Anda di halaman 1dari 17

TUGAS CRITICAL IOURNAL

REVIEW
MK : DESAIN KOMPONEN
MESIN
PRODI Sl-PEND.T. MESIN-FT

Skor
Nilai:

CRITICAL JOURNAL REVIEW


DESAIN KOMPONEN MESIN

Disusun :
NAMA
MAHASISWA
: RIZKY
FERDIANSYA
H
NIM
5202121003
DOSEN
PENGAMPU :
1. Dr.
Yuniarto, M.Pd
2. Budi Harto, S.Pd., M.T
MATA
KULIAH :
DESAIN
KOMPONEN
MESIN

PROGRAM STUDI S-l


PENDIDIKAN TEKNIK
MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya
mengucapkan puji syukur
kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita
semua. Sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas
“CRITICAL IOURNAL
REVIEW” . Tugas ini dibuat
untuk memenuhi salah satu mata
kuliah saya yaitu ’’DESAIN
KOMPONEN MESIN”
Tugas critical journal
review ini disusun dengan
harapan semoga dapat
menambah pengetahuan dan

2
wawasan kita semua khususnya
dalam hal psikologi pendidikan.
Saya menyadari bahwa tugas
critical journal review ini masih
jauh dari kata sempurna, apabila
dalam tugas ini terdapat banyak
kekurangandan kesalahan, saya
mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan
pemahaman kami masih
terbatas. Akhir kata, saya
sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Critical
Journal Review ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai dan
memberkati segala usaha kita
semua.amin.

Medan,
2021

RIZKY

3
FERDIA

NIM : 52

4
Daftar Isi

Halaman Judul..................................................................................................................... 1
Kata Pengantar.................................................................................................................... 2
Daftar Isi.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 4
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR................................................................................. 4
B. Tujuan Penulisan CJR............................................................................................. 4
C. Manfaat CJR............................................................................................................ 4
D. Identitas Journal...................................................................................................... 4
BAB II RINGKASAN ISI JOURNAL............................................................................. 6
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................10
A. Pembahasan Isi Journal......................................................................................... 10
B. Kelebihan dan Kekurangan Journal....................................................................... 11
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................................ 12
B. Rekomendasi......................................................................................................... 12
Daftar Pustaka................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR
Melakukan critical journal review pada suatu jurnal dengan membandingkan nya dengan
journal lainnya sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu jurnal. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan
informasi yang kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari suatu journal atau
journal yang lain.

B. Tujuan Penulisan CJR


1) Mengulas isi sebuah jurnal.
2) Mengetahui informasi sebuah jurnal.
3) Membandingkan isi journal utama dengan jurnal pembanding
4) Melatih individu agar berfikir kritis dalam mencari informasi yang ada disetiap
jurnal.
5) Menambah wawasan para pengkritik karena didalam journal disajikan masalah serta
solusi yang akan menambah ilmu pengetahuan.

