Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REPORT

Critical Book Report


Mk. STRUKTUR
KAYU
Prodi S1 Teknik Sipil -FT

SKOR NILAI:

NAMA : RONAL STEPAN HARIANJA


NIM 5193550027

KELAS : C – S1 TEKNIK SIPIL

DOSEN PENGAMPU
Edo Barlian, S.T., M.T.
STRUKTUR KAYU

PRODI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK
BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN TAHUN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk dapat m enyelesaikan critical book report
dengan judul Kayu sebagai bahan bangunan. Critical book report ini saya buat guna memenuhi
penyelesaian tugas pada mata kuliah Struktur Kayu, semoga critical book report ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
Saya menyadari bahwa critical book report ini masih jau h dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf
dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.
Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
critical book report yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi
para pembaca.

Medan, 08 April 2021

RONAL STEPAN H

2
DAFTAR ISI

STRUKTUR KAYU ................................................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 4
A. Rasionalisasi pentingnya CBR ........................................................................................................ 4
B. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................ 4
C. Manfaat CBR .................................................................................................................................. 4
A. IDENTITAS BUKU ....................................................................................................................... 5
BAB II ........................................................................................................................................................ 6
RINGKASAN ISI BUKU ......................................................................................................................... 6
RINGKASAN BUKU SETIAP BAB.......................................................................................................... 6

BAB I PENGETAHUAN DASAR............................................................................................................. 6

BAB II KONSTRUKSI KAYU SECARA TRADISIONAL ....................................................................... 7

BAB III SAMBUNGAN-SAMBUNGAN DAN BAGIAN-BAGIAN BANGUNAN .................................. 9

BAB IV ALAT-ALAT SAMBUNGAN KAYU ....................................................................................... 12

BAB V KONSTRUKSI KAYU MENURUT PERHITUNGAN ............................................................... 14

BAB VI BEKISTING BANGUNAN BETON.......................................................................................... 18

BAB VII KONSTRUKSI PANGGUNG BANGUNAN............................................................................ 19


BAB III .................................................................................................................................................... 21
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ................................................................................................... 21
A. KELEBIHAN BUKU .................................................................................................................. 21
B. KEKURANGAN BUKU ............................................................................................................. 21
BAB IV .................................................................................................................................................... 22
PENUTUP................................................................................................................................................. 22
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................ 22
B. SARAN ................................................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 23

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CBR
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.Terkadang
kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita.Misalnya dari segi analisis bahasa ,
pembahasan tentang struktur kayu.Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi,terkhusus pada pokok bahasa tentang struktur
kayu.

B. Tujuan Penulisan
1. Agar mampu meringkas isi buku
2. Agar mampu membandingkan buku dengan buku-bukulain
3. Mampu mengkontruksi buku (cover, layout, dan tatabahasa)

C. Manfaat CBR
Dapat kritis dalam menganalisis informasi, menghargai, pendapat,adaptif terhadap perubahan,
komunikatifdalam penyampaian informasi dan bertanggung jawab.

4
A. IDENTITAS BUKU

▪ Judul : Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu

▪ Edisi : Kesepuluh

▪ Pengarang / (Editor,jika ada) :Ir. Heinz Frick

▪ Penerbit : KANISIUS (Anggota IKAPI)

▪ Kota terbit : Yogyakarta

▪ Tahun terbit :1982

▪ ISBN : 979-413-061-3

5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
RINGKASAN BUKU SETIAP BAB

BAB I PENGETAHUAN DASAR


1.1 Kayu Sebagai Bahan Bangunan
1.1.1 Sifat Utama
sifat-sifat yang menyebabkan kayu tetap selalu dibutuhkan manusia yaitu :
- kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis-habisnya, apabila
dikelola/diusahakan dengan cara-cara yang baik.
- kayu merupakan bahan mentah yang mudah diperoses untuk dijadikan barang lain.
- kayu mempunyai sifa-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan-bahan lain.

1.1.2 Bagian-Bagian Kayu


❖ kulit, yaitu bagian yang terluar. Kulit bertugas sebagai pelindung bagian yang lebih dalam
pada kayu.
❖ Cambium, yaitu jaringan yang berupa lapisan tipis dan bening, yang melingkar pohon. Tugas
cambium kearah luar membentuk kulit yang baru dan kedalam membentuk kayu yang baru.
❖ Kayu gubal, ialah bagian kayu yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup, masih berfungsi.
Oleh karena itu tugas kayu gubal ialah menyalurkan bahan makanan dari daun kebagian-
bagian pohon yang lain.
❖ Kayu teras, ialah bagian yang terdiri dari sel-sel yang sudah tua atau mati. Kayu teras ini
hanya sebagai pengokoh tumbuhnya pohon saja.
❖ Hati, merupakan bagian kayu yang dipusat.
❖ Pori-pori, sebetulnya pori-pori menjadi ssel-sel pembuluh kayu yang terpotong.
❖ Jari-jari kayu, sebenarnya jaringan kayu yang dibentuk dengan susunan sel secara radial
artinya dari luar menuju kepusat.
❖ Lingkaran tumbuh, kondisi pertumbuhan pohon ditentukan oleh lingkaran tumbuh, yaitu iklim.
Pohon-pohon dapat dibedakan atas dua golongan besar, yaitu : jenis-jenis kayu dari golongan daun
lebar dan jenis-jenis kayu dari golongan kayu daun jarum. Kayu ialah bahan yang didapatkan dari
tumbuh-tumbuhan dalam alam.

