa jarak tempat tinggal ke stasiun
bus MRT adalah bervariasi, jarak tempat tinggal ke stasiun yang terbanyak adalah
sejauh lebih dari 4 km (45 %),sedangkan untuk jarak 0-0,9 km sebanyak 2 orang (10
%), jarak 1-1,9 km sebanyak 3 orang (15 %), jarak 2-2,9 km sebanyak 3 orang (15
%), jarak 3-4 km sebanyak 3 orang (15 %).
Untuk jarak tempat tinggal ke stasiun bus MRT Medan, secara lengkap
dapat kita lihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2. Jarak Tempat Tinggal ke Stasiun Bus MRT Medan
No Jarak ke Stasiun
Frekuensi Penumpang
(orang)
Persentase (%)
1
2
3
4
5
0 - 0,9 km
1 - 1,9 km
2 2,9 km
3 4 km
>4 km
1
4
2
5
8
5
20
10
25
40
Jumlah 20 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.2. di atas dapat dilihat bahwa jarak tempat tinggal ke stasiun
bus MRT juga bervariasi, jarak tempat tinggal ke stasiun yang terbanyak adalah
sejauh lebih dari 4 km (40 %),sedangkan untuk jarak 0-0,9 km sebanyak 1 orang (5
%), jarak 1-1,9 km sebanyak 4 orang (20 %), jarak 2-2,9 km sebanyak 2 orang (10
%), jarak 3-4 km sebanyak 5 orang (25 %).
4. 3. 2. Moda Angkutan ke Stasiun Bus MRT
Jenis moda angkutan yang digunakan ke stasiun bus MRT dibagi menjadi 4,
yaitu kendaraan pribadi, angkutan umum, becak dan jalan kaki, akan tetapi karena
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
yang menggunakan moda becak dari hasil wawancara tidak ada maka moda becak
ditiadakan. Kemudian persentase masing-masing moda dihitung dengan membagikan
frekuensi penumpang dengan masing-masing moda dengan frekuensi penumpang
total. Penggunaan moda angkutan ke stasiun bus MRT Tarutung, secara lengkap
dapat kita lihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Moda Angkutan yang digunakan ke Stasiun Bus MRT Tarutung
No
Moda yang
Digunakan
Frekuensi Penumpang
(orang)
Persentase
(%)
1
2
3
Kendaraan Pribadi
Angkutan Umum
Jalan Kaki
4
15
1
20
75
5
Jumlah 20 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.3. dapat kita lihat bahwa moda terbanyak yang digunakan ke
stasiun bus MRT Tarutung adalah angkutan umum (75%), sedangkan paling sedikit
adalah dengan jalan kaki (5%), sedangkan yang menggunakan kendaraan pribadi
sebesar 4 orang (20%).
Penggunaan moda angkutan ke stasiun bus MRT Medan, secara lengkap
dapat kita lihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Moda Angkutan yang digunakan ke Stasiun Bus MRT Medan
No Moda yang Digunakan Frekuensi Penumpang (orang)
Persentase
(%)
1
2
Kendaraan Pribadi
Angkutan Umum
6
14
30
70
Jumlah 20 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Dari tabel 4.4. dapat kita lihat bahwa moda terbanyak yang digunakan ke
stasiun bus MRT Medan adalah dengan menggunakan angkutan umum (70%),
sedangkan yang menggunakan kendaraan pribadi sebesar 6 orang (30%).
4. 3. 3. Waktu Tempuh ke Stasiun Bus MRT
Parameter waktu tempuh yang didapat dari hasil wawancara dibagi menjadi
5 kelas dengan interval 10 menit. Kemudian persentase masing masing interval
waktu dapat diperoleh dengan membagikan frekuensi penumpang masing masing
interval waktu dengan frekuensi penumpang total. Untuk waktu tempuh yang
diperlukan ke stasiun bus MRT Tarutung dapat kita lihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Waktu Tempuh ke Stasiun Bus MRT Tarutung
No
Waktu Tempuh ke
Stasiun
Frekuensi Penumpang
(orang)
Persentase (%)
1
2
3
4
5
0 10 menit
11 20 menit
21 30 menit
31 40 menit
>40 menit
3
3
2
2
10
15
25
10
10
50
Jumlah 20 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.5. diperoleh waktu tempuh terbanyak adalah yang lebih dari 40
menit (50%) dan yang paling sedikit adalah antara 21 30 menit (10%) dan antara
31 40 menit (10%), sedangkan 0 10 menit dan 11 20 menit sebanyak 3 orang
(15%).
Untuk waktu tempuh yang diperlukan ke stasiun bus MRT Medan dapat
kita lihat pada tabel 4.6.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Tabel 4.6. Waktu Tempuh ke Stasiun Bus MRT Medan
No
Waktu Tempuh ke
Terminal
Frekuensi Penumpang
(orang)
Persentase (%)
1
2
3
4
5
0 10 menit
11 20 menit
21 30 menit
31 40 menit
>40 menit
3
3
2
2
10
15
15
10
10
50
Jumlah 20 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.6. diperoleh waktu tempuh yang sama dengan waktu tempuh ke
stasiun bus MRT di Tarutung.
4. 4. Kerapatan
Kerapatan atau konsentrasi kendaraan rata rata adalah ukuran yang
menyatakan rata rata jumlah kendaraan perlajur gerak per jalan dengan panjang
tertentu pada pengamatan. Besarnya kerapatan dapat dihitung dari data lalu lintas
pada lampiran 1.
Contoh perhitungan : menghitung kerapatan angkutan umum bus MRT dari Medan
ke Tarutung pada hari senin.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
=
=
=
n
i
n
i
Si T
mi n
k
1
1
Dimana : k =konsentrasi kendaraan rata rata dalam periode waktu T
T =Waktu pengamatan
Mi =Waktu yang diperegunakan kendaraan I di jalan (I=1,2,3,,n)
Si =Jarak yang ditempuh kendaraan I dijalan (I=1,2,3,,n)
N =Jumlah kendaraaan yang ada di jalan dalam peride T
Maka kendaraan dapat dihitung :
) 277 22 ( 540
) 367 365 376 374 370 372 374 367 377 368
374 368 374 366 361 365 366 369 368 376 373 385 ( 22
k
+ + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + +
=
277 22 540
8182 22
k
=
km kendaraan/ 0,0547 k=
Jadi didapat kerapatan angkutan umum bus MRT dari Medan ke Tarutung pada hari
senin sebesar 0,0547 kendaraan/km.
