Disusun oleh:
Nama
NIM
: Riko Harjono
: 41105110025
LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
No.Dokumen
010 423 4 55 00
Tgl. Efektif
12 DESEMBER 2009
Distribusi
Tugas akhir ini untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Teknik, jenjang pendidikan Strata 1 (S-1), Program
Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Mercu
Buana, Jakarta.
Judul Tugas Akhir : Studi Sistem Pemeliharaan Jalan Kereta Api
(Studi Kasus Koridor Sta. Duri Sta. Tangerang)
Disusun Oleh :
Nama
: Riko Harjono
NIM
: 41105110025
Ir. Alizar, MT
Ketua Sidang,
No.Dokumen
010 423 4 55 00
Tgl. Efektif
12 DESEMBER 2009
Distribusi
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Riko Harjono
NIM
: 41105110025
Jurusan
: Teknik Sipil
Fakultas
Menyatakan bahwa tugas akhir ini merupakan karya asli, bukan jiplakan
(duplikat) dari karya orang lain. Apabila ternyata pernyataan ini tidak benar,
maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dipertanggung
jawabkan sepenuhnya.
( Riko Harjono )
ABSTRAK
Judul : Studi Sistem Pemeliharaan Jalan Kereta Api (Studi Kasus Koridor Sta. Duri Sta.
Tangerang), Nama : Riko Harjono, NIM : 41105110025, Pembimbing Utama : Ir. Alizar MT,
Tahun : 2009
Kereta api telah menjadi salah satu moda transportasi darat yang aman, nyaman dan
ekonomis. Dalam pengoperasiannya, hal tersebut tergantung kepada kesempurnaan kondisi sarana
dan prasarananya. Jalan rel sebagai prasarana transportasi memerlukan sistem pemeliharaan yang
baik demi kualitas kinerja kegiatan operasional. Tugas Akhir ini bertujuan mengidentifikasi
parameter pemeliharaan jalan kereta api melalui Track Quality Index (TQI) yaitu : lestrengan,
lebar sepur, angkatan dan pertinggian.
Dapat diketahui bahwa jalan rel mengalami kerusakan diakibatkan oleh gaya-gaya
dinamis, termis, hydrodinamis dan kimiawi pada rel. Selain itu dapat disimpulkan bahwa database
dan ketersediaan sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Sebagai tahap awal pengembangan kedua sektor ini
diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelaksanaan sistem pemeliharaan jalan kereta api.
Dari pembahasan analisis indeks kualitas rel pada Jurusan Duri Tangerang bahwa
kondisi geometri jalan rel dalam kondisi baik sebesar 82 % dan kondisi sedang pada petak duri
grogol sebesar 18 % dari hasil kereta ukur bulan Pebruari 2009. Dari hasil analisis kebutuhan
volume pemeliharaan tahunan jalan rel berdasarkan passing tonnage dan klasifikasi jalan kereta
api pada Jurusan Duri Tangerang diperoleh hasil bahwa :
1.
Volume penggantian rel R.54 untuk tahun ini tidak ada penggantian.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kata kunci:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang telah
diberikan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir yang berjudul
Studi Sistem Pemeliharaan Jalan Kereta Api (Studi Kasus Koridor Sta.
Duri Sta. Tangerang) ini ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil Strata Satu di jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana,
Jakarta.
Selama mengerjakan tugas akhir ini saya dapat banyak pelajaran tentang
teknik jalan rel yang ada di Indonesia, sehingga pada akhirnya nanti apabila saya
telah menyelesaikan kuliah ini pada nantinya saya akan kembangkan ilmu yang
saya peroleh ini untuk pembangunan bangsa Indonesia dimasa masa yang akan
datang.
Penyusunan tugas akhir ini tidak akan tercipta tanpa bimbingan, nasehat
serta petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankanlah saya dalam
kesempatan ini menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi
tinginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Ir. Alizar, MT, selaku dosen pembimbing utama dalam tugas
akhir ini.
2. Ibu Ir.Hanny Gambiro, MS selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil Dan
Perencanaan Universitas Mercu Buana.
3. Ibu Ir. Silvy Indriany, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil pada
Jurusan Teknik Sipil Universitas Mercu Buana.
4. Bapak Kepala.Resort 13 Tanah abang & Staff, PT.Kereta Api
Indonesia.
5. Bapak Kepala.Distrik 13.C Tangerang & Staff, PT.Kereta Api
Indonesia.
6. Orang tua yang telah memberikan dukungan moril, doa, dan
memberikan dorongan agar saya dapat menyelesaikan kuliah dengan
baik.
( Riko Harjono )
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Metodologi ............................................................................... 3
1.6
Umum ....................................................................................... 6
2.2
2.3
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
BAB III
Umum ..................................................................................... 38
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
BAB IV
BAB V
Umum ..................................................................................... 70
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
Kesimpulan ............................................................................. 83
5.2
Saran ....................................................................................... 84
DAFTAR TABEL
1. TABEL
2.1.
2. TABEL
2.2.
3. TABEL
2.3.
4. TABEL
2.4.
5. TABEL
2.5.
6. TABEL
2.6.
7. TABEL
2.7.
8. TABEL
2.8.
9. TABEL
3.1.
10. TABEL
3.2.
11. TABEL
3.3.
12. TABEL
3.4
13. TABEL
3.5.
14. TABEL
3.6.
15. TABEL
3.7.
16. TABEL
3.8.
17. TABEL
3.9.
18. TABEL
19. TABEL
20. TABEL
21. TABEL
22. TABEL
23. TABEL
4.1.
24. TABEL
4.2.
25. TABEL
4.3.
26. TABEL
4.4.
DAFTAR GAMBAR
1.
GAMBAR
2.
GAMBAR
3.
GAMBAR
4.
GAMBAR
5.
GAMBAR
6.
GAMBAR
7.
GAMBAR
8.
GAMBAR
9.
GAMBAR
10.
GAMBAR
11. GAMBAR
12. GAMBAR
13. GAMBAR
14. GAMBAR
15. GAMBAR
16. GAMBAR
17. GAMBAR
18. GAMBAR
19. GAMBAR
20. GAMBAR
21. GAMBAR
22. GAMBAR
23. GAMBAR
24. GAMBAR
25. GAMBAR
26. GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.3
lingkup
pembahasan
tugas
akhir
ini
pada
sistem
pemeliharaan jalan kereta api yang dibatasi pada prasarananya, yaitu sistem
dan konstruksi jalan rel, sehingga prasarana yang lain tidak dibahas. Jalur
jalan kereta api yang akan akan diamati adalah jalur Jurusan Duri
Tangerang (Distrik 13.C Tangerang) dan data pemeliharaan yang digunakan
untuk analisis adalah data tahun 2009.
1.5 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam pembahasan di tugas akhir ini
antara lain sebagai berikut :
1. Identifikasi Permasalahan dan Penentuan Tujuan
Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui kondisi sebenarnya
dari praktek pemeliharaan jalan kereta api. Dari kondisi yang didapat
kemudian ditetapkan tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan karya
tulis ini.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka bertujuan untuk mencari informasi tertulis segala
sesuatu yang berhubungan mengenai sistem pemeliharaan jalan kereta
api sehingga penulis mendapatkan gambaran mengenai pemeliharaan
jalan kereta api.
3. Pengumpulan dan Pengolahan Data, sebagai berikut :
a. Pengumpulan data dengan survey data pada instansi terkait,
bertujuan untuk mengetahui sistem pemeliharaan jalan kereta api
yang sedang dikerjakan.
b. Wawancara, bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang
mempengaruhi sistem pemeliharaan jalan kereta api.
c. Pengolahan data di lakukan dengan metode statistik deskriptif,
metode statistik ini memberikan penyajian dan analisa secara
deskriptif yang sederhana dan mudah dipahami.
4. Menganalisis dan perhitungan dari data pemeliharaan jalan kereta api.
Mulai
Permasalahan
(Isu Strategis)
- Penurunan Kinerja Sepur
Terhadap Kondisi Layan
Faktor Pengaruh
(Lingkungan Strategis)
- Globalisasi Ekonomi
- Kemampuan Pendanaan
- Ketersedian SDM
Proses
(Lingkup Kegiatan)
- Sudi Pustaka
- Survey Lapangan
- Identifikasi Masalah
Instrumental Input
UU Perkeretaapian
KepMen
REGLEMEN
PERJANA
Hasil (Keluaran)
- Hasil Identifikasi Masalah
- Arah Prioritas Pemeliharaan
Sasaran
- Meningkatkan Kinerja Sepur
- Mengurangi Volume Kecelakaan
Manfaat
(Tercapainya Tujuan)
- Kereta Api Aman dan Tepat Waktu
Selesai
BAB I
Pendahuluan
Bab ini menerangkan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, ruang lingkup pembahasan, metode penelitian
dan sistematika pembahasan.
BAB II
Studi Pustaka
Bab ini menyajikan teoritis tentang hal hal mengenai
pemeliharaan jalan kereta api yang terkait dengan topik tugas
akhir yang dibahas untuk analisis ataupun metoda selanjutnya.
