KIMIA INSTRUMENTASI
Dosen Pengampu :
Di Sususn Oleh :
Kelompok 6
JURUSAN KIMIA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia Nya penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Critical Journal Review
(CJR) ini penulis susun sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Kimia Instrumentasi serta
sebagai sarana dalam menambah pengetahuan bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Journal Review (CJR) ini masih
banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi keterbaikan makalah ini. Penulis berharap semoga
Critical Journal Review (CJR) ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan serta
pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Critical Journal Review (CJR) sangat penting buat kalangan pendidikan terutama buat
mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu jurnal maka mahasiswa/i
ataupun si pengkritik dapat membandingkan jurnal dan dapat melihat mana jurnal yang perlu
diperbaiki dan mana jurnal yang sudah baik untuk digunakan berdasarkan dari penelitian
yang telah dilakukan oleh penulis jurnal tersebut, setelah dapat mengkritik jurnal maka
diharapkan mahasiswa/i dapat membuat suatu jurnal karena sudah mengetahui bagaimana
kriteria jurnal yang baik dan benar untuk digunakan dan sudah mengerti bagaimana cara
menulis atau langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut.
Critical journal Review ini dibuat bertujuan untuk belajar melalui pemenuhan tugas mata
kuliah Analisa Bahan Pangan untuk membuat Critical Journal Review (CJR) sehingga dapat
menambah pengetahuan untuk melihat atau membandingkan atau beberapa jurnal yang baik
dan yang benar. Setelah dapat membandingkan maka akan dapat membuat suatu jurnal
karena sudah dapat membandingkan mana jurnal yang sudah baik dan mana jurnal yang
masih perlu diperbaiki dan juga karena sudah mengerti langkah-langkah dari pembuatan
suatu jurnal.
1
1.4 Identitas Journal
2
BAB II
ISI
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan untuk menetapkan hubungan, dalam kondisi tertentu
antara suatu nilai besaran yang ditunjukan oleh peralatan ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang
dipresentasikan oleh bahan ukur atau bahan acuan dengan nilai terkait yang direalisasikan oleh
standar. Hasil kalibrasi dapat berupa penetapan koreksi yang berkaitan dengan penunjukan alat
ukur. Hasil kalibrasi direkam dalam dokumen yang biasa disebut sertifikat kalibrasi. Deviasi atau
penyimpangan dapat dinyatakan sebagai koreksi atau kesalahan (error) dengan model
matematis : E = R – T atau C = T – R di mana E : Kesalahan, C : Koreksi, R : Pembacaan alat
ukur dan T : (Taksiran) nilai benar.
Spektrofotometer UV-VIS adalah salah satu metode instrumen yang paling sering
diterapkan dalam analisis kimia untuk mendeteksi senyawa (padat/cair) berdasarkan
absorbansi foton. Agar sampel dapat menyerap foton pada daerah UV-VIS (panjang
gelombang foton 200 nm – 700 nm), biasanya sampel harus diperlakukan atau derivatisasi,
misalnya penambahan reagen dalam pembentukan garam kompleks dan lain sebagainya.
Unsur diidentifikasi melalui senyawa kompleksnya. Persyaratan kualitas dan validitas kinerja
hasil pengukuran spektrofotometer dalam analisis kimia didasarkan pada acuan ISO 17025,
Good Laboratory Practice (GLP) atau rekomendasi dari Pharmacopeia (EP, DAB, USP).
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dari instrumen
Spetrofotometri UV-VIS. Apakah masih sesuai dengan standar atau sudah tidak. Dengan
begitu dapat menjamin mutu data yang di hasilkan oleh alat tersebut.
3
2.2.3 Metode Penelitian
Pada Jurnal ini metode penelitiannya ialah dengan menggunakan beberapa bahan dan
yang paling utama yaitu spektrofotometri UV-VIS. Berikut cara kerja dalam proses kalibrasi
spektrofotometri UV-VIS.
Dinyalakan Instrumen Spektofotometer uv-vis sesuai sengan SOP, tunggu selama 1 jam.
Pengukuran baseline flatness dari range panjang gelombang terendah sampai yang tertinggi.
Pengukuran baseline stability dengan memilih panjang gelombang tertentu, misalnya 700 nm selama
1 jam. Filter Holmium oxide, pilih menu spectrum pada instrumen, set scan dengan 650 nm.645 nm.
880 nm. Perulangan 10 x scan. gelombang 235 nm, 257 nm, 313 nm, 350 nm dengan blangko
gelombang 430 nm dengan blangko pelarut. Pengukuran Linieritas Detektor dengan menggunakan
larutan seri standar Phospat konsentrasi ppm sampai dengan 32 ppm. Photometri pada instrumen, set
panjang gelombang 430 nm dengan blangko pelarut. Kalibrasi menentukan perbedaan antara
pembacaan alat ukur atau bahan ukur dengan nilai benar. Hasil kalibrasi dapat berupa penetapan
koreksi yang berkaitan dengan penunjukan alat ukur. Kalibrasi dapat juga menetapkan sifat
metrologis lainnya, termasuk efek besaran berpengaruh. Hasil kalibrasi direkam dalam dokumen yang
biasa disebut sertifikat kalibrasi.
Setelah dikerjakan setiap prosedur dalam proses kalibrasi. Kita akan mendapatkan
datanya. Dengan data tersebut kita dapat menyimpulkan keadaan dari alat instrumen tersebut.