C. Manfaat CJR
1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah desain komponen mesin.
2) Untuk menambah pengetahuan tentang materi - materi serta penelitian yang
berhubungan dengan desain sambungan mesin.
3) Untuk mengetahui banyak hal tentang journal.
4) Untuk meningkatkan hasil analisa pada setiap journal yang akan di review
D. Identitas Journal
Jurnal Utama
: 1. Judul Artikel Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Menggunakan
Material AISI 1050 Dengan Variasi Arus
: 2. Nama jurnal Jurnal Mesin Sains Terapan
: 3. Pengarang Apriadi Sahputra, Marzuki, Azwinur
: 4. Penerbit Politeknik Negeri Lhokseumawe
: 5. Tahun terbit Agustus 2021
: 6. Kota terbit Lhokseumawe
: 7. Volume Vol.5 No. 2
: 8. Situs http://e-jurnal.pnl.ac.id/mesinsainsterapan/article/view/2389
Jurnal Pembanding
1. Judul Artikel : Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Poros
Baling-Baling Perahu Nelayan
2. Nama jurnal : Jurnal Mesin Sains Terapan
3. Pengarang : Alwi Jufri, Samsul Bahri, Turmizi
4. Penerbit : Politeknik Negeri Lhokseumawe
5. Tahun terbit : Februari 2019
6. Kota terbit : Lhokseumawe
7. Volume : Vol.3 No.1
8. Situs : http://e-jurnal.pnl.ac.id/mesinsainsterapan/article/download
/883/1353
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
JURNAL UTAMA (Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Menggunakan Material
AISI1050 Dengan Variasi Arus)
A. Pendahuluan
Pengelasan adalah suatu pekerjaan yang paling sering digunakan dalam dunia
konstruksi dan industri sekarang ini. Pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan
pemeliharaan dari semua alat-alat yang terbuat dari logam, baik sebagai proses
penambalan retak-retak, penyambungan sementara, maupun pemotongan bagian- bagian
logam. Faktor yang mempengaruhi pengelasan adalah prosedur pengelasan yaitu
perencanaan untuk pelaksanaan penelitian yang meliputi cara pembuatan sebuah
konstruksi yang sesuai dengan rencana serta spesifikasi yang diinginkan dalam
pelaksanaan tersebut.
Pengelasan yang sering digunakan dalam dunia kontruksi secara umum adalah
pengelasan dengan menggunakan metode pengelasan dengan busur nyala logam
terlindung atau biasa disebut Shielded Metal Arc Welding (SMAW). Metode SMAW
banyak digunakan pada masa ini karena penggunaannya lebih praktis, lebih mudah
pengoperasiannya, dapat digunakan untuk segala macam posisi pengelasan dan lebih
efisien.
Baja AISI 1050, dengan kadar karbon 0,4% diklasifikasikan sebagai baja karbon
menengah. Baja jenis ini digunakan secara luas sebagai bahan poros (shaft) dan roda gigi
(gear). Baja dengan kadar karbon di atas 0,60% umumnya dikategorikan sebagai baja
karbon rendah.
Penyetelan kuat arus pengelasan akan mempengaruhi hasil las. Bila arus yang
digunakan terlalu rendah akan menyebabkan sukarnya penyalaan busur listrik. Busur
listrik yang terjadi menjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan
elektroda dan bahan dasar sehingga hasilnya merupakan rigi-rigi las yang kecil dan tidak
rata serta penembusan kurang dalam. Sebaliknya bila arus terlalu tinggi maka elektroda
akan mencair terlalu cepat dan akan menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan
penembusan yang dalam sehingga menghasilkan kekuatan tarik yang rendah dan
menambah kerapuhan dari hasil pengelasan.
B. Deskripsi isi
Proses pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding) yang juga disebut Las
Busur Listrik adalah proses pengelasan yang menggunakan panas untuk mencairkan
material dasar atau logam induk dan elektroda (bahan pengisi). Panas tersebut dihasilkan
oleh lompatan ion listrik yang terjadi antara katoda dan anoda ujung elektroda dan
permukaan plat yang akan dilas. Panas yang dihasilkan dari lompatan ion listrik ini
besarnya dapat mencapai 4000 derajat C sampai 4500 derajat C. Sumber tegangan yang
digunakan pada pengelasan SMAW ini ada dua macam yaitu AC (Arus bolak balik) dan
DC (Arus searah)
Arus adalah aliran pembawa muatan listrik, symbol yang digunakan adalah huruf
besar I dalam satuan ampere. Pengelasan adalah penyambungan dua buah logam dan atau
logam paduan dengan cara memberikan panas baik diatas atau dibawah titik cair logam
tersebut, baik dengan tekanan maupun tanpa tekanan serta ditambah logam pengisi.
Daerah lasan terdiri dari 3 bagian yaitu logam lasan,daerah pengaruh panas " Heat
Affected Zone "dan disingkat menjadi daerah HAZ dan logam induk yang tak terpengaruhi.
Logam las adalah bagian dari logam yang dalam waktu pengelasan mencair dan membeku.
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai
unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1%
berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras. Unsur
paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom
(chromium), vanadium, dan nikel.
Metode pengujian dengan penetran merupakan salah satu metode uji tidak
