Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REVIEW

MEKANIKA BAHAN

Di Susun Oleh :

RIZALDI PUTRA GINTING (5203250033)

Dosen Pengampu : Drs. Sempurna Peranginangin, M.Pd.


Ahmad Andi Sholahuddin, S.T., M.T.

Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Sipil

Universitas Negeri Medan

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
karenanya saya diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan Critical
Book Review.

Penulis menyadari bahwa Critical Book Review ini masih jauh dari kesempurnaan yang
dikarenakan keterbatasan kemampuan, fasilitas, waktu, dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis membuka diri terhadap segala kritik dan saran yang dapat menjadi
masukan bagi penulis di kemudian hari. Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih dan
semoga Critical Book Review ini dapat bermanfaat.

Medan, 23 Maret
2021

Rizaldi Putra
Ginting
5203250033
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3

BAB I............................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4

BAB II...........................................................................................................................................................5

RINGKASAN BUKU.......................................................................................................................................5

BAB III........................................................................................................................................................16

A. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU...........................................................................................16

A. Kelebihan Buku..........................................................................................................................16

B. Kekurangan Buku.......................................................................................................................16

BAB IV........................................................................................................................................................17

PENUTUP...................................................................................................................................................17

B. Kesimpulan....................................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu mekanika bahan digunakan oleh berbagai bidang salah satunya yaitu bidang teknik
sipil. Bidang teknik sipil mempelajari ilmu mekanika bahan untuk memahami dam menghitung
gaya gaya akibat beban yang bekerja pada suatu konstruksi bangunan. “Sebuah konstruksi dibuat
dengan ukuran ukuran fisik tertentu haruslah mampu menahan gaya gaya yang bekerja dan
konstruksi tersebut harus kokoh sehingga tidak hancur dan rusak”. Dengan demikian ilmu
mekanika bahan yang dipelajari pada bidang teknik sipil digunakan untuk memahami dan
menghitung gaya sehingga dapat merencanakan dimensi struktur agar dapat membangun suatu
konstruksi yang kokoh dan mampu menahan gaya yang bekerja. Dikarenakan pentingnya
mempelajarii ilmu mekanika bahan pada bidang sipil, maka ilmu ini dijadikan salah satu mata
pelajaran atau yang wajib pada bidang sipil seperti di Universitas Negeri Medan.

Keberhasilan belajar mahasiswa pada suatu mata pelajaran dapat terlihat dari kemampuan
mahasiswa dalam menjawab soal atau tes dari materi yang telah dibahas dalam mata pelajaran
tersebut. Demikian halnya dengan keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran makanika
bahan. Dikarenakan materi mata pelajaran mekanika teknik berupa teori dan perhitungan, maka
soal atau tes untuk evaluasi keberhasilan belajar mata pelajaran mekanika bahan berupa
pertanyaan –pertanyaan seputar teori serta soal-soal yang berupa perhitungan yang telah dibahas.
Agar mahasiswa dapat menjawab soal-soal perhitungan yang dibahas pada mata pelajaran
mekanika bahan ini, maka mahasiswa secara tidak langsung 2 ditutut untuk menguasai pelajaran
matematika yang ada dalam materi mata pelajaran mekanika bahan.

Adapun fenomena yang terjadi dilapangan mahasiswa banyak yang mengalami kesulitan
untuk menguasai pelajaran mekanika teknik ini. Salah satu kasus yang terjadi mengenai proses
pembelajaran mekanika teknik dilapangan yaitu siswa menguasai konsep dari materi mekanika
teknik. Namun mahasiswa tersebut mengalami kesulitan dalam perhitungan yang bersifat
matematis yang terdapat di perhitungan mekanika teknik itu sendiri. Sehingga siswa tidak dapat
menyelesaikan perhitungan mekanika teknik secara keseluruhan.

B. Tujuan Critical Book Review


Adapun tujuan critikal book ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan isi buku,
menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau
penulis lainnya. Kemudian manfaatnya untuk memenuhi tugas kuliah Strategi Belajar Mengajar
dan untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana mengkritik sebuah buku.
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. IDENTITAS BUKU

 Buku I

Judul Buku : Mekanika Bahan Jilid 1 Edisi Keempat

Penulis : James M. Gere & Stephen P. Timoshenko

Tebal buku : 471 Halaman

Penerbit : Erlangga

Tahun Terbit :1997

Kota Terbit : Jakarta

 Buku II

Judul Buku : Mekanika Teknik 1

Penulis : Ir. Heinz Frick

Tebal Buku : 520

Penerbit : KANISIUS

Tahun Terbit : 1987

Kota Terbit : Semarang


B. RINGKASAN BUKU

 Buku I

A. Tegangan dan Regangan Normal

Konsep paling dasar dalam mekanika bahan adalah tegangan dan regangan.
Dalam konsep tegangan Aksi ini terdiri atas gaya terdistribusi kontinu yang bekerja pada
seluruh penarnpang. Intensitas gaya (yaitu gaya per satuan luas) disebut tegangan dan
diberi notasi huruf ¥unani a (sigma). Jadi, gaya aksial P yang bekerja di penampang
adalah resultan dari tegangan y ang terdistribusi kontinu.

Dengan mengasumsikan bahwa tegangan terbagi rata di seluruh potongan mn


(Gambar l-2d), kita dapat melihat bahwa resultannya hams sama dengan intensitas a
dikalikan dengan luas penampang A dari batang tersebut. Dengan demikian, kita
mendapatkan rumus berikut untuk menyatakan besar tegangan:

Karena tegangan normal ∂ diperoleh dengan membagi gaya aksial dengan luas
penampang, maka satuannya adalah gaya per satuan luas. Jika satuan uses digunakan,
maka tegangan biasanya dinyatakan dalam pound per inci kuadrat (psi) atau kip per inci
kuadrat (ksi).

jika mempunyai diameter d sebesar 2,0 in. dan beban P mempunyai besar 6 kips.
Dengan demikian, tegangan di batang adalah

 Regangan Normal

Jika batang tersebut mengalami tarik, maka regangannya disebut rcgangan tarik,
yang menunjukkan perpanjangan bahan. Jika batang tersebut mengalami tekan, maka
regangannya adalah regangan tckan dan batang tersebut memendek. Regangan tarik
biasanya bertanda positif dan regangan tekan bertanda negatif. Regangan e disebut
regangan normal karena regangan ini berkaitan dengan tegangan normal.

Sebagai Contoh Jika tinjau batang baja yang mempunyai panjang L sama dengan
2,0 m. Apabila dibebani tarik yang cukup besar, batang tersebut dapat memanjang
sebesar 1,4 mm, yang berarti regangannya

 Regangan dan Tegangan Uniaksial

Definisi tegangan normal dan regangan normal semata-mata didasarkan atas


tinjauan statika dan geometris saja, yang berarti bahwa persamaan dapat digunakan untuk
berbagai beban besar berapapun dan berbagai jenis material (bahan). Persyaratan utama
adalah bahwa deformasi batang adalah sama di seluruh volumenya, yang pada gilirannya
mengharuskan batang tersebut prismatis, beban bekerja melalui pusat berat penampang
dan bahannya homogen (yaitu, sama di seluruh bagian dari batang tersebut). Keadaan
tegangan dan regangan yang dihasilkan disebut tegangan uniaksial dan regangan.

B. Besaran Mekanis Bahan

Untuk mendesain mesin dan struktur agar keduanya berfungsi secara memadai
kita harus memahami perilaku mekanis dari material (bahan) yang digunakan. Biasanya,
satu-satunya cara untuk menentukan bagaimana suatu bahan berperilaku apabila
mengalami pembebanan adalah dengan melakukan eksperimen di laboratorium. Prosedur
yang biasa adalah dengan meletakkan benda uji kecil dari material tersebut pacta mesin
penguji, menerapkan beban, dan selanjutnya mengukur deformasinya (seperti misalnya
perubahan panjang dan perubahan diameter). Hampir semua laboratorium pengujian
bahan diperlengkapi dengan mesin-mesin yang mampu membebani benda uji dengan
berbagai cara, termasuk pembebanan statik dan dinamik, baik tarik maupun tekan.

 Diagram Tegangan Regangan

hasil pengujian dalam bentuk yang dapat diterapkan pada elemen struktur yang
berukuran berapapun. Cara sederhana untuk mencapai tujuan ini adalah dengan
mengkonversikan hasil pengujian tersebut ke tegangan dan regangan.

Regangan aksial rata-rata ∑ pada benda uji diperoleh dengan membagi


perpanjangan yang diukur 8 antara tanda-tanda pengukuran dengan panjang terukur L,
Jika panjang terukur awal digunakan dalam perhitungan (misalnya 2,0 in.), maka
didapatkan rcgangan normal.

Diagram dalam Gambar 1 menunjukkan karakteristik umum dari kurva tegangan-


regangan untuk baja 1unak, tetapi proporsinya tidak realistis karena, sebagaimana telah
disebutkan, regangan yang terjadi dari B ke C mungkin lebih daripada sepuluh kali
regangan yang terjadi dari 0 ke A. Se1ain itu, regangan dari C ke E beberapa kali lebih
besar daripada dari B ke C. Hubungan yang benar ditunj ukkan da1am Gambar 2, yang
menunjukkan diagram tegangan-regangan untuk baja lunak yang digambar berskala. Di
dalam gambar ini, regangan dari titik nol ke titik A sedemikian kecilnya dibandingkan
dengan regangan dari titik A ke titik E sehingga regangan tersebut tidak terlihat, dan
bagian awal dari diagram ini nampak seperti garis vertikal.

Gambar 1 Gambar 2

Baja struktural adalah paduan besi yang mengandung sekitar 0,2% karbon,
sehingga disebut dengan baja karbon rendah. Dengan bertambahnya kadar karbon, baja
menjadi kurang daktil tetapi menj adi lebih kuat (mempunyai tegangan luluh dan
tegangan ultimate lebih tinggi). Besaran fisik bajajuga dipengaruhi oleh perlakuan panas
yang dialaminya, adanya metal lain, dan proses pembuatan seperti pengerokan. Material
lain yang berperilaku secara daktil (pada kondisi tertentu) meliputi aluminium, tembaga,
magnesium, timbal, molybdenum, nikel, perunggu, brons monel metal, nilon, dan teflon.

C. Elastisitas, Plastisitas & Rangkak

Di antara titik A dan B pada kurva tegangan-regangan (Gambar 1- 18b ), pasti ada
sebuah titik di mana bahan sebelumnya elastis, dan sesudahnya elastis sebagian. Untuk
mencari titik tersebut, kita bebani bahan hingga mencapai tegangan yang telah dipilih
untuk kemudian menghilangkan beban tersebut. Jika tidak ada set yang permanen
(artinya perpanjangan batang tersebut kembali ke nol), maka bahan itu e1astis penuh
sampai harga tegangan yang dipilih. Proses pembebanan dan penghilangan beban ini
diulangi terns untuk tegangan yang lebih besar. Akhimya, akan diperoleh tegangan yang
menyebabkan sebagian regangannya tidak dapat pulih pada saat penghilangan beban.
Dengan menggunakan prosedur ini, tegangan pada limit atas dari daerah elastis dapat
dihitung, misalnya, tegangan di titik E dalam Gambar a dan b. Tegangan di titik ini
dikenal sebagai limit elastis dari suatu bahan.

Karakteristik suatu bahan yang mana bahan itu dapat mengalami regangan
inelastis melewati regangan pada limit elastis disebut plastisitas. Jadi, pada kurva
tegangan-regangan dalam Gambar 1-lSa, kita mempunyai daerah elastis yang diikuti
dengan daerah plastis. Apabila deformasi besar terjadi pada bahan daktil yang dibebani
hingga daerah p1astis, maka bahan ini disebut mengalami aliran plastis.

 Rangkak

Diagram tegangan-regangan yang dibahas sebelum ini diperoleh dari uji tarik
yang melibatkan pembebanan dan penghilangan beban secara statik pada benda uji, dan
berlalunya waktu tidak masuk ke dalam pembahasan. Namun, apabila dibebani untuk
waktu yang cukup lama, beberapa bahan mengalami regangan tambahan dan disebut
mengalarni rangkak
Sebagai contoh kedua untuk masalah rangkak, tinjaulah kawat yang diregangkan
antara dua tumpuan yang tak dapat dipindahkan sedemikian hingga kawat itu mempunyai
tegangan tarik s 0 (Gambar diatas ). Di sini pun, waktu selama kawat tersebut dibebani
diberi notasi t 0 • Dengan berjalannya waktu, tegangan di kawat akan berkurang secara
gradual, hingga akhimya mencapai harga konstan, meskipun tumpuan di ujungujungnya
tidak bergerak. Proses ini, yang merupakan manifestasi lain dari rangkak, disebut
relaksasi bahan.

 Buku II

A. Pembangunan pada konstruksi batang dan rangka batang

Dalam ilmu statika pada umumnya kita membagi benda dalam ruang ke dalam
satu atau beberapa benda dalam bidang. Sebagai benda dalam bidang, dalam ilmu statika
kita membedakan konstruksi batang dan konstruksi rangka batang.

Luas batang bisa tetap atau tidak tetap. Pada perhitungan statika kita hanya berpegang
pada dasar, bahwa perbandingan tingginya h dengan panjangnya I harus agak kecil.

terdiri dari batang-batang tarik atau tekan yang dihubungkan pada·titik simpul. Titik
simpul itu menjadi teoretis suatu engsel, maka kita bisa menentukan ukuran batang dsb.
lebih sederhana.

terdiri dari batang-batang yang dihubungkan kaku pada titik simpul. Batang-batang
menerima gaya tarik, tekan dan beban momen lentur.

Syarat yang harus dipenuhi.oleh konstruksi batang dan rangka batang:


1. Pada· semua gaya yang bekerja pada suatu konstruksi batang atau rangka batang sistim
statisnya harus menjadi sama.

2, Perubahan bentuk elastis pada suatu konstruksi batang atau rangka batang harus agak
kecil. Ketentuan ini mengizinkan kita menentukan garis pengaruh oleh beban masing-
masing pada konstruksi yang kaku dan kemudian disuperposisi-kan nilai masing-masing.

B. Beban Pada Konstruksi Batang dan Rangka

Beban pada konstruksi batang dan rangka kita bedakan atas beban yang tetap,
yang selalu berada dari beban yange bergerak atau berubah, yang tidak selalu ada atau
berubah bebabnnya.

Beban yang Tetap : Berat atau bobot sendiri Beban yang tetap seperti konstruksi lantai
atau suatu mesin yang dipasang tetap dsb. Beban tanah pada turap batu-batu, batu beton
dsb. Tekanan air.

Beban Bergerak :

Beban lalu lintas, kereta api, mobil, truk dsb. pada konstruksi jembatan Beban berguna
pada konstruksi bangunan, Gaya-gaya rem pada lalu lintas, tekanan angin dan Pengaruh
gempa.

Penentuan beban masing masing adalah :

Berat atau bobqt sendiri G (t, kg)


Berat a tau bobot sendiri g (t/ m, kg/ m)
Gaya berguna P (t, kg)
Beban berguna p (t/m, kg/m)
Gaya tekukan P,K (t, kg)
Beban total termasuk berat atau bobot sendiri q (t/m, kg/m)
Tekanan angin w (t/m, kg/ m)
Muatan gempa d (t/m, kg/m)

C. Tumpuan Pada Konstruksi Batang dan Rangka

a. Tumpuan Sendi

Tumpuan sendi menerima gaya tumpuan yang sembarang dan menentukan titik
tumpuan pada sistim statis. Reaksi atau gaya tumpuan yang sembarang pada umumnya
dibagi pada reaksi yang horisontal (Rh) dan reaksi yang vertikal (Rv). Pada perhitungan
kita harus menentukan dua nilai yang belum diketahui.
b. Tumpuan Rol

Tumpuan rol menerima gaya tumpuan yang vertikal (Rv) saja. Tumpuan
rol tidak menahan gaya horisontal atau momen. Pada perhitungan kita harus menentukan
satu nilai yang belum diketahui.

c. Jepitan

Suatu jepitan menerima gaya tumpuan yang sembarang dan momen. Reaksi pada
tumpuan dibagi pada umumnya dalam reaksi yang horisontal (Rh) dan yang vertikal ( Ryl
dan suatu momen jepitan (M). Pada perhitungan kita harus menentukan tiga nilai yang
belum diketahui.

