(1Lalu A. Didik)
(KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika Vol. 2, No. 1, September 2016)
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Critical Journal Review (CJR) ini.
Critical Journal Review (CJR) ini saya susun dengan maksud sebagai salah satu tugas
kuliah Rangkaian Listrik dan sebagai penambah wawasan dan pemahaman bagi saya mengenai
materi yang sedang saya pelajari. Harapan saya setelah menulis Critical Journal Review (CJR) ini
,saya dan teman-teman yang membaca akan lebih mengerti tentang materi Pengaruh Pemberian
Medan Magnet Terhadap Konstanta Dielektrik Material AgCrO2. Tidak lupa saya ucapkan kepada
dosen pengampu Bapak Drs Pintor Simamora M.Si dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan Critical Journal Review (CJR) ini .
Saya menyadari bahawa tugas Critical Journal Review (CJR) saya ini masih memiliki
banyak kekurangan,oleh karena itu saya berharap adanya kritik dan saran akan tugas Critical
Journal Review (CJR) saya ini.
Akhir penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka,
yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah. Amin
Yaa Robbal’Alamiin.
Medan,September 2021
Penyusun
420335011
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Keterampilan membuat CJR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam meringkas
,menganalisis ,mengenal sebuah jurnal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang
dianalisis. Melakukan Critical Jurnal Review pada suatu jurnal sangat penting untuk dilakukan,
dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu jurnal. Selain itu
menulis CJR juga dapat menambah wawasan kita dalam menganalisa jurnal dengan lebih baik
serta dapat membadingkan jurnal mana yang lebih baik dan cocok untuk kita jadikan referensi
membaca kita. Kita dapat memberikan kritik ,namun bukan sebuah kritik yang menjatuhkan tetapi
kritik yang membangun manakala bisa menjadi resensi bagi pembaca ataupun penulis lainnya.
Dengan menulis CJR ini diharapkan para pembaca dapat lebih memahami tentang materi
“Rangkaian Listrik” dan khususnya bagi saya sendiri.
1
D. Identitas Jurnal yang direview
Jurnal Utama
Jurnal Pembanding
2
BAB II
RINGKASAN JURNAL
JURNAL 1
1. PENDAHULUAN
Konstanta dielektrik merupakan ukuran kemampuan suatu material untuk menyimpan
muatan listrik (Barsoum, M. E. 2003; Chi Kao, Kwan. 2004; Newnham, R. E. 2005). Dalam
bentuk skalar, definisi ini dituliskan sebagai, D = ɛE
Secara sederhana besarnya polarisasi disebabkan oleh 4 sumber yaitu : (a) komponen
elektronik yang disebabkan oleh induksi medan pada awan elektron yang mengelilingi tiap
atom pada suatu material, (b) konstribusi ionik yang diasosiasikan dengan gerak relatif kation
dan anion dalam medan elektrik, (c) Polarisasi orientasional disebabkan karena rotasi dipol
molekul dalam medan. Selain ketiga penyebab tersebut, sumber polarisasi suatu material juga
disebabkan oleh pergerakan pembawa muatan, yaitu perpindahan ion atau elektron dibawah
pengaruh medan listrik.
Pada saat medan listrik diberikan pada dua plat logam sejajar yang terpisah sejauh d
akan mengasilkan adanya sejumlah muatan yang tersimpan pada plat logam sejajar tersebut.
Hal ini disebabkan muatan bergerak yang dihasilkan oleh perbedaan potensial tidak dapat
menyeberangi plat karena di antara kedua plat terdapat material dielektrik. Material dielektrik
merupakan material yang tidak dapat menghantarkan arus listrik (Andersen, J.C. 1990; Vlack
Van. H. L. 1964). Kemampuan untuk menyimpan muatan disebut kapasitansi yang
didefiniskan sebagai muatan yang tersimpan dibagi tegangan yang digunakan, C = q/V
Magnetodielektrisitas Pada tahun 1894 Curie menemukan bahwa material dapat mengalami
polarisasi dalam medan magnet atau mengalami magnetisasi dalam medan listrik. Prediksi ini telah
diberikan dengan lebih teliti oleh Landau dan Lifshitz (Authier, A. 2003; Malashevich, A. 2010) yang
mengungkapkan hubungan antara polarisasi elektronik dengan magnetisasi suatu material. Landau
dan Lifshitz menjelaskan hubungan antara polarisasi dan magnetisasi dengan menggunakan ekspansi
kenaikan potensial termodinamika di dalam material tersebut.