merusak (Non Destructive Test) pada suatu material dimana permukaanya tidak berpori.
Pengujian penetran ini dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan atau diskontinuitas
yang terbuka pada permukaan. Penggunaan uji penetran sangat luas, selain untuk
memeriksa sambungan las dan surface pada benda kerja, metode uji penetrant ini juga
bisa untuk mendeteksi kerusakan retakan yang terjadi pada komponen mesin seperti
crank shaft, roda gigi, dll. Kekuatan yang biasanya ditentukan dari suatu hasil pengujian
tarik adalah kuat luluh (Yield Strength) dan kuat tarik (Ultimate Tensile Strength).
Kekuatan tarik atau kekuatan tarik maksimum (Ultimate Tensile Strength / UTS), adalah
beban maksimum dibagi luas penampang lintang awal benda uji.
JURNAL PEMBANDING (Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Poros
Baling-Baling Perahu Nelayan)
A. Pendahuluan
Dalam ilmu keteknikkan, pengujian suatu bahan sangat penting dilakukan, yaitu
untuk mengetahui kekuatan, keuletan, dan besar beban yang dapat diderita oleh bahan
sebelum bahan tersebut dipergunakan. Bagi seorang ahli mesin, sifat-sifat atau
karakteristik suatu bahan sangat penting untuk diketahui sebelum merancang sebuah
mesin karena dengan mengetahui karakteristik suatu bahan, maka faktor-faktor
keamanannya akan lebih terjamin dan hasil rancangan akan lebih aman untuk
dipergunakan. Kekuatan bahan ditentukan dengan cara menguji bahan tersebut.
Pengujian yang bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat atau karakteristik suatu
bahan terutama terhadap kekuatan puntir disebut dengan pengujian Torsion Test, dan
Fracture test untuk dapat mengetahui ketangguhan. Dalam hal ini pengujian dilakukan
terhadap bahan poros baling -baling perahu yang di las, para nelayan seringkali
mengalami kegagalan seperti patah poros baling-baling perahu akibat beban tiba-tiba,
selama ini para nelayan melakukan pengelasan pada poros yang patah tetapi para nelayan
tidak mengetahui seberapa besar perbandingan nilai poros yang di las dan yang baru,
dengan melakukan pengujian torsion ini, maka akan dapat melakukan perbandingan nilai
yang diperoleh dari hasil pengujian. Dengan mendapatkan nilai perbandingan poros yang
baru dan poros sesudah dilas, para nelayan bisa memilih atau menentukan apakah bahan
yang diuji tersebut dapat digunakan atau tidak, sehingga faktor keamanan lebih terjamin
saat pemakaian.
B. Deskripsi isi
Pengelasan yang diperoleh dari masyarakat membutuhkan waktu lama dengan
tebal pengelasan 6 mm menggunakan arus 80 A. Dari hasil pengujian puntir, dinyatakan
gagal karena pembacaan nilai momen puntir pada alat uji puntir hanya mampu membaca
maksimal 30, sehingga penulis melanjutkan kepengujian tarik, namun sebelum
melakukan pengujian tarik penulis melakukan pengujian kekerasan untuk mengetahui
jenis material poros yang sesuai.
Pengujian kekerasan menghasilkan data nilai kekerasan dengan menggunakan
metode Rockwell C dengan penetrator intan 1200 dan beban 150kgf.
Hasil uji kekerasan diambil pada 5 titik penekanan secara acak.
Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari material
penelitian ini. Hasil pengujian tarik pada umumnya adalah parameter kekuatan (kekuatan
tarik atau kekuatan luluh). Dari data tersebut diketahui bahwa specimen A1 adalah
pengelasan yang dilakukan di Politeknik Negeri Lhokseumawe, specimen A2 adalah
pengelasan dilakukan oleh masyarakat dan specimen A3 adalah spesimen uji tarik tanpa
pengelasan.
Nilai kekuatan tarik untuk raw material A3 adalah 85,35 kgf/ . Nilai kekuatan
tarik untuk kelompok A1 adalah 64,97 kgf/ (Gambar 3.4), ini berarti mengalami
penurunan sebesar 20,38 kgf/ dari kelompok A3. Nilai kekuatan tarik untuk kelompok A2
adalah 55,45 kgf/ hal ini berarti mengalami penurunan dari kelompok A1 dan kelompok
A3. Terjadi penurunan nilai kekuatan tarik kelompok A1 dan A2 dari kelompok A3.
Regangan untuk kelompok raw material A3 adalah sebesar 29.00 %. Nilai
regangan untuk kelompok A1 adalah sebesar 13.88 %, disini mengalami penurunan
sebesar 15.12 %. Pada A2 nilai regangan adalah 4.29 %, mengalami penurunan sebesar
9.59 % dari regangan A1. nilai regangannya masih di bawah dari pada raw material A3
sebesar 24.71 %. Dan nilai regangan A3 lebih besar dari pada nilai regangan A1 dan A2.
Dari hasil pengujian tarik, diketahui bahwa nilai kekuatan tarik spesimen raw
material A3 sebesar 85.35 kgf/ nilai tersebut dibawah nilai kekuatan tarik spesimen A1
yaitu 64.97 kgf/ dan ini terajdi penurunan kekuatan tarik dari A3. pada spesimen A2 juga
mengalami penurunan kekuatan tarik dari spesimen A1 dan A3 keuatan tarik A2 sebesar
55.45 kgf/ . Penurunan nilai kekuatan tarik disebabkan proses pengelasan yang kurang
baik, sehinga penurunan kekuatan tarik menurun dari specimen raw material.