BAB III
Metodologi Studi
Bab ini penulis menjelaskan metode pengumpulan data dan hasil
pengolahan
data,
bagaimana
data
tersebut
diperoleh,
BAB IV
Analisis Data
Bab ini menjelaskan analisis data mengenai hasil dari
pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan teori
dan metode yang telah ada.
BAB V
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Umum
Pemeliharaan jalan rel sangat penting artinya bagi kecelakaan dan
mutu operasional. Beberapa hal yang merugikan dapat terjadi sebagai akibat
tidak dilakukannya pemeliharaan yang sebaik baiknya, misalnya
berkurangnya kecepatan izin, hilangnya kenyamanan dan bahkan bisa
terjadi derailment (kereta anjlok).
Jalan rel mengalami berbagai macam perubahan yang diakibatkan
oleh adanya beban beban yang bekerja padanya dan juga akibat beberapa
fenomena alam yang merugikan, berkaitan dengan sifat sifat fisik bahan.
Mengingat hal hal tersebut diatas, tindakan pemeliharaan mutlak
dilakukan dengan tujuan jalan rel tetap dalam kondisi baik sehingga dapat
digunakan seoptimal mungkin. Pemeliharaan harus dilakukan secara berkala
dan tidak hanya berupa perbaikan kerusakan kerusakan, melainkan juga
perbaikan keadaan jalan rel (peningkatan jalan).
stabilitas
stabilitas
sambungan.
Beberapa
aus sukar untuk dikencangkan dan akibatnya adalah naikturunnya getaran pada sambungan, rel turun / miring.
Perbaikan yang dilakukan diatur dengan memperhatikan jumlah
angka keausan rel dan plat penyambung, yaitu :
a. Keausan lebih kecil dari 1,5 mm, tanpa pelat penyambung.
b. Keausan antara 1,6 mm s/d 2,5 mm, pelat isi 1 mm.
c. Keausan antara 2,6 mm s/d 3,5 mm, pelat isi 2 mm.
d. Keausan antara 3,6 mm s/d 4,5 mm, pelat isi 3 mm.
e. Keausan antara 4,6 mm, pelat harus di ganti. Jika digunakan
plat baru, harus diadakan pengukuran lagi.
b.
<
1 : 10
= 130 mm
Wesel R.54
<
1 : 12
= 140 mm
Wesel R.54
<
1 : 12 x type
= 140 mm
= 34 mm
= 38 mm
= 38 mm
R = 550 600 m
= 1072 mm
= 1072
= 1077 mm
= 1092 mm
R = 300 m
lebar sepur
= 1072
= 1087 mm
R = 250 m
lebar sepur
= 1077
= 1087 mm
R = 150 m
lebar sepur
= 1087
= 1087 mm
R = 100 m
lebar sepur
= 1087
= 1087 mm
g. Keausan rel maksimum, pada kepala rel 10 % dari tingginya rel atau
seperti rumus tersebut dibawah ini, sesuai PD.10.
Rel > 33 kg/m maka e = 0,54 h - 4
Rel < 33 kg/m maka e = 0,54 h 3
2.3.2 Angkatan
Langkah pengerjaan angkatan adalah sebagai berikut :
a. Mengeluarkan balas (mengorek balas) dari kedua sisi dibawah
rel sepanjang 70 80 cm agar dapat melakukan pemecokkan
(dandang) dibawah bantalan.
b. Melakukan pengukuran cacat yang ada.
c. Mengangkat dua rel agar sejajar sama tinggi (water passing)
dengan dongkrak.
d. Memecok bantalan dalam keadaan rel sama tinggi.
e. Mengembalikan / mengatur balas setelah angkatan dan
pemecokan selesai. Penampang akhir dari balas harus menjamin
drainase yang baik.
hasil
pengukuran
tersebut
dipakai
sebagai pedoman
untuk
2.4
Kepala Distrik
13.C Tangerang
Administrasi
Mandor 1
Mandor 1
Gambar 2.4. Struktur Organisasi Dinas Jalan Rel Distrik 13.C Tangerang.
Petunjuk pelaksanaan dalam pekerjaan pemeliharaan jalan kereta api :
1. Menentukan siklus perawatan sesuai kelas UIC, masing masing lintas.
2. Pendataan volume dan kondisi instalasi :
a. D.143 = Pemeriksaan suku suku jalan.
b. D.144 = Pemeriksaan bantalan
3. Mengisi buku lampiran (D.141 = Buku lampiran perhitungan kebutuhan
tenaga dan material untuk perjana).
4. Membuata rencana perawatan tahunan (RPT).
5. Membuat usulan dan penetapan anggaran belanja.
6. Membuat rencana kerja mingguan dan laporan kerja mingguan (D.140)
dengan lampiran (D.146).
7. Membuat laporan bulanan, (D.148, D.148A).
8. Mengisi (D.142) perawatan tahunan hasil kerja tiap tiap bulan.
Langkah langkah ini dikerjakan oleh Kepala Distrik yang tanggung jawab
memelihara, mengawasi instalasi di daerahnya dan dibuat dari urutan 1 s/d
5 untuk menentukan rencana kerja mingguan yang diberikan pada mandor
untuk dilaporkan kembali pada Kepala Distrik (No.6) selanjutnya
dilaporkan pada Kepala Resort (No.7) dan dikembalikan pada Kepala
Distrik (No.8).
Syarat syarat untuk tercapainya tujuan Perjana ialah tenaga yang
terampil, alat alat yang memadai dan sistem perawatan yang memadai.
Ada beberapa kegiatan dalam Perjana, yaitu :
1. Perecanaan
Perencanaan terdiri dari :
a. Pendataan, material (D.143, D.144, D.145) dan geometri (Tkplw I,
Lokrit, dll). Pengisian buku lampiran, jam orang (pemeriksaaan,
penjagaan dan pendidikan latihan), jam orang (perawatan jalan rel).
Jam orang artinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, misalnya : 1
orang dalam 3 jam : 3 jam orang.
b. Pembuatan RPT (Rencana Pemeliharaan Tahunan), pembuatan
rancangan anggaran belanja dan pedoman pelaksanaan.
c. Pembuatan RKM (Rencan Kerja Mingguan), intruksi Kepala Distrik
dan Laporan mandor.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan terdiri dari :
a. - Memeriksa lintas, dll.
- Penjagaan perlintasan. dll.
- Pendidikan dan latihan.
b. Perawatan sempurna, sesuai siklus UIC.
c. Perawatan khusus, siklus 1 tahun.
d. Perawatan geometri, siklus 2 sampai 6 bulan
1 s/d 4
4 tahun
6 tahun
5 s/d 6
6 tahun
6 tahun
6 tahun
8 tahun
8 tahun
10 tahun
8 tahun
12 tahun
Perubahan kondisi dari jalan rel umumnya lambat dan berapa besar
masalah tersebut tidak akan langsung kelihatan. Karena itu,
pekerjaan bias didahulukan, diteliti dan dilengkapi pada waktu yang
terbaik dan dengan peralatan dan material yang diperlukann yang
diantaranya :
a. Angkatan (menyeluruh, pilih pilih dan pada sambungan).
b. Wesel, wesel inggris dan persilangan)
c. Sepur simpang sepur penyimpanan kereta / gerbong.
d. Perawatan lain lain (pembersihan drainase, Pembersihan tubuh
ban, pembersihan sekitar jembatan dan kelayakan perlintasan
dan sinyal sinyal.
2.5
No.