1.1.3 Sifat Keawetan Kayu


6
Keawetan kayu tergantung pada penempatan kayu. Kayu yang dilindungi terhadap hujan dan
sinar matahari tidak akan lekas rusak. Tetapi kalau ditempatkan diluar, jadi dibiarkan terkena panas
dan hujan, maka kayu akan agak lekas rusak. Cara-cara untuk mempertinggi keawetan kayu, misalnya
dengan mengecat, mengetir,menegecat dengan karbolin,minyak,kerosot,dengan obat-obatan dan
sebagainya.
1.2 Penggunaan Kayu Di Indonesia
1.2.1 Bahan Bangunan Dari Kayu
a. Fineer
Fineer ialah lembaran kayu yang tipis, diperoleh dari penyayatan dolok kayu jenis tertentu. Finer
juga digunakan untuk membuat triplex dan multiplex yang berasal dari kayu murah.
b. Kayu lapis (plywood)
Kayu lapis kita bedakan atas kayu triplex (terdiri dari tiga lapisan) dan kayu multiplex (terdiri dari
lebih dari tiga lapisan kayu.

BAB II KONSTRUKSI KAYU SECARA TRADISIONAL


2.1 Konstruksi Dinding Batang Tersusun
Konstruksi batang tersusun untuk dinding dari kayu merupakan cara yang paling tua, yang sampai
sekarang masih dipergunakan.

2.2 Konstruksi Dinding Rangka Tersusun


Konstruksi rangka tersusun adalah konstruksi yang disusun setingkat demi setingkat.Konstruksi
rangka tersusun biasa dipasang terbuka atau dilapisi dengan papan.
Penyusunan konstruksi rangka-rangka tersusun:
a. Kayu yang melintang
b. Kayu yang tegak
c. Kayu yang berdiri miring

2.3 Konstruksi Dinding Rangka Terusan


Konstruksi ranka terusan (lajur) pada umunya luar dan dalam seluruhnya dilapisi dengan papan.
Tiang-tiang menembus melalaui semua tingkat bangunan. Oleh karena itu penyusutannya sedikit.

2.4 Konstruksi Atap Tradisional


2.4.1 Sejarah
Arti dan fungsi konstruksi atap ialah sebagai pelindung manusia terhadap cuaca. Konstruksi atap
7
tradisional dapat dibangun dalam konstruksi kayu maupun konstruksi bamboo.
2.4.2 Nama Bagian Atap
1. Bumbungan adalah sisi atap yang teratas
2. Tiris atap atau bagian atap bawah, menetukan sisi atap yang datar
3. Garis penahan atap
4. Jurai luar, ialah bagian yang tajam pada atap
5. Jurai dalam, ialah bagian yang tajam pada atap
6. Titik pertemuan jurai dan hubungan, tempat bertemunya tiga bidang atap atau lebih
7. Bumbungan penguhubung miring, garis jurai pada bidang-bidang atap yang bertemu.
2..4.3 Macam-Macam Bentuk Atap
a) Atap lesenar
b) Atap pelana
c) Atap perisai
d) Atap perisai bunting
e) Atap masard perisai buntung
f) Atap pelana lengkung
g) Atap gergaji (shed) atap kemah (limas)
h) Atap kerucut
i) Atap menara
j) Atap menara topi uskup

2.4.4 nama bagian atap


1. Bubungan ialah sisi atap yang teratas. Selalu dalam kedudukan datar.
2. Tiris atap atau bagian atap terbawah, menentukan sisi atap yang datar.
3. Garis penahan atap, pada tambahan kasau miring atau pada atap manasard, garis pertemuan
antara dua bidang atap,, yang berbeda kemiringanya.
4. Jurai luar, ialah bagian yang tajam pada atap, berjalan dari garis tiris atas atap sampai
bumbungan, pada pertemuan dua bidang atap sudut bangunan keluar.
5. Jurai dalam,ialah bagian yang tajam pada atap, berjalan dari garis tiris atas atap sampai
bumbungan, pada pertemuan dua bidang atap sudut bangunan keluar.
6. Titik pertemuan jurai dan bubungan, tempat bertemmunya tiga bidang atap atau lebih
7. Bubungan penghubung miring, garis jurai pada bidang-bidang atap yang bertemu.

2.4.5 konstruksi atap


Menurut pembangunanya maka konstruksi atap dibagi atas:
8
• Konstruksi atap kasau dan atap kasau dengan balok bangsal
• Kuda-kuda atap kasau
• Atap peran dengan kuda-kuda yang berdiri
• Atap peran dengan kuda-kuda yang berbaring
• Atap peran dengan kuda-kuda yang bergantung
• Atap peran sebagai atap lesenar
• Atap peran sebagai atap perisai

BAB III SAMBUNGAN-SAMBUNGAN DAN BAGIAN-BAGIAN BANGUNAN


3.1 Pasangan Balok Lantai Dan Balok Lotang
Balok lantai : Balok lantai merupakan konstruksi kayu yang terbawah untuk menopang lantai. Untuk
bangunan pada tiang diatas permukaan air juga disebut sloot. Biasanya dibuat dari kayu
Jati/Ulin.
Balok loteng : pada bangunan yang lebih tinggi, balok loteng memisahkan dua tingkat (dua ruang
diatas dan di bawahnya). Sekaligus ia juga menopang plafond an lantai.
❖ Letak dan nama balok satu-satu
a) Balok utuh : semua balok, yang melintang tanpa topang dan sambungan pada seluruh lebar
bangunan dan pada kedua ujungnya bertumpu pada dinding luar.
b) Balok ravil : bisa pada kedua ujungnya terletak pada dinding ata pada satu atau dua
ujungnya dihubungkan dengan pen pada balok lain.
c) Balok ekor : pada satu ujungnya terletak pada dinding.
d) Balok sisi : terdapat sepanjang dinding batu. Agar tidak terjadi hubungan langsung antara
bangunan batu dengan bangunan kayu, maka harus ada speling 2-3 cm minimum, antara
dinding yang belum diplester denganbalok sisi.

3.1.1 Pencegahan Terhadap Rayap


Ada beberapa macam tindakan pencegahan terhadap rayap/anai-anai:
1. Memperhatikan bahaya rayap/anai-anai dalam perencanaan dan perincian pekerjaan.
2. Pengawetan dengan obat-obatan
3. Pencegahan selama pelaksaan pendirian bangunan
4. Menggunakan bahan-bahan banguna yang tidak dirusak oleh rayap/anai-anai, seperti beton
atau besi.

3.2 Konstruksi Lantai Kayu


3.2.1 Lapisan Lantai Kayu
9
Lapisan lantai dari kayu (parket) boleh dipasang hanya pada lantai beton yang diisolasi terhadap
kelembaban dengan aspal.
a) Kerakal kayu
Kerakal kayu biasanya digunakan sebagai lantai bengkel dan tempat kerja dipabrik dan sebagainya
yang sehat dan yang tinggi daya isolasinya.
b) Lapisan lantai dari kayu (parket)
Lapisan kayu terdiri dari kayyu yang tipis (8 mm s/d 10 mm) lembarannyya 20 mm s/d 30 mm dan
panjangnya 10 cm s/d 15 cm yang di lem dengan perekat khusus pada lantai beton yang halus
dan rata.

3.2.2 Konstruksi Lantai Kayu


Konstruksi lantai kayu yang paling sederhana ialah papan-papan yang langsung terletak dan dipaku di
atas konstruksi balok loteng. Papan yang digunakan seharusnya paling sedikit 20 mm tebalnya dengan
lebar 9 cm s/d 14 cm dengan sambungan sisinya tumpul, bersponing, beralur-lidah atau berilat.

3.2.3 Penahan Suara


Konstruksi loteng dari kayu biasanya penahannya suara jelek sekali. Perbaikan kelemahan konstruksi
lloteng dari kayu ini bisa di lakukan dengan berbagai macam konstruksi lantai dan konstruksi langit-
langit, asal tidak ada jalan langsung untuk suara dari ruang atas keruang bawah dan sebaliknya.

3.3 Konstruksi Tangga Dari Kayu


Macam –macam bentuk tangga :
a. Tangga biasa, tangga lurus
b. Tangga dengan bordes seperempat
c. Tangga dengan bordes
d. Tangga dengan dua borders seperempat
e. Tangga dengan belokan seperempat bawah
f. Tangga dengan belokan seperempat atas
g. Tangga dengan dua belokan seperempat
h. Tangga dengan belokan setengah
i. Tangga lingkaran

3.4 Konstruksi Pintu


3.4.1 Kosen Pintu
a. Kosen dari kayu
10
Konstruksi kosen dari kayu untuk pintu sebenarnya tidak berbeda dengan kosen dari kayu.
Tinggi minimal untuk pintu ialah 1.95 m dan karena itu kosen dari kayu di lenkapi dengan tiga angker
pada ambang tegak masing-masing. Untuk kosen pintu lazim digunakan kayu mutu 1 atau 2 yang
berukuran :
Pada pintu biasa dengan satu daun:
5/10 5/12 5/14 5/15 cm
6/10 6/12 6/14 6/15 cm
7/12 cm
Pada pintu rangkap dengan dua daun:
8/10 8/12 8/14 8/15cm

3.4.2 Konstruksi pintu kayu


a. Pintu kisi
Pintu kisi (pintu hek, pintu ruji-ruji dengan kelam) : pintu kisi untuk ruang gudang atau sebagai
pembatasa ruang terdiri ata kisi-kisi tegak lurus berukuran 24/48 mm, dipakukan pada dua papan
lintang 30/120 mm dan di perkokoh oleh papan diagonal (kelam diagonal) 30/120 mm.
b. Pitu papan
Dalam bentuknya yang paling sederhana dibuat dari papan tebal 18 -24 mm di ketam kedua belah
pihak. Papan-papan dapat dihubungkan tumpul atau dengan alur lidah.
c. Pintu panil
Pintu panil ialah pintu yang terdiri dari bingkai yang dihubungkan dengan pen dan lobang. Panilnya
dibuat dari kayu massif atau kayu triplex/multiplex. Untuk panil kaca digunakan panil kaca.
d. Pintu dengan daun papak
Pintu dengan daun papak dibagi atas dua golongan, menurut konstruksi daunnya. Daun pintu papak
massif dibuat dari satu lembar multiplex atau lembaran tatak kayu (chipboard) setebal 36 mm s/d
45 mm.
e. Pintu berlapis
Pintu berlapis ialah pintu panil dengan lapisan dari papan, yang berhubungan dengan lidah-alur, atau
bingkai dengan malang yang dilapisi sebelah-menyebelah dengan papan yang berhubungan
dengan lidah-alur.
f. Konstruksi pintu gerbang dorong
Keuntungan konstruksi pintu gerbang dorong ialah: pada wkatu membuka pintu gerbang tidak
diperlukan banyak tempat, akan tetapi juga ada kekurangannya, yaitu penutupan kurang rapat
dari pada pintu biasa.

11
3.5 Konstruksi Jendela
3.5.1 Kosen Jendela
Fungsi kosen ialah sebagai rangka pemegang daun jendela, tempat daun/sayap jendela melekat
dan menggantung. Ukuran-ukran kosen ditentukan oleh syarat-syarat peraturan bangunan nasioanal
dan syarat kosntruktif disamping juga dari segi-segi arsitektonis. Tinggi minimal kosen jendela ialah
50 cm, lebar kosen disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk jendela lazim digunakan kayu mutu kelas I
atau II yang berukuran.
5/10 5/12 5/14 5/15 cm
6/10 6/12 6/14 6/15 cm
7/12 cm

3.5.2 Konstruksi jendela dari kayu


Jendela merupakan lobang cahaya dan lobang udara dalam gedung. Sebagai bingkai berkaca,
jendela juga merupakan perlindungan terhadap angin, hujan,hawa dingin serta panas, dan suara
bising.
Kemudian setiap jendela harus diberi lobang hawa atau saluran angin dekat permukaan bawah
langit-langit dengan luasnya sekurang-kurangnya 1/3 dari luas jendela yang bersangkutan.
❖ Konstruksi jendela
Sebagai bahan bingkai jendela dan bingkai sayap hendaknya hanya digunkan kayu yang kering, lurus
mudah dilem dan mudah divernis ata dicat, untuk jendela saja, sesuai dengan tingginya, maka
lebar sayap bukanya jangan melebihi 50 cm s/d 60 cm.
❖ Konstruksi jendela tanpa kosen
Konstruksi jendela tanpa kosen di Indoneszia masih jarang digunakan, tapi diluar negeri agak
sering, karena menghemat ongkos pembangunan.

3.5.3 Konstruksi jendela yalusi (krepyak)


Jendela yalusi biasanya dipasang pada (diluar) jendela kaca untuk melindungi trhadap hujan, sinar
matahari yang terik, pengaruh lainnya dan perusakan oleh penjahat.
BAB IV ALAT-ALAT SAMBUNGAN KAYU
4.1 . Sambungan Gigi
Pada sambungan gigi penting sekali ialah agar garis sumbu kuda penopang garis sumbu pelana
(balok loteng dan sebagainya) dan garis sumbu tumpuan harus bertemu pada satu titik.

4.1.1 Sambungan Gigi Tunggal


Pemakaian gigi tunggal secara ilmiah pada kuda penopang maupun pada takik kau pelana
12
memepengaruhi dengan sudut yang sama 𝛿. Agar takikan pada kayu pelana tidak terlalu mengurangi
kekuatannya maka dalamnya takikan d tidak boleh lebih dari :
h/4 untuk sudut sampai 60 0
h/6 untuk sudut lebih dari 60 0 (dan pada takikan sebelah-menyebelah pada tiang).
𝐻 𝑃 . cos 𝛼
𝜎h = = ≤tk//
𝑏 .𝑑 𝑏 .𝑑
𝐻 𝑃 . cos 𝛼
𝜏= = ≤𝜏
𝑣 .𝑑 𝑣 .𝑏

P = gaya tekan pada kuda penopang


H = gaya tarik pada balok loteng sebesar H = P . cos ∝
V = gaya vertical (reaksi tumpuan) sebesar V = P . sin ∝
∝ = miringnya kuda penopang
𝑑 = dalamnya gigi tunggal
𝑣 = panjangnya kayu muka

4.1.2 Sambungan Gigi Rangkap


Pada sambungna gigi rangkap penting sekali ialah agar gigi muka dan gigi belakang dikerjakan
dengan teliti dan tepat sehingga tidak timbul kerenggangan. Jika sambungan gigi rangkap dapat
dikerjakan rapat, maka dalamnya d boleh dihitung sebagai d’ + d”. kemiringan kuda penopang
minimal 600.

4.2 Paku
Paku berdiameter kecil lebih baik dari pada yang besar. Sebaliknya kepadatan kayu juga jangan
terlalu besar untuk menjaga jangan sampai kayu pecah. Banyaknya paku yaitu:
𝑃
N=
𝑁𝑝𝑎𝑘𝑢

4.3 Baut
4.3.1 Baut biasa
Sambungan dengan baut hanya boleh digunakan pada bangunan-bangunan sederhana. Sambungan
dengan baut dinilai sebagai lemah dan tidak boleh disamakan dan digunakan bersama dengan
sambungan jenis lain. Jangan menggunakan baut tanpa cincin yang cocok.

4.3.2 Baut Kunci


Baut kunci serong disebut baut berkepala bundar pipi

13
4.3.3 Sekrup Kunci
Kekuatan sekrup kunci dapat dihitung sebagai berikut:
Kekuatan satu sekrup (dalam kg) = 40 . a . d
Kekuatan sekrup terhadap pencabut = 30 . s . d
4.3.4 Baut perentang
Karena baut perentang sering digunakan bersama kabel kawat baja, maka harus memperhatikan pengikat
kabel kawat baja yang baik.

4.4 Baut Pasak Khusus


Baut pasak khusus (Standubel) dibuat dari baja bernilai tingggi dengan bentuk silinder. Digunakan
sebagai alat penyambung bagian-bagian yang dikenai gaya lengkung..

4.5 Pasak Cincin dan Bulldog Connector


4.5.1 Pasak Cincin
Pasak cincin termasuk golongan pasak yang ditanam. Ia merupakan macam pasak, yang dipasang
dalam alur bundar, yang telah dibuat sebelumnya dengan mesin yang bermata khusus.

4.5.2 Bulldog Connector


Bulldog Connector tidak memerlukan alat-alat khusus seperti mata bor khusus yang diperlukan
untuk pasak cincin.

4.6 Pelat Paku


Pelat paku biasanya terdiri dari seng setebal 1 mm s/d 2 mm, dengan cetakan paku yang didirikan
dan akan ditekankan kedalam permukaan kayu yang akan disambung. Pekat paku digunakan sebagai
pelat buhul.

4.6 Perekat
Yang dimaksud dengan istilah perekat, dan penggunaan perekat untuk pembuatan konstruksi
berlapis majemuk dengan perekat, ialah kosntruksi kayu yang menggunakan papan-papan tipis, yang
direkatkan dengan seratnya sejajat dengan perekat, sehingga merupakan balok yang berukuran besar.
BAB V KONSTRUKSI KAYU MENURUT PERHITUNGAN
5.Konstruksi kayu Menurut Perhitungan
Sampai awal abad ke-20 cara pembangunan kayu yang dilakukan oleh tukang kayu masih
menguasai konstruksi atap dari kayu. Konstruksi kayu menurut perhitungan yanh berdasarkan ilmu itu
14
mula-mula hanya memasuki bidang bangunan baja (konstruksi dan besi) dan bangunan beton
bertulang. Baru kemudian menangani dan menggunakan bangunan kayu.
Yang mennetukan dalam konstruksi kayu menurut perhiungan ialah perkembangan pelbagai
cara menyambunga dan menghubungkan kayu secara baru, yang memungkinkan penggunaan bahan
bangunan dan pekerjaan yang lebih kecil dan penggunaan mesin bor serta mesin frais yang lebih
sederhana untuk menyambung bagian-bagian kayu.
Dengan perlengkapan statika dan ilmu kekuatan/ilmu gaya, dengan pengetahuan mantap tentang
sifat-sifat bahan bangunan kayu yang dicapai dalam berbagai percobaan, dan dengan bantuan
bahan/alat sambungan-sambungan kayu modern, maka konstruksi kayu menurut perhitungan,
terutama dalam konstruksi atap, dapat bersaing ketat melawan bangunan baja/besi maupun bangunan
beton bertulangan.

5.1. kasau
Dalam bahasa statika suatu kasau merupakan suatu balok tunggal yang miring. Penentuan gaya-
gaya yang timbul kita perlukan untuk penentuan ukuran-ukuran kasau.
Pada perhitungan harus diperhatikan terutama cara dan konstruksi tumpuan dan jurusan gaya-
gaya yang bekerja pada balok itu.
Reaksi tumpuan:
𝑃. 𝑏 𝑃. 𝑎
RA = dan RB =
𝐼 𝐼

Momen lentur Mmax :


𝑃. 𝑎. 𝑏
Mmax = RA . B = RB . b =
𝐼

5.2 Peran
5.2.1 Balok tunggal
a. penentuan gaya-gaya luar
𝑃. 𝑎 . 𝑏
Mmax =
𝐼
𝑞. 𝑙 𝑃
R A = RB =
2 2
𝑞 .𝐼2
Mmax =
8
𝑞 .𝑥 (𝐼−𝑥) 𝑞 .𝑥 .𝑥 ′
Mx = =
2 2

b. Penentuan gaya – gaya dalam


Dengan menggunakan reaksi tumpuan dan moment maksimal kita menegtahui gaya-gaya luar.
Supaya suatu konstruksi menjadi kuat, gaya luar tesebut harus seimbang dengan gaya-gaya
15
dalam. Gaya-gaya dalam dinamakan tegangan. Tegangan normal = 𝜎 dan tegangna gesr = 𝜏
(selalu dalam kg/cm2).
c. Lengkungan miring
Pada perhitungan peran dari konstruksi atap yang berdiri miring dengan sudut 𝛼, Imax dan Imin
tidak lagi timbul pada garis sumbu utama, melainkan pada suatu system koordinat
terkonyungsi. Penentuan tegangan 𝜎max dapat ditentukan menurut rumus:
𝑀𝑥 𝑀𝑦
𝜎max = ± +
𝑊𝑥 𝑊𝑦

5.2.2 Balok rusuk Gerber


Balok rusuk Gerber ditemukan oleh Heinrich Gerber 1832-1912 pada tahun 1866. System balok
rusuk Gerber boleh digunakan sebagai konstruksi batang atau rangka batang. Balok rusuk gerber
mempergunakan engsel, yaitu begitu di konstruksikan, sehingga engsel dapat menerima gaya lintang
dan gaya normal tetapi bukan momen (M=0).
Banyaknya engsel yang dibutuhkan = banyaknya tumpuan dalam
Ballok rusuk Gerber terutama digunakan pada konstruksi atap (sebagai peran).

5.2.3 Balok Terusan


Balok trusan dari kayu sering digunakan untuk peran dengan panjangnya maksimal sekitar 14,00
m, akan tetapi sering juga kita gunakan sebuah Hetzer jika panjangnya melebihi 10,00 m. pada
prinsipnya panjangnya Hetzer tidak dapat dibatasi. Penggunaan balok terusan menghemat kayu jika
dibandingkan dengan balok tunggal, pada balok terusan bertumpuan tiga 10% s/d 20% dan pad balok
terusan bertumpuan empat 15% s/d 25%. Keuntungan balok terusan ialah lendutan yang agak kecil.

5.2.4 Peran Ganda


Dengan peran ganda dimaksudkan : system peran yang bertautan (berkaitan) degan bagian
tambahan (gelagar flensa) di kedua ujung. Pada penempatannya terdapat dua bidang lintang. Karena
kedua bagian tambahan itu berkaitan, terjadilah suatu peran terusan.
Peran ganda sangat ekonomis, lebih-lebih kalau tidak terjadi beban yang berubah-ubah pada
peran ganda masing-masing, maupun pada keseluruhannya.

5.3 Tiang-Tiang Dan Batang Tertekan


5.3.1 Tekukan Pada Topang Ganda
Dengan topang ganda yang dimaksudkan batang tertekan yang terdiri dari dua batang ( atau lebih)
16
yang disambung supaya dua-duanya bekerja sama dalam penerimaan beban. Topang ganda
konstruksi kayu terdiri atas dua balok yang sama besar. Untuk mencapai beban yang sama pada
semuaa bagian, maka perlulah bagian itu disamhungkan dengan perekat, paku, baut atau pasak.

5.3.3 Tekukan Ex-Sentris


Suatu gaya tekan yang kerjanya ex-sentris pada suatu batang mengakibatkan satu momen sebesar
P.e tetap pada seluruh panjang batang. Kerjanya ini mengakibatkan satu lengkungan pada batang
sebesar :
𝑃 . 𝑒 .𝐼2
Y1m =
8 𝐸𝐼

5.4 Konstruksi Rangka Batang (VAKWERK)


5.4.1 Konstruksi Rangka Batang Paku
Konstruksi rangka batang yang berpaku kebanyakan terdiri dari batang tepi atas dan bawah,
keduanya rangkap, dan diantaranya terdapat batang-batang dalam susunan biasa atau bersilangan.
Bagi batang tepid an batang diagonal hendaknya lebar papan yang digunakan sedikit-dikitnya 8 cm.
untuk batang tepi atas dan bawah perbandigan lebar dan tebal harus 4 sampai 6.

5.5 Konstruksi Badan Papan Miring


Didalam menghitung momen lembam dan momen penahan pada balok dengan badan papan
miring (brettwandtrager) bagian badan harus diabaikan. Tegangan pada bagian saya dianggap merata.
Bagi perhitungan momen lembam dan tegangan yang diperbolehkan pada konstruksi beban papan
miring tipe a berlaku:
𝐵 . 𝐻2 𝐵 . ℎ2
𝜎𝜇 = 55 kg/cm2 (kayu kelas II/III) → W = -
9 6

Untuk pemakuannya berlaku bagi semua tipe konstruksi badan papan miring rumus sebagai
berikut:
100 . 𝑄 . √2
n=
𝑒 . 𝑁1

Q = gaya melitang yang ada pada penampang bersangkutan


e = jarak titik berat pada penampang gording (balok tepi atas dan bawah)
N1 = daya pikul paku yang digunakan
n = jumlah paku setiap 1.00 m panjang kosntruksi badan papan miring (sebelah – menyebelah)

5.7 Konstruksi Jembatan Dari Kayu


Dengan pesatnya kemajuan teknik baja dan beton bertulang, maka jumlah dan arti jembatan kayu

17
makin berkurang. Jembatan kayu hanya masih digunakan kalau yang diperlukan sebuah jembatan
darurat dengan lebar bentang kecil atau jembatan bagi orang berjalan.
Dalam merencanakan, pelaksanaan dan pemeliharaan jembatan dari kayu perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
- Arsitektonis baik, bentuk dan konstruksi dipertimbangkan sesuai dengan pelbagai
pembebanan kayu yang diperkenankan. Juga ketepatan statis bentuk jembatan yang dipilih.
- Sambungan-sambungan baik dengan titik potong sumbu berat, tanpa kelebihan
pembebanan setempat pada kayu, meskipun jembatan menerima beban yang tidak
diseimbang.
- Sambungan-sambungan sesedrhana mungkin dengan sedikit mungkin bagian besi/baja.
- Kalau tidak digunakan baut pasak khusus atau pasak cincin, hindari sambungan tarik
miring. Batang tarik sedapat mungkin dibuat dalam bentuk papan pengapit dan perhatikan
adanya kayu muka yang cukup.
- Bagian-bagian yang mendapat beban statis, jangan dismabung dengan baut, kecuali baut
klem dengan garis-garis minimal ½” (12mm) dan cincin seperlunya yang cukup besar.
- Semua rangka/batang dari kayu harus kena udara, jangan menanam balok didalam tanah
atau beton. Dalam konstruksi rangka perlu diperhatikan, jangan sampai terjadi genangan-
genangan air.
- Gigi dan takika hendaknya dilindunngi dari curah hujan. Pen dan lobang hanya boleh
digunakan, kalau air tidak berkumpul dalam lobang. Kepala (ujung-ujung) kayu diberi
bahan/obat anti pembusuk atau kool-teer sebelum dipasang.
- Konstruksi yang letaknya horizontal perlu mendapatkan peninggian secukupnya.

BAB VI BEKISTING BANGUNAN BETON


6.1 Guna Dan Arti Bekisting Beton
Bekisting untuk beton dan beton bertulang menuntut biaya juga dari seluruh pembangunan.
Bekisting ini harus menampung dan menumpu beton basah di tempatnya dan menurut bentuknya.
Bekisting akan meneruskan beban itu kepada pondasi atau dasar beton dibawahnya. Jadi bekisting
mempunyai tugas yang terbatas dan bisa dianggap sebagai eqbagian darurat dalam pembangunan.
6.2 Bahan Bangunan Bekisting Beton
6.2.1 Bahan Bekisting Kayu
Papan : kayu (biasanya Meranti, keruing dan sebagainya)
Kelas II,III dan IV. Tebalnya 2,5 cm s/d 5 cm (“s/d2”). Lebarnya
maksimal 16 cm.
Balok : kayu seperti telah diuraikan pada papan tersebut. Panjangnya sampai
18
dengan 6,00 m, berukuran 5/7, 6/10, 6/12,/15,8/12,8/15,10/10,10/12
dan 10/15 cm.
Kayu buat : kayu kelas IV bundar, bergaris tengah 10 s/d 20 cm.
Kayu Galam dan sebagainya sebagai tiang.
Papan penghubung : papan untuk menghubungkan kayu balok, yang diletakkan dan dipaku
sebelah-menyebelah balok tersebut. ukuran 3 x 10 s/d 3 x 15 cm atau 4
x 10 s/d 4 x 15 cm.
Baji : dibuat dari potongan-potongan balok menuru kepeluan. Lebar 10 s/d
16 cm, panjang 25 cm dan tebal 0-5 cm.

6.3 Bekisting Untuk Dinding Penyangga


Beksiting dinding penyangga dapat digunakan secara vertical atau miring. Bila dinding
penyangga menjadi dinding penyangga penyadur biasanya kita menggunakan bekisting dinding
sebelah saja. Jikalau dibuat dinding penyangga beton betulang, maka selalu digunakan bekisting
dinding biasa karena bagian belakang baru ditimbun tanah sesudah dinding penyangga tersebut kering
dan kuat.

BAB VII KONSTRUKSI PANGGUNG BANGUNAN


7.1 Macam-Macam Panggung Bangunan
Menurut fungsinya konstrusi panggung bangunan kita bedakan atas :
- Konstruksi panggung pekerjaan (andang) yang membantu tukang dan buruh pada pekerjaan
bangunan rumah.
- Konstruksi panggung penyelamat berfungsi sebagai penyelamat tukang dan buruh yang bekerja
pada ketinggian lebih dari 5.00 m diatas permukaan tanah, atau sebagai atap penyelamat bagi
manusia yang harus lewat dekat tempat bangunan.
- Konstruksi panggung penahan bekisting menahan bekisting sampai beton yang dicor cukup
kering dan kuat.
Menurut cara pembangunannya konstruksi panggung dapat dibedakan atas:
- Konstruksi elemen panggung bangunan.
- Konstruksi panggung bangunan tangga naik, sering digunakan pada bangunan kecil sebagai
panggung bangunan pekerjaan.
- Konstruksi panggung bangunan dari kayu,
- Kosntruksi panggung bangunan dari pipa baja, yang biasanya digunakan pada bangunan gedung
yang besar atau yang tinggi sekali.

19
7.2 Konstruksi Panggung Bangunan Dari Kayu
Konstuksi panggung bangunan dari kayu ini digunakan untuk pekerjaan bangunan. Panggung
bagunan merupakan bangunan bantuan. Digunakan untuk membangun/memperbaiki bangunan dan
biasanya didirikan secara darurat. Tiang panggung bangunan dari kayu harus dibersihkan dari kulit
dan pada bagian yang terkecil minimal bergaris-tengah 7 cm. kalau yang digunakan batang-batang
panjang, maka panjang tekuk hendaknya diperkecil dengan menerapkan bagian-bagian penguat.

7.3 Panggung Bekisting Jembatan


Fungsi sebuah panggung bekisting ialah disamping menerima beban beton yang masih basah, juga
untuk memberi bentuk yang diingikan pada suatu konstruksi. Panggung bekisting yang menanggung
beban bebas sering meminta perhitungan statis yang rumit.
Pembangunan konstruksi panggung bekisting jembatan membutuhkan pengalaman yang khusus.
Yang harus diperhatikan terutama ialah:
- Pada waktu mencor bisa timbul gaya-gaya tekan tertentu yang luar biasa dan yang bergerak
menurut kemajuan pekerjaan dan yang bisa mengakibatkan perubahan bentuk.
- Pondasi konstruksi panggung bekisting jembatan sebagai tumpuan menerima juga tekanan yang
luar biasa dan yang harus diperhitungkan sebelumnya.
- Tekan angin, terutama pada konstruksi panggung bekisting yang tinggi harus diperlihatkan pada
perhitungan statika.
Sebagai bahan bangunan bekisting digunakan:
- Kayu (batang bulat, balok, papan)
- Balok kayu berlapis majemuk dengan perekat, terutama yang berbentuk profil baja dan balok
baja
- Alat-alat sambungan seperti: keram, paku, baut, bulldog connector , atau pasak cincin dan
sebagainya
- Alat – alat khusus untuk menurun kosntruksi panggung bekisting jembatan sesudah beton kering
dan kuat.

20
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

A. KELEBIHAN BUKU

- Menjelaskan isi materi dengan jelas,sehingga tahu asal dari mana dapat rumusnya.
- Turunan rumus yang jelas sehingga dapat dimengerti.
- Dari aspek tata bahasa,buku ini cukup mudah dipahami walaupun ada
beberapa kata yang sulit dicerna.
- Menjelaskan rumus dengan jelas.

B. KEKURANGAN BUKU

- Beberapa gambar yang kurang dimengerti.


- Ada beberapa kata yang kurang dimengerti namun tidak ada penjelasan yang
Terperinci

21
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan
untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat
makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis). Secara obyektif,
sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat fisik atau
makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu. Namun untuk
mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat
ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung
sifat struktur dalam menentukan jenis. Kegiatan untuk menentukan suatu jenis
kayu, secara teknis menjadi sangat penting dalam rangka menentukan rencana
penggunaannya, serta untuk kepentingan transaksi jual-beli atau perdagangan
kayu. Secara teoritis, metoda pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu
mudah dipelajari sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian, keterampilan
teknis pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu hanya akan diperoleh
melalui proses latihan yang rutin, berulang-ulang dan terus menerus.
Kelengkapan koleksi kayu akan sangat membantu proses peningkatan
kemampuan dan ketrampilan dalam pengenalan jenis kayu..
B. SARAN
Kayu memiliki sifat dekoratif menarik karena memiliki corak yang indah
pada bidang tangensialnya,oleh karena itu cocok untuk tujuan dekoratif, selain itu
beberapa jenis kayu juga memiliki kemampuan untuk dipergunakan dalam bidang
konstruksi bangunan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Frick, I. H. (1982). Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu. Yogyakarta: KANISIUS.

23

Anda mungkin juga menyukai