Dalam prosesnya terdapat beberapa aspek yang di amati. Antara lain :
• Untuk baseline flatness dengan rentang ukur 1100 nm- (-190 nm). Nilai absorbansi
0,0002 abs. Dengan begitu belum melewati batas toleran 0,0010 abs.
• Untuk baseline Stability, nilai absorbansinya 0,0003. Sehingga masih belum melewati
batas toleran yakni 0,0010 abs/H.
• Untuk Akurasi panjang gelombang dengan menggunakan filter Holmium Oxide.
Hasilnya instrumen masih akurat dalam penunjukan lamdanya dan nilai pergeserannya
tidak bermakna.
• Untuk Pengukuran akurasi fotometri dengan larutan kalium dikromat 0,0006 % dan
0,06% dalam larutan HClO4 0,001 N, diketahui bahwa perhitungan nilai E masih dalam
nilai toleransi.
• Untuk pengukuran Straylight diketahui intrumen belum mengalami kebocoran sinar.
Dilihat dari nilai absorbansi lebih besar dari 2.
4
• Untuk pengukuran Resulotion atau daya pisah pada instrumen, diperoleh nilai ratio
absorbansi kedua lamda masih di atas 1,5. Artinya kemampuan daya pisah instrumen
masih masuk kriteria
• Untuk pengukuran linieritas detektor dengan standar phospat. Diperoleh nilai R = 1,
maka kemampuan detektor membaca masih sangat linier.
Dengan begitu untuk setiap parameter atau aspek yang dilihat. Di dapat kesimpulan
bahwa instrumen Spektrofotometri UV-VIS ini masih dalam batas toleransi sesuai dengan
standar dari instrumen tersebut. Sehingga untuk hasil data yang di ambil dari instrumen
tersebut masih terjamin mutunya.
2.2.1. Kalibrasi
Prosedur kalibrasi instrumen yang benar dan baik serta pengaplikasian yang terampil
dapat memberikan hasil yang akurat terhadap penentuan sampel yang tidak diketahui
konsentrasinya. Untuk setiap instrumen yang digunakan dalam proses analisis di industri,
presisi dan akurasi instrumen tersebut harus benar-benar diperhatikan sehingga memberikan
kredibilitas terhadap hasil yang diperoleh. Kalibrasi Instrumen dimaksudkan untuk
menghilangkan atau mengurangi kekeliruan dalam pembacaan instrumen pada rentang nilai
yang ditampilkan secara berkala. Kesalahan dapat mempengaruhi presisi sebuah instrumen.
Kesalahan ini menjadi minimal ketika serangkaian sinyal dirata-ratakan dan standar relatif
penyimpangan diperkirakan. Standar deviasi adalah ukuran ketepatan suatu instrumen.
Presisi yang baik menunjukkan nilai deviasi standar yang kecil dan penurunan standar relatif
penyimpangannya.
5
2.2.3. Tujuan Penelitian
A. Keamanan
Persiapan MSDS diperlukan sebagai sarana informasi rinci terhadap keamanan dan
tindakan pencegahan, dan digunakan untuk panduan keselamatan instrumen sebagai
persyaratan penggunaannya.
B. Aparatur
Spektrofotometer UV-VIS : Jenway 6405 dengan Kuvet 1 cm, Labu standar 100 ml,
Tabung reaksi, 10 ml pipet, pipet 1 ml, gelas kimia 50 ml, gelas kimia 100 ml, labu takar 25
mL, Sarung tangan, kacamata pengaman.
C. Larutan Standar
Larutan standar dibuat dengan 0,072g kalium permanganat (KMnO4) dan dimasukkan
kedalam labu takar 25 mL. larutan standar dibuat masing-masing 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10,
20, 40 mgdm-3 dari kalium permanganat yang dibuat dengan proses pengenceran.
D. Prosedur
6
BAB III
PEMBAHASAN
Pada jurnal ini membahas mengenai pengenalan dasar dalam mengaplikasikan serta
menerapkan praktik laboratorium menggunakan instrumen spektrofotometri UV-VIS
dengan memberikan penjelasan terkait dengan penanganan, pesyaratan, pengendalian,
serta perlakuan yang tepat terhadap pemakaian instrument spektrofotometri UV-VIS.
Pada jurnla ini juga memaparkan penjelasan terkait dengan Ringbom and Ayres. Pada
instrument ini plot transmisi yang dihasilkan dapat dengan mudah menunjukkan kisaran
optimal konsentrasi dan ketepatan penentuan kemiringan dari kurva yang dihasilkan.
Pada jurnal ini juga memaparkan grafik dan tabel serta bahasa yang mudah dimengerti
sehingga memudahkan para pembaca menelaah materi yang disampaikan.
7
nilai toleransi dan bagaimana untuk menyetingnya agar dapat kembali pada nilai
toleransi.
Pemaparan yang disampaikan pada jurnal ini sudah sangat lengkap. Mungkin akan
lebih lengkap lagi jika pada jurnal ini menjelaskan bagaimana konsekuensi dan
penanganan dalam menentukan nilai R kuadrat terkecil yang lebih dari jumlah rentang
residu agar para pembaca dapat memperkirakan kesalahan yang dilakukannya pada saat
menggunakan instrument ini.
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
Penulis menyadari masih terdapatnya kesalahan dalam makalah ini terkait dengan
penulisan dan kelengkapan materi yang di bahas. Penulis berharap adanya kritik dan saran
demi keterbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
A. JURNAL UTAMA
11
A. JURNAL PEMBANDING
12