1
Nama Alat
Mistar Angkatan dengan benang nylon 30 m
a. dari kayu
b. dari logam
Teropong
3
1. pendek
2. dengan statif
Angkat lestreng
Danso meter
Pengukur genjotan
Thermometer rel
Blok rit
Pengukur goyangan
Macktrak (inggris)
Pengukur goyangan
Jokosida (jepang)
Pengukur goyangan
10 KA ukur TKPLW
Pengukur goyangan
11 KA ukur HITACHI
Jalan rel
KA ukur PLASER
12 KA ukur THEERER
KA ukur EM.120
Vertikal
Horisontal
Lebar spur skilu
Angkat lestrengan
Angkat lestrengan
Angkat lestrengan
Angkat / lestreng
Angkat / lestreng
Penambat
Balas
25 Mesin PBR 4 HP
28 Stone Blower
gerinda rel
Pengelasan rel
Ganti wesel
Ganti rel
Ganti bantalan
Ganti rel
Ganti bantalan
39 Gergaji rel
40 Gaj ajuterlyderhk
Ngedrek rel
41 Tirpez
Ngedrek rel
Ganti rel
Pembengkok rel
Pelurus rel
45 Lori
lori motor, lori dorong, lori lontrok, lori endel
dengan genset
(2.3)
dengan :
Ip = faktor dinamis
V = kecepatan kereta api ( km/jam)
Selanjutnya gaya dinamis dapat dihitung sebagai berikut :
Pd = Ps x Ip
dengan :
Pd = gaya dinamis (ton),
(2.4)
k
4EIx
(2.5)
dengan :
k
Ix
M 1. y
(2.6)
Ix
dengan :
y
M1
Ix
= 360 x S x TE
(2.7)
TE
(2.8)
dengan :
T
TE
Tp
Tb
Tl
Kb
K1
>
120.000
>
85.000
85.000
>
50.000
50.000
>
28.000
Golongan
28.000
>
14.000
Golongan
14.000
>
7.000
Golongan
7.000
>
3.500
Golongan
3.500
>
1.500
Golongan
1.500
Golongan
Golongan
120.000
Golongan
Golongan
Jenis
Kelas
Angkut
V maks
Jalan
Lintas
Rel
(ton/ tahun)
6
> 20.10
II
10.10 - 20.10
Tebal
Lebar
P maks
Tipe
Bantalan
Jenis
Balas
Bahu
Gandar
Rel
Jarak
Penambat
Atas
Balas
(km/jam)
(ton)
(cm)
(cm)
120
18
R.60/R.54
Beton 600
(mm)
EG
30
50
110
18
R.54/R.50
Beton /Kayu
EG
30
50
EG
30
50
EG/ET
25
50
EG
25
50
600
6
100
18
R.54/R.50
/ R.42
Baja 600
90
18
R.54/R.50
Beton/Kayu/
/ R.42
Baja 600
R.42
Kayu/Baja
III
5.10 - 10.10
IV
2,5.10 - 5.10
6
< 2,5.10
80
18
Beton/Kayu/
600
2.8
Rel (Rail)
Rel pada jalan kereta api mempunyai fungsi sebagai pijakan
menggelindingnya roda kereta api dan untuk meneruskan beban dan roda
kereta api kepada bantalan. Rel ditumpu oleh bantalan - bantalan, sehingga
rel
merupakan
batang
yang
ditumpu
oleh
penumpu-penumpu.
Tipe Rel
Notasi
Karakteristik
dan
R.42
R.50
R.54
R.60
satuan
Tinggi rel
H (mm)
138,00
153,00
159,00
172,00
Lebar kaki
B (mm)
110,00
127,00
140,00
150,00
Lebar kepala
C (mm)
68,50
65,00
70,00
74,30
Tebal badan
D (mm)
13,50
15,00
16,00
16,50
Tinggi kepala
E (mm)
40,50
49,40
5 1,00
Tinggi kaki
F (mm)
23,50
30,00
30,20
3 1,50
72,00
76,00
74,97
80,95
320,00
500,00
508,00
120,00
A (cm2)
54,26
64,20
69,34
76,86
42,59
50,40
54,43
60,34
1.369
1.960
2.364
3.055
68,50
71,60
76,20
80,95
.49,00
G
(mm)
R
(mm)
Luas penampang
Berat rel
(kg/m)
Momen Inersia
Ix
4
Terhadap Sumbu x
cm
Yb
mm
Penampang melintang
jenis bantalan yang digunakan dan tipe rel, seperti yang tercantum
pada tabel 2.5.
Tabel 2.5. Panjang Minimum Rel Panjang.
Tipe Rel
Jenis Bantalan
R.42
R.50
R.54
R.60
Bantalan Kayu
325 m
375 m
400 m
450 m
Bantalan Beton
200 m
225 m
250 m
275 m
(2.9)
dengan :
L
Daya
Kecepatan
Beban
Beban
Angkut
Rencana
Gandar
Roda
Lintas
(kpj)
(ton)
Dinamis
(juta ton/thn)
I
II
III
IV
> 20
10 - 20
5 - 10
2,5 - 5
> 2,5
Tegangan
Tegangan
Jenis
Rel
Dasar Rel
Ijin
(kg/cm2)
(kg/cm2)
R-60
1042,3
R-54
1176,8
R-54
1128,2
R-50
1231,8
R-54
1097,7
R-50
1178,8
R-42
1476,3
R-54
1031
R-50
1125,8
R-42
1410
R-54
1343,5
(kg)
150
140
125
115
100
18
18
18
18
18
19940
16241
15542
14843
14144
1325
1325
1663
1843
2000
2.9
Bantalan (Sleeper)
Bantalan rel adalah landasan tempat rel bertumpu dan diikat dengan
penambat rel oleh karena itu harus cukup kuat untuk menahan beban kereta
api yang berjalan diatas rel. Secara praktis di Indonesia digunakan jarak
bantalan sebagai berikut : jarak bantalan pada lintas lurus ialah 60 cm, pada
tikungan jarak bantalan ialah sebesar 60 cm (diukur pada rel luar).
Jarak ini seragam sepanjang jalur, kecuali pada bantalan tempat
sambungan rel. Jarak bantalan tidak boleh lebih besar dibandingkan jarak
bantalan biasa, panjang bantalan wesel minimal 50 cm di luar rel.
1. Bantalan Kayu, keunggulan yang menonjol pada bantalan kayu ialah :
a. Elastisitas baik, mampu meredam getaran dan kebisingan.
b. Ringan, mudah dibentuk sesuai ukuran yang dikehendaki.
c. Penggantian bantalan mudah dilakukan.
Kelemahan utama yang ada pada bantalan kayu ialah :
a. Akibat dari pelapukan dan serangan rayap dan sejenisnya, umur
penggunaan menjadi berkurang.
b. Kayu merupakan bahan yang mudah terbakar.
2. Bantalan Baja, keunggulan pada bantalan baja di antaranya ialah :
a. Ringan dan mudah diangkut.
b. Tidak mudah lapuk, tidak diserang oleh binatang binatang kecil
(rayap dan sejenisnya).
SB
2 tg
(2.10)
dengan :
Zmin = tebal minimum balas (m)
S
<3%
<1%
Gumpalan lempung
< 0,5 %
< 40 %
<5%
II
III
IV
d1 (cm)
30
30
30
25
25
B (cm)
150
150
140
140
135
C (cm)
235
235
225
215
235
k1 (cm)
265 - 315 265 - 315 240 - 270 240 - 250 240 - 250
d2 (cm)
15 - 60
15 - 60
15 - 50
15 - 35
15 - 35
E (cm)
25
25
22
20
20
k2 (cm)
375
375
325
300
300
Pada sepur lurus hingga jarum, bantalan dipasang tegak lurus sepur,
sesudah jarum bantalan dipasang tegak lurus garis bagi sudut simpang arah,
pemasangan bantalan tegak lurus garis bagi sudut simpang arah ini hanya
pada batas dimulainya pemasangan bantalan biasa.
Kecepatan yang diijinkan saat kereta api melewati wesel tergantung
pada sudut simpangan arah weselnya. Untuk memudahkan dalam
komunikasi teknik digunakan istilah nomor wesel. Tangen sudut simpangan
arah ( ),nomor wesel dan kecepatan ijin dapat dilihat tabel 2.8.
Tabel 2.8.
tg
1:8
1 : 10
1 : 12
1 : 14
1 : 16
1 : 18
Nomor Wesel
W8
W 10
W 12
W4
W 16
W 18
25
35
45
50
60
70
Kecepatan ijin
( km/jam )
diketahui,
menggambarkan
wesel
ukuran
digambar
wesel
dengan
sehingga
skema
dapat
wesel
yang
digunakan
untuk
Apabila dua jalan rel dari dua arah yang terletak pada satu bidang
saling berpotongan, ditempat perpotongan tersebut harus dibuat suatu
konstruksi yang memungkinkan roda dan flensnya dapat lewat je kedua arah
dimaksud. Konstruksi itu disebut dengan persilangan berdasar atas sudut
perpotongannya, terdapat dua jenis persilangan, yaitu :
a. Persilangan siku siku, sudut perpotongannya 90o.
b. Persilangan miring, sudut perpotongannya kurang dari 90o. dibagi
menjadi dua, yaitu :
1. Persilangan tajam, sudut perpotongannya kurang dari 40o.
2. Persilangan tumpul, sudut perpotongannya lebih dari 40o.
a. Jalan perlintasan yang tidak dilalui kendaraan dan hanya untuk lalu lintas
orang saja atau orang dan hewan
b. Jalan perlintasan yang dilalui kendaraan.
Sangat penting untuk diperhatikan pada perlintasan perlintasan
ialah keamanan lalu lintas, baik lalu lintas dijalan umum maupun kereta api.
Tabrakan antara kereta api dan kendaraan di jalan raya atau terlindasnya
orang atau hewan yang melalui jalan perlintasan tak boleh terjadi.
Untuk lintasan yang digunakan lalu lintas kendaraan, keamanannya
harus memenuhi syarat syarat tertentu. Jalan lintasan yang penting diberi
rel rel lawan untuk menjamin tetap adanya alur utnuk flens flens roda.
Alur ini lebarnya 40 mm, dan harus selalu bersih dari batu batu.
Dilengkung lebar alur pada rel dalam ditambah dengan besarnya perlebaran
sepur supaya roda roda dalam tidak terjepit.