1
BAB III
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN ISI JURNAL
Menurut jurnal utama, Pengelasan adalah suatu pekerjaan yang paling sering
digunakan dalam dunia konstruksi dan industri sekarang ini. Pengelasan sering digunakan
untuk perbaikan dan pemeliharaan dari semua alat-alat yang terbuat dari logam, baik sebagai
proses penambalan retak-retak, penyambungan sementara, maupun pemotongan bagian-
bagian logam. Faktor yang mempengaruhi pengelasan adalah prosedur pengelasan yaitu
perencanaan untuk pelaksanaan penelitian yang meliputi cara pembuatan sebuah konstruksi
yang sesuai dengan rencana serta spesifikasi yang diinginkan dalam pelaksanaan tersebut.
Pengelasan yang sering digunakan dalam dunia kontruksi secara umum adalah pengelasan
dengan menggunakan metode pengelasan dengan busur nyala logam terlindung atau biasa
disebut Shielded Metal Arc Welding (SMAW). Metode SMAW banyak digunakan pada
masa ini karena penggunaannya lebih praktis, lebih mudah pengoperasiannya, dapat
digunakan untuk segala macam posisi pengelasan dan lebih efisien.
Sedangkan menurut jurnal pembanding, Pengelasan yang diperoleh dari
masyarakat membutuhkan waktu lama dengan tebal pengelasan 6 mm menggunakan arus
80 A. Dari hasil pengujian puntir, dinyatakan gagal karena pembacaan nilai momen puntir
pada alat uji puntir hanya mampu membaca maksimal 30, sehingga penulis melanjutkan
kepengujian tarik, namun sebelum melakukan pengujian tarik penulis melakukan pengujian
kekerasan untuk mengetahui jenis material poros yang sesuai.
Pada pengujian tarik menunjukkan bahwa nilai rata - rata tegangan tarik tertiinggi
cukup besar dan nilai rata - rata regangan tarik juga tinggi. harga ini diperoleh pada
spesimen yang dilakukan pengelasan dengan arus 150 A dengan menggunakan elektroda
E7016 pada material AISI 1050. Sedangkan untuk harga nilai rata - rata uji tarik terendah
cukup stabil, dan nilai rata - rata regangan tariknya pun juga stabil. Harga ini terdapat pada
specimen yang dilakukan pengelasan dengan arus 100 A dengan menggunakan elektroda
E7016 pada material AISI 1050. 3. Semua spesimen pada saat dilakukan pengujian tarik
tidak putus pada daerah lasan, ini menandakan bahwa sambungan las dengan elektroda
E7016 yang digunakan dan parameter pengelasan yang diberikan menghasilkan kekuatan
sambungan yang baik.