Untuk kerapatan bus MRT dari Medan ke Tarutung untuk hari lainnya dapat dilihat
pada tabel 4.7.
Tabel 4.7. Kerapatan Angkutan Umum Bus MRT dari Medan ke Tarutung
No Hari Kerapatan (kendaraan/km)
1 Senin 0,0547
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
2 Rabu 0,0463
3 Sabtu 0,0541
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.7. dapat dilihat bahwa kerapatan kendaraan dari Medan ke
Tarutung paling tinggi adalah hari Senin sebesar 0.0547 kendaraan/km dan kerapatan
kendaraan yang paling rendah pada hari Rabu sebesar 0,0463 kendaraan/km.
Untuk kendaraan bus MRT dari Tarutung menuju Medan dapat dilihat pada
tabel 4.8.
Tabel 4.8. Kerapatan Angkutan Umum Bus MRT dari Tarutung ke Medan
No Hari Kerapatan (kendaraan/km)
1 Senin 0,0473
2 Rabu 0,0518
3 Sabtu 0,0545
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.8. dapat dilihat bahwa kerapatan kendaraan dari Tarutung
menuju Medan paling tinggi adalah hari Sabtu sebesar 0.0545 kendaraan/km dan
kerapatan kendaraan yang paling rendah pada hari Senin sebesar 0,0473
kendaraan/km.
4. 5. Kecepatan Perjalanan Rata Rata
Kecepatan perjalanan rata rata dapat dihitung dengan membagikan 2
waktu tempuh rata rata dengan panjang jarak. Dari data lampiran 1 diperolah waktu
tempuh dan jarak tempuh.
Contoh perhitungan : menghitung kecapatan rata rata angkutan umum bus
MRT dari Medan ke Tarutung pada hari Senin.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
u =
=
=
n
i
n
i
mi
Si
1
1
Dimana : u =kecapatan rata rata dengan satuan km/jam
Si =jarak yang ditempuh kendaraaan i di jalan (i=1,2,3,...n)
m
i
=waktu yang dipergunakan kendaraan i di jalan (i=1,2,3,.n )
maka :
u =
) 367 365 376 374 370 372 374 367 377 368 374
368 374 366 361 365 366 369 368 376 373 385 (
277 22
+ + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + +
u =
8182
6094
u =0,745 km/menit
u =0,745 x 60 =44.688 km/jam
Kecepatan rata rata angkutan umum bus MRT dari Medan ke Tarutung per hari
dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Kecepatan Rata Rata Angkutan Umum Bus MRT dari Medan ke
Tarutung
No. Hari
Jarak
Tempuh (km)
Waktu Tempuh
Rata Rata
(menit)
Kecepatan Rata
Rata (km/jam)
1 Senin 277 371,91 44,69
2 Rabu 277 364,84 45,55
3 Sabtu 277 367,91 45,17
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Dari tabel 4.9. dapat diperoleh kecapatan rata rata bus MRT pada hari
Senin 44,69 km/jam, hari Rabu 45,55 km/jam, hari Sabtu 45,17 km/jam
Kecepatan rata rata angkutan umum bus MRT dari Tarutung ke Medan
per hari dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10. Kecepatan Rata Rata Angkutan Umum Bus MRT dari Tarutung
ke Medan
No. Hari
Jarak Tempuh
(km)
Waktu Tempuh
Rata Rata
(menit)
Kecepatan Rata
Rata (km/jam)
1 Senin 277 372,79 44,58
2 Rabu 277 369,05 45,04
3 Sabtu 277 370,91 44,81
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.10. dapat diperoleh kecapatan rata rata bus MRT pada hari
Senin 44,58 km/jam, hari Rabu 45,04 km/jam, dan hari Sabtu 44,81 km/jam.
4. 6. Frekuensi Headway
Headway adalah merupakan ukuran yang menyatakan jarak atau waktu
ketika bagian depan kendaraan yang berurutan melewati suatu titik pengamatan pada
ruas jalan.
Headway berdasarkan waktu rata rata dapat dihitung dari data lalu lintas
pada lampiran 1, dengan menghitung rata-rata perbedaan waktu berangkat antara dua
bus yang berurutan.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Contoh perhitungan : menghitung headway waktu rata rata angkutan bus
MRT dari Medan ke Tarutung untuk hari Senin.
ht =
( ) 1 bus jumlah
bus dua antara tn keberangka waktu selisih Jumlah
21
25 28 12 23 21 21 27
22 35 18 31 21 20 25 26 33 23 29 18 30 32
+ + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + +
= ht
ht =
21
520
ht =24,76 menit
Untuk headway waktu rata-rata dari stasiun MRT ( J l. S. M. Raja ) Medan dapat
dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11. Headway Waktu Rata Rata Angkutan Umum Bus MRT dari
Medan
No. Hari Headway (menit)
1 Senin 24,76
2 Rabu 25,94
3 Sabtu 25,24
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.11. diperoleh headway waktu rata rata terbesar pada hari
Rabu yaitu 25,94 menit, dan terendah pada hari Senin yaitu 24,76 menit.
Untuk headway waktu rata rata dari stasiun bus MRT (J l. D. I. Panjaitan)
Tarutung dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12. Headway Waktu Rata Rata Angkutan Umum Bus MRT dari
Tarutung
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
No. Hari Headway (menit)
1 Senin 29,00
2 Rabu 24,05
3 Sabtu 23,91
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.12. diperoleh headway waktu rata rata bus MRT dari stasiun
Tarutung terbesar pada hari Senin yaitu 29,00 menit, dan terendah pada hari Sabtu
yaitu 23,91 menit.
Headway berdasarkan jarak dapat diperoleh dengan membagikan 1 kepada
kerapatan, karena head jarak adalah kebalaikan dari kerapatan.
Contoh perhitungan: headway jarak angkutan umum bus MRT dari Medan ke
Tarutung
hd =1/k
hd =1/0,0547
hd =18,28 km
Untuk headway jarak rata-rata dari stasiun bus MRT Medan dapat kita lihat
pada tabel 4.13.