Peraturan
ini
mencakup
penyediaan,
perawatan,
pengusahaan,
BAB III
METODOLOGI STUDI
3.1 Umum
Bab Metodologi Studi ini menguraikan tentang cara kerja dan
tahapan dalam penelitian yang dilakukan dalam penyusunan karya ilmiah
ini. Pengumpulan data lapangan yang dilakukan berfungsi sebagai
representasi dari keadaan sebenarnya di lapangan yang bervariasi. Bab ini
akan menjelaskan tentang prosedur dalam melakukan studi yang menjadi
topik laporan tugas akhir ini.
Semua ini dilakukan agar data data yang menunjang studi tentang
permasalahan ini dapat tersusun rapi dan sistematis sehingga tujuan studi ini
dapat tercapai. Metodologi pelaksanaan studi meliputi :
1. Persiapan penelitian yang meliputi studi literatur mengenai topik topik
yang sekiranya berhubungan dengan arah tujuan studi ini.
2. Metode pengumpulan data yang mencakup data lapangan dan data obyek
studi (jalan rel).
3. Metode analisis data yang akan digunakan dalam studi.
Hal hal yang akan dibahas antara lain adalah pembahasan
mengenai data yang diperlukan, pemilihan lokasi studi, prosedur dalam
pengumpulan data lapangan, prosedur penyajian data dan beberapa
rekapitulasi data yang diperoleh dari survey lapangan. Metodologi ini
diperlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, terutama karena
dibutuhkan waktu, tenaga, serta biaya ketika melakukan survey lapangan.
Secara umum program kerja dapat dilihat pada flowchart yang
terdapat pada Gambar 3.1. Skema tersebut menjelaskan gambaran
menyeluruh terhadap urutan pengerjaan tugas akhir ini yang dilakukan
secara teratur dan sistematis
Mulai
Studi Pustaka
- Literatur, Perjana, Reglemen
- UU Perkeretaapian
Pengumpulan Data
Data Sekunder
- Frekuensi Lalu Lintas KA
- Frekuensi Pemeriksaan
- Total Quality Index (TQI)
Data Primer
- Data Material Jalan Kereta Api
- Wawancara Dengan Ka. Distrik
Pengolahan Data
- Validasi Data
- Perhitungan Data
Analisis Data
Kesimpulan
Dan Saran
Selesai
pemeliharaan
jalan
kereta
api
yang
dibatasi
pada
prasarananya, konstruksi jalan rel yaitu material jalan kereta api dalam
pelaksanaan pemeliharaan.
Langkah
mengumpulkan
kedua
informasi
adalah
tertulis
melakukan
mengenai
studi
segala
pustaka
sesuatu
untuk
yang
Sistem Pemeliharaan
Jalan KA
Parameter
Pemeliharaan
INPUT
PROSES
Mutu Operasional
Kereta Api
OUPUT
Sta.Bojong Indah
7 + 713 KM
Sta.Poris Indah
13 + 949 KM
Sta.Rawa Buaya
9 + 241 KM
Sta.Duri
0 + 000 KM
0 + 600 KM
Sta.Batu Ceper
15 + 776 KM
Sta.Pesing
3 + 680 KM
StaKalideres
11 + 440 KM
Sta.Tangerang
19 + 293 KM
Sta.Grogol
1 + 881 KM
Berangkat
Datang
Jenis
Tangerang
Jakarta
KA
07.00
Ekonomi
731
06.00
339
06.45
341
07.00
391A
Ke Thb - Sud
Keterangan
Cisadane
07.45
Benteng
08.05
08.55
Benteng
733
08.45
09.53
Ekonomi
343
09.00
09.45
Benteng
393A
10.00
10.45
Benteng
345
11.00
11.45
Benteng
735
12.00
13.00
Ekonomi
10
347
13.00
13.45
Benteng
11
737
14.45
15.54
Ekonomi
12
349
15.00
15.45
Benteng
13
351
17.05
17.50
Benteng
14
739
17.40
18.48
Ekonomi
Berangkat
Datang
Jenis
Jakarta
Tangerang
KA
No. Nomor KA
Ke Depok
Keterangan
732
07.30
08.30
Ekonomi
342
08.00
08.44
Benteng
392A
09.00
08.45
Benteng
344
10.05
10.50
Benteng
734
10.30
11.40
Ekonomi
394A
11.15
12.00
Benteng
346
12.00
12.45
Benteng
736
13.30
14.25
Ekonomi
348
14.00
14.44
Benteng
10
350
16.05
16.50
Benteng
11
738
3045
17.28
Ekonomi
12
340
18.36
Cisadane
13
352
18.00
18.45
Benteng
14
740
19.00
19.57
Ekonomi
Dr.Sud - Thb
17.45
Tabel 3.2. Data Material Jalan Rel Lintas Duri Tangerang (Mei 2009).
NO
SAT.
KATEGORI
TOTAL
ASSET (MATERIAL)
ASSET
BAIK
RUSAK
KM
21.453
21.453
PENAMBAT PANDROL
BH
143.304
1.802
145.106
PENAMBAT KAKU
BH
11.256
1.126
12.382
BANTALAN BETON
BH
35.826
181
36.007
BH
511
136
647
BH
640
470
1.110
BH
72
72
4 PLAT SAMBUNG
BH
640
60
700
5 BAUT SAMBUNG
BH
3.840
540
4.380
6 BALAS
M3
32.179
1.746
33.925
Jenis
Kanan /
System
Sudut
Urut Wesel
Rel
Kiri
Layanan
Wesel
11B
R54
KANAN
PUSAT
1 : 12
13B
R54
KIRI
PUSAT
1 : 12
Bulan Pemeriksaan
1
Jenis
Kanan /
System
Sudut
Urut Wesel
Rel
Kiri
Layanan
Wesel
11
R54
KIRI
PUSAT
1 : 12
13
R54
KANAN
PUSAT
1 : 12
Kanan /
System
Sudut
Bulan Pemeriksaan
Emplasemen Poris
Nomor
Jenis
Urut
Wesel
Rel
Kiri
Layanan
Wesel
11B
R54
KANAN
PUSAT
1 : 12
13B
R54
KIRI
PUSAT
1 : 12
Bulan Pemeriksaan
1
Emplasemen Poris
Nomor
Jenis
Kanan /
System
Sudut
Urut
Wesel
Rel
Kiri
Layanan
Wesel
11
R54
KIRI
PUSAT
1 : 08
13
R54
KANAN
PUSAT
1 : 08
23
R54
KANAN
PUSAT
1 : 08
Bulan Pemeriksaan
1
NOMOR
PETAK
10
PSG -BOI
PSG -BOI
PSG -BOI
PSG -BOI
PSG -BOI
DU - PSG
DU - PSG
DU - PSG
DU - PSG
DU - PSG
DU - PSG
5 + 034
4 + 925
4 + 631
4 + 497
4 + 231
4 + 131
3 + 504
2 + 111
1 + 991
1 + 602
1 + 482
0 + 911
BB
5 + 224
5 + 114
4 + 989
4 + 721
4 + 543
4 + 271
4 + 171
3 + 565
2 + 171
2 + 051
1 + 662
1 + 547
1 + 218
EB
1700
1700
2000
2000
1680
3000
2000
2000
600
2400
2400
2400
2400
708
286.107
62.725
62.725
64,34
64,34
90,5
37.125
40,00
40,00
61,72
60,01
60,01
60,01
60,01
306,59
00 44' 00"
16 39' 00"
02 07' 00"
02 07' 00"
01 51' 00"
01 05' 00"
03 05' 00"
00 43' 00"
01 09' 00"
01 09' 00"
05 51' 00"
01 26' 00"
01 26' 00"
01 26' 00"
01 26' 00"
24 49' 00"
37
55
30
30
20
1067
1067
1067
1067
1067
1067
1067
1067
1067
1067
1067
1067
1067
1067
1067
1067
1067
1067
30
27,89
30
30
30
30
30
30
30
30
30
69,21
51
55
10
50
29
29
25
25
30
17
25
82
20
20
20
20
20
70
AP
10
11A
PSG -BOI
5 + 182
5 + 352
985
62.284
18 43' 00"
27
PLA
11
11B
PSG -BOI
5 + 290
6 + 013
5000
293,39
12 40' 00"
12
12A
PSG -BOI
5 + 727
6 + 764
900
214,33
13
12B
PSG -BOI
6 + 701
7 + 555
970
SUDUT
14
13
PSG -BOI
7 + 246
7 + 937
15
14
PSG -BOI
7 + 722
16
15
BOI - RW
KM / HM
17
16
18
BULAN PEMERIKSAAN
4
10
11
12
KETERANGAN
DU - PSG
DU - PSG
DU - PSG
DU - PSG
DU - PSG
JALAN
PETAK
3 + 976
3 + 285
2 + 235
1 + 696
1 + 641
0 + 861
KM / HM
LETAK
11,00
11,00
6,00
5,00
11,00
11,00
6,00
PLT.