D. Sifat Sifat Bahan Bangunan

Sifat-sifat bahan bangunan yang penting bagi perhitungan bisa diterangkan pada
suatu batang baja yang dibebani oleh gaya taruk P sampai titik patah.
Pada waktu pembebanan batang, batang itu megalami suatu perpanjangan
∆l oleh gaya tarik P. Jikalau kita memperhatikan perbandingan antara ∆l dan panjangnya
I kita mendapat yang dinamakan perubahan panjang ∑ = ∆lll

Jikalau kita membebani batang itu dari nol sampai batas perbandingan ap kita boleh
menentukan perbandingan perubahan panjang dengan tegangan sebagai:

Di dalam perbandingan ini E menjadi modul elastis yang pada masing-masing bahan
bangunan menjadi:

Baja 2'1 00'000 kg/ cm2


Beton dan Beton bertulang 210'000 kg/ cm2
Kayu ( kelas 11) 1 00'000 kg/cm

Jikalau kita sekarang menjauhkan pembebanan gaya P, batang ini panjangnya terdahulu
diterima oleh elastisnya (titik nol). Jikalau oleh gaya P kita melewati batas perbandingan
Op, perubahan E tumbuh lebih cepat daripada tegangan ∑ sampai kita tiba pada batas
mengecil (vloeien) Ov. Dalam keadaan pengecilan itu perubahan panjang ∑ tumbuh
tanpa tambahan pada gaya tarik P.

Pemeriksaan perhitungan kemudian dipenuhi jikalau tegangan yang timbul menjadi lebih
kecil daripada o.

Di dalam bagian ini, yaitu antara titik nol dan Op, maka Hook pada tahun 1 660
menentukan syarat Hook sebagai:
E. Ukuruan dan jurusan pada gaya

Suatu gaya P bisa ditentukan oleh garis kerja dan oleh ukurannya. Contoh :

Garis kerja ditentukan oleh dua dari empat nilai berikut :

A,b,r dan α (misalnya oleh a dan b atau a dan α), ukuran P ditentukan dalam t (ton atau
kg).
kita boleh mengubah suatu gaya dalam arah garis kerja tanpa mengubah akibatnya.

Dari tiga nilai yang diberikan untuk menentukan suatu gaya, dua nilai berasal dari
geometri, yaitu nilai yang diperlukan untuk penentuan garis kerja dan satu nilai berasal
dari statika, yaitu ukuran gaya. Atas dasar penentuan ini kita boleh berkata :

Phytagoras dalam menentukan gaya P :


Px dan Py menjadi positif ( +) jikalau jurusannya sama dengan jurusan ordinat dan absis
pada sistim koordinat dengan titik kutub o. Momen M dari gaya P menjadi positif ( +)
jikalau berputar' ke arah jarum jam, dan menjadi negatif (-) sebaliknya.

Antara nilai geometri dan nilai dari statika ada hubungan berikut:
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

A. Kelebihan Buku

1. Buku Pertama

Buku ini menjelaskan mekanika dimana yang saya ambil ialah tegangan dan regangan
buku ini cukup menjelaskan dimulai dari pengertian tegangan dan regangan rumus
beserta gambar pada penjelasan buku mekanika, menurut saya buku ini dalam penulisan
buku sesuai kaidah EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

2. Buku Kedua

Buku kedua ini menjelaskan tentang mekanika dan kegunannya, dalam penjelasan
pada buku kedua ini sudah sangat lengkap karena terdapat juga contoh soal dan
penyelesaian pada buku ini, ditambah itu pengertian, gambar dan rumus juga terdapat
pada buku ini, dalam buku ini juga sudai sesuai EYD.

B. Kekurangan Buku

1. Buku Pertama

Kekurangan buku pertama ini hanya ada di table gambar yang kurang jelas dari mana
asal usul angka di gambar nya , agak rumit untuk di pahamin tulisan buku nya.

2. Buku Kedua

Kekurangan buku pertama ini hanya ada di table gambar yang kurang jelas dari mana
asal usul angka di gambar nya , agak rumit untuk di pahamin tulisan buku nya.
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Mekanika teknik banyak pembahasannya, dimana yang saya ambil tumpuan,


tegangan, dan regangan. Dimana tumpuan ada 3 jenis sendi, rol dan jepit ditambah gaya
gaya yang akan diterima oleh tumpuan tersebut. Dan Konsep paling dasar dalam
mekanika bahan adalah tegangan dan regangan. Dalam konsep tegangan Aksi ini terdiri
atas gaya terdistribusi kontinu yang bekerja pada seluruh penarnpang. Intensitas gaya
(yaitu gaya per satuan luas) disebut tegangan dan diberi notasi huruf ¥unani a (sigma).
Jadi, gaya aksial P yang bekerja di penampang adalah resultan dari tegangan y ang
terdistribusi kontinu.

Anda mungkin juga menyukai