Tabel 4.13. Headway Jarak Rata Rata Angkutan Umum Bus MRT dari
Stasiun Medan
No. Hari Kerapatan (kendaraan/km) Headway (Km)
1 Senin 0,054 18,28
2 Rabu 0,046 21,74
3 Sabtu 0,054 18,48
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Dari tabel 4.13. dapat diperoleh headway jarak rata rata dari stasiun bus
MRT Medan yang terbesar adalah pada hari Rabu yaitu 21,74 km, sedangkan
headway jarak rata rata terkecil yaitu pada hari Senin sebesar 18,28 km.
Untuk headway jarak rata rata dari stasiun bus MRT Tarutung dapat kita
lihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14. Headway Jarak Rata rata Angkutan Umum Bus MRT dari
Stasiun Tarutung
No. Hari Kerapatan (kendaraan/km) Headway (Km)
1 Senin 0,047 21,28
2 Rabu 0,052 19,23
3 Sabtu 0,054 18,52
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.14. dapat diperoleh headway jarak rata rata dari stasiun bus
MRT Tarutung yang terbesar adalah pada hari Senin yaitu 21,28 km, sedangkan
headway jarak rata rata terkecil yaitu pada hari Sabtu sebesar 18,52 km.
4. 7. Tingkat Operasional
Tingkat operasional angkutan umum ditinjau dari waktu menunggu rata
rata angkutan umum oleh penumpang. Tingkat operasional dapat diperoleh dengan
membagi dua headway waktu rata rata. Tingkat operasinal bus MRT dari Medan ke
Tarutung dapat kita lihat pada tabel 4.15.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Tabel 4.15. Tingkat Operasional Angkutan Umum Bus MRT dari Medan ke
Tarutung
No Hari Headway (menit)
Tingkat Operasional
(menit)
1 Senin 24,76 12,38
2 Rabu 25,94 12,97
3 Sabtu 25,24 12,62
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.15. diperoleh tingkat operasional bus MRT dari Medan ke
Tarutung yang terbesar pada hari Rabu sebesar 12,97 menit, dan terkecil pada hari
Senin sebesar 12,38 menit.
Tingkat operasional bus MRT dari Tarutung ke Medan dapat kita lihat pada
tabel 4.16.
Tabel 4.16. Tingkat Operasional Angkutan Umum Bus MRT dari Tarutung ke
Medan
No Hari Headway (menit)
Tingkat Operasional
(menit)
1 Senin 29,00 14,50
2 Rabu 24,05 12,02
3 Sabtu 23,90 11,95
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.16. diperoleh tingkat operasional bus MRT dari Tarutung ke
Medan yang terbesar pada hari Senin sebesar 14,5 menit, dan terkecil pada hari
Sabtu sebesar 11,95 menit.
4. 8. Faktor Muat Penumpang
Faktor muat penumpang adalah sebagai perbandingan antara banyaknya
penumpang per jarak dengan kapasitas penumpang total. Faktor muat penumpang
dapat kita peroleh dengan cara membagikan jumlah penumpang dengan kapasitas
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
tempat duduk angkutan umum untuk setiap periode survey. Untuk faktor muatan
penumpang bus MRT dari Medan Tarutung per hari dapat kita lihat pada tabel
4.17.
Tabel 4.17. Faktor Muat Penumpang Angkutan Umum Bus MRT dari Medan
Tarutung
No Hari Faktor Muat Penumpang (%)
1 Senin 77,92
2 Rabu 76,69
3 Sabtu 83,44
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.17. dapat kita lihat bahwa faktor muatan penumpang bus MRT
dari Medan Tarutung terbesar pada hari Sabtu (83,44 %) dan terkecil pada hari
Rabu (76,69 %).
Untuk faktor muat penumpang bus MRT dari Tarutung Medan per hari
dapat kita lihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18. Faktor Muat Penumpang Angkutan Umum Bus MRT dari
Tarutung Medan
No Hari Faktor Muat Penumpang (%)
1 Senin 78,95
2 Rabu 80,61
3 Sabtu 87,34
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.18. dapat kita lihat bahwa faktor muatan penumpang bus MRT
dari Tarutung Medan terbesar pada hari Sabtu (87,34 %) dan terkecil pada hari
Senin (78,95 %), sedangkan pada hari Rabu =80,61 %.
4. 9. Utilitas
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Utilitas merupakan rata rata jarak tempuh rata rata angkutan umum
perhari, yang diperoleh dari hasil wawancara dengan supir bus MRT, seperti tertera
pada lampiran 3. Pengelompokan jarak tempuh harian bus MRT dapat dilihat pada
tabel 4.19.
Tabel 4.19. Jarak tempuh Harian Angkutan Umum Bus MRT
No Jarak Tempuh Harian Jumlah Supir (orang)
1
2
277 km (1 rit)
554 km (2 rit)
15
5
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.19. diperoleh jarak tempuh harian bus MRT adalah 277 km (1
rit) sebanyak 15 orang dan sejauh 554 km (2 rit) sebanyak 5 orang.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
BAB V
ANALISIS DATA
Hasil pengolahan data yang dipergunakan sebagai dasar untuk
mendapatkan tingkat efektivitas dan efisiensi angkutan umum bus trayek Medan
Tarutung dengan kondisi yang ada. Data yang diperlukan untuk mendapat tingkat
efektivitas angkutan umum antara lain aksesibilitas, kerapatan, kecepatan rata-rata,
dan frekuensi headway. Sehingga dari keempat parameter ini dapat diperoleh
seberapa efektivi angkutan umum yang melayani trayek Medan Tarutung.
Untuk mendapatkan tingkat efisiensi dilihat dari konsep persediaan sarana
dan prasarana dengan penggunaannya seperti parameter tingkat operasional, faktor
muatan penumpang, dan utilitas angkutan umum. Sehingga dari ketiga parameter ini
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
akan diperoleh seberapa efisien angkutan umum yang melayani trayek kota Medan
Tarutung.
5.1. Aksesibilitas
J ika tata guna lahan saling berdekatan serta hubungan transportasi antar tata
guna lahan mempunyai kondisi yang baik maka dikatakan aksesibilitasnya tinggi.
Dan dari hasil analisa dapat dikatakan bahwa penilaian aksesibilitas dari tempat
tinggal ke stasiun angkutan umum MRT dapat dikategorikan sebagai aksesibilitas
tinggi. Hal ini berlaku untuk stasiun MRT Medan dan stasiun MRT Tarutung. Sebab
dari hasil pengolahan data diperoleh :
- kondisi jaringan jalan yang menghubungkan tempat tinggal dengan stasiun angkutan
termasuk dalam kategori baik,
- angkutan yang melayani penumpang dari tempat tinggal ke stasiun juga tersedia,
- waktu tempuh yang diperlukan untuk mencapai stasiun angkutan dapat dikatakan
cukup singkat,
Dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi antara kedua tata guna lahan
tersebut maka dapat dikatakan bahwa angkutan umum MRT yang melayani trayek
Kota Medan Tarutung efektif.
5.2. Kerapatan
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai nilai kerapatan kendaraan
angkutan untuk keberangkatan dari Tarutung, antara lain :
Hari Senin = 0,0473 Kend/Km
Hari Rabu = 0,0518 Kend/Km
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Hari sabtu = 0,0545 Kend/Km
dengan nilai rata rata kerapannya adalah 0,0512 Kend/Km
Sedangkan nilai kerapatan kendaraan untuk keberangkatan dari Medan
antara lain :
Hari Senin = 0,0547 Kend/Km
Hari Rabu = 0,0463 Kend/Km
Hari sabtu = 0,0541 Kend/Km
dan rata rata kerapatannya adalah 0,0517 Kend/Km
Dengan nilai kerapatan yang sangat rendah tersebut maka dapat dikatakan
angkutan umum MRT belum efektif.
5.3. Kecepatan Rata Rata
Untuk kecepatan rata rata sendiri nilai kecepatan yang dihitung adalah
kecepatan perjalanan dimana waktu perjalanan adalah waktu yang dibutuhkan oleh
kendaraan untuk melewati seksi jalan yang disurvey termasuk waktu berhenti karena
hambatan-hambatan.
Dan hasil pengolahan data diperoleh nilai kecepatan rata rata perjalanan
angkutan umum MRT, antara lain :
MRT keberangkatan dari Medan ke Tarutung : hari senin =44,69 Km/jam, rabu =
45,55 Km/jam, dan hari sabtu =45,17 Km/jam.Nilai rata ratanya adalah =45,14
Km/J am.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
MRT keberangkatan dari Tarutung ke Medan : hari senin =44,58 Km/jam, rabu =
45,04 Km/jam dan hari sabtu =44,81 Km/jam. Nilai rata ratanya adalah =44,81
Km/J am.
Dari analisa di atas, jika dibandingkan dengan standar kecepatan rata-rata
perjalanan angkutan umum luar kota oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
yaitu sebesar 25 km/jam, maka sebagai angkutan luar kota dapat dikatakan bahwa
kecepatan perjalanan rata rata angkutan trayek KPUM MRT Medan Tarutung
cukup efektif.
5.4. Headway
Hasil pengolahan data memberikan bahwa selang waktu rata rata antara
kendaraan pertama dengan kendaraan berikutnya untuk keberangkatan dari Medan
pada hari senin sebesar 24,76 menit,
pada hari rabu sebesar 25,94 menit,
pada hari sabtu sebesar 25,24 menit,
maka jika diambil rata ratanya sebesar 25,31 menit.
Untuk headway waktu rata rata keberangkatan bus angkutan penumpang MRT dari
Tarutung pada hari senin =29.00 menit,
pada hari rabu =24,05 menit,
pada hari sabtu =23,91 menit,
maka nilai rata ratanya =25,65 menit.
J ika dibandingkan dengan standar headway bus kota yang dikeluarkan oleh
World Bank yaitu sebesar 10-20 menit,Dari hasil ini menunjukkan bahwa headway
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
angkutan umum KPUM MRT yang melayani trayek Medan Tarutung atau
sebaliknya dapat dikatakan kurang efektif.
5.5. Tingkat Operasional
Tingkat operasional angkutan umum ditinjau dari waktu menunggu rata
rata angkutan umum oleh penumpang. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh
waktu menunggu penumpang angkutan umum MRT untuk keberangkatan dari
Medan pada hari senin =12, 38 menit,
pada hari rabu =12,97 menit,
pada hari sabtu =12,62 menit,
dengan rata rataya =12,66 menit
Sementara untuk keberangkatan dari Tarutung antara lain :
Hari senin =14,50 menit
Hari rabu =12,02 menit
Hari sabtu =11,95 menit
Dengan rata ratanya =12,82 menit.
Berdasarkan hasil wawancara dengan penumpang bahwa waktu tunggu
rata-rata diperlukan yaitu sebesar 19.00 menit. Hal ini berbeda dibanding dengan
hasil yang diperoleh berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan rumus. Jadi,
jika ditinjau dari parameter tingkat operasionalnya yakni menurut World Bank
dengan waktu menunggu maksimum adalah 10 20 menit,dapat dikatakan bahwa
angkutan MRT yang melayani trayek Medan Tarutung atau sebaliknya dengan
jarak perjalanan yang cukup panjang cukup efisien.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
5.6. Faktor muatan penumpang
Hasil perhitungan Faktor muatan penumpang angkutan umum MRT untuk
keberangkatan dari medan antara lain :
hari senin =77,92%
hari rabu =76,69%
hari sabtu =83, 44%,
dan rata rata untuk keberangkatan dari Medan sebesar 79.35%.
Sedangkan untuk keberangkatan dari Tarutung antara lain :
hari senin =78,95%
hari rabu =80,61%
hari sabtu =87,34%,
dan rata rata untuk keberangkatan dari Tarutung =82,29%.
Menurut parameter World Bank dan DLLAJ memberikan batasan faktor
muatan penumpang sebesar 70%. Karena muatan penumpang rata-rata sudah
memenuhi kapasitas normal penumpang, maka angkutan umum MRT dapat
dikatakan efisien.
5.7. Utilitas
Dari Hasil wawancara supir diperoleh keterangan jarak tempuh angkutan
harian yaitu 277 554 (1 2 rit). Maka jika dibandingkan dengan standard yang
diberikan World Bank sebesar 230 260 km/kend/hari, yang tentunya untuk kondisi
jaringan jalan yang baik. Dilihat dari hasil ini dapat dikatakan bahwa angkutan MRT
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
yang melayani trayek Medan Tarutung dilihat dari parameter jarak tempuh harian
tidak efisien karena melampaui standard yang ada.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil adalah dengan pengamatan padaanalisis data
yang diperoleh dari hasil survey dan wawancara serta dengan membandingkannya
dengan parameter parameter yang ada.
A. Ditinjau dari segi efektivitas :
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
1. Tingkat aksesibilitas dari tempat tinggal ke terminal dikatakan sebagai tingkat
aksesibilitas yang cukup tinggi, dengan melihat :
- kondisi jaringan jalan yang menghubungkan kedua tata guna lahan tersebut
dapat dikatakan baik,
- angkutan yang selalu tersedia,
- serta waktu yang ditempuh cukup singkat.
2. Kerapatan atau jumlah kendaraan per panjang jalan rute yang diamati
diperoleh:
- kerapatan kendaraan rata rata dari Medan 0,0512 kend/km,
- kerapatan kendaraan dari Tarutung 0,0517 kend/km.
Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pelayanannya yang kurang efektif
dengan melihat nilai kerapatan yang begitu rendah. Maka tingkat pelayanan bus
angkutan MRT belum baik.
3. Dilihat dari kecepatan perjalanan rata rata angkutan bus MRT, nilai rata
rata setiap harinya antara lain :
- Untuk keberangkatan dari Medan adalah 45,14 Km/jam
- Untuk keberangkatan dari Tarutung adalah 44,81 Km/jam
Masih belum efektif dengan membandingkan standard yang diberikan oleh
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat yaitu kecepatan perjalanan efektif sebesar
25 km/jam.
Maka tingkat pelayanan bus angkutan MRT masih kurang baik.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
4. Dengan nilai headway rata rata setiap harinya yang diperoleh untuk
keberangkatan dari Medan 25,31 menit dan untuk keberangkatan dari
Tarutung 25,65 menit. Bila dibandingkan dengan standard World Bank yaitu
headway sebesar 10-20 menit, maka pengaturan jadwal bus angkutan umum
MRT trayek Medan Tarutung belum efektif.
Dengan kata lain tingkat pelayanan bus MRT belum baik.
B. Ditinjau dari segi Efisiensi :
1. Dari perhitungan tingkat operasional kendaraan diperoleh rata rata setiap
harinya untuk keberangkatan dari Medan 12,66 menit dan untuk
keberangkatan dari Tarutung 12,82 menit. Hasil ini menunjukkan bahwa para
penumpang tidak terlalu lama menunggu angkutan. Sedangkan hasil dari
wawancara penumpang, waktu tunggu rata-rata sebesar 19.00 menit. Menurut
World Bank dengan waktu menunggu maksimum adalah 10 20 menit,dapat
dikatakan bahwa angkutan MRT yang melayani trayek Medan Tarutung
atau sebaliknya dengan jarak perjalanan yang cukup panjang cukup efisien.
Maka dalam hal waktu tunggu penumpang, tingkat pelayanan bus angkutan
MRT sudah baik.
2. Dari hasil perhitungan faktor muatan penumpang rata rata untuk
keberangkatan dari Medan pada 79.352% dan untuk keberangkatan dari
Tarutung 82.298% menunjukkan faktor muatan penumpang sudah efisien
karena telah memenuhi standard parameter World Bank dan DLLAJ
memberikan batasan faktor muatan penumpang sebesar 70%. Dengan
demikian dalam hal ini tingkat pelayanan bus MRT sudah baik.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
3. Jarak tempuh rata rata angkutan dalam satu harian ( utilitas ) adalah
346.250 km/ kend/ hari. Hasil ini tidak memenuhi standard yang ditetapkan
oleh World Bank yaitu sebesar 230 260 km/ kend/ hari. Jadi, utilitas tidak
efisien untuk trayek Medan Tarutung. Dengan demikian tingkat pelayanan
bus MRT belum baik.
6.2. Saran
1. Perlu dipertimbangkan untuk memperkecil jarak headway angkutan umum bus MRT
sehingga penumpang tidak terlalu lama menunggu, hal ini juga akan membuat jarak
tempuh dalam satu harian kendaraan semakin besar. Waktu menunggu yang lama
juga mempengaruhi penumpang untuk memilih moda angkutan umum.
2. Untuk memperbesar tingkat kerapatannya angkutan perlu penambahan armada bus
sehingga lebih efektif dalam melayani penumpang.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
3. Menegur para supir angkutan umum yang kurang memberikan kenyamanan dan
keamanan selama perjalanan.
4. Memperbaharui armada armada yang telah mengalami kerusakan besar sehingga
para penumpang lebih nyaman selama dalam perjalanan.
5. Perlu meningkatkan pelayanan bagi para penumpang selama menunggu di stasiun bus
yakni berupa perbaikan fasilitas fasilitas umum yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
1. Morlok, E. K., (1985), Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi,
Erlangga, Jakarta.
2. Tamin, O. Z., (1997), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi ,
Penerbit ITB, Bandung.
3. Warpani, S.Ir., (1990), Rekayasa Lalu Lintas, Penerbit Bharata Karya Aksara,
Jakarta.
4. Hobbs, F. D., (1995), Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Gajah Mada
University Pers, Yogyakarta.
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
5. Departemen Perhubungan RI, Direktorat Jendral Perhubungan Darat, (2002),
6. Munawar, Ahmad., (2005), Dasar Dasar Teknik Transportasi ,
Penerbit Bheta offset, Jogjakarta
7. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, (2002), Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek
Tetap dan Teratur, Jakarta.
8. Nasution, H.M.N (2003), Manajemen Transportasi, Ghalia, Jakarta.
9. Abbas Salim, HA. (1993), Manajemen Transportasi, PT. Ghalia Indonesia,
Jakarta.
10. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, (2002), Panduan Pengumpulan Data
Angkutan Umum Perkotaan, Jakarta
11. www.google.com, Standar Pelayanan Angkutan Umum
12. www.google.com, Jarak Antar Kota Sumatera Utara
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Lampiran
DATA SURVEY LALU LINTAS
Lampiran 1.1
Lokasi Pengamatan : Stasiun MRT (Medan Raya Tour) Medan
Hari Pengamatan : Senin, 4 Agustus 2008
Waktu Pengamatan : 08.00 17.00 WIB
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
DATA SURVEY LALU LINTAS
Lampiran 1.2
Lokasi Pengamatan : Stasiun MRT (Medan Raya Tour) Tarutung
Hari Pengamatan : Senin, 4 Agustud 2008
Waktu Pengamatan : 08.00 17.00 WIB
No
No. Plat
Kendaraan
Medan Tarutung
Jarak
Tempuh
Selisih
Waktu
(menit)
Waktu
Berangkat
Jumlah
Penumpang
Waktu
tiba
1 BK 1839 EB 08:10 10 14:35 277 385
2 BK 7666 DI 08:42 9 14:55 277 373
3 BK 7722 DK 09:12 14 15:28 277 376
4 BK 1464 EH 09:30 12 15:38 277 368
5 BK 1478 GJ 09:59 8 16:08 277 369
6 BK 1632 EJ 10:22 10 16:28 277 366
7 BK 1526 EA 10:53 14 16:58 277 365
8 BK1092 GW 11:19 11 17:20 277 361
9 BK 7268 DM 11:44 12 17:50 277 366
10 BK 1176 LU 12:04 9 18:18 277 374
11 BK 7401 TL 12:25 10 18:33 277 368
12 BK 7091 TL 12:56 8 19:10 277 374
13 BK 7835 TK 13:14 11 19:22 277 368
14 BK 7496 DL 13:49 9 19:56 277 377
15 BK 6743 EF 14:11 14 20:18 277 367
16 BK 5489 EH 14:38 10 20:52 277 374
17 BK 3853 DS 14:59 10 21:11 277 372
18 BK 6185 GE 15:20 14 21:30 277 370
19 BK 2162 WG 15:43 12 21:57 277 374
20 BK 5931 TU 15:55 9 22:11 277 376
21 BK 1976 TS 16:23 14 22:28 277 365
22 BK 7146 RS 16:48 10 22:55 277 367
No
No. Plat
Kendaraan
Tarutung Medan Jarak
Tempuh
Selisih
Waktu
(menit)
Waktu
Berangkat
Jumlah
Penumpang
Waktu
tiba
1 BK 1191 EH 08:09 10 14:29 277 380
2 BK 7699 DK 08:15 8 14:36 277 381
3 BK 7102 GS 08:50 9 15:12 277 382
4 BK 1597 GV 09:16 8 15:36 277 380
5 BK 1097 EH 09:30 10 15:51 277 381
6 BK 1092 GW 10:15 9 16:26 277 371
7 BK 1459 EO 10:33 11 16:47 277 374
8 BK 1902 ES 10:59 8 17:12 277 373
9 BK 1637 ED 11:20 14 17:30 277 370
10 BK 1176 LU 11:54 10 18:08 277 374
11 BK 1256 EH 12:13 11 18:21 277 368
12 BK 7661 DL 12:44 14 18:50 277 366
13 BK 7701 DK 13:09 12 19:20 277 371
14 BK 7543 DK 13:42 14 19:50 277 368
15 BK 7315 DM 14:11 12 20:20 277 369
16 BK 7113 DN 14:48 10 20:55 277 367
17 BK 1175 EH 15:21 14 21:34 277 373
18 BK 1193 EK 16:05 14 22:13 277 368
19 BK 1619 GN 16:51 12 22:58 277 367
20 - - - - - -
21 - - - - - -
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
DATA SURVEY LALU LINTAS
Lampiran 1.3
Lokasi Pengamatan : Stasiun MRT (Medan Raya Tour) Medan
Hari Pengamatan : Rabu, 6 Agustus 2008
Waktu Pengamatan : 08.00 17.00 WIB
No
No. Plat
Kendaraan
Medan Tarutung
Jarak
Tempuh
Selisih
Waktu
(menit)
Waktu
Berangkat
Jumlah
Penumpang
Waktu
Tiba
1 BK 1092 GW 08:10 8 14:18 277 368
2 BK 1839 EB 08:42 12 14:46 277 364
3 BK 7933 DK 09:16 9 15:20 277 364
4 BK 1549 ED 09:47 10 15:45 277 358
5 BK 7102 GS 10:11 12 16:21 277 370
6 BK 7722 DK 10:45 12 16:46 277 361
7 BK 7787 DK 11:14 10 17:27 277 373
8 BK 1632 EJ 11:38 9 17:48 277 370
9 BK 1321 EH 12:10 13 18:12 277 362
10 BK 1597 GV 12:34 10 18:28 277 354
11 BK 1666 EK 12:57 11 18:59 277 362
12 BK 7227 DL 13:14 8 19:25 277 371
13 BK 1464 DH 13:35 10 19:42 277 367
14 BK 1478 GJ 13:53 14 19:55 277 362
15 BK 1839 EB 14:15 11 20:20 277 365
16 BK 7666 DI 14:49 12 20:53 277 364
17 BK 7577 DL 15:16 10 21:18 277 362
18 BK 1193 EK 15:45 11 21:56 277 371
19 BK 4581 BG 16:31 12 22:35 277 364
20 - - - - - -
21 - - - - - -
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
DATA SURVEY LALU LINTAS
Lampiran 1.4
Lokasi Pengamatan : Stasiun MRT (Medan Raya Tour) Tarutung
Hari Pengamatan : Rabu, 6 Agustus 2008
Waktu Pengamatan : 08.00 17.00 WIB
No
No. Plat
Kendaraan
Tarutung Medan
Jarak
Tempuh
Selisih Waktu
(menit)
Waktu
Berangkat
Jumlah
Penumpang
Waktu
Tiba
1 BK 1597 GV 08:05 10 14:27 277 382
2 BK 7541 DL 08:22 10 14:35 277 373
3 BK 7699 DK 08:57 12 15:10 277 373
4 BK 1902 ES 09:26 12 15:30 277 364
5 BK 7748 DL 09:50 10 15:55 277 365
6 BK 7661 DL 10:15 12 16:21 277 366
7 BK 1637 ED 10:43 12 16:42 277 359
8 BK 1176 LU 11:06 14 17:19 277 373
9 BK 1193 EH 11:40 12 17:55 277 375
10 BK 1526 ED 12:14 12 18:19 277 365
11 BK 7268 DM 12:33 10 18:41 277 368
12 BK 7543 DK 13:04 8 19:14 277 370
13 BK 1175 EH 13:29 9 19:40 277 371
14 BK 1256 EH 13:52 14 19:58 277 366