LEBAR
KONENG
DAAN MOGOT 2
DAAN MOGOT 1
KARYA
HADIYAH
SATRIA
MAKALIWE
SEMERU
JALAN
NAMA
OPERASI
DIJAGA DINAS
DU - PSG
4 + 000
6,00
KEDOYA GARDEN
KETERANGAN
PSG - BOI
4 + 296
6,00
BOJONG INDAH
BULAN PEMERIKSAAN
PSG - BOI
4 + 731
6,00
LINGKAR LUAR
NOMOR
PSG - BOI
8 + 247
6,00
LINGKAR LUAR
12
8
8A
BOI - RW
8 + 735
6,00
KALIDERES
11
9
8C
BOI - RW
8 + 820
27,00
JEND. SUDIRMAN
10
10
13A
BOI - RW
11 + 290
6,00
T.M.PAHLAWAN
11
13B
RW - KDS
18 + 051
6,00
T.M.PAHLAWAN
12
18
BPR - TNG
18 + 770
6,00
DAMYATI
13
27
BPR - TNG
18 + 775
6,00
14
28A
BPR - TNG
19 + 935
15
28
BPR - TNG
PLT.
16
29
URUT
17
NAMA
KETERANGAN
NAMA
12
LEBAR
11
LETAK
10
PETAK
NOMOR
JALAN
PLT.
INSPEKSI BANJIR KANAL
KM / HM
6,00
INSPEKSI BANJIR KANAL
PERLINTASAN
JALAN
4 + 731
6,00
HEMAT
DU - PSG
8 + 247
6,00
TAMAN KOTA
18
DU - PSG
8 + 735
6,00
BATU CEPER
19
DU - PSG
8 + 820
5,00
TANAH TINGGI
20
PSG - BOI
11 + 290
4,00
21
PI - BPR
18 + 051
PLT.
22
BPR - TNG
URUT
23
LEBAR
JALAN
INSP.CENGAKARENG DRAIN
KETERANGAN
PETAK
KM / HM
2,00
INSP.CENGKARENG DRAIN
PERLINTASAN
BULAN PEMERIKSAAN
JALAN
6 + 401
2,00
MARGA JAYA
LIAR
NOMOR
PLT.
PSG - BOI
6 + 485
4,00
RAWA BUAYA
12
URUT
8 B1
PSG - BOI
8 + 321
6,00
KP SEMANAN
11
24
8 B2
BOI - RW
8 + 850
2,00
PORIS GAGA
10
25
8 C1
BOI - RW
10 + 205
4,00
AMPERA
26
14
RW - KDS
12 + 645
6,00
27
16A
KDS - PI
14 + 099
28
20
PI - BPR
29
21
30
URAIAN PEKERJAAN
MANUAL
PENGGANTIAN BANTALAN
PENGGANTIAN REL
1,5 M'
PENAMBAHAN BALAS
0,5 M3
PENAMBAHAN PASIR
1 M3
MENGURAS BALAS
0,33 M'LINTAS
MENGEDREK REL
3 M'REL
- BALOK KAYU
10 M'LINTAS
- BALOK BESI
7 M'LINTAS
8
- BALOK BETON
PERBAIKAN ALAT-ALAT PENAMBAT
2 ALT. PNBT
10 PENYIKUAN BANTALAN
5 BANTALAN
4 BANTALAN
20 ANGKER
10 ANGKER
1 PELAT
11 PL. JEPIT
1 PL. LANDAS
3 M'LINTAS
3 BAUT
40 M'LINTAS
0,5 KM LINTAS
1 SAMBUNGAN
300 M'LINTAS
23 PELUMASAN SAMBUNGAN
10 SAMB.
1/15
TAHUN YANG AKAN DATANG
25 ANGKATAN / LISTRINGAN
BERAT
0,3 BANTALAN
MEKANIK
0,3 SAMB.
165 M'LINTAS
RINGAN
KAPASITAS / JAM
NO
URAIAN PEKERJAAN
MANUAL
MEKANIK
BERAT
RINGAN
ANGKATAN SETEMPAT
- BALOK KAYU
3 M'LINTAS
- BALOK BESI
3 M'LINTAS
26
- BALOK BETON
2,5 M'LINTAS
ANGKATAN MEYELURUH
- BALOK KAYU
1,1 M'LINTAS
- BALOK BESI
1,1 M'LINTAS
- BALOK BETON
0,9 M'LINTAS
250 M'LINTAS
27
28 LISTRINGAN SAJA
7 M'LINTAS
0,5 WESEL
0,2 WESEL
31 PELUMASAN
0,5 WESEL
0,2 WESEL
0,33 WESEL
34 ANGKUTAN REL
0,1 TON
35 ANGKUTAN BALAS
0,5 M3
36 ANGKUTAN BANTALAN
37 ANGKUTAN PASIR
38 ANGKUTAN ALAT-ALAT PENAMBAT
0,5 BANTALAN
0,5 M3
0,025 TON
39 PENCABUTAN RUMPUT
3 M'LINTAS
40 BABATAN
5 M'LINTAS
41 MEMBERSIHKAN SELOKAN
5 M'LINTAS
Sumber : Perjana
Gross
Jumlah
Berat KA
Duduk
Ton
Gerbong
Ton
Ekonomi
100
35
240
Berat KRL
Cisadane
100
35
240
Jika dimuati
Benteng
100
35
240
sekitar 40 ton
No.
Jenis KA
Keterangan
Jenis KA
1
2
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
Ekonomi
10
10
10
10
10
10
10
Cisadane
28
28
28
28
28
24
18
Benteng
Total
Jumlah
Berat
Ton
Perjalanan
Ton/Hari
Ekonomi
240
10
2400
Cisadane
240
480
Benteng
240
16
3840
28
6720
No.
Jenis KA
Total
Keterangan
Diambil yang
terbanyak
NO
SAT.
KATEGORI
BOBOT
ASSET (MATERIAL)
RUSAK
BAIK
RUSAK
(%)
KM
21.453
0,00%
PENAMBAT PANDROL
BH
143.304
1.802
1,26%
PENAMBAT KAKU
BH
11.256
1.126
10,00%
BANTALAN BETON
BH
35.826
181
0,51%
BH
511
136
BH
640
470
BH
72
4 PLAT SAMBUNG
BH
640
60
9,38%
5 BAUT SAMBUNG
BH
3.840
540
14,06%
6 BALAS
M3
32.179
1.746
5,43%
TOTAL
249.721
49,55%
90,18%
DARI KM
KE KM
PANJANG
KELAS
TOTAL TQI
DU - TNG
0 + 600
0 + 800
200
45,5
DU - TNG
0 + 800
1 + 000
200
44,7
0 - 20 =
0 M'SP
DU - TNG
1 + 000
1 + 200
200
41,1
21 - 30 =
200 M'SP
DU - TNG
1 + 200
1 + 400
200
33,3
31 - 40 =
400 M'SP
DU - TNG
1 + 400
1 + 600
200
31,7
41 - 50 =
800 M'SP
DU - TNG
1 + 600
1 + 800
200
46,5
DU - TNG
1 + 800
2 + 000
200
28,0
J U M L A H TQI
270,8
TQI RATA-RATA
39
KETERANGAN
DU - TNG
2 + 000
2 + 200
200
32,9
DU - TNG
2 + 200
2 + 400
200
31,1
0 - 20 =
0 M'SP
DU - TNG
2 + 400
2 + 600
200
25,3
21 - 30 =
982 M'SP
DU - TNG
2 + 600
2 + 800
200
30,7
31 - 40 =
600 M'SP
DU - TNG
2 + 800
3 + 000
182
28,6
41 - 50 =
200 M'SP
DU - TNG
3 + 000
3 + 200
200
24,7
DU - TNG
3 + 200
3 + 400
200
23,1
DU - TNG
3 + 400
3 + 600
200
37,7
DU - TNG
3 + 600
3 + 800
200
21,0
J U M L A H TQI
255,1
TQI RATA-RATA
28
DU - TNG
3 + 800
4 + 200
400
39,3
DU - TNG
4 + 200
4 + 400
200
52,6
0 - 20 =
0 M'SP
DU - TNG
4 + 400
4 + 600
200
41,7
21 - 30 =
0 M'SP
DU - TNG
4 + 600
4 + 800
200
39,7
31 - 40 =
1400 M'SP
DU - TNG
4 + 800
5 + 000
200
37,5
41 - 50 =
400 M'SP
DU - TNG
5 + 000
5 + 200
200
44,8
> 50 =
200 M'SP
DU - TNG
5 + 200
5 + 400
200
38,1
DU - TNG
5 + 400
5 + 600
200
32,7
DU - TNG
5 + 600
5 + 800
200
36,7
J U M L A H TQI
363,1
TQI RATA-RATA
40
DU - TNG
5 + 800
6 + 000
198
40,1
DU - TNG
6 + 000
6 + 200
200
35,9
DU - TNG
6 + 200
6 + 400
200
35,4
0 - 20 =
0 M'SP
200 M'SP
DU - TNG
6 + 400
6 + 600
200
42,4
21 - 30 =
DU - TNG
6 + 600
6 + 800
200
29,8
31 - 40 =
997 M'SP
DU - TNG
6 + 800
7 + 200
399
35,4
41 - 50 =
200 M'SP
J U M L A H TQI
219,0
TQI RATA-RATA
37
DU - TNG
7 + 200
7 + 400
200
35,3
DU - TNG
7 + 400
7 + 600
200
30,1
0 - 20 =
0 M'SP
DU - TNG
7 + 600
7 + 800
200
25,8
21 - 30 =
1200 M'SP
DU - TNG
7 + 800
8 + 000
200
26,0
31 - 40 =
600 M'SP
DU - TNG
8 + 000
8 + 200
200
24,2
41 - 50 =
400 M'SP
DU - TNG
8 + 200
8 + 400
200
34,7
DU - TNG
8 + 400
8 + 600
