Di susun oleh :
1. Fatkhur Rochman ( 18640019 )
2. Denis Al Hafidh ( 19646001 )
Tugas Besar mata kuliah Dasar-Dasar lalulintas diperiksa dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat : Universitas PGRI Semarang
Mengetahui,
Dosen Pengampu
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas besar ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dalam penyusunan tugas besar ini, banyak pihak
yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Muhdi, S.H, M.Hum, selaku rektor Universitas PGRI Semarang.
2. Bapak Drs. Bagus Priyatno ST., MT selaku dosen pengampu mata kuliah dasar dasar
lalulintas Universitas PGRI Semarang.
3. Rekan-rekan semester 7 program studi Teknik Sipil Universitas PGRI Semarang.
4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis
dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan dan penyusunan tugas besar ini masih terdapat
banyak kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran penulis
harapkan demi kesempurnaan tugas besar ini. Akhir kata besar harapan penulis agar
tugas besar ini dapat memberikan manfaat kepada penulis serta bagi pembaca.
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan peningkatan ekonomi, sosial dan pendidikan biasanya terjadi begitu
pesat di kota-kota besar. Sejalan dengan pertumbuhan dan peningkatan yang terjadi,
biasanya diikuti pula dengan peningkatan tuntutan manusia terhadap sarana transportasi.
Besarnya tuntutan tersebut dapat dilihat dari kapasitas pendukung sarana transpotrtasi yang
sudah ada, salah satunya terminal angkutan. Terminal mempunyai peranan yang sangat
penting dalam suatu transportasi kota, diantaranya sebagai tempat transit dan berhentinya
sarana transportasi dari suatu kota ke kota lain, atau dari suatu daerah ke daerah lain. Kota
Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia mempunyai kebutuhan akan sarana
pendukung transportasi yang sangat besar.
Hal ini juga tidak terlepas dari pengaruh sektor pariwisata dan perdagangan mengingat
kota Bandung juga merupakan kota wisata. Terminal Leuwi Panjang Bandung merupakan
salah satu terminal tipe A di kota Bandung yang melayani semua jenis angkutan, mulai dari
dalam kota sampai angkutan antar propinsi. Terminal yang terletak di Jalan Soekarno Hatta
No. 26 Bandung ini rawan akan kemacetan. Hal ini dikarenakan kendaraan angkutan sering
menurunkan dan menaikkan penumpang di luar terminal. Di samping itu, antrian kendaraan
angkutan yang akan masuk ke dalam terminal oleh karena kepadatan yang terjadi di dalam
terminal akibat luas lahan yang sudah tidak sebanding dengan jumlah penumpang dan
volume kendaraan yang harus dilayani.
Akibatnya, pelayanan sirkulasi angkutan yang kurang efisien dan efektif serta tingkat
pelayanan parkir yang masih kurang baik. Dari permasalahan yang ada di atas, terminal
Leuwi Panjang Bandung dirasakan sudah tidak mampu lagi menampung perkembangan
transportasi angkutan penumpang kota Bandung. Pengembangan terminal Leuwi Panjang di
lokasi yang sudah ada merupakan hal yang sulit mengingat keberadaan terminal tersebut
terletak di tengah kota, sehingga pengembangan tidak mungkin untuk dilakukan. Hal ini
dikhawatirkan akan memperburuk situasi lalu lintas di kawasan tersebut. Selain itu tidak
adanya lahan untuk pengembangan yang menyebabkan tidak mungkin untuk dilakukan
perluasan. Terminal Leuwi Panjang Bandung dapat dikatakan ideal dan nyaman apabila
dapat memberikan kondisi kenyamanan dan keamanan bagi semua pemakai terminal,
sehingga para pemakai terminal dapat merasakan nyaman dan aman serta terhindar dari
kesemrawutan yang selama ini terkait dengan terminal.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah, yaitu : Terminal merupakan
suatu sarana transportasi yang kompleks yang di dalamnya banyak dilakukan kegiatan. Terkadang
secara bersamaan kegiatan yang dilakukan tersebut sering menyebabkan antrian kendaraan yang
cukup panjang. Untuk itu dirasakan perlu dilakukan analisis terhadap beberapa hal, diantaranya :
1. Kapasitas ruang parkir angkutan umum terminal yang tersedia.
2. Kebutuhan luas areal parkir angkutan umum terminal Leuwi Panjang.
3. Penataan sirkulasi kendaraan dan fasilitas-fasilitas pendukung.
C. Batasan Masalah
Dalam pembahasan ini ruang lingkup permasalahan hanya pada :
1. Kondisi dan kegiatan di terminal Leuwi Panjang Bandung serta hal-hal yang berkaitan dengan
fasilitas-faslitas yang ada dalam terminal.
2. Sampel kendaraan yang meliputi : bus Angkutan Kota Antar Propinsi (AKAP), Angkutan Kota
Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Kota (ANGKOT) untuk diketahui jumlah, headway, waktu
3. tunggu rata-rata, dan luas ruang parkir dalam terminal.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari menganalisis kinerja terminal ini adalah untuk mengetahui apakah terminal
Leuwi Panjang masih mampu memberikan pelayanan yang baik terhadap angkutan umum
yang masuk dan keluar. Apabila dari analisis tersebut diperoleh suatu hasil bahwa terminal
tersebut sudah tidak optimal lagi dalam pelayanannya dan kurang layak dari fasilitasnya,
maka penulis mencoba memberikan alternatif-alternatif saran dan masukan yang sesuai
dengan kebutuhan terminal yang ada. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kinerja
terminal dalam hubungannya dengan :
1. Time headway (selang waktu antar kendaraan) dalam terminal.
2. Waktu tunggu rata-rata (Wtr) kendaraan dalam terminal.
3. Kebutuhan ruang parkir kendaraan dalam terminal.
4. Fasilitas-fasilitas yang ada di terminal.
5. Analisa dampak lingkungan akibat terminal leuwi panjang.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan gambaran dan kejelasan dari permasalahan fasilitas terminal.
2. Mengetahui kelayakan terminal menurut tipe terminal itu sendiri.
3. Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah mengenai fasilitas yang ada di terminal saat
ini, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pembenahan dan perbaikan
lebih lanjut.
( Lokasi Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung )
F. Pengumpulan Data
Dalam sub bab ini akan di paparkan mengenai analisis mengenai kualitas pelayanan
Terminal Leuwipanjang terhadap penumpang berdasarkan survey pengamatan langsung ke
lapangan. Survey pengamatan langsung ini dilakukan bertujuan untuk melihat secara lebih
dekat mengenai tingkat pelayanan Terminal Leuwipanjang terhadap masyarakat sebagai
pengguna prasarana tersebut. Pada studi ini kelompok yang akan dianalisis adalah
penumpang Terminal Leuwipanjang dan khususnya penumpang angkutan Antar Kota
Dalam Propinsi (AKDP) dan angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), mengingat
Terminal Leuwipanjang merupakan salah satu terminal regional di Kota Bandung. Analisis
ini dibatasi pada hal-hal yang berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan, kenyamanan,
keamanan dan keselamatan. Dari hasil analisis ini akan didapat kualitas pelayanan Terminal
Leuwipanjang dengan jelas.
G. Uraian Penelitian
A. Analisis Time headway (selang waktu antar kendaraan) dalam terminal.
Jika dilihat dari maksud perjalanannya maka dari 120 responden penumpang paling
banyak adalah penumpang yang memiliki alasan lainnya seperti pulang kampung,
menjenguk anak, dan lain sebagainya sebanyak 34 responden (28,3%), sedangkan
responden yang paling sedikit adalah dengan alasan rekreasi sebesar 3
responden(2,5%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
Untuk ketepatan keberangkatan dan waktu tiba berarti pihak perusahaan wajib
untuk menjamin tepatnya waktu berangkat dan waktu tiba angkutan umum sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini, mencerminkan tanggung
jawab perusahaan terhadap pelanggan/penumpang. Dari 120 responden yang diteiliti,
maka diperoleh penilaian terhadap tingkat kepentingan dari variabel pelayanan waktu
keberangkatan dan tiba tepat waktu, lebih jelasnya mengenai hal tersebut.
Dapat diketahui bahwa dari 120 responden yang diteliti maka 54 responden
menyatakan penilaiannya terhadap jadwal pelayanan waktu pemberangkatan penting,
sedangkan dalam tabel penilaian tingkat kepuasan responden terlihat bahwa 51
responden menyatakan tidak puas terhadap pelayanan variabel tersebut. Kemudian dari
kedua penilaian responden tersebut maka akan menghasilkan tingkat kesesuaian sebesar
55,56 %.
Ketersediaan Tempat Khusus Untuk Penurunan Penumpang
Terminal sebagai ruang publik memiliki intensitas pemanfaatan yang sangat tinggi.
Kenyamanan di lingkungan terminal merupakan faktor yang sangat penting untuk
memenuhi tingkat kepuasan masyarakat. Salah satu usaha untuk menciptakan
kenyamanan di lingkungan terminal yaitu dengan menyediakan tempat khusus untuk
penurunan penumpang. Berdasarkan 120 responden yang diteliti 71 responden
menyatakan ketersediaan tempat khusus untuk penurunan penumpang adalah penting
dan 11 responden myatakan hal ini adalah biasa saja.
Selain penilaian akan tingkat kepentingan, responden diminta untuk menilai tingkat
kepuasan terhadap variabel ini berdasarkan keadaan yang ada saat ini. Dari 120
responden di dapat 58 menyatakan tidak puas 41 menyatakan sangat tidak puas. Setelah
dilakukan penilaian terhadap tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan maka didapat
tingkat kesesuaian untuk variabel ini yaitu sebesar 43,79%.
Ketersediaan tempat khusus untuk penurunan penumpang Salah satu faktor yang harus di
perhatikan dalam perancangan untuk menciptakan keselamatan adalah pemisahan antara
aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai. Berdasarkan hal tersebut maka variabel ketersediaan
tempat khusus untuk penurun penumpang dirasa perlu untuk dinilai tingkat kepentingannya
oleh responden, untuk meminimalisasikan kecelakaan yang sering terjadi terutama di peron
kedatangan. Dari 120 responden, didapat bahwa 56 responden menyatakan variabel tersebut
sangat penting dan 16 responden menyatakan hal ini biasa saja.
C. Analisis Kebutuhan ruang parkir kendaraan dalam terminal.
Terminal secara umum adalah titik atau tempat pemberhentian dimana
penumpang keluar atau masuk dari system. Korelasi ini mengakibatkan sering
terjadinyaawal konflik dari berbagai arah maupun kendaraan untuk mencapai satu titik
yang sama sehingga dapat menimbulkan kongesti (kemacetan) baik itu di dalam
terminal itu sendiri ataupun di ruas – ruas jalan menuju terminal. Sistem sirkulasi dan
fasilitas terminal merupakan bagian penting untuk mengatasi permasalahan tersebut,
terlebih lagi terminal merupakan prasarana transportasi umum yang di tuntut memiliki
sistem dan fasilitas yang baik sehingga para pengguna kendaraan pribadi dapat beralih
menuju kendaraan umum.
Dari pernyataan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
menyatakan kamar kecil/toilet di Terminal Leuwipanjang ini kotor, ini di karenakan
kondisi kamar kecil/toilet di terminal ini sangat memprihatinkan, membuat
pengguna merasa tidak nyaman dan enggan untuk menggunakannya, selain kotor,
kamar kecil disini juga kurang dari segi jumlah dan luasnya serta sulit untuk
ditemukan.
2. Tempat parkir kendaraan pribadi
Dari survey pengamatan yang dilakukan di Terminal Leuwipanjang terlihat
bahwa tempat kendaraan pribadi berada di depan bangunan utama terminal dan
cukup luas. Dari hasil pengamatan pelataran ini khususnya untuk parkir kendaraan
pribadi berupa mobil terlihat kosong. Pengguna merasa kurang nyaman dalam
memanfaatkan tempat parkir ini karena tidak adanya jalur pedestrian dan peneduh.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.