DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
Firest Nifataro Telaumbanua NIM : 5173311004
Lamtiur Harianja NIM : 5173311008
Ramabeth FN Simamora NIM : 5173111025
Sintong Josua Nainggolan NIM : 5171111017
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
karunia-Nya sehinggga kamidapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Rekayasa Lalu Lintas dengan Judul makalah “Critical Book Report”
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebaga salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembacanya, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepanmya dapat menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan kerena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh Karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas Critical Book Report ini adalah salah satu tugas wajib yang harus dikerjakan
oleh setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas. Tugas wajib
yang lainnya adalah Tugas Rutin, CJR, MR, RI dan Projek. Dalam kurikulum berbasis
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), terdapat enam tugas pokok dalam
setiap matakuliah dimana salah satu tugas pokok tersebut adalah Critical Book Review .
Critical Book Review dilakukan dengan cara mengkritisi suatu buku. Dalam mengkritisi
buku akan dilakukan penjelasan mengenai kekurangan dan kelebihan, kesimpulan ataupun
saran yang diberikan. Di zaman globalisasi sekarang ini, membaca buku bukanlah suatu
hal yang mengasyikan melainkan sangat membosankan. Dengan adanya Critical Book
Review ini diharapkan rasa cinta untuk membaca buku yang ada bisa tumbuh bagi para
mahasiswa. Oleh karena itu dengan membaca buku sekaligus mengkritisi isi buku
Rekayasa Lalu Lintas ini, mahasiswa yang nantinya akan calon guru yang professional.
Pemahaman terhadap keempat komponen lalu lintas di atas bermanfaat, misalnya dalam
melihat fenomena berikut:
- menelaah bagaimana suatu kecelakaan terjadi, komponen lalu lintas mana yang paling
dominan menyebabkan terjadinya kecelakaan
- memilih prioritas mana yang perlu dilakukan agar kinerja transportasi dapat meningkat
- mengkaji sebab-sebab kegagalan kegiatan dalam perbaikan kinerja transportasi agar
tidak terulang lagi
9. Kapasitas
Berdasarkan HCM 1985, ditinjau dari volume, kapasitas dibagi menjadi tiga:
a. Kapasitas dasar (basic capacity), yaitu jumlah kendaraan maksimum yang dapat
melintasi suatu penampang jalan atau ruas jalan selama satu jam pada kondisi jalan
dan lalu lintas yang paling ideal. Kondisi ideal dimaksud yaitu arus lalu lintas tidak
terganggu, bebas dari gangguan samping atau pejalan kaki, arus lalu lintas hanya
terdiri dari mobil penumpang, lebar lajur minimal 3,6 m, lebar bahu jalan minimal
1,8 m, jalan datar–sedemikian sehingga alinemen horizontal dan alinemen vertikal
memenuhi kecepatan 120 km/jam dengan jarak pandang menyiap yang cukup untuk
jalan dua lajur atau tiga lajur.
b. Kapasitas yang mungkin, yaitu jumlah kendaraan maksimum yang dapat melintasi
suatu penampang jalan atau ruas jalan selama satu jam pada kondisi jalan dan lalu
lintas yang sedang berlaku pada jalan tersebut.
c. Kapasitas praktis (practical capacity) yaitu jumlah kendaraan maksimum yang dapat
melintasi suatu penampang jalan atau ruas jalan selama satu jam dengan kepadatan
lalu lintas yang cukup besar, yang dapat menyebabkan perlambatan yang berarti bagi
kebebasan pengemudi kendaraan melakukan gerakan pada kondisi jalan dan lalu
lintas yang berlaku saat ini.
10. Pertumbuhan Lalu Lintas
Pertumbuhan volume lalu lintas merupakan gabungan dari ketiga macam tipe
pertumbuhan berikut ini.
a. Normal Traffic Growth Pertumbuhan volume lalu lintas akibat bertambahnya
kepemilikan kendaraan yang terjadi di daerah tersebut. Kepemilikan kendaraan biasa
dilihat dari jumlah BPKB baru di wilayah dimaksud.
b. Generated Traffic Pertumbuhan volume lalu lintas akibat tumbuhnya prasarana baru
misal mal, dan sebagainya. Dengan adanya prasarana baru, maka muncul tarikan
pergerakan sekaligus bangkitan pergerakan.
c. Development Traffic Pertumbuhan volume lalu lintas akibat perkembangan
lingkungan, misalnya adanya jalan baru atau perbaikan jalan lama.
Pada kasus yang terjadi, misalnya di ruas jalan luar kota di suatu daerah yang
merupakan tempat perlintasan pergerakan lalu lintas menerus (through traffic), maka
perhitungan pertumbuhan lalu lintas di ruas jalan tersebut harus dilakukan dengan
sangat hati-hati. Pada gambar di bawah ini, jika normal traffic growth pada ruas jalan
hanya dilakukan dengan pertimbangan pertumbuhan jumlah kendaraan di lokasi studi,
maka hasil yang didapat akan keliru karena semestinya normal traffic growth-nya lebih
dominan didasarkan atas pergerakan lalu lintas dari eksternal ke eksternal.
11. Penggambaran Volume dalam Peta
Penggambaran volume lalu lintas dalam sebuah peta sering digunakan untuk
merepresentasikan sejauh mana besar volume lalu lintas suatu ruas jalan terhadap ruas
jalan yang lain. Penggambaran juga bisa dibuat untuk volume angkutan umum yang
melewati ruas-ruas jalan.
BAB III
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ISI BUKU
A. Kelebihan Buku
Adapun kelebihan buku sebagai berikut.
1. Pembaca merasa paham dari sub bab yang telah dipaparkan.
2. Dari aspek layout,ukuran huruf nya sudah jelas dan enak dibaca,dan ukuran buku ini
yang kecil sehingga mudah dibawa kemana saja.
3. Menjelaskan dengan sangat jelas pada sub-sub bahasan pada setiap bab.
4. Ada banyak tabel dalam buku ini sehingga lebih terperici dan mudah dipahami
pembaca.
5. Ada rangkuman hal-hal penting disetiap akhir bab.
6. Penulisan referensi yang jelas.
B. Kelemahan Buku
Adapun kelemahan buku juga sebagai berikut.
1. Cover dari buku yang kurang menarik sehingga mengurangi minat pembaca.
2. Kurang lengkap nya gambar dari materi yang dijelaskan.
3. Kurang jelasnya keterangan dari sebagian isi tabel, sehingga pembaca kurang mengerti
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komponen lalu lintas terdiri dari orang/barang, kendaraan, jalan, serta peraturan.
Beberapa ahli menambahkan komponen lalu lintas dengan kondisi lingkungan. Volume
Arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik/garis khayal pada jalan
per satuan waktu, dinyatakan dalam kend/jam (Qkend), smp/jam (Qsmp) atau arus harian
dalam bentuk LHRT (Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahunan) (MKJI, 1997). Bila terdapat
N kendaraan melintasi garis AA1 selama waktu T, maka volume atau arus lalu lintas dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Q = N/T
Volume adalah sebuah peubah (variabel) yang paling penting pada rekayasa lalu
lintas, dan pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang berhubungan dengan jumlah
gerakan per satuan waktu pada lokasi tertentu. Jumlah gerakan yang dihitung dapat
meliputi hanya tiap moda lalu lintas saja, seperti: pejalan kaki, mobil, bus atau mobil
barang, atau kelompokkelompok campuran moda.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kita berikan pada penulisan buku ini adalah sebaiknya
penulis memperbaiki kesalahan dalam penulisan baik itu kata-kata ataupun kalimat. Dari
critical book review ini, diharapkan kepada pembaca agar dapat mengetahui isi dari buku
ini dan mengaplikasikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sugeng Risdiyanto, 2018. Rekayasa dan Manajemen Lalu Lintas, Teori dan Aplikasi.
Universitas Janabadra