1
0
Dari hasil pengujian kekerasan diketahui bahwa material poros baling-baling yang
patah adalah ASTM 304 yaitu Stainless Steel. Dari hasil pengujian diatas, dapat diketahui
bahwa adanya perubahan akibat proses pengelasan SMAW terhadap material, yaitu
menurunnya nilai regangan pada material sehingga bahan menjadi lemah. Dari pengujian
tarik pada spesimen poros baling-baling diketahui adanya pengaruh terhadap spesimen
akibat dari proses dan metode pengelasan yang dilakukan. Baik dari pemilihan arus
pengelasan yang digunakan maupun dari pemilihan metode pengelasan. Dari hasil
perbandingan dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat nilai kekerasan dan regangan material
berpengaruh terhadap perlakuan panas yang terjadi, perlakuan panas tersebut terjadi pada
proses pengelasan material stainless steel.

1
0
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL
Jurnal Utama
Dari aspek ruang lingkup isi jurnal
Isi journalnya cukup lengkap, dari abstrak pada jurnal sudah menggambarkan keseluruhan
isi jurnal, penelitian tersebut diperkuat dengan beberapa teori dari para ahli dan Sistematika
dalam jurnal sangat rapi dan tersusun rapi serta terdapat gambar berwarna sehingga tampilan
jurnal lebih menarik.
Dari aspek tata bahasa
Penggunaan bahasa yang jelas dan bahasanya juga mudah dipahami

Journal Pembanding
Dari aspek ruang lingkup isi jurnal
Disertakan juga kesimpulan di akhir penelitian sehingga mempermudah pembaca dalam
memahami isi penelitian tersebut. Dan Banyak sumber - sumber terkait pembahasan dalam
penelitian dapat dilihat banyaknya daftar pustaka pada jurnal.
Dari aspek tata bahasa
Kalimat atau bahasa yang digunakan dalam jurnal mudah dipahami dan materinya
dipaparkan dengan cukup jelas sehingga membuat pembaca lebih mudah untuk
memahaminya.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari kedua jurnal tersebut dapat ditarik kesimpulan, pengelasan merupakan suatu
pekerjaan yang paling sering digunakan dalam dunia konstruksi dan industri. Pengelasan
sering digunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan dari semua alat-alat yang terbuat dari
logam, baik sebagai proses penambalan retak-retak, penyambungan sementara, maupun
pemotongan bagian-bagian logam.
Faktor yang mempengaruhi pengelasan adalah prosedur pengelasan yaitu
perencanaan untuk pelaksanaan penelitian yang meliputi cara pembuatan sebuah konstruksi
yang sesuai dengan rencana serta spesifikasi yang diinginkan dalam pelaksanaan tersebut.
Pengelasan yang sering digunakan dalam dunia kontruksi secara umum adalah pengelasan
dengan menggunakan metode pengelasan dengan busur nyala logam terlindung atau biasa
disebut Shielded Metal Arc Welding (SMAW). Metode SMAW banyak digunakan pada masa
ini karena penggunaannya lebih praktis, lebih mudah pengoperasiannya, dapat digunakan
untuk segala macam posisi pengelasan dan lebih efisien.
Perubahan akibat proses pengelasan SMAW terhadap material, yaitu menurunnya nilai
regangan pada material sehingga bahan menjadi lemah. Pengujian tarik pada spesimen
diketahui adanya pengaruh terhadap spesimen akibat dari proses dan metode pengelasan yang
dilakukan. Baik dari pemilihan arus pengelasan yang digunakan maupun dari pemilihan
metode pengelasan. Tingkat nilai kekerasan dan regangan material berpengaruh terhadap
perlakuan panas yang terjadi, perlakuan panas tersebut terjadi pada proses pengelasan
material stainless steel.

B. REKOMENDASI
Membaca dan meriview isi dari artikel jurnal ini sangat bagus dan bermanfaat. Dapat
dijadikan referensi, modal penelitian, dll. oleh karena itu, sangat cocok digunakan untuk
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas - tugas yang berhubungan dengan pengelasan.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi Jufri, Samsul Bahri, Turmizi, 2019. Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Poros
Baling-Baling Perahu Nelayan : Politeknik Negeri Lhokseumawe. Jurnal Mesin Sains
Terapan. Vol.3 No.1. http://e-
jurnal.pnl .ac.id/ mesinsainsterapan/ article/download /883/1353 Diakses Pada 28 Oktober
2021.
Apriadi Sahputra, Marzuki, Azwinur, 2021. Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW
Menggunakan Material AISI 1050 Dengan Variasi Arus : Politeknik Negeri
Lhokseumawe. Jurnal Mesin Sains Terapan Vol.5 No.2. http://e-
jurnal.pnl.ac.id/mesinsainsterapan/article/view/2389 Diakses Pada 28 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai