FISIKA DASAR
Disusun Oleh:
Marina
(4193240007)
Kelas :Fisika Nondik 2019
Dosen Pengampu:
Drs. Pintor Simamora,M.Si
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan Critical
Journal Review ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolonganNya mungkin penulis tidak
akan sanggup untuk menyusun Critical Journal Review ini dengan baik.
Critical Journal Report ini disusun untuk membahas materi mata kuliah Fisika Dasar
yang penyajiannya berdasarkan pengamatan dari sebuah sumber yaitu Jurnal Nasional. Critical
Jurnal Review ini disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya Critical Journal Review ini dapat terselesaikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu
penyusun dalam menyelesaikan Critical Jurnal Review ini. Ucapan terima kasih yang sama juga
penulis sampaikan kepada orang tua yang selalu mendukung di saat senang maupun susah.
Penulis menyadari bahwa Critical Jurnal Review ini memiliki banyak kekurangan. Untuk
itu saran dan kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan Critical
Journal Review ini sehingga menjadi lebih sempurna, baik, dan bermanfaat.
Medan,14 Maret2020
Penyusun
Marina Pasaribu
(4193240007)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..........................................................................................
Rumusan Masalah....................................................................................
Tujuan........................................................................................................
Manfaat .....................................................................................................
BAB V PENUTUP
Kesimpulan..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Review (CJR)
Critical Journal Review (CJR) sangat penting buat kalangan pendidikan terutama buat
mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu jurnal maka mahasiswa/i ataupun
si pengkritik dapat membandingkan dua jurnal dengan tema yang sama, dapat melihat mana
jurnal yang perlu diperbaiki dan mana jurnal yang sudah baik untuk digunakan berdasarkan dari
yang telah dilakukan oleh penulis jurnal tersebut, setelah dapat mengkritik jurnal maka
diharapkan mahasiswa/i dapat membuat suatu jurnal karena sudah mengetahui bagaimana
kriteria jurnal yang baik dan benar untuk digunakan dan sudah mengerti bagaimana cara menulis
atau langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut.
Critical journal Review ini dibuat bertujuan untuk belajar melalui pemenuhan tugas mata
kuliah Fisika Dasar Universitas Negeri Medan untuk membuat Critical Journal Review (CJR)
sehingga dapat menambah pengetahuan untuk melihat atau membandingkan dua atau beberapa
jurnal yang baik dan yang benar. Setelah dapat membandingkan maka akan dapat membuat
suatu jurnal karena sudah dapat membandingkan mana jurnal yang sudah baik dan mana jurnal
yang masih perlu diperbaiki dan juga karena sudah mengerti langkah-langkah dari pembuatan
suatu jurnal.
Bab 2
PEMBAHASAN JURNAL UTAMA
No Identitas Keterangan
Judul Jurnal Penyimpangan Titik Pusat Optik Lensa (Oc) Dengan Jarak Pupil(Pd)
Pemakai Kacamata
Nama Penulis Hanna Nurul Husna'", Fidiawati Bambang', Dian Laela Sari
Nama Jurnal Wahana Fisika, 3(2), 2018. 23 -34
Alamat Jurnal http://ejournal.upi.cduindex.php/wafi
No ISSN e-ISSN: 2594-1989
Abstrak:
Untuk kenyamanan penglihatan pengguna kacamata, maka diperlukan pemeriksaan penglihatan
dan pelaksanaan prosedur dispensing kacamata yang baik dan benar.Pengukuran kesesuaian
frame kacamata dengan wajah pemakai merupakan hal yang sangat penting, salah satunya adalah
kesesuaian titik pusat optik/optical centre (OC) lensa dengan pupil distance (PD) pemakai.
Penyimpangan OC lensa dengan PD pemakai dapat menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan
seperti asthenopia, penglihatan kabur, dan sakit kepala. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ketepatan OC lensa dengan PD pemakai pada kacamata di optik serta menyelidiki
penyebab jika terjadi kejadian penyimpangan OC lensa dengan PD pemakai.Penelitian dilakukan
dengan metode deskriptif cross sectional dengan melibatkan100 buah sampel kacamata di Optik
Z Tasikmalaya. Data OC lensa diperoleh dari hasil pengukuran lensometer, dan data PD pemakai
diperoleh dari lembar ordering.Data-data tersebut direkam dalam lembar observasi dan kemudian
dianalisis. Hasil penelitian pada periode April - Juni 2018 diketahui bahwa terdapat 49 buah
kacama-
ta (49 6) yang memiliki kesesuaian antara titik OC lensa dengan PD pemakai, dan terdapat 51
buah kacamata (519%) yang mengalami penyimpangan titik OC lensa dengan PD pemakai.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa tingginya persentase
penyimpangan titik OC lensa dengan PD pemakai disebabkan olch kurangnya perhatian petugas
optik pada pentingnya proses dispensing seperti tidak dilakukannya pengukuran jarak pupil.,
pengukuran pada maklon. pembuatan lay out dan pengukuran titik OC lensa.
Pendahuluan
Kelainan refraksi merupakan gangguan penglihatan pada mata yang paling umum dan sering
terjadi di masyarakat.Kelainan refraksi yang umum terjadi yaitu miopia, hipemetropia,
astigmatisme dan mendapatkan penglihatan yang optimal, seseorang yang mengalami kelainan
refraksi dapat diberikan tindakan koreksi dan menggunakan alat optik sebagai presbiopia untuk
Alat bantu penglihatan. Tindakan koreksi yang dilakukan bisa menggunakan trial lensa autore
fraktometer untuk koreksi refraksi subjektif dan objektif, ataupun bisa dilakukan bedah refraksi
seperti lasik. Sedangkan alat optik yang sering digunakan adalah kacamata dan lensa kontak.
Dari beberapa tindakan koreksi dan terapi yang dilakukan, cara yang digunakan adalah dengan
menggunakan kacamata.Kacamata yang digunakan untuk memperbaiki kelainan refraksi adalah
Kacamata yang dirancang knusus dengan menggunakan dua tipe dasar lensa yaitu bentuk
penyebar (negatif)dan pengumpul (positif). Kedua jenis lensa tersebut akan mempengaruhi
masuknya cahaya ke mata. Berkas cahaya yang melewati lensa negatif ataupun lensa positif
mematuhi Hukum II Snellius, yaitu mengalami refraksi/pembiasan.Berkas cahaya jatuh sama
rata ke semua permukaan lensa Cahaya yang melalui lensa akan mengalami relraksi sedemikian
nupa schingga semua cahaya akan menuju suatu titik yang disebut titik fokus (4). Cahaya yang
datang dengan posisi tegak lurus
terhadap Ppermukaan lensa tidak akan dibiaskan. Titik pada lensa dimana
cahaya tidak dibiaskan disebut dengan optical center (Ocyutik pusat optik
lensa. Semakin mendekati tepi kensa, cahaya yang mengenai permukaan
akan dibiaskan semakin miring Melalui titik pusat optik dan titik fokus lensa, cahaya yang
melewati lensa akan diteruskan pada mata melewati
pupil.Pupil merupakan bagian mata yang berfungsi untuk mengontrol Jumlah cahaya yang
masuk ke dalam mata untuk mendapatkan fungsi visual terbaik pada berbagai derajat intensitas
cahaya . Saat intensitas cahaya yang masuk ke mata berbeda, maka akan terjadi perubahan
diameter pupil.Pada pengsuna kacamata, cahaya yang berasal dari luar akan masuk melewati titik
tokus iensa secara bersamaan pada kedua
mata dan kemudian melewati pupil untuk diteruskan ke lensa mata dan retina Agar diperoleh
penglihatan yang optimal, maka penting untuk menempatkan titik pusat optik lemsa (OC) tepat
di depan pupil petngguna
kacamata. Olch karena itu, pada pembuatan kacamata sangat penting untuk dilakukan
pengukuran jarak pupil kanan dan kiri agar ketepatan pada OC lensa dapat disesuaikan dengan
jarak pupil. Pembuatan untuk penglihatan yang oplimal merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan mata. Peraturan pemerintah dalam bentuk PMK No. 41 Tahun 2015 menetapkan
standar pelayanan refraksi optisoptometrn yang harus dikut oleh refraksi optisien'optometri
dalam melakukan pelayanan kesehatan mata.Standar pelayanan ini dibuat agar pelayanan
refraksi optisi/optometri di setiap fasiltas pelayanan kesehatan memiliki keseragaman, bermutu
dan dapat dipertanggungjawabkan. Standar pelayanan seperti yang tercantum Kacamata dalam
PMK ini meliputi pelayanan refraksi dan pelayanan optisi. Pada Pada pelayanan refraksi
dilakukan tahapan-tahapan seperti anamnesa, pemeriksaan mata dasar, pemeriksaan refraksi
objektit dan Subjekinl, srarekam medis. Sedangkan pada pelayanan optisi dilakukan tahapan-
tahapan seperti penerjemahan resep kacamata, pemesanan lensa. pengecekan kacamala genis,
ukuran, nuk lokus), penyetcian, serta penyuluhan pemakaian kacamata pemakai. Optik
merupakan salah satu fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjut yang menangani pembuatan
kacamata bagi masyarakat.Berdasarkan observasi
yang dilakukan di beberapa optik di Tasikmalaya, diketahui bahwa beberapa optik sering
melewatkan tahapan pengukuran pupil distance (PD) pemakai dan jarang melakukan
pemeriksaan ulang kesesuaian antara Oc lensa kacamata yang telah dibuat dengan ukuran PD
dengan sandar PMK No. 41 maka petugas optik melewatkan tahap pengecekan kualitas
Kacamata dikonfirmasi petugas optik/operator beranggapan bahwa, demi
elektifitas waktu, tahapan tersebut bisa dilewati/tidak dilakukan Jika pasien menggunakan lensa
spnerts sedangkan untuk jenis lensa lainnya (silinder, spherosilinder, progresSve), mereka
melakukan pengukuran PD dan mengecek kesesuaian fokus lensa dan PD. Padahal standar
pelayanan optisi tetap harus dilaksanakan pada jenis lensa apapun yang digunakan oleh pasien.
Penyimpangan OC lensa dengan pupil distance pemakai dapat menyebabkan ketidaknyamanan
penglihatan seperti asthenopia, penglihatan kabur, sakit Kepala.
Beberapa penelitian telah dilakukan terkait dengan penyimpangan OC lensa kacamata dengan
PD pemakai.Penelitian yang dilakukan oleh Moodley, et al mengungkapkan bahwa semula
subyek penelitian tidak melihat melalui OC kacamatanya dan kebanyakan mengklaim bahwa
mereka tidak diberitahukan oleh petugas tentang pentingnya Juttung Jrame caata yang
baik.Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Butler,Jowell,mengungkapkan tentang
dampak penyimpangan Oc lensa pemakai, yaitu efek prisma, dimana terdapat 10 wanita dan
56.67 pria yang mengalami etck prisma vertikal. Orang-orang tersebut mengalamı
penyimpangan titik pusat optik lensa dan mengakibatkan munculnya
keluhan astenopia dan diplopa .Berdasarkan latar belakang di atas, apenct tertarik untuk
melakukan penelitian yang berkaitan dengan kejadian penyimpangan titik fokus lensa dengan
jarak pupil pemakai di
Indonesia.Jika penyimpangan titik fokus lensa dengan Jarak pupil pemakat di indoncsia. Jika
penyimpangan titik fokus lensa dengan Jarak pupil pemakai terjadi, Peneliti ingin menyelidiki
penyebab kejadian tersebut terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk
membuktikan bahwa terdapat standar pelayanan refraksi yang tidak dilaksanakan oleh optik-
optuk tertentu yang dibuktikan dengan munculnya kejadian penyampangan titik tokus lensa
dengan PD pemakai pada kacamata yang akan digunakan pemaka.
PENILAIAN JURNAL
Kelebihan Jurnal
1. Kecocokan instrumen penelitian yang digunakan dalam jurnal dengan tujuan penelitian
cocok, jurnal ini menampilkan metode penelitian sinkron dengan teknik penelitiannya
2. jurnal ini menyajikan hasil penelitian secara singkat dan jelas sehingga mudah dipahami
oleh mahasiswa
3. Dengan jurnal ini bisa dijadikan acuan para peneliti dan optical dispenser dalam
melakukan varian proses pemeriksaan mata sebelum penentuan jenis kacamata pada
pemakai.
4. Referensi yang dicantum dalam jurnal ini sangatlah lengkap sehingga para pembaca
dengan mudah mecari sumber informasi tentang kutipan kutipan yang dicantum dalam
jurnal tersebut.
5. No ISSN/no identitas jurnal tercantum.
Kekurangan Jurnal
1. Jurnal ini tidak memuat saran-saran yang perlu dalam proses penelitian yang sedang
dibahas dalam jurnal tersebut.
2. Jurnal ini tidak memberikan sketsa dalam berupa gambar sehingga membuat para
pembaca bingung mencari inti pembahasan/topik yang sedang dibahas dalam jurnal
tersebut.
Bab 4
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa ter dapat 49 kacamata (49%)
yang memiliki ketepatan OC lensa dengan PD pemakai dan terdapat 51 kacamata (51%) yang
termasuk dalam kategori menyimpang. Penyimpangan OC lensa dengan PD pemakai ini
disebabkan
karena kurangnya perhatian petugas optik terhadap proses dispensing kacamata yaitu tidak
dilakukannya pengukuran jarak pupil, pengukuran pada makloon, pembuatan lay out dan
pengukuran titik fokus lensa.
Daftar Pustaka