200
34,4
DU - TNG
8 + 600
9 + 000
400
44,1
DU - TNG
9 + 000
9 + 200
200
25,3
DU - TNG
9 + 200
9 + 400
200
21,4
J U M L A H TQI
301,3
TQI RATA-RATA
30
DU - TNG
9 + 400
9 + 600
200
DU - TNG
9 + 600
9 + 800
200
34,5
21,6
0 - 20 =
200 M'SP
DU - TNG
9 + 800
10 + 000
200
31,1
21 - 30 =
1200 M'SP
DU - TNG
10 + 000
10 + 200
200
26,9
31 - 40 =
797 M'SP
DU - TNG
10 + 200
10 + 400
200
30,5
41 - 50 =
0 M'SP
DU - TNG
10 + 400
10 + 600
200
26,4
DU - TNG
10 + 600
10 + 800
200
24,2
DU - TNG
10 + 800
11 + 000
200
20,1
DU - TNG
11 + 000
11 + 400
397
32,3
DU - TNG
11 + 400
11 + 600
200
26,5
J U M L A H TQI
274,1
TQI RATA-RATA
27
DU - TNG
11 + 600
11 + 800
200
28,3
DU - TNG
11 + 800
12 + 000
200
40,4
0 - 20 =
200 M'SP
DU - TNG
12 + 000
12 + 200
200
32,5
21 - 30 =
1400 M'SP
DU - TNG
12 + 200
12 + 400
200
33,5
31 - 40 =
800 M'SP
41 - 50 =
0 M'SP
DU - TNG
12 + 400
12 + 600
200
24,2
DU - TNG
12 + 600
12 + 800
200
26,3
DU - TNG
12 + 800
13 + 000
200
28,4
DU - TNG
12 + 600
13 + 200
200
18,1
DU - TNG
13 + 200
13 + 400
200
21,0
DU - TNG
13 + 400
13 + 600
200
22,2
DU - TNG
13 + 600
13 + 800
200
35,6
DU - TNG
13 + 800
14 + 000
200
22,8
J U M L A H TQI
333,3
TQI RATA-RATA
28
DU - TNG
14 + 000
14 + 200
200
34,6
DU - TNG
14 + 200
14 + 400
200
40,2
0 - 20 =
200 M'SP
DU - TNG
14 + 400
14 + 600
200
31,3
21 - 30 =
1000 M'SP
DU - TNG
14 + 600
14 + 800
200
25,6
31 - 40 =
600 M'SP
DU - TNG
14 + 800
15 + 000
200
27,2
41 - 50 =
0 M'SP
DU - TNG
15 + 000
15 + 200
200
22,3
DU - TNG
15 + 200
15 + 400
200
19,8
DU - TNG
15 + 400
15 + 800
400
24,1
J U M L A H TQI
225,1
TQI RATA-RATA
28
DU - TNG
15 + 800
16 + 000
200
20,9
DU - TNG
16 + 000
16 + 200
200
25,4
0 - 20 =
200 M'SP
DU - TNG
16 + 200
16 + 400
200
26,0
21 - 30 =
1800 M'SP
DU - TNG
16 + 400
16+ 600
200
28,8
31 - 40 =
0 M'SP
DU - TNG
16+ 600
16 + 800
200
25,3
41 - 50 =
0 M'SP
DU - TNG
16 + 800
17 + 000
200
27,9
DU - TNG
17 + 000
17 + 200
200
25,0
DU - TNG
17 + 200
17 + 400
200
23,7
DU - TNG
17 + 400
17 + 600
200
25,5
DU - TNG
17 + 600
17 + 800
200
27,0
J U M L A H TQI
255,5
TQI RATA-RATA
26
DU - TNG
17 + 800
18 + 000
200
28,0
DU - TNG
18 + 000
18 + 200
200
32,4
0 - 20 =
16 M'SP
DU - TNG
18 + 200
18 + 400
200
26,9
21 - 30 =
800 M'SP
DU - TNG
18 + 400
18 + 600
200
22,9
31 - 40 =
400 M'SP
DU - TNG
18 + 600
18 + 800
200
33,5
41- 50 =
0 M'SP
DU - TNG
18 + 800
19 + 000
200
27,5
DU - TNG
19 + 000
19 + 024
16
4,3
J U M L A H TQI
175,5
TQI RATA-RATA
18
0 20
816 M SP
21 30
8.782 M SP
31 40
6.594 M SP
41 50
2.000 M SP
> 50
Jumlah Terukur
Keterangan :
TQI
10 20
TQI
40 60
: Amat Baik ;
: Sedang ;
TQI
: Sangat Jelek
80 100
TQI
TQI
200 M SP +
18.392 MSP
20 40
60 80
: Baik
: Jelek
DARI
KE KM
PANJANG
PARAMETER
KM
KERUSAKAN
LOKASI
KELAS
4
MM'
DU - TNG
0 + 153
0 + 155
Angkatan Kanan
-22
0 + 154
DU - TNG
0 + 151
0 + 153
Lestrengan Kanan
33
0 + 151
DU - TNG
0 + 151
0 + 159
Lestrengan Kiri
19
0 + 156
DU - TNG
0 + 154
0 + 159
Lebar Sepur
22
0 + 157
DU - TNG
0 + 203
0 + 204
Angkatan Kanan
-25
0 + 203
DU - TNG
0 + 198
0 + 205
Lestrengan Kanan
-41
0 + 198
DU - TNG
0 + 198
0 + 205
Lestrengan Kiri
-45
0 + 198
DU - TNG
0 + 263
0 + 274
11
Lebar Sepur
22
0 + 274
DU - TNG
0 + 273
0 + 274
Angkatan Kanan
22
0 + 273
DU - TNG
0 + 274
0 + 278
Lebar Sepur
27
0 + 275
DU - TNG
0 + 305
0 + 333
28
Lebar Sepur
40
0 + 315
DU - TNG
0 + 333
0 + 336
Lebar Sepur
40
0 + 336
DU - TNG
0 + 390
0 + 392
Angkatan Kanan
23
0 + 391
DU - TNG
0 + 395
0 + 397
Angkatan Kiri
-23
0 + 396
DU - TNG
0 + 336
0 + 423
87
Lebar Sepur
40
0 + 346
DU - TNG
0 + 423
0 + 425
Angkatan Kiri
-24
0 + 424
DU - TNG
0 + 423
0 +432
Lebar Sepur
42
0 + 431
DU - TNG
0 + 429
0 +432
Angkatan Kiri
28
0 + 431
DU - TNG
0 + 429
0 +432
Angkatan Kanan
25
0 + 431
DU - TNG
0 + 432
0 + 433
Angkatan Kiri
27
0 + 432
DU - TNG
0 + 440
0 + 442
Angkatan Kanan
-24
0 + 441
DU - TNG
0 + 252
0 + 490
239
Pertinggian
17
0 + 262
DU - TNG
0 + 498
0 + 550
52
Pertinggian
18
0 + 502
DU - TNG
0 + 432
0 + 551
119
Lebar Sepur
46
0 + 500
DU - TNG
0 + 555
0 + 574
19
Pertinggian
18
0 + 567
DU - TNG
0 + 577
0 + 584
Lebar Sepur
23
0 + 579
DU - TNG
0 + 584
0 + 586
Lebar Sepur
20
0 + 584
DU - TNG
0 + 270
0 + 590
320
Lestrengan Kiri
86
0 + 500
DU - TNG
0 + 269
0 + 590
321
Lestrengan Kanan
79
0 + 499
DU - TNG
0 + 824
0 + 825
Angkatan Kanan
-21
0 + 824
DU - TNG
0 + 940
0 + 944
Lestrengan Kanan
21
0 + 940
DU - TNG
0 + 940
0 + 944
Lestrengan Kiri
21
0 + 940
DU - TNG
0 + 998
1 + 002
Lestrengan Kiri
21
0 + 998
DU - TNG
0 + 998
1 + 002
Lestrengan Kanan
20
0 + 998
DU - TNG
1 + 026
1 + 030
Lestrengan Kiri
21
1 + 026
DU - TNG
1 + 026
1 + 031
Lestrengan Kanan
21
1 + 026
DU - TNG
1 + 037
1 + 041
Lestrengan Kiri
20
1 + 037
DU - TNG
1 + 037
1 + 042
Lestrengan Kanan
20
1 + 037
ANTARA
DARI
KE KM
PANJANG
PARAMETER
KM
KERUSAKAN
LOKASI
KELAS
MM'
DU - TNG
1 + 053
1 + 158
Lestrengan Kiri
44
1 + 156
DU - TNG
1 + 053
1 + 158
Lestrengan Kanan
20
1 + 153
DU - TNG
1 + 067
1 + 168
Lestrengan Kanan
20
1 + 167
DU - TNG
1 + 123
1 + 126
Lestrengan Kanan
20
1 + 123
DU - TNG
1 + 124
1 + 126
Lestrengan Kiri
21
1 + 124
DU - TNG
1 + 150
1 + 158
Lestrengan Kiri
20
1 + 150
DU - TNG
1 + 150
1 + 158
Lestrengan Kanan
20
1 + 150
DU - TNG
1 + 188
1 + 192
Lestrengan Kiri
20
1 + 188
DU - TNG
1 + 188
1 + 192
Lestrengan Kanan
19
1 + 189
DU - TNG
1 + 732
1 + 734
Angkatan Kiri
-22
