Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Islam”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
1. AZZAHRA SIREGAR (4203151042)
2. MIRANDA NIHDATUL ZAHWA (4203351011)
3. M. ARI MAULANA (4203250015)
4. RETNO WULANDARI (4203151038)
5. WALIDA FITRI (4201151015)
6. REZA ANANDA HATMI (4203550014)

MATA KULIAH : AGAMA ISLAM


DOSEN PENGAMPU : Dr. HAPNI LAILA
SIREGAR S.Ag., M.Ag

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA dan ILMU KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji hanya bagiNya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya, dan jugakepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Puji
syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat dankarunia Nya. Sehingga penulisan makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar.
Makalah dengan judul “HAM DALAM PERPEKTIF ISLAM” sebagai tugas mata
kuliah PendidikanAgama Islam. Dalam penulisan makalah ini kami bayak menerima
bantuan bimbingan dandorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, kami tidak
lupa mngucapkan terimakasih yang sedalam- dalamnnya kepada: Ibu Hapni Laila
Siregar S.Ag.,M.Ag selaku dosen mata kuliah agama Islam, Orang tua kami yang telah
memberikan bantuan materil dan spiritual dan Teman-teman kami sekalian, atas segala
bantuannya. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa
UUNIMED. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka penulis menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meyempurnakanmakalah ini. Dengan
makalah ini, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi penulis serta pembaca pada umumnya.

Penyusun

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
A. Pengertian Hak Asasi Manusia ............................................................................................ 3
B. Sejarah Hak Asasi Manusia ................................................................................................... 3
C. Pandangan Hak Asasi Manusia dalam Islam .................................................................. 4
D. Perbedaan pandangan antara islam dan barat tentang HAM.................................. 10
E. Perbandingan HAM dalam Islam dengan HAM dalam Konsep dunia................... 10
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 15
B. Saran .............................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita
sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai
manusia. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.
Terkait tentang hakikat hak asasi manusia, maka sangat penting sebagai
makhluk ciptaan tuhan harus saling menjaga dan menghormati hak asasi masing-
masing individu. Namun, tercermin pada fakta, banyak terjadi suatu pelanggaran dan
penindasan atas hak asasitiap orang. Hal ini adalah sebagai sebuah gambaran atas
ditegakkannya kemerdekaan bagih ak asasi manusia bagi tiap individu.
Begitu banyak pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang terungkap. Hak asasi
manusia wajib dijunjung dan dihormati serta dijunjung tinggi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan tiap individu guna menjaga kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
Negara yang sering disebut sebagai negara pertama di dunia yang
memperjuangkan hak asasi manusia adalah Inggris. Tonggak pertama bagi kemenangan
hak-hak asasi terjadi di Inggris.Tetapi hal itu bisa disangkal dalam Islam karena dalam
sudut pandang Islam Hak Asasi Manusia suadah diatur berdasarkan atau berpedoman
pada Al-Qur’an dan Hadist. Karena Al-Qur’an dan Hadist merupakan pedoman hidup
bagi seluruh manusia yang ada di bumi ini pada umumnya dan bagi umat islam pada
khususnya.oleh karena itu umat munusia pada umumnya dan umat islam pada
khususnya apabila tidak ingin hak-haknnya dirampas oleh orang lain, maka hendaknya
ia harus mengetahui hak-haknya dan selalu memperjuangkannya selama tidak
mengambil atau melampui batas dari hak-hak orang lain.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia ?
2. Bagaimana sejarah Hak Asasi Manusia ?
3. Bagaimana Pandangan Hak Asasi Manusia dalam Islam ?
4. Apa Perbedaan pandangan antara islam dan barat tentang HAM ?
5. Bagaimana Perbandingan HAM dalam Islam dengan HAM dalam Konsep
dunia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia.
2. Untuk mengetahui sejarah Hak Asasi Manusia.
3. Untuk mengetahui Pandangan Hak Asasi Manusia dalam Islam.
4. Untuk Mengetahui Perbedaan pandangan antara islam dan barat tentang
HAM.
5. Untuk Mengetahui Perbandingan HAM dalam Islam dengan HAM dalam
Konsep dunia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia

Berikut ini beberapa pengertian tentang hak asasi manusia, antara lain:
a) Secara etimolgi hak merupakan unsur normative yang berfungsi sebagai
pedoman prilaku melindumgi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya
peluang bagi manusia dalam menjadi harkat dan martabatnya. Sedangkan asasi
berarti yang bersifat paling mendasar yang dimiliki manusia sebagai fitrah,
sehingga tak satupun makhluk mengintervensinya apalagi mencabutnya.
b) Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human
Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan
bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya
manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
c) John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
d) Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan
bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi
oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.