3
2. METODE PENELITIAN
a. Penyiapan Sampel
Sintesis AgCrO2 dilakukan dengan metode solid state reaction bahan dasar Ag2O dan
Cr2O3. Semua bahan ditimbang terlebih dahulu kemudian digerus selama 2 jam. Setelah
digerus, bahan dikompaksi dengan tekanan 3 ton atau sekitar 200 bar. Bahan dipanaskan pada
suhu 1150 0C menggunakan metode isothermal sintering dengan lama penahanan selama 12
jam dan dengan C per jam.
Adanya pengaruh medan magnet pada saat pengukuran konstanta dielektrik akan
menghasilkan peningkatan nilai konstanta dielektrik. Gambar 4 menunjukkan grafik
magnetodieletrisitas senyawa ferroelektrik AgCrO2. Tampak bahwa peningkatan medan
magnet akan mengakibatkan peningkatan nilai kapasitansi material.
Ion Oksigen yang terletak pada pusat kisi triangular bergerak dari spin paralel menuju
spin anti paralel yang memberikan keuntungan karena adanya pertukaran energi. Sebagai
akibatnya, tampak pada Gambar 5 di atas bahwa displacement ion oksigen disebabkan oleh
4
pergerakan dinding doamain 4SL sepanjang sumbu hexagonal [110]. Sebagai catatan
displacement tersebut bersifat 3 Dimensi bukan 2 Dimensi. Oleh karena itu, pergerakan
dinding domain magnetik disertai pergerakan momen dipole elektrik dekat domain magnetik
akan mengakibatakan respon dielektrik. Akibatnya momen dipol elektrik meningkat yang
tentunya akan meningkatkan konstanta dielektrik.
Adanya pengaruh medan magnet pada saat pengukuran konstanta dielektrik akan
menghasilkan peningkatan nilai konstanta dielektrik senyawa AgCrO2. Peningkatan nilai
konstanta dilektrik karena pengaruh medan magnet ini disebabkan karena pergerakan dinding
domain magnetik disertai pergerakan momen dipol elektrik dekat domain magnetik. Hal ini
akan mengakibatakan respon dielektrik. Akibatnya momen dipol elektrik meningkat yang
tentunya akan meningkatkan konstanta dielektrik.
5
JURNAL 2
1. PENDAHULUAN
Medan magnet Extremely Low Frequency (ELF) yang sering dianggap negatif ternyata
bermanfaat. Medan magnet ELF telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang salah satunya
dalam bidang pangan. Beberapa penelitian terkait yaitu Sari, dkk (2012) menyatakan bahwa
teknologi medan magnet dapat diaplikasikan untuk menginaktivasi mikroorganisme pathogen
pada makanan yaitu penurunan mikroba sebanyak 99,45% pada proses pengawetan sari buah
apel (Mallus sylvestris Mill). Penelitian yang dilakukan oleh Sudarti dan Prihandono (2014)
menyatakan paparan medan magnet ELF sebesar 645,7 selama 30 menit dapat menghambat
prevalensi Salmonella typhimurium pada bumbu gadogado sebanyak 36,37%. Paparan medan
magnet ELF sebesar 500 selama 90 menit dapat mempertahankan kadar vitamin C buah
tomat, sedangkan paparan medan magnet ELF sebesar 300 dan 500 selama 10 menit, 50
menit, dan 90 menit dapat mempertahankan pH buah tomat (Ma’rufiyanti, 2014:54).
Beberapa penelitian telah dilakukan terkait susu fermentasi. Menurut Casarotti et al.,
(2014) untuk mengetahui masa simpan dan meningkatkan keamanan produk pangan dapat
dipengaruhi oleh senyawasenyawa yang dihasilkan bakteri asam laktat selama proses
fermentasi. Shah (2000) mengemukakan bahwa viabilitas bakteri probiotik menurun dalam
produk fermentasi dari waktu ke waktu karena keasaman produk hasil aktivitas Bakteri Asam
Laktat yang menghidrolisis laktosa di dalam susu menjadi berbagai macam senyawa
karbohidrt lebih sederhana sehingga mengakibatkan penurunan pH dan peningkatan kadar
asam dalam produk susu fermentasi (Afriani, 2010), suhu penyimpanan, lama penyimpanan,
dan kekurangan nutrisi yang menyebabkan produk-produk tersebut memiliki umur simpan
yang terbatas. Penelitian yang dilakukan oleh Manab (2008) tentang kajian sifat fisik yogurt
selama penyimpanan pada suhu 4OC, menyimpulkan bahwa pH yogurt sampai hari ke-6
mengalami sedikit penurunan, dan hari ke-6 sampai hari ke-30 pH cenderung stabil.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang pengaruh paparan
medan magnet ELF terhadap perubahan pH minuman susu fermentasi. Oleh karena itu,
peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul ―Pengaruh Paparan Medan Magnet
Extremely Low Frequency (ELF) Terhadap pH Minuman Susu Fermentasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah
paparan medan magnet ELF 100 µT dan 300 µT berpengaruh terhadap perubahan pH pada
6
susu fermentasi? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh paparan
medan magnet ELF 100 µT dan 300 µT terhadap perubahan pH pada susu fermentasi.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini kelompok eksperimen atau perlakuan medan magnet ELF yang
digunakan adalah (1) input sumber tegangan PLN 220 Vol, kuat Arus 5 A, dan frekuensi 50
Hz, dengan tegangan terpakai 7 volt dan kuat arus 125 A dan 700 A, (2) intensitas paparan
medan magnet ELF yang digunakan ini sebesar 100 µT dan 300 µT dan (3) durasi (lama
paparan) paparan dalam penelitian ini antara lain 5 menit, 15 menit dan 25 menit. Kelompok
kontrol merupakan kelompok yang tidak dipapar medan magnet ELF.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2017 di Laboratorium Pendidikan Fisika Lanjut
untuk pemaparan susu fermentasi, dan Laboratorium Biokimia Universitas Jember untuk
pengujian pH susu fermentasi. Untuk penyimpanan susu fermentasi dengan suhu ≤100 .
Untuk pengambilan data awal yaitu H-5 sebelum masa kadaluarsa.
Bahan yang dibutuhkan yaitu sampel susu fermentasi menggunakan yakult, dan tissue.
Adapun untuk uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH-meter dengan cara
mencelupkan pH-meter ke dalam sampel susu fermentasi yang telah siap diuji derajat
keasamannya (pH) dan nilai pH susu fermentasi dapat dibaca langsung pada alat pH-meter.
Paparan medan magnet ELF pada bakteri susu fermentasi (L.casei) menyebabkan
perubahan gerakan ion pada ekstraseluler yang melintasi membran sel sehingga paparan
medan magnet meningkatkan percepatan pergerakan ion melalui daerah densitas fluks
magnetik. Bidang yang terpapar medan magnet akan menghasilkan kekuatan pada ion untuk
bergerak dan secara aktif terikat pada saluran protein dan mempengaruhi kondisi pembukaan
gerbang saluran.
Ion dalam sel yang dapat terpengaruh medan magnet pada pertumbuhan sel adalah ion Ca2+.
Hal tersebut disebabkan ion Ca2+ tergolong bahan yang bersifat paramagnetik. Sifat dari
suatu bahan paramagnetik adalah dapat terpengaruh oleh medan magnet (termagnetisasi).
7
Bentuk pengaruh medan magnet terhadap bahan tersebut adalah spin elektron yang
terdapat pada bahan tersebut yang mulanya acak menjadi terarah oleh medan magnet
(Sutrisno dan Gie, 1979:108-109). Seperti kajian yang dilakukan oleh Gaafar et al. (2006),
arus induksi yang timbul karena perubahan medan magnet ELF dapat menyebabkan
perubahan kecepatan gerakan ion Ca2+ ekstraseluler melewati membran sel (Albert et al.,
2002). Sehingga, apabila kebutuhan ion Ca2+ cepat terpenuhi dan sesuai dengan kebutuhan
sel maka proses pertumbuhan sel akan semakin cepat dan jumlah bakteri semakin banyak.
Nilai pH susu fermentasi dapat dihubungkan dengan jumlah bakteri L.casei dan jumlah
produksi asam oleh bakteri tersebut selama proses pengubahan glukosa menjadi asam laktat.
Jadi, semakin banyak jumlah bakteri L.casei maka produksi asam laktat akan semakin
banyak. H+ yang dilepaskan selama proses pembentukan asam laktat tersebut juga semakin
banyak. Dengan begitu, susu fermentasi akan semakin asam dan pH susu akan semakin
menurun (Khotimah, 2014).
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut: paparan medan magnet ELF intensitas 100𝜇T dan 300𝜇T berpengaruh terhadap
perubahan pH pada susu fermentasi. Pada susu fermentasi sebelum kadaluarsa untuk kontrol
mempunyai pH 3,87. Untuk kelompok eksperimen 100𝜇T dan 300𝜇T susu fermentasi
sebelum kadaluarsa mempunyai pH diatas kontrol. pH tertinggi pada eksperimen 100𝜇T
selama 5’. Nilai pH terendah dari susu frementasi yaitu pada eksperimen 300𝜇T selama 15’
pH pada kelas kontrol pada saat susu kadaluarsa yaitu 3,8. pH tertinggi pada saat susu
kadaluarsa yaitu pada kelompok eksperimen 300𝜇T selama 5’ yaitu 3,93. pH terendah pada
saat susu kadaluarsa yaitu pada kelompok eksperimen 100𝜇T selama 5’ yaitu 3,77.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
JURNAL 1
a. Penyiapan Sampel
Sintesis AgCrO2 dilakukan dengan metode solid state reaction bahan dasar Ag2O dan
Cr2O3. Semua bahan ditimbang terlebih dahulu kemudian digerus selama 2 jam. Setelah
digerus, bahan dikompaksi dengan tekanan 3 ton atau sekitar 200 bar. Bahan dipanaskan pada
suhu 1150 0C menggunakan metode isothermal sintering dengan lama penahanan selama 12
jam dan dengan C per jam.
JURNAL 2
Pada penelitian ini kelompok eksperimen atau perlakuan medan magnet ELF yang
digunakan adalah (1) input sumber tegangan PLN 220 Vol, kuat Arus 5 A, dan frekuensi 50
Hz, dengan tegangan terpakai 7 volt dan kuat arus 125 A dan 700 A, (2) intensitas paparan
medan magnet ELF yang digunakan ini sebesar 100 µT dan 300 µT dan (3) durasi (lama
paparan) paparan dalam penelitian ini antara lain 5 menit, 15 menit dan 25 menit. Kelompok
kontrol merupakan kelompok yang tidak dipapar medan magnet ELF.
9
BAB IV
PEMBAHASAN
A.Kelebihan
10
3.Pada bagian abstrak terdapat bahasa yg
digunakan,yaitu bahasa Indonesia hal ini
membuat jurnal ini lebih memikat si pembaca
akan kebagusan isi dari jurnal tersebut.
4.Jurnal ini juga memaparkan gambar dan
table dengan baik,sehingga membuat si
pembaca mudah memahami isi pembahasan
dan lebih menarik.
B.Kelemahan
11
BAB V
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Adanya pengaruh medan magnet pada saat pengukuran konstanta dielektrik akan
menghasilkan peningkatan nilai konstanta dielektrik senyawa AgCrO2. Peningkatan nilai
konstanta dilektrik karena pengaruh medan magnet ini disebabkan karena pergerakan dinding
domain magnetik disertai pergerakan momen dipol elektrik dekat domain magnetik. Hal ini
akan mengakibatakan respon dielektrik. Akibatnya momen dipol elektrik meningkat yang
tentunya akan meningkatkan konstanta dielektrik
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut: paparan medan magnet ELF intensitas 100𝜇T dan 300𝜇T berpengaruh terhadap
perubahan pH pada susu fermentasi. Pada susu fermentasi sebelum kadaluarsa untuk kontrol
mempunyai pH 3,87. Untuk kelompok eksperimen 100𝜇T dan 300𝜇T susu fermentasi
sebelum kadaluarsa mempunyai pH diatas kontrol. pH tertinggi pada eksperimen 100𝜇T
selama 5’. Nilai pH terendah dari susu frementasi yaitu pada eksperimen 300𝜇T selama 15’
pH pada kelas kontrol pada saat susu kadaluarsa yaitu 3,8. pH tertinggi pada saat susu
kadaluarsa yaitu pada kelompok eksperimen 300𝜇T selama 5’ yaitu 3,93. pH terendah pada
saat susu kadaluarsa yaitu pada kelompok eksperimen 100𝜇T selama 5’ yaitu 3,77.
B.SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
JURNAL 1
14
JURNAL 2
15