1 + 733
DU - TNG
1 + 737
1 + 740
Angkatan Kiri
23
1 + 738
DU - TNG
3 + 525
3 + 534
Lestrengan Kiri
20
3 + 525
DU - TNG
3 + 526
3 + 534
Lestrengan Kanan
21
3 + 526
DU - TNG
3 + 550
3 + 558
Lestrengan Kiri
20
3 + 550
DU - TNG
3 + 550
3 + 558
Lestrengan Kanan
21
3 + 550
DU - TNG
3 + 982
3 + 984
Angkatan Kiri
-22
3 + 982
DU - TNG
4 + 011
4 + 014
Angkatan Kiri
25
4 + 013
DU - TNG
4 + 011
4 + 014
Angkatan Kanan
25
4 + 013
DU - TNG
4 + 351
4 + 353
Angkatan Kanan
24
4 + 352
DU - TNG
4 + 353
4 + 356
Angkatan Kiri
24
4 + 354
DU - TNG
4 + 353
4 + 355
Angkatan Kanan
27
4 + 353
DU - TNG
4 + 416
4 + 419
Pertinggian
-19
4 + 416
DU - TNG
4 + 658
4 + 660
Pertinggian
18
4 + 659
DU - TNG
4 + 676
4 + 677
Pertinggian
18
4 + 676
DU - TNG
5 + 054
5 + 061
Pertinggian
18
5 + 055
DU - TNG
5 + 067
5 + 071
Pertinggian
18
5 + 069
DU - TNG
5 + 138
5 + 140
Angkatan Kiri
21
5 + 139
DU - TNG
5 + 800
5 + 805
Lestrengan Kiri
-21
5 + 800
DU - TNG
5 + 799
5 + 805
Lestrengan Kanan
-20
5 + 709
DU - TNG
5 + 849
5 + 853
Lestrengan Kanan
-20
5 + 849
DU - TNG
5 + 848
5 + 854
Lestrengan Kiri
-20
5 + 848
DU - TNG
5 + 875
5 + 877
Lestrengan Kanan
-21
5 + 875
DU - TNG
5 + 984
5 + 992
Lestrengan Kanan
-21
5 + 984
DU - TNG
5 + 984
5 + 992
Lestrengan Kiri
-21
5 + 984
DU - TNG
5 + 735
6 + 014
276
Pertinggian
-42
5 + 749
DU - TNG
6 + 020
6 + 024
Pertinggian
-18
6 + 020
DU - TNG
6 + 481
6 + 484
Angkatan Kiri
26
6 + 483
DU - TNG
6 + 481
6 + 484
Angkatan Kanan
25
6 + 483
DU - TNG
7 + 324
7 + 331
Lestrengan Kanan
-20
7 + 324
DU - TNG
7 + 324
7 + 332
Lestrengan Kiri
-21
7 + 324
DU - TNG
7 + 339
7 + 342
Lestrengan Kiri
-21
7 + 339
DU - TNG
7 + 339
7 + 342
Lestrengan Kanan
-20
7 + 339
DU - TNG
7 + 386
7 + 387
Lestrengan Kiri
-21
7 + 386
DU - TNG
7 + 368
7 + 401
34
Pertinggian
-19
7 + 368
DU - TNG
7 + 427
7 + 442
15
Pertinggian
-18
7 + 427
DU - TNG
7 + 455
7 + 460
Lestrengan Kanan
-20
7 + 455
ANTARA
DARI
KE KM
PANJANG
PARAMETER
KM
KERUSAKAN
LOKASI
KELAS
MM'
DU - TNG
7 + 455
7 + 461
Lestrengan Kiri
-21
7 + 455
DU - TNG
7 + 457
7 + 468
11
Pertinggian
-19
7 + 457
DU - TNG
7 + 472
7 + 474
Lestrengan Kiri
-21
7 + 472
DU - TNG
7 + 472
7 + 474
Lestrengan Kanan
-20
7 + 472
DU - TNG
7 + 483
7 + 491
Pertinggian
-18
7 + 483
DU - TNG
7 + 498
7 + 515
18
Pertinggian
-18
7 + 498
DU - TNG
7 + 755
7 + 759
Pertinggian
19
7 + 755
DU - TNG
7 + 778
7 + 779
Lestrengan Kiri
20
7 + 778
DU - TNG
7 + 781
7 + 793
13
Pertinggian
18
7 + 788
DU - TNG
7 + 849
7 + 851
Lestrengan Kiri
22
7 + 849
DU - TNG
7 + 801
7 + 925
125
Pertinggian
18
7 + 861
4
4
DU - TNG
8 + 492
8 + 503
12
Pertinggian
18
8 + 498
DU - TNG
8 + 735
8 + 739
Angkatan Kanan
33
8 + 738
DU - TNG
8 + 736
8 + 739
Angkatan Kiri
30
8 + 738
DU - TNG
8 + 810
8 + 813
Angkatan Kiri
29
8 + 811
DU - TNG
8 + 809
8 + 813
Angkatan Kanan
30
8 + 811
4
4
DU - TNG
8 + 858
8 + 861
Lestrengan Kiri
20
8 + 858
DU - TNG
11 + 300
11 + 301
Lebar Sepur
17
11 + 300
DU - TNG
11 + 360
11 + 365
Pertinggian
-18
11 + 360
DU - TNG
11 + 394
11 + 402
Pertinggian
-18
11 + 394
DU - TNG
11 + 448
11 + 449
Pertinggian
-18
11 + 448
DU - TNG
11 + 463
11 + 468
Pertinggian
-19
11 + 463
DU - TNG
11 + 917
11 + 919
Angkatan Kanan
24
11 + 918
DU - TNG
12 + 278
12 + 283
Pertinggian
-18
12 + 278
DU - TNG
13 + 701
13 + 702
Angkatan Kiri
23
13 + 701
DU - TNG
18 + 769
18 + 771
Lestrengan Kiri
22
18 + 769
DU - TNG
18 + 991
19 + 016
25
Lestrengan Kiri
20
18 + 998
DU - TNG
18 + 992
19 + 016
25
Lestrengan Kanan
20
18 + 992
PEMELIHARAAN
JALAN REL
START
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
EVALUASI
PERBAIKAN
Genjotan (vertikal)
Goyangan / siklu
Listringan (horizontal)
Keras
xx :
Lebih keras
xxx :
WS :
Wesel
LK :
Lengkung
Plat sambung
JPL :
Jalan perlintasan
Bendera merah
Bendera hijau
2/4 Dongkrak
6
Pacul
Dandang
Arit
Kunci Inggris
Linggis perjana
Waterpass rel
Mall sepur
Skop
2.
3.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
Pasang semboyan 3
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
2.
Penambat dilepas
3.
4.
5.
Penambat dikerasi
6.
7.
8.
Penambat diteer
9.
2.
3.
2.
Cabut rumput
3.
4.
Kantong balas
5.
6.
7.
8.
2.
3.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
benang
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1
Umum
Setelah jalan rel dibangun dan digunakan untuk lalu lintas kereta api,
seluruh komponen dan struktur jalan rel dapat rusak akibat beban dan
gerakan kereta api, serta pengaruh cuaca. Apabila tidak dilakukan
perawatan yang terus menerus, baik dan tepat, komponen dan struktur
jalan rel dapat semakin memburuk sehingga dapat mengakibatkan
perjalanan kereta api menjadi tidak aman, tidak nyaman dan tidak lancar.
Maka kegiatan sekarang berubah penekanannya, yaitu dari pekerjaan
pembangunan jalan rel baru menuju ke pekerjaan pemeliharaan jalan rel.
Pemeliharaan jaringan jalan rel lebih rumit dan kompleks, dibandingkan
dengan pembangunan jalan rel, pekerjaan pemeliharaan jalan bukanlah
pekerjaan yang mudah.
Persoalannya menjadi lebih rumit pada saat adanya keterbatasan
anggaran serta adanya beberapa kendala teknis, misalnya beban lalu lintas
kereta api yang cenderung semakin besar, kondisi cuaca yang kurang
mendukung, serta gangguan lalu lintas pada saat pelaksanaan pemeliharaan.
Tabel 4.1. Perbedaan Kegiatan Pembangunan dan Pemeliharaan.
