Anda di halaman 1dari 22

MATA KULIAH : PRAKTIKUM KIMIA INSTRUMENTASI

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

DISUSUN OLEH :

NAMA : CHATRINE MONALISA BR TARIGAN

NIM : 4193131037

KELAS : PENDIDIKAN KIMIA 2019 A

DOSEN PENGAMPU : Drs.Jasmidi,M.Si.

Rini Selly,S.Pd.,M.Sc.

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

1
MEDAN

2022/2023

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karuniaNya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan.

Critical Journal Review (CJR) ini saya susun dengan maksud sebagai tugas
mata kuliah praktikum kimia instrumentasi dan menjadikan penambahan wawasan
sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut. Harapan saya, semoga setelah
penyelesaian penulisan Crtical Journal Review ini saya semakin memahami tentang
bagaimana penulisan Crtical Journal Review yang baik dan benar.

Di lain sisi, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam
penyusunan penulisan Critacal Journal Review ini. Saya sangat berterima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian CJR ini, khususnya
kepada dosen pengampu mata kuliah ini bapak Drs.Jasmidi,M.Si. dan ibu Rini
Selly,S.Pd.,M.Sc. serta kedua asisten laboraturium saya.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan CJR ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta
bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang,
semoga karya tulis CJR ini bermanfaat bagi semuanya.

Medan, 09 September 2022

Penyusun

Chatrine Monalisa Br Tarigan

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………...…..…………...i

DAFTAR ISI ………………………...…………………..……………..….ii

I. PENDAHULUAN/PENGANTAR ……….…………………………………………….. 1

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR ….………………………………………….. 1

1.2 Tujuan Penulisan CJR ……………………….…………………………….. 1

1.3 Manfaat CJR …………………………….……………………………….. 2

1.4 Identitas Jurnal …………………………….……………………………….. 3

II. RINGKASAN ISI JURNAL …………………………………………………….. 4

III. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN…………………………………..……………...14

3.1 Kelemahan dan kelebihan jurnal..………….………….……….……..…….. 14

3.2 Kemutakhiran Jurnal…………………………….……………………..…….. 16

IV. IMPLIKASI ……………………………………...…………………………….. 17

4.1 Teori ……………………………………..………………………….….. 17

4.2 Program Pembangunan di Indonesia………………………………….…..….. 17

4.3 Analisis Mahasiswa ………..…………….……………………..…..….. 17

V. KESIMPULAN ………………………………………………………………...….. 18

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...….. 19

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Review (CJR)

Critical Journal Review (CJR) sangat penting buat kalangan pendidikan


terutama buat mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu
jurnal maka mahasiswa/i ataupun si pengkritik dapat membandingkan dua
jurnal dengan tema yang sama, dapat melihat mana jurnal yang perlu
diperbaiki dan mana jurnal yang sudah baik untuk digunakan berdasarkan dari
penelitian yang telah dilakukan oleh penulis jurnal tersebut, setelah dapat
mengkritik jurnal maka diharapkan mahasiswa/i dapat membuat suatu jurnal
karena sudah mengetahui bagaimana kriteria jurnal yang baik dan benar untuk
digunakan dan sudah mengerti bagaimana cara menulis atau langkah-langkah
apa saja yang diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut.

B. Tujuan Penulisan Critical Journal Review (CJR)

Critical journal Review ini dibuat bertujuan untuk belajar melalui


pemenuhan tugas mata kuliah Profesi Pendidikan Jurusan Fisika Universitas
Negeri Medan untuk membuat Critical Journal Review (CJR) sehingga dapat
menambah pengetahuan untuk melihat atau membandingkan dua atau
beberapa jurnal yang baik dan yang benar. Setelah dapat membandingkan
maka akan dapat membuat suatu jurnal karena sudah dapat membandingkan
mana jurnal yang sudah baik dan mana jurnal yang masih perlu diperbaiki dan
juga karena sudah mengerti langkah-langkah dari pembuatan suatu jurnal.

C. Manfaat Critical Journal Review (CJR)

Manfaat penulisan Critical Journal Review ( CJR), yaitu :

3
1. Dapat membandingkan dua atau lebih jurnal yang direview.

2. Dapat meningkatkan analisis kita terhadap suatu jurnal.

3. Supaya kita dapat mengetahui teknik-teknik penulisan CJR yang benar.

4. Dan dapat menulis bagaimana jurnal yang baik dan benar.

5. Menambah pengetahuan kita tentang isi-isi dari jurnal-jurnal penelitian.

D. Identitas Journal yang direview

1. Jurnal utama

1. Judul Artikel : Analisis Penentuan Kadar Besi (Fe) dalam Air


Limbah Tambang Batu Bara Menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis
2. Nama Journal : INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
3. Edisi terbit : : 1 April 2022
4. Pengarang artikel : 1. Made Yuri Suryani
2. Adhe Paramita
3. Hendro Susilo
4. Inggit Kresna Maharsih
5. Penerbit : 1. Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan
2. Inggit Kresna Maharsih, Universitas Brawijaya,
Malang
6. Kota terbit : Kalimantan dan Malang
7. Vol :5
8. Hal : 7-15

2. Jurnal Pembanding 1

1. Judul Artikel : Kadar Fe(III) Pada Air Sumur Galian yang


Dikonsumsi Masyarakat Menggunakan
Spektrofotometer UV-VIS
2. Nama Journal : Jurnal Jamb.J.Chem
3. ISSN : 2656-3665

4
4. e-ISSN : 2656-6834
5. Edisi terbit : 2020
6. Pengarang artikel : 1SMKN 1 Gorontalo, Jl. Ternate, Kota Gorontalo
2 Jurusan Kimia, Universitas Negeri Gorontalo, Jl.
Prof. Dr. Ing. B.J Habibie, Bone Bolango,
Gorontalo
7. Kota terbit : Gorontalo
7. Vol : 02 (2)
8. Hal : 62-69

BAB 2

RINGKASAN ISI

1. JURNAL UTAMA

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Timur


menyebutkan jumlah perusahaan pertambangan yang memiliki izin
pertambangan di Kalimantan Timur pada tahun 2018 dan 2021 berturut-
turut adalah 1.404 dan 140.400 perusahaan.Peningkatan jumlah
perusahaan pertambangan di Kalimantan Timur dapat menyebabkan
turunnya kualitas air akibat kandungan air limbah tambang yang
mengandung logam berat terlarut dengan sifat asam yang tinggi.
Pencemaran air akibat adanya kandungan senyawa logam berat dalam air
limbah mengakibatkan air berbau tidak sedap, membuat iritasi pada kulit
dan mata serta dapat mengakibatkan kematian apabila dikonsumsi oleh
manusia secara berkala dan jangka Panjang.Badan air dapat dikatakan
tercemar apabila kadar logam berat yang terkandung dalam air limbah
melebihi dari batas baku mutu yang sudah ditetapkan. Baku mutu
merupakan ukuran batas atau kadar unsur pencemar dalam air limbah yang
akan dilepas ke lingkungan. Baku mutu air limbah industri pertambangan
batu bara di Kalimantan Timur menetapkan maksimum kadar besi total (Fe)

5
adalah 7 mg/L (Peraturan Daerah (PERDA) Tentang Pengelolaan Kualitas
Air Dan Pengendalian Pencemaran Air, 2011). Oleh sebab itu diperlukan
adanya upaya pengendalian pencemaran air dengan cara membatasi beban
pencemaran air limbah yang masuk ke badan air. Salah satu upaya dalam
pengendalian pencemaran air dengan melakukan pengecekan kualitas air
limbah secara berkala sebelum dialirkan ke badan air. Pengukuran kadar
logam berat adalah tahap awal yang penting dalam proses pengendalian
pencemaran air. Pengukuran kadar logam berat menurut metode Standar
Nasional Indonesia (SNI) adalah dengan menggunakan Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA). Metode SNI merupakan metode baku yang telah
tervalidasi, akan tetapi ketersediaan alat tersebut masih minim dikarenakan
harga alat yang cukup mahal. Metode lain yang dapat digunakan adalah
dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Proses pengukuran kadar
besi (Fe) dengan spektrofotometer UV-Vis relatif lebih mudah, sederhana
dan memiliki akurasi yang baik dikarenakan menggunakan ligan sebagai
pengompleks ion besi (Fe) . Terdapat beberapa sample berbeda yang telah
menggunakan spektorfotometer untuk mengukur kadar besi (Fe), yaitu
analisis kandungan besi (Fe) pada limbah radioaktif cair,air sumur bor,air
hujan ,serta air sumur dan air PDAM. Namun untuk saat ini tidak ada
metode khusus yang menjelaskan pengukuran kadar besi (Fe) pada air
limbah tambang batu bara. Pengukuran kadar besi (Fe) pada air limbah
tambang dilakukan dengan menggunakan mengompleks zat yang akan
dianalisis dengan pengompleks besi. Proses ini akan membentuk suatu
warna yang spesifik. Pengompleks yang dapat digunakan untuk
menentukan kadar besi (Fe) adalah senyawa kalium tiosianat (KSCN). Hasil
pengompleksan antara ion besi (III) dan pengompleks tiosianat (CNS- )
akan membentuk kompleks warna yang stabil dalam waktu lama. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kadar besi (Fe) pada air limbah tambang
batu bara dengan pengompleks kalium tiosianat (KSCN) menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Pada akhirnya dapat ditentukan uji validasi
metode dengan parameter uji linearitas, limit deterksi (LOD) dan limit
kuantitasi (LOQ), uji presisi dan uji akurasi untuk penentuan kadar besi
pada air limbah tambang batu bara yang dapat diterapkan di Laboratorium

6
Terpadu ITK.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu ukur, botol
semprot, gelas piala, tabung reaksi, pipet ukur, karet penghisap, corong
kaca, spatula, kaca arloji, pipet tetes dan kuvet. Instrumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu: pH meter, neraca analitik merk As
One, alat pemanas merk Heidolph dan Spektrofotometer UV-Vis merk
Shimadzu tipe UV-1780. Bahan yang digunakan yaitu sampel air limbah
tambang batu bara pada tiga titik area berbeda, larutan standar besi (Fe)
1000 mg/L, kalium tiosianat (KSCN), asam klorida (HCl) 37%, asam nitrat
(HNO3) 65% , kertas saring 0,45µm dan akuades. Pengambilan dan
Persiapan Sampel Air Limbah Tambang Tahapan pengambilan sampel
menurut SNI 6989.59-2008 untuk keperluan pengendalian pencemaran air
adalah sampel air diambil pada tiga titik lokasi pada kolam penataan yaitu
pada perairan penerima sebelum tercampur limbah (upstream), saluran
pembuangan air limbah sebelum ke perairan penerima dan perairan
penerima setelah bercampur dengan air limbah (downstream) (Indonesia, S.
N., & Nasional, 2008). Adapun titik-titik koordinat masing-masing
pengambilan contoh uji air limbah tambang pada kolam penataan sebagai
berikut: • Sampel Air Limbah A = 0°32′06.2″N, 117°38′20.2″E • Sampel Air
Limbah B = 0°31′54.3″N, 117°38′07.4″E • Sampel Air Limbah C =
0°32′15.1″N, 117°38′18.5″E Sampel air limbah diambil menggunakan jirigen
yang telah dibilas dengan air bersih kemudian dibilas dengan asam nitrat
dengan perbandingan 1:1, kemudian dibilas kembali dengan air bebas analit
sebanyak tiga kali. Sampel air limbah diambil sebanyak 2,5 L dan
dicampurkan kedalam jirigen lalu dihomogenkan, Kemudian melakukan
pengujian untuk parameter lapangan yaitu parameter suhu dan pH. Untuk
pengujian di laboratorium sampel air limbah dilakukan pengawetan terlebih
dahulu dengan cara melakukan penyaringan terhadap sampel uji dengan
menggunakan kertas saring berukuran 0,45µm. Setelah proses
penyaringan sampel uji ditambahkan asam nitrat (HNO3) hingga pH sampel
Nasional, 2009). Tahap selanjutnya adalah menentukan panjang
gelombang maksimum dengan menggunakan 5 mL larutan standar Fe 10

7
mg/L dipipet kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 mL HCl 4M
selanjutnya menambahkan kembali 5 mL larutan KSCN 2M dihomogenkan
dan didiamkan selama 15 menit hingga kondisi reaksi stabil sebelum diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 400-600 nm.

Analisis Pengukuran Kadar Besi (Fe)

Uji Linieritas Deret larutan standar dibuat dengan menggunakan blanko


matriks yang di dalamnya ditambahkan analit standar yang sudah diketahui
konsentrasinya. Larutan deret kalibrasi dibuat dengan konsentrasi 0,2; 0,5;
1; 1,5; 2; 2,5; 3; 4; 6; dan 10 mg/L. Masing-masing deret konsentrasi
diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum kemudian
tentukan persamaan garis lurusnya. Jika koefisien korelasi regersi linernya
(r2 )>0,995 maka telah memenuhi syarat keberterimaan uji linieritas.

Uji Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)

Penentuan batas deteksi dan batas kuantitasi dapat ditentukan secara


statistik melalui regresi liner dari kurva kalibrasi yaitu y= ax+b dengan
menggunakan rumus (1) dan (2): 𝐿 𝑜 𝐷 = 3 𝑥 𝑆 ( 𝑦 𝑥 ) 𝑎 (1) 𝐿 𝑜 𝑄 =
10 𝑥 𝑆 ( 𝑦 𝑥 ) 𝑎 (2) Keterangan: 𝑆 𝑦 𝑥 = Simpangan baku a = Slope

Uji Presisi

Sampel air limbah yang telah diawetkan dipipet sebanyak 75 ml kedalam


gelas beker dan tutup dengan kaca arloji kemudian dipanaskan hingga
volume sampel menjadi 45 ml, tunggu hingga suhu sampel air sesuai
dengan suhu ruang. Kemudian pipet masing-masing sampel sebanyak 5 ml
kedalam tabung reaksi dan tambahkan 2 ml HCl 4M dan 5 mL KSCN 2M.
Diamkan selama 15 menit dan diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 481 nm. Setiap sampel air limbah dilakukan pengulangan
analisa sebanyak 7 kali pengulangan.

Uji Akurasi
8
Sampel air limbah yang telah diketahui kadar analitnya ditambahkan
larutan standar besi (Fe) dengan konsentrasi tertentu kedalam sampel uji.
Konsentrasi larutan standar yang dimasukkan kedalam sampel tidak boleh
lebih dari 5% kadar analit dalam sampel (Riyanto, 2014). Masing-masing
sampel air limbah yang sudah ditambahkan analit dipipet sebanyak 5 mL
kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 mL HCl 4M dan 5 mL
KSCN 2M kemudian dihomogenkan dan didiamkan selama 15 menit
sebelum dilakukan pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 481
nm. Pengujian nilai akurasi dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali
sehingga diperoleh nilai %recovery pada masingmasing sampel air limbah.

kandungan Fe total dalam sampel air limbah tambang batubara , dilakukan


dengan metode destruksi basah, dengan menggunakan HNO3 65%
sebanyak 5 mL kedalam sampel air limbah. Penambahan HNO3 bertujuan
sebagai asam pengoksidasi kuat sehingga sampel air limbah akan
teroksidasi sempurna dengan menghilangkan zat-zat pengganggu pada
larutan asam dalam bentuk senyawa anorganik yang sesuai untuk dianalisis.
Berdasarkan hasil pengujian maka diperoleh hasil untuk setiap parameter
validasi metode sebagai berikut : Uji Linieritas Uji lineritas bertujuan untuk
menentukan batas daerah kerja metode analisis dari batas terendah dan
tertinggi analit yang sudah ditentukan. Linieritas dinyatakan dalam
persamaan garis lurus dan koefisien relasi. Koefisien relasi (r) dapat
menunjukkan tingkat kecermatan, ketelitian dalam pembuatan deret
standar Fe. Penentuan kadar besi (Fe) dalam air limbah tambang batubara
diperoleh hasil pada air limbah A, B dan C sebesar 0,721 mg/L, 2,786 mg/L,
dan 4,961 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa air limbah tambang dapat
dikategorikan aman karena masih dibawah batas baku mutu air limbah
pertambangan yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kalimantan Timur
Tahun 2011. Berdasarkan hasil pada parameter validasi metode yang
digunakan diperoleh informasi untuk uji linieritas memiliki ketelitian yang
baik, ditandai dengan nilai koefisien relasi r> 0,995 yaitu 0,999 serta
memiliki nilai limit deteksi hingga konsentrasi 0,141 mg/L dan limit

9
kuantitasi sebesar 0,470 mg/L; Nilai %RSDpada uji presisi analisis kadar Fe
pada air limbah tambang batu bara A, B dan C sebesar 1,602%, 0,829%,
0,782% Pada uji akurasi diperoleh hasil yang memenuhi keberterimaan
dimana diketahui nilai %recovery sebesar yaitu 103,429%, 108,807% dan
95,116% sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pengompleks KSCN
memiliki akurasi yang baik sehingga dapat digunakan untuk analisa kadar
besi (Fe) pada air limbah tambang batu bara dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis.

2
.
JU
R
NA
L
P
E
MB
A
N
DI
N
G1
Besi adalah logam kedua yang paling melimpah di kerak bumi. Besi terlarut
dalam air, dapat berubah warna karena padatan tersuspensi yang
mengandung mineral besi berwarna kecoklatan. Besi (Fe) akan menimbulkan
noda karat berwarna merah bata atau oranye di wastafel, toilet, dan juga
menyebabkan noda pakaian. Zat besi dapat mengendap dan akan bereaksi
dengan kotoran-kotoran lainnya yang mengandung bakteri berbahaya yang
sebagian besar ditemukan di sumur-sumur yang airnya belum diklorinasi.Besi
(Fe) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam, karena ion besi Fe2+
dan Fe3+ mudah bereaksi dengan oksigen dan belerang membentuk oksida,
hidroksida, karbonat dan sulfida. Umumnya besi terlarut dalam bentuk oksida.

Air tanah pada umumnya mengandung zat besi (Fe) dan mangan (Mn) yang
cukup besar. Adanya kandungan Fe dan Mn dalam air ditandai dengan adanya
perubahan fisis, yaitu ditunjukkan dengan perubahan warna air menjadi kuning
-coklat setelah terjadi oksidasi, yaitu beberapa saat kontak dengan udara.
Selain itu, proses ini dapat mengganggu kesehatan juga menimbulkan bau
yang kurang enak, serta menyebaban warna kuning pada dinding bak serta
bercak-bercak kuning pada pakaian. Kadar besi (Fe) yang melebihi batas
maksimal yang diperbolehkan pada air minum berdasarkan Permenkes No.
492/Menkes/PER/IV/2010 adalah 0.3 mg/l. Penelitian telah dilakukan pada 7 air
sumur dalam 20 sampel di Kelurahan Gedung Johor, Medan secara
spektofotometri serapan atom (SSA) konsentrasi besi (Fe) berkisar antara 0 –
0.963 mg/l.

10
Secara alami, zat besi terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Hati, ginjal, ikan,
dan sayuran hijau mengandung zat besi 20–150 mg/kg, sedangkan daging
merah dan kuning telur mengandung 10– 20 mg/kg. Beras, buah-buahan dan
sayuran memiliki kandungan zat besi yang rendah (1-10 mg/ kg). Perkiraan
total paparan Fe setiap hari dari asupan zat besi melalui air minum dan dalam
makanan ±10-14 mg/L. Air minum yang mengandung 0,3 mg/L akan
berkontribusi terhadap konsumsi air minum sekitar 0,6 mg setiap hari. Di
daerah perkotaan, asupan zat besi dari udara ±25 µg/hari. Hasil analisis telah
dilaporkan, di daerah terpencil kadar zat besi diudara ±50–90 µg/m3 dan di
lokasi perkotaan ±1,3 µg/m3. Di sekitar pabrik besi dan baja konsentrasinya 12
µg/m3. Konsentrasi besi di sungai ±0,7 mg/liter. Konsentrasi zat besi dalam air
minum 0,3 mg/L. Secara anaerob besi dalam air tanah terdapat dalam
bentuk besi(II) dimana konsentrasinya 0,5-10 mg/L. Akan tetapi biasanya
dapat ditemukan konsentrasi hingga mencapai 50 mg/L.

Salah satu metode yang mudah, efisien dan aman dikembangkan untuk
menentukan zat besi dalam sampel air adalah Kit Uji Sel Spectroquant, yakni
ion besi direduksi menjadi ion Fe(II) oleh asam askorbat menggunakan buffer
tioklikolat. Fe(II) bereaksi dengan triazin membentuk kompleks ungu yang
ditentukan secara fotometrik (Sreenivasareddy, 2017). Menentukan kadar
Fe+2 di dalam sampel air metoda Spektrofotometri secara orto-penantrolin.
Metoda Ortho Penantrolin Besi (III) direduksi menjadi Fe+2 dalam suasana
asam dengan penambahan hidosilamin-klorida dan dengan adanya ortho
penantrolin akan terbentukkomplek berwarna merah orange yang diukur
absorbansinya pada panjanggelombang 510 nm. Spektrometer UV-Vis adalah
instrumen yang digunakan untuk mengukur jumlah ultraviolet dan cahaya
tampak yang diserap oleh sebuah larutan. Cahaya yang diserap menyebabkan
elektron dipromosikan dari satu tingkat energi ke yang lain. Ion logam yang
berbeda, memiliki pola penyerapan yang berbeda sehingga spektroskopi UV-
VIS dapat digunakan untuk mengidentifikasi ion logam dalam larutan
[Khopkar]. Penelitian pada 2 sampel air dilokasi berbeda menggunakan
instrumen spektrometer UV-Visible pada λ 565 nm menunjukkan kadar 0,45,
0,13, 3,84, 5,64, 6,72, 5,78 ppm untuk lokasi I dan 0,11, 0,11,0,14, 0,12, dan

11
0,11 ppm untuk lokasi II pada batas deteksi (LOD) adalah 0,10 ppm dan batas
kuantifikasi (LOQ) adalah 1,0 ppm.

Sampel yang digunakan air sumur galian yang dikonsumsi masyarakat dan
pengambilan sampel langsung dari air sumur. Preparasi sampel dilakukan saat
akan melakukakn pengukuran. Sampel air sumur galian sebanyak 10 titik
tersebar di dua titik lokasi diKota Gorontalo. Lokasi I dengan kode sampel A
(Kelurahan Tanggikiki Kecamatan Sipatana), B (Kelurahan Talumolo
Kecamatan Dumboraya), C (Desa Pilohayanga Kecamatan Telaga), D
(Kelurahan Dulomo Kecamatan Kota Utara) dan E (Kelurahan Padebuolo, Kota
Timur). Lokasi II dengan kode sampel A (Kompleks Pemandian Waterbum), B
(Kelurahan Talumolo Kecamatan Dumboraya), C (Desa Pilohayanga Kecamatan
Telaga), D (Kelurahan Dulomo Kecamatan Kota Utara) dan E (Kelurahan
Padebuolo, Kota Timur). Pembuatan Larutan Induk.

Pembuatan Larutan Induk Fe 100 ppm

Sebanyak 0.215 gram (NH4)2Fe(SO4)2.12H2O dimasukkan dalam labu ukur


250 mL dan ditambahkan 0.3 mL HNO3 4M serta penambahan 0.5 mL KSCN
2M. Selanjutkan, dihomogenkan dan ditambahkan aquadest sampai tanda
batas.

Penentuan Parameter Analisis Pembacaan Panjang Gelombang Maksimum

Pengukuran panjang gelombang maksimum untuk kompleks [Fe(SCN)6] 3-


dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan standar besi(III) 3 ppm yang
telah ditambahkan dengan 0.3 mL HNO3 4M dan 0.5 mL KSCN 2M pada
panjang gelombang 400 – 700 nm.

Pembuatan Kurva kalibrasi Fe(III) 0 ppm – 3 ppm

Larutan Fe(III) 100 ppm dimasukkan sebanyak 0.5 mL (0.5 ppm); 1 mL (1


ppm); 1.5 mL (1.5 ppm); 2 mL (2 ppm); 2.5 mL (2.5 ppm) dan 3 mL (3 ppm)
pada labu ukur 10 mL. Setiap konsentrasi ditambahkan 0.3 mL HNO3 4M dan
0.5 mL KSCN 2M kemudian dikocok sampai homogeny dan diencerkan sampai
tanda batas. Selanjutnya diukur absorbansi pada panjang gelombang
maksimum dan dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi dan
12
konsentrasi.

Penentuan Fe3+ Sampel Air Sumur dengan Spektrofotometer UV-VIS

Sampel sebanyak 6 mL dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, kemudian


ditambahkan dengan 0.3 mL HNO3 4M dan 0.5 mL KSCN 2M. Kemudian
dikocok sampai homogeny dan diencerkan sampai tanda batas, Kemudian
dibaca absorbansi pada panjang gelombang maksimum.

Tahapan pelaksanaan analisis terdiri dari (1) pengukuran panjang gelombang


maksimum dengan cara mengambil salah satu dari deretan larutan standar
yang dibuat. Tujuannya untuk mencari panjang gelombang maksimun yang
akan dilakukan untuk pembuatan kurva baku dan pengukuran konsentrasi
sampel (b) pengukuran larutan standar (c) pengukuran larutan sampel. Dalam
penelitian ini digunakan 10 titik lokasi untuk sampel air sumur yang tersebar
dibeberapa kecamatan, Kota Gorontalo. Panjang gelombang (λmax) yang
digunakan untuk tahap pengukuran terdiri dari 2 yakni pada (λMax) 490 nm
dan (λMax) 510 nm.

Kurva kalibrasi merupakan grafik yang membentuk garis lurus (linier) yang
menyatakan hubungan antara kadar larutan kerja termasuk blanko dengan
respon yang proporsional dari instrument yang memenuhi persamaan 1. y = bx
+ a (1) dimana : a = Intersep (Intercept), b = Kemiringan (slope), x = kadar
analit dan y = respon instrument.

Hasil pengukuran sampel untuk Lokasi I yakni kode sampel A = -0.1060, B = -


0.0303, C = 0.3780, D = 0.1667 dan E = 0.3636. Untuk Lokasi II yakni kode
sampel A = 0.175, B = 0.050, C = 0.3780, D = 0.050 dan E = 0.675.
Disimpulkan bahwa, kandungan konsentrasi Fe di 5 lokasi ini masih dibawah
NAB yakni 1 mg/L karena konsentrasi Fe yang dianjurkan oleh WHO
maksimall adalah 1 mg/L. Pada air tanah bervariasi mulai dari 0,01 mg/l - 25
mg/l. Dengan demikian, air sumur dapat dikonsumsi.

13
BAB 3

PEMBAHASAN

A. Kelemahan dan Kelebihan Jurnal

ASPEK YANG DI NILAI Journal I Journal II


Cover  (Berwarna) X ( Tidak Berwarna)
Nama pengarang  
Tahun terbit  
Kota penerbitan  
Volume  
Nomor  
Nama Journal  
ISSN  
Penerbit  
Kota Terbit  
pengantar/Pendahuluan  
Tinjauan teoritis  
14
Metode penelitian  
Hasil  
Pembahasan  
Kesimpulan  
Daftar Pustaka  
Bahasa Journal ini Journal ini
menggunakan B. menggunakan B.
Indonesia Indonesia
Font Arial Arial
Bahasa yang efektif Jurnal utama ini Jurnal pembanding
menggunakan kedua ini setiap
bahasa indonesia penggunaan kalimat di
sehingga saya dalam nya sudah
( Reviewer) tidak cukup efektif dan
kesulitan dalam mudah dipahami.
melihat apakah
kalimat yang
digunakan
merupakan sudah
efektif
Kerapian tulisan Jurnal ini tidak Jurnal ini cukup rapi
begitu rapi karna karna jurnal ini
jurnal ini tidak menggunkan Justyfi
menggunkan segingga penulisannya
Justyfi segingga terkesan rapi dan enak
penulisannya untuk dilihat dan
terkesan kurang dibaca.
rapi dan kurang
enak dilihat
ataupun dibaca.
Gambar Jurnal ini Journal ini
mencantumkan mencantumkan
gambar – gambar gambar- gambar

15
sehingga sangat sehingga sangat
mendukung mendukung pembaca
pembaca untuk untuk memahami
memahami maksud setiap isi
maksud setiap isi jurnal.
jurnal.
Tabel Jurnal ini memuat Jurnal ini memuat
tabel tabel
Grafik Jurnal ini memuat Jurnal ini memuat
grafik grafik
Warna urnal ini berwarna Jurnal ini tidak
memiliki beberapa berwarna namun
warna sehingga memiliki beberapa
pembaca cukup ketertarikan sehingga
tertarik untuk pembaca cukup
membacanya tertarik untuk
membacanya
Kerapian Juurnal ini sudah Jurnal ini juga sudah
cukup rapi rapi penulisannya
Kelengkapan materi Jurnal ini tentang Jurnal penelitian ini
Analisis membahas Kadar
Penentuan Kadar Fe(III) Pada Air Sumur
Besi (Fe) dalam Galian yang
Air Limbah Dikonsumsi
Tambang Batu MasyarakatMengguna
Bara kan Spektrofotometer
Menggunakan UV-VIS tetapi
Spektrofotometer pembahasan nya yang
UV-Vis dimana cukup singkat
pembahasannya sehingga kurang
sangat mendalam mendalam.
sekali dan sangat
detail dan dibahas

16
secara mendalam

B. Kemutakhiran Jurnal

Jurnal ini yang diterbitkan pada tahun 2020 dan 2022 sehingga masih sangat
terbaru sekali. Sehingga informasi yang ada dalam jurnal masih sangat terbaru atau
berdasarkan penelitian-penelitian terbaru dan desain nya juga yang cukup bagus dan
menarik. Sehingga menarik minat pembaca untuk membaca jurnal ini dan di dalam
jurnal ini juga terdapat aplikasi dan juga sumber lokasi sehingga jelas.

BAB 4

IMPLIKASI

4.1 Teori

Teori-teori yang disajikan dalam jurnal utama ini sangat mendalam sekali,
lengkap dengan penurunan-penurunan rumus yang sangat jelas dan juga aplikasi-
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari nya juga dijelaskan sehingga jika ingin
menerapkan nya langsung atau mempraktekkan nya langsung maka dapat
menjadikan jurnal ini sebagai referensi yang cukup kuat.

17
4.2Analisis Mahasiswa

Setelah melakukan kritikan terhadap jurnal ini maka menurut analisis saya
implikasi dari jurnal ini ialah bahwa jurnal ini sangat cocok digunakan jika ingin
mengetahui Kadar Besi (Fe) dalam Air Limbah Tambang Batu Bara Menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis dan Kadar Fe(III) Pada Air Sumur Galian yang
Dikonsumsi Masyarakat Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS karena
pendalaman materi nya yang cukup luas mulai dari penjelasan mengenai kadar Fe
pada airv limbah dan air sumur galian yang dikonsumsi masyarakat yang diukur
menggunakan spektrofotometer UV-VIS.

BAB 5

KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Dari pembahasan kelemahan dan kelebihan yang telah dijelaskan atau


dipaparkan diatas, setiap jurnal yaitu jurnal utama, jurnal pembanding 1, jurnal
pembanding 2 memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing baik itu dari segi
penulisan, tata bahasa dan juga kedalaman materi. Maka dapat disimpulkan
bahwa ketiga jurnal tersebut sudah baik dan dapat di jadikan sebagai referensi
untuk pembaca, tetapi masih perlu perbaikan. Maka dapat disumpulkan bahwa
jurnal tersebut layak atau sudah bagus digunakan pembaca sebagai referensi
untuk penelitian-penelitian lainnya.

2. Rekomendasi

18
Untuk kedepannya atau selanjutnya kelemahan-kelemahan atau pun
kekurangan setiap jurnal ini perlu diperbaiki supaya lebih baik lagi dimanfaatkan
ataupun digunakan pembaca sebagai refrensi dalam penelitian-penelitian
ataupun untuk kegunaan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Made,Y,S,Dkk ,(2022), Kadar Fe(III) Pada Air Sumur Galian yang Dikonsumsi
Masyarakat Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS., INDONESIAN JOURNAL OF

19
LABORATORY, Vol.5, hal 7-15.

Sriyana,O,Dkk ,(2020), Kadar Fe(III) Pada Air Sumur Galian yang Dikonsumsi
Masyarakat Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS.,Jurnal Jamb.J.Chem, Vol.2,
No.2, hal 62-69

20

Anda mungkin juga menyukai