15 BK 1252 EH 14:18 14 20:23 277 365
16 BK 7315 DM 14:44 11 20:53 277 369
17 BK 7113 DN 15:16 10 21:36 277 370
18 BK 1097 EH 15:35 14 21:40 277 365
19 BK 1191 EH 15:58 8 22:13 277 375
20 BK 7598 DE 16:15 12 22:22 277 367
21 BK 1619 GN 16:47 11 22:56 277 369
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
DATA SURVEY LALU LINTAS
Lampiran 1.5
Lokasi Pengamatan : Stasiun MRT (Medan Raya Tour) Medan
Hari Pengamatan : Sabtu, 9 Agustus 2008
Waktu Pengamatan : 08.00 17.00 WIB
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
DATA SURVEY LALU LINTAS
Lampiran 1.6
Lokasi Pengamatan : Stasiun MRT (Medan Raya Tour) Tarutung
Hari Pengamatan : Sabtu, 9 Agustus 2008
Waktu Pengamatan : 08.00 17.00 WIB
No
No. Plat
Kendaraan
Medan Tarutung
Jarak
Tempuh
Selisih
Waktu
(menit)
Waktu
Berangkat
Jumlah
Penumpang
Waktu
Tiba
1 BK 5931 TU 08:05 8 14:12 277 367
2 BK 1191 EH 08:30 10 14:42 277 372
3 BK1092 GW 09:10 8 15:14 277 364
4 BK 6185 GE 09:43 9 15:46 277 363
5 BK 7699 DK 10:09 11 16:18 277 369
6 BK 1176 LU 10:45 14 16:47 277 362
7 BK 7146 RS 11:02 12 17:12 277 370
8 BK 7315 DM 11:20 11 17:32 277 372
9 BK 1526 EA 11:55 11 18:07 277 372
10 BK 1637 ED 12:17 10 18:22 277 365
11 BK 7268 DM 12:50 14 18:57 277 367
12 BK 8284 SS 13:14 14 19:21 277 367
13 BK 7401 TL 13:37 12 19:47 277 370
14 BK 3794 SA 13:52 14 20:04 277 372
15 BK 7835 TK 14:14 12 20:16 277 362
16 BK 1459 EO 14:28 10 20:33 277 365
17 BK 5489 EH 14:48 12 20:58 277 370
18 BK 3853 DS 15:02 14 21:14 277 372
19 BK 6312 JH 15:28 14 21:36 277 368
20 BK 2162 WG 15:59 12 22:05 277 366
21 BK 7091 TL 16:16 14 22:21 277 365
22 BK 1976 TS 16:55 11 23:09 277 374
No
No. Plat
Kendaraan
Tarutung Medan Jarak
Tempuh
Selisih
Waktu
(menit)
Waktu
Berangkat
Jumlah
Penumpang
Waktu
Tiba
1 BK 7162 GS 08:00 10 14:23 277 383
2 BK 7222 DK 08:19 10 14:32 277 373
3 BK 1472 ED 08:55 14 15:12 277 377
4 BK 1459 ED 09:16 14 15:39 277 383
5 BK 1619 GN 09:33 11 15:48 277 375
6 BK 7541 DL 10:00 10 16:09 277 369
7 BK 1193 EH 10:20 11 16:32 277 372
8 BK 1597 GV 10:53 14 17:06 277 373
9 BK 7722 DK 11:12 10 17:22 277 370
10 BK 7787 DK 11:34 10 17:42 277 368
11 BK 7113 DN 11:58 12 18:10 277 372
12 BK 1632 EJ 12:14 12 18:23 277 369
13 BK 1666 EK 12:39 14 18:46 277 367
14 BK 7577 DL 13:02 14 19:10 277 368
15 BK 7666 DI 13:28 11 19:32 277 374
16 BK 1097 EH 13:55 14 20:07 277 372
17 BK 1494 EH 14:24 14 20:33 277 369
18 BK 1478 EJ 14:45 12 20:51 277 366
19 BK 1800 EH 15:06 14 21:10 277 364
20 BK 1839 EB 15:27 12 21:33 277 366
21 BK 7227 DL 15:53 14 22:02 277 369
22 BK 1802 ES 16:24 12 22:25 277 361
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 2.1 DATA WAWANCARA PENUMPANG
Lokasi : Stasiun MRT (Medan Raya Tour) Medan
No. Jarak Tempat
Tinggal ke Stasiun
( Km )
Moda Angkutan
ke
Stasiun
Kondisi
Jaringan Jalan
ke Stasiun
Waktu Tempuh
ke Stasiun
( menit )
1 3.5 Angkutan Umum Baik 8
2 1 Angkutan Umum Baik 30
3 2.5 Kendaraan Pribadi Baik 45
4 2 Angkutan Umum Baik 9
5 2 Angkutan Umum Baik 30
6 4 Angkutan Umum Baik 50
7 17 Angkutan Umum Baik 7
8 2.9 Kendaraan Pribadi Baik 40
9 4 Angkutan Umum Baik 25
10 2 Kendaraan Pribadi Baik 50
11 20 Angkutan Umum Baik 10
12 15 Angkutan Umum Baik 60
13 25 Angkutan Umum Baik 40
14 1.9 Kendaraan Pribadi Baik 40
15 10 Angkutan Umum Baik 50
16 25 Kendaraan Pribadi Baik 10
17 3.7 Kendaraan Pribadi Baik 40
18 12 Angkutan Umum Baik 10
19 3.5 Angkutan Umum Baik 40
20 20 Angkutan Umum Baik 20
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 2.2 DATA WAWANCARA PENUMPANG
Lokasi : Stasiun MRT (Medan Raya Tour) Tarutung
No. Jarak Tempat
Tinggal ke Stasiun
( Km )
Moda Angkutan
ke
Stasiun
Kondisi
Jaringan Jalan
ke Stasiun
Waktu Tempuh
ke Stasiun
( menit )
1 1.5 Angkutan Umum Baik 8
2 4 Kendaraan Pribadi Baik 30
3 12 Angkutan Umum Baik 45
4 1.8 Angkutan Umum Baik 9
5 2.5 Kendaraan Pribadi Baik 30
6 15 Angkutan Umum Baik 50
7 1 Angkutan Umum Baik 7
8 5 Angkutan Umum Baik 40
9 3 Angkutan Umum Baik 25
10 15 Angkutan Umum Baik 50
11 1 Jalan Kaki Baik 10
12 18 Angkutan Umum Baik 60
13 3.5 Kendaraan Pribadi Baik 40
14 10 Angkutan Umum Baik 40
15 15 Angkutan Umum Baik 50
16 2 Angkutan Umum Baik 10
17 10 Angkutan Umum Baik 40
18 2.5 Kendaraan Pribadi Baik 10
19 8 Angkutan Umum Baik 40
20 3.5 Angkutan Umum Baik 20
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 3. DATA WAWANCARA SUPIR
Lokasi : Stasiun MRT Medan dan Tarutung
No.
Jam Operasional
( WIB )
Kapasitas Tempat
Duduk
( orang )
Jarak Tempuh dalam
1 Hari (km)
1 08.00-16.00 14 277
2 08.00-16.00 14 277
3 08.00-16.00 14 277
4 08.00-16.00 14 277
5 08.00-16.00 14 277
6 08.00-24.00 14 554
7 08.00-24.00 14 554
8 08.00-24.00 14 554
9 08.00-24.00 14 554
10 08.00-24.00 14 554
11 16.00-24.00 14 277
12 16.00-24.00 14 277
13 16.00-24.00 14 277
14 16.00-24.00 14 277
15 16.00-24.00 14 277
16 16.00-24.00 14 277
17 16.00-24.00 14 277
18 16.00-24.00 14 277
19 16.00-24.00 14 277
20 16.00-24.00 14 277
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 4. DATA WAKTU MENUNGGU PENUMPANG
No. Waktu Datang
(WIB)
Waktu Berangkat
(WIB)
Waktu Menunggu
(Jam : Menit)
1 07 : 45 08 : 09 0 : 24
2 07 : 49 08 : 10 0 : 21
3 08 : 00 08 : 15 0 : 15
4 08 : 30 09 : 12 0 : 42
5 09 : 30 10 : 15 0 : 45
6 09 : 50 10 : 15 0 : 25
7 10 : 00 10 : 15 0 : 15
8 10 : 45 10 : 59 0 : 14
9 11 : 00 11 : 19 0 : 19
10 11 : 35 11 : 54 0 : 19
11 12 : 00 12 : 13 0 : 13
12 12 : 20 12 : 25 0 : 05
13 12 : 50 13 : 09 0 : 19
14 13 : 15 13 : 35 0 : 20
15 13 : 40 13 : 53 0 : 13
16 14 : 00 14 : 15 0 : 15
17 14 : 30 14 : 38 0 : 08
18 15 : 00 15 : 20 0 : 20
19 15 : 50 16 : 05 0 : 15
20 16 : 20 16 : 31 0 : 11
Rat Rata : 0 : 19
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 5.1
Angket Aksesibilitas Angkutan Umum Trayek Medan Tarutung
Nama :
Lingkari Salah Satu Pilihan Jawaban dari Pertanyaan Berikut Ini
1. Berapakah jarak tempat tinggal Saudara ke Loket MRT ?
a. 0 0,9 km b. 1 1,9 km c. 2- 2,9 km
b. 3 4 km e. Lebih dari 4 km
2. Alat angkut apa yang Saudara gunakan untuk menuju ke Loket MRT ?
a. Kendaraan Pribadi b. Angkutan Umum
c. Jalan kaki
3. Berapa lama perjalanan Saudara menuju ke Loket ?
a. 0 10 menit b. 11 20 menit c. 21 30 menit
d. 31 40 menit e. Lebih dari 40 menit
4. Berapa lamakah waktu anda untuk menunggu angkutan bus MRT di Loket ?
a. 0 5 menit b. 6 10 menit c. 11 15 menit
d. 16 20 menit e. Lebih dari 20 menit
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 5.2
Angket Aksesibilitas Angkutan Umum Trayek Tarutung Medan
Nama :
Lingkari Salah Satu Pilihan Jawaban dari Pertanyaan Berikut Ini
1. Berapakah jarak tempat tinggal Saudara ke Loket MRT?
a. 0 0,9 km b. 1 1,9 km c. 2- 2,9 km
b. 3 4 km e. Lebih dari 4 km
2. Alat angkut apa yang Saudara gunakan untuk menuju ke Loket MRT ?
a. Kendaraan Pribadi b. Angkutan Umum
c. Jalan kaki
3. Berapa lama perjalanan Saudara menuju ke Loket MRT ?
a. 0 10 menit b. 11 20 menit c. 21 30 menit
d. 31 40 menit e. Lebih dari 40 menit
4. Berapa lamakah waktu anda untuk menunggu angkutan bus MRT di Loket MRT ?
a. 0 5 menit b. 6 10 menit c. 11 15 menit
d. 16 20 menit e. Lebih dari 20 menit
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Lampiran Peta Lintasan Jalan
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Dokumentasi
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Gambar 1
Bus Pengangkutan Umum
KPUM Medan Raya Tour ( MRT )
Gambar 2
Stasiun Bus Medan Raya Tour ( MRT )
Jl. S. M. Raja ( Medan )
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Gambrar 3
Loket Pembelian Tiket Bus MRT
di Medan
Gambar 4
Proses Menaikkan Penumpang Bus MRT
Medan
Poltak Situmeang : Analisa Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang UmumAntar Kota (Studi Kasus : Angkutan Umum
Trayek Medan - Tarutung), 2008.
USU Repository 2009
Gambar 5
Stasiun Bus Medan Raya Tour ( MRT )
Jl. D. I. Panjaitan ( Tarutung )
Gambar 6
Parkiran Bus MRT
di Stasiun Tarutung