B. Sejarah Hak Asasi Manusia

Negara yang sering disebut sebagai negara pertama di dunia yang


memperjuangkan hak asasi manusia adalah Inggris. Tonggak pertama bagi kemenangan
hak-hak asasi terjadi di Inggris. Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai
dokumen kenegaraan yang berhasil disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen tersebut
adalah MAGNA CHARTA. Tindakan sewenang-wenang Raja Inggris mengakibatkan rasa
tidak puas dari para bangsawan yang akhirnya berhasil mengajak Raja Inggris untuk
membuat suatu perjanjian yang disebut Magna Charta atau Piagam Agung. Magna

3
Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat pembatasan
kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak
seorang pun dari warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta
kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali
berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan
telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh
pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap hak-
hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih
tinggi daripada kekuasaan raja. Hal itu memicu perjuangan-perjuangan di banyak
negara untuk Hak Asasi Manusia.
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam hak-
hak asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia
(commission of human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah
pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948
Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil
kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS
atau Pernyataan Sedunia tentang Hak – Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30 pasal.
Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan
persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap
tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia.

C. Pandangan Hak Asasi Manusia Dalam Islam

Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber hukum dalam Islam memberikan


penghargaan yang tinggi terhadap hak asasi manusia. Al-Qur’an sebagai sumber hukum
pertama bagi umat Islam telah meletakkan dasar-dasar HAM serta kebenaran dan
keadilan, jauh sebelum timbul pemikiran mengenai hal tersebut pada masyarakat dunia.
Ini dapat dilihat pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur’an, antara lain :
1.) Dalam Al-Qur’an terdapat sekitar 80 ayat tentang hidup, pemeliharaan hidup dan
penyediaan sarana kehidupan, misalnya dalam Surat Al-Maidah ayat 32. Di samping itu,
Al-Qur’an juga berbicara tentang kehormatan dalam 20 ayat.
2.) Al-Qur’an juga menjelaskan dalam sekitas 150 ayat tentang ciptaan dan makhluk-
makhluk, serta tentang persamaan dalam penciptaan, misalnya dalam Surat Al-Hujarat

4
ayat 13.
3.) Al-Qur’an telah mengetengahkan sikap menentang kezaliman dan orang-orang yang
berbuat zalim dalam sekitar 320 ayat, dan memerintahkan berbuat adil dalam 50 ayat
yang diungkapkan dengan kata-kata : ‘adl, qisth dan qishash.
4.) Dalam Al-Qur’an terdapat sekitar 10 ayat yang berbicara mengenai larangan
memaksa untuk menjamin kebebasan berpikir, berkeyakinan dan mengutarakan
aspirasi. Misalnya yang dikemukakan oleh Surat Al-Kahfi ayat 29.
Syariat Islam dibangun diatas bangunan yang kokoh dan lengkap karena berasal
dari Allah yang maha perkasa lagi maha terpuji. Tidak ada satu kemaslahatan dunia dan
akherat kecuali telah ditunjukkan dan disampaikan dalam syariat. Oleh karena itu
syariat sangat memperhatikan 5 dharuraat : Menjaga agama, jiwa, akal, nasab
keturunan dan harta. Kelima dharurat ini yang menjadi tiang kehidupan manusia. Tidak
akan hidup baik kehidupan manusia kecuali dengan menjaga lima perkara ini. Bukan
kelima hal ini adalah HAM yang dijamin syariat Islam. Oleh karena itu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
“Seorang Muslim adalah saudara muslim lainnya. Jangan menzhaliminya
dan jangan menyerahkannya. Siapa yang membantu kebutuhan
saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya dan siapa yang
menyelamatkan seorang muslim dari satu bencana maka Allah akan
selamatkan dari satu bencana di hari kiamat. Siapa yang menutupi aib
seorang muslim maka Allah akan tutupi aibnya dihari kiamat.” (HR al-
Bukhori).
Demikian juga dalam haji Wada’ nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah
berkhuthbah yang isinya:
“Wahai Manusia hari apakah ini? Mereka menjawab: hari suci. Beliau
bertanya lagi: Dinegeri apakah ini? Mereka menjawab : Negeri suci
(tanah suci). Beliau tanya: Pada bulan apa ini? Mereka menjawab: Bulan
suci. Lalu beliau bersabda: Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan
kalian haram seperti sucinya hari kalian ini dinegeri kalian ini dan
dibulan kalian ini. Beliau ulang beberapa kali.” (HR al-Bukhori).
Perintah Nabi yang menyuruh untuk memelihara hak-hak manusia dan hak-hak
kemuliaan, walaupun terhadap orang yang berbeda agama, melalui sabda beliau :
“Barang siapa yang menzalimi seseorang mu’ahid (seorang yang telah