Item
Pembangunan
Pemeliharaan
Pendekatan pelaksanaan
Proyek
Proses
Relatif singkat
Berjalan terus
/ Jangka pendek
/ Jangka panjang
Terbatas
Tersebar
Relatif tinggi
Relatif rendah
Teknik,
Teknik,
Pengelolaan proyek
Pengelolaan bisnis
Waktu
Lokasi
Biaya per kilo meter
Kebutuhan ketrampilan
= 360 x S x TE
TE
Tp
Tb
Tl
Kb
K1
+ ( 1,5 x 0)
(1,4 x 0)
TE = 6.720
+ ( 1,5 x 0)
(1,4 x 0)
T = 360
TE
T = 360
1,1
6720 ton
= 6.720 ton
= 2.661.120 ton/tahun
2.661.120
6.720
3.500
Ps
0,01
Pd
[ 9000
0,01
9000 ( 115/1,609 5 )] kg
Pd
14982,56 kg
( V 5)
k
4EIx
dengan :
k
Ix
180
= 0,0098 cm
6
4 x 2,1 x 10 x 2346
Mo
Pd
4
= 382208,16 kg/cm
M1. y
Ix
dengan :
y
M1
Ix
= 1055, 23kg/cm2
2346
<
Kg/cm2
=
= SB
2 tg
dengan :
Zmin = tebal minimum balas (m)
S
= 0,6 0,22
2 tg 45o
= 0,19 m
19 cm
= 0,6 0,188
= 0,206 m 21 cm
2 tg 45o
= 0,6 0,26
2 tg 45o
= 0,1775 m 18 cm
Analisis Perjana
Bahwa jalur Koridor Sta.Duri Sta.Tangerang masuk dalam
kategori kelas jalan IV (PD 10) dengan tonase ekivalen sebesar 2.661.120
ton/tahun dan golongan UIC dengan tonase anggapan sebesar 76.720 ton.
Wilayah Distrik 13.C Tangerang ini mempunyai panjang sepur 19,293
km, dengan frekuensi lalu lintas kereta api listrik dalam sehari 28 KA/hari
Sta.Bojong Indah
7 + 713 KM
Sta.Poris Indah
13 + 949 KM
Sta.Duri
0 + 000 KM
Sta.Rawa Buaya
9 + 241 KM
Sta.Batu Ceper
15 + 776 KM
Sta.Pesing
3 + 680 KM
StaKalideres
11 + 440 KM
Sta.Tangerang
19 + 293 KM
Sta.Grogol
1 + 881 KM
" #
" %
Komponen
Yang Dipelihara
Jenis Kerusakan
Perbaikannya
Bantalan
Alat Penambat
Balas
ukuran dari 2 - 6 cm
- rumput mudah tumbuh
periksa wesel untuk tindakan
5
Wesel
Lain-lain
9,82%
Rel
0,00%
Penambat Pandrol
1,26%
Penambat Kaku
10,00%
Balas
5,43%
Bantalan Beton
0,51%
Baut Sambung
14,06%
Plat Sambung
9,38%
Bantalan Kayu (Wesel)
11,12%
Bantalan Kayu
(Sambungan)
38,43%
4.7
Analisis SWOT
Analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) adalah
identifikasi faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi, berdasarkan
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(opportunity), dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman / tantangan (threat).
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang
ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Pada tabel 4.3
menunjukkan matriks SWOT pada sistem pemeliharaan PT. Kereta Api.
Berdasarkan tabel tersebut maka terdapat tiga kajian yaitu faktor internal,
faktor eksternal dan alternatif strategi yang menghubungkan ke dua faktor
tersebut.
STRENGTH
SO
ST
OPPORTUNITY
WEAKNESS
WO
WT
THREAT
2.
3.
ANCAMAN / TANTANGAN
(OPPORTUNITY)
(THREAT)
- Potensi mengembangkan
memperoleh dari
pendapatan perusahaan
mengenai kualitasnya
FAKTOR INTERNAL
KEKUATAN
STRATEGI STRENGTH
STRATEGI STRENGTH
(STRENGTH)
OPPORTUNITY (SO)
THREAT (ST)
berdasarkan kinerja
KELEMAHAN
STRATEGI WEAKNESS
STRATEGI WEAKNESS
(WEAKNESS)
OPPORTUNITY (WO)
THREAT (WT)
- Mengembangkan sistem
prioritas yang lebih spesifik
- Mengembangkan sistem Perjana
DARI KM
KE KM
PANJANG KELAS
TOTAL TQI
DU - TNG
0 + 600
1 + 000
400
45,1
DU - TNG
1 + 000
2 + 000
1000
36,12
DU - TNG
2 + 000
3 + 000
982
29,72
DU - TNG
3 + 000
4 + 000
1000
31,16
DU - TNG
4 + 000
5 + 000
1000
42,16
DU - TNG
5 + 000
6 + 000
998
38,48
DU - TNG
6 + 000
7 + 000
1000
35,78
Contoh Perhitungan :
DU - TNG
7 + 000
8 + 000
999
30,52
DU - TNG
8 + 000
9 + 000
1000
34,35
DU - TNG
9 + 000
10 + 000
1000
26,78
DU - TNG
10 + 000
11 +000
1000
25,62
DU - TNG
11 + 000
12 + 000
987
31,88
DU - TNG
12 + 000
13 + 000
1000
28,98
DU - TNG
13 + 000
14 + 000
1000
23,94
DU - TNG
14 + 000
15 + 000
1000
31,78
DU - TNG
15 + 000
16 + 000
1000
21,78
DU - TNG
16 + 000
17 + 000
1000
26,68
A = Nilai TQI 1
DU - TNG
17 + 000
18 + 000
1000
25,84
B = Nilai TQI 2
DU - TNG
18 + 000
19 + 000
1000
28,64
595,3
31
KETERANGAN
KILOMETER
TOTAL TQI =
A + B
C
&
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, didapat beberapa
kesimpulan mengenai pemeliharaan jalan kereta api pada Jurusan Duri
Tangerang yang ditinjau, sebagai berikut :
1. Permasalahan pada Jurusan Duri Tangerang dalam pemeliharaan jalan
kereta api yaitu, pada persediaan suku cadang yang harus menunggu dari
logistik dan kurangnya tenaga kerja (sumber daya manusia) dari formasi
kebutuhan ideal.
2. Bahwa pemeliharaan jalan rel dilaksanakan sesuai kelas jalan (PD 10)
dan golongan UIC. Karena Jurusan Duri Tangerang adalah sepur
tunggal berada pada kelas jalan IV dan golongan UIC 7 maka
karakteristik pada pemeliharaan jalan rel menjaga supaya lalu lintas
kereta api aman dan beraturan, selanjut pemeliharaan geometri untuk
mencapai kondisi yang nyaman setelah aman terpenuhi.
3. Dari hasil indeks kualitas rel / Track Quality Index (TQI) pada bulan
pebruari 2009, menunjukkan bahwa kondisi geometri sepur 82 %
kategori baik dan 18 % kategoti sedang pada petak duri - grogol.
4. Bahwa sistem pemeliharaan jalan rel Perjana perlu dikaji ulang karena
perubahan kondisi material, tenaga regu peeliharaan yang menurun
jumlahnya, proses pemeliharaan yang mengarah mekanisasi dan
frekuensi
KA
yang
makin
tinggi.
Sehingga
strategi
program
pemeliharaan
jalan
rel
yang
mengarah
pada
DAFTAR PUSTAKA
1. Alamsyah, Alik Ansyori, 2003. Rekayasa Jalan Rel. Malang: Bayu Media
Publishing.
2. Amit Gupta, B.L.Gupta, 2003. Rail Engineering. Delhi: Standard Publisher
Distributor.
3. Hidayat, Hedi, dan Rachmadi. 2001. SI-475 Rekayasa Jalan Rel. Bandung:
Penerbit ITB.
4. PJKA. 1986. Penjelasan Peraturan Perencanaan Konstruksi Jalan Rel,
(Penjelasan PD No.10). Bandung: PJKA.
5. PJKA. 1986. Perencanaan Konstruksi Jalan Rel, (Peraturan Dinas No.10).
Bandung: PJKA.
6. PJKA. 1988. Buku Saku Perjana. Bandung: PJKA.
7. PNKA. 1970. Reglemen 10 (R10). Jakarta: PNKA.
8. Project Management Group. 1986. Master Book Kursus Pengawasan
Perawatan
Jalan
Rel.
Bandung:
KP3
BAKA/CPCS/SOFRERAIL
TRAINING SECTION.
9. Soebarkah, Iman. 1981. Jalan Kereta Api. Bandung: Idea Dharma.
10. Triutomo, Suryo Hapsoro , 2003. Jalan Rel. Yogjakarta: Beta Offset.
11. ---------------, 2007. Undang undang Perkeretaapian, Nomor 23 tahun
2007, tentang prasarana jalan rel. Jakarta: Departemen Perhubungan
Republik Indonesia.
12. ---------------,
2006.
Keputusan
Menteri
Perhubungan
Nomor