5
dilindungi oleh perjanjian damai) atau mengurangi haknya atau
membebaninya di luar batas kesanggupannya atau mengambil sesuatu
dari padanya dengan tidak rela hatinya, maka aku lawannya di hari
kiamat.”

Islam mengakui adanya HAM namun memiliki karakteristik dan maqaashid yang
jelas, diantaranya:
a. Karakteristik Versi Islam
 Rabbaniyyah. Semua hak telah di jelaskan dalam al-Qur`an dan sunnah.
Sumbernya berasal langsung dari Allah. Oleh karena ia lepas dan bebas
dari kezhaliman dan kesesatan.
 Tsabat (tidak berubah-rubah). Walaupun banyak usaha penyesatan dan
perancuan kebenaran islam dengan kebatilan namun tetap hujjah
kebenaran kuat dan tidak goyah.
 Al-Hiyaad, sehingga jauh dari rasisme dan mengikuti hawa nafsu.
 Asy-Syumul (universal). Karena mencakup seluruh kepentingan dan
kemaslahatan manusia sekarang dan masa depan.
 ‘Alamiyah (bersifat mendunia), karena cocok untuk segala waktu dan
tempat, karena mampu memenuhi kebutuhan manusia dan bisa menjadi
solusi terbaik semua masalah mereka.

b. Maqaashid HAM dalam Islam


 Mewujudkan kesempurnaan ibadah kepada Allah.
 Menjaga kehidupan manusia dalam semua marhalahnya.
 Menyebarkan ajaran Islam keseluruh dunia melalui pembinaan dan
pendidikan manusia. Juga memberikan solusi atas perbedaan yang ada
dengan cara yang efektif dan efesien.
 Mewujudkan keadilan sosial dengan menyebarkan keadilan dimuka bumi
dan menghilangkan kasta sosial yang ada.
 Menjaga kepentingan dan kemashlahatan manusia dengan menjaga lima
dharuraat.
 Memuliakan manusia.

6
Islam juga telah mengatur Islam telah mengatur dan melindungi hak-hak asasi
manusia, beberapa contoh sebagai berikut :
 Hak hidup dan memperoleh perlindungan
Hak hidup adalah hak asasi yang paling utama bagi manusia, yang
merupakan karunia dari Allah bagi setiap manusia. Perlindungan hukum
islam terhadap hak hidup manusia dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan
syari’ah yang melinudngi dan menjunjung tinggi darah dan nyawa manusia,
melalui larangan membunuh, ketentuan qishash dan larangan bunuh diri.
Membunuh adalah salah satu dosa besar yang diancam dengan balasan
neraka, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Nisa’ ayat 93 yang
artinya sebagai berikut :
“Dan barang siapa membunuh seorang muslim dengan sengaja
maka balasannya adalah jahannam, kekal dia di dalamnya dan
Allah murka atasnya dan melaknatnya serta menyediakan
baginya azab yang berat.”
 Hak kebebasan beragama
Dalam Islam, kebebasan dan kemerdekaan merupakan HAM, termasuk di
dalamnya kebebasan menganut agama sesuai dengan keyakinannya. Oleh
karena itu, Islam melarang keras adanya pemaksaan keyakinan agama
kepada orang yang telah menganut agama lain. Hal ini dijelaskan dalam Al-
Qur’an Surat AL-Baqarah ayat 256, yang artinya:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama Islam,
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dan jalan yang salah.”
 Hak atas keadilan
Keadilan adalah dasar dari cita-cita Islam dan merupakan disiplin mutlak
untuk menegakkan kehormatan manusia. Dalam hal ini banyak ayat-ayat
Al-Qur’an maupun Sunnah ang mengajak untuk menegakkan keadilan, di
antaranya terlihat dalam Surat Al-Nahl ayat 90, yang artinya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang
perbuatan keji , kemungkaran dan permusuhan.”

7
 Hak persamaan
Islam tidak hanya mengakui prinsip kesamaan derajat mutlak di antara
manusia tanpa memndang warna kulit, ras atau kebangsaan, melainkan
menjadikannya realitas yang penting. Ini berarti bahwa pembagian umat
manusia ke dalam bangsa-bangsa, ras-ras, kelompok-kelompok dan suku-
suku adalah demi untuk adanya pembedaan, sehingga rakyat dari satu ras
atau suku dapat bertemu dan berkenalan dengan rakyat yang berasal dari
ras atau suku lain. Al-Qur’an menjelaskan idealisasinya tentang persamaan
manusia dalam Surat Al-Hujarat ayat 13, yang artinya :
”Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu laki-laki dan
perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu adalah yang paling takwa.”
 Hak mendapatkan pendidikan
Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran.
Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan kesanggupan
alaminya. Dalam Islam, mendapatkan pendidikan bukan hanya merupakan
hak, tapi juga merupakan kewajiban bagi setiap manusia, sebagaimana
yang dinyatakan oleh hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Bukhari :
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” Setiap
orang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan
pengajaran. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan
sesuai dengan kesanggupan alaminya.“
Dalam Islam, mendapatkan pendidikan bukan hanya merupakan hak, tapi
juga merupakan kewajiban bagi setiap manusia, sebagaimana yang
dinyatakan oleh hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Bukhari :
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.”
Dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11 dinyatakan bahwa
“Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan
orang-orang yang berilmu.”
 Hak kebebasan berpendapat
Setiap orang mempunyai hak untuk berpendapat dan menyatakan

8
pendapatnya dalam batas-batas yang ditentukan hukum dan norma-norma
lainnya. Artinya tidak seorangpun diperbolehkan menyebarkan fitnah dan
berita-berita yang mengganggu ketertiban umum dan mencemarkan nama
baik orang lain. Dalam mengemukakan pendapat hendaklah
mengemukakan ide atau gagasan yang dapat menciptakan kebaikan dan
mencegah kemungkaran. Kebebasan berpendapat dan mengeluarkan
pendapat juga dijamin dengan lembaga syura, lembaga musyawarah
dengan rakyat, yang dijelaskan Allah dalam Surat Asy-Syura ayat 38, yang
artinya :
“Dan urusan mereka diputuskan dengan musyawarah di antara
mereka.”

 Hak kepemilikan
Islam menjamin hak kepemilikan yang sah dan mengharamkan
penggunaan cara apa pun untuk mendapatkan harta orang lain yang bukan
haknya, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 188, yang
artinya :
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang
lain di antara kamu dengan jalan bathil dan janganlah kamu
bawa urusan harta itu kepada hakim agar kamu dapat
memakan harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa
padahal kamu mengetahuinya.”

 Hak mendapatkan pekerjaan


Islam tidak hanya menempatkan bekerja sebagai hak, tetapi juga sebagai
kewajiban. Bekerja merupakan kehormatan yang perlu dijamin,
sebagaimana sabda Nabi saw :
“Tidak ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang
dari pada makanan yang dihasilkan dari tangannya sendiri.”
(HR. Bukhari)
Di samping itu, Islam juga menjamin hak pekerja, seperti terlihat dalam
hadits :
“Berilah pekerja itu upahnya sebelum kering keringatnya.” (HR.
Ibnu Majah)

9
D. Perbedaan Pandangan Antara Islam dan Barat Tentang HAM

Terdapat perbedaan-perbedaan yang mendasar antara konsep HAM dalam Islam


dan HAM dalam konsep Barat sebagaimana yang diterima oleh perangkat-perangkat
internasional. HAM dalam Islam didasarkan pada premis bahwa aktivitas manusia
sebagai khalifah Allah di muka bumi. Sedangkan dunia Barat, bagaimanapun, percaya
bahwa pola tingkah laku hanya ditentukan oleh hukum-hukum negara atau sejumlah
otoritas yang mencukupi untuk tercapainya aturan-aturan publik yang aman dan
perdamaian semesta.
Selain itu, perbedaan yang mendasar juga terlihat dari cara memandang terhadap
HAM itu sendiri. Di Barat, perhatian kepada individu-individu timbul dari pandangan-
pandangan yang besifat anthroposentris, dimana manusia merupakan ukuran terhadap
gejala tertentu. Sedangkan Islam, menganut pandangan yang bersifat theosentris, yaitu
Tuhan Yang Maha Tinggi dan manusia hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Berdasarkan
atas pandangan yang bersifat anthroposentris tersebut, maka nilai-nilai utama dari
kebudayaan Barat seperti demokrasi, institusi sosial dan kesejahteraan ekonomi
sebagai perangkat yang mendukung tegaknya HAM itu berorientasi kepada
penghargaan terhadap manusia. Dengan kata lain manusia menjadi akhir dari
pelaksanaan HAM tersebut.
Berbeda keadaanya pada dunia Timur(Islam) yang bersifat theosentris, larangan
dan perintah lebih didasarkan pada ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadist. Al-Qur’an menjadi transformasi dari kualitas kesadaran manusia. Manusia
disuruh untuk hidup dan bekerja diatas dunia ini dengan kesadaran penuh bahwa ia
harus menunjukkan kepatuhannya kepada kehendak Allah swt. Mengakui hak-hak dari
manusia adalah sebuah kewajiban dalam rangka kepatuhan kepada-Nya.

E. Perbandingan HAM dalam Islam dengan HAM dalam Konsep di Dunia

a. Sumber Pengambilan Hukumnya


HAM versi Konsep dan piagam dunia adalah buatan manusia yang tidak pernah
luput dari kesalahan. Manusia banyak salah daripada benarnya. Sedangkan
HAM versi Islam sumber pengambilannya adalah kitab suci al-Qur`an dan
Sunnah Rasulullah yang tidak berbicara dengan hawa nafsu.

10
b. Konsekwensi hukuman
Perbedaan ini adalah konsekwensi dari yang pertama. Piagam buatan manusia
hanyalah sekedar konsep dan harapan yang berasal dari PBB tidak ada
paksaan dan konsekwensi hukum (ilzaam) dan tidak juga ada konsekwensi
bila tidak dapat dijalankan dengan satu hukum undang-undang. Sedanagkan
islam maka HAM nya bersifat abadi, pati, memiliki konsekwensi hukum dan
tidak menerima pelaksanaan parsial, penghapusan dan perubahan. Setiap
individu harus melaksanakannya dengan berharap pahala dari Allah dan takut
dari adzabNya. Siapa yang sengaja mentelantarkannya maka pemerintah
dalam islam berhak memaksanya untuk melaksanakan dan menerapkan
hukuman syar’i atasnya pada keadaan tidak dilaksanakannya hal tersebut.
c. Waktu Pembuatan
Piagam HAM dunia pertama kali ada pada tahun 1215 M atau diabad ke 13
Masehi. Sedangkan islam mengenal konsep dan piagam HAM sejak awal
munculnya Islam.
d. Perlindungan HAM dan Jaminannya
Dalam piagam HAM dunia buatan manusia dan juga perlindungan
internasional tidak ada kecuali hanya himbauan etika dan usaha-usaha yang
belum sampai pada batas pelaksanaan dilapangan. Piagam ini tegak diatas dua
hal: 1) Usaha kesepakatan diatas dasar umum dan pengakuan antara seluruh
negara. 2) Usaha meletakkan hukuman yang dipakai untuk menghukum
negara yang melanggar HAM.
Himbauan-himbauan itu pada hakekatnya hanya diatas kertas aja. Peletaknya
memainkannya sesuka hati, syahwat dan kepentingannya saja. Sedangkan
dalam Islam, Ham tersebut adalah anugerah Allah kepada manusai sebagai
pelindung dan penjamin. Hal itu karena:
 Suci yang terselubungi kewibawaan dan pemuliaan, karena ia turun
dari sisi Allah sehingga menjadi penghalang bagi pribadi dan
pemerintah secara sama dari melanggar dan melampai batasannya.
 Pemuliaanya bersumber dari dalam diri yang beriman kepada Allah.
 Tidak bisa di hilangkan, dihapus dan dirubah.
 Tidak ada sikap ektrim baik terlalu melampaui batas atau tidak
dihiraukan.

11
Ditambah lagi untuk menjaga HAM dan syariat, diadakan Hudud syari’at dan
aturan peradilan untuk melindungi HAM.
e. Bersifat universal
Dalam HAM islam memiliki keistimewaan atas selainnya dalam keuniversalan
konsep HAM nya. Disini ada sebagian hak-hak manusia yang belum di
cantumkan dalam piagam HAM dunia, diantaranya:
 Hak anak yatim, dalam piagam HAM internasional hanya ada isyarat
pemeliharaan anak yatim saja. Sedangkan dalam islam ada perhatian
khusus terhadap anak yatim, penjagaan hak-haknya dan anjuran
berbuat baik pada mereka dengan seluruh jenis kebaikan. Bahkan
memberikan pahala atas hal tersebut. Allah berfirman:
“Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig)
harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang
buruk dan jangan kamu Makan harta mereka bersama hartamu.
Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu,
adalah dosa yang besar.” (anNisaa’ :2 )
Bahkan memberikan balasan yang mengerikan pada orang yang
memakan harta yatim dengan zhalim seperti dalam firman Nya:
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim
secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh
perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-
nyala (neraka).” (an-Nisa`:10)
 Hak orang yang lemah akalnya. Islam memberikan perhatian dan
menjaga hak-hak mereka, seperti dijelaskan dalam firman Allah :
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam
kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.
berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.” (an-Nisaa’:5)
 Hak Waris. Hak ini banyak dilalaikan dan tidak diperhatikan dalam
banyak piagam HAM, namun islam memberikan perhatian yang besar
atasnya hingga menjelaskan semua tata cara pembagiannya dengan
lengkap dalam al-Qur`an. Seperti dijelaskan dalam firman Allah:

12
“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-
bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian
(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik
sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah
ditetapkan.”(an-Nisaa` :7)
Bahkan nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
“Sampaikan bagian warisan kepada ahlinya lalu yang tersisa
untuk lelaki yang paling berhak.” (HR al-Bukhori)
 Hak membela diri. Hak ini tidak disampaikan juga dalam Piagam HAM
dunia, padahal disampaikan Allah dalam beberapa ayat dan juga dalam
beberapa hadits, seperti firman Allah:
“Bulan Haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang
patut dihormati Berlaku hukum qishaash. oleh sebab itu
Barangsiapa yang menyerang kamu, Maka seranglah ia,
seimbang dengan serangannya terhadapmu. bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang
yang bertakwa.” (Al-Baqarah:194)
Bahkan Allah perintahkan Jihad dan mempersiapkannya untuk itu,
seperti firman Allah :
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja
yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang
kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa
saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
(dirugikan).” (al-Anfaal:60)
 Hak Memaafkan
Pernah ada muktamar HAM yang diadakan kementrian hukum
(Wizarah al-‘Adl) Saudi Arabia pada bulan shofar 1392 H bertepatan
dengan bulan maret 1972 M dengan dihadiri sebagian tokoh HAM
dunia. Setelah adanya penjelasan tentang HAM versi Syariat, maka
Pimpinan delegasi Komisi HAM dunia dalam pertemuan tersebut

13
bernama Mr. Max Braid menyatakan:
“Dari sini dan dari negeri islam ini, wajib untuk menampakkan
HAM bukan dari negara lain dan wajib bagi ulama muslimin
untuk mengiklankan hak-hak yang tidak diketahui khalayak
internasional dan ketidak tahuan hal ini yang menjadi sebab
rusaknya wajah islam dan muslimin serta hukum islam.”
Bahkan salah seorang anggota delegasi sempat berkomentar:
“Saya sebagai seorang nashrani mengumumkan bahwa dinegeri
ini Allah disembah secara hakekatnya (benar) dan para ilmuwan
sepakat menyatakan hukum-hukum al-Qur`an telah menjelaskan
masalah HAM setelah mendengarnya dan melihat langsung
realita penerapannya melebihi –secara pasti- semua piagam
Ham (yang ada).”
 Setiap hak manusia dalam islam dilihat dari tinjauan ia sebagai manusia
adalah hasil dari ketetapan hukum syariat bukan dari perkembangan
sosial atau politik, sebagaimana keadaan dalam konsep pemikiran
barat. Lihatlah firman Allah :
“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka
rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah
Kami ciptakan.” (al-Isra` :70)
 HAM dalam Islam menafikan adanya perbedaan ras dan warna dan ada
sebagai bagian syariat dan memiliki hubungan sangat erat dan kokoh
dengan pembentukan akidah dan akhlak. Sehingga hak-hak manusia
terjamin dengan nash-nash syariat.
 Pemulian manusia dalam islam sejak turunnya al-Qur`an bukan sekedar
syiar umum semata bahkan sudah menjadi sitem syari’at yang ada
dalam bangunan aqidah dan akhlak islami.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai HAM di atas dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa
Islam itu adalah agama yang asy-syumul (lengkap). Ajaran Islam meliputi seluruh aspek
dan sisi kehidupan manusia. Islam memberikan pengaturan dan tuntunan pada
manusia, mulai dari urusan yang paling kecil hingga urusan manusia yang berskala
besar.Dan tentu saja telah tercakup di dalamnya aturan dan penghargaan yang tinggi
terhadap HAM. Memang tidak dalam suatu dokumen yang terstruktur, tetapi tersebar
dalam ayat suci Al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw.
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada individu sejak ia lahir
secara kodrati yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat
dirampas dan dicabut keberadaannya. Karena itu, nilai-nilai HAM dengan prinsip-
prinsipnya yang universal adalah bagian dari semangat dan nilai-nilai syari'ah.
Keduanya tidak perlu dipertentangkan. Keduanya justru membentuk sebuah
sinergitas yang harmonis. Dengan menilik potensi-potensi nilai HAM dalam
syari'ah, masa depan HAM di dalam tradisi Islam justru amat cerah dan
memperoleh topangan yang amat kuat. Pertumbuhannya akan mengalami gerak naik
yang amat menggembirakan. Dibutuhkan pemahaman para ulama yang makin baik
tentang sumber-sumber syari'ah dan wawasan kemodern tentang HAM. Dengan
wawasan yang luas tentang ini, para ulama akan menjadi avant-guard (garda depan)
bagi penegakan HAM berdasarkan Syari'ah dan nilai-nilai universal.

B. Saran
Setelah mempelajari kajian ini, maka penulis menyarankan agar kita sebagai
manusia dapat menyadari tugas kita di dunia ini, salah satunya ialah dengan terus
melakukan penelitian yang berdasarkan dengan al – Qur‘an. Karena sesungguhnya Allah
telah memberikan kita petunjuk tentang berbagai hal di alam semesta ini mengenai
kekuasaannya, tinggal bagaimana kita mencari tahu serta memanfaatkan potensi yang
ada tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, Ahmad. 2003. HAM Dalam Perspektif Islam. Jakarta:Salemba Diniyah

Purwanto, Agus. 2015. Nalar Ayat-ayat Semesta: Menjadikan Al-Qur‟an Sebagai


Basis Konstruksi Ilmu Pengetahuan, Bandung: Penerbit Mizan

Dr.Hapni Laila Siregar, M.A. (Ed.). 2021. ISLAM KAFFAH. Medan: CV.Kencana
Emas Sejahtera.

16

Anda mungkin juga menyukai